Anda di halaman 1dari 27

PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)

RUMAH SAKIT dr. AGUNG


TAHUN 2017

1. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam undang – undang
dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya.
Di dalam UU Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, disebutkan bahwa rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan
kehidupan social ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang
lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi
– tingginya. Juga merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan rawat darurat.
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna. Untuk menjalankan tugasnya tersebut diatas, maka salah satu fungsi rumah sakit
adalah peneyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

2. LATAR BELAKANG
Di dalam rencana anggaran dan belanja Rumah Sakit dr. Agung, program pendidikan
dan pelatihan dirumuskan dalam kode rekening dengan sebutan program peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur. Walaupun Rumah Sakit dr. Agung memiliki komitmen yang
tinggi pada program pendidikan dan pelatihan namun pada tahun 2016, prosentase anggaran
pendidikan dan pelatihan dibandingkan anggaran belanja barang dan jasa baru sebesar 0,97%,
hal ini memang terkait dengan keterbatasan dana. Sedangkan persentase realisasi usulan
program pendidikan dan pelatihan dibandingkan dengan anggaran yang disetujui, sebesar
44%.
Usulan pembiayaan program pendidikan dan pelatihan pada tahun 2017, mengacu
pada rencana capaian akreditasi tahun 2017 yakni mempersiapkan penilaian akreditasi versi
2012 dengan 4 Pokja. Selain itu juga menindaklanjuti analisis pencegahan dan pengendalian
infeksi, dan capaian standar pelayanan minimum Rumah Sakit dr. Agung. Sehingga setelah
dilakukan perhitungan maka kebutuhan dana program pendidikan dan pelatihan tahun 2017
sebesar Rp 150.000.000,-
Agar kegiatan pendidikan dan pelatihan tahun 2017 dapat tercapai sesuai dengan yang
telah ditetapkan, maka diperlukan adanya acuan yang dapat dipergunakan sebagai dasar
pelaksanaan yakni dengan disusun program pendidikan dan pelatihan tahun 2017.

1
3. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
a. Tujuan Umum
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas klinis dan non klinis Rumah Sakit
dr. Agung Kota Bima.

b. Tujuan Khusus
1) Petugas memahami pengelolaan CSSD
2) Petugas memahami pengelolaan PONEK
3) Petugas memahami basic advance EKG
4) Petugas memahami pengelolaan BCLS
5) Petugas memahami Implementasi Komite Keperawatan Dalam Persiapan Akreditasi
RS Versi 2012
6) Petugas memahami Tentang Konsep Akreditasi
7) Petugas memahami Pengelolaan Suction
8) Petugas memahami tentang PPI IPCN
9) Petugas memahami tentang K3
10) Petugas memahami tentang BHD
11) Petugas memahami cara komunikasi yang baik
12) Petugas memahami tentang APAR
13) Petugas memahami tentang disaster plan

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


a. Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan untuk tahun 2017 adalah sebagai berikut
1). Pelatihan bagi tenaga medis, meliputi
a). Pelatihan bagi perawat dan bidan
b). Pelatihan bagi tenaga kesehatan lainnya
2). Pelatihan bagi tenaga non medis, meliputi
Pelatihan bagi tenaga management, administrasi, rekam medis, cleaning service dan
satpam

b. Rincian Kegiatan
Rincian kegiatan sesuai dengan yang direncanakan pada tahun 2017 meliputi :
1). Pelatihan bagi tenaga medis dan tenaga lainnya, meliputi
a). Pelatihan Bagi Perawat Dan Bidan
- Pelatihan Manjemen Bangsal
- Pelatihan Code Blue
- pelatihan Penggunaan Spill Kit
- Pelatihan IPCN
2
b). Pelatihan Bagi Tenaga Kesehatan Lainnya
- Pelatihan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
- Pelatihan Kalibrasi Alat Kesehatan
- Pelatihan disaster plan

2) Pelatihan Bagi Tenaga Non Medis


Pelatihan Bagi Tenaga Management, Administrasi, Rekam medis Cleanning Service
Dan Satpam
a. Pelatihan CSSD
b. Workshop Akreditasi
c. Pelatihan satuan pengawas internal Rumah Sakit
d. Workshop Bantuan Hidup Dasar
e. Workshop Patient Safety & Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
f. Komunikasi Efektive
g. Pelatiahan APAR
h. Pelatihan disaster plan

5. URAIAN KEGIATAN DI ATAS

Secara Operasional Dilaksanakan Sebagai Berikut :

1. Pelatihan bagi tenaga klinis, meliputi :

A. Tenaga medis dan Paramedis


1) Pelatihan Management Bangsal
Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan rumah sakit
sehingga pelayanan keperawatan yang berkualitas akan meningkatkan rumah sakit.
Pengelolaan pelayan keperawatan yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh
kemampuan pengelolaan kualitas SDM yang memenuhi.
Agar tenaga keperawatan makin terampil dan mampu melaksanakan tugasnya
secara efektif dan efisien dalam menentukan keberhasilan keperawatan di Rumah
Sakit serta menunjang akreditasi internasional (JSI), maka diperlukan pengembangan
diri melalui pelatihan yang sesuai.
Berdasarkan hal tersebut, pusat kajian manajemen keperawatan Indonesia
bekerja sama dengan Islamic medical association & network of Indonesian dan
persatuan perawat nasional Indonesia.

Peserta
a. Kepala bidang/ kepala seksi keperawatan
b. Perawat / bidan bangsal/ penanggung jawab bangsal
3
c. Perawat / bidan fungsional yang dipersiapkan untuk menjadi kepala bangsal
d. Perawat / bidan yang diberikan tugas sebagai penanggung jawab sift jaga, perawat
duty manager atau sebutan lain yang memiliki tugas dan tanggung jawab

Waktu dan Tempat


Pelatihan akan dilaksanakan pada bulan April 2017. Bertempat

Materi & Bimbingan Teknis


a. Kepemimpinan ruang rawat
b. Organisasi dan pengorganisasian ruang rawat
c. Managemen perubahan dan antar budaya
d. Managemen team yang efektif
e. Managemen konflik dan negosiasi yang efektif
f. Pengambilan keputusan, managemen mutu & system penjadwalan
g. Konsep dan proses managemen unit
h. SDM keperawatan sebagai modal insanidan perencanaan ketenagaan
i. Model praktek keperawatan professional dan patient care delivey system
j. Klasifikasi patient dan system penugasan
k. Audit mutu keperawatan & patient safety
l. Model-model suvervisi keperawatan (conference dan operan/ timbang terima case
conference & ronde keperawatan)
m. Pengelolaan logistic keperawatan
n. Persiapan akreditasi JSI pelayanan keperawatan
o. Evaluasi programkeperawatan

Narasumber
a. Endri Astuti, S.Kep Ns. MPH
b. Patricia Suti Lasmani, S.Kep Ns

5) Pelatihan Code Blue


Latar Belakang
Diperlukan adanya sistem penangan untuk pasien atau pengunjung atau petugas
yang mengalami kegawatan di dalam area rumah sakit.
Tujuan
Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan petugas lebih paham untuk
melakukan tekhnik pemasangan suction yang benar dan aman sehingga mencegah
terjadinya penularan infeksi baik dari petugas kepada pasien atau sebaliknya.

