Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien. Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri
utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif
dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan
rasional dalam pengambilan keputusan manajerial. Penerapan manajemen
keperawatan memerlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk
menyikapi posisi masing-masing melalui fungsi manajemen (Muninjaya,
2014).
Fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai
sasaran yang akan ditujunya. Schlosser (2013) terdapat beberapa elemen utama
dalam fungsi manajemen keperawatan diantaranya yaitu planning, organizing,
actuating (coordinating & directing), staffing, leading, reporting, controlling
dan budgeting. Komunikasi merupakan bagian dari strategi coordinating
(koordinasi) yang berlaku dalam pengaturan pelayanan keperawatan. Menurut
Swansburg (2014), komunikasi dalam praktik keperawatan profesional
merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
dalam mencapai hasil yang optimal sehingga peran komunikasi sangat penting dalam
penerapan manajemen keperawatan. Adapun salah satu komunikasi yang dilakukan
perawat secara rutin yaitu kegiatan timbang terima pasien saat pertukaran shift
keperawatan yang juga merupakan salah satu dari enam sasaran keselamatan pasien.
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
yang dipahami oleh resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Alvarado, et al (2016)
mengatakan adanya standar komunikasi efektif yang terintegrasi dengan
keselamatan pasien dalam timbang terima pasien dan disosialisasikan secara
menyeluruh pada perawat pelaksana akan meningkatkan efektifitas dan
koordinasi. Efektifitas dapat ditingkatkan dengan mengkomunikasikan
informasi penting sehingga meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam
mendukung keselamatan pasien.
Timbang terima pasien adalah komunikasi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Rushton (2010) mengatakan
timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode komunikasi yang
relevan pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik
memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan,
rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana proses
keperawatan, dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Pelayanan
asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan bagi
organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan keperawatan pada saat ini
melibatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku dari para praktisi, klien,
keluarga dan dokter. Latar belakang dalam pemberian tugas dalam mutu
asuhan yang berorientasi teknik, mungkin akan didefinisikan cukup berbeda
dengan keperawatan yang lebih holistik dan ada kemungkinan bahwa metode
keperawatan hanya merupakan prosedur dan teknik bukannya interpersonal
dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu asuhan (Asmadi, 2012).
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan kelompok IV di
ruang Anggrek II diperoleh bahwa di ruangan sudah menerapkan sistem Model
keperawatan TIM moduler, namun dalam pelaksanaan belum tercapai secara
optimal secara teori, dari wawancara dengan kepala ruang Anggrek II RSUD
RAA Soewondo Pati Bu Yahyu, AMd. Keb. menunjukkan jika tingkat
kedisiplinan para pegawai bidan ruangan sudah cukup baik, aplikasi
pembagian kerja cukup optimal, kelengkapan pendokumentasian pasien cukup
baik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan di ruang Tulip di
RSUD RAA Soewondo Pati diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan
prinsip manajemen keperawatan dalam sebuah Model Penerapan Keperawatan
Profesional (MPKP) yang sesuai dengan teori dan aturan ruangan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktik manajemen keperawatan, mahasiswa mampu:
a. Melaksanakan pengkajian di ruang rawat inap Tulip
b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen
keperawatan
c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam bentuk:
1) Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan
profesional di ruangan antara lain:
a) Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan
b) Mampu membuat kebijakan kerja diruangan
c) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek keperawatan
profesional diruangan
d) Mampu mengembangkan sistem informasi manajeman keperawatan
dirungan dalam menerapkan model praktek keperawatan professional
2) Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a) Membuat struktur organisasi di ruang model praktek keperawatan
profesional
b) Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan tim di ruang model
praktek keperawatan professional
c) Membuat daftar pasien berdasarkan tim di ruang model praktek
keperawatan professional
3) Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan model
praktek keperawatan professional antara lain :
a) Mampu menerapkan pemberian motivasi
b) Mampu membentuk manajemen konflik
c) Mampu melakukan supervisi
d) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
e) Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain :
1) Operan
2) Pre conference
3) Post conference
4) Ronde keperawatan
5) Supervisi Keperawatan
6) Discharge planning
7) Dokumentasi keperawatan
4) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan
model praktek keperawatan professional antara lain :
a) Mampu memperhitungkan (BOR: Bed Occupancy Rate), yaitu
pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu
b) Mampu menghitung (ALOS: Average Length Of Stay), yaitu rata-rata
lama rawat seorang pasien
c) Mampu menghitung (TOI:Tturn Over Interval), rata-rata hari tempat
tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya
d) Mampu menghitung kejadian infeksi nosokomial
e) Mampu menghitung kejadian cedera
f) Mampu melakukan audit dokumentasi asuhan keparawatan
g) Mampu melakukan survey masalah baru
h) Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga
C. Manfaat Penulisan
1. Institusi Rumah Sakit
Memberi masukan dalam proses pelayanan keperawatan yang terbaik
bagi pasien melalui manajemen keperawatan operasional dan manajemen
asuhan keperawatan profesional sesuai Model Keperawatan Primer,
khususnya diruang Tulip RSUD RAA Soewondo Pati.
2. Perawat
Memberi masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan
klinik guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan secara profesional,
antara lain :
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal di ruang tulip
b. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga pasien.
c. Tercapainya kepuasan klien yang optimal.
d. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan pelayanan keperawatan sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang dilaksanakan.
e. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplindiri perawat di ruang Tulip.
3. Mahasiswa
Mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang manajemen dan
meningkatkan keterampilan dalam manajemen keperawatan profesional dan
efisien sesuai Model Keperawatan TIM moduler.
4. Pasien
Dengan adanya program Model Keperawatan TIM moduler di Rumah
Sakit diharapkan pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat
kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai
kepuasan klien yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai