OLEH
Kelompok 6
Lara sagita ( C0219334)
Kurniawan (C0219333)
Lisnawati (C0219335)
Jumriani (C0219331)
M. Fahri (C0219338)
M. Nabil (C02193337)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kai berhasil menyelesaikan makalah
ini dan Alhamdulillah tepat pada waktunya
Adapun judu pada tugas makalh ini adalah “ekonomi pembangunan” tugas
makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah EKONOMI PEMBANGUNAN.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya
dalam menyusun makalah ini yakni;
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................
A. LATAR BELAKANG...............................................
B. RUMUSAN MASALAH...........................................
C. TUJUAN.................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................
A. Kesimpulan.................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pandangan tentang kegiatan ekonomi dalam Islam yaitu Distribusi tersirat dari
bahasan ekonomi sejarah islam mencatat bagaimana perkembangan peran
kebijakan fiskal dalam sistem ekonomi Islam mulai zaman awal Islam sampai
kepada puncak kejayaan Islam pada jaman pertengahan, seiring dengan
kemunduran-kemunduran dalam pemerintahan Islam yang ada waktu itu maka
kebijakan fiskal islam tersebut sedikit demi sedikit mulai ditinggal dan digantikan
dengan kebijakan fiskal lainnya dari sistem ekonomi yang sekarang kita kenal
dengan sitem ekonomi konvensional.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN.
A. Pengertian dan Prinsip
Distribusi pendapatan dalam Islam merupakan penyaluran harta yang ada,
baik dimiliki oleh pribadi atau umum (publik) kepada pihak yang berhak menerima
yang ditunjukan untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat sesuai dengan
syariat. Fokus dari distribusi pendapatan dalam Islam adalah proses
pendistribusiannya. Secara sederhana bisa digambarkan, kewajiban menyisihkan
sebagian harta bagi pihak surplus (berkecukupan) diyakini sebagai kompensasi atas
kekayaannya dan di sisi lain merupakan insentif (perangsang) untuk kekayaan pihak
defisit (berkkekurangan).Titik berat dalam pemecahan permasalahan ekonomi
adalah bagaimana menciptakan mekanisme distribusi ekonomi yang adil di tengah
masyarakat.
Ayat yang berhubungan dengan Distribusi adalah diantarannya : QS. Al-Hasyr (59) :
7
ِالس ِبيلِ َكَّ ساكِين َِوا ْبن َ ىوا ْل َم
َ ىوا ْل َي َتا َم َ سول َِولِذِيا ْلقُ ْر َب َّ سولِ ِه ِم ْنَأهْ اِل ْلقُ َرى َفلِ َّل ِه َول
ُ ِلر َ َماَأ َف
َ اءال َّل ُه َع َل
ُ ىر
واوا َّتقُواال َّل َهِإ َّن
َ سولُ َف ُخ ُذوه َُو َما َن َها ُك ْم َع ْن ُه َفا ْن َت ُه َّ اء ِم ْن ُك ْم َو َماآ َتا ُك ُم
ُ الر ْ ْياَل َي ُكو َندُو َل ًة َب ْي َن
ِ األغ ِن َي
ب ِ شدِيدُا ْل ِع َقا َ ( ال َّل َهV)
Artinya : Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari
harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk
rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja
di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang
dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya
a) Keadilan.
Keadilan dalam Islam merupakan pondasi yang kokoh meliputi semua ajaran
dan hukum Islam. Persoalan yang menjadi perhatian Islam dalam keadilan adalah
pelarangan berbuat kezaliman. Ketidakseimbangan distribusi kekayaan adalah
sumber dari semua konflik individu dan sosial. Untuk itu, agar kesejahteraan sosial
dapat diwujudkan, penerapan prinsip moral keadilan ekonomi merupakan suatu
keharusan. Keadaan itu akan sulit dicapai bila tidak ada keyakinan dan prinsip moral
tersebut.
b) Kebebasan.
Nilai utama dalam bidang distribusi kekayaan adalah kebebasan. Nilai
kebebasan dalam Islam memberi implikasi terhadap adanya pengakuan akan
kepemilikan individu. Setiap hasil usaha seorang Muslim dapat menjadi miliknya
menjadi motivasi yang kuat bagi dirinya untuk melakukan aktivitas ekonomi. Dalam
Islam, legitimasi hak milik sangat terkait erat dengan pesan moral untuk menjamin
keseimbangan. Hak milik pribadi diakui, dan hak kepemilikan itu harus berfungsi
sebagai nafkah bagi diri dan keluarga, berproduksi dan berinvestasi, mewujudkan
kepedulian sosial dan jihad fisabilillah. Ini berarti pengakuan hak kepemilikan dapat
berperan sebagai pembebas manusia dari sikap matrealistis. Dengan demikian
dapat dipahami bahwa konsep kepemilikan dalam perspektif Islam menjadikan nilai-
nilai moral sebagai faktor endogen, dan menjadikan nilai nilai itu bersentuhan
dengan hukum-hukum Allah.
B. Sektor-Sektor Distribusi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,( Yogyakarta, Dana Bakti Wakaf,
1997)
Ash Shadr, Muhammad Baqir. Buku Induk Ekonomi Islam. Jakarta: Zahra, 2008)