SESI 1
Jawaban: Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kita di bidang teknologi sehingga kita belum bisa
memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya yang kita miliki. Dan pemerintah belum
mendorong kemajuan industri hulu sehingga kita masih mengimpor untuk industri hulu sehingga
hal itu juga membuat keterbatasan kita dalam memanfaatkan sumber daya alam kita. Juga
masalah peraturan-peraturan ataupun kebijakan pemerintah belum mampu mengatasi hambatan-
hambatan untuk pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara optimal. Peraturan atau
kebijakan pemerintah saat ini dinilai cenderung lebih memperkaya investor-investor asing yang
akhirnya lebih banyak mengeksploitasi kekayaan alam kita, karena orientasi pemerintah hanya
kepada ekspor tanpa memandang kecukupan dalam negeri. Belum lagi tumpang tindih antara
kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan kekayaan alam masing-masing daerah
membuat semakin kacau dalam pengelolaan sumber daya alam kita.
Jawaban : Faktor faktor yang mempengaruhi penerimaan dan biaya pengambilan sumberdaya
alam adalah perubahan dalam keinginan manusia dan perubahan teknologi, dan berupa dampak
penggunaan sumberdaya alam yang kumulatif dan perubahan jumlah fisik maupun kualitas
sumberdaya alam sepanjang waktu, tanpa memperhatikan penggunaannya.
SESI 2
Jawaban: Solusi untuk mengatasi inefisiensi penggunaan SDA atau jasa lingkungan
sesungguhnya terkait dengan cara pandang (ideologi) terhadap barang publik. Apabila public
goods dan eksternalitas negative (negative externality}-dengan segala akibat buruknya berupa
pencemaran, serta rusak dan habisnya SDA dan jasa lingkungan--<lipandang sebagai bentuk
kegagalan pasar (yaitu bahwa pasar tidak bisa berfungsi efisien), maka solusinya adalah campur
tangan pemerintah. Pasar tidak boleh dibiarkan, tetapi harus diatur. Dengan demikian, menurut
pandangan ini, Pemerintahlah yang berkewajiban untuk menyediakan barang publik ini dan
membuat aluran untuk mengurangi eksternalitas negatif. Campur tangan ini bisa diwujudkan ke
dalam beberapa instrumen, baik itu CAC (seperti penetapan standar, pengawasan, dan
penjatuhan sanksi) atau pun penyediaan insenif dan disinsentif ekonomi (seperti pajak
lingkungan atau sistem perdagangan izin). Di sisi lain, apabila public goods dianggap sebagai
bentuk kegagalan pemerintah (government failure), maka solusinya adalah dengan menghapus
barang publik tersebut dan menjadikannya barang privat. Pasar, dan bukan negara, yang berhak
untuk mengurusi barang-barang ini. Dalam prakteknya kita sering melihat di hampir semua
negara di dunia, pemerintah turun tangan untuk menjamin ketersediaan mulai dari angkatan
bersenjata dan polisi, sampai pada pelayanan kesehatan dan pendidikan, telekomunikasi dan
energi' Oi sisi lain, Pemerintah pun turun tangan secara aktif membuat berbagai regulasi
lingkungan, mengawasi, dan kemudian memberikan sanksi pada mereka yang gagal untuk
memenuhi kewajibannya berdasarkan aturan tersebut.
3. Maylani Patricia Tambun dari kelompok 2 ingin bertanya kepada kelompok 6 yang
dimana pertanyaannya yaitu :Bagaimana sebenarnya mengelola sumber daya alam yang
memberikan kesejahteraan yang maksimum bagi masyarakat
Jawaban : Keberadaan potensi sumberdaya alam yang melimpah Nnusantara dari waktu kewaktu
periode pembangunan ternyata belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Daerah,
bahkan masyarakat daerah cendrung menanggung akibatnegatif dari eksploitasi Sumber Daya
alam tersebut , jika boleh di lakukan kalkulasi antara hasil yang dikeruk dari bumi lambung
mangkurat ini dibandingkan dengan pemderitaan rakyat akibatdampak negatif nya maka
keberadaankharunia kekayaan alam tersebutjustru menjadi balla(=bencana).
Sejarah mencatatbetapa melimpahnya potensi kekayaan hutan berupa kayu Kalimantan Selatan,
dengan napsu dan keserakahandibawah kendali oknum-oknum pemerintah yang duduk dipusat
pada orde pemerintahahan lalu, dengan memanfaatkan dan berlindung di peraturan dan
perundang-undangan yang mampu dibuat(dipesan saat itu), untuk kepentingan pribadi dan
golongan tersebut, oknum aparat bersenjatapada saat tersebut dibayar untuk menghadapi dan
menakut-nakuti rakyat agar pengerukan Sumber Daya kayu tersebut berjalan mulus,maka
ludeslah harta karun yang melimpah ruah tersebut, sementara apa yang bisa dinikmati oleh
masyarakat daerah, tidak ada jalan yang mulus, fasiltas umum yang memadai sertasarana
pendidikan yang lengkap yang dapat dinikmati masyarakat,yang ada hanya bencana kekeringan,
banjir dan penyakit akibat rusaknya ekosistem, coba seandainya 5 % saja potensi sumberdaya
alam kayu tersebut dialokasikan untuk masyarakt daerah, ceritanya akan lain, ekonomi
masyarakat akan meningkat sehingga bisa membangun rumah yang permanen bebas banjir,
Sumber Daya Manusianya akan meningkat sehingga mampu membangun daerah dan mencegah
terjadinya bencana, serta bisa berupaya memulihkan kondisi lingkungan dengan reboisasi
swakarsa, sementara Dana Reboisasi yang menjadi hak daerah sampai saat ini masih belum jelas
juntrungnya, kalaupun ada program reboisasi hanya sebagai sarana kroni-kroni oknum penguasa
saat itu mengeruk keuntungan pribadi dengan membuat reboisasi kamuflase.
Kewajiban dan tanggung jawab tersebutyang utama ada di pundak pimpinannegeri ini yang
diberi mandat oleh rakyat untuk memimpin, disamping masyarakat juga harus berusaha jangan
hanya diam dan pasrah atas perlakuan ketidak adilan tersebut, jangan justru masyarakat yang
mempunyai kemampuan dan keahlian untuk bicara dan bersuara,beberapa media lokal,justru
turutserta terlibat memuluskan praktek-prektek dari pihak luar tersebut,untuk menyakiti rakyat
daerahnya.