Peserta
Peserta yang mengikuti pelatihan ini perawat dan dokter jaga UGD.

4
Waktu dan Tempat
Waktu :
Tempat : Aula RSUP NTB

Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi/ praktek
c. Diskusi
d. Tanya jawab

Narasumber
Narasumber dalam sosialisasi pemasangan suction yang benar dan aman yaitu
tim PPI dan IPCN RS Dr. Agung Kabupaten Lombok Timur.

Biaya
Pembiayaan bersumber dari dana RAB Rumah Sakit Dr. Agung Kabupaten
Lombok timur.

1) Training IPCN
Latar belakang
IPCN atau perawat pencegahan dan pengendali infeksi yang bekerja khusus
dibidang infeksi atau berhubungan dengan infeksiyang terjadi akibat pemberian
pelayanan kesehatan baik dirumah sakit maupun dipelayanan kesehatan lainnya.
Healthcare associated infections (HAIs) merupakn global issusaat ini.
Dampak HAIs dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas, yang merugikan
pasien atau rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, bahkan dapat
menjadutuntutan bagi rumah sakit.
Undang-undang no 36 tahun 2009 dan undang-undamng no 44 menyatakan
bahwa setiap pasien yang masuk Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
harus dapat memberikan pelayanan yang aman. Salah satu upaya agarpasien aman
dengan menerapkan patient safety. Tujuan kelima patient safety adalah
menurunkan resiko HAIs.
Sesuai dengan SK Menkes 2007 bahwa rumah sakit harus melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), dan memiliki IPCN dengan
perbandingan IPCN dengan tempat tidur adalah 1 : 100-150 TT.

Tujuan
Diharapkan dengan adanya pelatihan IPCN ini, petugas yang dikirim
mampu mentransfer ilmu yang didapatkan kepada rumah sakit dan mampu
menjalankan tugasnya dengan lebih baik lagi.

5
Peserta
Peserta pelatihan IPCN ini merupakan peserta yang telah ditunjukdan dapat
menghasilkan hasil yang lebih baik.
Waktu dan tempat
Waktu :13- 19 maret 2106
Tempat : Wisma harapan kita bidakara Jakarta

Metode
Ceramah, diskusi, praktek, simulasi, role play
Narasumber
PERSI

Biaya
Pembiayaan bersumber dari dana RAB Rumah Sakit Dr. Agung Kabupaten
Lombok Timur

2. Pelatihan Tenaga Kesehatan lainnya

a. Pelatihan Bahan Beracun Berbahaya (B3)


Latar Belakang
Rumah sakit merupakan unit pelayanan kesehatan yang dalam pelaksanaanya
menghasilkan limbah kategori B3 (Ifeksius, Beracun, dan potensial mengakibatkan
cidera). Limbah B3 rumah sakitbila tidak benar dalam pengelolaannya dapat
menimbulkan dampak pencemaran lingkungan serta membahayakan bagi petugas,
customer serta masyarakat sekitar. Air medis adalah air untuk kegunaan khusus,
diantaranya adalah untuk pelayanan hemodialis, unit operasi, laboratorium, dan CSSD.
Pengelolaan khusus perlu dilakukan untuk mereduksi kontaminan tertentu guna
mendapatkan air sesuai dengan standar baku mutu yang telah ditetapkan untuk
masing-masing kategori fungsi.

Tujuan
a. Tujuan Umum
Peserta memahami pengelolaan limbah B3 dan air medis rumah sakit.
b. Tujuan Khusus
a) Peserta memahami kebijakan/ dasar hokum pengelolaan limbah B3 rumah
sakit.
b) Peserta dapat mengolah limbah B3 rumah sakit (padat, cair dan gas) dengan
tepat.
c) Peserta dapat mengevaluasi tingkat pencemaran limbah B3
d) Peserta memahami proses pengelolaan air medis
e) Peserta dapat mengetahui standar baku mutu air medis
6
f) Peserta dapat melakukan pemeriksaan kualitas effluent limbah, abu pasca
bakar, dan air medis secara sederhana.

Materi
a. Dasar hukum dan tata laksana pengelolaan limbah B3 Rumah sakit
b. Macam pengelolaan limbah B3 rumah sakit (padat, cair dan gas)
c. Pengelolaan air medis rumah sakit
d. Standar baku mutu hasil pengelolaan limbah B3 dan air medis rumah sakit.
e. Monitoring kualitas hasil pengelolaan limbah B3 dan air medis rumah sakit.
f. Praktek operasional lapangan
g. Praktek laboratorium

Waktu dan tempat


Waktu : 11 – 13 Juli 2016
Tempat : RSUD dr. Soetomo Surabaya
1 (satu) kali/ tahunan (juli), lama pelatihan 5 hari/ 30 jam efektif.
Metode
a. Studi penanganan limbah B3 Rumah sakit dimulai dari sumber penghasil.
b. Studi pengelolaan limbah B3 rumah sakit beserta pemeliharaan sarana peralatan.
c. Studi pengelolan limbah air medis rumah sakit beserta pemeliharaan sarana/
peralatan.
d. Studi monitoring/ pemantauan kualitas hasil pengolahan limbah B3 dan airmedis
rumah sakit.
e. Studi lapangan dan pemerikksaan laboratorium.

Narasumber
Narasumber telah disediakan oleh panitia

Syarat peserta
a. Pendidikan : Sanitarian ( D1/D3/SKM)
b. Pengalaman kerja tidak mutlak
c. Daya tamping : 10 Peserta atau angkatan
d. Minimal Peserta : 5 peserta

Biaya pelatihan
Rata-rata biaya perorangan Rp. 750.000.- (Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu
Rupiah).

7
b. Pelatihan Kalibrasi Alat Kesehatan
Latar belakang
Di dalam ISO/IEC 17025:2008 disebutkan bahwa kegiatan kalibrasi dilakukan
oleh personil yang memiliki keahlian dibidang kalibrasi. Hal ini dapat dicapai salah
satunya dengan mengikut sertakan personil yang terlibat dalam kegiatan kalibrasi
untuk mengikuti pelatihan yang sesuai dengan bidang tugasnya.
Dalam kegiatan pengukuran kalibrasi memegang peranan penting. Dengan
kalibrasi dapat diketahui berapa nilai penujukan yang sebenarnya dari alat ukuryang
kita gunakan.
Dibidang produksi pengukuran yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan
data yang akurat dan tertulusur pada akhirnya akan meningkatkan mutu produk yang
dihasilkan, menurunkan biaya produksi, serta meningkatkan produktivitas.
Hasil pengukuran yang baik dipengaruhi oleh factor-faktor diantaranya :alat
standar yang digunakan, perlakuan terhadap alat yang akan dikalibrasi, prosedur
kalibrasi, cara pengambilan data, dan perhitungan ketidak pastian hasil pengukuran.

Tujuan
Diharapkan denganadanya pelatihan kalibrasialat kesehatan petugas dapat
mampu mengetahui berapa nilai penunjukan yang sebenarnya darialat ukuryang kita
gunakan.

Waktu dan Tempat


Waktu :
Tempat : LIPI Bandung

Narasumber
Materi pelatihan disampaikan oleh para pengajar yang sudah berpengalaman dibidang
kalibrasi.

Jadwal dan Biaya Pelatihan


No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Biaya
1 Tekanan 10-13 Maret 2016 Rp 3.000.000
2 Massa 7-10 April 2016 Rp 3.000.000
3 Suhu 19-22 Mei 2016 Rp 3.000.000
4 Dimensi 9-12 Juli 2016 Rp 3.000.000
5 Kelistrikan 25-28 Agustus 2016 Rp 3.000.000

Materi Pelatihan
a. Pelatihan tekhnik pengukuran dan kalibrasi suhu
a) Pengantar SNI ISO/IEC17025:2008

8
b) Pengertian kalibrasi/metrology dan ketertelusuran
c) Pengertalian kalibrasi dan tekhnik pengukuran besaran suhu
d) Konsep ketidak pastian pengukuran
e) Tekhnik kalibrasi besaran suhu
f) Praktek kalibrasi besaran suhu
g) Praktek perhitungan dan ketidak pastian
h) Hasil pengukuran besaran suhu
i) Praktek pelaporan dan pembuatan sertifikat kalibrasi

b. Pelatihan tekhnik pengukuran dan kalibrasi kelistrikan


a) Pengertian kalibrasi/metrology dan ketertelusuran
b) Pengertian kalibrasi dan tekhnik pengukuran
c) Besaran kelistrikan
d) Konsep ketidak pastian pengukuran
e) Tekhnik kalibrasi besaran kelistrikan
f) Praktek perhitungan dan ketidak pastian
g) Hasil pengukuran besaran kelistrikan
h) Praktek pelaporan dan pembuatan sertifikat kalibrasi

c. Pelatihan tekhnik pengukuran dan kalibrasi masa


a) Pengertian kalibrasi/metrology dan ketertelusuran
b) Pengertian kalibrasi dan tekhnik pengukuran besaran massa
c) Konsep ketidakpastian pengukuran
d) Tekhnik kalibrasi besaran massa
e) Praktek kalibrasi besaran massa
f) Praktek perhitungandan ketidakpastian
g) Hasil pengukuran besaran massa
h) Praktek pelaporan dan pembuatan sertifikat kalibrasi

d. Pelatihan tekhnik dan kalibrasi dimensi


a) Pengertian kalibrasi/metrology dan ketertelusuran
b) Pengertian kalibrasi dan tekhnik pengukuran besaran dimensi
c) Konsep ketidakpastian pengukuran
d) Tekhnik kalibrasi besaran dimensi
e) Praktek perhitungan dan ketidakpastian
f) Praktek pelaporan dan pembuatan sertifikat kalibrasi

e. Pelatihan tekhnik dan kalibrasi tekanan


a) Pengertian kalibrasi/metrology ketertelusuran
b) Pengertian kalibrasi dan tekhnik pengukuran besaran tekanan
c) Konsep ketidakpastian pengukuran
9
d) Tekhnik kalibrasi besaran tekanan
e) Praktek kalibrasi besaran tekanan
f) Praktek perhitungan dan ketidakpastian
g) Hasil pengukuran besaran tekanan
h) Praktek pelaporan dan pembuatan sertifikat kalibrasi

f. Paket pelatihan
1. Pelatihan dengan materi sesuai dengan kebutuhan instansi/ perusahaan
2. Biaya pertopik pelatihan perhari Rp. 7.500.000
3. Peserta maksimal 10 orang/ topic pelatihan
4. Tempat pelatihan dapat dilaksanakan di instansi/ perusahaan masing-masing.
Dengan catatan biaya akomodasi, transfortasi, dan konsumsi untuk pengajar/
instruktur ditanggung oleh instansi/ perusahaan yang bersangkutan.

Fasilitas
a. Training KIT (Tas, alat tulis, dan buku catatan)
b. Modul pelatihan (hardcopy dan softcopy)
c. Sertifikat
d. Laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
e. Komite Akreditasi Nasional (KAN)
f. Ruangan pelatihan yang nyaman
g. Makan siang dan 2 kali kudapan
h. Fasilitas computer internet

Pendaftaran
Biaya pelatihan ditransfer : PT. Bank BNI Cabang ITB Jln. Taman sari
bandung no. Rekening 0028677877 an. UPT BPI LIPI formulir pendaftaran dan
bukti transfer dikirim via fax ke (022) 2504577.
Pendaftaran dilakukan setiap hari kerja senin-jumat pukul 07.30-16.00 WIB.
Penutupan pendaftaran dan konfirmasi keikutsertaan pesertapaling lambat 4 hari hari
sebelum pelaksanaan pelatihan.

3. Pelatihan Tenaga Non Klinis

Pelatihan bagi tenaga Management, Administrasi, Rekam Medis, Cleaning Service


Dan Satpam
a. Pelatihan CSSD
Latar belakang
Central Sterile Supply Department (CSSD) memilik peran yang esensial dalam
mendukung keselamatan pasien dan pelayanan yang mengarah kepada standar
internasional. Dalam pelayanan medis di rumah sakit, CSSD merupakn salah satu
10
mata rantai yang penting untuk pencegahan dan pengendalian infeksi serta menekan
kejadian infeksi dirumah sakit (health care associated infections/ HAI’s). sampai
saat ini masih banyak rumah sakit yang belum melaksanakan pelayanan CSSD
dengan maksimal.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya upaya yang terus menerus agar
rumah sakit di Indonesia dapat memberikan pelayanan CSSD yang dapat disetarakan
dengan standar inetrnasional. Upaya-upaya itu haruslah diarahkan untuki mengingat
kinerja unit CSSD di rumah sakit dengan meningkatkan kompetensi SDM yang dapat
menjamin pelaksanaan kerja yang tepat dan berhasil guna untuk mencapai hasil yang
optimal.
Untuk itu persiapan instalasi pusat sterilisasi Indonesia (PIPSI) akan
mengadakan pelatihan CSSD dirumah sakit.

