Anda di halaman 1dari 6

Nama: Ahmad Fikri Hardiyanto

NIM: 401190215
Kelas: ES G
Resuma Materi Akad Ihtikar
Ihtikar artinya menimbun barang agar yang beredar di masyarakat berkurang, lalu
harganya naik. Yang menimbun memperoleh keuntungan besar, sedang masyarakat
dirugikan. Para ulama berbeda pendapat tentang okum ihtikar ada yang berpendapat
Haram secara mutlak, makruh secara mutlak, haram apabila berupa bahan makanan
saja , haram ihtikar disebagian tempat saja, seperti di kota Makkah dan Madinah dan
pula yang berpendapat bahwa ihtiakar itu boleh. Hikmah dari larangan ikhtikar adalah
mencegah hal-hal yang menyulitkan manusia secara umum, oleh karenanya para ulama
sepakat apabila ada orang memiliki makanan lebih, sedangkan manusia sedang
kelaparan dan tidak ada makanan kecuali yang ada pada orang tadi, maka waib bagi
orang tersebut menjual atau memberikan dengan Cuma-Cuma makanannya kepada
manusia supaya manusia tidak kesulitan. Demikian juga apabila ada yang menimbun
selain bahan makanan(seperti pakaian musim dingin dan sebagainya) sehingga manusia
kesulitan mendapatkannya, dan membahayakan mereka, maka hal ini dilarang dalam
islam.
HASIL DISKUSI IHTIKAR
1. Wiwit Indriyani: Bagaimana hukumnya jika yang ditimbun adalah barang ilegal
(kosmetik non BPOM) yang saat ini aak dipasaran. Produsen krim racik non BPOM
menimbun banyak baang, untuk penjualanya, dipasarkan dengan harga murah
Sulistya Rahayu: Produsen kosmetik non bpom itu bukan lebih menimbun sih
menurut saya. Malah mereka mengedarkan secara diam-diam agar sulit diketahui
oleh ahli/ dokter. Dan akhirnya marak dipasaran dan sudah banak juga ahli/ dokter
kecantikan mengecam produsen kosmetik abal-abal trb. Produsen berani menjual
murah karena kemungkinan kandungan dalam kosmetik tersebut terdapat zat-zat
kimia bahaya jika dikonsumsi dalam jangka panjang mengakibatkam beberapa
masalah pada kulit.
Aldy Anugerah: hukumnya menimbun barang yaitu ihtikar, karena islam memandang
perbuatan menimbun barang sebagai bentuk kezaliman dan bertentangan dengan
maqashid syariah berdagang karena tindakan menimbun akan menyengsarakan
orang banyak. Penimbunan termasuk dalam kategori kejahatan ekonomi dan sosial.
Ulama seperti Ibnu Hajar al-Haitsami mengnggap pelakunya sebagai pelaku dosa
besar. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan menimbun barang kecuali dia seorang
pendosa.” (HR Muslim)
2. Anisa Wn: Saya ingin bertanya, bagaimana hukumnya jika petani yang sedang
panen dan menyimpan semua hasil panennya untui dijual di kemudian hari saat
harga padi sedang tinggi?Apakah termasuk ithikar?
Tandayu Parvati: iya termasuk ithikar karena yaitu petani tersebutsecara sengaja
menahan atau menimbun (hoarding) barang, khususnya pada saat terjadi
kelangkaan barang, dengan tujuan untuk menaikkan harga di kemudian hari.
Sulistya Rahayu: iya itu termasuk ihtikar karena menimbin barang dan dijual ketika
harga dipasar mengalami kenaikan.
Wilis Nur I: Menurut saya iya ikhtiar.karena petani tersebut menimbun(menahan)
semua hasil panen dan menjual pada saat melonjaknya harga dan bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan dengan menaikkan harga.
Vivi Dea: menurut saya hal ini termasuk ikhtikar (menimbun) karena menyimpan
hasil panen lalu menjualnya dengan harga yang tinggi dikemudian hari termasuk
dalam penimbunan, dan hal ini berakibat adanya kenaikan hrga yang tinggi
Wiwit Indriyani: Petani yang menyimpan hasil panen kemudian menjual hasil panen
ketika harga melambung tinggi ialah termasuk ihtikar.Mengapa ? Karena akibat
penimbunan yang dilakukan, akan menyebabkan kelangkaan persediaan gabah
dipasaran. Akibat kelangkaan barang, harga menjadi mahal. Yang dirugikan adalah
konsumen (sebagai pembeli gabah ataupun yang memerlukan gabah) untuk
memenuhi kebutuhan pangannya.
Anis Faridatul: Saya akan menambah jawaban dari pertanyaan mb anisa Iy itu
ihtiyar, menimbun dg tujuan mendapatka laba yg sangat tinggi, apalagi pada saat itu
masyarakat membutuhkan padi atau mungkin pada saat paceklik. Tpi sya ingin
tambai Kalau menimbun padi itu dg tujuan untuk jaga" nanti kalau terjadi paceklik
atau angel pangan itu menurut sys boleh menimbun padi saat banyak yg penen
3. Ummi Salamah: Mengapa dalam ayat pelarangan ithikar hanya pada makanan saja?
Anis Faridatul: Ayat makanan disitu brrti mengambil harta dg cara batil, Sbg mubtada yg
berarti menimbun, artinya tidak menggunakannya di jln yg benar yg di ridoi Allah. Mungkin
ada juga ayat yg brrti makanan itu mungkin maksudnya bahwa memang makanan itu adalah
salah satu faktor yg sanagt di perlukan bagi setiap makluk Allah
Ananda Veri: Ada kemungkinan suatu ketika ihtikâr ini hukumnya adalah boleh (jaiz), atau
bahkan sunnah. Belum lagi apabila melihat objek ihtikâr-nya yang bukan terdiri atas bahan
makanan, maka bisa jadi hukumnya adalah boleh. Karena bahan makanan itu mudah basi
jadi sangat di larang untuk melakukan penimbunanan
4. Ainia Nuril: Berikan contoh ihtikar dalam kehidupan sehari-hari.
Wiwit Indriyani: Contoh ihtiar dalam kehidupan sehari-hari : Yakni pedagang padi, yang
membeli padi hasil panen petani di sawah dengan harga murah, kemudian menimbun padi
tersebut di gudang. Ketika harga padi melambung tinggi, pedagang padi baru penjualnya.
Guna memperoleh keuntungan yang tinggi.
Tandayu Parvati: menjawab pertanyaan mba ainiaseorang pedagang minyak mengetahui
bahwa kebutuhan minyak pada hari raya akan meningkat. Oleh karena itu jauh sebelum hari
raya tersebut, pedagang tersebut telah menyimpan sebagian minyaknya. dan pada saat hari
raya pedagang minyak tsb menjualnya dengan harga yang tinggi.
Tiara Nur: menjawab pertanyaan dari mba ainia , seperti pendagang yang
menyimpan/menimbun barang semisal : pendagang minyak, menimbun minyaknya karena
mengetahui bahwa kebutuhan akan minyak tersebut meningkat pada hari raya.
5. Vita Kurniawati: Saya mau bertanya jelaskam kandungan ayat ayat al quran terkait
makanan yang di haramkan QS.al-Maidah ayat 3,QS.al maidah ayat 90? Sulistya Rahayu:
Kandungan Q.S Al-Maidah: 3
dijelaskan bahwa Allah SWT jelas melarang umat Muslim untuk memakan makanan haram.
Di antaranya seperti bangkai, darah, daging babi, dan daging hewan yang tidak disembelih
atas nama Allah SWT.Kandungan Q.S Al-Maidah: 90 llah menyuruh untuk menjauhi
minuman keras/ khamr, berjudi, (berkurban untuk) Kandungan Q.S Al-Maidah: 3 dijelaskan
bahwa Allah SWT jelas melarang umat Muslim untuk memakan makanan haram. Di
antaranya seperti bangkai, darah, daging babi, dan daging hewan yang tidak disembelih atas
nama Allah SWT.Kandungan Q.S Al-Maidah: 90 Allah menyuruh untuk menjauhi minuman
keras/ khamr, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panaha,
dan mengundi nasib dengan anak panah.
6. Anis Faridatul: Ihtikar di lingkungan masyarakat mungkin sering terjadi ya meskipun tidak
terlalu di sadari Contohnya sj d lingkungan saya sendiri, waktu maraknya covid dulu itu
banyak sekali yg menimbun masker dn d jual dg harga fantastis.Pertanyaan sy,
bagaiamana peran kita dlm permasalahan tesebut
Wiwit Indriyani: Peran kita sebagai manusia yang mengerti bahwa hal tersebut haram (tidak
diperbolehkan) sudah sepatutnya mengingatkan dan memberi kesadaran kepada orang
tersebut. Bahwa tindakan yang dilakukan akan merugikan pihak pihak terkait.
Sulistya Rahayu: Kita sendiri mengerti bahwa itu perbuatan yang menyalahi hukum. Peran
kita yaitu memberi pengertian atau juga memberi komplain untuk penjual
7. Ulfi Karis: Bagaimana dampak ihtikar dalam kehidupan sehari-hari?
Tiara Nur Fasiatul: Dampak yang di timbulkan dari ihtikar dalam perekonomian terjadinya
kelangkaan barang yang sudah tentu sangat di butuhkan oleh masyarakat sehingga barang
tersebut terjadi kelonjakan harga akibat kelangkaan tersebut.
Tri Rahayu: Dampak yang di timbulkan dari ihtikar dalam perekonomian sudah sangat pasti
terjadinya kelangkaan barang yang sudah tentu sangat di butuhkan oleh masyarakat
sehingga barang tersebut terjadi kelonjakan harga akibat kelangkaan tersebut.Ihtikar ini
sangat merugikan pihak masyarakat dan para pedagang kecil , padahal salah satu tujuan
ekonomi yang kita ketahui bersama yaitu untuk kesejahteraan umat manusia. Tetapi
sekarang banyak orang yang tidak bertangggung jawab dan hanya memikirkan keuntungan
pribadi sehingga menimbulkan kekacau di perekonomian.
Ahmad Fariz: Dengan adanya penimbunan barang/ihtikar maka hal ini bisa berdampak pada
kestabilan ekonomi. Dengan menimbun lalu mengakibatkan naiknya harga sehingga daya
beli masyarakat akan menurun padahal masyarakat sangat membutuhkan barang-barang
tersebut maka akan sangat menyengsarakan. Serta penimbunan termasuk dalam bentuk
distorsi pasar yang dapat menyebabkan inefesiensi. Hal ini bisa membahayakan terhadap
stabilitas perekonomian.
Ahmad Syahrur: dampak dari ikhtikar, yaitu.
1. Harga naik, karena kelangkaan barang tersebut.
2. Operasional atau produksi dalam usaha atau perusahaan mengalami kemacetan. Bahkan
bisa sampai berhenti dan bangkrut.
3. Kegiatan distribusi menurun.
4. Merugikan konsumen
Akmal Rifki: dampak ihtikar dalam ekonomi, menyebabkan kelangkaan terhadap barang
yang ditimbun sehingga akan menyebabkan harga yang melonjak dan ekonomi pun akan
kacau ketika hal tersebut terjadi
8. Vivi dea : apakah dampak ikhtikar dalam ekonomi islam ?
Menyanggah jawaban mbak tandayu, apakah hanya masyarakat dan pedagang keecil saja
yang dirugikan
Tandayu P : Dampak yang di timbulkan dari ihtikar dalam perekonomian sudah sangat pasti
terjadinya kelangkaan barang yang sudah tentu sangat di butuhkan oleh masyarakat
sehingga barang tersebut terjadi kelonjakan harga akibat kelangkaan tersebut.Ihtikar ini
sangat merugikan pihak masyarakat dan para pedagang kecil
Wiwit I : Dampak ikhtikar dalam ekonomi Islam yakni terjadinya peningkatan harga akibat
rendahnya persediaan (kelangkaan barang). Akan sangat merugikan konsumen dipasaran.
Anis F : Tidak hanya pedagang kecil mb, memang secara sekilas yg pling merugi itu pedagang
kecil, tpi sebenanrnya juga bisa berdampak padapdagang besar kok, gambangnya
penimbunan padi. Na ada perusahaan besar yg membutuhkan padi untuk produksinya.
Karena memang d timbun itu menyulitkan perusahaan tersebut
9. Tri Rahayu : Tindakan apa yang harus kita lakukan terhadap orang yang menjual barang
ikhtikar sedangkan kita sendiri sangat membutuhkan barang tersebut?
Wiwit I : Orang menjual barang ikhtikar tentu disaat barang tersebut blangka dipasaran. Dan
menjual dengan harga mahal. Tindakan kita adalah tetap membelinya karena kita
membutuhkan barang itu. Yang diharamkan bukan barangnya, tetapi transaksinya, sebab
merugikan salah satu pihak yakni pembeli.
Yuni s : tindakan yg pertama yaitu melaporkan penjual barang kepada pihak yg berwajib
dengan harapan penjual barang-barang ikhtikar tsb dapat diusut secara tuntas sehingga
dapat mengembalikan harga jual barang ke keadaan yg semula. Kedua, jika dengan
pelaporan tsb tidak merubah keadaan maka dengan berat hati kita bisa membeli barang
tersebut meskipun dengan harga yg mahal dikarenakan kita memang membutuhkan.
Sulistia R : mau tidak mau ya terpaksa membelinya karena kita sendiri membutuhkan
barang tersebut
Tambahan Dosen :
Kriteria al-Ihtikar dalam Islam
Dalam hal ini para ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan penimbunan
yang diharamkan adalan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Barang yang ditimbun adalah kelebihan dari kebutuhannya, berikut tanggungan
untuk persediaan dalam satu tahun penuh. Karena seseorang boleh menimbun untuk
persediaan nafkah dirinya dan keluarganya dalamtenggang waktu selama satu tahun.
2. Bahwa orang tersebut menunggu saat-saat memuncaknya harga barang agar dapat
menjualnya dengan harga yang lebih tinggi karena orang sangat membutuhkan barang
tersebut kepadanya.
3. Penimbunan dilakukan pada saat dimana manusia sangat membutuhkan barang
yang ditimbun, seperti makanan, pakaian dan lain-lain. Jika barang-barang yang ada di
tangan para pedagang tidak dibutuhkan manusia, maka hal itu tidak dianggap sebagai
penimbunan, karena tidak mengakibatkan kesulitan pada manusia.
Dari ketiga syarat itu, dapat disimpulkan bahwa penimbunan yang diharamkan adalah
kelebihan dari keperluan nafkah dirinya dan keluarganya dalam masa satu tahun. Hal ini
berarti apabila menimbun barang konsumsi untuk mengisi kebutuhan keluarga dan dirinya
dalam waktu satu tahun tidaklah diharamkan sebab hal itu adalah tindakan yang wajar
untuk menghindari kesulitan ekonomi dalam masa paceklik atau krisis ekonomi lainnya.
Sedangkan syarat terjadinya penimbunan, adalah sampainya pada suatu batas yang
menyulitkan warga setempat untuk membeli barang yang tertimbun semata karena fakta
penimbunan tersebut tidak akan terjadi selain dalam keadaan semacam ini.
Kalau seandainya tidak menyulitkan warga setempat membeli barang tersebut, maka
penimbunan barang tidak akan terjadi kesewenangan-wenangan terhadap barang tersebut
sehingga bisa dijual dengan harga yang mahal.
Atas dasar inilah, maka syarat terjadinya penimbunan tersebut adalah bukan pembelian
barang. Akan tetapi sekedar mengumpulkan barang dengan menunggu naiknya harga
sehingga bisa menjualnya dengan harga yang lebih mahal.
Dikatakan menimbun selain dari hasil pembeliannya juga karena hasil buminya yang luas
sementara hanya dia yang mempunyai jenis hasil bumi tersebut, atau karena langkanya
tanaman tersebut. Bisa juga menimbun karena induustri-industrinya sementara hanya dia
yang mempunyai industri itu, atau karena langkanya industri seperti yang dimilikinya.

Anda mungkin juga menyukai