Anda di halaman 1dari 4

Sistem rangka merupakan rangkaian tulang dan sendi yang menjadi dasar dalam bentuk

tubuh pada manusia serta sistem yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup
agar dapat melakukan pergerakan. Sistem rangka memiliki fungsi sebagai pembentuk
struktur tubuh pada makhluk hidup, untuk melindungi organ-organ di dalam tubuh
manusia, sebagai tempat pembentukan sel darah putih dan merah, sebagai tempat
penyimpanan mineral seperti kalsium dan fosfat yang digunakan untuk metabolisme
tubuh. Rangka pada manusia dewasa tersusun dari sekitar 206 tulang yang kemudian
digolongkan menjadi 3 bagian yaitu rangka aksial, rangka apendikular, dan persendian.

Rangka aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang tubuh yang
melindungi organ pada kepala, leher, dan torso. Rangka aksial terbagi lagi menjadi 3
yaitu kolumna vertebra (tulang belakang) yang terdiri dari 26 vertebra yang dipisahkan
oleh diskus intervertebral. Panjang rangkaian tulang belakang pada orang dewasa
terdapat 33 ruas tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang-tulang terpisah dan 9 ruas
sisanya bergabung membentuk 2 ulang. Vertebra dikelompokkan menjadi 7 vertebra
servikal/ruas tulang leher yang membentuk daerah tengkuk, 12 vertebra torokalis/ruas
tulang punggung yang membentuk bagian belakang toraks atau dada, 5 vertebra
lumbalis/ruas tulang pinggang yang membentuk lumbal dan pinggang, 5 vertebra
sakralis/tulang ruas kelangkang yang membentuk sacrum atau tulang kelangkang, 4
vertebrakoksigeus/tulang tungging yang membentuk tulang koksigeus atau tulang
tungging. Kolumna vertebralis berfungsi sebagai pendukung badan yang kokoh dan juga
sebagai penyangga dengan perantaraan tulang rawan cakram intervertebralis yang
lengkungannya memberikan fleksibilitas dan memungkinkan membongkok tanpa patah.
kemudian tengkorak yang terdiri lagi menjadi tulang kranial yang menutupi dan
melindungi otak dan organ panca indra, dimana tulang kranial ini terdiri dari 1 tulang
oksipital (tulang kepala belakang), 2 tulang parietal (tulang ubun-ubun), 1 tulang frontal
(tulang dahi), 2 tulang temporal (tulang pelipis), dan tulang etmoid (tulang tapis). tulang
oksipital terletak dibelakang dan bawah rongga cranium, tulang parietal membentuk atap
dan sisi tenggorak, Tulang frontal membentuk dahi dan bagian atas rongga mata, dua
tulang temporal membentuk bagian bawah sisi kanan dan kiri tengkorak, dan tulang
etmoid yang merupakan tulang yang ringan seperti spons dan berbentuk kubus terletak
pada atap hidung dan terjepit diantara kedua rongga mata. Bagian kedua tulang
tengkorak adalah tulang wajah dimana tulang ini memberikan bentuk pada muka dan
berisi gigi. Terdapat 14 tulang wajah yang dihubungkan oleh sutura dan tak dapat
bergerak yaitu 2 tulang hidung yang membentuk lengkung hidung, 2 tulang palatum yang
membentuk atap mulut dan dasar hidung, 2 tulang lakrimalis (tulang air mata) yang
membentuk saluran air mata dan bagian dari tulang rongga mata pada sudut dalam
rongga mata, 2 tulang zigomatikus (tulang lengkung pipi), 1 vomer (tulang pisau luku)
yang membentuk bagian bawah sekat menulang hidung, 2 tulang turbinatum inferior
(kerang hidung bawah) yang merupakan pasangan terbesar dari 3 pasang lipatan dinding
lateral maksila, 2 maksila yang membentuk rahang atas dan memuat gigi atas, dan
mandibula yang membentuk rahang bawah. Yang ketiga adalah enam tulang auditoria
tau telinga yang terlibat dalam transmisi suara, dan yang terakhir adalah tulang hyoid,
yang merupakan tulang yang menyangga lidah dan laring dan membantu dalam proses
menelan. Bagian rangka aksial yang ketiga adalah kerangka toraks (rangka iga) yang
meliputi tulang-tulang iga dan sternum yang membungku dan melindungi organ-organ
toraks. Rangka dada atau toraks tersusun atas tulang keras dan tulang rawan, sternum
atau tulang dada adalah tulang pipih yang terbagi lagi menjadi 3 bagian yaitu manubrium
sterni yang merupakan sepotong tulang yang berbentuk segitiga yang terletak di atas
badan sternum, sepasang iga pertama yang bersendi pada sisi manubrium dan
pasangan kedua manubrium dengan badan sternum, badan sternum panjang dan sempit
serta bertakik pada kedua sisinya ditempat persambungan dengan tulang rawan iga-iga
ketiga, keempat, kelima, keenam, dan ketujuh, dan proseus ensiformis atau tulang xifoid
yang merupakan bagian yang paling rendah dari sternum. Terdapat dua belas pasang
iga yang bersambung pada tulang punggung dibelakang yang membuat sendi dengan
perantaraan faset yang terdapat pada sisi badan ruas tulang punggung dan proseus
transversusnya yang sesuai dengan faset yang serupa pada setiap iga, tujuh pasang iga
atas di sebelah anterior yang bersambung dengan sternum melalui perantaraan tulang
rawan iga, 5 pasang iga terbawah, yang ke 8, ke 9, dan ke 10 yang tidak langsung
disambung pada sternum tetapi dengan perantaraan tulang rawan iga bersambung pada
iga diatasnya, dan dua pasang iga terakhir yang berada disebelah depan tidak
bersambung dengan iga selungkang (iga melayang). Bagian rangka yang kedua adalah
rangka apendikular dimana rangka ini terdiri dari 126 tulang yang membentuk lengan,
tungkai, dan tulang pectoral serta tonjolan pelvis sebagai tempat melekatnya lengan dan
tungka pada rangka aksial. Terdapat tulang-tulang yang membentuk keranggka bagian
atas yaitu lengan, lengan bawah, dan telapak tangan yang seluruhnya berjumlah 30 buah
tulang yaitu humerus (tulang lengan atas), ulna dan radius (tulang hasta dan tulang
pengumpil), 8 tulang karpal (tulang pangkal tangan), 5 tulang metacarpal (tulang tapak
tangan), 14 falang (ruas jari tangan). Terdapat pula tulang yang membentuk kerangka
anggota gerak bawah yang terdiri atas 31 tulang yaitu 1 tulang koksa/tulang pangkal
paha, 1 femur/tulang paha, 1 tibia/tulang kering, 1 fibula/tulang betis, 1 patela/tempurung
lutut, 1 tulang tarsal/tulang pangkal kaki, 5 tulang metatarsal/tulang telapak kaki, 14
falang/ruas jari kaki.

Adapun proses perbaikan atau regenerasi tulang saat terjadi fraktur adalah Ketika terjadi
fraktur atau patah tulang, disekeliling tulang yang patah akan terjadi pendarahan.
Kemudian didalam akan terbentuk gumpalan yang bisa disebut dengan hematoma dan
akan terjadi pembengkakkan di area terjadinya fraktur. Untuk meregenerasi atau
memperbaiki area yang terjadi fraktur, terdapat osteoblast yang fungsinya untuk
mendegradasi tulang dan bertanggungjawab untuk hemoistatis pada tulang yang diatur
oleh protein osteoprotogerin/RANKL yang berfungsi untuk meningkatkan aktifitas dari
osteoblast dan menghambat osteoklast. Ketika osteoklast telah mendegradasi faktur-
faktur yang ada pada tulang, fibroblast akan bertumbuh untuk menutupi keseluruhan
daripada tulang yang patah karena fibroblast melindungi fraktur dan melakukan proses
pembentukan tulang. Osteblast berfungsi untuk mendegredasi dan osteoklast berfungsi
untuk membentuk struktur tulang.

Pertumbuhan dan perkembanga tulang pada masing-masing individu dapat dipengaruhi


oleh beberapa faktor dimana akan memengaruhi massa dan panjang tulang individu
tersebut. Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tulang
adalah faktor keturunan/genetika yang akan mengatur sel-sel tubuh Ketika berkembang.
Terdapat faktor lain yang memengaruhi yaitu asupan makanan yang bergizi dan
bernutrisi seperti asam folat, kalsium, dll. Perkembangan tulang pada manusia adalah
selama maksimal 20 tahun. Jadi Ketika masih berada di golden age, manusia diharapkan
untuk mengkonsumsi makanan yang penuh nutrisi agar pertumbuhan pada tulangnya
dapat bekerja secara maksimal.

Semua sistem pada tubuh manusia saling berkaitan satu sama lain, termasuk sistem
rangka yang memiliki hubungan dengan sistem pernapasan dimana terdapat tulang rusuk
yang melindungi paru-paru khususnya tulang sternum, tulang rusuk yang melindungi
organ sistem pencernaan yaitu lambung, dll. Sistem rangka juga berhubungan dengan
sistem reproduksi dimana seperti pada contoh Wanita yang sudah berada difase
menopause akan lebih rentan terkena osteoporosis dikarenakan produksi hormone
esterogen yang sudah menurun akan mempengaruhi metabolisme pada tulang. Karena
produksi pada osteoprotogerin yang merupakan komponen utama untuk meghambat
osteoklast akan mendegredasi matriks pada tulang yang dipengaruhi oleh hormone
esterogen. Oleh karena itu, Ketika esterogen menurun akan terjadi menopause dan
resiko osteoporosis akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai