Anda di halaman 1dari 4

TUGAS B RESENSI

3.6 Menganalisis Kebahasaan Resensi dalam Dua Karya yang Berbeda

MATERI

Kaidah kebahasaaan teks resensi sebagai berikut:

1. Banyak menggunakan konjungsi penerang seperti: bahwa, yakni, yaitu.


2. Banyak menggunakan konjungsi temporal seperti: sejak, semenjak,
kemudian, akhirnya, apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil,
sampai, sedari, setelah, sebelum, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya,
sesudah, tatkala, waktu, lalu, selanjutnya, setelahnya, dan lain-lain.
3. Banyak menggunakan konjungsi penyebaban seperti: karena, sebab, oleh
karena itu, sebab itu.
4. Menggunakan pernyataan berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir
teks seperti: jangan, harus, hendaknya, dan lain-lain.
KERJAKAN
1. Identifikasilah kaidah kebahasaan teks resensi halaman 211-213 untuk yang
bernomor absen GANJIL dan identifikasilah kaidah kebahasaan teks resensi
halaman 226-227 untuk yang bernomor absen GENAP.
2. Gunakan tabel berikut unutk memudah1 kan kalian mengidentifikasi kaidah
kebahasaannya.
No Kaidah Kebahasaan Kalimat yang Ditemukan
1 Konjungsi penerang 1. Dalam Saksi Mata, yang menjadi
“jagoan” alias tokoh utamanya adalah
bocah berusia dua belas tahun
bernama Kuntara.
2. Namun ia bisa mengerti kalau
ternyata Bulik Rum yang cantik ini
menyembunyikan sejuta kisah yang tak
bakal disangka-sangka. Bulik Rum
adalah “pegawai” tuan Ichiro
Nishizumi, meski pekerjaan sehari-
harinya bekerja di pabrik karung.

2 Konjungsi temporal 1. Setelah membaca novel yang sangat


tebal ini, saya jadi teringat dengan
novel Mencoba Tidak Menyerah-nya
Yudhistira A.N.
2. Sejak kasus hilangnya Bulik Rum ini,
keluarga Suryohartanan tempat
Kuntara dan ibunya menetap mulai
terlibat dengan berbagai kejadian yang
mengikutinya.
3. Dari sinilah awal kisah
“petualangan”Kuntara dalam
mengungkapkan kasus hilanya Bulik
Rum hingga upaya untuk membalas
dendamnya bersama dengan Wiradad
kepada tuan Ichiro Nishizawa dan juga
Osaka
4. Kuntara pun heran dengan apa yang
dilakukan oleh Bulik Rum yang selama
ini selalu dihormati
3 Konjungsi penyebaban 1. Adalah hal yang menarik apabila
membaca cerita sebuah novel
“serius’’dengan tokoh utama sesorang
anak kecil karena ia memiliki perspektif
atau pandangan berbeda mengenai
dunia dan segala sesuatu yang terjadi,
bila dibandingakan dengan orang
dewasa.
2. Kita bisa membayangkan
bagaimanan keadaan kampung SS
Pacarkeling yang kala itu masih
“berbau” Hindia Belanda karena nama-
nama jalannya masih menggunakan
namanama Belanda.
4 Pernyataan saran 1. Novel ini juga diperkaya dengan
adanya kosakata dan lagu-lagu Jepang
yang makin menghidupkan suasana
zaman pendudukan balatentara Jepang
di Indonesia. Namun, uniknya, tidak
ada satupun terjemahan untuk
kosakata Jepang tersebut. Jadi, bagi
yang tidak mengerti bahasa Jepang,
seperti juga, ya tebak-tebak saja
sendiri.
2. Apalagi ia adalah penulis yang hidup
dalam tiga zaman, kolonialisme
Belanda, pendudukan Jepang dan era
kemerdekaan. Penggambaran suasana
yang detail ini juga berkonsekuensi
kepada cerita yang cukup panjang
meski tetap tanpa adanya maksud
untuk bertele-tele.
Catatan:
Kalimat yang ditemukan harus ditulis lengkap, tidak boleh diberi tanda titik-
titik.

Anda mungkin juga menyukai