Disusun Oleh :
1. I Gede Wahyu Pramana (2011011007)
2. Dannisa Levia Ulfa (2011011018)
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………..
Daftar Isi…………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………1
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Supervisi Bimbingan dan Konseling…………………………………2
2.2 Tujuan Supervisi Bimbingan dan Konseling…………………………………….4
2.3 Prinsip-Prinsip Supervisi Bimbingan dan Konseling……………………………..5
2.4 Mutu Layanan Bimbingan dan Konseling………………………………………...3
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Mutu Proses Layanan Bimbingan dan Konseling…………….6
2.6 Mutu Layanan Profesional Bimbingan dan Konseling………………………………………4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan pesat dalam penggunaan konseling di Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir, baik dalam setting klinis maupun pendidikan, berkaitan dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat dan ketertarikan media terhadap kegiatan terapi psikologis.
Ketertarikan ini menciptakan kondisi kritis bagi pelaku konseling dan terapi. Persepsi
masyarakat terhadap nilai-nilai konseling tergantung pada seberapa besar efektifitas konselor
dalam menjaga standar kepuasan klien dalam prakteknya. Wheeler (2001) menemukan bukti
dalam penelitiannya bahwa program-program pelatihan konseling tidak selalu berhasil
mengeliminasi konselor-konselor yang tidak kompeten.
Perkembangan dalam permintaan layanan konseling menimbulkan konsekuensi terkait
dengan tanggung jawab yang besar dan efektivitas biaya yang dikeluarkan klien. Menurut
Parmer-Barnes dalam Wheleer&King (2001) supervisi dan konsultasi dibutuhkan untuk
memastikan terselenggaranya praktek konseling yang terstandar, dalam rangka untuk
melindungi reputasi dari profesi. Lebih lanjut dikatakan bahwa kode etik tidak dpaat
menjamin standarisasi praktik konseling, karena kode etik sebagai aturan moral, bukan
operasional. Tuntutan akan efektivitas terapa dan treatmen adalah hal penting yang mengawali
munculnya kebutuhan akan supervisi dan konsultasi, terutama bagi konselor muda.
Supervisi dilakukan oleh konselor yang berpengalaman (supervisor) kepada konselor
yang masih baru (supervisee). Ketika proses supervise berlangsung, maka kegiatan konseling
dan terapi psikologis yang diberikan oleh konseior sepenuhnya menjad itanggungiawab
supervisor. Supervisor dapat membimbing supervisee dengan melewati proses real
relationship, u'orking alliance, dan transference. Supervisi yang baik akan mampu
meningkatkan ketrampilan supervisor, sehingga iayanan psikologis yang diberikan menjadi
efektif dalam proses terapi klien
Supervisi erat kaitannya dengan beberapa hal dibawah ini: (Wibowo, 2012)
1. Clinical Responsibily, tanggung jawab klinis dalam perawatan klinis.
2. Professional Responsibility, tanggung jawab profesional dalam kaitannya dengan seluruh
kualitas pembuatan keputusan yang bersangkutan dengan klien.
3. Accountability, akuntabilitas dalam garis menagemen dalam pembuatan keputusan bagi
karyawan.
4. Individual Legaliability, tanggung jawab hukum secara individual dalam proses atau hasil
perawatan klien.
Audit klinis (Clinical Audit) baik berupa monitoring dan review dari konselor yang lebih
berpengalaman merupakan cara untuk meyakinkan bahwa praktek konseling dilakukan sesuai
standar. Jika kondisi psikologis klien diperiksa dengan tepat, kesalahan dan bias individual
dapat direduksi. Dalam kerja klinis, keterampilan tingkat tinggi sangat diharapkan, hal ini
untuk mengantisipasi agar konselor dan terapis dapat memberikan layanan dan perawatan
yang lebih baik pada klien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Supervisi Bimbingan dan Konseling?
2. Apa tujuan Supervisi Bimbingan dan Konseling?
3. Bagaimana prinsip-prinsip Supervisi Bimbingan dan Konseling?
4. Apa yang dimaksud dengan mutu layanan Bimbingan dan Konseling?
5. Apa saja mutu konselor?
6. Bagaimana hubungan supervisi dan mutu layanan Bimbingan dan Konseling?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa itu supervisi Bimbingan dan Konseling.
