Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FIKIH

TENTANG “PANDANGAN FIKIH TERHADAP JUAL BELI PAKAIAN


TERBUKA”

Disusun Oleh :

Yusron Amrytosuko Dwicaksono

X MIPA 1/30

Guru Pembimbing : A Shoiful Muchlish,Lc,M.Pd

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 JEMBER

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
DAFTAR ISI

1. BAB 1...................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................3
2. BAB 2...................................................................................................4

2.1 HUKUM MENJUAL PAKAIAN TERBUKA...............................4


2.2 HUKUM MEMBELI PAKAIAN TERBUKA...............................7
3. BAB 3...................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN ..............................................................................10
3.2 SARAN...........................................................................................8
.........................................................................................................
4. BAB 4...................................................................................................9

2
Jember,29 Februari 2020

BAB 1

1.1 LATAR BELAKANG

Sudah kita ketahui,bahwasanya kegiatan jual beli sudah berkembang pesat.Karena


perkembangan ini pula,banyak barang-barang yang dapat diperjual belikan.Akan tetapi,di era
zaman sekarang yaitu era globalisasi.Masih marak terjadi seorang muslim menjual barang-
barang yang dimana oleh Islam itu dilarang,khususnya jual beli pakaian.Pakaian zaman sekarang
mengalami kemunduran,yaitu pada model pakaiam itu sendiri.Banyak seorang muslim muslimah
membeli pakaian yang dimana itu tidak dapat menutupi auratnya.Oleh karena itu,dengan
peristiwa ini kami ingin menjelaskan dan menegaskan kembali tentang masalah ini menurut
pandangan ‘ulama dan ahli fikih.Maka dari itu,kami membuat sebuah makalah dari tugas kami
yang ingin membahas permasalahan ini lebih dalam lagi.Kami berharap dengan adanya makalah
ini bisa memberikan pemahaman yang baik terhadap pembaca tentang jual beli pakaian terbuka.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 “Apa hukum seorang penjual muslim atau muslimah bekerja menjual pakaian yang dimana
pakaian itu sendiri tidak mampu menutup aurat.Karena masih maraknya mall milik
seorang muslim menjual pakaian-pakaian terbuka.”
1.2.2 “Bolehkah seorang muslim atau muslimah membeli pakaian yang tidak mampu menutupi
auratnya maupun membeli pakaian tertutup aurat tapi masih terlihat bentuk tubuhnya”

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 HUKUM MENJUAL PAKAIAN TERBUKA


“Apa hukum seorang penjual muslim atau muslimah menjual pakaian yang dimana pakaian
itu sendiri tidak mampu menutup aurat.Karena masih maraknya mall milik seorang muslim
menjual pakaian-pakaian terbuka.”

Masyarakat kita saat ini sedang menghadapi problem yang tidak ringan yaitu tersebarnya
hal-hal keji dan berbagai bentuk kemungkaran. Di antara kemungkaran terang-terangan yang ada
di tengah masyarakat adalah tersebarnya pakaian-pakaian wanita yang melanggar aturan syariat
baik karena pakaian tersebut ketat dan press body atau kecil dan mini sehingga menampakkan
bagian badan wanita yang mengundang syahwat laki-laki normal yang melihatnya atau pun
karena tipis dan transparan sehingga dapat dilihat apa yang ada dibalik pakaian tersebut.
Pakaian-pakaian wanita yang haram dipakai ini dosanya tidak hanya menimpa wanita yang
memakainya namun juga menimpa pihak yang menjual pakaian

Para ulama yang duduk di Lajnah Daimah KSA pernah mendapatkan pertanyaan serupa
yang kurang lebih artinya sebagai berikut, berilah kami fatwa tentang hukum menjual celana
ketat untuk wanita dengan berbagai modelnya, baik yang modelnya jeans ataupun selainnya,
demikian pula menjual sepatu wanita yang berhak tinggi, pewarna rambut dengan berbagai
macam jenis dan warna, pakaian wanita yang transparan, pakaian wanita yang lengannya pendek
dan pakaian-pakaian yang ukurannya mini.Jawaban Lajnah Daimah, semua benda yang
digunakan secara haram atau ada sangkaan kuat digunakan untuk sesuatu yang haram, maka
haram pula memproduksinya, mengimpornya, menjualnya, dan memasarkannya di antara kaum
muslimin. Di antara perbuatan haram adalah kelakukan banyak perempuan saat ini –semoga
Allah memberikan limpahan hidayah-Nya kepada mereka agar kembali kepada kebenaran- yang
memakai pakaian transparan, ketat, dan mini. Intinya mereka memakai pakaian yang
menampakkan bagian tubuh wanita yang menjadi daya pikat lawan jenis dan menonjolkan
anggota tubuhnya di tempat-tempat yang bisa dilihat oleh laki-laki yang tidak punya hubungan
apa-apa dengannya.

Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Semua pakaian yang ada sangkaan kuat akan
dipakai dalam kemaksiatan, tidak boleh memperdagangkannya dan menjahitkannya untuk orang
yang akan menggunakannya dalam kemaksiatan dan kezaliman. Oleh karena itu, makruh

4
(haram) hukumnya menjual roti dan daging kepada orang yang diketahui secara pasti dia akan
memakan roti dan daging itu sebagai pelengkap acara minum khamar. Demikian pula hukum
menjual wewangian yang akan dicampurkan ke dalam minum-minuman keras atau akan
digunakan oleh pelacur untuk memikat orang agar berzina dengannya. Kesimpulannya, hukum
haram ini berlaku untuk benda-benda yang pada dasarnya mubah namun diketahui akan
dipergunakan untuk mendukung kemaksiatan”.

Wajib atas semua pengusaha muslim untuk bertakwa kepada Allah dan menginginkan kebaikan
untuk saudaranya sesama muslim sehingga dia tidak memproduksi atau pun menjual kecuali
barang mengandung kebaikan dan manfaat bagi kaum muslimin dan tidak memproduksi serta
memperdagangkan barang-barang yang jelek dan membahayakan masyarakat. Membisniskan
barang yang halal itu sudah mencukupi kita sehingga tidak perlu terjerumus dalam bisnis barang
yang haram.
ُ ‫ َويَرْ ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬. ‫ق هَّللا َ يَجْ َعلْ لَهُ َم ْخ َرجًا‬
ُ‫ْث اَل يَحْ تَ ِسب‬ ِ َّ‫َو َم ْن يَت‬
Allah berfirman yang artinya, “Dan siapa saja yang bertakwa kepada Allah maka akan Allah
berikan kepadanya jalan keluar dan Dia limpahkan rezeki-Nya dari arah yang tidak dia sangka.”
(QS. Ath-Thalaq:2).

Menghendaki kebaikan untuk kaum muslimin adalah salah satu konsekuensi iman.

ِ ‫ْض يَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬


‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر‬ ٍ ‫ضهُ ْم أَوْ لِيَا ُء بَع‬ ُ ‫َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ َو ْال ُم ْؤ ِمن‬
ُ ‫َات بَ ْع‬

Allah berfirman yang artinya, “Orang yang beriman baik laki-laki ataupun perempuan itu
sebagiannya mencintai dan membela sebagian yang lain, memerintahkan kebaikan dan melarang
kemungkaran” (QS. At-Taubah: 71).

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫لم في‬y‫ه مس‬yy‫امتهم ) خرَّج‬y‫ وع‬، ‫لمين‬y‫ة المس‬yy‫ وألئم‬، ‫وله‬y‫ ولرس‬، ‫ه‬yy‫ ولكتاب‬، ‫ هلل‬: ‫ال‬yy‫ول هللا ؟ ق‬y‫ا رس‬y‫ لمن ي‬: ‫ل‬y‫ قي‬، ‫يحة‬y‫الدين النص‬
‫ صحيحه‬،

“Hakikat agama adalah menghendaki kebaikan untuk pihak lain”. Ada sahabat yang bertanya,
“Pihak lain itu siapa saja, wahai Rasulullah?”

Jawaban Nabi, “Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan umumnya kaum
muslimin” (HR. Muslim).

ُ y‫ ( ب‬: ‫ه‬yy‫وقال جرير بن عبد هللا البجلي رضي هللا عن‬


، ‫اة‬yy‫اء الزك‬yy‫ وإيت‬، ‫الة‬yy‫ام الص‬yy‫لم على إق‬yy‫ه وس‬yy‫لى هللا علي‬y‫و َل هللا ص‬yy‫ايعت رس‬y
‫ والنصح لكل مسلم ) متفق على صحته‬،

Jarir bin Abdullah al Bajali mengatakan, “Aku bersumpah setia kepada Rasulullah untuk
menegakkan shalat, membayar zakat dan menghendaki kebaikan untuk setiap muslim” (HR.
Bukhari dan Muslim).

5
Yang dimaksudkan oleh Syekhul Islam dalam penjelasan beliau, “Oleh karena itu makruh
(haram) hukumnya menjual roti dan daging kepada orang yang diketahui secara pasti dia akan
memakan roti dan daging itu sebagai pelengkap acara minum khamar” adalah makruh yang
maknanya haram sebagaimana bisa kita ketahui dari fatwa-fatwa beliau yang lain” (Sekian
kutipan fatwa Lajnah Daimah).

Fatwa ini ditandatangani oleh Syekh Abdul Aziz bin Baz, Syekh Abdul Aziz alu Syekh, Syekh
Shalih al Fauzan, dan Syekh Bakr Abu Zaid. Fatwa ini bisa dijumpai di Fatawa Lajnah Daimah
jilid 13, Hal. 111.

Perlu diketahui, bahwa uang gaji atau pendapatan yang didapatkan dari pekerjaan yang haram
semisal bekerja sebagai karyawan pabrik pada bagian membuat pakaian haram atau menjadi
karyawan toko model yang menjual pakaian haram adalah harta yang haram.

( ُ‫إن هللا إِ َذا َح َّر َم َشيْئا ً َح َّر َم ثَ َمنَه‬


َّ ) ‫ ) وصححه األلباني في ” صحيج أبي داود‬3488 ( ‫“ رواه أبو داود‬

Nabi bersabda, “Sesungguhnya jika Allah mengharamkan sesuatu maka Allah pasti
mengharamkan pendapatan yang dihasilkan darinya” [HR. Abu Daud, no. 3488, dinilai sahih
oleh Al-Albani]

Orang yang sudah terlanjur bekerja dengan pekerjaan haram di atas, wajib segera keluar dan
mencari pekerjaan lain yang halal sehingga halal pula gaji dan makanan yang dia makan.
Semoga Allah memberi hidayah-Nya kepada kita sekalian dan memudahkan semua urusan kita
serta membukakan untuk kita perbendaharaan kekayaan-Nya.

2.3 HUKUM MEMBELI PAKAIAN TERBUKA


“Bolehkah seorang muslim atau muslimah membeli pakaian yang tidak mampu menutupi
auratnya maupun membeli pakaian tertutup aurat tapi masih terlihat bentuk tubuhnya”

Penjelasan DR. Khalid bin Ali al-Musyaiqih Soal Hukum Jual Pakaian Wanita Seksi dan
yang Semisal

DR. Khalid bin Ali al-Musyaiqih pernah ditanya soal hukum jual pakaian dalam wanita
yang ada gambar makhluk hidupnya dan hukum jual pakaian wanita seksi yang menampakkan
bentuk lekuk tubuh.Beliau menjelaskan, jual pakaian dalam wanita hukumnya boleh, sebab
kebanyakan para wanita hanya akan nampakkannya di dalam rumah atau di depan
suaminya.Namun beliau menghukumi haram menjual pakaian dalam wanita yang ada gambar
makhluk hidupnya.Sedangkan jual pakaian wanita seksi yang ketat dan menampakkan bentuk
lekuk tubuh pemakainya sehingga seolah-olah ia terlihat tidak mengenakan pakaian, hukumnya
adalah haram jika si penjual mengetahui orang yang akan membelinya bakal menggunakannya
untuk tujuan yang diharamkan Allah ‘azza wajalla atau berdasar dugaan kuatnya pembeli bakal
menggunakannya untuk tujuan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.

