Pengambilan Keputusan Secara Berkelompok
Pengambilan Keputusan Secara Berkelompok
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
SECARA BERKELOMPOK
5
A. Group-Aided-Decision-Making
68
keputusan dan penentuan keputusan akhir. Beberapa pandangan
mengatakan bahwa pengambilan keputusan secara berkelompok
dianggap lebih baik dibandingkan pengambilan keputusan secara
individual. Ketika para manajer bekerja dalam sebuah tim untuk
menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, pilihan alternatif
yang diajukan tidak akan memiliki bias subyektifitas. Hal ini
dapat terjadi karen a pengajuan alternatif merupakan totalitas kombinasi
dari kernampuan, kompetensi dan akumulasi dari seluruh pengetahuan
yang dimiliki oleh setiap anggota tim. Totalitas dan akumulasi ini
meningkatkan kemampuan mereka untuk menghasilkan alternatif
yang memungkinkan. Pengambilan keputusan secara berkelompok
juga mern permudah proses pengolahan informasi dan dapat setiap
pengambil keputusan dapat sal ing mengoreksi kelakuan anggota lainnya.
Selain itu, karena proses pengambilan keputusan dilakukan secara
berkelompok, maka keputusan final dan implementasi atas keputusan
akan lebih mudah didukung. Keputusan yang telah dibuat secara kolektif
memiliki peluang lebih besar untuk disetujui untuk dilaksanakan, dan
setiap orang akan berusaha untuk mewujudkan keputusan tersebut.
Dengan kata lain, pengambilan keputusan secara berkelompok
cenderung lebih mening-katkan peluang keberhasilan penerapan solusi
terpilih. Artinya, keputusan yang diambil secara bersama telah
menyiratkan adanya kesepakatan untuk saling bekerja sarna
melaksanakan dan mewujudkan keputusan.
69
pada satu keputusan akhir. Kelemahan dari pengambilan keputusan
secara berkelompok terletak pada bias yang timbul sebagai akibat
adanya keterikatan pada pemikiran kelompok, yang lebih dikenal sebagai
groupthink.
70
pertimbangan etika yang baik, merupakan alat untuk melegitimasi
kekuasaan, wewenang dan posisi seseorang dan kelompok dalam
organisasi. Semenjak setiap kelompok memiliki minat dan preferensi
yang berbeda-beda, maka tidak aneh bila muncul manuver politik
untuk menyukseskan tujuan kelompok. Kasus meledaknya ChalJenger
merupakan contoh dari kehadiran groupthink dalam pengambilan
keputusan, dimana para manajer di NASA dan Morton Thiokol (tim
suksesi penerbangan) meyakinkan setiap orang di organisasi bahwa
segala sesuatu berjalan dengan baik dan tidak periu menunda
keberangkatan pesawat. Sedang kenyataan menunjukkan bahwa terdapat
sejum lah sinyal informasi yang menunjukkan bahwa pesawat menga]ami
rnasalah dan sebaiknya ditunda keberangkatannya. Pemikiran kelompok
berpeluang besar untuk mendorong kemunculan perilaku pengabaian
atas sinyal kegagalan, dan berpeluang menghasilkan eskalasi keterikatan
atas kegagalan berkelanjutan.
1. Brainstorming Technique
71
penilaian atas ide satu orang/satu kelompok oleh kelompok
lain. Ketika melakukan teknik ini, setiap manajer dikumpulkan,
dan masalah dikajiulang kembali. Setiap orang kemudian diminta
untuk mengemukakan pandangan, ide atau alternatif solusi bagi
penyelesaian masalah secara diam-diam/ tertulis. Pengajuan
secara diam-diarn ini direkomendasikan untuk menutupi kelemahan
praktik pencarian ide yang berlaku umum, rapat dan saling debat.
Ide ini pada umumnya menghasilkan lebih banyak pandangan
dan ide unik bagi penyelesaian sebuah masalah dibandingkan
cara konvensional. Langkah selanjutnya adalah seluruh ide
yang diajukan ditulis pada papan tulis, dan kemudian para
manajer diajak untuk melakukan kritik dan evaluasi terhadap
seluruh ide. Langkah ..langkah dalam melakukan teknik ini adalah:
72
menjadi prioritas utama.
73
c. Kemudian, seluruh ide dituliskan pada papan tulis agar kelompok
dapat mengetahui pandangan setiap individu. Pada tahap ini, sesi
diskusi, kritik, saran dan evaluasi belurn dibuka.
74
keputusan secara berkelompok dengan: memisahkan
brainstorming dari tahap evaluasi, mempromosikan keseimbangan
partisipasi diantara anggota kelompok dan memadukan
teknik voting secara matematis untuk rneraih kesepakatan
bersama. Hal yang perlu diingat dalam penggunaan teknik ini
adalah, pemimpin diskusi harus bertindak sebagai moderator yang
baik agar pandangan obyektif dapat muncul, se,hingga setiap
anggota dapat memilih dan merangking alternatif tanpa terikat pada
bias pemikiran kelompok.
3. Delphi Technique
75
mengidentifikasikan isu dan masalah pokok yang hendak
diselesaikan.
76
keputusan seeara kelompok. Agar teknik ini berlaku dengan
efektif, pihak manajemen harus dapat menentukan para
partisipan yang dianggap dapat berlaku obyektif dalam menilai
sesuatu dan memberi masukkan. Selain itu, teknik ini memerlukan
bantuan sistem informasi, teknologi informasi .yang baik agar proses
pengiriman kuesioner dan penerimaan berlangsung dengan eepat.
Teknik Delphi merupakan teknik yang sangat bergantung pada
kecepatan waktu pengolahan informasi dibandingkan teknik lainnya.
77