PENDAHULUAN
Nyeri merupakan suatu rasa tidak menyenangkan yang berkaitan dengan sisi emosional
seseorang, nyeri bisa jadi merupakan suatu alarm tubuh jika terjadi sesuatu yang salah pada
tubuh. Nyeri juga dapat didefinisikan sebagai “pengalaman sensoris dan emosional yang
tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial atau dilukiskan dalam istilah seperti kerusakan” (The International Association for
the Study of Pain, 1979).
Namun dewasa ini, banyak rumah sakit yang telah melakukan upaya intensif untuk
mengelola rasa nyeri tersebut, sehingga rasa nyeri yang menyertai tindakan medis, tindakan
keperawatan, ataupun prosedur diagnostik pada pasien dapat diminimalkan atau dilakukan
tindak lanjut yang teratur, sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh rumah sakit dan
kebutuhan pasien. Nyeri yang dirasakan pasien dikelola dengan melakukan pemantauan
secara kontinyu dan terencana. Bahkan dalam akreditasi Joint Commission International
(JCI) isu manajemen nyeri ini menjadi salah satu elemen penilaian yang dipersyaratkan untuk
dipenuhi oleh pihak rumah sakit.
Akreditasi Rumah Sakit merupakan upaya Kementerian Kesehatan menyediakan suatu
perangkat yang mendorong RS untuk selalu meningkatkan mutu dan keamanan pelayanan,
sehingga setiap rumah sakit di Indonesia harus terakreditasi oleh KARS sesuai Standar
Akreditasi Baru versi 2012. Salah satu hal yang perlu dipenuhi dalam pelayanan pasien
adalah berkaitan dengan Manajemen Nyeri atau “Pengelolaan Rasa Nyeri” sebagaimana
dinyatakan secara jelas pada Kelompok 1 Bab 4 Pelayanan Pasien Standar 6 (PP. 6) yang
mewajibkan pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif, dan Bab 7
Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK. 4) yang menyatakan bahwa terkait dengan pelayanan
yang diberikan RS, pasien dan keluarga wajib dididik tentang manajemen nyeri.
Oleh karenanya rumah sakit dituntut memiliki proses untuk asesmen dan pengelolaan rasa
nyeri yang sesuai, mulai dari identifikasi pasien yang nyeri pada waktu asesmen awal dan
asesmen ulang, menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol, komunikasi
dengan mendidik pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dan gejala serta mendidik
para praktisi pelayanan kesehatan tentang asesmen dan pengelolaan nyeri.
Guna membantu Manajemen Rumah Sakit mempersiapkan Akreditasi khususnya manajemen
nyeri secara efektif maka Ar Rantissi Health Development Center bekerjasama dengan
Rumah Sakit menyelenggarakan In House Training Manajemen Nyeri bagi Perawat.
UMUM
Setelah mengikuti pelatihan ini seluruh peserta akan memiliki kompetensi dasar dalam
melakukan asuhan pelayanan untuk mengatasi nyeri pada pasien di ruang rawat darurat,
rawat jalan maupun rawat inap Rumah Sakit sesuai dengan panduan manajemen nyeri yang
sudah di standarkan.
KHUSUS
B. Kompetensi Yang akan di dapat oleh peserta pelatihan Manajemen Triase adalah:
1. Memiliki kesiapan mental, dalam arti bahwa ”emergency can not wait”. Setiap unsur
terkait termasuk perawat dan dokter harus menghayati bahwa manajemen nyeri
merupakan bagian dari salah satu upaya pasien safety yang harus dilaksanakan oleh
semua PPA
2. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan. Perawat harus mempunyai bekal pengetahuan
teoritis, anatomis dan patofisiologi dalam melakukan manajemen nyeri pada semua
pasien dimulai pengkajian )assesment) sampai pada intervensi manajemen nyeri
farmakologis dan non farmakologis.
3. Memiliki ketrampilan menyiapkan alat dan obat. Pada manajemen nyeri farmakologi
di perlukan kemampuan menyiapkan dan memberikan obat sesuai resep dokter dan
penanganan nyeri non obat dengan berbagai alat teknik pendekatan manajemen nyeri.
