Anda di halaman 1dari 10

Politik Hukum dan HAM

Riza Zulfikar, S.T., S.H., M.Kn.


Ari Wibowo, S.H., M.H.

Pertemuan Ke-4
POKOK PEMBAHASAN

➢ Konfigurasi Politik dan Produk

Hukum.

➢ Konsep Negara Hukum.

➢ Teori-Teori HAM
PENDAHULUAN

Politik dan Hukum

Politik sebagai independent variable secara ekstrem dibedakan atas politik yang demokratis dan politik yang
otoriter, sedangkan hukum sebagai dependent variable dibedakan atas hukum yang responsif dan hukum
yang ortodoks. Konfigurasi politik yang demokratis akan melahirkan hukum yang responsif sedangkan
konfigurasi politik yang otoriter akan melahirkan hukum yang ortodoks atau konservatif. (Moh. Mahfud
MD, 2014:7)
Konfigurasi Politik dan Produk Hukum

Hukum
Demokratis Responsif

Konfigurasi
Politik

Hukum
Otoriter Ortodoks
Indikator Sistem Politik

Konfigurasi Politik Konfigurasi Politik


Demokratis Otoriter
1. Parpol dan parlemen kuat, menentukan 1. Parpol dan parlemen lemah, di bawah
haluan atau kebijakan negara. kendali eksekutif.
2. Lembaga eksekutif (Pemerintah)
2. Lembaga eksekutif (Pemerintah) netral.
intervensionis.
3. Pers bebas, tanpa sensor dan 3. Pers terpasung, diancam sensor dan
pemberedelan. pemberedelan.
(Moh. Mahfud MD, 2014:7)
Indikator Karakter Produk Hukum

Karakter Pruduk Hukum Responsif Karakter Pruduk Hukum Ortodoks

1. Pembuatannya sentralistik-
1. Pembuatannya partisipatif.
dominatif.
2. Muatannya positivist-
2. Muatannya aspiratif.
instrumentalistik.

3. Rincian isinya limitatif. 3. Rincian isinya open interpretative


(Moh. Mahfud MD, 2014:7)
KONSEP NEGARA HUKUM

Menurut Aristoteles negara hukum itu adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin
keadilan kepada seluruh warganya. Keadilan merupakan syarat tercapainya kebahagian hidup untuk
warga negaranya dan sebagai dasar dari keadilan itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia
agar menjadi warga negara yang baik. Berangkat dari pemikiran tersebut Aristoteles berpendapat bahwa
suatu negara yang baik adalah negara yang diperintah dengan konstitusi. Menurutnya, ada tiga unsur
dari pemerintahan berkonstitusi. (Krisna Harahap, 2003:24-25)
Tiga unsur : pemerintahan dilaksanakan untuk kepentingan umum.

pemerintahan dilaksanakan menurut hukum yang berdasar ketentuan umum,


bukan hukum yang dibuat secara sewenang-wenang yang menyampingkan
konvensi dan konstitusi.

pemerintahan berkonstitusi berarti pemerintahan yang dilaksanakan atas


kehendak rakyat, bukan berupa paksaan dan tekanan.
Bahwa pemerintah (dalam arti luas) dalam melaksanakan tugas
kewajibannya harus berdasar atas hukum, baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis.

Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi (dan warga negara).


Menurut Sri Soemantri, ada
empat unsur yang harus
dipenuhi oleh negara
hukum. (Sri Soemantri, Adanya pembagian kekuasaan (distribution of power) dalam
negara.
1992:17)

adanya pengawasan peradilan (oleh badan-badan peradilan).


TEORI-TEORI HAM

Teori Hak-hak Kodrati


• HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh semua orang setiap saat dan di semua tempat oleh
karena manusia dilahirkan sebagai manusia. Hak-hak tersebut termasuk hak-hak untuk
hidup, kebebasan dan harta kekayaan seperti yang diajukan oleh John Locke. Pengakuan
tidak diperlukan bagi HAM, baik dari pemerintah atau dari suatu sistem hukum, karena
HAM bersifat universal.
Teori Positivisme
• Teori positivisme secara tegas menolak pandangan teori hak-hak kodrati. Keberatan utama
teori ini adalah karena hak-hak kodrati sumbernya dianggap tidak jelas. Menurut
positivisme suatu hak mestilah berasal dari sumber yang jelas, seperti dari peraturan
perundang-undangan atau konstitusi yang dibuat oleh negara.
Teori Relativisme Budaya
• Teori relativisme budaya (cultural relativist theory) yang
memandang teori hak-hak kodrati dan penekanannya pada
universalitas sebagai suatu pemaksaan atas suatu budaya
terhadap budaya yang lain diberi nama imperalisme budaya
(cultural imperialism). Menurut para penganut teori relativisme
budaya, tidak ada suatu hak yang bersifat universal.

Anda mungkin juga menyukai