Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tasya Shafira Musthofa

Nim : 170602019

Mk : Etika Bisnis Islam

1. Ceritakan kisah dagang Nabi dan Rasul yang ada didalam Al-Quran dan Hadist atau
kisah para ulama yang menginspirasi menurutmu (silahkan bahas selain Nabi
Muhammad SAW.)

Jawab :

Kisah yang menginspirasi saya datang dari Nabi Daud AS. yang pada saat masa
muda, beliau membantu mengembala kambing ayahnya dan dikaruniai oleh Allah SWT.
Keterampilan dan kemahiran dalam membuat baju dari besi untuk memelihara dan juga
melindungi Nabi Daud AS. dan kaumnya dari peperangan pada masa itu. Didalam Al-Quran
pun dijelaskan bahwa sosok Nabi Daud AS. adalah orang yang mandiri, beliau makan dari
hasil usaha jerih payah dirinya sendiri. Walaupun Nabi Daud AS adalah seorang raja, beliau
tidak mengharapkan bantuan dari orang lain misalnya para pelayan dan lainnya untuk
mencukupi semua kebutuhan sehari harinya. Seperti sabda Rasulullah SAW. yang artinya :

“Sesungguhnya Nabi Daud tidak makan kecuali dari hasil jerih payahnya sendiri”. (HR.
Bukhari)

Allah SWT menganugerahkan mukzizat kepada Nabi Daud AS berupa, beliau dapat
melunakkan besi dengan tangan sendiri tanpa menggunakan alat bantu apapun. Oleh karena
itulah, Nabi Daud AS. dapat membuat baju besi guna melindungi dan memelihara dari
peperangan.

Seperti yang dijelaskan dalam Q.S. Saba ayat 10-11, yang artinya :

“Dan sungguh, Telah Kami berikan kepada Dawud karunia dari Kami. (Kami
berfirman), “Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang
bersama Dawud,” dan Kami telah melunakkan besi untuknya, buatlah baju besi yang besar-
besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.”
Dan juga dalam Q.S Al-Anbiya ayat 80, yang artinya :

“Dan Kami ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu, guna
melindungi kamu dalam peperangan. Apakah kamu bersyukur (kepada Allah)?”

Sumber :

https://almanhaj.or.id/2773-para-nabi-dan-salafush-shalih-juga-bekerja.html

http://alquranalhadi.com/index.php/kajian/tema/1896/kata-kata-daud-dalam-al-quran

2. Carilah satu literatur berbagai jenis yang digambarkan dalam beberapa riwayat seperti
yang dijabarkan diatas.

jawab :

Urwah Al Bariqi adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW. yang sukses menjadi pengusaha
selain itu, ia adalah salah seorang perawi hadist. Beliau sangat ahli dalam berkomunikasi,
bernegosiasi dengan para calon pembeli. Ada beberapa cerita mengenai kemampuan bisnis
Urwah Al-Bariqi, diantaranya Urwah pernah diberi uang satu dinar oleh Rasulullah SAW
untuk membeli seekor kambing. Kemudian beliau membeli 2 ekor kambing dengan harga 1
dinar. Ketika ia menuntun 2 ekor kambing itu, tiba-tiba seseorang lelaki menghampirinya dan
menawarkan kambing tersebut. Maka ia jual 1 ekor kambing dengan harga 1 dinar.
Beliaupun menghadap Rasulullah SAW dengan membawa 1 dinar dan 1 ekor kambing.
Rasulullah SAW langsung meminta penjelasannya dan Urwah ceriakan kejadiannya, maka
Rasulullah SAW pun berdoa, “Ya allah berkatilah Urwah dalam bisnisnya”.

Cerita tersebut menampakkan bahwa Urwah sangat pintar berbisnis. Selain itu, Urwah
merupakan peribadi yang jujur dan amanah dengan menceritakan kejadian yang
sesungguhnya bahkan menceritakan jumlah keuntungan yang ia peroleh, padahal Rasulullah
SAW hanya membutuhkan 1 ekor kambing atas uang 1 dinar yang diberikan kepada Urwah.
Menurut riwayat, karena kemampuannya yang dimilikinya didunia bisnis, Urwah Al-Bariqi
dapat menjual semua yang ada digenggaman tangan.
Sumber :

www.scribd.com/document/430535589/Rasulullah-Dan-Sahabat-Yang-Sukses-Dalam-
Wirausaha

3. Silahkan kritisi kasus yang sedang hangat tersebut sesuai pendapatmu dari berbagai
aspek, dan jangan lupa pula jabarkan etika berbisnis dalam islam seperti apa untuk
kasus di atas beserta ayat dan hadist nya.

