Anda di halaman 1dari 7

TERM OF REFRENCE (TOR)

IN HOUSE TRAINING PATIENT SAFETY


RUMAH SAKIT
TAHUN 2021

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai
dengan yg diucapkan Hiprocrates kira-2 2400 tahun yang lalu, yaitu: Primum, non
nocere (First, do no harm). Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran,  ilmu kedokteran yg dahulu sederhana, inefektif dan relatif aman, menjadi
semakin kompleks & lebih efektif  namun berpotensi terjadinya KTD pada pasien, bila
rumah sakit tidak memperhatikan keselamatan pasien (patient safety)
Di Rumah Sakit terdapat bermacam obat, bermacam test & prosedur, bermacam alat
dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi & non profesi yang siap
memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagam dan kerutinan
pelayanan tersebut apabila tidak di kelola dengan baik rawan terjadinya KTD. Walau
data KTD belum ada di RS, namun Rumah Sakit memandang perlu untuk melaksanakan
Program Keselamatan Pasien di Rumah Sakit  karena dengan meningkatnya KPRS
diharapkan kepercayaan terhadap pelayanan RS dapat pula meningkat. Gerakan "Patient
safety" atau Keselamatan Pasien telah menjadi spirit dalam pelayanan rumah sakit di
seluruh dunia. Tidak hanya rumah sakit di negara maju yang menerapkan Keselamatan
Pasien untuk menjamin mutu pelayanan, tetapi juga rumah sakit di negara berkembang,
seperti Indonesia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Kesehatan no 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Peraturan ini
menjadi tonggak utama operasionalisasi Keselamatan Pasien di rumah sakit seluruh
Indonesia. Banyak rumah sakit di Indonesia yang telah berupaya membangun dan
mengembangkan Keselamatan Pasien, namun upaya tersebut dilaksanakan berdasarkan
pemahaman manajemen terhadap Keselamatan Pasien. Peraturan Menteri ini
memberikan panduan bagi manajemen rumah sakit agar dapat menjalankan spirit
Keselamatan Pasien secara utuh.
Menurut PMK 1691/2011, Keselamatan Pasien adalah suatu sistem di rumah sakit
yang menjadikan pelayanan kepada pasien menjadi lebih aman, oleh karena
dilaksanakannya: asesmen resiko, identifikasi dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindaklanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
tindakan medis atau tidak dilakukannya tindakan medis yang seharusnya diambil. Sistem
tersebut merupakan sistem yang seharusnya dilaksanakan secara normatif.
Melihat lengkapnya urutan mekanisme Keselamatan Pasien dalam PMK tersebut,
maka, jika diterapkan oleh manajemen rumah sakit, diharapkan kinerja pelayanan klinis
rumah sakit dapat meningkat serta hal-hal yang merugikan pasien (medical error,
nursing error, dan lainnya) dapat dikurangi semaksimal mungkin. Dari uraian diatas
maka RSKB Ringroad Selatan Bantul Yogyakarta, berinisiatif utnuk menyelenggarakan
pelatihan 5 wajib, salah satunya adalah tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit”

1
B. MANFAAT PELATIHAN
Memberikan pengetahuan bagaimana agar para petugas kesehatan dalam menjalankan
tugasnya secara optimal dan terhindar dari bahaya ataupun resiko

C. TUJUAN
1. Setelah pelatihan ini, peserta akan berperan dan kewenangan:
a. Sebagai Inisiator, yaitu sebagai pelopor implementasi program manajemen risiko
dan sasaran keselamatan pasien rumah sakit
b. Sebagai Informator, yaitu memberikan informasi dan melaporkan yang adekuat
kepada pimpinan dan seluruh civitas hospitalia dalam menerapkan insiden sasaran
keselamatan pasien di RS
c. Sebagai Fasilitator, yaitu impelementasi Patient Centererd Care (PCC) dalam
memberikan pelayanan kepada pasien.
2. Kompetensi Yang akan di dapat oleh peserta pelatihan KPRS adalah:
a. Memiliki pemahaman dalam mengeimplementasi 6 sasaran keselamatan pasien
b. Memiliki sikap dan kebiasaan yang menjadi budaya sehari-hari dalam melaporkan
insiden keselamatan pasien
c. Memiliki ketrampilan dalam melakukan manajemen risiko (FMEA, RCA).

D. MATERI PELATIHAN
1. Dasar-dasar Patient Safety
2. Manajemen Risiko dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
3. FMEA dan RCA

E. PERAN DAN KOMPETENSI


1. Setelah pelatihan ini, peserta akan berperan dan kewenangan:
a. Sebagai Inisiator, yaitu sebagai pelopor implementasi program manajemen risiko
dan sasaran keselamatan pasien rumah sakit
b. Sebagai Informator, yaitu memberikan informasi dan melaporkan yang adekuat
kepada pimpinan dan seluruh civitas hospitalia dalam menerapkan insiden
sasaran keselamatan pasien di RS
c. Sebagai Fasilitator, yaitu impelementasi Patient Centererd Care (PCC) dalam
memberikan pelayanan kepada pasien.
2. Kompetensi Yang akan di dapat oleh peserta pelatihan KPRS adalah:
a. Memiliki pemahaman dalam mengeimplementasi 6 sasaran keselamatan pasien
b. Memiliki sikap dan kebiasaan yang menjadi budaya sehari-hari dalam
melaporkan insiden keselamatan pasien
c. Memiliki ketrampilan dalam melakukan manajemen risiko (FMEA, RCA).

F. OUTPUT YANG HENDAK DI CAPAI


1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD di Rumah Sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi penanggulangan
KTD
5. Rumah Sakit akan memiliki SDM yang mampu mamahami manajemen risiko sebagai
bagian dari program sasaran keselamatan pasien

2
B. STRUKTUR PROGRAM MATERI PELATIHAN
Struktur program pelatihan terdiri atas materi dasar, materi inti dan materi penunjang
sebagai berikut :
N JPL
MATERI
O T P PL Jumlah
A MATERI DASAR
1. Standar Sasaran Keselamatan Pasien 1 - - 1
2. Manajemen Resiko Klinis 1 - - 1
B MATER I INTI
1. Sistem Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien 1 - - 1
2. Failured Measurement Effect Analysis (FMEA) 1 - - 1
3. Root Couse Analysis (RCA) 1 - - 1
C MATERI PENUNJANG
1. Pre dan Post Test 1 - - 1
JUMLAH 6 - - 6

C. NARA SUMBER
1. Komite Mutu

D. WAKTU DAN TEMPAT


1. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pelatihan ini adalah sebanyak 1 hari atau sebanyak 10 jam pelajar
@ 45 menit yang dilaksanakan pada Tanggal 22 Oktober 2021
2. Tempat Pelaksanaan :
Dilaksanakan di Ruang Pertemuan RSKB Ringroad Selatan

E. PESERTA
Peserta berjumlah 40 orang terdiri dari :
1. Rekam Medis : 3 Orang
2. Poli : 3 Orang
3. ICU : 3 Orang
4. Farmasi : 3 Orang
5. Radiologi : 2 Orang
6. Gizi : 2 Orang
7. Kassa : 2 Orang
8. Satpam : 2 Orang
9. Laboratorium : 2 Orang
10. IGD : 3 Orang
11. IRNA : 4 Orang
12. IBS : 4 Orang
13. CS : 3 Orang
14. dr. IGD : 4 Orang

Kriteria Peserta:
1. Semua karyawan
2. Di tugaskan oleh atasan
3. Bersedia mengikuti dari awal sampai akhir

3
Ketentuan Peserta:
1. Pakaian Peserta: bebas, sopan dan rapi (disarankan memakai putih gelap)
2. Hadir mulai pukul 08.00 sampai dengan selesai
3. Peserta akan mendapat snack dan makan siang
4. Peserta yang diyatakan lulus berhak mendapatkan sertifikat

F. METODE DAN PROSES PEMBELAJARAN


1. Metode Pembelajaran
a. Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan harapan yang
terkait dengan fungsi yang akan dilaksanakan setelah mengikuti pelatihan,
memberikan kesempatan belajar sambil berbuat (learning by doing) dan belajar
atas pengalaman (learning by experience).
b. Peran serta aktif peserta sesuai dengan pendekatan pembelajaran.
c. Penciptaan iklim pembelajaran yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya
komunikasi interaktif.
2. Metode yang digunakan selama proses pembelajaran adalah :
a. Ceramah dan tanya jawab
b. Curah pendapat, untuk penjajagan pengetahuan dan pengalaman peserta terkait
materi yang akan diberikan
3. Penugasan berupa :
a. Diskusi kelompok
b. Latihan ketrampilan
c. Praktek lapangan
4. Proses Pembelajaran
a. Proses pembelajaran digambarkan berupa alur proses sebagai berikut :

INPUT PROSES OUTPUT

Materi Dasar : Penyiapan peserta : membangun Tujuan diklat :


MATERI INTI komitmen belajar dan mengetahui Peserta mampu
harapan peserta mengimplementasikan
MATERI TAMBAHAN: Keselamatan Pasien di
Pemberian materi dengan metode: Rumah Sakit
ceramah tanya jawab, curah
pendapat, penugasan diskusi
kelompok, latihan ketrampilan

Penyusunan RTL

G. EVALUASI
Evaluasi terhadap peserta dilakukan meliputi aspek:
1. Pengetahuan memiliki bobot 70 %
Penilaian dilakukan melalui:
a. Ujian pre & post test
b. Seminar RTL kelompok

4
Untuk kriteria nilai pre dan post test ketentuannya sebagai berikut:
- Skor < 45 = nilai huruf D (tidak lulus)
- Skor 45 - 60 = nilai huruf C (lulus dengan cacatan)
- Skor 60 – 75 = nilai huruf B (lulus dengan predikat baik)
- Skor > 75 = nilai huruf A (lulus dengan predikat sangat baik)
2. Sikap 30 %
Penilaian dilakukan melalui observasi secara langsung oleh panitia baik di kelas
maupun dilapangan. Adapun aspek yang di nilai, meliputi:
a. Kedispilinan
b. Keaktifan
c. Kepemimpinan
d. Prakarsa
e. Kreatifitas
f. Kerjasama
g. Kepedulian
h. Kebersamaan dan tata krama
3. Evaluasi terhadap pengajar/pembimbing, yang meliputi aspek:
a. Penguasaan materi
b. Ketepatan waktu
c. Sistematikan penyajian
d. Penggunaan metode dan alat bantu
e. Penampilan
f. Penggunaan bahasa
g. Gaya mengajar
h. Pemahaman terhadap peserta
i. Pencapaian tujuan materi
4. Evaluasi terhadap penyelenggaraan / kepanitiaan meliputi:
a. Pelayanan bahan belajar
b. Pelayanan sarana belajar
c. Pelayanan akomodasi
d. Pelayanan konsumsi
e. Pelayanan kesekretariatan
f. Penampilan & keramah-tamahan

H. SERTIFIKASI
Berdasarkan dan Kepmenkes No. 725 Tahun 2007, tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Bidang Kesehatan, maka bagi peserta yang telah mengikuti pelatihan selama
10 jam pelajaran (jpl) dan telah dinyatakan lulus, maka peserta pelatihan akan dapat
Penghargaan Berupa Sertifikat dari Penyelenggara. Adapun Kriteria Lulus adalah:
1. Jam pelajaran (JPL) diikuti sebanyak minimal 85% (10 JPL)
2. Nilai post test tidak kurang dari 60
3. Menyelesikan persyaratan administrasi
4. Mengumpulkan RTL

I. MEDIA DAN FASILITAS


1. LCD
2. Audio
3. Format-Format dan Chek List
4. Lain-lain

5
J. ANGGARAN BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN JUMLAH /@ TOTAL
1 Honor Pemateri 3 orang Rp. 300.000,- Rp. 900.000,-
2 Sertifikasi 50 buah Rp. 5.000,- Rp. 250.000,-
3 Konsumsi Narasumber + Panitia 6 Orang Rp. 7.000,- Rp. 42.000,-
Total Rp. 1.192.000,-

K. BIAYA
Direncanakan biaya pelatihan ini berasal dari anggaran diklat Rumah sakit Tahun 2021

L. PENUTUP
Demikian proposal ini diajukan agar dapat dipertimbangkan sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan Pelatihan Patient Safety bagi Karyawan Rumah sakit Tahun 2021 dan dapat
menjadi acuan bagi penyelenggara pelatihan ini.
Dalam penyusunan Kerangka Acuan (TOR) Pelatihan Patient Safety bagi Karyawan di
RSKB Ringroad Selatan ini tentunya masih terdapat kekurangan dan kesalahan, maka
kami mohon saran, masukan dan kritik yang membangun dalam rangka memperbaiki dan
menyempurnakannya. Semoga bermanfaat.

Bantul, 18 Oktober 2021


Ketua Panitia Diklat

dr. Ani, M.Kes


NIP.

6
TENTATIF JADWAL
IN HOUSE TRAINING PATIENT SAFETY
RUMAH SAKIT
TAHUN 2021

HARI I
JP
JAM MATERI NARASUMBER METODE
L
07.00 - 07.30 Pre test dan Pembukaan Panitia
07.30 – 08.00 Pembukaan Direktur
08.00 – 09.30 Dasar-dasar Patient Safety Pemateri CTJ
Manajemen Risiko & Pelaporan
09.30 - 11.00 Pemateri CTJ
Insiden Keselamatan Pasien
11.00 - 12.30 FMEA dan RCA Pemateri CTJ
12.30 -13.00 Post Test & Penutupan Panitia

Anda mungkin juga menyukai