Anda di halaman 1dari 4

Nama : Norhafizhah

NIM : 19.20.3034

Mata Kuliah : Biostatistik

1. Skala data adalah di mana variabel penelitian didefinisikan dan dikelompokkan ke dalam
kategori yang berbeda, oleh karena itulah skala ini menggambarkan sifat nilai yang
diberikan ke variabel dalam teknik pengumpulan data.
Skala data dibagi menjadi 4, yaitu sebagai berikut
a. Skala nominal
Merupakan skala pengukuran paling sederhana atau tingkatannya paling
rendah di dalam suatu penelitian. Skala ini hanya digunakan untuk memberikan
kategori saja. Misalnya digunakan untuk memberi label, simbol, lambang, atau
nama pada sebuah kategori sehingga akan mempermudah pengelompokan data
menurut kategorinya. Pada skala nominal ini, peneliti akan mengelompokkan
objek, baik individu atau pun kelompok kedalam kategori tertentu dan
disimbolkan dengan label atau kode tertentu. Kemudian, angka yang diberikan
kepada objek hanya memiliki arti sebagai label atau pembeda saja dan bukan
untuk menunjukkan adanya tingkatan.
contoh yang paling umum digunakan yaitu variabel jenis kelamin. Jenis kelamin
akan dibedakan menjadi Laki-laki dan Perempuan.
Dalam hal ini, hasil pengukuran tidak memiliki tingkatan tertentu. Artinya
laki-laki tidak lebih tinggi daripada perempuan, atau sebaliknya.
Di dalam sebuah penelitian, biasanya akan diberi simbol angka sebagai
pembeda, misal jenis kelamin laki-laki diberi simbol angka 1, jenis kelamin
perempuan diberi simbol 0. Simbol angka disini hanya untuk membedakan saja,
tidak menunjukkan bahwa 1 lebih besar dari 0 dan sebagainya.
b. Skala ordinal
Merupakan skala pengukuran yang sudah menyatakan peringkat antar
tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan juga tidak harus sama.
Contoh Skala Ordinal pada variabel sikap seseorang terhadap suatu pernyataan,
sikap tersebut berupa sangat setuju, setuju, biasa saja, tidak setuju, sangat tidak
setuju. Pada variabel sikap ini dari sangat setuju ke sangat tidak setuju
menunjukkan kategori dan memiliki tingkatan.
Di dalam sebuah penelitian, kategori tersebut bisa disimbolkan dengan
angka, misal angka 5 untuk sangat setuju, angka 4 untuk setuju, angka 3 untuk
biasa saja, angka 2 untuk tidak setuju, dan angka 1 untuk sangat tidak setuju.
c. Skala Interval
Merupakan skala pengukuran yang bisas digunakan untuk menyatakan
peringkat untuk antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan pun sudah
jelas, hanya saja tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak.
Contoh skala interval

Nilai Mata Kuliah Skor Nilai Mata Kuliah


Data
(a) (b)
Yuni A 4
Desi B 3
Ika C 2
Astuti D 1
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai A setara dengan 4, B setara dengan 3, C
setara dengan 2 dan D setara dengan 1. Selisih antara nilai A dan B adalah sama
dengan selisih antara B dan C dan juga sama persis dengan selisih antara nilai C
dan D. Akan tetapi, tidak boleh dikatakan bahwa Yuni adalah empat kali lebih
pintar dibandingkan Astuti, atau Ika dua kali lebih pintas dari pada Astuti.
Meskipun selisihnya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol mutlak.

d. Skala Ratio
Merupakan skala pengukuran yang memiliki nilai nol mutlak dan
mempunyai jarak yang sama. Contoh skala ratio diantaranya adalah berat badan,
tinggi badan, jarak, timbangan berat. Data tersebut memiliki nilai nol yang mutlak
dan bisa dilakukan operasi hitung atasnya. Nol mutlak dalam artian apabila berat
badan adalah nol, maka seseorang tidak memiliki berat badan.

Data Tinggi Badan Berat badan


Yuni 170 60
Desi 160 50
Ika 150 40
Astuti 140 30
Tabel di atas adalah menggunakan skala rasio, artinya setiap satuan pengukuran
mempunyai satuan yang sama dan mampu mencerminkan kelipatan antara satu
pengukuran dengan pengukuran yang lain. Sebagai contoh; Yuni mempunyai
berat badan dua kali lipat berat Astuti, atau, Desi mempunyai tinggi 14,29% lebih
tinggi dari pada Astuti.

2. Distribusi frekuensi
Banyak data : 40
a. Rentang : 95 – 61 = 34
b. Banyak kelas : 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 40
1 + 3,3 (1,6)
6,8 = 7
c. Panjang kelas : 34/7 = 4,8 = 5

Frekuensi
Tepi Tepi Titik Frekuensi Frekuensi
Nilai Frekuensi Relatif
bawah atas Tengah Kumulatif Relatif
Kumulatif
61-65 4 60,5 65,5 63 4 0,04 0,04
66-70 9 65,5 70,5 68 13 0,09 0,13
71-75 11 70,5 75,5 73 24 0,11 0,24
76-80 2 75,5 80,5 78 26 0,02 0,26
81-85 4 80,5 85,5 83 30 0,04 0,30
86-90 7 85,5 90,5 88 37 0,07 0,37
91-95 3 90,5 95,5 93 40 0,03 0,40
Total 40

3. Distribusi frekuensi karakteristik Responden

Frekuensi
Usia Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Relatif
Kumulatif Relatif
Kumulatif
<20 tahun 23 23 0,23 0,23
21-25 tahun 61 84 0,61 0,84
26-30 tahun 16 100 0,16 1.00
Total 100

Frekuensi
Jenis Kelamin Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Relatif
Kumulatif Relatif
Kumulatif
Laki-laki 34 34 0,34 0,34
Perempuan 66 100 0,66 1.00
Total 100

Frekuensi
Pendidikan Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Relatif
Kumulatif Relatif
Kumulatif
≤SMP/MTs/Sederajat 0 0 0 0
SMA/SMK/MAN/Sederajat 57 57 0,57 0,57
Diploma,Sarjana,Magister 43 100 0,43 1.00
Total 100

Frekuensi
Pekerjaan Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Relatif
Kumulatif Relatif
Kumulatif
Pegawai 12 12 0,12 0,12
Wiraswasta 6 18 0,06 0,18
Pelajar/Mahasiswa 61 79 0,61 0,79
Lainnya 17 96 0,17 0,96
PNS 4 100 0,04 1.00
Total 100

Frekuensi
Pendapatan Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Relatif
Kumulatif Relatif
Kumulatif
<Rp 500.000 38 38 0,38 0,38
Rp 500.000 – 25 63 0,25 0,63
1.000.000
> 1.000.000 37 100 0,37 1.00
Total 100

Anda mungkin juga menyukai