Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan masyarakat yang berada di Daerah
Pematang Siantar Unung Manik yang tidak lancar berbahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui dampak masyarakat tidak lancar berbahasa Indonesia. Metode
dalam penelitian ini adalah deskriptif berupa penelitian kualitatif karena sumber data yang
diperoleh melalui wawancara adalah masyarakat lanjut usia yang tidak lancar berbahasa
Indonesia. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini kelompok melakukan wawancara dan
observasi, dimana hasil dari wawancara kelompok peneliti menunjukkan bahwa penggunaan
bahasa Batak di daerah ini masih melekat sehingga bahasa Indonesia sangat jarang digunakan
ketika berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainya. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat sebuah masalah yang kami temukan di daerah Pematang Siantar Unung
Manik, Kota lama yaitu ada beberapa orang yang tidak lancar berbahasa Indonesia karena
mereka yang terbiasa menggunakan bahasa batak. Akibat dari kurangnya pemahaman
masyarakat yang tinggal di Unung Manik Kota Lama Pematang Siantar mereka menggalami
kesulitan dalam berkomunikasi ketika pergi ke kota. Kesulitan yang sering mereka alami yaitu
pada saat ingin membeli sesuatu, dan pada saat menanyakan alamat. Oleh karena itu peneliti
mengangkat kasus ini untuk menyumbangkan pikiran kepada masyarakat yang tidak lancar
berbahasa Indonesia.
membina, melindungi bahasa dan sastra ketika mereka ingin menanyakan alamat.
daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan Akibatnya mereka sering menggalami
tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya menggunakan bahasa Indonesia, dan
Manik, Kota lama yaitu terdapat beberapa daerah. Kota adalah suatu himpunan
orang yang tidak lancar berbahasa Indonesia penduduk masal yang tidak agraris, yang
yang dikarenakan bahasa sehari-hari yang bertempat tinggal di dalam dan di sekitar
mereka gunakan dalam berkomunikasi ialah suatu pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan,
di daerah ini masih melekat sehingga bahasa (SoekandarWirjaatmadja, 1985: 133). Kota
Indonesia sangat jarang digunakan ketika memiliki ciri khas tersendiri dalam cara
berkomunikasi antara yang satu dengan yang berkomunikasi. Disini nilai budaya para
lainya. Masalah seperti ini sering terjadi di leluhur kurang dipelajari secara mendalam.
kalangan masyarakat yang tinggal di Itu disebabkan oleh pengaruh budaya luar
pedesaan seperti orang yang sudah lanjut yang sangat pesat perkembangannya. Orang
Batak, orang-orang tersebut menjadi terbiasa sendiri yang disebarkan oleh para leluhurnya.
berkomunikasi dengan bahasa batak. Hanya demi mengikuti trend mode saat ini,
dominan dimasyarakat daripada bahasa dengan cara mengimitasi budaya luar. Hal
Indonesia. Fenomena ini sangat banyak kita tersebut sungguh sangat mengkhawatirkan.
berkomunikasi pada saat mereka pergi ke bahasa Indonesia, serta penggunaan bahasa
kota, mereka juga menggalami kesulitan batak maupun bahasa daerah sebaiknya
digunakan apabila sedang ada kegiatan adat orang yang di wawancara. Dimana objek
antar suku. untuk mengatasi masalah yang yang diteliti yaitu masyarakat yang tinggal di
ada di daerah Pematang Siantar, Unung Unung Manik Kota Lama Pematang Siantar.
manik kota lama tersebut banyak cara yang Pertanyaan yang diberikan ialah tentang
Penelitian yang dikaji pada studi kasus ini HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini ialah hampir 50% masyarakat wawancara, peneliti terlebih dahulu
Manik yang tidak dapat menggunakan bahasa (1) kalimat apa saja yang sulit untuk mereka
Indonesia dengan baik dan benar. katakan dalam berbahasa indonesia (2) apa
yang membuat mereka menjadi tidak mahir
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan
dalam berkomunikasi menggunakan bahasa
data yang dilakukan peneliti, yaitu:
indonesia (3) seperti apa bentuk kesulitan
1. Teknik wawancara melalui proses yang sering terjadi pada mereka akibat tidak
tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, mahir dalam berbahasa indonesia.
artinya pertanyaan datang dari pihak yang Hasil penelitian ini menunjukkan
mewawancari dan jawaban diberikan oleh bahwa Di Daerah Pematang Siantar Unung
Manik, Kota lama yaitu terdapat beberapa Pada Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz
orang yang tidak lancar berbahasa Indonesia 2015 menuliskan tentang masyarakat
yang dikarenakan bahasa sehari-hari yang Indonesia yang tidak mahir dalam berbahasa
mereka gunakan dalam berkomunikasi ialah Indonesia khususnya pada daerah pedalaman
di daerah ini masih melekat sehingga bahasa Papua tidak bisa menempatkan ucapan
Indonesia sangat jarang digunakan ketika Selamat Pagi pada waktu yang tepat, mereka
berkomunikasi antara yang satu dengan yang menggucapakan Selamat Pagi pada waktu
lainya. Masalah seperti ini sering terjadi di malam hari. Punahnya bahasa indonesia di
pedesaan seperti orang yang sudah lanjut lingkunngan di daerah tersebut sudah terbiasa
usia. Seringnya menggunakan bahasa Batak, menggunakaan bahasa papua, lalu tidak
orang-orang tersebut menjadi terbiasa adanya koneksi internet yang masuk pada
Penggunaan bahasa daerah menjadi lebih Hal yang serupa ini juga terjadi pada
dominan dimasyarakat daripada bahasa daerah Unung Manik Kota Lama Pematang
Indonesia. Fenomena ini sangat banyak kita Siantar, yaitu mengalami kesulitan
Bahasa daerah merupakan salah satu indonesia. Pembahasan menggenai hsail dari
sumber kosakata Bahasa Indonesia yang wawancara yang dilakukan oleh peneliti
kebahasaan nomor 24/2009 mengatur tentang yang jarang mereka dengar contohnya
ketentuan keberadaan bahasa daerah. Dalam ‘’dimana letak alamat ini’’, ‘’berapa
bahwa bahasa daerah yang digunakan turun kalimat tersebut karena masyarakat yang
temurun oleh warga negara Indonesia di tinggal di Unung Manik Kota Lama
penipuan ketika mereka pergi ke kota. Bob Andrian Institut Agama Islam Negeri
PontianakBUDAYA KOMUNIKASI
Pada penelitian yang dilakukan oleh MASYARAKAT PERKOTAAN
peneliti di Unung Manik Kota Lama Jurnal Ilmu Komunikasi, Penyuluhan
danBimbingan Masyarakat IslamVol.
Pematang Siantar, masyarakat cenderung 3, No. 1, Januari 2020P-ISSN: 2615-
menggunakan bahasa batak dalam 3181E-ISSN: 2686-3227Halaman 30
–3
berkomunikasi pada anak mereka dan bahasa Basuki, Basuki, Yulinda Erma Suryani, and
sehari-hari, inilah yang menyebabkan Dwi Bambang P. Setiadi. "Kesulitan
Belajar Siswa dalam Pembelajaran
punahnya bahasa Indonesia di daerah Bahasa Indonesia." LITERA 16.1
tersebut. (2017).