2. Untuk tujuan dilakukannya Supervisi Bimbingan dan Konseling.
3. Untuk memahami prinsip-prinsip Supervisi Bimbingan dan Konseling.
4. Untuk memahami mutu layanan Bimbingan dan Konseling.
5. Untuk mengetahui mutu seorang konselor.
6. Untuk mengetahui hubungan supervisi dan mutu layanan Bimbingan dan Konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Supervisi Bimbingan dan Konseling
Secara etimologi, “Supervisi” diadopsi dari bahasa Inggris yang berarti pengawasan
penilikan, dan pembinaan. Secara terminologi, supervisi adalh bantuan berbentuk pembinaan
yang diberikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan siituasi belajar mengajar
yang lebih baik.
Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya yang berjudul Konsep Dasar dan Teknik
Supervisi Pendidikan (2000) merumuskan 2 pengertian supervisi, yaitu (Anggraini, 2017):
a. Menurut Adams dan Dickey, supervisi sebagai program yang berencana untuk
memperbaiki pengajaran (perbaikan hal belajar mengajar).
b. Menurut Mc Nemey, supervisi sebagai suatu prosedur memberikan arah serta mengadakan
penilaian serta kritis terhadap proses pengajaran.
Jenkins (2001) menyatakan vahwa supervisi berasal dari bahasa latin, super dan videre,
yang artinya melihat lebih jauh/lebih dalam (overesee).
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah suatu kegiatan
mengkoordinasi dan membimbing secara berkelanjutan dalam usaha perbaikan pengajaran.
Sedangkan supervisi bimbingan dan konseling menurut Abimanyu (2005:2)
mengemukakan bahwa supervisi bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mendorong,
mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan guru pembimbing secara berkesinambungan
baik secara individual atau kelompok agar lebih memahami dan lebih dapat bertindak secara
efektif dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, sehingga mereka mampu
mendorong dan menuntun pertumbuhan setiap peserta didik secara berkesinambungan dan
dapat berpartisipasi secara cerdas didalam kehidupan masyarakat demokratis. (Amelisa &
Suhono, 2018)
Pendapat lain disampaikan oleh Prayitno (2001:24) bahwa supervisi bimbingan dan
konseling adalah kegiatan pengawasan sekolah yang menyelenggarakan kepengawasan
dengan tugas pokok mengadakan penilaian dan pembinaan melalui arahan, bimbingan,
contoh, dan saran kepada guru pembimbing dan tenaga lain dalam bimbingan dan konseling
di sekolah. (Anggraini, 2017)
British Associations for Counselling (BAC) juga mengartikan supervisi bimbingan dan
konseling sebagai suatu proses untuk menjaga standar konseling yang memadai dan suatu
metode konsultasi dengan horizon yang lebih luas dari seorang praktisi yang berpengalaman.
(Wibowo, 2012)
Dari ketiga pendapat yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa supervisi
bimbingan dan konseling adalah suatu proses mengkoordinasi atau membimbing secara
continue yang dilakukan oleh konselor dengan supervisor (kepala sekolah, konselor senior,
dll) dalam meningkatkan mutu/kompetensi yang dimiliki konselor supaya dapat menuntun
pertumbuhan peserta didik secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 1 - Supervisi dan Mutu Layanan BK.docx
Uploaded byPaniii27 Date uploadedon Apr 10, 2019
https://www.scribd.com/document/405694903/Kelompok-1-Supervisi-dan-Mutu-Layanan-BK-
docx
Maya Amelisa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Email: mayamelisa12@gmail.com
Suhono Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIMNU) Metro Lampung Email: suhono120708@gmail.com
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/tapis/article/download/1119/979/
Widiyati Noverta Email : widiyatinoverta@gmail.com
https://osf.io/gc2rp/download
https://www.kompas.com/edu/read/2021/06/09/125926671/tingkatkan-mutu-pendidikan-dan-
layanan-bk-guru-besar-upi-rekomendasikan-2?page=all