Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE

PADA ANAK-ANAK DI KAWALU DITINJAU DALAM PANDANGAN


ISLAM

NASKAH PUBLIKASI

EUIS CAMILA SUHENDAR


NPM 1102018130

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

TAHUN 2021
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE
PADA ANAK-ANAK DI KAWALU DITINJAU DALAM PANDANGAN
ISLAM

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

EUIS CAMILA SUHENDAR


NPM 1102018130

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

TAHUN 2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Euis Camila Suhendar


NPM : 1102018130
Program Studi : Kedokteran Umum
Judul Skripsi : Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian
Diare Pada Anak-Anak di Kawalu Ditinjau Menurut
Pandangan Islam

Disetujui untuk diujikan di hadapan Komisi Penguji seminar skripsi (…….)


2021 dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Menyetujui:
Pembimbing Ilmu Komisi Skripsi

_____________ ______________
Ike Irmawati Purbo Astuti, S.Si., M.Si.Med Dr. H. Lilian Batubara, M.Kes
NIDN : 0321107703 NIDN : 0312116302

iii
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE
PADA ANAK-ANAK DI KAWALU DITINJAU DALAM PANDANGAN
ISLAM
Euis Camila Suhendar1, Ike Irmawati Purbo Astuti2, Amir Mahmud3

1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
2
Staf pengajar bagian Mikrobiologi Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
3
Staf pengajar bagian Agama Islam Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

ABSTRAK

Latar Belakang : Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat
kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama negara berkembang
dan sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak
di dunia. Secara umum diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia di bawah 5 tahun
di dunia meninggal setiap tahun, 20% diantaranya meninggal karena infeksi diare
(Agtini dkk, 2011). Faktor yang mempengaruhi terjadinya diare diantaranya adalah
pengetahuan orang tua, personal hygiene yang kurang, lingkungan yang tidak bersih,
keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyarakat. Pengetahuan orang tua yang minim
merupakan salah satu penyebab terjadinya diare karena ketidaktahuan orang tua akan
penyebab diare, bagaimana cara penularan diare dan cara pencegahan diare sehingga
angka kejadiaan diare menjadi tinggi (Rane, 2017). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada anak-anak
di Kawalu.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain
penelitian Cross – sectional. Waktu penelitian ini telah dilakukan pada bulan
November - Desember 2020. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kawalu.
Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak-anak di Puskesmas Kawalu
yang berjumlah 78 orang.
Hasil : Tingkat pengetahuan ibu mengenai diare dalam kategori cukup (51,3%). Anak
balita di Puskesmas Kawalu paling banyak tidak mengalami diare (61,5%). Terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada anak-
anak di Kawalu (p=0,030).
Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan
kejadian diare pada anak-anak di Kawalu.. Berdasarkan tinjauan Islam Seorang ibu
harus berpengetahuan luas agar dapat merawat dan mengasuh anak dengan baik.
Dimulai dari pengetahuan mengenai cara mengasuh anak yang benar, pengetahuan
tentang penyakit seperti diare dan langkah yang harus dilakukan jika anak terkena
penyakit tersebut.
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu, Kejadian Diare, Balita

iv
THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF MOTHER WITH THE
EVENT OF DIARRHONES IN CHILDREN IN KAWALU REVIEW IN
ISLAMIC VIEW
Euis Camila Suhendar1, Ike Irmawati Purbo Astuti2, Amir Mahmud3
1
Student of YARSI University Faculty of Medicine
2
Lecturer of the Department of Microbiology Medical Education, Faculty of
Medicine, YARSI University
3
The teaching staff of the Islamic Department of the Faculty of Medicine, YARSI
University

ABSTRACT
Background : Diarrhea is still a global problem with a high degree of morbidity and
mortality in various countries, especially developing countries and is one of the main
causes of high child morbidity and mortality in the world. In general, it is estimated
that more than 10 million children aged under 5 years in the world die every year,
20% of them die from diarrheal infections (Agtini et al, 2011). Factors that influence
the occurrence of diarrhea include parental knowledge, lack of personal hygiene, an
unclean environment, socioeconomic conditions and community behavior. Lack of
parental knowledge is one of the causes of diarrhea due to parental ignorance of the
causes of diarrhea, how to transmit diarrhea and how to prevent diarrhea so that the
incidence of diarrhea is high (Rane, 2017). The purpose of this study was to
determine the relationship between mother's knowledge and the incidence of
diarrhea in children in Kawalu.
Methods: The type of research used is descriptive analytic with a cross-sectional
research design. The time of this research was carried out in November - December
2020. The location of this research was carried out at the Kawalu Health Center. The
sample in this study were mothers who have children at the Kawalu Health Center,
totaling 78 people.
Result : Mother's level of knowledge about diarrhea is in sufficient category (51.3%).
Most of the children under five at the Kawalu Health Center did not experience
diarrhea (61.5%). There was a significant relationship between mother's knowledge
and the incidence of diarrhea in children in Kawalu (p=0.030).
Conclusion: There is a significant relationship between mother's knowledge and the
incidence of diarrhea in children in Kawalu. Starting from knowledge about how to
properly raise children, knowledge about diseases such as diarrhea and the steps
that must be taken if the child is exposed to the disease.

v
Keywords: Knowledge, Mother, Diarrhea Incidence, Toddler

vi
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan data WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun. Di
Indonesia, diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita dan
urutan ketiga bagi bayi serta urutan kelima bagi semua umur (WHO, 2013; Walker dkk,
2011). Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan dan
kematian yang tinggi di berbagai negara terutama negara berkembang dan sebagai salah satu
penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Secara umum
diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia di bawah 5 tahun di dunia meninggal setiap
tahun, 20% diantaranya meninggal karena infeksi diare (Agtini dkk, 2011).
Faktor yang mempengaruhi terjadinya diare diantaranya adalah pengetahuan orang
tua, personal hygiene yang kurang, lingkungan yang tidak bersih, keadaan sosial ekonomi
dan perilaku masyarakat. Pengetahuan orang tua yang minim merupakan salah satu
penyebab terjadinya diare karena ketidaktahuan orang tua akan penyebab diare, bagaimana
cara penularan diare dan cara pencegahan diare sehingga angka kejadiaan diare menjadi
tinggi (Rane, 2017). Pengetahuan ibu tentang diare pada anak merupakan salah satu
komponen faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku dalam melaksanakan
penanganan diare pada anak. Ibu merupakan orang yang paling dekat dengan anak dan
mempunyai peran penting dalam menjaga dan memelihara kesehatan anak. Kemampuan ibu
sangat menentukan keselamatan anak yang mengalami diare mulai dari mengenali apa itu
diare, tanda gejala diare, penyebab, dampak / komplikasi yang muncul akibat diare, serta
upaya melakukan pertolongan pertama untuk mencegah terjadinya dehidrasi serta perawatan
sebelum mendapat pengobatan lanjutan dari tenaga kesehatan. Kemampuan ibu dinilai pada
aspek pengetahuan dan perilaku ibu dalam penanganan terhadap penyakit diare
(Notoatmodjo, 2012).

2. METODE
2.1 Rancangan penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain penelitian Cross
– sectional. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada

1
anak-anak di Puskesmas Kawalu.
2.2 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan metode simple random sampling.

2.3 Instrumen penelitian


Lembar kuesioner yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
tentang hal – hal yang diketahui. Bagian pertama dari kuesioner berisi lembar persetujuan
atau informed consent dan bagian kedua berisi data sosiodemografi responden serta
pertanyaan mengenai hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada anak-
anak di Puskesmas Kawalu.

2.4 Langkah – langkah penelitian


Penelitian ini akan dilakukan melalui langkah-langkah, sebagai berikut:
1. Perizinan
Peneliti akan melakukan pengajuan permohonan izin untuk melakukan penelitian
kepada Universitas YARSI setelah sidang proposal.
2. Uji Validitas dan Reabilitas kuesioner
Dilakukan uji validitas dengan uji coba pada 30 sampel untuk menilai pemahaman
terhadap item pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Uji reliabilitas dilakukan
dengan cara pengisian ulang kuesioner oleh responden pada kesempatan
berikutnya. Uji validitas dan reabilitas menggunakan uji korelasi pearson dan
cronbach alpha dengan software SPSS 23.
3. Tahap pelaksanaan survey
Pelaksanaan survey dilakukan selama kurang lebih 1 bulan yang dilakukan secara
langsung melihat jumlah kunjungan ibu yang memiliki anak berkunjung ke
Puskesmas, dan melakukan wawancara singkat mengenai diare kepada responden.
Pada saat penelitian, setiap responden diminta mengisi informed consent terlebih
dahulu kemudian mengisi data sosiodemografi secara lengkap lalu diminta mengisi
kuesioner hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada anak-anak
di Puskesmas Kawalu.

2
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian Berdasarkan Karakteristik Ibu
Tabel 1 Hasil Penelitian Berdasarkan Karakteristik Ibu

Variabel N %
Usia
20-30 tahun 44 56.4
31-40 tahun 32 41.0
41-50 tahun 2 2.6
Total 78 100.0
Pekerjaan
IRT 42 53.8
Guru 8 10.3
PNS 11 14.1
Pegawai Swasta 17 21.8
Total 78 100.0
Pendidikan
SD 3 3.8
SMP 14 17.9
SMA 22 28.2
D3 8 10.3
S1 30 38.5
S2 1 1.3
Total 78 100.0
Usia Balita
0-1 bulan 10 12.8
2-3 bulan 23 29.5
3-4 bulan 10 12.8
4-5 bulan 35 44.9
Total 78 100.0

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa paling banyak ibu berusia 20-30 tahun
sebanyak 44 orang (56%) dan paling sedikit kategori usia 41-50 tahun sebanyak 2 orang (2%).
Berdasarkan pekerjaan paling banyak ibu sebangai IRT sebanyak 42 orang (53%) dan palaing
sedikit sebagai guru sebanyak 8 orang (10%). Berdasarkan pendidikan paling banyak ibu dengan
pendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 30 orang (38%) dan paling sedikit Strata 2 (S2) sebanyak 1
orang (1%). Berdasarkan usia balita paling banyak ibu memiliki balita 4-5 bulan sebanyak 35
orang (44%) dan paling sedikit berusia 0-1 bulan dan 3-4 bulan sebanyak 10 orang (12%).

3
2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi Kejadian Diare
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Informasi n %
Televisi 35 44.9
Media Sosial 14 17.9
Majalah/Koran 13 16.7
Layanan Kesehatan 16 20.5
Total 78 100.0

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa paling banyak responden memperoleh


informasi dari televisi sebanyak 35 orang (44%) dan paling sedikit dari majalah/koran sebanyak
13 orang (16%).

3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu di Kawalu


Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu di Kawalu

Pengetahuan n %
Baik 30 38.5
Cukup 40 51.3
Kurang 8 10.3
Total 78 100.0

Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa paling banyak ibu di Kawalu memiliki


pengetahuan yang cukup sebanyak 40 orang (51%) dan paling sedikit dengan pengetahuan
kurang sebanyak 8 orng (10%).
4. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare Pada Anak-Anak di Kawalu

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare Pada Anak-Anak di Kawalu

Kejadian Diare n %
Tidak Diare 48 61.5
Diare 30 38.5
Total 78 100.0

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa paling banyak anak-anak di Kawalu dalam


kategori tidak diare sebanyak 48 anak (61%) dan kategori diare sebanyak 30 anak (38%).

4
5. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak- Anak di
Kawalu

Tabel 5. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak-Anak di Kawalu
Pengetahuan Tidak Diare Diare Total Nilai p
N % n % N %
Baik 24 30.8 6 7.7 30 38.5 0.030
Cukup 20 25.6 20 25.6 40 51.3
Kurang 4 5.1 4 5.1 8 10.3
Total 48 61.5 30 38.5 78 100.0

Berdasarkan tabel 5 menyatakan bahwa dari hasil uji analisis bivariat menggunakan uji
chi square ditemukan nilai p 0,030 (p<0,05) yang artinya bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada anak-anak di Kawalu.
Hasil penelitian pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada anak-anak di Kawalu. Hal ini
didukung oleh penelitian Alita (2015) yang menyatakan bahwa pengetahuan, sikap dan tindakan
ibu mempunyai peranan penting dalam menentukan status kesehatan balitanya. Disarankan
kepada pihak Puskesmas untuk meningkatkan promosi kesehatan melalui penyuluhan diare, dan
PHBS Kesling. Selain itu juga meningkatkan program pencegahan diare secara optimal (Alita et
al., 2015).
Berdasarkan usia mayoritas ibu berusia 20-30 tahun sebanyak 44 orang (56%). Faktor
umur ibu merupakan bagian dari penentu perilaku ibu, namun faktor umur ibu bukan sebagai
penentu utama baik atau buruknya perilaku ibu dalam bertindak mencegah kejadian diare balita
(Wijaya, 2012). Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya tanggap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin tua seseorang akan semakin
bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai, dan semakin banyak hal yang dikerjakan
sehingga menambah pengetahuannya, sedangkan dengan pengalaman, seseorang dapat
memperoleh pengetahuan, semakin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, semakin
banyak pula pengetahuan yang diperolehnya (Kosasih et al., 2018).
Berdasarkan pekerjaan mayoritas ibu sebangai IRT sebanyak 42 orang (53%).
Responden akan memiliki waktu lebih banyak di rumah, dan perawatan bayi dan balitanya
dilakukan oleh responden sendiri. Ibu rumah tangga memiliki kesempatan untuk merawat dan

5
terus menjaga kesehatan keluarga, terutama anak. Dengan memperhatikan pola hidup bersih dan
sehat, maka anggota keluarga pun terbebas dari gangguan penyakit (Kirana, 2016).

Berdasarkan pendidikan mayoritas ibu dengan pendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 30


orang (38%). Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu. Sehingga terlihat bahwa
perubahan perilaku ibu dalam melakukan perawatan balitanya lebih dikarenakan faktor
pendidikan (Wijaya, 2012)
Berdasarkan usia balita paling banyak ibu memiliki balita 4-5 bulan sebanyak 35 orang
(44%). Menurut WHO diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan konsistensi
lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. Diare akut berlangsung 3-7 hari.
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa jumlah bayi yang pernah menderita diare pada
kelompok usia 0-5 bulan 29 hari sebanyak 22 bayi (31,9%) (Andammori et al., 2013).
Responden memperoleh informasi dari televisi sebanyak 35 orang (44%). Hal tersebut
dikarenakan banyak ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga sehingga mereka memperoleh
informasi dari televisi. Semakin banyak informasi yang didapatkan, semakin bertambah pula
pengetahuan yang dimiliki ibu. Selain itu usia, dan pengalaman pribadi juga dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang (Kosasih et al., 2018). Dimana semakin majunya
teknologi akan tersedia bermacammacam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru, sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar,majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap
opini dan kepercayaan orang Hal ini sejalan dengan penelitian)yang menyatakan bahwa
tindakan penanganan diare di rumah oleh ibu ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu,
semakin baik pengetahuan ibu, semakin baik pula tindakannya terhadap penanganan diare
(Kosasih et al., 2018).
Semakin baik pengetahuan ibu maka kejadian diare pun akan berkurang. Berbekal
pengetahuan tersebut seorang ibu mengetahui bagaimana diare tersebut bisa terjadi serta
mengetahui apa yang harus dicegah agar balita tidak menderita diare serta mengetahui bahaya
yang terjadi. Beberapa hal yang dilakukan ibu jika anak diare diantaranya menjaga kebersihan
diri dan makanan. Selain itu, ibu perlu mengetahui pentingnya pembuatan oralit. Menentukan
tingkat kehilangan cairan (dehidrasi) pada anak dapat dilihat dari berapa kali anak buang air
dalam 1 hari dan penurunan berat badan anak. Menghentikanpemberian ASI. Bila anak muntah
pada saat diberikan oralit, hentikan pemberian oralit. Penanganan awal diare harus dilakukan

6
ditempat pelayanan kesehatan. Anak dengan diare harus segera diberikan antibiotic. Pemberian
makanan harus dihentikan/ dikurangi pada anak yang mengalami diare dan lebih banyak
memberikan asupan air saja. Pemberian susu formula pada anak yang menderita diare harus
segera diberhentikan.
Hal ini memang sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Masih banyaknya
pengetahuan ibu yang sedang terhadap kejadian diare pada anak balita ini disebabkan karena
responden hanya berada pada tingkat tahu dan belum sampai memahami, mengaplikasikan,
menganalisa, mensintesis dan mengevaluasi terhadap suatu materi yang berkaitan dengan
kejadian diare ini. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dengan upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu dapat dilakukan dengan pemberian penyuluhan
baik secara langsung maupun secara tidak langsung dan hendaknya penyuluhan tersebut
dilakukan secara rutin (Notoatmodjo, 2012).
Oleh sebab itu meningkatkan keterampilan setiap anggota masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri adalah sangat penting.Hal ini berarti
bahwa masing-masing individu didalam masyarakat seyogyanya mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang baik terhadap cara-cara pemeliharaan kesehatannya (Notoatmodjo, 2010).
Hasil penelitian lainnya yang sejalan dengan penelitian ini oleh Arindari (2018) yang
menyatakan ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare di wilayah kerja
Puskesmas Punti Kayu Palembang. Berdasarkan hasil, teori, dan penelitian terkait maka peneliti
berpendapat bahwa pengetahuan ibu sangat di butuhkan dalam pencegahan diare, jika
pengetahuan baik maka kejadian diare pada balita dapat di cegah, dari hasil tabel pengetahuan
ibu tentang diare menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik lebih
banyak tidak diare dibandingkan dengan yang terkena diare. Hal ini sesuai dengan teori yang
ada, bahwa pengetahuan ibu sangat berpengaruh untuk mencegah terjadinya diare pada balita
(Arindari & Yulianto, 2018). Hasil penelitian juga didukung oleh Arsurya (2017) yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang penanganan diare
dengan kejadian diare pada balita (Arsurya et al., 2017). Namun penelitian ini berbeda dengan
Jannah (2016) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian diare