NARA SUMBER
1. TIM ARDHC
2. Praktisi
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pelatihan ini adalah sebanyak 1 hari atau sebanyak 10 jam pelajar
@ 45 menit yang dilaksanakan pada Tgl 15 September 2018 (Sabtu )
B. Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan di Ruang Pertemuan Rumah Sakit
PESERTA
A. Jumlah Peserta: Jumlah peserta dalam pelatihan ini sebanyak 20-25 orang di Rumah
Sakit, terdiri dari:
1. IGD : 2 orang
2. Poli : 2 orang
3. IRNA : 6 orang
4. IBS : 3 orang
5. Laboratorium : 3 orang
6. Radiologi : 2 orang
7. Pendaftaran : 3 orang
8. Satpam : 2 orang
9. Kasir : 2 orang
10. Gizi : 2 orang
11. Farmasi : 3 orang
Total : 30 orang
B. Kriteria Peserta:
C. Ketentuan Peserta:
a. Pakaian Peserta: bebas, sopan dan rapi (disarankan memakai putih gelap)
b. Pada saat praktek lapangan pakaian seragam perawat
c. Hadir mulai pukul 08.00 sampai dengan selesai
d. Peserta akan mendapat snack dan makan siang
e. Peserta yang diyatakan lulus berhak mendapatkan sertifikat
A. Metode Pembelajaran
1. Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan harapan yang
terkait dengan fungsi yang akan dilaksanakan setelah mengikuti pelatihan,
memberikan kesempatan belajar sambil berbuat (learning by doing) dan belajar
atas pengalaman (learning by experience).
2. Peran serta aktif peserta sesuai dengan pendekatan pembelajaran.
3. Penciptaan iklim pembelajaran yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya
komunikasi interaktif.
4. Metode yang digunakan selama proses pembelajaran adalah :
a. Ceramah dan tanya jawab
b. Curah pendapat, untuk penjajagan pengetahuan dan pengalaman peserta
terkait materi yang akan diberikan
c. Penugasan berupa : diskusi kelompok, latihan ketrampilan
d. Praktek Demonstrasi
B. Proses Pembelajaran
Materi dasar :
Penyiapan peserta : membangun
MATERI INTI komitmen belajar dan mengetahui
harapan peserta
MATERI TAMBAHAN:
Tujuan diklat :
Pemberian materi dengan metode: Peserta mampu
ceramah tanya jawab, curah Menerapkan
pendapat, penugasan diskusi Manajemen NYERI
kelompok, latihan ketrampilan
Praktek lapangan
Penyusunan RTL
EVALUASI
LCD
Audio
Modul
Format-Format dan Chek List
Dan lain-lain
ANGGARAN BIAYA
URAIAN
NO HARGA SATUAN TOTAL
KEGIATAN
1 Transportasi 2 orang Rp. 150.000,- Rp. 350.000,-
2 Honor pemateri 10 jpl Rp. 250.000,- Rp. 2.500.000,-
3 Honor makalah 8 mkl Rp. 100.000,- Rp. 800.000,-
4 Sertifikasi 30 buah Rp. 25.000,- Rp. 750.000,-
Penggandaan
5 makalah 30 orang x 8 mkl Rp. 10.000,- -
5 Konsumsi 35 orang RP. 25.000,- -
Total Rp. 4.400.000,-
BIAYA
Direncanakan biaya pelatihan ini berasal dari Bagian Diklat Rumah Sakit Tahun 2018
PENUTUP
Demikian proposal ini diajukan agar dapat dipertimbangkan sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan Pelatihan Manajemen Nyeri bagi Tenaga PPA Rumah Sakit Tahun 2018 dan dapat
menjadi acuan bagi penyelenggara pelatihan ini.
Dalam penyusunan Kerangka Acuan (TOR) Manajemen Nyeri bagi Tenaga PPA di Rumah
Sakit ini tentunya masih terdapat kekurangan dan kesalahan, maka kami mohon saran,
masukan dan kritik yang membangun dalam rangka memperbaiki dan menyepurnakannya.
Semoga bermanfaat
TENTATIF JADWAL
PELATIHAN MANAJEMEN NYERI BAGI PETUGAS PPA Rumah Sakit YOGYAKARTA
SABTU, TGL. 15 September 2018
HARI I
JPL JAM MATERI NARA SUMBER METODE
1 07.00 - 07.30 Pre test Panitia
2 07.30 – 08.00 Pembukaan Direktur
3 08.00 – 09.30 Standar PAP dan MKE Ani, S.Kep, Ners CTJ
4 09.30 - 11.00 Konsep Dasar Manajemen Nyeri Ani, S.Kep, Ners CTJ
5 11.00 - 12.30 Assesment Manajemen Nyeri Rini, S.Kep, Ners Demontrasi
12.30 -13.00 ISHOMA
5 13.00 - 14.30 Manajemen Nyeri Farmakologik Rini, S.Kep, Ners Demonstrasi
6 14.30 – 16.00 Manajemen Nyeri Non Rini, S.Kep, Ners Demonstrasi
farmakologik
7 16.00 - 17.30 Post Test & Penutupan Panitia