Anda di halaman 1dari 7

Tas’ir

Penetapan harga atau tas‟ir merupakan intervensi pemerintah


dalam menetapkan suatu harga komoditi barang yang ada di pasar.
Hakikat tas‟ir adalah keharusan para pedagang agar tidak menjual
atau tidak membeli kecuali dengan harga pasar.
Pertama, al-tas'ir hukumnya haram dan ini merupakan pendapat
jumhur. pembatasan (penetapan) harga dapat mengakibatkan
tersembunyinya barang-barang, hal mana membuat barang
menjadi mahal.

Syarat dan rukun


Ihtikar

Pertama, dasar pengharaman ihtikār menurut Al-Qur`an terdapat


dalam surat al-Haj ayat 25. Artinya: “Dan siapa yang bermaksud di
dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami
rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih” (QS. Al-Haj: 25).
Ayat ini menjelaskan bahwa ihtikār adalah haram. Ayat ini menjelaskan
bahwa ihtikār adalah haram. Karena ihtikār adalah perbuatan zalim dan aniaya. Dan berbuat zalim
adalah dilarang. Perbuatan zalim jika dilakukan akan menyebabkan seseorang mendapat siksa yang
pedih. Orang yang mendapat siksa yang pedih adalah karena melakukan hal yang dilarang. Maka dari
itu ihtikār adalah haram. Ulama mengatakan pada dasarnya bahwa ayat di atas di sebagian maknanya
berfungsi untuk mengharamkan ihtikār.

Syarat-syarat ihtikār yang diharamkan di antaranya: 1) Menimbun dengan menunggu waktu harganya
tinggi. 2) Menimbun pada waktu yang dibutuhkan. 3) Sesuatu yang ditimbun melebihi kebutuhannya.
4) Sesuatu yang ditimbun adalah barang yang dibeli. 5) Sesuatu yang ditimbun adalah bahan
makanan. 6) Menimbun pada waktu tertentu. (Ahmad Mustafa, 2003: 120)
TAFLIS
MAHJUR

Menurut Idris Ahmad dalam buku- nya fiqh al-Syafi'iyah bahwa


mahjur adalah orang yang terlarang mengen- dalikan harta
bendanya disebabkan oleh beberapa hal yang terdapat pada
dirinya, yang mengeluarkan pengawasan.

Tujuan/syarat mahjur adalah: (1) Mahjur dilakukan guna menjaga hak-hak orang
lain seperti pencegahan terhadap orang yang utang nya lebih banyak daripada
hartanya, orang ini dilarang mengelola harta guna menjaga hak-hak yang berpi-
utang, orang yang sakit parah, dilarang berbelanja lebih dari sepertiga hartanya
guna menjaga hak-hak ahli warisnya. (2) Mahjur dilakukan untuk menjaga hak-hak
orang yang dimahjur itu sendiri, seperti: Anak kecil dilarang membelanjakan har-
tanya hingga beranjak dewasa dan sudah pandai mengelola dan mengendalikan
harta, orang gila dilarang mengelola hartanya sebelum dia sembuh, hal ini dilaku-
kan juga untuk menjaga hak-haknya sendiri.

HAWALAH
jj

Anda mungkin juga menyukai