Anda di halaman 1dari 7

PELATIHAN  

MANAJEMEN NYERI (PAIN MANAGEMENT)


BAGI PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN RUMAH SAKIT YOGYAKARTA
TAHUN 2018

PENDAHULUAN

Nyeri merupakan suatu rasa tidak menyenangkan yang berkaitan dengan sisi emosional
seseorang, nyeri bisa jadi merupakan suatu alarm tubuh jika terjadi sesuatu yang salah pada
tubuh. Nyeri juga dapat didefinisikan sebagai “pengalaman sensoris dan emosional yang
tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial atau dilukiskan dalam istilah seperti kerusakan” (The International Association for
the Study of Pain, 1979).
Namun dewasa ini, banyak rumah sakit yang telah melakukan upaya intensif untuk
mengelola rasa nyeri tersebut, sehingga rasa nyeri yang menyertai tindakan medis, tindakan
keperawatan, ataupun prosedur diagnostik pada pasien dapat diminimalkan atau dilakukan
tindak lanjut yang teratur, sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh rumah sakit dan
kebutuhan pasien. Nyeri yang dirasakan pasien dikelola dengan melakukan pemantauan
secara kontinyu dan terencana. Bahkan dalam akreditasi Joint Commission International
(JCI) isu manajemen nyeri ini menjadi salah satu elemen penilaian yang dipersyaratkan untuk
dipenuhi oleh pihak rumah sakit.
Akreditasi Rumah Sakit merupakan upaya Kementerian Kesehatan menyediakan suatu
perangkat yang mendorong RS untuk selalu meningkatkan mutu dan keamanan pelayanan,
sehingga setiap rumah sakit di Indonesia harus terakreditasi oleh KARS sesuai Standar
Akreditasi Baru versi 2012. Salah satu hal yang perlu dipenuhi dalam pelayanan pasien
adalah berkaitan dengan Manajemen Nyeri atau “Pengelolaan Rasa Nyeri” sebagaimana
dinyatakan secara jelas pada Kelompok 1 Bab 4 Pelayanan Pasien Standar 6 (PP. 6) yang
mewajibkan pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif, dan Bab 7
Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK. 4) yang menyatakan bahwa terkait dengan pelayanan
yang diberikan RS, pasien dan keluarga wajib dididik tentang manajemen nyeri.
Oleh karenanya rumah sakit dituntut memiliki proses untuk asesmen dan pengelolaan rasa
nyeri yang sesuai, mulai dari identifikasi pasien yang nyeri pada waktu asesmen awal dan
asesmen ulang, menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol, komunikasi
dengan mendidik pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dan gejala serta mendidik
para praktisi pelayanan kesehatan tentang asesmen dan pengelolaan nyeri.
Guna membantu Manajemen Rumah Sakit mempersiapkan Akreditasi khususnya manajemen
nyeri secara efektif maka Ar Rantissi Health Development Center bekerjasama dengan
Rumah Sakit menyelenggarakan In House Training  Manajemen Nyeri bagi Perawat.

TUJUAN TRAINING MANAJEMEN NYERI (PAIN MANAGEMENT)

UMUM
Setelah mengikuti pelatihan ini seluruh peserta akan memiliki kompetensi dasar dalam
melakukan asuhan pelayanan untuk mengatasi nyeri pada pasien di ruang rawat darurat,
rawat jalan maupun rawat inap Rumah Sakit sesuai dengan panduan manajemen nyeri yang
sudah di standarkan.

KHUSUS

Setelah selesai, diharapkan peserta memiliki pemahaman dasar mengenai :


1. Manajemen nyeri pada berbagai kondisi
2. Mampu menjelaskan pengertian nyeri.
3. Menyebutkan penyebab timbulnya nyeri.
4. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
5. Menyebutkan cara mengkaji persepsi nyeri.
6. Menyebutkan cara-cara untuk mengatasi nyeri pada berbagai penyebab.
7. Bimbingan Teknis Manajemen Nyeri bagi Perawat : Penunjang PAP.6
danMKE.10 dalam STANDAR SNARS Ed. 1.
8. Menyusun Panduan Manajemen Nyeri
9. Belajar Assessmen Nyeri
10. Belajar berbagai cara teknik Manajemen Nyeri Non Farmakologik
11. Belajar tentang Manajemen Nyeri Farmakologik

PERAN DAN KOMPTENSI

A. Setelah pelatihan ini, peserta akan berperan dan kewenangan:


1. Sebagai Provider, yaitu sebagai petugas profesional pemberi asuhan (PPA) pelayanan
pada pasien dengan status nyeri dengan melakukan manajemen nyeri (pain
management) sesuai standar PAP dan MKE dalam SNARS Edisi 1.
2. Sebagai Manager, yaitu berperan secara proaktif untuk mengelola manajemen nyeri
pasien di unit gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap sehingga mampu menangani
dengan cepat, tepat dan akurat sesuai kebutuhan pasien dan standar di RS
3. Sebagai Fasilitator, yaitu mempersiapkan segala sesuatunya tertkait kebutuhan sarana
prasarana, alat dan bahan, sistem penunjang dalam penanganan nyeri pasien gawat
darurat, rawat jalan dan rawat inap sesuai instruksi leader/case manager di RS.

B. Kompetensi Yang akan di dapat oleh peserta pelatihan Manajemen Triase adalah:
1. Memiliki kesiapan mental, dalam arti bahwa ”emergency can not wait”. Setiap unsur
terkait termasuk perawat dan dokter harus menghayati bahwa manajemen nyeri
merupakan bagian dari salah satu upaya pasien safety yang harus dilaksanakan oleh
semua PPA
2. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan. Perawat harus mempunyai bekal pengetahuan
teoritis, anatomis dan patofisiologi dalam melakukan manajemen nyeri pada semua
pasien dimulai pengkajian )assesment) sampai pada intervensi manajemen nyeri
farmakologis dan non farmakologis.
3. Memiliki ketrampilan menyiapkan alat dan obat. Pada manajemen nyeri farmakologi
di perlukan kemampuan menyiapkan dan memberikan obat sesuai resep dokter dan
penanganan nyeri non obat dengan berbagai alat teknik pendekatan manajemen nyeri.

OUTPUT YANG HENDAK DI CAPAI

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit


2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit dalam penanganan nyeri terhadap pasien
dan masyarakat
3. Menurunnya angka nyeri pada pasien di Rumah Sakit
4. Rumah Sakit memiliki SDM yang mampu melakukan manajemen nyeri.
5. Rumah Sakit akan memiliki SDM yang mampu mengimplementasikan Standar
SNARS Edisi 1, khususnya Standar PAP dan MKE

STRUKTUR PROGRAM MATERI PELATIHAN


Struktur program pelatihan terdiri atas materi dasar, materi inti dan materi penunjang sebagai
berikut :
NO MATERI JPL
T P PL Jml
A MATERI DASAR
1 Standar PAP dan MKE SNARS Ed. 1 1 - - 1
2 Prinsiop Dasar Manajemen Nyeri 1 - - 1
B MATERI INTI 1
1 Assesment Manajemen Nyeri 1 - - 1
2 Manajemen Nyeri Farmakologik 1 - - 1
3 Manajemen Nyeri Non Farmakologik 1 - - 1
C MATERI PENUNJANG
1 Pre dan Post Test - - - -
2 Praktek dan Latihan - - 5 5
JUMLAH 5 - 5 10

NARA SUMBER

1. TIM ARDHC
2. Praktisi

WAKTU DAN TEMPAT

A. Waktu Pelaksanaan
 Waktu pelaksanaan pelatihan ini adalah sebanyak 1 hari atau sebanyak 10 jam pelajar
@ 45 menit yang dilaksanakan pada Tgl 15 September 2018 (Sabtu )
B. Tempat Pelaksanaan
 Dilaksanakan di Ruang Pertemuan Rumah Sakit

PESERTA

A. Jumlah Peserta: Jumlah peserta dalam pelatihan ini sebanyak 20-25 orang di Rumah
Sakit, terdiri dari:
1. IGD : 2 orang
2. Poli : 2 orang
3. IRNA : 6 orang
4. IBS : 3 orang
5. Laboratorium : 3 orang
6. Radiologi : 2 orang
7. Pendaftaran : 3 orang
8. Satpam : 2 orang
9. Kasir : 2 orang
10. Gizi : 2 orang
11. Farmasi : 3 orang
Total : 30 orang
B. Kriteria Peserta:

1. Semua Tenaga PPA Rumah Sakit


2. Pendidikan minimal D-III
3. Di tugaskan oleh atasan
4. Bersedia mengikuti dari awal sampai akhir

C. Ketentuan Peserta:
a. Pakaian Peserta: bebas, sopan dan rapi (disarankan memakai putih gelap)
b. Pada saat praktek lapangan pakaian seragam perawat
c. Hadir mulai pukul 08.00 sampai dengan selesai
d. Peserta akan mendapat snack dan makan siang
e. Peserta yang diyatakan lulus berhak mendapatkan sertifikat

METODE DAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Metode Pembelajaran

Metode pelatihan ini berdasarkan pada prinsip :

1. Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan harapan yang
terkait dengan fungsi yang akan dilaksanakan setelah mengikuti pelatihan,
memberikan kesempatan belajar sambil berbuat (learning by doing) dan belajar
atas pengalaman (learning by experience).
2. Peran serta aktif peserta sesuai dengan pendekatan pembelajaran.
3. Penciptaan iklim pembelajaran yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya
komunikasi interaktif.
4. Metode yang digunakan selama proses pembelajaran adalah :
a. Ceramah dan tanya jawab
b. Curah pendapat, untuk penjajagan pengetahuan dan pengalaman peserta
terkait materi yang akan diberikan
c. Penugasan berupa : diskusi kelompok, latihan ketrampilan
d. Praktek Demonstrasi

B. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran digambarkan berupa alur proses sebagai berikut :


INPUT PROSES OUTPUT

Materi dasar :
Penyiapan peserta : membangun
MATERI INTI komitmen belajar dan mengetahui
harapan peserta
MATERI TAMBAHAN:
Tujuan diklat :
Pemberian materi dengan metode: Peserta mampu
ceramah tanya jawab, curah Menerapkan
pendapat, penugasan diskusi Manajemen NYERI
kelompok, latihan ketrampilan

Praktek lapangan

Penyusunan RTL

EVALUASI

1. Evaluasi terhadap peserta dilakukan meliputi aspek:


 Pengetahuan memiliki bobot 70 %
Penilaian dilakukan melalui: ujian pre & post test, penugasan dan simulasi dan
seminar RTL kelompok. Untuk kriteria nilai pre dan post test ketentuannya sebagai
berikut:
- Skor < 45 = nilai huruf D (tidak lulus)
- Skor 45 - 60 = nilai huruf C (lulus dengan cacatan)
- Skor 60 – 75 = nilai huruf B (lulus dengan predikat baik)
- Skor > 75 = nilai huruf A (lulus dengan predikat sangat baik)
 Sikap 30 %
Penilaian dilakukan melalui observasi secara langsung oleh panitia baik di kelas
maupun dilapangan. Adapun aspek yang di nilai, meliputi: kedispilinan, keaktifan,
kepemimpinan, prakarsa, kreatifitas, kerjasama, kepedulian, kebersamaan dan tata
krama.
2. Evaluasi terhadap pengajar/pembimbing, yang meliputi aspek: penguasaan materi,
ketepatan waktu, sistematikan penyajian, penggunaan metode dan alat bantu, penampilan,
penggunaan bahasa, gaya mengajar, pemahaman terhadap peserta, pencapaian tujuan
materi, dll.
3. Evaluasi terhadap penyelenggaraan/kepanitiaan meliputi: pelayanan bahan belajar,
pelayanan sarana belajar, pelayanan akomodasi, pelayanan konsumsi, pelayanan
kesekretariatan, penampilan & keramah-tamahan.
SERTIFIKASI

Berdasarkan Kepmenkes No. 725 Tahun 2007, tentang Pedoman Penyelenggaraan


Pelatihan Bidang Kesehatan, maka bagi peserta yang telah mengikuti pelatihan selama 10
jam pelajaran (jpl) dan telah dinyatakan lulus, maka peserta pelatihan akan dapat
Penghargaan Berupa Sertifikat dari Penyelenggara. Adapun Kriteria Lulus adalah:

1. Jam pelajaran (jpl) diikuti sebanyak minimal 85% (10 jpl)


2. Nilai post test tidak kurang dari 60
3. Menyelesikan persyaratan administrasi
4. Mengumpulkan RTL

MEDIA DAN FASILITAS

 LCD
 Audio
 Modul
 Format-Format dan Chek List
 Dan lain-lain

ANGGARAN BIAYA

URAIAN
NO HARGA SATUAN TOTAL
KEGIATAN
1 Transportasi 2 orang Rp. 150.000,- Rp. 350.000,-
2 Honor pemateri 10 jpl Rp. 250.000,- Rp. 2.500.000,-
3 Honor makalah 8 mkl Rp. 100.000,- Rp. 800.000,-
4 Sertifikasi 30 buah Rp. 25.000,- Rp. 750.000,-
Penggandaan
5 makalah 30 orang x 8 mkl Rp. 10.000,- -
5 Konsumsi 35 orang RP. 25.000,- -
Total Rp. 4.400.000,-

BIAYA

Direncanakan biaya pelatihan ini berasal dari Bagian Diklat Rumah Sakit Tahun 2018
PENUTUP

Demikian proposal ini diajukan agar dapat dipertimbangkan sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan Pelatihan Manajemen Nyeri bagi Tenaga PPA Rumah Sakit Tahun 2018 dan dapat
menjadi acuan bagi penyelenggara pelatihan ini.

Dalam penyusunan Kerangka Acuan (TOR) Manajemen Nyeri bagi Tenaga PPA di Rumah
Sakit ini tentunya masih terdapat kekurangan dan kesalahan, maka kami mohon saran,
masukan dan kritik yang membangun dalam rangka memperbaiki dan menyepurnakannya.
Semoga bermanfaat

Yogyakarta, Agustus 2018

Manager Of Training Ketua Panitia Diklat

Budi, SKM, M.Kes

TENTATIF JADWAL
PELATIHAN MANAJEMEN NYERI BAGI PETUGAS PPA Rumah Sakit YOGYAKARTA
SABTU, TGL. 15 September 2018
HARI I
JPL JAM MATERI NARA SUMBER METODE
1 07.00 - 07.30 Pre test Panitia
2 07.30 – 08.00 Pembukaan Direktur
3 08.00 – 09.30 Standar PAP dan MKE Ani, S.Kep, Ners CTJ
4 09.30 - 11.00 Konsep Dasar Manajemen Nyeri Ani, S.Kep, Ners CTJ
5 11.00 - 12.30 Assesment Manajemen Nyeri Rini, S.Kep, Ners Demontrasi
12.30 -13.00 ISHOMA
5 13.00 - 14.30 Manajemen Nyeri Farmakologik Rini, S.Kep, Ners Demonstrasi
6 14.30 – 16.00 Manajemen Nyeri Non Rini, S.Kep, Ners Demonstrasi
farmakologik
7 16.00 - 17.30 Post Test & Penutupan Panitia

Anda mungkin juga menyukai