Informasi ini menyebar di media sosial salah satunya di akun Twitter @AREAJULID yang membagikan
chat mesum tersebut, dia mengatakan 'I Love U' pada seorang mahasiswi yang meminta bimbingan
bahkan mengajak menikah korban hingga memaksa agar bisa datang ke rumah korban.
Menurut informasi, usai kejadian tersebut UNJ mengesahkan Peraturan Rektor mengenai Kekerasan
Seksual dan membuat Satgas Anti Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual.
2. Kekerasan seksual pada anggota Organisasi Laskar Mahasiswa Republik Indonesia (Lamri)Times)
Pada awal November 2021, muncul dugaan kasus kekerasan seksual di Surabaya, Jawa Timur. Organisasi
Laskar Mahasiswa Republik Indonesia (Lamri) Kota Surabaya membuat utas di Twitter pada Senin
(1/11/2021) terkait dugaan kekerasan seksual yang dilakukan seseorang berinisial AS.
Ketua Lamri Surabaya, Bima Aji, mengatakan kekerasan seksual yang dilakukan AS mulanya terbongkar
pada 2018, kala AS masih terdaftar menjadi anggota Lamri.
Saksi yang sempat membuntuti AS dan mencurigai kelakuannya melaporkan dugaan kekerasan seksual
yang dilakukan AS kepada korban 2. Setelah dilakukan penelusuran, rupanya benar, AS memperkosa
korban 2 tanpa persetujuan dalam keadaan mabuk.
Kasus ini semakin berkembang hingga adanya korban kelima. Lamri sudah menerima laporan-laporan
tambahan, namun laporan lain belum dipublikasikan.
Seorang mahasiswi berinisial L melaporkan dekannya SH ke kepolisian. Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Politik Unri itu melecehkan pelapor saat bimbingan skripsi. SH kemudian melaporkan balik kasus ini
dengan dalih pencemaran nama baik.
Dugaan ini mencuat usai akun Twitter @heyloooobby buka bersuara dan mengaku sebagai mahasiswi
IAIN Kediri, dan pernah menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum dosen lain pada 2017.
Dia mengaku sebagai mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam IAIN Kediri. Saat itu, korban duduk di
bangku semester 1 dan diajar seorang dosen dengan inisial A yang sering mengatakan kalimat mesum
kepada korban.
Dosen juga kerap memanggilnya dengan kata-kata sayang, dan menginformasikan semua kegiatan
perkuliahan kepada korban.
Kasus ini menjadi isu nasional setelah media mahasiswa UGM, Balairungpress, mengungkapkan kasus
ini secara detail mengenai dugaan serangan seksual yang dialami Agni.
Kasus ini berakhir dengan hukuman penjara 5 tahun 6 bulan dan denda Rp50 juta pada sidang vonis di
Pengadilan Negeri Surabaya, Rabu, 3 Maret 2021.
Salah satu yang mencuri perhatian publik adalah jenis fetish yang dialami Gilang tak lazim. Dia memiliki
ketertarikan seksual dengan melihat laki-laki terbungkus kain jarik.
Modusnya, dia berpura-pura meminta tolong pada sejumlah mahasiswa untuk keperluan tugas akhir. Para
korban dibungkus dengan kain jarik.
Universitas Airlangga, sebagai kampus tempat Gilang menimba ilmu kala itu, membuka help center untuk
mengumpulkan para korban yang ingin melapor kasus fetish ini.
Sumber : IDNTIMES “Kaleidoskop 2021: Daftar Kasus Pelecehan Seksual di Perguruan Tinggi” 26 Dec
21 | 11:45
berdasarkan data yang dihimpun Komnas Perempuan sepanjang 2020, ada 2.389 kasus kekerasan dan
53% di antaranya adalah kekerasan seksual.
"53% kekerasan perempuan yang terjadi tak hanya di ruang personal, tapi juga ruang publik seperti
lembaga pendidikan. Ada lebih 67 kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan pendidikan. Jadi
dari mahasiswa ke mahasiswa, dosen ke mahasiswa, dosen ke dosen, atau karyawan dan pekerja lain,"
Andy kemudian mengutip data survei yang dikeluarkan Kemenag pada 2019 lalu. Berdasarkan hasil
survei, terungkap ada 1.011 kasus kekerasan seksual di kampus.
Bahkan berdasarkan survei yang dilakukan Kemendikbudristek, terungkap juga bahwa 70% mahasiswa,
civitas akademika, tenaga pendidik, hingga karyawan menyatakan kasus kekerasan seksual memang
terjadi di kampus.