Tujuan
a. Umum
Terciptanya pelayanan pusat sterlisasi yang berkualitas dalam upaya
pencegahan dan pengembalian infeksi di rumah sakit (HAIs).
b. Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan peserta :
1. Memahami pentingnya pencegahan dan pengendalian infeksi dirumah sakit.
2. Memahami peran, fungsi dan tanggung jawab pelayanan CSSD dalam PPI.
3. Mengerti dan terampil dalam melakukan kegiatan CSSD, Inventory,
dokumentasi dan pemeliharaan alat.

Peserta
Manajer/ staf CSSD, dokter spesialis, dokter umum, apoteker, perawat, bidan
dan tenaga non medis lainnya.

Waktu dan tempat


Hari :Selasa -Sabtu
Tanggal :23 -27 Februari 2016
Tempat :Wisma Harapan Kita Bidakara RS. Jantung Harapan Kita
Alamat :Jln. Letnan S. Parman, Kav. 87 SLIPI Jakarta Barat 11420 Telp.
(021) 56958001

Narasumber
Kementrian kesehatan RI, PIPSI, PAMKI, PERDALIN, HIPKABI dan profesi lain.

Biaya dan pendaftaran


Pendaftaran peserta pelatihan dengan mengisi formulir pendaftaran dan
membayar biaya penyelenggaraan sebesar
11
a) Rp. 4.500.000 (tidak menginap)
b) Rp. 6.000.000 (menginap 5 malam)
Check in : 22 februari 2016, jam 13 WIB
Check out : 27 februari 2016, jam 13 WIB
Biaya di transfer ke Rek. An. PIPSI No. Rek. 0965-01-005827-53-4 Bank BRI
cabang RS Persahabatan, Jakarta timur

b. Pelatihan Satuan Pengawas Internal Rumah Sakit


Latar Belakang
Pemeriksaan internal rumah sakit merupakan salah satu unsur manajemen
rumah sakit yang penting dalam rangka mewujudkan tata kelola rumah sakit yang
baik (good corporate gevernance) dan dalam rangka memastikan terlaksananya
penyelenggaraan tata kelola rumah sakit yang baik, efisien dan efektif sera ekonomis
sesuai dengan standar yang berlaku, diperlukan adanya pemeriksaan secara internal
oleh Satuan Pengawas Internal Rumah Sakit.
Sesuai dengan Undang-Undang No 44 tahun 2011, setiap Rumah Sakit harus
mempunyai Satuan pemeriksa Internal (SPI) yang bertugas untuk membantu dan
mengevaluasi pelaksanaan manajemen resiko diunit kerja dengan cara melakukan
penilaian terhadap system pengendalian, pengelolaan, pemantauan efektivitas dan
efisiensi system dan prosedur, dalam bidang-bidang manajemen pelayanan, sarana
dan prasarana. sumber daya manuasia, keuangan dll. SPI harus melaporkan hasil
kinerjanya ke pimpinan tertinggi RS secara langsung.
Akan tetapi sampai sekarang belum ada panduan resmi tentang tugas SPI di
Rumah Sakit dan masih banyak pimpinan dan para manajer Rumah Sakit yang belum
memahami tugasnya. Tugas SPI di RS cukup berat dengan rentan kerja yang luas,
terutama pada era pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional di Rumah Sakit yang
masih belum dipahami dengan baik dan rawan menimbulkan fraud.
Untuk membantu Rumah Sakit memahami Satuan Pemeriksaan Internal di
Rumah Sakit, ARSADA berniat untuk menyelenggarakan Pelatihan Pengendalian
Kinerja RS Melalui Optimalisasi Peran SPI.

Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melaksanakan tugas sebagai
Satuan Pemeriksaan Internal di Rumah Sakit dengan baik.
b. Tujuan khusus
setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat :
1. Menjelaskan Good Corporate Governance
2. Menjelaskan Satuan Pengendali Intern (SPI) Rumah Sakit
3. Menjelaskan Audit Internal dan Eksternal Rumah Sakit
4. Melakukan kegiatan Audit Internal Dasar Rumah Sakit
12
5. Menyusun laporan hasil Audit dan Kewajiban Tindak Lanjut

Peserta
a. Direktur dan wakil direktur RS
b. Satuan Pemeriksa Internal RS
c. Manajer keuangan, pelayanan, penunjang, SDM, Umum, dll
d. Pejabat piñata usahaan barang, keuangan, SDM, dll
e. Unit terkait

Waktu dan Tempat


a. Hari/tanggal : Selasa-Kamis, 29-31 Maret 2016
b. Tempat : Bapelkes Batam Di Jalan Marina City, Tanjung Uncang,
Sekupang BATAM

Pendaftaran dan Biaya


a. Pendaftaran mulai tanggal 20 Februari s/d 20 Maret 2016, dengan cara
mengirimkan fax. formulir pendaftaran yang telah diisi, ke No Fax : 021-
8314428
b. Biaya pendaftaran dan pemesanan hotel dapat di transfer ke rekening a/n. Dr.
Jenny Lesmana no. Rekening 121 000 106 5055 Bank Mandiri cabang kedoya
Jakarta Barat. Bukti pembayaran di fax/email ke Sekretariat ARSADA Pusat.

Investasi
a. Paket A : sekamar sendiri dengan biaya investasi per orang sebesar Rp.
4.000.000,- (empat juta rupiah)
b. Paket B : sekamar berdua denga investasi per orang sebesar Rp. 3.250.000,- (tiga
juta dua ratus lima puluh ribu rupiah)
c. Paket C : bila tidak menginap di hotel, biaya investasi per orang sebesar
2.750.000,- (dua juta tujuh ratus lima pulu ribu rupiah).

Narasumber
a. Dr. kuntjoro Adi Purjanto, M.kes
Ketua Umum ARSADA, Dewan Pengawas pada RS pusat, Dewan
Pengawas pada RSD, Tim Penyusun Kebijakan PK BLUD Kementerian Dalam
Negeri, Surveyor Akreditasi RS, Narasumber berbagai Pelatihan Tingkat
Nasional.
b. Dr. Heru Ariyadi, MPH
Sekretaris Jenderal ARSDA, Dewan Pengawas pada RSD, Tim Penyusun
Kebijakan PK BLUD Kementerian Dalam Negeri, Surveyor Akreditasi RS,
Narasuber berbagai pelatihan tingkat nasional, Komite Keselamatan pasien
Rumah Sakit.
13
c. Drs. Sutirto Basuki, SpKK, MKes
Bendahara PP ARSADA, Mantan Wakil Direktur Pelayanan RSUD
Tarakan, mantan Kepala SPI RSUD Tarakan , Surveyor Akreditasi RS.

