COLIK AMDOMEN
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal. Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran
isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal. Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di
antara dada dan region inguinalis. Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan
gejala dari suatu penyakit.
Nyeri akut abdomen didefinisikan sebagai serangan nyeri perut berat dan
persisten, yang terjadi tiba-tiba serta membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi
penyebabnya. Appley mendefinisikan sakit perut berulang sebagai serangan sakit perut
yang berlangsung minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1
tahun terakhir dan mengganggu aktivitas sehari-hari (Markum, 1999). Colic Abdomen
adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ yang
terdapat dalam abdomen (perut).
Mekanis
a) Ileus Paralitik
b) Lesi medula spinalis
c) Enteritis regional
d) Ketidakseimbangan elektrolit
e) Uremia
Gejala lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen Anorexia, nausea dan muntah,
konstipasi atau diare sering menyertai nyeri abdomen, tetapi bukan merupakan gejala
yang spesifik sehingga tidak memiliki nilai diagnostic yang tinggi.
a) UNTAH Saat distimulasi oleh serat aferen visceral sekunder, the medullary vomiting
centers mengaktivasi serat eferen yang menginduksi reflex muntah. Oleh karena itu,
nyeri abdomen akut (acute surgical abdomen) biasanya terdapat muntah yang juga
berlaku sebaliknya .
b) KONSTIPASI Reflex ileus sering diinduksi oleh serat aferen visceral yang
merangsang serat eferen saraf simpatis(splanchnic nerves) untuk menurunkan
peristaltic usus.
1. Visera perut
2. Organ lain di luar perut
3. Lesi pada susunan saraf spinal
4. Gangguan metabolic
5. Psikosomatik
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba-tiba atau sudah
berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak boleh pasien
berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh pasien
tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari organ dalam
abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari dinding perut nyeri (nyeri
somatik) . Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk
khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan berlangsung akut biasanya
menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan
disertai fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dan nyeri abdomen bisa
mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun sebagian
nyeri dirasakan penjalaran dari tempat lain.
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Komplikasi
G. Penatalaksaan Medis
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur semalaman karena
diare, merasa gelisah dan ansietas,pembatasan aktivitas/kerja sehubungan dengan efek proses
penyakit.
b. Sirkulasi
Gejala : Tachikardi ( respons terhadp demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri )
Kulit/membran mukosa : Turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi /maal nutrisi)
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, misal : merasa tidak berdaya/tak ada harapan.
Faktor stress akut/kronik, misal : hubungan dengan keluarga/pekerjaan, pengobatan yang mahal.
e. Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk sampai bau dan berair. Episode diare berdarah tak
dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat dikontrol ( sebanyak 20-30 kali
Tanda : Menurunnya bising usus, tidak adanya peristaltik ataw adanya peristaltuk yang dapat
dilihat.
f. Makanan/cairan
g. Higien
h.Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah ( mungkin hilang dengan defekasi ).
i.Keamanan
Tanda : Lesi kulit mungkin ada misalnya : eritema nudusum ( meningkat, nyeri tekan,
A. Analisa data
- Keterbatasan
Hipotalamus
kemampuan melakukan
keterampilan motorik
Mediator nyeri
kasar dan halus
- Tidak ada kordinasi
Nyeri Akut
atau atau pergerakan yang
tersentak-sentak Gangguan rasa nyaman
- Keterbatasn ROM
- Kesulitan berbalik ketidakmampuan
beraktivitas
- Perubahan gaya
berjalan (penurunan
hambatan mobilitas fisik
kecepatan berjalan,
kesulitan memulai jalan,
langkah sempit, kaki
diseret)
- Penurunan waktu
reaksi
- Bergerak
menyebabkan nafas
menjadi pendek
- Pergerakan yang
lambat
- Bergerak
menyebabkan tremor
‐ Tremor, suara
bergetar, anoreksia
‐ Peningkatan nadi,
peningkatan nafas, pupil
melebar
‐ Anoreksia, mual,
diare,
‐ Gangguan tidur
6. Batasan karakteristik: Batu saluran kemih Defisiensi
- Perilaku hiperbola pengetahuan
- Ketidakakuratan Virus/bakteri
mengikuti perintah
- Ketidakakuratan Infeksi
performa uji
- Perilaku tidak tepat perubahan status kesehatan
(mis. hysteria,
bermusuhan, agitasi, Defisit informasi
apatis)
- Pengungkapan Defisiensi pengetahuan
masalah
Masalah keperawatan
1. Nyeri Akut
5. Ansietas
6. Defisiensi pengetahuan
Diagnosa Keperawatan
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorbsi nutrisi dan gangguan hipermetabolik ditandai dengan penurunan berat badan,
4) Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri dan perubahan status kesehatan
informasi
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
Menurut (Setiadi, 2012) dalam buku konsep dan penulisan asuhan keperawatan
tahapan penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
Terdapa dua jenis evaluasi:
a. Evaluasi Formatif (Proses) Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses
keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera
setelah perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi 4
komponen yang dikenal dengan istilah SOAP :
1) S (subjektif) : Data subjektif dari hasil keluhan klien, kecuali pada klien yang afasia.
2) O (objektif) : Data objektif dari hasi observasi yang dilakukan oleh perawat.
3) A (analisis) : Masalah dan diagnosis keperawatan klien yang dianalisis atau dikaji dari
data subjektif dan data objektif.
4) P (perencanaan) : Perencanaan kembali tentang pengembangan tindakan keperawatan,
baik yang sekarang maupun yang akan datang dengan tujuan memperbaiki keadaan
kesehatan klien.
b. Evaluasi Sumatif (Hasil)Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah
semua
aktivitas proses keperawatan selesi dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan
menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Ada 3
kemungkinan evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan (Setiadi,
2012), yaitu:
1) Tujuan tercapai atau masalah teratasi jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.
2) Tujuan tercapai sebagian atau masalah teratasi sebagian atau klien masih dalam proses
pencapaian tujuan jika klien menunjukkan perubahan pada sebagian kriteria yang telah
ditetapkan.
3) Tujuan tidak tercapai atau masih belum teratasi jika klien hanya menunjukkan sedikit
perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali.