• Sistem Irigasi rawa lebak dilakukan untuk • Menjamin ketersediaan air yang cuku bagi tanaman Iklim
mengendalikan muka air dalam prasarana dan • Membuang air hujam yang berlebih pda lahan
pengaturan air. pertanian Topografi
• Pengaturan muka air ini berfungsi untuk • Mencegah tumbuhnya tanaman liar di lahan sawah Hidrotopografi
mendapatkan kebutuhan yang optimal pada
pemanfaatan lahan pertanian dan kehidupan • Mencegah timbulnya zat racun dan kondisii Keanekaragaman Tumbuhan
masyarakat. tertutupnya muka tanah oleh genangan air diam
Tanah
• Mencegah penurunan kualitas air
Hidrologi Sungai
Jaringan Irigasi
• Temperatur hariaan rata-rata rawa lebak berkisar • Posisi rawa lahan lebak berada pada daerah datar, • Hidrotopografi merpakan gambaran elevasi relatif
antara 24 – 32˚C cekung, dan tergenang air yang berasal dari suatu lahan terhadap elevasi muka air pada
• Kelembapan udara pada umumnya > 80% luapan air sungai besar di sekitar. saluran terdekat yang berfungsi sebagai elevassi
• Jaauh dari pantai muka referensi.
• Evapotranspirasi bervariasi diantara 3,5 mm/hari
dan 4,5 mm/hari • Tidak dipengaruhi pasang-surut air laut • Faktor penentu hidrotopografi berupa keadaan
elevasi muka air tertinggi dan muka tanah di
• Curah hujan tahunan rata-rata pada daerah rawa • Minimum genangan air sekitar 25 cm dengan lama lapangan
berkisar 2000 mm sampai 3000 mm. genangan 3 bulan. Pada saat musim hujan
• Pada saat musim kemarau terjadi penguapan yang genangan mencapai tinggi 4-7 m.
sangat tinggi pada daerah lebak.
Konstruksi Bangunan
Tata Pengaturan dan
Jaringan Irigasi Lebak Jaringan Irigasi Lebak RawaSemi Teknis
1. Tanah gambut dengan ketebalan lapisan gambut Rawa Sederhana
> 50 cm. • tata pengaturan air yang terkendali namun belum
2. Tanah mineral dengan ketebalan lapisan gambut Jaringan Irigasi Lebak terukur dengan kontruksi bangunan yg seluruhnya
0-50 cm. RawaSemi Teknis permanen
3. Tanah mineral bergambut dengan ketebalan Jaringan Irigasi Lebak Jaringan Irigasi Lebak Rawa Teknis
lapisan gambut 20- 50 cm. Rawa Teknis
• Tata pengaturan air sudah terkendali dan terukur
engan kontruksi bangunan yang seluruhnya permanen.
PINTU AIR 2. PINTU SKOT BALOK PENGATURAN AIR JARINGAN IRIGASI RAWA
LEBAK
1. PINTU SORONG
• Pengaturan air di jaringan primer dan sekunder
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air yang ada di
lahan.
• Pada saat kondisi ekstrim yaitu pada saat musim hujan,
maka pada saat ini harus dilakukan pembuangan secara
optimal.
• Pengaturan air di jaringan tersier untuk tanaman padi
memakai sistem tadah hujan.
Berfungsi untuk mengatur aliran air yang Balok kayu yang dipasang pada pintu/sponeng • Pengaturan air jaringan tersier untuk tanaman palawija
dengan cara menstabilkan muka air tanah dengan cara
melalui bangunan sesuai dengan kebutuhan bangunan. membuang air.
secara manual.
Siphon
• Siphon adalah bangunan silang/pembawa yang
digunakan jika saluran irigasi berpotongan dengan
hambatan yang elevasinya sama dengan saluran
irigasi, seperti jalan, bangunan, sungai dan lain
sebagainya.
• Aliran yang ada di siphon merupakan aliran aliran
tertutup.
Bangunan Pemecah/Pengurang
Talang air/Jembatan Air
Energi
• Talang air adalah bangunan silang/pembawa yang • Pada medan terjal di mana beda tinggi energi yang
digunakan jika saluran irigasi berpotongan dengan besar harus ditanggulangi dalam jarak pendek dan
hambatan yang elevasinya lebih rendah dari saluran saluran tersier mengikuti kemiringan medan, akan
irigasi, seperti jalan, sungai dan lain sebagainya. diperlukan bangunan pemecah energi.
• Aliran yang ada di talang air merupakan aliran • Macam bangunan pemecah energi:
aliran terbuka ataupun tertutup. • Terjunan
• Got miring
• Tinggi terjunan pada saluran irigasi disarankan • Got miring ini terdiri dari bagian masuk, bagian
maksimal 1,5 m. Jika tinggi energi yang dihilangkan peralihan, bagian normal dan kolam olak.
lebih dari 1,5 m; maka dipakai beberapa terjunan.
BANGUNAN UTAMA
UNSUR POKOK PADA JARINGAN IRIGASI
❖ Bangunan yang berfungsi untuk membelokkan air ke jaringan
irigasi
❖ Klasifikasi bangunan utama diantaranya sbb
Bangunan Utama 1. Bendung
Berdasarkan fungsi
Bangunan yang dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka untuk
mengalirkan air pada saat banjir dan ditutup pada saat aliran air kecil
Jaringan Utama 2. Bendung Karet
• Tubuh bendung terbuat dari karet
• Pondasi beton berbentuk plat beton sbg dudukan tabung karet
Sistem Pembuangan • Satu ruang kontrol yang berfungsi untuk mengontrol dan mengempisnya
tabung karet.
Petak Tersier
PETAK TERSIER
PETAK TERSIER
• BENTUK PETAK
• KRITERIA DESIGN : • Diusahakan mendekati persegi panjang
• Luas petak seragam • P/L sebesar 1 – 1,5
• Pemberian air irigasi lewat satu tempat/ pintu • LUAS
• Batas petak tersier harus jelas dan tegas • Tanah datar : 200 – 300 ha
• Batas yang bisa digunakan : sungai, parit, jalan • Agak miring : 100 -200 Ha
• Drainasi harus dirrencanakan • Bukit : 50 -100 Ha
TEKNIK usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan
air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan,
irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak
IRIGASi
Tantangan yang dihadapi dalam
Pengelolaan Irigasi di Indonesia Jembatan air saluran Van Der
Wijck (di dekat Susuhan,
Yogyakarta
Bendung pengairan di dekat
Patirobaloe, Sulawesi (1923)
Pembangunan bendung
pengairan di sungai Ciujung
dekat Pamarayan, Serang
(1915)
• memasok kebutuhan air tanaman • Tidak semua air cocok untuk air irigasi.
• menjamin ketersediaan air • Air yang kurang cocok untuk irigasi:
• menurunkan suhu tanah • Mengandung senyawa kimia yg beracun bagi tanaman & manusia,
• melunakkan lapis keras pada saat • Tingkat keasaman (pH) tinggi,
pengolahan tanah • Tingkat kegaraman yang tinggi,
• melarutkan racun2 dalam tanah • • Mengandung bakteri yang membahayakan bagi manusia dan
kolmatase (meninggikan permukaan binatang
tanah)
• menggelontor air wilayah perkotaan.
• Lewat permukaan tanah
• Lewat bawah permukaan tanah: dengan pipa yg
• Irigasi sistem gravitasi : pengaturan dan ditanam 30-100 cm di bawah tanah.
pembagian air irigasi dilakukan secara • Secara pancaran • Secara tetesan.
gravitatif. • Faktor yang berpengaruh: kondisi tanah,
• Irigasi sistem pompa: biaya eksploitasi besar. topografi, ketersediaan air, jenis tanaman, iklim
dan kebiasaan petani
• Irigasi pasang surut: dilakukan di daerah yang
terjadi fenomena pasut, seperti di Kalimantan.
