Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AYU RIZKY AMALIA

NIM : 195410008

TUGAS
PERTEMUAN KE-4

1. Ringkaslah sejarah perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara sampai dengan


disyahkannya pada tanggal 18 Agustus 1945
Jawab:
Di zaman milenial ini, masyarakat hanya tahu tentang Pancasila namun tidak tahu tentang
bagaimana perumusan dari pancasila tersebut. Pancasila membutuhkan proses yang
cukup lama untuk benar-benar disahkan sebagai ideologi negara Indonesia. Pada 29 April
1945, dibentuk BPUPKI oleh Gunseiken ( Kepala Pemerintahan Jepang) yang diketuai
oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat dan beranggotakan 60 orang.

Sidang BPUPKI Pertama (29 Mei – 1 Juni 1945)


Dalam masa sidang ini dikemukakan pendapat tentang dasar negara yang akan digunakan
untuk Indonesia merdeka. Pemikiran ini dikemukakan oleh tiga tokoh yakni Mr.
Muhammad Yamin, Prof. Dr Soepomo dan Ir. Soekarno.
Pidato Mr. Muhammad Yamin
Disampaikan pada tanggal 29 Mei 1945 dengan judul: “Azas dan Dasar Negara
Kebangsaan Republik Indonesia” yang intinya sebagai berikut:
•Peri kebangsaan
•Peri kemanusiaan
•Peri ketuhanan
•Peri kerakyatan
•Kesejahteraan rakyat

Pidato Prof. Dr. Soepomo


Disampaikan pada tanggal 31 Mei 1945 yang intinya sebagai berikut:
•Persatuan
•Kekeluargaan
•Keseimbangan lahir dan batin
•Musyawarah
•Keadilan sosial

Pidato Ir. Soekarno


Disampaikan pada tanggal 1 Juni 1945 yang intinya sebagai berikut:
•Kebangsaan Indonesia
•Internasionalisme atau perikemanusiaan
•Mufakat atau demokrasi
•Kesejahteraan sosial
•Ketuhanan Yang Maha Esa
Masa sidang II (10 Juli – 16 Juli 1945)
Sebelum masa sidang II, BPUPKI membentuk panitia sembilan. Tugas panitia sembilan
adalah menampung aspirasi tentang pembentukan dasar negara untuk Indonesia merdeka.
Panitia sembilan terdiri atas:
Ir. Soekarno, Abdul Kahar, Muzakir, Drs. Moh. Hatta, KH Abdul Wachid Hasyim, Mr.
Muhammad Yamin, H. Agus Salim, Mr. AA Maramis, Abikusno Cokrosuyoso, Mr.
Ahmad Subarjo.
       Akhirnya pada tanggal 1 Juni 1945 disahkan sebagai hari lahirnya Pancasila. Lalu,
Panitia Sembilan mengadakan rapat bersama anggota BPUPKI pada 22 Juni 1945 dan
menghasilkan Piagam Jakarta. Pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah selesai upacara,
datang beberapa utusan dari wilayah Indonesia Bagian Timur. Mereka keberatan dengan
sila pertama yang berbunyi " Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya".  Lalu pada sidang PPKI 1 pada tanggal 18 Agustus 1945,
Moh. Hatta mengubahnya menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".  Dan akhirnya rumusan
inilah yang menjadi dasar negara Indonesia sampai sekarang.

Kemudian keesokan harinya, tanggal 17 Agustus 1945, sejak pagi mereka telah
berkumpul di tempat kediaman Ir. Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur no.56 Jakarta untuk
mengadakan persipan-persiapan, guna menyambut Proklamasi Keerdekaan Indonesia.
Tepat pada pukul 10.00 WIB terjadilah peristiwa mah penting dalam sejarah perjuangan
Bangsa Indonesia. Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Moh. Hatta tampil ke depan
untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.
Setelah selesai proklamasi dikibarkankalah Sang Merah Putih. Itulah pengibaran Bendera
Pusaka pertama setelah Indonesia merdeka. Upacara itu berlangsung di halaman rumah
Rumah Bung Karno di Jln. Pengangsaan Timur no.56 Jakarta.

2. Ceriterakan secara singkat dan jelas peristiwa terpenting dalam proses perumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara sehingga dapat diterima oleh seluruh bangsa Inonesia
dari Sabang sampai Merauke,dari pulau Miangas sampai pulau Rote.
Jawab :

 Sejarah Perumusan dan Lahirnya Pancasila

Semua berawal dari pemberian janji kemerdekaan oleh Perdana Menteri Jepang saat itu,
Kuniaki Koiso untuk Indonesia pada tanggal 7 September 1944. Pemerintah Jepang lalu
mendirikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
pada tanggal 1 Maret 1945 (2605, tahun Showa 20) dengan tujuan untuk mempelajari hal-
hal yang berkaitan dengan tata pemerintahan Indonesia Merdeka.

BPUPKI diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman


Wedyodiningrat. Dalam pidato pembukaannya kala itu, dr. Radjiman antara lain
mengajukan pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang – terdiri dari 74 orang (67 orang
Indonesia, 7 orang Jepang). “Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?,”
tanyanya.

Sontak, sejumlah usulan pun disampaikan oleh para anggota.

Muhammad Yamin, misalnya. Dalam pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945, Ia


merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri
Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.

Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban,
agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia.

Pada 1 Juni 1945, Soekarno menyebut dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal
dengan judul “Lahirnya Pancasila”, dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan Indonesia;
Internasionalisme atau Peri-Kemanusiaan; Mufakat atau Demokrasi, dasar perwakilan,
dasar permusyawaratan; Kesejahteraan Sosial; Ketuhanan.

Nama Pancasila diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu.

“Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan,


dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan
ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa – namanya ialah Pancasila. Sila
artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia,
kekal dan abadi.”

Usulan Soekarno diterima dengan baik oleh semua peserta sidang. Setelah itu, tanggal 1
Juni 1945 pun diketahui sebagai hari lahirnya pancasila.

Sebelum sidang pertama berakhir, suatu Panitia Kecil dibentuk untuk tak hanya
merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara – mengacu pada pidato yang
diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945, tetapi juga menjadikan dokumen itu
sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka.

Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk
menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945
yang kemudian diberi nama Piagam Jakarta.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa
dokumen penetapannya ialah:

 Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) – tanggal 22 Juni 1945


 Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 – tanggal 18 Agustus 1945
 Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – tanggal 27
Desember 1949
 Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal 15 Agustus
1950
 Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suatu
rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959)

 Protes Kecil Para Utusan

Setelah upacara proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, ada beberapa
utusan yang datang dari Indonesia Bagian Timur, untuk menyampaikan keberatannya
terkait bunyi sila pertama Pancasila. Beberapa utusan tersebut diantaranya Sam
Ratulangi, wakil dari Sulawesi, Tadjoedin Noor dan Ir. Pangeran Noor, wakil dari
Kalimantan, I Ketut Pudja, wakil dari Nusa Tenggara, dan Latu Harhary, wakil dari
Maluku.

Menanggapi protes kecil ini, pada sidang PPKI pertama yang digelar 18 Agustus 1945,
Hatta pun mengusulkan kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Pengubahan kalimat itu sebelumnya telah dikonsultasikan bersama 4 tokoh islam, yakni
Kasman Singodimejo, Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan.

Kesemua tokoh Islam ini menyetujui perubahan kalimat tersebut. Alhasil, pada penetapan
rancangan pembukaan sekaligus batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18
Agustus 1945, Pancasila pun ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.

Setelah itu, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah diterima oleh semua pihak dan
bersifat final.

Anda mungkin juga menyukai