Corona (COVID-19)
KELOMPOK 1
DISUSUN OLEH :
3) Ihtikar
Pengertian
Monopoli atau ihtikar artinya menimbun barang agar yang
beredar di masyarakat berkurang, lalu harganya naik. Yang menimbun
memperoleh keuntungan besar, sedang masyarakat dirugikan. Upaya
penimbunan barang dagangan untuk menunggu melonjaknya harga.
pengertian monopoli sebagai perbuatan menahan barang agar
tidak beredar dipasar dengan harapan harganya bisa naik. Akan
semakin besar dosa orang yang melakukannya jika praktik monopoli
itu dilakukan secara kolektif (berjama’ah) di mana para pedagang
barang-barang jenis tertentu bersekutu untuk menguasainya. Demikian
pula seorang pedagang yang melakukan monopoli satu jenis
komoditas tertentu dengan maksud untuk meraih keuntungan bagi
dirinya sendiri dengan jalan mengusai pasar sesuai keinginan- nya.
Dalam sistem perekonomian Islam yang diutamakan adalah
untuk mencapai keuntungan social (kolektif) sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian praktik monopoli, para konsumen, para pekerja
miskin (pengusaha lemah), dan masyarakat secara keseluruhan akan
menjadi korban, karena tidak adanya keseimbangan antara
kepentingan pribadi dan sosial, antara milik pribadi dan sosial.
Dasar Hukum
Dasar hukum pelarangan ihtikar, yang dikemukakan ulama fikih
yang tidak membolehkannya, adalah hasil induksi dari nilai-nilai universal
yang dikandung Al-Qur’an yang menyatakan bahwa setiap perbuatannya,
termasuk didalamnya ihtikar, diharamkan. Di antara ayat-ayat tersebut
adalah firman Allah SWT dalam surah al-Maidah ayat 2 :
“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Al- lah Amat berat siksa-
Nya”.
Dalam sunah Rasulullah SAW juga banyak dijumpai hadis
yang tidak membenarkan perbuatan ihtikar. Diantaranya : “siapa
yang merusak harga pasar, sehingga harga tersebut melonjak tajam,
maka Allah akan menempatkannya didalam api neraka pada hari
kiamat” (HR. at-Tabrani dari Ma’qil bin yasar). kemudian sabda
Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu
Hurairah yang mengatakan: “ siapa yang melakukan penimbunan
barang dengan tujuan merusak harga pasar, sehingga harga naik
secara tajam, maka ia telah berbuat salah.”
Hukum Ihtikar
Berdasarkan Al-Qur’an dan sunah rasulullah SAW diatas, ulama
sepakat menyatakan bahwa ihtikar tergolong dalam perbuatan yang dilarang
(haram). Seluruh ulama sepakat menyatakan bahwa melakukan ihtikar itu
hukumnya haram. Meskipun terjadi perbedaan pendapat tentang cara
menetapkan hukum tersebut, sesuai dengan sistem pemahaman hukum yang
dimiliki mazhab masing-masing. Perbedaan pendapat tersebut adalah sebagai
berikut.
1) Mazhab syafi’I, Hanbali, Maliki, Zaidiah, dan az-Zahiri. :
Menurut mereka, melakukan ihtikar hukumnya haram. Alasan yang mereka
kemukakan adalah ayat dan hadis yang telah disebutkan diatas.
III. DISKUSI
Pada kasus ini, akan dibahas mengenai harga masker yang melonjak tinggi
akibat virus corona. Karena hal ini masyarakat menjadi harus menggunakan masker
untuk menjaga dirinya/terhindar dari virus tersebut oleh sebab itu permintaan
terhadap masker menjadi meningkat dan menyebabkan kelangkaan. Kelangkaan ini
malah dimanfaatkan oleh beberapa pedagang atau penjual yang curang yang telah
menimbun barang tersebut dan dijual kembali dengan harga yang sangat tinggi
diatas harga pasarnya.
Hubungan kasus ini dengan fiqh muamalah adalah mengenai ketaatan pada
hukum hukum atau aturan aturan yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Banyak
penjual atau produsen yang tidak mengikuti fiqh muamalah dan melakukan
kecurangan kecurangan dalam kasus ini. Mereka sama saja mengambil kesempatan
dalam kesempitan jika seperti ini.
Fiqh muamalah dibagi menjadi dua yaitu Al-Muamalah al-madiyah dan Al-
Muamalah al-adabiyah. Jika dikaitkan untuk Al-Muamalah al-madiyah dan Al-
Muamalah al-adabiyah perbuatan ini jelas salah karena mendatangkan kerugian bagi
umat manusia yang sedang membutuhkan barang ini.
