Disusun oleh:
FAKULTAS HUKUM
MARET 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
dengan judul Maraknya Kasus Penimbunan Barang di Saat Mewabahnya
Virus Corona.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas matakuliah Hukum Islam dan
untuk memberikan penjelasan tentang maraknya kasus penimbunan barang saat
ini.
Makalah ini ditulis dengan bantuan berbagai pihak, untuk itu saya
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah
membantu, khususnya kepada:
Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi para
pembacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini terjadi terjadi pandemi COVID-19 (Corona Virus Diseases 2019)
yang mana virus ini telah mewabah hampir ke seluruh dunia. Virus ini mulai
menarik perhatian dunia setelah pada tanggal 20 Januari 2020, otoritas kesehatan
di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, mengatakan tiga orang tewas di
Wuhan setelah menderita pneumonia yang disebabkan virus ini. 1 Setelah
berkembang selama kurang lebih tiga bulan, jumlah kasus positif COVID-19 di
seluruh dunia mencapai angka 622.450 kasus, dengan korban jiwa mecapai angka
28.794 dan 135.779 orang sembuh.2 Amerika Serikat menjadi negara dengan
kasus positif COVID-19 terbanyak saat ini yaitu, berjumlah 105.573 kasus dan di
Indonesia sendiri telah terjadi 1.155 kasus positif COVID-19.3
Hal yang disayangkan adalah perilaku masyarakat yang sangat panik saat
pandemi ini terjadi. Khususnya di Indonesia, masyarakat berbondong-bondong
1
Denny Adhietya Febrian, “Asal Mula dan Penyebaran Virus Corona dari Wuhan ke Seluruh
Dunia” , diakses dari https://bali.idntimes.com/health/medical/denny-adhietya/asal-muasal-dan-
perjalanan-virus-corona-dari-wuhan-ke-seluruh-dunia-regional-bali/, pada tanggal 28 Maret 2020
pukul 23.00.
2
CSEE, “COVID -19 Interactive Map”, diakses dari
https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda7594740fd40299423467b4
8e9ecf6/, pada tanggal 28 Maret 2020 pukul 23.15.
3
Ibid.
membeli barang kebutuhan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan bagaimana
jika barang tersebut habis dan orang lain tidak mendapatkan barang tersebut.
Permasalahan ini akan dikaji berdasarkan hukum Islam dan hukum positif
di Indonesia. Hukum Islam sendiri adalah hukum yang berasal dari agama Islam,
yaitu hukum yang diturunkan oleh Allah untuk kemaslahatan hamba-hambaNya
di dunia dan di akhirat.4 Hukum positif merupakan hukum yang berlaku,
contohnya adalah undang-undang.
Adapun rumusan masalah yang telah penulis rumuskan untuk makalah ini,
yaitu :
1.3 Tujuan
4
Muchammad Ichsan, Pengantar Hukum Islam (Yogyakarta: Laboratorium Hukum Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2015), hal. 1
1. Untuk mengetahui yang apa yang dimaksud dengan penimbunan;
2. Untuk mengetahui pandangan-pandangan hukum terhadap penimbunan;
3. Untuk mengetahui sanksi yang didapatkan jika menimbun barang.
BAB II
PEMBAHASAN
7
Rahmita Silvana, “Hukum dan Akibat Penimbunan”, diakses dari
https://www.kompasiana.com/mita98/57f8ebd7a4afbd8c227a0bb2/hukum-dan-akibat-
penimbunan/, pada tanggal 29 Maret 2020 pukul 16.15.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa penimbunan barang adalah
suatu perbuatan yang disengaja dengan tujuan mengumpulkan barang supaya
barang tersebut langka di pasaran, lalu dijualnya kembali barang tersebut dengan
harga di atas pasar. Baik menurut pandangan hukum Islam dan hukum positif di
Indonesia, menimbun barang adalah perilaku yang tidak bermoral, tidak
manusiawi dan juga merugikan orang lain. Penimbunan masker dan hand
sanitizer di saat pandemi COVID-19 merupakan hal yang sangat tidak manusiawi
karena barang tersebut merupakan barang yang dibutuhkan oleh orang banyak,
terutama tenaga medis yang merupakan garda terdepan dalam hal memberantas
virus ini. Kepada para pelaku penimbunan barang, mereka dapat dikenai sanksi
pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 107 UU No. 7 Tahun 2014 yang bunyinya
“Pelaku Usaha yang menyimpan Barang kebutuhan pokok dan/atau Barang
penting dalam jumlah dan waktu tertentu pada saat terjadi kelangkaan Barang,
gejolak harga, dan/atau hambatan lalu lintas Perdagangan Barang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah)”.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah di saat terjadinya Pandemi
COVID-19 ini, kita harus tetap tenang dan tidak boleh panik. Kita harus menaati
apa yang disarankan oleh pemerintah, yaitu work from home, school from home
dan stay at home untuk memutus rantai perkembangan COVID-19. Sekali lagi,
pemerintah menganjurkan untuk tetap di rumah bukan demi kepentingan
kelompok tertentu, tapi untuk kepentingan bersama. Karena pemutusan rantai
perkembangan COVID-19 ini hanya dapat dilakukan jika ada kesadaran dalam
pribadi masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Adhietya, Denny. 2020. Asal Mula dan Penyebaran Virus Corona dari Wuhan ke
Seluruh Dunia. Diambil dari: https://bali.idntimes.com/health/medical/denny-
adhietya/asal-muasal-dan-perjalanan-virus-corona-dari-wuhan-ke-seluruh-
dunia-regional-bali. Diakses pada 28 Maret 2020 Pukul 23.00 WIB.