NIM : 2004214
Prodi : Pendidikan Teknik Bangunan-4B
Mata Kuliah : Hidrologi
RESUME 6 : HIDROMETRI
1. Pengukuran
Tempat pengukuran data hidrometri disebut Stasiun Hidrometri yang kebanyakan berupa
tempat pengukuran tinggi muka air dan debit aliran. Pemasangan alat pengukur tinggi muka
air harus dipilh tempat yang memungkinkan pengamatan seluruh keadaan tinggi muka air, dari
batas terendah sampai batas tertinggi. Selain itu, pengukuran yang dilakukan di stasiun
hidrometri juga meliputi kecepatan aliran, luas penampang aliran, dan pengambilan sampel air.
Adapun hal yang perlu diketahui :
Beberapa pengukuran yang dilakukan dalam kegiatan hidrometri adalah sebagai berikut:
2) Pengukuran debit
Debit (discharge) atau besarnya aliran sungai (stream flow) adalah volume aliran yang
mengalir melalui suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Biasanya debit
dinyatakan dalam satuan m3 /d atau liter/detik. Aliran adalah pergerakan air di dalam alur
sungai. Pada dasarnya perhitungan debit adalah pengukuran luas penampang, kecepatan
aliran, dan tinggi muka air
3) Kecepatan aliran
Kecepatan aliran merupakan komponen aliran yang sangat penting. Hal ini disebabkan
oleh pengukuran debit secara langsung pada suatu penampang sungai tidak dapat dilakukan
(paling tidak dengan cara konvensional). Kecepatan ini diukur dalam dimensi satuan
panjang suatu waktu, umumnya dinyatakan dalam meter/detik (m/d).
Pengukuran kecepatan aliran dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan:
a. Pelampung
Pelampung digunakan sebagai alat pengukur kecepatan aliran apabila diperlukan
kecepatan aliran dengan tingkat ketelitian relative kecil. Pengukuran dilakukan dengan
cara:
a) Sebuah titik (tiang, pohon, atau tanda lain) ditetapkan di salah satu sisi sungai,
dan satu titik disisi lain sungai. Sehingga kalau ditarik garis semu antara dua
titik tersebut, maka garis akan tegak lurus searah sungai.
b) Ditetapkan jaran (L) tertentu, misalnya 5 m, 10 m, 20 m, atau 50 m (tergantung
kebutuhan dan keadaan) antara kedua titik tersebut semakin besar kecepatan,
sebaliknya jarak semakin panjang.
c) Memanfaatkan sebarang benda yang dapat mengapung apabila pelampung
khusus tidak tersedia.
d) Pelampung tersebut dilempatkan beberapa meter disebelah dari pertama (titik
mulai) dan gerakannya diikuti, apabila pelampung tersebut melewati gari
pertama, maka tombol stopwatch ditekan, dan pelampung tersebut diikuti terus,
ketika pelampung sampai dititik kedua (titik selesai) maka stopwatch kembali
ditekan. Dengan demikian, maka waktu (t) yang diperlukan aliran untuk
menghanyutkan pelampung dapat diketahui.
e) Kecepatan arus dapat dihitung dengan L/t (m/det).
a) Letakkan alat pada tempat yang akan diukur dengan posisi sejajar dengan arus
aliran.
b) Setelah aliran kembali tenang, baca ketinggian muka air aliran (H1).
c) Putar alat 90o, sehingga tegak lurus aliran, kemudian baca tinggi muka air yang
terjadi (H2).
H1 H2
L
W
d. Current Meter
Prinsip kerja alat ukur ini adalah dengan mencari hubungan antara kecepatan aliran
dan kecepatan putaran baling-baling current meter tersebut. Umumnya hubungan
tersebut dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:
𝑽 = 𝒂𝒏 + 𝒃
dengan:
V = kecepatan aliran,
n = jumlah putaran tiap waktu tertentu,
a,b = tetapan yang ditentukan dengan kalibrasi alat di laboratorium.
4) Kualitas Air
Umumnya parameter kualitas air yang diperhatikan adalah nilai pH yang menunjukkan
tingkat keasaman air, DHL yaitu daya hantar listrik (electric conductivity) yang dapat
dikorelasikan dengan salinitas atau kadar garam air di saluran/sungai dan nilai kandungan
Fe. Hal yang perlu diperhatikan yaitu Kandungan Fe dikaitkan dengan kemungkinan
terjadinya sifat beracun air terhadap tanaman, yaitu jika nilainya lebih besar dari 10 ppm
dan kondisi saluran terbuka akan dapat teroksidasi karena berhubungan dengan udara.