Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN LAKTASI

Disusun oleh:

Nama: NINDI ASTRI UTAMI

Nim: 1130020107

Kelas: 3C

Fasilitator:

Nanik Handayani, S.Kep.,Ns.,M.Kes ( NAN )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL


ULAMA SURABAYA 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena dengan rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah “Manajemen Laktasi”, kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini
dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan sangat kami harapkan.

Jombang, 19 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4

A. Latar Belakang...................................................................................................5
B . Rumusan Masalah.............................................................................................6
B. Tujuan ...............................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Definisi Manajemen Laktasi...................................................................................


B. Anatomi Payudara..................................................................................................
C. Fisiologi Laktasi ....................................................................................................
D. Periode Manajemen Laktasi...................................................................................
E. Manfaat ASI...........................................................................................................
F. Faktor yang Mempengarui Produksi ASI................................................................
G. Komposisi ASI........................................................................................................
H. Macam-macam Proses Manajemen Laktasi............................................................
I. Cara Memerah ASI ................................................................................................
J. Masalah Dalam Menysui dan Cara Mengatasi........................................................
K. SOP Manajemen Laktasi.........................................................................................

BAB III TEKNIK MENYUSUI........................................................................................

A. Definisi ...................................................................................................................
B. Cara Menyusui yang Benar.....................................................................................
C. SOP..........................................................................................................................
D. Masalah Menyusui pada Ibu....................................................................................
E. Masalah Menyusui Pada Bayi.................................................................................

BAB IV BREAST CARE..................................................................................................

A. Definisi Breast Care.................................................................................................


B. Tujuan Breast Care..................................................................................................
C. Prinsip......................................................................................................................
D. Waktu Pelaksanaan

3
E. SOP..........................................................................................................................

BAB V PENUTUP.............................................................................................................

Kesimpulan..............................................................................................................
Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen Laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu
mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit
(prenatal), dan masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal)
(Maryunani, 2015). Menyusui dalam hal ini memberikan ASI eksklusif merupakan cara yang
terbaik untuk bayi karena ASI mudah dicerna dan memberikan gizi dalam jumlah yang cukup
untuk kebutuhan bayi. Pelaksanaan pemberian ASI dapat dilakukan dengan benar jika
pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui serta manajemen Laktasi baik.

World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif sekurang-


kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping
sampai usia 2 tahun. American Academy of Pediatric (APP), Academy of Breastfeeding
Medicine (ABM) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan hal yang
sama tentang pemberian ASI Eksklusif sekurang-kurangnya 6 bulan (Suradi, 2010).
Berdasarkan UNICEF(2013), sebanyak 136,7 juta bayi lahir di seluruh dunia dan hanya
32,6% dari mereka yang disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama. Bayi yang tidak
diberi ASI Eksklusif di negara industri lebih besar meninggal daripada bayi yang diberi ASI
Eksklusif, sementara di negara berkembang hanya 39% ibu-ibu yang memberikan ASI
Eksklusif (Irviani, 2014). Persiapan ASI eksklusif atau Manajemen Laktasi merupakan upaya
yang dilakukan ibu dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Manajemen
laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan menyusui.
Pelaksanaannya dimulai pada masa Antenatal (kehamilan), pada masa Intranatal (segera
setelah melahirkan) dan pada masa Postnatal (masa menyusui). Hal yang perlu dipersiapkan
dalam manajemen laktasi pada masa kehamilan adalah ibu mencari informasi tentang
keunggulan ASI, manfaat menyusui serta dampak negatif pemberian susu formula, ibu
memeriksakan kesehatan tubuh pada saat kehamilan, kondisi puting payudara dan memantau

5
kenaikan berat badan saat hamil, melakukan perawatan payudara sejak kehamilan 6 bulan,
ibu mencari informasi tentang gizi dan makanan tambahan saat hamil. Persiapan menyusui
pada masa kehamilan (Antenatal) merupakan hal yang penting dilakukan, sebab dengan
persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap menyusui bayinya dan menunjang keberhasilan
ASI eksklusif (Rainy, 2017). Selanjutnya pada masa setelah persalinan (Intranatal) adalah
upaya membantu pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), membantu terjadinya kontak
langsung antara ibu-bayi selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal,
dan yang paling penting ialah menciptakan suasana tenang agar ibu dapat berpikiran dengan
penuh kasih sayang terhadap bayinya dan penuh rasa percaya diri untuk menyusui bayinya.
Adapun manajemen laktasi pada masa menyusui (Postnatal) yakni meliputi ASI eksklusif,
teknik menyusui, memeras ASI , serta memberikan dan menyimpan ASI peras (Wahda,
2017). Pemberian ASI eksklusif dapat dihambat oleh beberapa hal, seperti rendahnya
pengetahuan ibu dan keluarga mengenai manfaat ASI, cara menyusui yang benar, kurangnya
pelayanan konseling laktasi, faktor sosial budaya, gencarnya pemasaran susu formula.
Kurangnya dukungan dari petugas kesehatan dan faktor ibu yang bekerja sebagai petani,
pedagang, teknik sipil atau pekerja swasta (Dinkes, 2008) Pada beberapa penelitian
menggambarkan bahwa pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi dalam kategori cukup.
Sebelum ibu menyusui sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu untuk menghindari ASI
terkontaminasi oleh kuman. Menyusui bayi sesuai dengan kebutuhan masing-masing
payudara, karena jika dipaksakan salah satu sisi payudara saja yang kosong, ini yang akan
membuat bayi jengkel dan akhirnya malas menyusu. Melihat adanya beberapa akibat dari
teknik menyusui yang salah berdasarkan uraian di atas, maka erat hubungannya dengan
situasi ibu yang kurang atau tidak mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan menyusui. Kurang informasi atau sama sekali tidak mempunyai pengalaman tentang
teknik menyusui yang baik dan benar (Vivian Nanny Lia Dewi, 2011:31).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Bagaimana pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi ?

2. Bagaimana ibu melaksanakan manajemen laktasi ?

6
3. Bagaimana Hubungan pengetahuan Ibu tentang Manajemen Laktasi ?

C. Tujuan

Tujuan Umum

Secara umum untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Manajemen Laktasi

Tujuan Khusus

1. Mampu memahami tentang Manajemen Laktasi.

2. Mampu melaksanakan Manajemen Laktasi.

3. Menganalisa Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Manajemen Laktasi.

7
BAB II

PENDAHULUAN

A. Definisi Manajemen Laktasi

Manajemen laktasi adalah suatu upaya agar proses laktasi atau menyusui dapat berjalan
dengan lancar dan baik. Manajemen laktasi meliputi perawatan payudara, praktik menyusui
yang benar, serta dikenalinya masalah laktasi dan cara mengatasinya. Laktasi adalah bagian
terpadu dari proses reproduksi yang memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta
merupakan dasar biologi dan psikologi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Air susu
ibu(ASI) merupakan makanan yang ideal bagi pertumbuhan neonatus(Nugroho, 2011, p.3).
Komponen yang terkandung didalam ASI sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan dan
perlindungan pertama terhadap infeksi. Proses pembentukan air susu merupakan suatu proses
yang kompleks melibatkan hipotalamus, dan payudara yang telah dimulai saat fetus sampai
pada paskah persalinan. ASI yang dihasilkan memiliki komponen yang tidak sama, dengan
terjadinya kehamilan pada wanita akan berdampak pada pertumbuhan payudara dan proses
pembentukan air susu (Laktasi).
Laktasi adalah suatu seni yang harus di pelajari kembali tanpa diperlukan alat-alat khusus
dan biaya yang mahal, yang diperlukan adalah kesabaran, waktu, pengetahuan tentang
menyusui dan dukungan dari berbagai pihak khususnya suami (Roesli, 2005, p.1). Menyusui
terbaik untuk bayi karena ASI mudah di cerna dan memberikan gizi dalam jumlah
yang cukup untuk kebutuhan bayi, Menyusui lebih nyaman dan lebih murah dari pada susu
formula, dan ASI selalu siap pada suhu yang stabil dengan temperatur tubuh
(Proverawati,2010, p.33). Pengertian Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang
dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini
dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap, yaitu pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu ibu
dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (prenatal), dan pada masa menyusui selanjutnya
sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1). Manajemen laktasi adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh ibu, ayah dan keluarga untuk menunjang keberhasilan
menyusui(Prasetyono, 2009, p.61).
B. Anatomi Payudara

8
Agar memahami tentang manajemen laktasi perlu terlebih dahulu memahami anatomi
payudara:
a. Areola adalah area yang berwarna gelap yang mengelilingi puting susu ibu.
b. Alveoli adalah pabrik ASI, tempat sel-sel laktosit menarik zat gizi yang
diperlukan dari darah
c. Duktus laktoferus :merupakan saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI dari
alveoli ke sinus laktoferus (dari pabrik ASI kegudang ASI)
d. Sinus laktoferus merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di
sekitar aerola yang berfungsi untuk menyimpan ASI
e. Jaringan lemak di sekitar alveoli dan duktus laktoferus menentukan besar kecilnya
ukuran payudara. Payudara kecil maupun besar mempunyai alveoli dan sinus
latoferus yang sama, sehingga menghasilkan ASI yang sama banyak

C. Fisiologi Laktasi
Pada masa hamil, terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran payudara
bertambah basar. Ini disebabkan proliferasi sel duktus laktiferus dan sel kelenjar
pembuat ASI. Karena pengaruh hormon yang dibuat plasenta yaitu laktogen, prolaktin
koriogonadotropin, estrogen dan progesteron. Pembesaran juga disebabkan oleh
bertambahnya pembuluh darah. Pada kehamilan lima bulan atau lebih, kadang-kadang
dari ujung puting mulai keluar cairan yang disebut kolostrum. Sekresi cairan tersebut
karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan hormon prolaktin dari kelenjar
hipofisis. Produksi cairan tidak berlebihan karena meski selama hamil kadar prolaktin
cukup tinggi pengaruhnya dihambat oleh estrogen. Setelah persalinan, dengan
terlepasnya plasenta, kadar estrogen dan progesteron menurun, sedangkan prolaktin
tetap tinggi. Karena tak ada hambatan oleh estrogen maka terjadi sekresi ASI. Pada
saat mulai menyusui, maka dengan segera, rangsangan isapan bayi memacu lepasnya
prolaktin dan hipofisis yang memperlancar sekresi ASI.

D. Periode Manajemen laktasi.


a. Masa kehamilan (Antenatal) Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen laktasi
sebelum kelahiran adalah:

9
1. Ibu mencari informasi tentang keunggulan ASi, manfaat menyusui bagi ibu dan
bayi, serta dampak negatif pemberian susu formula.
2. Ibu memeriksakan kesehatan tubuh pada saat kehamilan kondisi puting payudara,
dan memantau kenaikan berat badan saat hamil.
3. Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan berumur 6 bulan hingga ibu
siap untuk menyusui, ini bermaksud agar ibu mampu memproduksi dan memberikan
ASI yang mencukupi kebutuhan bayi.
4. Ibu senantiasa mencari informasi tentang gizi dan makanan tambahan sejak
kehamilan trimester ke-2 makanan tambahan saat hamil sebanyak 1 1/3 kali dari
makanan yang dikonsumsi sebelum hamil (Prasetyono, 2009, p.62).
b. Masa Persalinan (intranatal) Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen laktasi
saat kelahiran adalah :
1) Masa persalinan merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan bayi
selanjutnya, bayi harus menyusui yang baik dan benar baik posisi maupun cara
melekatkanbayi pada payudara ibu.
2) Membantu ibu kontak langsung dengan bayi selama 24 jam agar menyusui dapat
dilakukan tanpa jadwal.
3) Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU)dalam waktu 2
minggu setelah melahirkan (Prasetyono,2009,).
c. Masa Menyusui (Postnatal) Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen laktasi
setelah kelahiran adalah:
1) Setelah bayi mendapatkan ASI pada minggu pertama kelahiran, ibu harus
menyusui bayi secara eksklusif selama 4 bulan pertama setelah bayi lahir dan saat itu
bayi hanya diberi ASI tanpa makanan tambahan.
2) Ibu mencari informasi yang tentang gizi makanan ketika masa menyusui agar bayi
tumbuh sehat.
3) Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga kesehatannya dan menenangkan pikiran
serta menghindarkan diri dari kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak
terhambat.
4) Ibu selalu mengikuti petunjuk petugas kesehatan(merujuk posyandu atau
puskesmas). Bila ada masalah dalam proses menyusui.
5) Ibu tetap memperhatikan gizi/makanan anak, terutama pada bayi usia 4 bulan
(Prasetyono, 2009).
E. Manfaat Menyusui
Jika seorang ibu memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayinya, hal ini dapat
menguntungkan baik bagi bayinya maupun ibu, antara lain:
a. Manfaat ASI bagi bayi:
1) Sebagai makanan terbaik yang mudah dicerna dan sesuai dengan pencernaan
bayi
2) Memberikan kekebalan tubuh alami bagi bayi dan mencegah infeksi
3) Mencegah terjadinya alergi pada bayi
4) Menunjang perkembangan rahang, gigi dan gusi bayi dikemudian hari
5) Pertumbuhan dan perkembangan lebih optimal dan mencerdaskan otak bayi
6) Membantu pembentukan rahang yang bagus.
7) Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi akan cepat bisa berjalan

10
b. Manfaat ASI bagi ibu:
1) Memperkuat ikatan batin dan kasih sayang antara ibu dan bayi
2) Mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan
3) Mempercepat pengembalian bentuk dan ukuran rahim
4) Menjarangkan kehamilan atau sebagai alat KB alami
5) Mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara
6) Menghemat pengeluaran uang karena ASI GRATIS
7) Menjarangkan kehamilan
8) Mengecilkan rahim
9) Ibu lebih cepat mengalami penurunan berat badan
10) Tidak merepotkan dan hemat waktu

E. Komposisi ASI
Komposisi ASI terdiri atas berbagai macam faktor proteksi, yaitu :
a. Imunoglobulin : seperti lgA, lgM, lgD dan lgE.
b. Lisozim : Terdapat dalam ASI sebanyak 6 – 300 ml/1.000 ml dan kadarnya bisa
meningkat hingga 3.000 – 5.000 kal lebih banyak dibandingkan kadar lisozim dalam
susu sapi. Enzim ini mempunyai fungsi bakteriostatik terhadap enterobakteria dan
kuman gram (-), juga berperan sebagai pelindung terhadap berbagai macam virus.
c. Laktoperiodase : enzim ini bersama dengan perokdase hidrogen dan tiosianat
membantu membunuh streptococcus.
d. Faktor bifidus : merupakan karbohidrat yang mengandung nitrogen. Mempunyai
konsentrasi di dalam ASI 40 kali lebih tinggi dibanding dengan konsentrasi yang ada
di susu sapi. Fungsi faktor ini untuk mencegah pertumbuhan organisme yang tidak
diinginkan, seperti kuman E.coli patogen.
e. Faktor anti stafilokokus : merupakan asam lemak dan melindungi bayi terhadap
penyerbuan stafilokokus.
f. Laktdarierin dan transferin : protein-protein ini memiliki kapasitas mengikat Fe / zat
besi dengan baik hingga mengurangi tersedianya zat besi bagi pertumbuhan kuman
yang memerlukan.
g. Komponen komplemen : sistem komplemen terdiri dari 11 protein serum yang dapat
dibedakan satu sama lain dan dapat diaktifkan oleh berbagai zat seperti antibodi,
produksi kuman dan enzim. Komplemen C3 dan C4 terdapat dalam ASI. Dalam
kolostrum terdapat konsentrasi C3 lebih tinggi hingga dalam keadaan aktif merupakan
faktor pertahanan yang berarti.
h. Sel makrdariag dan netrdariil dapat melakukan fagositosis itu terhadap Stafilokokus,
E.coli dan Candida albicans.
i. Lipase : merupakan zat antivirus.

G. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI


Menurut (Rini & D, 2017) hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI sebagai berikut:

11
a. Makanan Produksi ASI dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu menyusui.
Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan yang teratur, maka
produksi ASI akan berjalan dengan lancar.
b. Ketenangan jiwa dan pikiran Untuk menghasilkan ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan
dan pikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan
menurunkan volume ASI.
c. Penggunaan alat kontrasepsi Agar tidak mengurangi produksi ASI penggunaan alat
kontrasepsi pada ibu menyusui perlu diperhatikan. Contoh alat kontrasepsi yang bisa
digunakan adalah IUD, kondom, pil khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulanan.
d. Perawatan payudara Hormon prolaktin dan oksitosin dihasilkan oleh hipofise dengan cara
merangsang payudara melalui perawatan payudara.
e. Anatomi payudara Jumlah lobus pada payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain
itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomi papilla mammae atau puting susu ibu.
f. Faktor fisiologi ASI terbentuk oleh karena pengaruh hormon prolaktin yang menentukan
produksi dan mempertahankan sekresi air susu.

H. Macam-macam proses manajemen laktasi pemberian ASI:


1) Proses pengembangan jaringan penghasil ASI dalam payudara
Perkembangan jaringan penghasil ASI proses ini dicapai dalam kehamilan dengan adanya
rangsangan pada jaringan kelenjar serta saluran payudara oleh hormon-hormon estrogen,
progesteron dan hormon laktogenik plasenta (Farrel, 2001).
2) Proses yang memicu produksi ASI setelah melahirkan
Memicu produksi ASI setelah melahirkan Setelah plasenta dilahirkan, penurunan produksi
hormon dari organ tersebut terjadi dengan cepat. Hormon hipofisis anterior, yaitu prolaktin,
yang tadinya dihambat oleh kadar estrogen dan progesteron yang tinggi didalam darah, kini
dilepaskan. Prolaktin akan mengaktifkan sel- sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI.
Dalam waktu 3-4 hari setelah bayi dilahirkan, produksi ASI sudah dimulai dan susu yang
disekresikan pada akhir minggu pertama (Farrer, 2001).
3) Proses untuk mempertahankan produksi ASI
4) Proses sekresi ASI (refleks let down)
Mempertahankan produksi ASI dan refleks “let down” pada ekskresi ASI Proses ini
bergantung pada hormon lain, yaitu oksitoksin, yang dilepas dari kelenjar hipofisis posterior
sebagai reaksi terhadap pengisapan puting. Oksitoksin mempengaruhi sel-sel mio-epitelial
yang mengelilingi alveolimammae sehingga alveoli tersebut berkontraksi dan mengeluarkan
air susu yang sudah disekresikan oleh kelenjar mammae. Refleks let-down ini tidak terjadi
karena tekanan negatif oleh pengisapan dan juga bukan karena payudara yang penuh, namun
disebabkan oleh refleks neurogenik yang menstimulasi pelepasan oksitoksin. Ibu menyusui
akan mengalami refleks let-down sekitar 30-60 menit setelah bayi mulai menyusu. Refleks
let-down dapat pula disebabkan oleh faktor-faktor yang murni kejiwaan, seperti mendengar

12
tangisan bayi, berpikir tentang bayinya atau bahkan berpikir tentang bayinya atau bahkan
berpikir tentang pemberian ASI sendiri. Sebaliknya, refleks tersebut dapat dihambat oleh
kecemasan, ketakutan, perasaan tidak aman atau ketegangan. Faktor-faktor ini diperkirakan
dapat meningkatkan kadar epinefrin dan neroinefrin dan selanjutnya akan menghambat
transportasi oksitoksin ke dalam payudara. Begitu produksi ASI sudah terjadi dengan baik,
pengosongan sakus alveolaris mammae yang teratur akan mempertahankan produksi tersebut
(Farrer, 2001).Mempersiapkan Pemberian ASI cara terbaik dalam mempersiapkan pemberian
ASI adalah keadaan kejiwaan ibu yang sedapat mungkin tenang dan tidak menghadapi
banyak permasalahan. Higiene perorangan dan kesejahteraan yang normal sangat penting,
kebersihan tangan dan kuku jari tangan ibu atau orang lain yang akan merawat bayi juga
ditekankan. Puting susu tidak boleh disentuh dengan tangan yang belum dicuci bersih dan
saputangan tidak boleh digunakan sebagai ganjal di balik BH untuk menghentikan
perembesan ASI. Bantalan disposabel kini sudah tersedia untuk keperluan ini dan dapati
dikenakan dalam waktu yang relatif singkat jika perembesan ASI menimbulkan masalah. Ibu
harus mengenakan pakaian yang tidak menghalangi pemberian ASI, jika gaun yang
dikenakan harus dinaikkan dahulu ke atas untuk mengeluarkan payudara, maka cara ini
tentunya tidak mengenakkan pada bagian bawah pakaian semacam ini bisa terdapat lokia. BH
khusus untuk laktasi yang bersih dan dapat juga menyangga payudara harus dikenakan
sepanjang siang serta malam harinya untuk memberikan kenyamanan dan mencegah statis air
susu pada daerah-daerah payudara yang tergantung. Jika ibu tidak memiliki BH khusus
semacam ini, ia dapat menggunakan alat penguat (binder) untuk mengatasi untuk mengatasi
masalah ini. BH untuk laktasi harus dapat dibuka dari depan dan talinya bisa diturunkan
sebelum ibu menyusui bayinya. Tali tersebut dapat dipasang kembali setelah ibu selesai
menyusui. Prosedur membersihkan puting berbeda antara rumah sakit yang satu dan rumah
sakit lainnya. Namun, selama puting berada dalam keadaan bersih, apakah dibersihkan
dengan cara mengusapnya memakai air yang steril ataukah dibersihkan secara khusus dengan
larutan pembersih, caranya tidak menjadi masalah. Setiap kerak atau air susu yang mengering
dan setiap bekas krim/ salep yang dioleskan sebelumnya harus dibersihkan dengan hati-hati.
Larutan alkohol tidak boleh dipakai untuk membersihkan puting karena dapat membuat
puting menjadi kering dan mudah pecah-pecah. Bayi harus berada dalam keadaan bersih,
tangan, mata, hidung, pakaian, popok dan selimut harus diperiksa dahulu sebelum bayi
disusui. Perhatian terhadap semua detail ini akan membantu mengurangi kemungkinan
infeksi pada payudara dan menghindari komplikasi lainnya(Farrer, 2001).
I. Cara Memerah ASI dengan Tangan:
1. Cuci tangan terlebih dahulu dan duduk santai dengan mencondongkan badan sedikit
ke depan
2. Payudara dipijat dengan lembut dari dasar payudara ke arah puting susu
3. Letakkan ibu jari di bagian atas areola dan jari telunjuk serta jari tengah di bagian
bawah areola
4. Tekan jari ke arah dada, kemudian pencet dan tekan payudara diantara jari-jari, lalu
lepaskan, dorong ke puting seperti mengikuti gerakan mengisap bayi
5. Ulangi hal ini berulang-ulang sampai payudara menjadi lembek dan kosong.
Teknologi untuk Memerah ASI

13
Selain menggunakan tangan, memerah ASI dapat dilakukan menggunakan pompa ASI.
Memerah ASI menggunakan pompa dapat dilakukan dengan pompa manual ataupun
menggunakan pompa elektrik.

Cara menyimpan ASI perah

Tempat Penyimpanan Suhu Keterangan Lama


Penyimpanan
Dalam ruangan 19-25˚C Wadah harus ditutup dan dijaga 6-8 jam
sedingin mungkin, bila perlu dibalut
dengan handuk dingin
Dalam tas pendingin -15-4˚C Pastikan es batu menyentuh wadah 24 jam
ASI sepanjang waktu, hindari
membuka tutup tas
Freezer 1 pintu -15˚C Pastikan es batu menyentuh wadah 2 minggu, simpan
dengan lemari es ASI sepanjang waktu, hindari dib again dalam
membuka tutup tas freezer
Lemari Es: < 4˚C , 5 hari Simpan di
bagian paling dalam lemari es

Freezer 2 pintu -18˚C Simpan di bagian paling dalam freezer 3-6 bulan
dengan lemari es agar suhu tetap stabil

Freezer Box (Freezer -20˚C Hindari membuka tutup freezer. 6-12 bulan
Ice Cream)

Catatan; Beri tanggal penyimpanan pada ASI Perah dan gunakan ASI sesuai urutan tanggal
pemerahan.

Cara menggunakan ASI perah yang telah dibekukan

 ASI beku dapat dicairkan pada udara terbuka yang cukup hangat atau di dalam wadah
berisi air hangat, selanjutnya ASI dapat bertahan 4 jam dan tidak dapat dibekukan
kembali.

14
 ASI beku dapat dicairkan di lemari pendingin, dan dapat bertahan maksimal 4 jam,
selanjutnya ASI dapat disimpan di lemari pendingin kembali selama 24 jam tetapi
tidak dapat dibekukan lagi (tidak disimpan di freezer lagi).

J. Masalah dalam Menyusui dan Cara Mengatasinya

1.  Puting lecet dan nyeri

Penyebab: Kesalahan teknik melepaskan puting dari mulut bayi.


Cara mengatasinya: lepaskan puting dengan cara memasukkan jari kelingking ibu ke
mulut bayi atau menekan dagu bayi ke bawah.

2.  Payudara mengalami bengkak

Penyebab: Bayi tidak terlalu sering menyusu sehingga ASI tertumpuk di payudara
Cara Mengatasinya: Lakukan pemijatan pada payudara dengan kedua tangan
menggunakan minyak/Baby oil dari arah pangkal payudara menuju puting. Kemudian
kompres payudara menggunakan lap handuk yang telah direndam dalam air hangat
dan air dingin secara bergantian.

3.  Bentuk puting melesak ke dalam (puting tidak keluar)

Penyebab: Biasanya keadaan bawaan dari lahir


Cara Mengatasinya: Melakukan tarikan pada puting secara terus menerus, dengan
memutar ke kiri dan ke kanan kemudian tarik keluar. Akan lebih baik jika penarikan
puting dilakukan pada usia kehamilan diatas 5 bulan.

4.  Saluran ASI tersumbat

Penyebab: Kurangnya rangsangan untuk mengeluarkan ASI


Cara Mengatasinya: Susukan semua ASI hingga kosong, Kalau bayi sudah tidak mau
menyusu, pompa ASI agar keluar kemudian simpan ASI untuk digunakan saat bayi
membutuhkan. Selain itu bisa juga dengan mengompres payudara dengan air hangat
dan air dingin bergantian.

15
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI
dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi yang menjadi saran adalah: Bagi Ibu Yang
Mempunyai Bayi Diharapkan kepada ibu yang mempunyai bayi untuk lebih menggali
informasi tentang pemberian ASI Eksklusif agar lebih mengetahui pentingnya ASI Eksklusif
untuk bayi dan dapat menerapkan dalam keseharian untuk memberiakan ASI Eksklusif pada
bayinya sampai bayi umur 6 bulan agar tercipta masa depan generasi mendatang akan lebih
baik, sehat, berkualitas dan berguna bagi Orang tua, Bangsa dan Negara.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nugraheni, S.A, Widyiantoro,R., dan Sulistyowati,E. (2019). Pendampingan


Penatalaksanaan ASI Eksklusif. Semarang. FKM UNDIP Press

Wattimena, I., Werddani, YDW. (2015). Manajemen Laktasi dan Kesejahteraan Ibu
Menyusui. Jurnal Psikologi

Monika,F.B. (2014). Buku Pintas ASI dan Menyusui. Jakarta: Penerbit Noura Books

Dewi Putri. (2011). Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Terhadap Tehnik Pemberian ASI
(Laktasi). Bengkulu.

Handy. F. (2010). Panduan Menyusui Dan Makanan Sehat Bayi. Jakarta: Pustaka Bunda

17

Anda mungkin juga menyukai