Anda di halaman 1dari 3

Nama : Silvia Tri Agustin

Npm : 202010021
Kelas : A – AP – FISIP
Mata Kuliah : Ekita Adminitrasi Publik (UTS)
Dosen : DR. LIA MULIAWATY, M.SI

1. Pengertian etika adminitrasi public yaitu aturan atau standar pengelolaan, arahan moral
bagi anggota organisasi atau pekerjaan manajemen , arahan moral bagi administrator
public dalam melaksanakan tugasnya melayni masyarakat. Etika administrasi publik
merupakan salah satu wujud kontrol terhadap administrasi negara/publik dalam
melaksanakan apa yang menjadi tugas pokok, fungsi dan kewenangannya. Manakala
administrasi publik menginginkan sikap, tindakan dan perilakunya dikatakan baik,
maka dalam menjalankan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya harus
menyandarkan pada etika administrasi publik. Etika administrasi publik selain
digunakan sebagai pedoman, acuan, referensi administrasi publik, dapat pula digunakan
sebagai standar untuk menentukan sikap, perilaku, dan kebijakannya dapat dikatakan
baik atau buruk. Teori empiris etika diambil dari pengalaman dan dirumuskan sebagai
kesepakatan.
2. Etika politik merupakan salah satu bagian dalam lingkungan filsafat. Filsafat yang
langsung mempertanyakan praksis manusia adalah etika. Etika mempertanyakan
tanggung jawab dan kewajiban manusia. Ada berbagai bidang etika khusus, seperti:
etika individu, etika sosial, etika keluarga, etika profesi, dan etika pendidikan, dalam
hal ini termasuk etika politik yang berkenaan dengan dimensi politis kehidupan
manusia.
• Agama, artinya Etika sebagai suatu ajaran baik dan buruk, salah benar, atau ajaran
tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan tindakan.
• Filsafat, artinya etika dalam ajaran ini sangat komplek yang menjadi tradisi klasik yang
bersumber dari berbagai pemikiran para fisuf.
• Tradisi, artinya Setiap tradisi yang satu dengan yang lainnya mewujudkan nilai-
nilai,aturan baru serta standar-standar yang kemudian akan diterima di masyarakat.
3. Etika administrasi publik yaitu bidang pengetahuan tentang ajaran moral dan asas
kelakuan yang baik bagi para administrator pemerintahan dalam menunaikan tugas
pekerjaannya dan melakukan tindakan jabatannya. Kedudukan etika administrasi
publik untuk sebagian termasuk dalam ilmu administrasi publik dan sebagian yang lain
tercakup dalam lingkungan studi filsafat. Dengan demikian etika admistrasi publik
sifatnya tidak lagi sepenuhnya empiris seperti halnya ilmu administrasi, melainkan
bersifat normatif. Artinya etika administrasi publik berusaha menentukan norma
mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap petugas dalam melaksanakan
fungsinya dan memegang jabatannya. Etika administrasi publik karena menyangkut
kehidupan masyarakat, kesejahteraan rakyat, dan kemajuan bangsa yang demikian
penting harus berlandaskan suatu ide pokok yang luhur. Dengan demikian, etika itu
dapat melahirkan asas, standar, pedoman, dan kebajikan moral yang luhur pula. Sebuah
ide agung dalam peradaban manusia sejak dahulu sampai sekarang yang sangat tepat
untuk menjadi landasan ideal bagi etika administrasi Negara adalah Keadilan, dan
memang inilah yang menjadi pangkal pengkajian Etika Admnistrasi Negara, untuk
mewujudkan keadilan.
4. Dalam praktek kehidupan organisasi tidak ada tolok ukur yang mutlak tentang yang
benar dan yang salah. Ini tidak terlepas dari berbagai faktor seperti agama, budaya dan
sosial. Pemahaman tentang yang benar dan yang salah itulah yang mendasari perlunya
etilka dalam organisasi, yaitu untuk membantu memberikan makna yang tepat tentang
kehidupan organisasi. Pentingnya etika dalam era modern sekarang ini lebih jelas
terlihat bila diingat bahwa etika menunjukkan kepada manusia nilai hakiki dari
kehidupan sosial dengan keyakinan agama, pandangan hidup dan sosial. Dapat
dikatakan bahwa etika berkaitan langsung dengan sistem nilai manusia, etika
mendorong tumbuhnya naluri moralitas, nilai-nilai hidup yang hakiki dan memberi
inspirasi kepada manusia untuk secara bersama-sama menemukan dan menerapkan
nilai nilai tersebut bagi kesejahteraan dan kedamaian umat manusia.
5. Kondisi masyarakat yang semakin kritis mengakibatkan birokrasi publik harus
mengubah posisi dan peran (revitalisasi) dalam memberikan pelayanan publik, yaitu
dari yang suka mengatur dan memerintah berubah menjadi suka melayani, dari yang
suka menggunakan pendekatan kekuasaan berubah menuju ke arah yang lebih fleksibel,
kolaboratis dan dialogis, dan dari cara-cara yang sloganis menuju cara-cara kerja yang
realistik pragmatis. Birokrat juga harus menunjukkan perilaku yang profesional, efektif,
efisien, sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu, reponsif, adaptif dan dapat
membangun kualitas pelayanan publik yang profesional. Konsep kualitas menjadi
ukuran keberhasilan organisasi bukan saja pada organisasi bisnis, tetapi juga pada
organisasi atau institusi pemerintah sebagai lembaga penyedia pelayanan publik
(Fitriati, 2010).
Untuk mengetahui kinerja pemerintahan diperlukan indikator pengukuran yang dapat
menggambarkan kinerja pemerintahan yang terjadi. Menurut Dwiyanto (2010),
beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja pemerintahan publik
adalah produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas.
Produktivitas mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu
berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Kualitas layanan yang diterima
masyarakat dari organisasi publik dapat menjadi parameter untuk menilai kinerja
organisasi publik. Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi
publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai
dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit. Akuntabilitas publik
menunjukkan pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk
pada pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Dalam konteks tersebut, konsep
akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan
kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak.
Kumorotomo (1996) dalam Pasolong (2011), menggunakan beberapa indikator
kinerja untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja pemerintahan publik, yaitu
efisiensi, efektivitas, keadilan, dan daya tanggap. Efisiensi menyangkut pertimbangan
tentang keberhasilan organisasi pelayanan publik mendapatkan laba, memanfaatkan
faktor-faktor produksi serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis.
Organisasi pelayanan publik dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuannya. Hal
tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi serta
fungsi agen pembangunan. Kriteria keadilan terkait dengan distribusi dan alokasi
layanan yang diselenggarakan oleh organisasi pelayanan publik. Kriteria ini erat
kaitannya dengan konsep ketercukupan atau kepantasan dan dapat menjawab isu yang
menyangkut pemerataan pembangunan dan pelayanan kepada kelompok marjinal.
Daya tanggap organisasi pelayanan publik merupakan bagian dari daya tanggap negara
atau pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat yang mendesak.
6. of Technology Disruption and Government Innovation” bahwa etika administrasi
public adalah Pelayanan administrasi publik yang baik merupakan hal utama dalam
menjalankan pemerintahan Oleh karena itu, etika menjadi bagian utama dalam menjaga
kualitas pelayanan administrasi publik khususnya di era Industri 4.0 yang perlu juga
menerapkan etika dalam “Etika Pelayanan Publik di Indonesia” bahwa Etika pelayanan
publik secara luas adalah konsep pelayanan publik secara luas identik dengan prinsip-
prinsip public administration, yaitu Etika pelayanan publik harus moral dan etika dalam
pelayanan publik dapat terjadi dari awal proses kebijakan publik yang proyek dan
kegiatan tidak didasarkan kenyataan, desain organisasi pelayanan publik (pengaturan
manajemen pelayanan publik yang penuh rekayasa dan kamuflase (perencanaan teknis,
merupakan upaya untuk merevitalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi administrasi
publik dalam lingkungan strategis yang menuntut adanya administrasi publik yang
efisien, efektif, usaha secara mandiri dengan bantuan sistem informasi manajemen yang
terbuka, mudah, dan Pelayanan Publik yang Efektif dan Komunikatif terhadap warga
negaranya merupakan amanat yang tercantum dalam UUD 1945 dan diperjelas kembali
dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Pelayanan publik
diselenggarakan oleh instansi pemerintahan atau korporasi publik untuk dapat
Paradigma Etika Pelayanan Publik Etika pelayanan publik adalah suatu tata cara dalam
melayani publik dengan menggunakan Etika mempunyai peran penting dalam praktek
administrasi publik Paradigma "dikotomi policy making) dan fungi administrasi, yaitu
berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan. Delaksanaan kebijakan politik merupakan
wilayah administrasi publik. etika pelayanan publik Etika pelayanan public sebagai
filsafat dan professional standart (kode etik) atau moral atau right Etika pelayanan
public adalah suatu cara dalam melayani public dengan menggunakan Etika pelayanan
publik secara luas Konsep pelayanan publik secara luas identik dengan prinsip-prinsip
public administration, yaitu Dalam konteks ini pelayanan publik lebih fokus tentang
bagaimana elemen administrasi publik seperti policy making, desain organisasi dan
proses manajemen dimaksimalkan dan dimanfaatkan secara efektif efisien, karena
pemerintah yang diharapkan pelayanan untuk mengkaji hal tersebut dan
mengembangkan suatu model manajemen pelayanan yang responsif dan akuntabel.
Pelayanan publik yang profesional adalah pelayanan publik yang berlandaskan
akuntabilitas dan 3. Transparan, ada kejelasan dan kepastian dalam pelayanan publik.

Anda mungkin juga menyukai