Menurut pandangan islam atau fiqh muamalah hukum Jual beli sebagai sarana
tolong menolong antara sesama umat manusia mempunyai landasan yang kuat dalam
al quran dan sunnah rasulullah saw. Beberapa ayat alquran dan sunnah tentang jual
beli. Qs al-baqarah ayat 275,198, Qs an-nisa ayat 29. Tetapi dalam kasus ini
bukannya kegiatan jual beli tersebut menolong sesama manusia tetapi tidak
membuat kemaslahatan karena banyak masyarakat khususnya masyarakat yang
kurang mampu akan sulit untuk membeli barang tersebut karena ulah para penjual
yang curang tersebut.
Untuk ruang lingkup fiqih muamalah juga dibagi menjadi dua sifat yaitu
muamalah madiyah dan adabiyah. Pada kali ini akan lebih dibahas sifat adabiyah
karena kasus ini melakukan iktikar. Iktikar artinya menimbun memperoleh
keuntungan besar, sedang masyarakat dirugikan. Hal ini lah yang telah dilakukan
oleh banyak penjual yaitu dengan menimbun stok masker dan menjualnya dengan
harga yang sangat tinggi. Dalam islam sudah ditentukan aturan aturan dan dasar
hukum jual beli yang dimana seharusnya hal ini dipatuhi demi kebaikan bersama.
Dasar hukum dari jual beli ini bisa dilihat dari Qs al-baqarah ayat 275,198, Qs an-
nisa ayat 29.
ۗ اَلَّ ِذ ْينَ يَأْ ُكلُوْ نَ ال ِّر ٰبوا اَل يَقُوْ ُموْ نَ اِاَّل َكما يَقُوْ ُم الَّ ِذيْ يَتَ َخبَّطُهُ ال َّشي ْٰطنُ ِمنَ ْالم
ُلI ُع ِم ْثIا ْالبَ ْيIIالُ ْٓوا اِنَّ َمIIَسِّ ٰذلِكَ بِاَنَّهُ ْم ق َ َ
ا َدIَ ر ٗ ُٓه اِلَى هّٰللا ِ ۗ َو َم ْن عIفَ َواَ ْم ۗ Iوا َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ ٰب
ۗ َلIا َسIهٗ َمIIَا ْنت َٰهى فَلIَةٌ ِّم ْن َّرب ِّٖه فIَ ۤا َء ٗه َموْ ِعظIوا فَ َم ْن َج ۘ ال ِّر ٰب
ٰۤ
َار ۚ هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُدوْ ن ِ َّكَ اَصْ ٰحبُ النIِفَاُول ِٕٕى
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata
bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia
berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya.(QS. Al-Baqarah: 275)
Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu. Maka apabila kamu
bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berzikirlah
kepada-Nya sebagaimana Dia telah memberi petunjuk kepadamu, sekalipun
sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang yang tidak tahu.(QS. Al-Baqarah:
198)
4. Kesadaran masyarakat
Dengan respon dan antisipasi yang cepat dari pemerintah tanpa
didukung kesadaran masyarakat maka hasilnya akan sia-sia. Maka dari
itu kesadaran masyarakat indonesia saat ini perlu ditingkatkan apalagi
indonesia saat ini merupakan negara dengan tingkat kematian tertinggi di
dunia. Sehingga pemerintah sudah mengeluarkan sebuah aturan bagi
masyarakat agar melakukan social distancing dan work from home, yang
seharusnya ditaati agar penyebaran virus tidak semakin parah, tetapi
kesadaran orang masih kurang seperti banyaknya masyarakat yang
menganggap hal ini sepele dan masih banyaknya masyarakat yang ber-
aktifitas tanpa menghiraukan aturan yang diterpakan yang
mengakibatkan kasus suspect corona maupun kematian di indonesia
sangat tinggi. Dan apalagi MUI sudah mengeluarkan fatwa terhadap
kegiatan peribadahan seperti solat jumat dan fardu di masjid berjamaah
mulai diperingatkan untuk tidak melakukannya, akan tetapi masyarakat
indonesia yang terlalu semangat dalam agama tanpa didukung dengan
ilmu secara bersamaan akan juga menyepelekan, dan berkata bahwa
“hidup dan mati itu ditangan allah”. Hal tersebut yang akan terus
meningkatkan penularan virus corona, apabila kesaran masih kurang.
V. DAFTAR PUSTAKA
https://islam.nu.or.id/post/read/117580/haram-memborong-masker-di-
pasaran-untuk-dijual-dengan-harga-tinggi.
Prof. Ghazaly, AR., Drs. Ghufron, I., & Drs. Shidiq, S. 2010. FIQH
MUAMALAT. Jakarta : Prenada Media Group.
https://www.teropongsenayan.com/110002-harga-masker-naik-20-kali-lipat-
polisi-akan-tindak-penimbun