d. Drs. Rudy Kristianto, SE, Mkes, QIA


Ketua Asosiasi Satuan Pemeriksaan Internal Bidang Kesehatan (ASPI-BK)
Kepala SPI RS kantung Harapan Kita, Jakarta.

c. Workshop Akreditasi
Latar Belakang
Perubahan sistem dan konsep akreditasi di dunia perlu diikuti pula oleh komisi
Akreditasi Rumah Sakit Indonesia, karena itu akreditasi dengan standar pelayanan
fokus kepada provider, mulai tahun 2012 berubah menjadi berfokus kepada pasien.
Standar akreditasi yang dikembangkan tersebut mengacu dengan standar dari Joint
Commission International (JCI) yang terdiri dari 2 kelompok yaitu standar pelayanan
berfokus kepada pasien dan standar manajemen rumah sakit. Dengan berbagai
pertimbangan standar akreditasi tersebut dijadikan menjadi 3 kelompok yaitu standar
pelayanan berfokus ke pasien, standar manajemen rumah sakit dan sasaran
keselamatan pasien, yang awalnya merupakan standar pelayanan berfokus kepada
pasien. Dengan sasaran keselamatan pasien menjadi kelompok tersendiri diharapkan
dapat lebih memacu rumah sakit untuk menerapkan program keselamatan pasien di
rumah sakit. Di sisi lain, dengan adanya komitmen Negara Indonesia untuk mencapai
MDGs, dimana bidang kesehatan menjadi salah satu kontributor pencapaian MDGs,
maka standar JCI tersebut ditambah satu kelompok yaitu sasaran program MDGs.
Harus diakui, perubahan standar perlu diikuti pula perubahan pola pikir dan
budaya di rumah sakit dari yang berorientasi kepada pasien.
Standar KARS 2012 mengadaptasi standar JCI, pada pelaksanaannya, terdapat
rumah sakit yang kesulitan menerapkan seluruh Bab dalam standar sekaligus,
disebabkan karena keterbatasan sumber daya khususnya sumber daya manusia,
untuk Rumah Sakit Kelas D Pratama, Kelas D dan Kelas C tanpa pelayanan Sub
Spesialis dengan jumlah TT dibawah 100. Sehingga diperlukan kebijakan khusus
agar mereka dapat menerapkan standar akreditasi versi 2012 secara bertahap, dengan
keluarnya Keputusan KARS Nomor: 1666/KARS/X/2014 tanggal 1 Oktober 2014,
tentang Penetapan Status Akreditasi Rumah Sakit, dimana terdapat program khusus
dengan sertifikat kelulusan PERDANA. Untuk itu diperlukan pedoman dan panduan
penerapan akreditasi khusus untuk Bab SKP, HPK, PPI dan KPS.
Dalam rangka sosialisai standar dan untuk membantu rumah sakit dalam
memahami dan bagaimana mengimplementasikan standar maka Komisi Akreditasi
Rumah Sakit menyediakan paket workshop yang dapat diselenggarakan di rumah
sakit dan di rancang sesuai kebutuhan rumah sakit.

14
Tujuan
a. Umum
Terwujudnya peningkatan mutu dan keselamatan pasien, melalui
implementasi standar akreditasi versi 2012 terutama program khusus yang
meliputi Bab SKP, HPK, PPI dan KPS.
b. Khusus
1. Meningkatnya pemahaman para praktisi RS terhadap standar akreditasi versi
2012 terutama program khusus yang meliputi Bab SKP, HPK, PPI dan KPS
2. Meningkatnya Implementasi oleh RS terhadap standar akreditasi versi 2012
terutama program khusus yang meliputi Bab SKP, HPK, PPI dan KPS
3. Meningkatnya Implementasi sasaran keselamatan pasien di rumah sakit.

Peserta Workshop
1. Staf RS yang terlibat dalam upaya peningkatan mutu.

Ketentuan Peserta Workshop


1. Peserta adalah dari staf/pegawai rumah sakit penyelenggara workshop
2. Peserta adalah dari kelompok/group rumah sakit penyelenggara workshop
3. Bila RS penyelenggara mengundang rumah sakit lain dipungut biaya, wajib
meminta persetujuan terlebih dahulu ke sekretariat KARS dan KARS akan
menentukan kegiatan tersebut tetap termasuk Workshop Standar akreditasi
Versi 2012 Program Khusus.

Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Workshop di Jakarta

Waktu Pelaksanaan
Workshop dilaksanakan pada bulan agustus 2016

Materi Workshop
1. Perubahan paradigma akreditasi rumah sakit (konsep akreditasi, metode telusur
dan sistem skoringnya)
2. Sasaran keselamatan pasien
3. Hak Pasien dan Keluarga
4. Kualifikasi Pendidikan Staf
5. Pengendalian dan pencegahan infeksi
Catatan : Semua materi dilengkapi dengan contoh dokumen, implementasi dan
telusur

15
Narasumber
Narasumber telah disediakan oleh panitia pelaksana.

Metode Workshop
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

Biaya
Biaya pelatihan bersal dari dana RAB Rumah Sakit Dr. Agung Kab. Lombok timur.

d. Workshop Patient Safety & Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


Latar Belakang
Terkait fungsinya dibidang pelayanan rujukan kesehatan, maka rumah sakit
secara berkesinambungan terus membenahi diri dan berupaya memperbaiki serta
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Hal ini akan
dapat terwujud dengan peningkatan kemampuan/ kompetensi SDM rumah sakit
melalui pendidikan dan pelatihan yang direncanakan secara baik dan
berkesinambungan.
Disamping melaksanakan fungsi pelayanan melalui upaya kuratif dan
rehabilitative, rumah sakit sebagai suatu institusi juga diharapkan dapat
melaksanakan upaya peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia. Untuk
dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas serta dapat memuaskan masyarakat,diperlukan peningkatan pengetahuan
dan keterampilan SDM pengelolaannya terutama tenaga fungsional medis dan
keperawatan yang secara langsung terlibat dalam proses asuhan klinis dan bekerja
langsung dengan pasien.
Rumah sakit harus memberikan kesempatan bagi staf untuk belajar dan
meningkatkan kemampuan serta mengembangkan kepribadian dan
profesionalitasnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan staf adalah melalui pembelajaran berkelanjutan, dalam bentuk in-
service training / inhouse training dilaksanakan dilingkungan internal rumah sakit
sendiri dengan memberdayakan sumber daya dan fasilitas termasuk narasumber/
fasilitator yang ada dirumah sakit.

Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti pembelajaran/ pelatihan ini diharapkan peserta mampu
dan terampil dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang akhirnya
akan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan
b. Tujuan khusus

16
Setelah mengikuti pembelajaran/ pelatihan ini diharapkan peserta mampu
memahami dan meningkatan pengetahuan serta Keterampilan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien dengan memperhatikan kemanan dan keselamatan
pasien serta kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas sendiri :
(mengidentifikasi kejadian tidakterduga, langkah-langkah menerapkan
pelaksanaan pasien safety dan K3 di RS).

