1118128 Fakultas Keperawatan Institut kesehatan Rajawali Indonesia masih digolongkan kepada negara berkembang, kondisi perekonomian Indonesia dalam kurun waktu empat tahun terakhir terus berada di angka 6% pertahun. Hal ini dapat dipacu oleh beberapa hal, salah satunya kurang munculnya ilmu dan ide berupa inovasi baru yang dilakukan masyarakat, bakan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah pengangguran pada tahun 2012 mencapai 7,6 juta orang dan jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 29,13% juta orang setara dengan 11,96% dari masyarakat Indonesia. Penyebab terjadinya kelambatan di Indonesia salah satunya dipacu oleh geliat kewiraushaan yang kurang memiliki kebermanfaatan dan nilai sosial bagi masyarakat banyak, kewirausahaan saat ini yang berjalan hanya mampu menciptakan lapangan kerja dan menciptakan hubungan dua arah antara pengusaha dengan pekerja. Masyarakat Indonesia hanya dijadikan sebagai objek konsumen dan pelanggan bahkan lebih dari itu. Di era globalisasi ini, entrepreneurship atau kewirausahaan menjadi sangat trend di Indonesia. Dampak positif dari menjamurkan kewirausahaan adalah terciptanya lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat dan daya saing. Namun, persaingan yang ketat membuat pengusaha terkadang mengabaikan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Sehingga, diperlukannya pendalaman mengenai konsep kewirausahaan sosial untuk pengusaha- pengusaha di Indonesia menuju penurunan angka kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kewirausahaan sosial mencuat akhir-akhir ini, pesatnya perkembangan teknologi membuat semua orang dapat memahami konsep kewiraushaan sosial. Menurut Akademik Kewirausahaan Masyarakat, kewirauahaan sosial diperkenalkan oleh Ashoka pada tahun 1983 (Indris & Hati, 2013). Sebenarnya, kewirausahaan sosial merupakan orang atau sekelompok orang yang berhasil mengembangkan konsep kewirausahaan yang berada pada ranah ilmu ekonomi tanpa mementingkan keuntungan pribadi dan mengedepankan unsur kepedulian dan kemanusiaan. Indonesia kembali krisis kemanusiaan dan kepedulian, tak jarang masyarakat mengesampingkan hal yang sangat dianggap penting untuk keuntungan pribadi. Seperti contoh, pengusaha yang membuka lowongan pekerjaan dengan syarat yang kurang manusiawi dan terkadang banyak pegawai yang mengesampingkan rasa sakit hatinya untuk melanjutkan hidup dirinya dan keluarganya. Kewirausahaan sosial muncul sebagai jawaban atas ketidamerataan ekonomi, namun kembali, untuk mewujudkan itu semua pemerintah sedianya berkenan memberikan bebagai bentuk pelayanan publik dalam menyelesaikan kendala dan persoalan inefisiensi. Sehingga, kondisi ini tentunya dapat mendorong pada makin pentingnya peran kewirausahaan sosial sebagai suatu entitas bisnis yang tidak selalu berorientasi pada keuntungan ekonomi semata namun menjalankan misi sosial dalam waktu bersamaan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN-ESCAP) dan British Council pada tahun 2018, kewirausahaan sosial di Indonesia dapat menjadi sarana pokok dalam membangun sektor ekonomi kreatif dan inklulsif. Dibuktikan dari sekitar 340.000 wirausaha sosial, sektor yang paling diminati ialah sekto industry kreatif dengan presentasi 22% dari total keseluruhan (British Council, 2018). Dibutuhkkan tiga bekal kemampuan dasar untuk menjadi kewirausahaan sosial yaitu ide, personal dan institusional. Kewirausahaan sosial seharusnya dapat menitikberatkan kepada pelibatan masyarakat dari awal, pemberdayaan ini membuat masyarakat mampu mandiri dan mendapat keuntungan secara finansial juga keuntungan kebermanfaatan. Masyarakat harusnya menjadi mitra yang paling strategis bukan hanya dijadikan konsumen atau pelanggan. Pola yang harus diterapkan adalah hubungan mutualisme agar seluruh dampak dapat terkendali. Penggerak kewirausahaan sudah banyak, namun dengan kondisi saat ini yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia adalah keamanan untuk hidup sehat dan sejahtera dalam segala hal. Maka diharapkan dengan program pemberdayaan masyarakat khususnya di Jawa Barat dapat terlaksana dengan baik serta mencapai tujuan bersama.