D.111.14.0059 05 Bab Ii 20190306035649
D.111.14.0059 05 Bab Ii 20190306035649
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belimbing Manis
persebarannya, Belimbing termasuk satu jenis buah tropis yang sudah lama
luas ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya (Rukmana, 1996). Berikut
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Suku : Oxalidance
Familia : oxalidaceae
4
5
tahun secara kontinu, buah belimbing manis memiliki warna daun hijau tua,
permukaan daun cekung tipis. bentuk daun majemuk menyirip ganjil dengan anak
daun berbentuk bulat telur, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas mengkilap,
permukaan bawah buram dengan panjang 1,75 sampai 9 cm dan lebar 1,25 sampai
4,5 mm. Bunga majemuk tersusun dengan baik memiliki warna merah keunguan,
yang keluar dari ketiak daun dan di ujung cabang. Buahnya memiliki panjang
empat sampai 12,5 cm, berdaging dan banyak mengandung air saat masak
berwarna kuning. Buah belimbing memiliki biji berwarna putih kotor kecoklatan,
pipih dan berbentuk elips dengan kedua ujung lancip (Wijayakusuma dan
Dalimartha, 2000).
Adapun kandungan gizi yang terdapat pada Buah Belimbing antara lain sebagai
Karbon dioksida adalah suatu persenyawaan yang terdiri dari unsur karbon
dan oksigen yang dinyatakan dengan simbol CO2. Karbondioksida adalah suatu
unsur yang pada suhu dan tekanan atmosfier berbentuk gas. CO2 dapat digunakan
CO2.
secara fisik maupun kimia yang umumnya terdiri dari perubahan warna, tekstur,
bau, tekanan turgor sel dinding sel, zat pati, protein, senyawa turunan fenol dan
asam-asam organik.
Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu buah.
lama buah disimpan maka bobot buah semakin berkurang. Menurut Pantastico
tinggi. Hal ini disebabkan laju respirasi yang lebih tinggi. Laju respirasi
buah. Semakin tinggi laju respirasinya maka buah akan semakin pendek umur
simpannya.
buahan yang disimpan terutama disebabkan oleh kehilangan air sebagai akibat
dari proses penguapan dan kehilangan karbon selama proses respirasi. Air
dibebaskan dalam bentuk uap air pada proses transpirasi dan respirasi melalui
stomata, lenti sel, dan bagian jaringan tumbuhan lain yang berhubungan dengan
8
sel epidermis. Kehilangan air selama penyimpanan tidak hanya menurunkan bobot
2. Kekerasan
penyimpanan. Semakin lunak kulit buah maka dapat dikatakan buah telah rusak
dan tidak disukai oleh konsumen. Nilai kekerasan dinyatakan dengan satuan
mm/gram detik. Semakin tinggi nilai kekerasan, maka buah semakin lunak, hal ini
ditunjukkan dengan semakin dalamnya penetrasi jarum pada buah. Semakin lama
buah disimpan akan semakin lunak, karena propektin yang tidak larut diubah
menjadi pektin yang larut dalam asam pektat (Winarno dan Wirakartakusumah,
1981).
karbohidrat ini maka akan menyebabkan pecahnya jaringan pada buah sehingga
pada buah. Pada saat itu terjadi degradasi hemiselulosa dan pectin dari dinding sel
transpirasi akan terjadi penguapan air yang menyebabkan buah menjadi layu dan
mengerut sehingga buah menjadi lunak. Hal ini terjadi karena sebagian air pada
2011).
9
kimia. Perubahan kimia tersebut terutama pada rasa manis buah yang ditunjukkan
melalui padatan terlarut. Buah yang masak akan mengalami perubahan rasa, yaitu
masam menjadi manis. Hal tersebut karena selama proses pematangan terjadi
pemecahan polimer karbohidrat seperti pati menjadi gula. Selain itu kenaikan nilai
total padatan terlarut disebabkan oleh degradasi komponen dinding sel seperti
sederhana yang dapat larut dalam air. Akhirnya jika buah sudah mencapai batas
kejenuhannya maka gula dalam buah akan mulai berfermentasi (Eko, 2011).
komponen utama bahan padat terlarut. Semakin tinggi kandungan padatan terlarut
4. Kadar Air
buah maka kadar air, total padatan terlarut, nilai warna serta kesukaan terhadap
aroma dan tekstur buah akan semakin meningkat, tetapi kandungan vitamin C,
Selain itu Menurut Barton dalam Justice dan Bass (1979), kadar air
5. Kadar Abu
Unsur mineral dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Dalam proses
itulah disebut abu (Winarno, 2004). Abu merupakan residu anorganik dari hasil
pembakaran atau hasil oksidasi komponen organik bahan pangan. Kadar abu ada
campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan
pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan
sisanya merupakan unsur–unsur mineral. Unsur mineral juga dikenal sebagai zat
organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukkan total mineral
dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan
terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar
6. Beta Karoten
dioksidasi menjadi senyawa aldehid "all trans retinal" kemudian akan mengalami
isomerisasi geometri dalam ikatan rangkap C-11 dan -12 untu menghasilkan 11-
karotenakan lebih cepat dengan adanya sinar, dan katalis logam, khusus nya
tembaga, besi dan mangan. Oksidasi akan terjadi secara acak pada rantai
oksigen dan sebagai antioksidan yang potensial, tetapi beta-karoten efektif sebagai
pengikat radikal bebas bila hanya tersedia oksigen 2– 20 %. Pada tekanan oksigen
tinggi diatas kisaran fisiologis, karoten dapat bersifat pro-oksidan (Burton, 1989).
Kandungan betakaroten dalam bahan hasil pertanian juga berbeda-beda dan untuk
spektrofotometri.
7. Organoleptik
a. Warna
proses sintesis dari suatu pigmen tertentu, seperti karotenoid dan flavonoid,
b. Aroma
tetap terjadi pada proses pematangan buah. Umumnya perubahan fisik yang
terjadi meliputi perubahan warna, tekstur, dan aroma. Perubahan kimia yang
(Rachmawati, 2010).