………….………………….
-----------------------
IRIGASI TETES
Air dihisap dar sumber air yang
• Irigasi tetes merupakan sistem
dialirkan melalui pipa induk. • Air diambil dari sungai melalui pipa
pemberian air melalui pipa atau selang
• Diteruskan ke beberapa pipa kemudian dialirkan ke lokasi pembibitan berlubang dengan menggunakan tekanan
utama , kemudian dialirkan ke
melalui pipa dan selang tertentu yang nantinya air akan keluar
pipa distribusi yg ada diantara berupa tetesan menuju akar tanaman.
barisan tanaman. • Sprinkler menggunakan pipa induk, pipa
• Biasanya digunakan debit kecil dan
• Air diteruskaan menuju pipa- utama, dan pipa distribusi konstan serta tekanan yang rendah.
pipa yg dipasang tegak lurus
• Setiap sambungan dilengkapi dengan • Biasanya digunakan untuk tanaman
setiap 2-3 m.
buah-buahan seperti tomat, jeruk,
• Dari pipa tegak ini air memancar stand pipes yang terpasang berdiri dan
anggur.
keluar dan menyirami tanaman ujungnya dilengkapi dengan nozzle yang • Irigasi tetes merupakan irigasi
memancarkan airsecara berputar bertekanan rendah
• Sistem ini berjalan sesuai
• Setiappipadistribusi memiliki 8-9 • Dioperasikan harian (min 12 jam/hari)
rekayasa penyiraman air.
• Dari segi ekonomi sprinkler dengan jarak 9-18m
tergolong mahal • Di daerah yg sumber airnya
sangat terbatas & sangat mahal.
• Efisiensi penggunaan air sangat tinggi • Tanah berpasir, berbatu, atau
• perawatan yang intensif jika terjadi sukar diratakan. • Tanaman
karena evaporasi minimum penyumbatan pada penetes karena akan
(Penghematan air sekitar 30-50%) dengan nilai ekonomis yg tinggi.
mempengaruhi debit dan keseragaman air
dgn efisiensi mendekati 100%. • Respon yang keluar.
tanaman terhadap sistem ini lebih baik • Pada kondisi ketika air mengandung
dalam hal produksi, kualitas, dan Mengaplikasikan air ke
garam yang tinggi maka akan terjadi
keseragaman produksi. tanah pada satu titik dalam
penumpukan garam. • Diperlukan biaya
• Dari segi ekonomi,Perencanaan & bentuk tetesan melalui emiter
kontruksi murah. investasi yang tinggidan diperlukan teknik
point
• Luas pembasahan yang sempit dapat yang tinggi dalamperancangan
Mengaplikasikan air di bawah
meminimalisir pertumbuhan gulma • permukaan permukaan tanah
Hemat air • Menekan resiko penumpukan menggunakan emiter point
garam karenaadnya pemberian air yang •Unit Utama (Head unit) • Terdiri dari maupun line source
terus-menerus sehingga melarutkan pompa,tangki injeksi, filter utama,komponen Mengaplikasikan air ke
garam dan terhindar dari daerah pengendali (tekanan dan debit) permukaan tanah dengan aliran
perakaran. • hemat tenaga kerja Pipa Utama (Main line) • Terbuat dari kecil Mengaplikasikan
PVC,galvanize steel berdiameter 7.5-25 cm yang air melalui microsprinkler untuk
dipasang di atas dan di bawah permukaan membuat semprotan kecil di
PIpa Pembagi (Submain, manifold) • Dilengkapi dekat permukaan tanah
dengan filter kedua, katup selenoid, regulator
tekanan, pengukur tekanan, dan katup pembuang
Pipa Lateral • Pipa dipasangnya alat aplikasi
dengan dilengkapi katuppembuang
Alat Aplikasi berupa emiterr(penetes), pipa kecil
(smaal tube, bubbler) dan penyemprot kecil
(micro sprinkle