Anda di halaman 1dari 20

INGGIT GARNASIH:

PENERIMA GELAR BINTANG MAHA PUTRA UTAMA


DALAM PERINTIS PERGERAKAN KEMERDEKAAN
INDONESIA :
SEBUAH USAHA MENGGALI NILAI-NILAI PERJUANGAN
BELIAU

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di


SMA Muhammadiyah 1 Bandung

Disusun oleh:
Najmi Qurani Alkhansa
NIS : ................
Kelas XII IPS

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VII
SMA MUHAMMADIYAH 1 KOTA BANDUNG
2022
“Separuh dari semua prestasi Sukarno dapat
didepositokan atas rekening Inggit Garnasih dalam
‘Bank Jasa Nasional Indonesia’.
Poeradisastra dalam sekapur sirih roman “Soekarno
1

Kuantar Kau Ke Gerbang.” Karangan Ramadhan KH2

1
Poeradisastra adalah Saleh Iskandar Poeradisastra atau Boejoeng Saleh (lahir di Jakarta, 25
Desember 1923 - 1989) adalah seorang sastrawan yang aktif menulis esai tentang budaya, sastra,
dan sejarah
2 ?
Ramadhan_K.H. adalah Ramadhan K.H. yang nama lengkapnya adalah Ramadan Karta
Hadimadja (16 Maret 1927 – 16 Maret 2006) adalah seorang penulis biografi Indonesia.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis bersukur kepada Allah SWT yang memberi keberkahan sehingga
dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis ini meski di dalam suasana keterbatasan baik
waktu,maupun materi dan dimasa pandemi ini tapi penulis berusaha menyelesaikannya dengan
sebaik-baiknya.
Karya tulis ini berjudul “Inggit Garnasih, Penerima Bintang Maha Putra Utama dalam
Perintis Pergerakan Kemerdekaan Indonesia : Sebuah Usaha Menggali Nilai-Nilai Perjuangan
Beliau” ditujukan untuk memenuhi satu dari beberapa persyaratan kelulusan di SMA
Muhammadiyah 1 Bandung.
Tadinya penulis akan menyematkan nama pahlawan perintis kemerdekaan atau pahlawan
nasional pada judul karya tulis ini, tapi ternyata hal itu baru usulan dari pemerintah Jawa Barat
kepada pemerinta pusat dan yang baru diterima oleh bu Inggit Garnasih adalah Bintang Maha
Putra Utama.
Penulis sampaikan ucapkan terima kasih yang tidak terhingga, ke beberapa pihak yang
membantu memperlancar dalam penulisan karya tulis ini, yaitu adalah :
1. Kepala SMA Muhammadiyah 1 Bandung
2. Bapak Burhan, S.Pd selaku wali kelas XII IPS
3. Pembimbing Materi Karya Tulis
4. Pembimbing Bahasa Karya Tulis
5. Teman-teman yag telah turut memberi semangat agar penulisan ini cepat selesai.
Penulis juga berharap mendapat masukkan dan kritikannya agar penulisan karya tulis ini
dapat lebih berlembang dan lebih baik ke depannya, baik dalam isi maupun cara penulisannya.

Bandung, Maret 2022


Penulis,

Najmi Qurani Alkhansa


NIS : ……….
LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui:

Pembimbing Materi, Pembimbing Bahasa,

…………… ……………
NBM. ………… NBM. ………….

Diketahui:

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Bandung, Wali Kelas,

....................... Burhan S.Pd


NIP..................... NIP/NBM. .........

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................3
DAFTAR ISI.....................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................5
BAB I.................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.............................................................................................................6
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah...............................................Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan..................................................................Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat................................................................Error! Bookmark not defined.
1.5 Sistematika penulisan..........................................Error! Bookmark not defined.
BAB II..................................................................................Error! Bookmark not defined.
METODOLOGI PENELITIAN.........................................Error! Bookmark not defined.
2.1 Diagram Alir........................................................Error! Bookmark not defined.
2.2 Pengumpulan Data..............................................Error! Bookmark not defined.
BAB III.................................................................................Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN..................................................................Error! Bookmark not defined.
3.1 Pertemuan Inggit dengan Soekarno...................Error! Bookmark not defined.
3.2 Perjuanga Inggit ketika Soekano sekolah di THS (ITB)Error! Bookmark not defined.
3.3 Perjuanga Inggit ketika Soekano dipenjara Sukamiskin oleh BelandaError! Bookmark not
defined.
3.4 Perjuangan Inggit ketika Soekarni dibuang ke Ende oleh BelandaError! Bookmark not
defined.
3.5 Perjuangan Inggit ketika Soekarno dibuang ke Bengkulu oleh BelandaError! Bookmark
not defined.
3.6 Keputusan terberat ketika Inggit ingin bercerai dari Soekarno Error! Bookmark not
defined.
BAB IV.............................................................................Error! Bookmark not defined.
SIMPULAN.....................................................................Error! Bookmark not defined.
4.1 Kesimpulan......................................................Error! Bookmark not defined.
4.2 Saran-saran....................................................................................................4.3
Penutup...............................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA.........................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 .......pertemuan Soekarno, bu Inggit Garnasih (duduk kiri) dan Oetari (duduk kanan)
Gambar 3. 2 .. Rumah Inggit Garnasih masih terawatt dengan baik di jl. Inggit Garnasih Bandung
Gambar 3. 3 ...................................................... Soekarno dan Inggit Garnasih resmi menikah.
Gambar 3. 4 ..................................................................... Penjara Sukamiskin dilihat dari atas
Gambar 3. 5 Error: Reference source not found Soekarno dibuang ke Ende Flores, bersama Inggit dan ibunya
Inggit, Asmi
Gambar 3.6 ………… Error: Reference source not foundSoekarno dibuang ke Bengkulu, Lingkaran Kanan:
Inggit, Kiri: Fatmawati
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Istilah-istilah
Bintang Mahaputera Utama adalah kelas ketiga dari tanda kehormatan Bintang Mahaputera.
Sebagai kelas dari Bintang Mahaputera, bintang ini diberikan kepada mereka yang secara luar
biasa menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.3

1.2 Indonesia di masa Penjajahan Belanda


Saat Indonesia belum terbentuk dalam sebuah negara, Indonesia masih dalam penjajahan negara
Belanda. Situasi saat itu adalah disaat masa sulit bagi bangsa Indonesia. Belanda masih terlalu kuat untuk
dilawan, dan Indonesia yang masih dalam bentuk kepulauan masih terpecah-pecah, belum ada persatuan,
kesadaran untuk berjuang oleh anak negri masih dalam keadaan sporadis, hanya ada beberapa perjuangan
tapi belum disatukan dalam satu kekuatan.
Pada 17 Febrari 1888, lahirlah perempuan yang diberi nama Garnasih dari Rahim sang ibu bernama Asmi
dan ayahnya bernama Ardjipan. di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat,4 ,
Nama asli dari lahir belia adalah Garnasih, yang nama ini termasuk nama yang tidak umum di
zamannya kala itu, Nama Garnasih diambil dari kata ‘Hegar’ dan ‘Asih’, Hegar artinya segar dan
Asih artinya mengasihi.
Panggilan nama depan Inggit adalah dari kata Ringgit, yaitu mata uang pada zaman itu.
Diceritakan karena Garnasih punya wajah elok menarik setiap para pemuda di kala itu, sehingga
kalau pemuda mendapat senyuman Garnasih seperti diberi uang seringgit, maka jadilah nama
depan Garnasih menjadi Inggit Garnasih.
Inggit menikah dengan Nata Atmaja seorang patih di residen priangan yang pernikahan
mereka berkahir kandas. Lalu menikah dengan Sanusi seorag saudagar kaya dan anggota Sarekat
Islam.

1.3 Latar Belakang Masalah


Di Depan tulisan ini ditulis kutipan sastrawan Poerdisatra 5 : Separuh dari semua prestasi
Sukarno dapat didepositokan atas rekening Inggit Garnasih dalam ‘Bank Jasa Nasional

