Anda di halaman 1dari 1

STUDI KASUS

Ny B. Usia 30 tahun dengan diagnosa medis Skizofrenia tak terinci No RM 047182 rencana
MECTA ke 2, BB 50 kg. agama islam status cerai dengan 1 anak saat ini usia 4 bulan alamat
mojosongo surakarta

p/s di rawat di RSJD Surakarta sejak 22 Februari 2022 di ruang Sumbadra RSJD Surakarta
dengan riwayat akan melompat ke sungai di jembatan bengawan solo. Sampai hari in p/s masih
berada di ruang akut putri mendapatkan terapi haloperidol 3 x 5 mg, depakote 2 x 250 mg
clozapine 1 x 100 mg. belum banyak perubahan kondisi, banyak diam, wajah sedih, tidak
bersemangat dan sering menangis, skore PANSS 15. Pada tanggal 5 Maret 2022 dokter DPJP
memberikan alternatif tindakan yaitu program ECT dengan anestesi.

Perawat ruangan kemudian melaksanakan persiapan tindakan MECTA pada H-1, dengan hasil
inform concent menyatakan bahwa keluarga setuju dilakukan tindakan MECTA, hasil EKG sinus
rytem HR 84 x / menit, pemeriksaan RO thorax dalam batas normal, pemeriksaan gigi terdapat
gigi goyang pada geraham atas, Hasil Laboratorium DL Rutin HB 12,8 gr/dl Ht 42 % AL 8,3 AT
220, SGOT 19 U/L SGPT 18 U/L Ureum 9 mg/dl Creatinin 62 mg/dl GDS 89.

Jam 09.00 Pada saat pengkajian pra pra MECTA hari ini di ruang tunggu p/s mengatakan takut
dilakukan tindakan ECT, pasien tidak paham dengan tindakan yang akan dilakukan, pada saat di
kaji p/s tidak tahu tetang pengertian, prosedur dan manfaat tindakan MECTA. kontak mata p/s
kurang, tampak gelisah, khawatir dan takut terhadap tindakan yang dilakukan, wajah tegang,
keluar keringat dingin, pada saat dilakukan pengkuran TTV didapatkan TD 140/90 N 110 S 36,5
RR 24, SpO2 98%

Jam 09.30 pasien di panggil oleh perawat masuk ke ruang tindakan MECTA, p/s di pasang iv line
dengan cairan kristaliod RL 500 cc flush, di pasang elektroda Bilateral temporal kanan dan kiri,
dipasang sadapan EEG bifrontal dan sadapan EKG unilateral lead II, p/s dimonitoring bed side
monitor untuk mengukur TTV.

Jam 09.40 dilaksanakan time out dan berdoa dipimpin oleh leader kemudian dr anestesi
melakukan tindakan anestesi dengan jenis anestesi General Anestesi Cuff. Dr anestesi
memasukan obat propovol 75 mg sebagai induksi intra vena, atracurium 5 mg sebagai muscle
relaxan, dan sevofluran 2 vol% sebagai induksi inhalasi, setelah 30 detik pasien tertidur, nafas
tidak adekuat, kemudian pasien dibantu ventilasi mekanik menggunakan face mask O2 10 Lpm
12x/menit APL 30 mmhg menggunakan mesin anestesi, p/s di posisikan snaifing dengan bahu
diganjal menggunakan bantal agar jalan nafas terbuka. Setelah pasien benar tidur dalam
kemudian gigi diamankan dengan bite block, ekstemitas atas dan bawah di fikisasi mekanik,
setelah itu psikiater memberikan stimulus listrik sebesar 8,4 joule level 3 dan didapatkan
kejang tonik 5 detik, klonik selama 25 detik, dan polyspike 34 detik. Pasien tampak apnue,
sekret (+) kemudian oleh perawat dilakukan suction, muntah (-), terdapat luka tergigit di bibir
atas p/s dibantu ventilasi mekanik 12 x/ menit dengan dipasang oropharingealairway sampai
nafas adekuat. dengan TTV TD 120/70 N 100 S 36,5 RR - , SpO2 98%,

Jam 09.50 p/s mulai sadar, nafas spontan dengan O2 nasal canule 2 Lpm, dapat menelan ludah,
ekstremitas atas dan bawah dapat di gerakkan, nilai alderete score 8, pasien mengatakan nyeri,
pusing berputar, hilang timbul, p/s menahan nyeri, tampak gelisah, nilai VAS 4, Score
Edmonsion 93, terpasang gelang resiko jatuh pada lengan kanan. TTV TD 110/70 N 98 S
36,5 RR 16 SpO2 99%,

Jam 10.00 sadar penuh kemudian pasien di pindah ke ruangan menggunakan kursi roda.

-Selesai-

Anda mungkin juga menyukai