7
pada balita di Puskesmas Tikala Baru Kota Manado. Hal ini dikarenakan ibu yang memiliki
tingkat pengetahuan yang baik akan dapat menerapkan di dalam kegiatan sehari-hari dan
berdampak pada menurunnya angka kejadian diare tetapi tidak demikian, terdapat sebagian ibu
yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tetapi tidak menerapkan dalam kegiatan
sehari-hari yang menyebabkan tidak menurunnya kejadian diare. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan yang baik belum tentu dapat menentukan sikap yang baik pula. Walaupun
pengetahuannya baik, tapi jika tidak diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari maka akan
berdampak buruk bagi kesehatan (Jannah et al., 2016).
Hal ini disebabkan oleh karena mayoritas responden pada penelitian ini adalah
berpengetahuan baik dan reponden yang pengetahuannya baik belum tentu berperilaku hidup
bersih dan sehat atau melakukan tindakan nyata sesuai degan apa yang diketahuinya. Adapun
kemungkinan adanya faktor lain yaitu faktor budaya, reponden banyak yang mengetahui bahwa
asi ekslusif saja cukup diberikan kepada anak hingga 6 bulan tetapi pada kenyataannya
responden tidak memberikan asi ekslusif kepada anaknya hingga berusia 6 bulan, kebanyakan
dari responden memberikan makanan pendamping asi ketika anak berumur 4 bulan (Jannah et
al., 2016).
Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal
yang ditempuh. Semakin tinggi pendidikan formal yang ditempuh maka semakin baik pula
pengetahuannya. Ibu balita yang berpendidikan tinggi mempunyai akses informasi yang lebih
luas dibandingkan ibu balita yang berpendidikan lebih rendah. Selain itu, ibu yang
berpendidikan tinggi akan lebih mudah menyerap informasi kesehatan. Masih terdapatnya ibu
balita yang berpengetahuan tentang diare dalam kategori kurang menuntut peran serta petugas
kesehatan, khususnya bidan untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang diare kepada ibu
balita. Dengan memberikan informasi kesehatan tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara
pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut. Selanjutnya dengan pengetahuan itu akan
menimbulkan kesadaran yang akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu

8
mengenai diare dalam kategori cukup. Anak balita di Puskesmas Kawalu paling banyak tidak
mengalami diare. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian
diare pada anak-anak di Kawalu. Diharapkan ibu yang memiliki balita menambah
pengetahuannya dengan rajin mengakses sumber-sumber informasi, sehingga ketika anak diare,
orangtua mampu mengelola anak diare dirumah.

DAFTAR PUSTAKA
Alita, P., Fahrurazi, & Fakhsiannor. 2015. Hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan
ibu terhadap kejadian diare pada balita di puskesmas cempaka putih kota banjarmasin. An-
Nadaa, 14–18(2), 1.
Andammori, F., Lipoeto, N. I., & Yusrawati, Y. 2013. Hubungan Tekanan Darah Ibu Hamil
Aterm Dengan Berat Badan Lahir di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas, 2(2), 67. https://doi.org/10.25077/jka.v2i2.121
Arindari, D. R., & Yulianto, E. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian
Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Punti Kayu Palembang. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 7(1), 47–54. https://doi.org/10.35952/jik.v7i1.119
Arsurya, Y., Rini, E. A., & Abdiana, A. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Penanganan Diare dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Korong Gadang
Kecamatan Kuranji Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(2), 452.
https://doi.org/10.25077/jka.v6i2.720
Jannah, M. F., Kepel, B. J., & Maramis, F. R. R. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Dan
Tindakan Pencegahan Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Tikala Baru
Kota Manado. Pharmacon, 5(3), 211–217. https://doi.org/10.35799/pha.5.2016.12976

Kosasih, C., Sulastri, A., Suparto, T. A., & Sumartini, S. 2018. Gambaran Pengetahuan Ibu
Tentang Diare Pada Anak Usia Balita Di Kelurahan Padasuka. Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 1(2), 86. https://doi.org/10.17509/jpki.v1i2.9746
Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. In Jakarta: Rineka

Cipta.
.

9
Rane S., Jurnalis YD., Ismail D. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare
Dengan Kejadian Diare Akut pada Balita di Kelurahan Lubuk Buaya Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 6(2).
WHO. 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Edited by Tim Adaptasi Indonesia.
Jakarta: WHO Indonesia

Wijaya, Y. 2012. Faktor Risiko Kejadian Diare Balita Di Sekitar Tps Banaran Kampus Unnes.

World Health Organization. 2013. Diarrhoeal disease (serial online).Tersedia dari: URL:
http://www.who. int/mediacentre/factsheets/fs330/en/. Diakses pada tanggal 15 November
2020

10

Anda mungkin juga menyukai