Peserta
Peserta adalah SDM (dokter, perawat dan bidan) dilingkungan Rumah Sakit
Dr. Agung Kabupaten Lombok Timur yang telah ditunjuk sesuai kebutuhan dan
bidang tugas masing-masing SDM, dengan memperhatikan/ mengatur agar
pelayanan kepada masyarakat tetap dapat berjalan seperti biasa.

Waktu dan tempat


Tempat : Agustus 2016
Waktu : Jakarta

Narasumber
Narasumber worshop ini telah disediakan oleh panitia penyelenggara workshop.

Biaya
Pembiayaan bersumber dari dana RAB Rumah Sakit Dr. Agung Kabupaten
Lombok Timur.

e. Inhouse training BHD (Bantuan Hidup Dasar)


Latar Belakang
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat pelayanan
kesehatan yang optimal. Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan
lingkungannya. Pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan yang
merata dan terjangkau oleh masyarakat, pemerintah bertanggungjawab untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kasus- kasus kegawatan dan kematian
akibat kecelakaanlalu lintas dan bencana alam, kegawatan pada kasus penyakit
dalam, kasus- kasus kebidanan/ obstetric dan gynecology, kasus-kasus kegawatan
pada anak dan bayi/ neonatusjuga meningkat. Untuk itu diperluka kesiapan tim medis
dan para medis rumah sakit dalam memberikan pertolongan pertama mulai dari
tempat kejadian s/d unit gawat daruratmasing-masing rumah sakit dan mencapai
17
respon time yang pendek pada penanganan pasien, transportasi pelayanan
am,bualnce serta komunikasi radiomedik yang benar.
Diperlukan pelatihan-pelatihan untuk selalu dapat menigkatkan dan
mengembangkan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan bagi seluruh karyawan
rumah sakit agar selalu siap dan tanggap dalam melayani masyarakat atau pelanggan
terhadap kejadian terutama kasus-kasus kegawatdaruratan agar dapat memberikan
pertolonga/ bantuan hidup dasar pada penderita dengan cepat, tepat sesuai standar
yang telah ditetapkan, dan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan
pelanggan.

Tujuan
a) Tujuan umum
Peserta mampu memahami, merencanakan dan melakukan Bantuan Hidup
Dasar (BHD) pada penaggulangan penderita gawat darurat.
b) Tujuan khusus
1. Peserta memahami tentang penanggulangan kegawatdaruratan pada kasus
internis
2. Peserta dapat mengetahui, memahami dan mampu melakukan pertolongan
kegawatdaruratan pada kasus bedah (jalan nafas, kegawatan nafas,
kegawatan sirkulasi dan kegawatan otak/ kesadaran) pada penderita dewasa.
3. Peserta dapat mengetahui, memahami dan mampu melakukan pertolongan
kegawatan pada kasus kegawatan anak dan bayi / neonatus (jalan nafas,
kegawatan nafas, kegawatan sirkulasi dan kegawatan otak/ kesadaran).
4. Peserta dapat mengetahui, memahami dan mampu melakukan pertolongan
kegawatan pada kasus kegawatan obstetry and gynecology (jalan nafas,
kegawatan nafas, kegawatan sirkulasi dan kegawatan otak/ kesadaran).
5. Peserta dapat mengetahui, memahami dan mampu memberikan Bantuan
Hidup Dasar (BHD)/ resusitasi jantung paru (RJP) pada penderita gawat
darurat (bayi dan dewasa) baik dengan alat maupun tampa alat bantu.

Peserta
Terdiri dari perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya dengan jumlah peserta
149 orang, yang ditunjuk dari masing-masing unit, dengan ketentuan belum pernah
mengikuti pelatihan sejenis minimal dalam waktu 1 tahun terakhir.

Waktu dan tempat


Waktu : Januari 2016
Tempat : Aula Rumah Sakit Dr. Agung Kab. Lombok Timur

Metode
18
1. Pre Test
2. Penyampaian materi
3. Demonstrasi/praktek
4. Tanya jawab
5. Post test

Narasumber
Terdiri dari tenaga ahli/ dokter spesialis dan tenaga perawat terampil
bersertifikat BCTLS dan ACTLS, EKG, RESUSITASI. Serta mempunyai
kemampuan kedaruratan lainnya.

Biaya
Pembiayaan bersumber dari dana RAB Rumah Sakit Dr. Agung Kabupaten
Lombok timur.

f. Komunikasi Efektif
Latar belakang
Mengingat amanat UUD Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit dalam pasal 40 disebutkan bahwa Rumah Sakit wajib melakukan
akreditasi minimal 3 tahun sekali. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit. Oleh karena itu RSI Namira sebagai salah satu rumah sakit
swasta yang berkomitmen dalam peningkatan mutu layanan rumah sakit akan
melakukan proses akreditasi. Penilaian akreditasi dilakukan oleh tim independen yakni
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
Komisi Akreditasi Rumah Sakit dalam melakukan proses akreditasi memiliki
berbagai komponen penilaian. Salah satu hal yang sangat ditekankan dalam proses
akreditasi adalah Patient Safety atau Keselamatan Pasien. Keselamatan pasien rumah
sakit sendiri telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691 tahun
2011. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa ada beberapa poin sasaran keselamatan
pasien Rumah Sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi
efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi tepat
prosedur dan tepat pasien operasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan serta pengurangan resiko pasien jatuh.
Dari beberapa sasaran diatas, tentunya peningkatan komunikasi efektif
menjadi salah satu poin yang perlu dilakukan segera karena tercapainya sasaran ini
tidak dapat terlepas dari kemampuan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit.

Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan pelatihan Komunikasi Efektif adalah :
1. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit
2. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan komunikasi yang efektif
19
3. Terpenuhinya sasaran penilaian akreditasi

Waktu dan Tempat


Waktu : Selasa 19 Juli 2016 mulai pukul 12.30 – 16.30 WITA
Tempat : Aula Rumah Sakit Dr. Agung Kab. Lombok Timur

Peserta
Peserta yang mengikuti pelatihan komunikasi efektive ini bejumlah 40 orang
peserta yang mewakili masing-masing unit.

Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

Narasumber
Fernando Wahyu Sitompul, S.Psi, CH, Cht

Materi pelatihan
Adapun materi pelatihan komunikasi efektif yang disampaikan yaitu :
1. Konsep dasar komunikasi
2. Komunikasi dalam tim
3. Teknik membangun komunikasi efektif pasien dan antar petugas
4. Komunikasi dan harapan pelanggan
5. Hubungan komunikasi dan loyalitas pelanggan
6. Komunikasi yang empati

h. Pelatihan APAR
Latar Belakang
Training APAR alat pemadam api ringan diselenggarakan oleh BMD street
consulting secara public dan inhouse. Perkembangan tekhnologi kini memacu
timbulnya berbagai resiko kecelakaan kerja, salah satunya yang terbesar adalah
kebakaran. Seperti yang kita ketahui peristiwa kebakaran dapat terjadi kapanpun dan
dimanapun. Tidak ada ruang ataupun lingkungan yang terbebas dari resiko
kebakaran, dimana peristiwa tersebut dapat mengakibatkan korban materi serta
adanya korban jiwa maupun kerugian lain secara tidak langsung. Sehingga alangkah
bijaksannya kita untuk selalu siaga dengan menyediakan alat pemadam kebakaran.
Alat pemadam api ringan adalah alat pemadam api yang portebel dan mudah dibawa,
cepat dan tepat didalam penggunaan penggunaan untuk awal kebakaran. Selain itu
pula karena bentuknya yang portable dan ringan sehingga mudah mendekati daerah
kebakaran. Oleh karena itu cara penggunaan APAR dan pemahaman terhadapap
20
fungsi-fungsi serta bagaimana mangemen penggunaan alat pemadam api ringan serta
tata letak APAR penting diketahui oleh setiap karyawan di sarana pelayanan
kesehatan karena fungsinya untuk penanganan dini dalam menangani kebakaran bias
semaksimal mungkin.

Manfaat
Setelah mengikuti training APAR ini, diharapkan peserta mampu
a. Memahami fungsi alat pemadam kebakaran
b. Mampu menggunakan APAR yang benar dan tepat
c. Mampu menganalisa factor- factor kebakaran
d. Mampu mendesign management APAR disarana pelayanan kesehatan

Materi Pembahasan
a. Klasifikasi kebakaran
b. Jenis-jenis media pemadam
c. Tekhnik pemadam api
d. Fire Classes
e. Anatomi tabung pemadam kebakaran
f. Fire Extinguiher applications
g. Fire Extinguiher Summary
h. Fire Extinguiher Response
i. Criteria keputusan Firefighting
j. Fighting the Fire

Narasumber
Narasumber telah disediakan oleh panitia

Waktu dan tempat


Waktu : Januari 2016
Tempat : Rumah sakit dr. Agung
Untuk lebih jelasnya Hub. :0376 21004

Biaya
Biaya pelatihan ini berasal dari dan RAB Rumah Sakit Dr. Agung
i. Training Disaster Plan
Latar Belakang
Training management bencana atau disaster management dalam setiap kasus
darurat atau bencana yang cendrung biasanya terjadi adalah masalah kepanikan
sehingga upaya pencegahan macet tidak efektif bahkan memperburuk keadaan
darurat itu sendiri. Biasanya dalam keadaan atau kondisi bencana setiap orang atau
21
unit kerja tidak terkoordinasi dengan baik yang dapat menyebabkan kerugian
bencana dan kerusakan menjadi lebih parah.
Untuk itu kita perlu strategi untuk organisasi atau unit yang ditunjuk untuk
mengelola dan mengembangkan rencana terhadap kemungkinan terjadinya keadaan
darurat dan bencana yang mungkin terjadi secara terpadu, sistematis, terkoordinasi
dan terlatih melalui pelatihan tertentu” disaster manajemen/ management bencana.”
Tujuan
1. Memahami konsep manajemen darurat sehingga efektif kontrol yang dapat
dilakukan dengan cepat dan akurat.
2. Memahami konsep proses kesiapsiagaan darurat dan sistem untuk
mempersiapkan darurat kesiapan sitem ditempat kerja.
3. Mencegah kesimpangsiuran dalam menghadapi keadaan emergency.
4. Sebagai upaya untuk meminamalkan dan mencegah terjadinya korban jiwa,
kerusakan harta benda/ aset perusahaan dan lingkungan kerja akibat kecelakaan
atau becana.
5. Peserta mampu untuk membuat analisa terhadap kebutuhan akan situasi gawat
darurat diperusahaan.
6. Mampu mempersiapkan skenario serta peralatan pendukung baik pasif dan aktif
didalam mengendalikan kondisi darurat atau becana.
7. Mengkoordinasikan upaya penaggulangan kedaan darurat baik secara internal
maupun eksternal sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas dalam
pengendaliannya.

Metode Pelatihan
Training manajemen bencana atau disaster management dimaksud untuk
melatih dan mengembangkan kemampuan eksekutif perusahaan dalam menghadapi
suatu bencana yang meliputi berbagai aspek antara lain:
 Konsep dasar bencana
 Regulasi bencana diindonesia
 Jenis –jenis bencana
 Standar menejemen bencana NFPA 1600
 Elemen disaster management
 Strategi pengembangan disaster management
 Analisa resiko bencana (ARISCANA)
 Organisasi dan komunikasi emergency
 Emergency response plan
 Tugas dan tanggung jawab petugas tanggap darurat
 Pree- planning
 Penyusunan prosedur tanggap darurat
 Audit manajemen bencana
 Table exsercie simulation
22
 Studi kasus

Peserta Yang Di Rekomendasikan


Pelatihan ini ditujukan untuk para perencana dan pelaksana tanggap darurat di
instansi pemerintah BNPBD pemda atau perusahaan seperti tim tanggap darurat
pemda, organisasi tanggap darurat Rumah sakit, manager, perusahaan hotel, pabrik,
safety manager, production manager.

Trainer
 Dr. Hasri dinirianti, MARS
 Yohan samudra, MD
 Dr. Syifa silviana

Durasi
2 hari (efektif 14 jam 09.00-16.00)

Investasi (Tidak Termasuk Penginapan)


Rp. 4.350.000, 00/ peserta (Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Malang, Dan
Surabaya)
Rp. 4.350.000,00/ peserta (Bali, Balik Papan, Dan Lombok)

Waktu dan Tempat


Bandung, 1-2 desember 2016

Fasilitas
Sertifikat, modul(hard/ soft copy), training kit (blocknote, ballpoint), jacket, tas
ransel, 2 x lunch, 2 x coffe break/ hari, foto bersama seluruh peserta, dilaksanakan
dihotel berbintang.

6. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan pendidikan dan pelatihan di Rumah Sakit Dr. Agung Kabupaten Lombok
timur dilaksanakan oleh bidang pendidikan dan pelatihan pada sesi Diklat SDM. Jenis
kegiatan ini meliputi Pelatihan, Workshop, Inhouse training. Tempat pelaksanaan kegiatan
pendidikan dan pelatihan meliputi di Rumah Sakitdan di luar Rumah Sakit.
Agar pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan dengan konsisten dan systematis sesuai
dengan yang diharapkan, maka akan terlebih dahulu melalui kegiatan sebagai berikut.
a. Penyusunan tim pelaksanaan dan pelatihan
Agar pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dapat terlaksana dengan baik, maka
dibentuk tim pendidikan dan pelatihan Rumah Sakit Dr. Agung Kabupaten Lombok timur
yang beranggotaan dari wakil-wakil seluruh bidang yang ada.
23
b. Menyusun SPO pendidikan dan pelatihan
Secara terperinci Standar Operasional Prosedur (SPO) pendidikan dan pelatihan sebagai
berikut.
a)Melakukan analisis kebutuhan pelatihan, berdasarkan usulan kebutuhan pelatihan dan
prioritas kebutuhan pelatihan
b) Mengajukan usulan kebutuhan pelatihan tiap tahun anggaran berdasarkan hasil
analisis dan prioritas kebutuhan pelatihan
c) Menerima penetapan rencana kebutuhan pelatihan (DPA) berdasarkan usulan yang
yang diajukan.
d) Penyusunan tim pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
e)Menyusun POA dan jadwal pelaksanaan pelatihan
f) Mengajukan usulan penetapan akreditasi pelatihan ke Dinas Kesehatan Kab. Lombok
Timur (Minimal 1 bulan sebelum pelaksanaan pelatihan)
g) Mengajukan usulan permintaan kebutuhan dana pelatihan
h) Pembuatan laporan
c. Pertemuan pembahasan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
Sebelum pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan dimulai, maka tim
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan mengadakan pertemuan tim untuk membahas.
d. Penyusunan kerangka acuan
Setiap pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan, harus disusun kerangka
acuan sesuai dengan acuan yang ada, sehingga pelaksanaanya dapat terlaksana dengan
baik. Yang perlu dicantumkan dalam kerangka acuan meliputi:
a) Latar belakang
b) Tujuan pelaksanaan pelatihan
c) Waktu dan tempat pelaksanan
d) Sumber dana
e) Pelaksana
f) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan pelatihan
g) Dokumentasi/ laporan pertanggung jawabana kegiatan
h) Waktu penyelesaian laporan pertanggung jawaban kegiatan
e. Melakukan audit pelaksanaan kegiatan pelatihan.
Audit pelatihan akan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui out put dan out
come pelatihan.
a)Untuk mengetahui out put pelatihan
Untuk mengetahui out put pelaksanaan pelatihan, akan disusun alat bantu
ceklist untuk mempermudah pengamatan, meliputi
1. Laporan pertanggungjawaban
2. Ketepatan waktu pelaksanaan
3. Ketepatan pemilihan narasumber
4. Ketepatan penggunaan anggaran

24
b) Untuk mengetahui out come pelatihan
Untuk mengetahui out come pelaksanaan pelatihan diperlukan monitoring
perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta antara sebelum dan sesudah
pelatihan, monitoring ini dapat dilaksanakan 1 bulan setelah pelaksanaan kegiatan.
Untuk kebutuhan monitoring ini, diperlukan ceklist yang meliputi :
1. Penerapan pengetahuan yang telah diperoleh
2. Memintapendapat teman satu kerja terkait kinerja peserta pelatihan
3. Meminta pendapat atasan langsung terkait kinerja peserta pelatihan

7. SASARAN
Sasaran kegiatan pendidikan dan pelatihan tahun 2016 adalah
a. Terlaksana pendidikan dan pelatihan bagi tenaga klinis dan non klinis sebanyak 45%
dari kegiatan yang sudah diusulkan.
b. Terlaksana pendidikan dan pelatihan bagi tenaga klinis dan non klinis sebesar 15 jam
perorang pertahun.

8. SCHEDULE (JADWAL)PELAKSANAAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan dimulai dari bulan januari sampai dengan desember
2016, dengan penjabaran sebagai berikut

NO Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pelatihan APAR
2 Pelatihan BHD
3 Pelatihan BCLS
4 Pelatihan IPCN
5 Pelatihan satuan pengawas intern
RS
5 Pelatihan EKG
6 Pelatihan B3
7 Komunikasi efektive
8 Workshop akreditasi
9 Pelatihan PONEK
10 Workshop K 3
11 Pelatihan suction
12 Pelatihan kalibrasi alat kesehatan
13 Workshop implementasi komite
keperawatan
14 Pelatihan management bangsal
15 Inhouse training IPCLN

25
16 Pelatihan disaster plan

9. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


a. Evaluasi pelasanaan kegiatan
Evaluasi jadwal pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tahun 2016 dilaksanakan 2
bulan sekali, sehingga kegiatan dapat dipantau pelaksanaanya. Sehingga biladalam
evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak
menganggu program secara keseluruhan. Pelaksanaan evaluasi jadwal pelaksanaan
pendidikan dihadiri oleh tim pelaksana yang sudah dibentuk
b. Pelaporan
Pelaporan dimaksud adalah laporan evaluasi jadwal pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan tahun 2016. Pelaporan akan dibuat setiap 2 bulan sekali oleh tim pelaksanaan
kegiatan Diklat. Apabila didalam hasil evaluasi ada pergeseran atau penyimpangan
jadwal maka didalam pelaporan dicantumkan solusinya. Laporan akan ditandatangani
oleh tim dan dilaporkan kepada direktur.

10. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


a. Pencatatan dimaksud adalah pencatatan dan pelaporan yang dapat dipergunakan untuk
pertanggungjawaban kegiatan, maka diperlukan adanya dokumen sebagai berikut :
1) Untuk pelatihan in house training
a) Daftar absen peserta
b) Kerangka acuan pelatihan
c) Daftar absensi narasumber
d) Daftar hadir panitia penyelenggara kegiatan
e) Undangan peserta
f) Surat penunjukan sebagai narasumber
g) Sertifikat pelatihan in house training yang ditanda tangani direktur
2) Untuk pelatihan diluar rumah sakit
a) Surat tugas
b) Surat perintah perjalan dinas
c) Tiket pesawat dan boarding pass
d) Laporan hasil pelatihan brosur pelatihan
e) Biaya kontribusi pelatihan
f) Biaya akomodasi peserta
g) Sertifikat pelatihan dari tempat pelatihan
b. Pelaporan kegiatan
Pelaporan program pendidikan dan pelatihan disusun setiap setahun sekali.
Laporan ditujakan kepada direktur dan kemudian disosialisasikan kepada tim

26
pendidikan dan pelatihan kemudian dokumen akan dikirim kepada kepalabidang dan
kepala bagian tata usaha.
Laporan kegiatan program tahunan disusun dengan format sebagai berikut:
a) Pendahuluan
b) Latar belakang
c) Tujuan umum dan tujuan khusus
d) Kegiatan yang terlaksana
e) Hasil kegiatan (out put dan out come)
f) Kesimpulan dan saran
c. Evaluasi kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap tahun sekali dengan memaparkan laporan
kegiatan tahunan.

27

Anda mungkin juga menyukai