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Bintang_Mahaputera_Utama
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Inggit_Garnasih
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Saleh_Iskandar_Poeradisastra, Poeradisastra adalah Saleh Iskandar
Poeradisastra atau Boejoeng Saleh (lahir di Jakarta, 25 Desember 1923 - 1989) adalah seorang sastrawan yang aktif
menulis esai tentang budaya, sastra, dan sejarah.
Indonesia’. Hal tersebut menandakan jasa–jasa bu Inggit Garnasih bagi Soekarno sangat besar.
Sehingga membuat penulis ingin mengelaborasi dan menggali lebih dalam hal-hal apa saja yang
menyebabkan ketokohan bu Inggit ini sehingga dapat membantu Soekarno menjadi tokoh besar,
padahal apabila dilihat dari latar belakang pendidikan bu Inggtt tidaklah tinggi akan tetapi
kenapa Ingit dapat mengimbangi kebesaran Soekarno, dan Soekarno menjadi tokoh besar dan
disegani dunia, selain Soekaro satu dari tiga pengagas Pancasila dan Soekarno pengagas
Konferensi Asia Afrika sehingga membuka mata dunia bagi Negara-negara jajahan berupaya
memerdekakan diri.

1.4 Rumusan Masalah Karya Tulis


1. Pertemuan Inggit Garnasih dan Soekarno
2. Perjuangan Inggit Garnasih ketika menjadi istri Soekarno ketika Soekarno sekolah di ITB
3. Perjuangan Inggit Garnasih ketika Soekano mendekam di penjara Sukamiskin oleh Belanda
4. Perjuangan Inggit Garnasih ketika menemani Soekarno dibuang ke Ende (Flores) oleh
Belanda
5. Perjuangan Inggit Garnasih ketika Sokarno dibuang ke Bengkulu

1.5 Tujuan Karya Tulis


1. Mengetahui dan memahami nilai-nilai perjuangan tokoh bu Inggit Garnasih dalam menemani
dan mendukung Sokarno yang dimulai pada saat mendukung pendidikan Soekarno di ITB
dan da saat Sukarno menemukan ide-ide Pancasila, dan disaat bu Inggit menemani usaha-
usaha perjuangan Soekarno merebut kemederkaan dari Belanda.
2. Mengetahui dan memahami nilai kemandirian bu Inggit Garnasih sebagai perempuaa
berdarah Sunda di dalam mengisi dan kehidupan dengan berusaha mandiri dengan berjualan
pakaian dalam dan bedak.

1.4. Manfaat Karya Tulis


1. Menjadikan nilai-ilai perjuangan dan pengorbanan bu Inggit Garnasih menjadi suri teladan
bagi kaum muda-mudi dan para millennial untuk mengetahui kebesaran tokoh bu Inggit agar
nilai-nilai yang ditunjukkan beliau tetap dapat diteruskan oleh generasi penerus.
2. Menjadi contoh bahwa sebagai istri bagi muslimah tidak ada halangan untuk berusaha mendiri
dengan kekuatan yang ada supaya dapat membantu suami di dalam mengisi kehidupan rumah
tangga, dengan keluar dari batas-batas pendidikan.
1.6 Sistematika Penulisan Karya Tulis

Bab I. Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Sistematika penulisan

Bab II. Metodelogi Penelitian


2.2. Diagram Alir
2.2. Pengumpulan data
Bab III. Pembahasan
Bab IV. Simpulan
Daftar pusaka

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Diagram Alir


bu Inggit berjasa dalam
perjuangan Soekarno

Pengumpulan data

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

2.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data diawali dengan membaca literatur yang berhubungan dengan ketokohan bu Inggit
Garnasih, diantaranya karangan Ramadhan KH : “Kuantar Ke Gerbang” dan beberapa literatur yang
ditemukan di internet untuk menambah kedalaman tulisan ini.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pertemuan Inggit Garnasih dan Soekarno


Kisah ini bermula ketika Soekarno lulus Hoogere Burger School (HBS) di Surabaya (setingkat
SMA) akhir Juni 1921. Soekarno muda datang ke Bandung dengan impian besar. Ia ingin ingin
menjadi seorang insinyur sipil dengan kuliah di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang
Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat itu mahasiswa teknik pribumi masih bisa dihitung dengan
jari.

