Makalah ini disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas mata kuliah
Dosen Pengampu:
Mukamat Saini,M.A
Disusun oleh:
Assalamu’alaikumWarohmatullahiWabarakatuh
Segala puji bagi allah yang telah melimpahkan taufik serta hidayah kepada kita semua
sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul lembaga pendidikan
di nusantara tepat waktu .Makalah ini disusun guna untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Politik Dan Etika Pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ula
Nglawak Kertosono.
Dalam pembuatan makalah ini kami banyak mendapat dorongan dan bimbingan dari
banyak pihak , oleh karena itu kami sekelompok mengucapkan banyak terimakasih kepada
1. Bapak Mukamat Saini,M.A
2. Orang tua kami yang telah memberi motivasi dan semangat kepada kami untuk
lebih giat lagi dalam mencari ilmu
3. Kepada pihak-pihak yang telah membntu kita dalam proses pembuatan makalah
ini
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama kelompok kami Aamiin.
Tetapi dalam pembuatan makalah ini kelompok kami mungkin masih banyak kekurang
untuk itu kami mohon untuk pembaca untuk memberi koreksi dan masukan terhadap
makalah kami.
Wassalamu’alaikumWarohmatullahiWabarakatuh
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................6
D. KURIKULUM PENDIDIKAN........................................................................................13
A. KESIMPULAN................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah pendidikan Islam di Indonesia sedikit banyak di pengaruhi oleh latar belakang
sosial politik, apalagi ketika zaman penjajahan Belanda, yang merupakan penjajah paling
lama bertahan di Indonesia, hal ini menyebabkan kerusakan tatanan keislaman yang sudah
ada di Indonesia saat itu, karena kaum kolonial belanda mempunyai misi yang ganda
diantaranya Imperialis (Bangsa yang menjalankan politik menjajah Bangsa lain) dan
kristenisasi. Memang diakui bahwa belanda cukup banyak mewarnai perjalanan sejarah Islam
di Indonesia. Cukup banyak peristiwa di Indonesia, baik sebagai pedangang, perorangan
kemudian diorganisasikan membentuk kongsi-kongsi dagang yang diberi nama VOC,
maupun sebagai aparat pemerintah yang menjajah dan berkuasa. Oleh sebab itu, wajar bila
kedatangan mereka mendapat tantangan dan perlawanan dari penduduk pribumi, raja-raja,
dan tokoh agama setempat.
Tujuan Belanda datang ke Indonesia, tidak lain adalah untuk mengembangkan usaha
perdagangan, yaitu mendapatkan rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa. Perseroan
Amsterdam mengirim armada kapal dagangnya yang pertama ke Indonesia tahun 1595,
dibawah pimpinan Cornelis de Houtman Melihat hasil yang diperoleh Perseroan Amsterdam
itu, banyak perseroan lain yang berdiri juga ingin berdagang dan berlayar ke Indonesia. pada
bulan maret 1602, perseroan-perseroan itu bergabung dan disahkan oleh Staten-General
Republik dengan suatu piagam yang memeberi hak khusus kepada perseroan gabungan
tersebut untuk berdagang, berlayar, dan memegang kekuasaan dikawasan antara Tanjung Har
apan dan Kepulauan Solomon, termasuk kepulauan Nuantara. Perseroan itu yang dikenal
dengan VOC ( Vereenigde Oost Indische Compagnie).
Dengan kata lain, abad ke-17 dan 18 adalah periode ekspansi dan monopoli dalam
sejarah kolonial di Indonesia. menjelang abad ke-18, ekspansi wilayah ini berhasil di Jawa.
Keadaan kerajaan-kerajaan Islam sendiri menjelang datangnya belanda di akhir abad
ke-16 dan awal abad ke-17 ke Indonesia mengalami kemajuan, bukan hanya berkenaan
dengan kemajuan politik, tetapi juga proses Islamisasinya. Beberapa contoh diantaranya :
1. Kerajaan Malaka Islam di Sumatera Utara lebih di dominasi oleh daerah Aceh yang waktu itu
berada pada masa kejayaan dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Karena Aceh
merupakan pelabuhan transito, yang merupakan pelabuhan dagang, Aceh mencoba
melakukan Ekspansi perluasan perdagangan dan perluasan Islam dengan menguasai Jambi,
Tiku, Pariaman dan Bengkulu. Iskandar Muda wafat dalam usia 46 tahun pada 27 Desember
1636. Ia digantikan oleh Sultan Tsani, sultan ini mampu mempertahankan kebesaran Aceh.
Akan tetapi setelah Ia meninggal dunia, 15 Februari 1641, Aceh berturut-turut dipimpin oleh
tiga orang wanita selama 59 tahun. Ketika itulah, Aceh mengalamai kemunduran. Daerah-
daerah di Sumatera yang dulu berada dibawah kekuasaanya mulai memerdekakan diri.
2. Di Jawa pusat kerajaan Islam sudah pindah dari pesisir ke pedalaman, yaitu Demak ke Pajang
kemudian ke Mataram. Berpindahnya pusat pemerintahan itu membawa pengaruh besar yang
sangat menentukan perkembangan sejarah Islam di jawa, diantranya, Kekuasaan dan system
politik didasarkan atas basis garis keturunan, Peranan daerah pesisir dalam perdagangan dan
pelayaran mundur, demikian juga pelayar jawa, Terjadinya pergeseran pusat-pusat
perdagangan dalam abad ke-17 dengan segala akibatnya.
Kemajuan itu berubah menjadi kemunduran setelah datangnya bangsa barat.
Kedatangan bangsa barat disatu pihak memang telah membawa kemajuan teknologi, tetapi
kemajuan teknologi tersebut bukan dinikmati penduduk pribumi, melainkan tujuannya
hanyalah untuk meningkatkan hasil penjajahanya. Jelasnya kehadiran belanda di Indonesia
justru menimbulkan berbagai reaksi, yang dimulai sejak awal kedatanganya, seperti serangan
Adipati Unus terhadap Portugis Malaka, Sultan Agung, Trunojoyo, Diponegoro,Perang
paderi, perang Aceh, dsb.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang di paparkan penulis maka kami merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana keadaan pendidikan islam pada masa kolonialisme belanda?
2. Apa saja kebiakan belanda pada pendidikan islam ?
3. Apa saja lembaga pendidikan islam pada masa belanda
4. Bagaimana kurikulum yang diterapkan pada masa kolonialime belanda?
A.
B.
C. TUJUAN PENULISAN
Setelah mendapatkan rumusan masalah di atas penulis merinci tujuan penulisan makalah
ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keadaan pendidikan pada masa kolonialisme belanda.
2. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah belanda pada pendidikan di nusantara.
3. Untuk mengetahui lembaga pendidikan yang dimiliki nusantara pada masa belanda.
4. Untuk mengetahui kurikulum yang diterapkan apakah mengandung unsur politik.
BAB II
PEMBAHASAN
D. KURIKULUM PENDIDIKAN
Secara umum sistem pendidikan pada masa VOC dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Pendidikan Dasar
Berdasar peraturan tahun 1778, dibagi kedalam 3 kelas berdasar rankingnya. Kelas 1
(tertinggi) diberi pelajaran membaca, menulis, agama, menyanyi dan berhitung. Kelas 2
mata pelajarannya tidak termasuk berhitung. Sedangkan kelas 3 (terendah) materi pelajaran
fokus pada alphabet dan mengeja kata-kata. Proses kenaikan kelas tidak jelas disebutkan,
hanya didasarkan pada kemampuan secara individual. Pendidikan dasar ini berupaya untuk
mendidik para murid-muridnya dengan budi pekerti. Contoh pendidikan dasar ini antara
lain Batavische school (Sekolah Betawi, berdiri tahun 1622); Burgerschool (Sekolah
Warga-negara,berdiri tahun 1630); Dll.
