Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah seperangkat tatanan yang
meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi dan
sumber daya manusia yang saling berkaitan (Serly, dkk 2019:14).
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) yang menjelaskan bahwa Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua
tingkat pemerintah secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat (Kasman, 2018:09).
Peraturan Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
menyatakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan
efisien diperlukan informasi kesehatan. Informasi atau laporan haruslah
mempunyai kualitas yang relevan, tepat waktu, dan efisien agar dapat
bermanfaat bagi yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Sedangkan informasi yang dibuat dengan cara manual mempunyai risiko
kebenaran dan keakuratan lebihi kecil. Kemungkinan terjadi kesalahan baik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja , sehingga keakuratan
informasinya pun berkurang (Linda, 2019:7).
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah meliputi hampir
seluruh bidang kesehatan. Harapan pasien dari sebuah pelayanan kesehatan
adalah mendapatkan service yang cepat dan nyaman. Tingkat mobilitas
pasien yang tinggi menuntut adanya komunikasi yang cepat antara pasien dan
dokter. Dalam mengelola dan menghasilkan informasi yang cepat dan tepat
dibutuhkan media elektronik sebagai alat bantu (Deni, dkk 2020:02).
Berdasarkan hasil penelitian Herawati (2016) tentang rancang bangun
sistem informasi pencatatan dan pelaporan yaitu pengiriman laporan SIMPUS
sering mengalami keterlambatan oleh petugas puskesmas, laporan dikirim
masih kurang lengkap, kesehatan kabupaten perlu merekapitulasi ulang satu
persatu data yang dikirim oleh masing-masing puskesmas, kurang koordinasi
antara pengelola data di dinas kesehatan dengan petugas puskesmas dalam
pengiriman laporan (Farisatunnisa, 2020).
Berdasarkan hasil di lapangan sumber daya manusia di Puskesmas cukup
bagus tetapi dalam penempatan pekerjaannya belum sesuai dengan jurusan
atau profesi dari petugas yang ada dalam pelaksanaan pencatatan dan
pelaporan di Puskesmas Wanggarasi I yaitu D3 Rekam Medis dan informasi
kesehatan, di Puskesmas Wanggarasi I hanya mempunyai satu orang tenaga
yang jurusan D3 Rekam Medis itupun diletakkan dibagian depan yaitu bagian
piker karna keterbatasan sumber daya manusia juga. Sehingga pelaksanaan
proses pencatatan dan pelaporan tidak berjalan sesuai dengan aturan
puskesmas serta petugas juga tidak sesuai dengan profesinya (Linda, 2019:7).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan/pelaksanaan SIMPUS di wilayah kerja
Puskesmas I?
2. Hubungan kurangnya pengawasan dan evaluasi terhadap keterlambatan
pengumpulan laporan informasi ke Dinas Kesehatan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Pelaksanaan SIMPUS di wilayah kerja
puskesmas wanggarasi I, Kecamatan Lemito, Kabupaten Pohuwato.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui hubungan kurangnya pengawasan dan evaluasi
terdahap keterlambatan laporan informasi ke Dinas Kesehatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pembangunan
media pembelajaran atau penerapan media pembelajaran secara lebih
lanjut. Selain itu juga dapat menjadi sebuah nilai tambah khasana
pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan di Indonesia.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Memberikan pengalaman berguna bagi peneliti untuk dapat
berpikir secara analisis dan dinamis di masa yang akan datang.
b. Bagi puskesmas
Puskesmas akan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih
baik supaya kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dapat terpenuhi sehingga akan
meningkatkan citra puskesmas di mata masyarakat. Sebagai bahan
masukan yang berharga untuk memfasilitasi upaya puskesmas
meningkatkan kualitas pelayanannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Informasi Kesehatan
1. Pengertian sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (kadir, 2014). Kata sistem sendiri
berasal dari bahasa latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) yang berarti
sebuah kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk
mencapai suatu tujuan (Fendi, 2019).
Menurut Edhy Sutanta “Secara umum, sistem dapat didefinisikan sebagai
kumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja
sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk
satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan”
(Muslim, dkk 2018:1).
2. Pengertian Informasi
Informasi memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah organisasi.
Sebuah keputusan yang baik pasti didukung oleh informasi yang jelas dan
valid. Menurut McFadden, dkk (1999) dalam Kadir (2014) mendefinisikan
bahwa informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga
meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut
(Fendi, 2019).
Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam
suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata yang digunakan
untuk pengambilan keputusan.
Data yang masuk akan diolah sehingga keluarannya data tersebut akan
berupa informasi, akan tetapi data yang diolah tersebut bisa saja tidak
langsung menjadi informasi, tetapi disimpan dulu dalam tempat penyimpan
yang disebut Basis Data (Database).
