OLEH:
190102040202
1
Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012),
hlm.3
punya modal besar dengan rakyat sebagai konsumen. Kemudharatan itu
akan semakin parah dan terbuka lebar, jika para pengusaha dan pedagang
tersebut menimbun barang dagangannya dan menjualnya dengan harga
yang tinggi untuk mendapatkan keuntungan tanpa memperhatikan
kesulitan konsumen.
Para pedagang hanya mencari keuntungan semata tanpa melihat
mana yang dibolehkan dan mana yang dilarang, para pelaku ekonomi
zaman sekarang tidak mengetahui tentang tata cara bermuamalah menurut
Al-qur’an dan Hadits.
Dalam tingkat Internasional, menimbun barang merupakan
penyebab terbesar dari krisis ekonomi yang dialami oleh manusia
sekarang,di mana beberapa negara kaya dan maju secara ekonomi
memonopoli produksi dan perdagangan beberapa kebutuhan makan dan
industri dunia dan lain sebagainya. Para pelaku monopoli mempermainkan
barang yang dibutuhkan oleh umat dan memanfaatkan hartanya untuk
membeli barang kemudian menahannya sambil menunggu naiknya harga
barang itu tanpa memikirkan penderitaan umat karenanya.
Sistem ekonomi islam sangat mengutamakan persamaan,
kesempatan dan pemerataan distrubusi pendapatan. Untuk mencapai
persamaan itu, Islam melarang adanya praktek penimbunan barang
dagangan dalam aktifitas muamalah, sebab hal itu adalah suatu
kedzaliman. Penimbunan semacam ini dilarang dan ditegah karena ia
merupakan bukti keburukan moral serta mempersulit umat manusia.2
Dengan menimbun barang untuk dijual dengan harga yang lebih
tinggi, disaat orang-orang sedang mencari dan tidak mendapatkannya, hal
ini dipandang penganiayaan terhadap orang lain dan berdosa bagi
pelakunya, tetapi berbeda dengan dari sudut pandang kapitalis yang tanpa
norma dan etika dimana setiap masyarakat bebas menumpuk harta
kekayaan, mengembangkan sekalipun mendatangkan mudarat bagi orang
2
Al-Ghazali, Benang Tipis Antara Halal dan Haram, (Surabaya: Putra Pelajar, 2002), hlm, 224-
225
lain. Dalam arti kata lain penimbunan barang dibolehkan jika ia adalah
untuk mengekalkan kestabilan harga suatu barang tanpa menghiraukan
bahaya yang menimpa masyarakat.
َو َم ْن ُيرْد ِفيِه بالَح اٍد بظلٍم ُنِذ قُه ِم ْن َعُداٍب أِليٍم
Dan dari Ali ra: “Barang siapa menimbun makanan selama empat puluh
hari maka hatinya keras”. Dari Ali juga bahwasanya ia membakar makanan yang
ditimbun dengan api. Ketahuilah bahwa larangan itu mutlak.4
3
Departemen agama RI, Al-quran dan Terjemahannya, (Jakarta Timur: CV Darus Sunnah), Q.S
Al-Hajj : 25
4
Imam Al-Ghazali, Ihya’Ulumiddin, Terjm. Ismail Ykub ( Semarang: CV. Asy Syifa, 2003) jilid
111, hlm. 241
atas kesempitan orang lain yang baginya mendatangkan
keuntungan(individu) dan kesusahan pada orang lain (masyarakat umum)
dan hukumnya adalah haram.
Menurut prinsip hukum Islam, barang apa saja yang dihalalkan oleh
Allah SWT untuk memilikinya, maka halal pula untuk dijadikan sebagai
obyek perdagangan. Demikian pula segala bentuk yang diharamkan untuk
memilikinya maka haram pula untuk memperdagangkannya. Namun
terdapat ketentuan hukum Islam yang menyatakan bahwa pada dasarnya
barang tersebut halal menurut ketentuan hukum islam, akan tetapi karena
sikap dan perbuatan para pelaku atau pedagang bertentangan dengan syara’
maka barang tersebut menjadi haram seperti halnya penimbunan barang
yang banyak dilakukan oleh para pedagang di pasar yang dapat merugikan
orang banyak. Dasar hukum yang digunakan para ulama fiqh yang tidak
membolehkan adanya ihtikar adalah kandungan nilai-nilai universal Al-
qur’an yang menyatakan bahwa setiap perbuatan aniaya termasuk
didalamnya ihtikar diharamkan oleh agama islam.5
Para pedagang terkadang banyak disibukkan dalam hal jual beli, yang
mengakibatkan mereka lalai dan bahkan tidak mengetahui mana system
berdagang yang sesuai dengan syariat Islam antara yang haq dan yang batil,
akan tetapi mereka melakukan ihtikar. Berikhtikar disini yaitu melakukan
penimbunan barang dengan tujuan berspekulasi, sehingga pedagang
mendapatkan keuntungan besar di atas keuntungan normal, atau menjual
hanya sedikit barang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi,
sehingga mendapatkan keuntungan di atas keuntungan normal.6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuangkapkan sebelumnya, maka
permusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana bentuk praktik jual beli gas LPG tabung 3 kg?