6
Dalam penjelasannya tersebut, beliau menyitir perkataan syaikh Ibnu Taimiyah rahimahullah,

‫الظ ْل ِم‬
ُّ ‫ْصيَ ِة َو‬
ِ ‫صيَ ٍة فَاَل يَجُوْ ُز بَ ْي ُعهُ َو َخيَاطَتُهُ لِ َم ْن يَ ْستَ ِعيْنُ بِ ِه َعلَى ْال َمع‬
ِ ‫س يَ ْغلِبُ َعلَى الظَّنِّ أَ ْن يُ ْستَ َعانَ بِلُ ْب ِس ِه َعلَى َم ْع‬
ٍ ‫َو ُكلُّ لِبَا‬
“Setiap pakaian yang diduga kuat akan digunakan untuk membantu berlangsungnya kemaksiatan
maka tidak boleh menjualnya dan menjahitnya yang membantu berlangsungnya kemaksiatan dan
kezaliman tersebut.” (Syarh al-‘Umdah, Syaikh Ibnu Taimiyah, 1/386)

Dan hadits Ibnu Usamah bin Zaid, bahwasanya bapaknya (Usamah) berkata,

ُ‫صلَّى هللا‬ َ ِ‫ال لِي َرسُو ُل هللا‬ َ َ‫ فَق‬،‫ فَ َك َسوْ تُهَا ا ْم َرأَتِي‬،‫َت ِم َّما أَ ْهدَاهَا ِدحْ يَةُ ْال َك ْلبِ ُّي‬
ْ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قُ ْب ِطيَّةً َكثِيفَةً َكان‬
َ ِ‫َك َسانِي َرسُو ُل هللا‬
ْ
‫س القُب ِْطيَّةَ؟‬ ْ
ِ َ‫ك لَ ْم تَلب‬ َّ
َ َ‫ “ َما ل‬:‫” َعلَ ْي ِه َو َسل َم‬

‫ َك َسوْ تُهَا ا ْم َرأَتِي‬،ِ‫ يَا َرسُو َل هللا‬:‫ت‬


ُ ‫قُ ْل‬.

ِ ‫ ِإنِّي أَخَافُ أَ ْن ت‬،ً‫ “ ُمرْ هَا فَ ْلتَجْ َعلْ تَحْ تَهَا ِغاَل لَة‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫َصفَ َحجْ َم ِعظَا ِمهَا‬ َ َ‫”فَق‬
َ ِ‫ال لِي َرسُو ُل هللا‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memakaikanku baju Quthbiyyah yang tebal.
Baju tersebut dulu dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Lalu aku memakaikan baju
itu kepada istriku. Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyaiku,

‘Kenapa baju Quthbiyyah-nya tidak engkau pakai?’.

Aku menjawab, ‘Baju tersebut kupakaikan pada istriku wahai Rasulullah’.Beliau berkata, ‘Suruh
ia memakai baju rangkap di dalamnya karena aku khawatir Quthbiyyah itu menggambarkan
bentuk tulangnya.’” (HR. Ahmad No. 21786)

Penjelasan DR. Khalid al-Muslih Soal Hukum Jual Pakaian Wanita Seksi dan yang
Semisal

Syaikh DR. Khalid al-Muslih pernah mendapat pertanyaan dari seorang penjual pakaian wanita
di Eropa di mana mayoritas pembelinya adalah bukan wanita muslimah.Dia bertanya bagaimana
hukum menjual pakaian wanita yang menampakkan aurat untuk non-muslim di negeri non-
muslim.Menurut DR. Khalid al-Muslih, persoalan ini termasuk dalam hukum menjual barang
yang tidak diketahui tujuan penggunaannya apakah untuk hal yang haram atau selainnya baik
diketahui secara yakin atau sekedar dugaan saja.