2. Sekolah Latin
Diawali dengan sistem numpang-tinggal In de kost di rumah pendeta tahun 1642.
Sesuai namanya, selain bahasa Belanda dan materi agama, mata pelajaran utamanya adalah
bahasa Latin. Setelah mengalami buka-tutup, akhirnya sekolah ini secara permanent ditutup
tahun 1670.
3. Seminarium Theologicum (Sekolah Seminari)
Sekolah untuk mendidik calon-calon pendeta, yang didirikan pertama kali oleh
Gubernur Jenderal van Imhoff tahun 1745 di Jakarta. Sekolah dibagi menjadi 4 kelas secara
berjenjang. Kelas 1 belajar membaca, menulis, bahasa Belanda, Melayu dan Portugis serta
materi dasar-dasar agama. Kelas 2 pelajarannya ditambah bahasa Latin. Kelas 3 ditambah
materi bahasa Yunanu dan Yahudi, filsafat, sejarah, arkeologi dan lainnya. Untuk kelas 4
materinya pendalaman yang diasuh langsung oleh kepala sekolahnya. Sistem
pendidikannya asrama dengan durasi studi 5,5 jam sehari dan Sekolah ini hanya bertahan
selama 10 tahun.
4. Sekolah Cina
Pada tahun 1737 didirikan untuk keturunan Cina yang miskin, tetapi sempat vakum
karena peristiwa de Chineezenmoord (pembunuhan Cina) tahun 1740. selanjutnya, sekolah
ini berdiri kembali secara swadaya dari masyarakat keturunan Cina sekitar tahun 1753 dan
1787.
5. Pendidikan Islam
Pendidikan untuk komunitas muslim relatif telah mapan melalui lembaga-lembaga
yang secara tradisional telah berkembang dan mengakar sejak proses awal masuknya Islam
ke Indonesia. VOC tidak ikut campur mengurusi atau mengaturnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beberapa penjelasan diatas adalah merupakan sebagian dari uraian mengenai politik
belanda terhadap Islam di Indonesia. Dengan gambaran demikian dapat pulalah
diprediksikan bagaimana sikap pemerintah kolonial Belanda terhadap pendidikan Islam di
Indonesia.
Politik yang dijalankan pemerintah belanda terhadap rakyat Indonesia yang mayoritas
beragama Islam sebenarnya didasarkan oleh adanya rasa ketakutan, rasa panggilan
agamanya yaitu Kristen dan rasa kolonialismenya. Sehingga dengan begitu mereka tetapkan
berbagai peraturan dan kebijakan
Dalam bidang pendidikan, hal yang dirasakan umat Islam sangat diskriminatif atau
merasa dibedakan adalah ordonansi guru tahun 1905. Ordonansi ini adalah mewajibkan
setiap guru agama Islam untuk meminta dan memperoleh izin terlebih dahulu sebelum
melaksanakan tugasnya sebagai guru Agama. Ordinasi ini bisa digunakan oleh Belanda
untuk menekan Islam.
Meski demikian, jiwa Islam tetap terpelihara dengan baik. Para ulama dan kyai
bersikap non cooverative (kerjasama) dengan Belanda. Mereka menyingkir dari tempat
yang dekat dengan belanda. Mereka mengharamkan kebudayaan yang dibawa oleh
Belanda dengan berperang kepada hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya: “Barang
siapa yang menyerupai suatu golongan, maka ia termasuk golongan tersebut” (Riwayat
Abu Dawud dan Imam Hibban). Mereka tetap berpegang kepada ayat Al-Qur’an surat Al-
Maidah ayat 51 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah orang yahudi
dan nasrani engkau angkat sebagai pemimpinmu”.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Zuraini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam, BUMI AKSARA, Jakarta, 2011
Prof . Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA. Sejarah pertumbuhan dan
perkembangan islam di indonesia. KENCANA PRENADA MEDIA GROUP,
Jakarta 2007.