Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ahmad Fikri Hardiyanto/401190215/ES G

Hiwalah

1. Dasar hukum syar'i dan dasar hukum positif dari Hiwalah

∆ Dasar syar'i Hukum Hiwalah

“memperlambat pembayaran utang yang dilakukan orang kaya merupakan perbuatan zalim. Jika salah seorang kamu dialihkan
kepada orang yang mudah membayar utang, maka hendaklah ia beralih”. Disamping itu, terdapat kesepakatan ulama (Ijma') yang
menyatakan bahawa tindakan hiwalah boleh dilakukan.

∆ Landasan Hukum Positif

Hiwalah sebagai salah satu produk perbankan 

syariah di bidang jasa telah mendapatkan dasar hukum. Dam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang 

perubahan atas dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Dengan di undangkannya Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, hiwalah mendapatkan dasar hukum yang lebih kokoh. Dalam pasal 19
Undang-Undang perbankan syariah disebutkan bahwa kegiatan usaha Bank Umum Syariah 

antara lain meliputi melakukan pengambilalihan utang 

berdasarkan akad hiwalah atau akad lain yang tidak 

bertentangan dengan Prinsip Syariah.

2.  Produk perbankan syariah merupakan produk-produk yang berlandaskan prinsip ekonomi syariah. Dalam prinsip ekonomi
syariah tidak diperbolehkan mengenakan sistem riba serta menanamkan modal pada badan usaha yang mendapat keuntungan dari
komoditas haram.

Contoh produk nya:

a. Qardh , merupakan jasa perbankan syariah yang berupa pinjaman uang ataupun barang.

b. Ar-rahn, merupakan produk gadai dengan prinsip-prinsip syariah.

c. Wakalah, merupakan perwakilan kegiatan pengelolaan keuangan seperti pembukuan, transfer, pembelian dan sebagainya yang
diberikan pemilik uang kepada bank.

d. Bai’ al-murabahah, pada dasarnya merupakan sebuah produk pengkreditan berbasis syariah.

e. Al-muzara’ah, pada dasarnya adalah perjanjian antara pemilik tanah dan pekerja ladang untuk menanami tanahnya, kemudian
mendapat upah atas pekerjaannya.

3. Hiwalah bukan saja digunakan untuk menyelesaikan masalah hutang piutang tetapi lebih dari itu ia juga berperanan sebagai
pemindah dana dari individu kepada individu yang lain atau kelompok atau juga perbankan sebagai mana telah dipraktekkan
dalam sistem perbankan.

 
Mudharabah

1. Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.

2. Melalui akad murabahah, nasabah dapat memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan
tanpa harus menyediakan uang tunai terlebih dahulu. Dengan kata lain, nasabah telah memperoleh pembiayaan al-
murabahah dari bank untuk pengadaan barang tersebut.

∆ Syirkah

1. Landasan hukum dari syirkah yaitu Al Qur'an dan hadits

2. Hikmah dari disyariatkannya syirkah :

-terkumpulnya modal dg jumlah yang besar, sehingga dapat digunakan untuk mengadakan pekerjaan2 besar pula

-dapat memperlancar laju ekonomi makro

-terciptanya lapangan pekerjaan yang lebih luas dan memadai

-terbalinnya rasa persaudaraan dengan sesama pemegang modal dan mitra kerja yang lain

-pemikiran untuk memajukan perusahaan menjadi lebih banyak karena berasal dari banyak orang pula.

3. Hal yang membatalkan Syirkah

Perkara yang membatalkan syirkah dibagi atas dua hal , yaitu:

1. Pembatalan Syirkah Secara Umum

• Pembatalan dari salah seorang yang bersekutu

• Meninggalnya salah seorang syarik

• Salah seorang syarik murtad atau membelot ketika perang

• Gila

2. Pembatalan Secara Khusus

• Harta syirkah rusak

Apabila harta syirkah rusak keseluruhan atau harta salah seorang rusak sebelum dibelanjakanm stirkah batal.

• Tidak ada kesamaan Modal

Apabila tidak ada kesamaan modal dalam syirkah muwafidhah pada awal transaksi, perkongsian batal, sebab hal itu merupakan
syarat transaksi muwafidhah.

Anda mungkin juga menyukai