Anda di halaman 1dari 2

Ihtikar adalah suatu kegiatan membeli suatu barang dalam jumlah banyak dan hanya akan dikeluarkan

pada saat harga barang tersebut naik. Ihtikar ini merupakan tindakan aniaya atau dzalim terhadap
sesama.

Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya mengenai ihtikar. Dimana ihtikar ini kegiatan untuk
menimbun barang lalu dijual saat harga tinggi. Ihtikar ini menurut Al-Qur'an dan Hadits diharamkan
karena merupakan tindakan dzalim/aniaya. Di dalam Al-Qur'an yaitu di surat Al-Maidah ayat 2 yang
mengatakan agar kita saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa dan jangan saling tolong
menolong dalam keburukan. Dari ayat ini bisa di refleksikan bahwa ihtikar ini merupakan keburukan
karena banyak mudharatnya. Lalu dalam hadis pun di sebutkan yaitu di H.R Muslim yang secara mutlak
atau absolut mengharamkan ihtikar yang berbunyi "Barangsiapa menimbun maka dia telah berbuat
dosa".  Berdasarkan sumber hukum inilah sudah jelas jika ihtikar haram dilakukan dan kita harus
menghindarinya. 

Ihtikar ini memiliki beberapa pandangan bagaimana dikatakan ihtikar apabila menurut Imam Al-Ghazali
yaitu jika barang yang di timbun merupakan barang pokok/makanan. Sedangkan menurut Ulama
Hambali ihtikar terjadi jika menimbun baik barang primer maupun sekunder. Dari pandangan ulama
tersebut jika kita melihat urgensi masker yang ditimbun saat awal-awal penyebaran covid-19 di
Indonesia masker saat itu bisa dikatakan adalah barang pokok. Dan ketika melakukan barang pokok yang
menyangkut keselamatan orang lain maka jelas hal tersebut haram dan dikatakan ihtikar. Namun tidak
semua penimbunan di katakan ihtikar, contohnya pemerintah yang menimbun di BULOG untuk menjaga
kestabilan harga. Maka dari itu ciri khusus dari ihtikar yaitu jika penimbunan dilakukan untuk
memperoleh keuntungan pribadi  dan melakukan tindak aniaya/dzalim kepada sesama. 

Dan bagi para pelaku ihtikar secara tidak langsung oknum tersebut melakukan dosa beruntun. Dimana
jika ihtikar itu sendiri merupakan perbuatan dzalim dan keji serta diharamkan. Lalu dengan melakukan
ihtikar maka secara tidak langsung oknum tersebut melakukan monopoli dimana stock barang dia kuasai
sendiri dan menyebabkan penjual lain tidak bisa masuk pasar barang tersebut. Yang terakhir adalah
ta'sir atau penetapan harga yang dilakukan penimbun melebihi batas wajar dan hal ini tidak
diperbolehkan. Maka kesimpulan saya adalah bahwa di situasi seperti saat ini seharusnya kita saling
bantu membantu. Dan kegiatan ihtikar ini bukanlah hal yang harus dilakukan karena menyimpang dari
etika bisnis islam serta mendzalimi sesama....

Suatu tindakan termasuk ihtikar apabila memenuhi dua unsur: Pertama, obyek penimbunan merupakan
barang-barang kebutuhan masyarakat; Kedua , tujuan penimbunan adalah untuk meraih keuntungan di
atas keuntungan normal. Dalam perspektif hadit, pelaku ihtikarmendapat ancaman berat yaitu:
keuntungan yang dihasilkan seperti orang yang menelan api ke dalam perutnya, akan masuk neraka,
rahasianya akan terbongkar, malunya akan terbuka, akan dikenal sebagai penipu, dan namanya akan
tercemar di mata masyarakat, mendapat hukuman kebangkrutan, dan sebuah penyakit dari Allah SWT.
Di antara langkah untuk mengatasi ihtikar adalah menciptakan pasar yang adil dan seimbang dilandasi
pada keinginan mencapai kesejahteraan dan keuntungan bersama dan melakukan aktifitas ekonomi atas
dasar saling bermurah hati saat bertransaksi.

https://www.kompasiana.com/alfanhaidar/5ef35dfe097f3646330b7bd2/ihtikar-yang-sempat-trend-di-
era-pandemi-dan-hukumnya-menurut-etika-bisnis-islam

https://stai-binamadani.e-journal.id/Syarie/article/view/379#:~:text=Suatu%20tindakan%20termasuk
%20ihtikar%20apabila,keuntungan%20di%20atas%20keuntungan%20normal.

Anda mungkin juga menyukai