Gambar 3.1: pertemuan Soekarno, bu Inggit Garnasih (duduk kiri) dan Oetari (duduk kanan)

Atas pertolongan pimpinan Syarikat Islam, Tjokroaminoto, guru sekaligus mertuanya, Soekarno
mendapat tempat kos di rumah Sanusi. Soekarno dengan mudah bisa diterima karena pemilik rumah
teman sejawat HOS Tjokroaminoto di Syarikat Islam.
Soekarno dan Utari tiba di Bandung sekitar seminggu sebelum pelajaran dimulai. Mereka
menempati rumah pasangan Sanusi dan Inggit di Jalan Ciateul No. 8 (sekarang Jalan Inggit Garnasih
No 174), Kota Bandung, Jawa Barat. Ini adalah rumah yang memiliki tujuh ruangan khusus.
Gambar 3.2 Rumah Inggit Garnasih masih terawatt dengan baik di jl. Inggit Garnasih Bandung

Dan rumah inilah yang menjadi saksi awal perjumpaan dan kisah asmara Presiden Republik
Indonesia Pertama, Soekarno, dengan Inggit Garnasih 6

3.2 Perjuangan Inggit Garnasih ketika menjadi istri Soekarno ketika Soekarno sekolah di ITB
Selama 20 tahun mendampingi Soekarno dalam suka duka dan segala sesuatunya. Mulai dari
perjuangan pergerakan, Soekarno sekolah di THS (sekarang ITB) dan berperan luar biasa saat Soekarno
dipenjara di Banceuy, Sukamiskin, sampai diasingkan ke Ende dan Bengkulu,"

6
https://surabayastory.com/2020/07/12/awal-perjumpaan-dan-kisah-inggit-soekarno/
Gambar 3.3: Soekarno dan Inggit Garnasih resmi menikah

Profesor Nina Herlina Lubis, Guru Besar Sejarah Universitas Padjadjaran, pun sepakat bahwa
Inggit memiliki peran yang besar terhadap hidup Soekarno.
"Meskipun ia berpendidikan rendah, namun berhati emas. Bung Karno pun mengakui berutang
budi kepada Inggit," ungkap Nina.
Inggit setia menemani Soekarno dari masih berkuliah sampai mengantarkan Soekarno ke
gerbang kepemimpinan tertinggi di Indonesia. Ia menopang perjuangan Soekarno dan menjadi
sandaran ekonominya.7
3.3 Perjuangan Inggit Garnasih ketika Soekano mendekam di penjara Sukamiskin oleh Belanda
Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Soekarno semakin besar dan agresif mulai
membuat pihak Belanda khawatir. Maka Soekarno akhirnya ditangkap dan dihukum 4 tahun
penjara. Ia harus mendekam di Penjara Banceuy selama 8 bulan sebelum kemudian dipindahkan
ke Penjara Sukamiskin.

7
https://www.ayobandung.com/baheula/pr-79713566/17-februari-lahirnya-inggit-garnasih-tulang-punggung-
soekarno
Gambar 3.4 : Penjara Sukamiskin dilihat dari atas

Inggit tetap setia mengunjungi dan mengirim makanan untuk sang suami meskipun jarak
yang harus ditempuh cukup jauh yaitu 20 km. Jika tidak punya cukup uang untuk membayar
delman, maka Inggit harus berjalan kaki agar bisa menemui suaminya yang dipenjara. Segala
macam hal dilakukan Inggit untuk meringankan beban Soekarno, mulai dari menyelundupkan
buku yang diinginkan Soekarno atau memberikan sejumlah uang dalam makanan. Agar bisa
menyelundupkan buku, Inggit harus berpuasa tiga hari agar buku-buku itu bisa ia sembunyikan
di perut.
Kesedihan melihat suaminya yang merasa tertekan selalu berhasil ia tahan. Ia tidak
menunjukkan kesusahan atau rasa kecewa di hadapan sang suami. Bahkan ketika suaminya
merasa bersedih karena merasa gagal sebagai kepala rumah tangga, Inggit justru menenangkan
hatinya.
Dalam masa hukumannya juga, Inggit dengan berani menyelundupkan dokumen sebagai
bahan untuk menyusun pembelaan. Usaha Inggit ini pula yang akhirnya membuat Soekano
berhasil menulis pembelaannya yang terkenal, “Indonesia Menggugat”8

8
https://www.boombastis.com/perjuangan-inggit-garnasih/43745
3.4 Perjuangan Inggit Garnasih ketika menemani Soekarno dibuang ke Ende (Flores) oleh
Belanda
Sukarno dibuang ke Pulau Ende oleh pemerintah Hindia Belanda selama 4 tahun, hingga
1938. Dia hidup di pengasingan dengan ditemani istri tercintanya, Inggit Garnasih dan ibu
mertuanya, Asmi. Mereka menempati rumah sangat sederhana milik Abdullah Ambuwaru di
kawasan Ambugaga, kampung kecil yang terdiri dari pondok-pondok beratap ilalang.

Gambar 3.5: Soekarno dibuang ke Ende Flores, bersama Inggit dan ibunya Inggit, Asmi

Dikutip dari Bung Karno dan Pancasila, Ilham dari Flores untuk Nusantara, di Ende, Sukarno
menjadi lebih banyak berpikir ketimbang sebelumnya. Dia mulai belajar soal pluralisme dan bertukar
pendapat dengan misionaris.
Ada dua misionaris yang dijadikan tempat diskusi Bung Karno. Mereka adalah P Johanes Bouma,
SVD dan P Gerardus Huijtink, SVD. Mereka menjalin persahabatan yang begitu erat.
Berkat persahabatannya dengan orang-orang ini, Bung Karno diizinkan leluasa bertamu di Biara
St Yosef dan diperbolehkan membaca buku-buku dan majalah atau surat kabar di perpustakaan biara.
Lebih dari itu, persahabatan yang akrab ini menyebabkan Bung Karno tidak sungkan ataupun curiga
menjadikan mereka teman diskusi dan bertukar pikiran.
Sukarno sering berdiskusi tentang banyak hal dengan mereka, termasuk gagasan-gagasan dan
rencananya untuk mendirikan negara Indonesia merdeka. Ide-ide brilian dalam proses penemuan dan
perumusan butir-butir mutiara Pancasila, tidak terlepas dari diskusi-diskusinya yang serius dan
mendalam dengan kedua sahabatnya itu. 9

3.5 Perjuangan Inggit Garnasih ketika Sokarno dibuang ke Bengkulu


Penyambung lidah rakyat Indonesia ini pernah dikucilkan ke Ende, Nusa Tenggara Timur.
Selama di Ende Bung Karno mengalami sakit keras akibat wabah malaria. Tekanan untuk
memindahkan Bung Kanro dari Ende disuarakan oleh para tokoh di Batavia, salah satunya oleh
Mohammad Husni Thamrin. Thamrin yang pada saat itu merupakan anggota Volksraad (Dewan
Rakyat) melayangkan protes kepada pemerintah Belanda. Aksi protes tersebut kemudian
membuahkan hasil, Bung Karno dipindahkan dari Ende ke Bengkulu sebagai tempat
pengasingan selanjutnya. Selama pengasingannya di Bengkulu, Bung Karno ditempatkan di
sebuah rumah yang awalnya adalah tempat tinggal pengusaha yang bernama Tan Eng Cian. Tan
Eng Cian menyuplai bahan pokok untuk kebutuhan pemerintahan kolonial Belanda.
Terletak di jantung Kota Bengkulu, rumah yang berada di Kelurahan Anggut Atas,
Kecamatan Gading Cempaka ini adalah rumah pengasingan sang Bapak Proklamator tersebut.
Beliau diasingkan seorang diri ke Bengkulu pada tahun 1938 dan beberapa minggu kemudian
disusul oleh istrinya saat itu, Inggit Garnasih dan anak angkatnya Ratna Djuami. Bung Karno
menempati rumah ini dari tahun 1938 hingga tahun 1942. 

3.6 Perjuangan Inggit Garnasih ketika harus memutukskan bercerai dari Soekarno karena tidak
mau dimadu oleh Soekarno
Kendati demikian, tahun 1942, Soekarno dan Inggit memilih untuk bercerai, karena Soekarno
hendak menikahi Fatmawati, gadis yang ia temui ketika sedang menjalani pembuangan di Flores.

9
https://www.liputan6.com/news/read/3057427/perjalanan-spiritual-sukarno-saat-pengasingan-di-ende
Gambar 3.6: Soekarno dibuang ke Bengkulu, Lingkaran Kanan: Inggit, Kiri: Fatmawati

  Inggit Garnasih selalu setia menemani setiap jengkal kehidupan Soekarno dalam proses
pendewasaan. Ketika Soekarno ditangkap di Yogyakarta, 29 Desember 1929, Inggtis tidak
pernah lelah memberikan semangatnya kepada Soekarno. Selain itu, selama Soekarno dibui, ia
juga berperan sebagai perantara agar suaminya tersebut dapat terus berhubungan dengan para
aktivis pergerakan nasional lainnya. Kisah cinta keduanya tampak sangat indah, sebelum
akhirnya Soekarno bertemu dengan Fatmawati sewaktu ia menjalani pembuangan ke Ende,
Flores, tahun 1933. Setelah bebas, tahun 1942, Soekarno meminta izin kepada Inggit untuk
menikahi Fatmawati. Permintaan tersebut lantas ditolak mentah-mentah oleh Inggit. Ia tidak
ingin dimadu. Akhirnya, Soekarno dan Inggit memutuskan untuk bercerai.10

10
https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/16/120000479/inggit-garnasih-istri-soekarno-yang-setia-di-masa-
sulit?page=all
BAB IV

SIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Jasa-jasa ibu Inggit Garnasih dalam membantu perjuangan Soekarno tidak bisa dilihat dengan
sebelah amata, pepatah mengatakan :” Dibalik kesuksesan suami ada istri yang hebat”. Hal ini
dapat dilihat dari kesuksesan Soekarno disaat sekolah di Technische Hoogesschool te
Bandoeng/THS (sekarang Institut Teknologi Bandung/ITB), di saat perjuangan merintis
kemerdekaan dan di saat soekarno berpikir keras menemukan pemikiran Pancasila.
Jasa bu Inggit di saat Soekarno menemukan Pancasila hal itu tidak mengecilkan bu Inggit
yang diaggap hanya sebagai istri, tapi di saat Soekarno tinggal di tempat pembuangan di Ende
(Flores). Soekarno dan Inggit melihat Indonesia yang lebih luas, artinya Nusantara Indonesia
adalah beragam budaya, bahasa dan agama.
Inggit memberikan suasana kebatinan Soekarno yang baik sehingga Soekarno menghasilkan
pemikiran pada tingkat yang lebih baik sehingga Soekarno menemukan dasar-das ar pemikiran
Pancasila. Maka Soekarno melihat kemajemukan Indonesia tersebut maka lahirlah lima dasar
sila Pancasila yang hingga kini menjadi dasar negara Indonesia, Meskipun Pancasila juga pada
akhirnya didapat juga dari hasil pemikiran tokoh-tokoh lain selain Soekarno, yaitu Muhammad
Yamin dan Dr. Soepomo. 11

4.2 Saran-saran
4.2.1 Membuat Tugu Inggit Garnasih
Perjuangan bu Inggit Garnasih sangat besar dalam membantu Soekarno dalam perjuangannya
baik di saat Soekarno menempuh pendidikan di THS (ITB), mensupport jiwa dan raga dalam
perjuangan dan usaha-usaha merintis kemedekaan. Penghargaan hanya dalam bentuk penamaan
jalan saja nampaknya belum dapat menyamai kebesaran jasa beliau.
Selama ini nama Inggit Garnasih masih asing di telinga masyarakat Indonesia bahkan yang
lebih menprihatinkan nama Inggit Garnasih masih asing di tanah kelahirannya yaitu Kamasan.12
Harusnya Inggit Garnasih menjadi kebanggan masyarakat Kabupaten Bandung dan Jawa Barat
dan Indonesia pada umumnya.
Agar jasa-jasa bu Inggit Garnasih selalu dikenang dan nilai-nilai yang dicontohkan beliau
maka penulis menyarankan pemerintah maupun pemerintah kota Bandung untuk membuat Tugu
Inggit Garnasih agar jasa–jasa beliau tetap lestari berlanjut dan tidak terhapus oleh zaman.
Pelestarian nilai perjuangan bu Inggit Garnasih juga dapat dengan menamakan beberapa
gedung publik dengan nama beliau, misalnya Gedung Olah Raga Inggit Garnasih, terutama bila
ada di daerah kelahiran beliau di Bandung Selatan, Hal ini adalah selain bentuk penghormatan
atas jasa–jasa beliau di saat pergerakan kemedekaan Indonesia, juga hal tersebut adalah bentuk
pengakuan negara akan ketokohan beliau.
11
https://nasional.kompas.com/read/2018/06/01/09000021/para-tokoh-di-balik-lahirnya-pancasila?page=all
12
https://id.wikipedia.org/wiki/Inggit_Garnasih
Perlu disadari bila benda-benda lama peninggalan para pahlawan bila teronggok begitu saja di
Musium-musium dan di temat-tempat perpustakaan lainnya, maka tidak akan berarti, kurang
terasa kehadirannya. Tapi apabila dipasang di tempat area publik, maka generasi milenial akan
selalu melihat dan merasakan aura, semangat juang para pahlawan tersebut.

4.2.2 Sosialisasi Jasa Inggit Garnasih


Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, maka penulis
menyarankan agar lebih mengenalkan jasa Inggit Garnasih, dengan sosialisasi jasa-jasa beliau
dengan membuat filem dokumenter tentang Inggit Garnasih. Filem tetang inggit ini sudah ada
dilakukan oleh sutradara Hanung Bramantyo.

4.3 Penutup
Inggit Garnasih adalah wanita berdarah sunda yang mewakili perjuaangan para wanita sunda
yang sebenarnya, beliau mengawal Soekarno muda, berjuang sebagai istri, dan bahwa berjuang
tidak harus selalu memikul senjata seperti pahlawan Cut Nyak Dien di Aceh, berjuang tidak
selalu harus selalu dengan mendirikan sekolah dan berakademis seperti Kartini di Jawa Tengah
dan Dewi Sartika di Bandung, Pahlawan juga tidak harus menjadi orator dan penulis ulung
seperti H. Rangkayo Rasuna Said dari Sumatra Barat.
Inggit berjuang dalam kesederhanaan hidup, kemandirian hidup tidak menggantungkan hidup
kepada orang lain walaupun sebelumnya Inggit adalah istri seorang saudagar kaya raya yaitu H.
Sanusi. Meski hidup dalam suasana keterbatasan kala itu, tapi Inggit sukses mendorong
Soekarno lulus sekolahnya dan dapat mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). Inggit meski
sekolah setaraf Madrasah Ibtidaiyah tapi dapat mengimbangi kebesaran pemikiran, keluasan
wawasan Soekarno.
Diceritakan bahwa Soekarno dan Inggit benar-benar hidup prihatin dalam mengisi biduk
rumah tangga mereka, Meski pada awalnya Inggit terbiasa hidup mewah dengan rumah tangga
sebelumuya, maka dengan Soekarno yang masih mahasiswa, maka Inggitlah yang membantu
Soekarno dalam mencapai kelulusan sekolahnya.
Inggit telah berhasil dan sampai mengantarkan Soekarno ke gerbang kemederkaan yang
dicita-citakan rakyat Indonesia, karena tak lama sesudah bahtera rumah tangga Inggit dan
Soekarno berpisah karena Inggit tidak mau dimadu, maka sesudah itu terbukalah gerbang
kemerdekaan pada 17 Agusrtus 1945 di saat Soekarno sudah beristri Fatmawati. Tapi seperti
dikisahkan di roman Soekarno Kuantar Kau Ke Gerbang, Inggit rela dan rido telah berhasil
mengantar Soekarno mencapai yang dicita-citakan yaitu Indonesia Merdeka.
Inggit tidak sempat menikmati masa-masa manis di Istana Negara, tapi Inggit bangga dan
bahagia telah mengantarkan Soekarno ke gerbang Kemerdekaan yang kita idam-idamkan.

DAFTAR PUSAKA
1. “Kuantar Ke Gerbang”, Ramadhan KH, penerbit Sinar Harapan Tahun terbit
1981

2. https://id.wikipedia.org/wiki/Inggit_Garnasih, diakses 28 Maret 2022


3. https://www.goodreads.com/book/show/5973352-kuantar-ke-gerbang, diakses 28 Maret
2022
4. https://bandungbergerak.id/article/detail/2196/bandung-hari-ini-inggit-garnasih-lahir-mendampingi-
sukarno-sampai-gerbang-kemerdekaan, diakses 28 Maret 2022

5. https://www.youtube.com/watch?v=55KWdspo2s4&t=172s, diakses 28 Maret 2022

6. https://www.boombastis.com/perjuangan-inggit-garnasih/43745, diakses 28 maret 2022

Anda mungkin juga menyukai