Anda di halaman 1dari 4

Prinsip Bioetik

1. Non Maleficence
2. Beneficence
3. Autonomy
4. Justice
Non maleficence
- Merupakan bagian dari beneficience
- Prinsipnya Do No Harm
- Bioetik ini paling penting di terapkan saat menolong pasien Gawat darurat (Emergency)
Misalnya; pasien dalam keadaan bahaya, dokter sanggup mencegah bahaya terseut (hanya
mengalami resiko minimal.
- Tidak membunuh pasien
- Tidak memandang pasien sebagai objek
- Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
- Pada kasus emergency informed consent tidak terlalu di utamakan
Beneficence
- Prinsip paling pentingnya yaitu mengutamakan Altruism
- Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
- Kewajiban menolong pasien Gawat darurat
- Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya
- Menjamin kehidupan baik minimal manusia
- Minimalisasi akibat buruk
Autonomy
- Merupakan bioetik yang mengubah prinsip paternalistik dokter-dokter dulu yang dimana
menganut prinsip otoritas absolut
- Bioetik ini dapat dipakai pada kasus non emergency
- Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
- Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
- Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)
- Informed Consent sangat di perlukan saat penerapan autonomy
- Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendri
Justice
- Ditentukan oleh skala prioritas yang bersifat universal, dan proporsional
- Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
- Menghargai hak sehat pasien
- Tidak melakukan penyalahgunaan
- Menghargai hak hukum pasien
- Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial
Bioetik adalah Tindakan Preventif dari Medikolegal agar tidak masuk dalam malpraktek atau
bahkan masalah hukum.
Clinical Ethics
1. Medical Indication ( Mirip seperti Beneficience)
2. Patient Preferences ( Mirip seperti Autonomy)
3. Quality of Life (Mirip seperti Beneficience dan Non Maleficence)
memperbaiki, menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani.
4. Contextual features
- Hal non medis yang banyak mempengaruhi dalam penentuan keputusan. Misalnya
berkaitan 9dengan Kebudayaan, suku, masalah keluarga, masalah hukum, Agama,
ataupun Terkait penelitian.
Aliran berpikir etik
1. Deontology
Perbuatan yang bisa disebut baik dalam arti sesungguhnya hanyalah kehendak yang baik
2. Utilitarisme
baik buruknya perbuatan manusia itu menurut aliran ini diukur dari segi kemanfaatan
yang mendatangkan kemanfaatan sebanyak banyak nya bagi umat manusia
3. Relativism Protagoras
- Pandangan moral tidak dapat dibuktikan benar bagi setiap orang;
- Orang harus mengikuti kesepakatan tak tertulis kelompoknya sendiri
4. Liberal Individualism
Keyakinan bahwa seseorang harus diakui oleh apa yang membuat mereka, dan
mereka hanya unik atau berbeda dari seluruh penduduk
Prima Facie
- Merupakan kombinasi dari bioetik dan clinical ethics, yang dimana Medical Indication
merupakan yang tertinggi (hal yang paling penting), dimana pada medical indication ini
juga menyebabkan adanya kontak antara dokter dan pasien
- Setelah medical indication ada 4 bioetik yang juga penting, yaitu beneficence, non
maleficence, autonomy, dan justice dan ditambah dengan Respect For Others.
- Dan jika dihubungkan dengan Contextual Feature dan Quality of Life, maka inilah yang
membantu kita membuat keputusan clinical ethics
Contoh Kasus
1. Perempuan, 35 tahun, G2P0A1 usia kehamilan 12 minggu, terkonfirmasi positif Covid 19
dengan keluhan batuk, sesak, dan demam. Hasil USG kondisi janin baik. Dilakukan
penanganan sesuai protocol Covid 19. Berdasarkan Pertimbangan medis pasien,
dilakukan Informed consent untuk terminasi kehamilan. Keluarga menolak dan sangat
berharap agar kehamilan di pertahankan. Riwayat pasien menikah 8 tahun dan belum
memiliki anak
Pembahasan
Aspek Bioetik pada kasus yaitu Beneficence dan Non Maleficence bertentangan dengan
bioetik autonomy.
Pada bioetik beneficence, dan non maleficence didasarkan atas keputusan dimana
kehamilan pasien harus segera di terminasi untuk menyelamatkan ibunya, sedangkan hal
ini bertentangan dengan bioetik autonomy dimana pasien dan keluarga berhak
menentukan nasib sendiri dan mengambil keputusan sendiri.
Dan untuk Keputusan Klinik adalah terminasi, diambil berdasarkan pertimbangan Quality
of Life, Medical Indication dan Beneficence serta Non Maleficence, yang dimana dalam
hal ini terjadi pertentangan dengan Patient Preferences dan Contextual Feature.

2. Perempuan, 28 tahun , kehamilan pertama dengan usia 34 minggu (Preterm), masuk


rumah sakit dengan keluhan batuk, demam, dan sesak. Hasil foto thorax gamnaran
pneumonia bilateral paru. Hasil swab dan rapid test positif dan pasien diisolasi sebagai
pasien terkonfirmasi Covid-19

Pembahasan

Bioetik pada kasus ini adalah Beneficence dan non Maleficence, dan keputusan klinik
yaitu terminasi kehamilan hal ini mempertimbangkan keselamatan ibu lebih penting, usia
ibu masih muda dan usia janin yang masih 34 minggu (preterm) sehingga dengan harapan
ibu selamat dan kesempatan untuk hamil lagi masih ada.

3. Perempuan, 389 tahun, dengan tanda-tanda inoartu, rencana persalinan aterm dengan
COVID 19. Penatalaksanaan terhadap setiap ibu hamil dilakukan berbasis early warning
system (EWS) Covid 19 yang mengkombinasikan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang (Darah, khususnya limfosit, neutrophil, rapid test, CT thorax,
foto Thorax dan Swab/PCR). Pasien menolak untuk dirujuk ke RS Khusus Covid-19 dan
menolak pemeriksaaan lanjutan dengan swab. Bila tetap dirujuk pasien akan pulang
paksa
Pembahasan
Pasien yang tidak mau di rujuk disini merupakan kategori Contextual features dimana
adanya ketakutan masyarakat terhadap stigma masyarakat jika di rawat di RS rujukan
Covid 19.

Pihak medis dalam kasus ini pasien harus dirujuk dengan mempertimbangkan
beneficence dimana dalam menolong pasien terutama pasien covid 19, pihak medis dan
rumah sakit harus punya kesiapan, baik alat pelindung diri ataupun ruang isolasi untuk
keselamatan/ manfaat secara universal

Anda mungkin juga menyukai