Informasi juga tidak selalu diolah dari data yang baru dimasukkan, tetapi
dapat pulah dihasilkan dari data yang sudah ada di dalam basis data atau
informasi didapat dari hasil gabungan antara data yang telah disimpan dengan
data yang baru masuk. Suatu informasi mungkin dapat berguna bagi
seseorang, tetapi belum tentu berguna bagi orang lain (Muslim, dkk 2018:1).
3. Pengertian sistem informasi
Sistem informasi merupakan sebuah alat atau sarana yang bertujuan untuk
mengolah data menjadi informasi, yang dapat dimanfaatkan oleh pengambil
keputusan. Sistem informasi juga dapat diartikan sebagai sebuah media untuk
membagikan dan menyebarluaskan informasi kepada pengguna informasi
secara cepat dan tepat (Fendi, 2019).
O’brian (2005) menjelaskan bahwa sistem informasi merupakan
kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), jaringan komunikasi dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah
organisasi. Sedangkan menurut Tejoyuwono (2006), sistem informasi
merupakan suatu pengumpulan data yang terorganisasi beserta tata cara
penggunaannya yang mencakup lebih jauh daripada sekadar penyajian (Fendi,
2019).
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
(Muslim, dkk 2018:1).
4. Pengertian Sistem Informasi kesehatan
Berikut beberapa definisi sisteim informasi kesehatan:
a. Sistem informasi kesehatan adalah prosedur yang dimulai dari
penghimpunan data, pengkajian dan transfer informasi yang diperlukan
unutk mengelola dan mengendalikan yankes serta digunakan untuk
keperluan penelitian serta untuk pelatihan.
b. Sistem informasi kesehatan merupakan beberapa unsur dan langkah yang
terpola bertujuan untuk memproduksi informasi dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan tata laksana yankes pada masing-
masing tahap sistem kesehatan.
c. Sistem informasi kesehatan yakni suatu sistem yang tersusun atas data,
informasi, parameter, langkah-langkah, peranti, teknologi, dan sumber
daya manusia yang saling berhubungan dan dikendalikan secara
sistematis sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang
bermanfaat dalam mendukung pembangunan kesehatan, yang tercantum
dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014
tentang Sistem Informasi Kesehatan (Santy & Prima: 2019).
Komponen SIK terdiri dari dua bagian yakni:
a. Proses Informasi, yang terdiri dari:
1) Penghimpunan data
2) Transfer data
3) Penggarapan data
4) Analisis data
5) Penyampaian informasi
Apabila setiap komponen proses informasi tersusun secara
sistematis, maka sistem informasi tersebut akan dapat menghasilkan
informasi yang akurat dan memberikan manfaat secara langsung.
b. Manajemen sistem informasi, yang terdiri dari:
1) Pihak-pihak terkait yang merupakan sumber daya sistem informasi
kesehatan terdiri atas perancang, pengelola, penghimpun data,
perangkat keras, perangkat lunak, mahir dalam statistik, ahlu
epidemiologi, dan sumber biaya.
2) Ketentuan yang berlaku dalam organisasi, seperti pemakaian standar
diagnosa serta penatalaksanaan, deskripsi pekerjaan, langkah-
langkah dalam tata kelola distribusi, metode perawatan computer
yang mendukung ketepatgunaan pemakaian sumber daya SIK.
Sebab itu dalam menyusun ataupun menyusun kembali sistem
informasi kesehatan diperlukan pemusatan perhatian pada kontrol
sistematis pada masing-masing unsur baik proses informasi maupun tata
kelola sistem informasi tersebut.
5. Dasar Hukum Sistem Informasi Kesehatan
Landasan hukum pijakan dalam Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yaitu
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang
Sistem Informasi Kesehatan.
6. Tujuan Sistem Informasi Kesehatan
Tujuan pengembangan SIK adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan informasi yang berkualitas,, informasi tersebut
berdasarkan kriteria berikut: kredibel, faktual, tepat waktu dan signifikan.
Kriteria tersebut merupakan pilar informasi.
b. Meminimalkan terjadinya duplikasi data
c. Meningkatkan keamanan data
d. Mempersiapkan fasilitas untuk berinteraksi secara sederhana
e. Mempersiapkan akses agar seluruh pemangku kepentingan dapat dengan
mudah memperoleh informasi
f. Memelihara integrasi data
Pengaturan sistem informasi kesehatan ini bertujuan untuk:
a. Memberikan jaminan terhadap kesiapan, mutu, serta akses terhadap
informasi kesehatan yang memberikan pengetahuan
b. Mengikutsertakan masyarakat, juga organisasi profesi dalam
melaksanakan sistem informasi kesehatan
c. Merealisasikan implementasi SIK yang mencakup SKN yang
memberikan hasil dan manfaat terlebih melalui upaya konsolidasi dalam
hal kerja sama, pengorganisasian, penyatuan, dan penyelarasan dalam
kontributif pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan yang
berkelanjutan berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan (Santy &
Prima: 2019).

Anda mungkin juga menyukai