7
Rosidah, Masyarkat desa Teluk Kepayang, Wawancara, 15 Juni, 2022
2. Bagaimana dampak praktik jual beli gas LPG tabung 3 kg terhadap
masyarakat di desa Teluk Kepayang ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Mengetahui Praktik jual beli gas LPG tabung 3 kg di Desa Teluk
Kepayang
2. Mengetahui Dampak praktik jual beli gas LPG tabung 3 kg di Desa
Teluk Kepayang
D. Signifikan Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut, penulis berharap baik sekarang
maupun yang akan datang hasil penelitian ini akan berguna dan
bermanfaat untuk :
1. Penambah pemahaman tentang masalah ihtikar, sehingga diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan Ilmu
hukum islam tentang bermuamalah .
2. Untuk memberikan kontribusi yang konstruktif pengetahuan tentang
dampak yang ditimbulkan dari ihtikar terhadap masyarakat di desa
Teluk Kepayang. Apabila masyarakat membiarkan masalah ihtikar
terjadi, maka pelaku ikhtikar akan semakin banyak dan menimbulkan
kemudharatan.
3. Diharapkan penelitian ini menjadi bahan acuan atau sumbangan
pemikiran bagi peneliti lain yang melakukan penelitian pada bidang
kajian yang sama
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang luas dan agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam penfasiran judul serta permasalahan yang akan
diteliti, maka diperlukan adanya batasan-batasan istilah Secara garis besar
Muamalah dalam islam mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalam mubah, kecuali yang
ditentukan lain oleh Al-qur’an dan as-Sunnah Rasul.
2. Muamalah dilakukan atas dasar sukarela, tanpa mengandung unsur-
unsur paksaan
3. Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaaat
dan menghindari mudharat dalam hidup masyarakat.
4. Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan,
menghindari unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan
kesempatan dalam kesempitan.8
Ihtikar sebagai bentuk rekayasa penawaran. Secara definitif ihtikar
adalah mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara
menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi. Hal ini
sebagaimana pernah terjadi pada zaman Rasulullah SAW, salah satu
cara melakukan ihtikar adalah dengan cara menimbun agar harga naik
akibat kelangkaan tersebut. Akibatnya, barang yang tersedia di pasar
akan menjadi sedikit, karena penjual enggan untuk mengeluarkan
barang dagangannya.
F. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan atau berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian oleh Moch. Bukhori Muslim (2010), berjudul
“Ihtikar Dan Dampaknya Terhadap Dunia Ekonomi”.9
2. Penelitian oleh Lukman Hakim (2016), berjudul “Ihtikar Dan
Permasalahannya Dalam Perspektif Hukum Islam”.10
3. Penelitian oleh Irmansyah (2017), berjudul “Penimbunan Beras
Yang Diperdagangkan Menurut Imam Al-Ghazali”11
8
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalah, (Yogyakarta, UII Press, 2000), hlm. 15-16
9
Moch. Bukhori Muslim. “Ihtikar Dan Dampaknya Terhadap Dunia Ekonomi”. Jurnal
Studi Al-Qur’an Universitas Islam Negeri-Jakarta, Vol. 6, No. 1, Tahun. 2010
10
Lukman Hakim. “Ihtikar Dan Permasalahannya Dalam Perspektif Hukum Islam”. Jurnal
Daussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam. Vol. VII, No 2:
320-330. Banyuwangi: Institut Agama Islam Ibrahimy (IAII). April 2016
11
Irmansyah. “Penimbunan Beras Yang Diperdagangkan Menurut Imam Al-Ghazali (Studi Kasus
di Kelurahan Pasar II Natal Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal),”. Skripsi. (Sumatera
Utara: Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Sumatera Utara). 2017
4. Penelitian oleh Liana (2018), berjudul “Praktik Monopoli Oleh
Pengusaha Hasil Bumi Dalam Perspektif Hukum Islam”12
12
Liana, “Praktik Monopoli Oleh Pengusaha Hasil Bumi Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi di
Desa Wairelay Kecamatan Ranau Tengah Kabupaten OKU Selatan),” Skripsi (Lampung: Fakultas
Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan),2018.
Praktik Monopoli Oleh Penelitian betujuan Mengkaji pandangan
Pengusaha Hasil Bumi mengetahui dampak lebih kehukum islam,
Dalam Perspektif perilaku ihtikar, yaitu sedangkan penulis
Hukum Islam menimbulkan
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research).13 Penelitian lapangan atau dapat
pula disebut sebagai penelitian empiris, yaitu penelitian yang data dan
informasinya diperoleh dari kegiatan di kancah (lapangan) kerja
penelitian.14
Adapun pendekatan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif,
artinya data-data yang dikumpulkan berupa wawancara dan catatan
lapangan. Suatu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan
dalam bentuk angka.15
2. Lokasi Penelitian
Tempat dilakukannya penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di
Desa Teluk Kepayang Kecamatan Teluk Kepayang Kabupaten
Tanah Bumbu
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
akan meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
peneliti yang akan dilakukan merupakan penelitian populasi. Populasi
dalam penelitian ini yaitu masyarakat pedagang gas LPG desa Teluk
Kepayang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
13
Saifullah, Tipologi Penelitian Hukum (Malang: Intelegansi Media, 2015) hlm. 263
14
Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. (Yogyakarta: UII Press. 2005), hal. 34
15
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rakesarasin, 1996), hlm. 2
mempelajari semua yang ada pada populasi misal karena terbatasnya
dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu,
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).16 Dalam penelitian ini digunakan penarikan sampel dengan
teknik sampling non random sampling, yaitu purposive sampling.
Purposive sampling dilakukan dengan mengambil orang-orang yang
terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh
sampel itu.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis data Kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan
latar ilmiah,dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi
dan dilakukan dengan jalan yang biasanya terkait dengan
observasi, wawancara dan dokumentasi.
b. Sumber data
Data berarti pengamatan atau bukti. Penelitian ilmiah
membutuhkan data dengan cara beberapa alat penelitian standar
atau instrumen yang dirancang sendiri.17
Adapun sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
pihak yang menjadi sumber penelitian di lapangan untuk
menjawab masalah penelitian yang dilakukan peneliti. 18
Sumber data primer bisa didapat dari hasil kata-kata dan
tindakan orang yang diamati dari mewawancarai narasumber.
16
V. Wiratna Suwarjeni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012), hlm. 13.
17
Yogesh Kumar Singh, Fundamental of Research Methodology and Statistic (New
Delhi: New Age Internasional Publishers, 2006), p. 222.
18
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 23
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber
tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitian ini, yaitu data
kepustakaan, dokumen-dokumen berupa buku-buku, journal-
journal.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah
a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
dilaksanakan dengan terjun dan melihat langsung kelapangan
untuk melakukan pengamatan terhadap obyek yang diteliti.
Observasi adalah pemilihan dan perekaman perilaku orang-orang
dilingkungan mereka.19
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah pertemuan antara dua orang
untuk membahas hak-hak penting, biasanya dilakukan secara
formal.20
Wawancara merupakan suatu proses untuk memperoleh
informasi tentang sebuah tema dalam penelitian dengan
menggunakan cara tanya jawab, baik berupa tatap muka langsung
ataupun tanpa tatap muka langsung yaitu melalui media
telekomunikasi.21 Wawancara ini dilakukan peneliti kepada
perwakilan Toko Nayla Kecamatan Teluk Kepayang Tanah Bumbu
yang berpedoman pada format wawancara yang ditujukan kepada
pemilik atau perwakilan dari toko tersebut.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kumpulan dari bahan tertulis atau
film, berupa data yang akan ditulis, dilihat, disimpan dan
19
Danang Sunyoto, Metode Penelitian Ekonomi, (Yogyakarta: CAPS, 2011), hlm. 143
20
A.S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary of Current English (Oxford: Oxford
University Press, 1995), p.625.
21
A.S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary of Current English (Oxford: Oxford
University Press, 1995), p.626.
dimasukkan didalam penelitian.22 Dalam hal ini peneliti
mendokumentasikan berupa foto mengenai transaski dalam jual
beli gas LPG tabung 3 kg.
6. Analisis Data
Analisis data seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilaksanakan langsung ke
tempat sasaran penelitian dengan mengumpulkan dokumentasi dan
menemui para informan untuk di wawancarai. Adapun analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif
kualitatif yaitu proses penyederhanan kata ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca, dan di interprestasikan secara lebih spesifik dengan
melakukan penelaahan dan mengkaji secara mendalam hasil penelitian,
data yang telah terkumpul akan di uraikan. 23
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan gambaran dan pemahaman yang sistematis,
maka penulis menyusun skripsi ini dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I pendahuluan
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan dan kegunaan penelitian,
kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini menguraikan, praktek ihtikar gas LPJ terjadi serta dampak
terhadap masyarakat dari praktek tersebut
BAB III metodologi penelitian
Dalam bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dengan sub
bab bahasan yang meliputi pendekatan dan metode, teknik dan instrumen
pengumpulan data, populasi dan prosedur penentuan sampel, teknik
pengelolaan data, langkah-langkah pengumpulan data, interpretasi, dan
analisis data.
22
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: CV Jejak,
2018), hlm. 146.
23
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
hlm. 219
BAB IV pembahasan
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan tentang ihtikar yang terdiri atas
beberapa sub bahasan yaitu: Bagaimana praktik ihtikar gas LPJ dan
Bagaimana dampak praktik ihtikar gas LPJ terhadap masyarakat di kota
Banjarmasin
BAB V penutup
Pada bagian akhir ini berisikan kesimpulan penelitian dan saran-saran dari
penulis selama melakukan penelitian