Beliau menyampaikan, jumhur ulama dari kalangan ahli hadits dan ahli fikih berpendapat
menjual pakaian wanita seperti itu hukumnya haram.

Sebab, penjualannya itu termasuk bagian dari tolong menolong dalam dosa dan permusuhan
yang telah Allah ‘azza wajalla haramkan,

ِ ‫اونُوْ ا َعلَى ااْل ِ ْث ِم َو ْال ُع ْد َو‬


‫ان‬ َ ‫َواَل تَ َع‬

“Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah: 2)

7
Syaikh Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan,

‫الظ ْل ِم‬
ُّ ‫ْصيَ ِة َو‬
ِ ‫صيَ ٍة فَاَل يَجُوْ ُز بَ ْي ُعهُ َو َخيَاطَتُهُ لِ َم ْن يَ ْستَ ِعيْنُ بِ ِه َعلَى ْال َمع‬
ِ ‫س يَ ْغلِبُ َعلَى الظَّنِّ أَ ْن يُ ْستَ َعانَ بِلُ ْب ِس ِه َعلَى َم ْع‬
ٍ ‫َو ُكلُّ لِبَا‬
“Setiap pakaian yang diduga kuat akan digunakan untuk membantu berlangsungnya kemaksiatan
maka tidak boleh menjualnya dan menjahitnya yang membantu berlangsungnya kemaksiatan dan
kezaliman tersebut.” (Syar hal-‘Umdah, Syaikh Ibnu Taimiyah, 1/386)

Berdasarkan dalil-dalil di atas DR. Khalid al-Muslih berpendapat tidak boleh menjual pakaian
wanita yang terbuka bagian auratnya baik menjualnya di negeri kaum muslimin atau negeri
orang kafir, baik pembeli pakaiannya wanita muslimah atau pun wanita non-muslim.

8
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam bertransaksi jual beli pakaian terbuka itu tidak diperbolehkan bagi seorang muslim
muslimah.Karena berpakaian yang terbuka merupakan pelanggaran terhadap perintah Allah
SWT.Dan juga dalam jual beli yang dimana hukum dasarnya mubah,itu bisa menjadi haram
apabila dalam transaksi jual beli tersebut mengandung atau menghasilkan kemaksiatan dari
kegiatan tersebut seperti hal nya masalah ini.Dengan demikian,pakaian terbuka itu tidak
dianjurkan diperjual belikan untuk orang orang muslim.Akan tetapi,kegiatan tersebut boleh
apabila tidak menimbulkan kemaksiatan karena barang tersebut lebih banyak mengandung
mudharat dari pada manfaat.Dan untuk pembelian pakaian,seorang muslim muslimah harus
dapat menjadi pembeli yang memahami hukum,rukun dan syarat jual beli.Jadi,hukum dari
pakaian terbuka itu sendiri mubah .Akan tetapi,pakaian terbuka boleh dibeli oleh umat Islam
apabila saat berpakaian pakaian tersebut hanya dilihat oleh mahramnya saja.

3.2 SARAN
Sebaiknya barang tersebut tidak diperjual belikan.Karena ditakutkan barang tersebut
memberikan kemudharatan dari pada manfaat.Dan lebih baik membeli pakaian yang menutup
aurat agar lebih memberikan rasa aman dalam penggunaanya.Dan berusahalah menjadi orang
yang selalu menjaga auratnya dimana pun.

9
BAB 4
DAFTAR RUJUKAN

https://www.dakwah.id/hukum-jual-pakaian-wanita-seksi/#

https://pengusahamuslim.com/2548-kerja-di-butik-atau-toko-yang-menjual-
pakaian-membuka-aurat.html

10

Anda mungkin juga menyukai