Jawab :

Tindakan para penjual musiman tersebut sangat tidak terpuji, mereka memakai bahan
asal-asalan tidak tahu kegunaan dan apa efek samping dari bahan tersebut dan tidak
memikirkan resiko yang akan terjadi apabila konsumen memakai hand sanitizer yang
terbuat dari bahan yang tidak jelas manfaat dari komposisi yang dipakai, mereka
hanya memikirkan keuntungan yang akan diperoleh setelah menjual hand sanitizer
tersebut. Kemudian, mereka juga menjual hand sanitizer dengan harga yang
melambung tinggi dikarenakan permintaan masyarakat yang naik akibat wabah covid-
19 ini. Kritik terhadap para jasa pembuatan stiker (logo produk), seharusnya mereka
secepatnya berhenti melayani produsen hand sanitizer musiman, lebih selektif dalam
melayani konsumen yang akan membeli di tempat mereka.

Dari segi agama, kegiatan ini sangat dilarang dalam ajaran agama Islam. Islam
mengajarkan cara berbisnis yang baik, halal serta menguntungkan kedua belah pihak
(sama sama suka, rela), Islam juga melarang tindakan menimbun (ihtikar) disaat
kondisi sedang darurat dan banyak orang yang memerlukan kebutuhan tersebut,
misalnya hand sanitizer, masker dan lainnya. Dan jangan lupa memperhatikan kualitas
produk dan ketahanan produk yang akan dijual, agar tidak menimbulkan hal hal yang
tidak diinginkan.

Dari segi ekonomi, kegiatan ini juga tidak diperbolehkan, misalnya menjual hand
sanitizer racikan sendiri yang belum tentu kualitasnya bagus atau tidak, bahkan
produsen pun tidak tau banyak apa saja komposisi yang ada dalam hand sanitizer
tersebut, kemudian menjual dengan harga yang melambung tinggi dapat
menyebabkan kerugian yang tinggi pada masyarakat yang butuh barang tersebut tapi
terpaksa membeli dengan harga yang sangat mahal. Pemerintah juga melarang
tindakan menimbun barang yang diperlukan pada saat darurat, karena akan
menimbulkan kelangkaan di pasar, dan menurunnya timgkat daya beli masyarakat
dikarenakan barang yang dibutuhkan melonjak naik.

● Etika Berbisnis dalam Islam

1. Menolong atau memberi manfaat kepada orang lain, kesadaran tentang signifikansi
sosial kegiatan bisnis. Dalam Islam pelaku bisnis itu tidak hanya sekedar mengejar
keuntungan semata, seperti yang diajarkan dalam Ekonomi Kapitalis, tetapi juga
berorientasi kepada sikap ta’awun (menolong orang lain) sebagai implikasi sosial
kegiatan bisnis.

Hadist tentang tolong menolong, yang artinya :

"Bahwasanya Abdullah bin Umar r.a. mengabarkan, bahwa Rasulullah saw.


bersabda: ” Muslim yang satu adalah saudara muslim yang lain; oleh karena itu ia tidak
boleh menganiaya dan mendiamkannya. Barang siapa memperhatikan kepentingan
saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barang siapa membantu
kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu kesulitannya dari beberapa
kesulitannya nanti pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim,
maka Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat ” .( HR Bukhari )

2. Amanah

Islam menginginkan agar para enterpreneur (pebisnis) menghidupkan mata hati


mereka sehingga mereka bersedia menjaga hak-hak Allah dan hak-hak manusia. Juga
menjaga diri semaksimal mungkin agar tidak lalai terhadap kewajibannya.

3. Kejujuran

Kejujuran adalah syarat yang paling mendasar dalam kegiatan bisnis.

Dalam Q.S Al-Ahzab: 23-24, membahas tentang kejujuran, yang artinya :

“Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka
pula ada yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya), (23)
agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang jujur itu karena kejujurannya,
dan mengazab orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima taubat mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (24)

Dalam tataran ini, Rasulullah SAW. bersabda:

"Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang mempunyai aib, kecuali ia
menjelaskan aibnya," (H.R. Al-Quzwani). "Siapa yang menipu kami, maka dia bukan
kelompok kami" (H.R. Muslim).

4. Adil

Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis dan melarang berbuat
curang. Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut karena kunci
keberhasilan bisnis adlah keadilan. Bersikap adil dalam transaksi jual beli berdampak baik
kepada hasil jualannya karena konsumen akan merasakan kenyamanan dan tidak ada yang di
lebihka serta dirugikan.

Dalil Al-Quran mengenai sikap Adil, terdapat pada Q.S An-Nisa: 135, yang artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman, Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah, sekalipun terhadap dirimu sendiri atau terhadap kedua orangtua dan kaum
kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) orang yang kaya ataupun miskin, maka Allah lah yang
lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena
ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (fakta) atau enggan
menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap segala sesuatu yang kamu
kerjakan.”

5. Toleransi dan keramahan

Dalam Islam berbisnis tidak sekedar memperoleh keuntungan materi semata, tetapi
juga menjalin hubungan humoris yang pada gilirannya menguntungkan kedua belah pihak,
karena kedua belah pihak harus mengedepankan toleransi. bersifat ramah dan toleransi dalam
transaksi jual beli dapat membuat konsumen sengan dan betah atau bahkan merasa tentram
jika bertransaksi.

Anda mungkin juga menyukai