PENILAIAN SAHAM
Dosen Pengampu: Putu Sri Arta Jaya Kusuma S.E., M.Si.
Oleh:
2)Analisis Fundamental
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan
mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang
akan datang dan menerapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga
saham. Menurut Sunariyah (2006:169) menyatakan bahwa analisis ini didasarkan pada suatu
anggapan bahwa tiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh
para pemodal atau analis. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga
pasar yang sekarang (current market price). Terdapat dua pendekatan fundamental yang
umumnya digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu pendekatan nilai sekarang dan
pendekatan laba atau Price Earning Ratio (PER).
Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai intrinsik
dengan nilai pasar saham bersangkutan. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari
nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal (overvalued). Dalam situasi
seperti ini, investor tersebut bisa mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut.
Sebaliknya jika nilai pasar saham di bawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut
tergolong murah (undervalued), sehingga dalam situasi seperti ini investor sebaiknya
mcmbeli saham tersebut. Terdapat dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik
saham berdasarkan analisis fundamental. Kedua pendekatan tersebut adalah: (1)
pendekatan nilai sekarang (present value approach), dan (2) pendekatan rasio harga
terhadap earning (Price Earning Ratio/PER).
1. Pendekatan Nilai Sekarang
Dalam pendekatan nilai sekarang, nilai suatu saham diestimasikan dengan cara
mengkapitalisasi pendapatan, oleh sebab itu disebut capitalization income method.
Nilai sekarang suatu saham adalah sama dengan nilai sekarang dari arus kas dimasa
mendatang yang investor harapkan diterima dari investasi saham tersebut. Menurut
Tandelilin (2010:304) nilai suatu saham tergantung dari aliran kas yang diharapkan
investor di masa mendatang.
Perhitungan nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang
diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang
disyaratkan investor. Dalam hal ini, nilai intrinsik atau disebut juga nilai teoritis suatu
saham nantinya akan sama dengan nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima
investor di masa datang. Dengan demikian, proses penilaian suatu saham akan meliputi:
4) Estimasi aliran kas saham di masa depan. Hal ini dilakukan dengan menentukan
jumlah dan waktu aliran kas yang diharapkan.
5) Estimasi tingkat return yang disyaratkan. Estimasi ini dibuat dengan
mempertimbangkan risiko aliran kas di masa depan dan besarnya return dari
altematif investasi lain akibat pemilihan investasi pada saham, atau disebut
sebagai biaya kesempatan (opportunity cost). Tingkat return yang diharapkan
dari setiap aliran kas bisa bersifat konstan sepanjang waktu atau berubah-ubah.
6) Mendiskontokan setiap aliran kas dengan tingkat diskonto sebesar tingkat
return yang disyaratkan.
7) Nilai sekarang setiap aliran kas tersebut dijumlahkan, sehingga diperoleh nilai
intrinsik saham bersangkutan.
Proses tersebut bisa ditunjukkan dalam gambaran proses dan rumus sebagai
berikut:
0 1 2 t n
PV CF1 k1
PV CF2 k2
kt
PV CFt
kn
PV CFn
Vo
CF1 CF2 +…+ CFt + …+ CF n
V = 1
+
o (1+k ) (1+k (1+k (1+k )n
2 t
) )
1+k
¿
¿ t ¿t
¿
¿
CF t
¿
n
¿∑ ¿
t=1
di mana:
Vo = Nilai sekarang dari suatu saham
CFt = Aliran kas yang diharapkan pada periode t
kt = Return yang disyaratkan pada periode t
Komponen lainnya dalam penentuan nilai saham dengan pendekatan nilai sekarang
adalah aliran kas (cash flow). Dalam komponen ini, permasalahannya kemudian adalah:
1. Aliran kas dalam bentuk apa yang akan digunakan dalam penilaian saham,
2. Berapa jumlah aliran kas yang diharapkan, dan
3. Kapan aliran kas terscbut diporoleh.
Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham adalah earning perusahaan.
Dari sudut pandang investor yang membeli saham, aliran kas yang akan diterima
investor adalah earning yang dibagikan dalam bentuk dividen. Penentuan nilai saham
(pendekatan nilai sekarang) dengan menggunakan komponen dividen bisa dilakukan
dengan menggunakan berbagai model berikut ini.
0
( 1+ k ) ( 1+ k ) (1+ k) ( 1+ k )
2 3
Dt
ˆP0 = t
(1+ k )
t =1
di mana:
^P0
= Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen
di mana, Do adalah dividen yang akan diterima dalam jumlah konstan selama
periode pembayaran dividen di masa datang, dan k adalah tingkat return yang
disyaratkan investor.
0
(1+ k) (1+ k ) (1+ k) (1+ k )
2 3
^P = Dt
0
k −g
Jadi, nilai intrinsik saham PT Omega adalah Rp 10.500,00. Jika harga pasar
saham tersebut misal Rp 10.000,00 (di bawah nilai intrinsik), investor sebaiknya
membeli saham tersebut.
0 =
P̂ t + n 0
0 n
t=
1 (1 + k) k g0 (1 + k)
t
di mana:
0 = 2 + + 3
t =1 (t1 + k ) ( 1,15 ) ( 1,15 ) ( 1,15 )
= 1.728
1.200 2.440 +
+
1,15 1,3225 1, 5208
= Rp 3.268,04
)
P̂0
PV =
P̂ 1.728( 1,10) 1
0
( 0, 05 0,10 ) ( 1 + 0,15 ) 3
= Rp 38.016 (0,6575)
= Rp 24.996,14
3. Menjumlahkan kedua hasil perhitungan bagian awal dan kedua
= Rp 3.268,04 + Rp 24.996,14
P̂0 = Rp 28.264,66
2. Pendekatan PER
Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga saham
perusahaan terliadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk
menghitung PER adalah sebagai berikut: