Diajukan oleh :
1
DAFTAR ISI
BAB 1PENDAHULUAN.....................................................................................4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Studi Kasus 7
D. Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................9
2
4. Mekanisme Kerja Teknik Otot Progresif Terhadap Penurunan
Kecemasan.......................................................................................................36
D. Kerangka Teori 38
E. Kerangka Konsep 39
BAB IIIMETODE STUDI KASUS....................................................................40
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) diartikan sebagai penyakit metebolisme yang
termasuk dalam kelompok gula darah yang melebihi batas normal atau
et al., 2020).
glukosa darah ke dalam sel, glukosa yang di simpan dari hati dan glukosa
yang di keluarkan dari hati sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah
juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.Senada
4
memprediksi kenaikan jumlahpenyandang DM dari 7,0 juta pada tahun 2009
menjadi 12,0 juta pada tahun 2030.Menurut WHO, saat ini Indonesia
5
menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes Melitus di dunia
kenaikan prevalensi kejadian DM dari 6.9% pada tahun 2015 menjadi 8,5%
peningkatan yaitu tahun 2019 sejumlah 13.450 jiwa, tahun 2020 sejumlah
3.908 jiwa, dan tahun 2021 sejumlah 17,747 jiwa dengan wilayah yang
Data dari Rumah Sakit Toto Kabila Kabupaten Bone bolango bahwa
jumlah pasien yang dirawat di RSU Toto Kabila dengan diagnosa Diabetes
tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mengurangi cemas yang dirasakan
oleh pasien.
6
Terbatasnya informasi mengenai penyakit Diabets Melitus pada pasien
pada sesuatu yang terjadi dengan penyebab tidak jelas dan dihubungkan
dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Penanganan Ansietas pada
2020).
mengurangi ketegangan otot dengan proses yang simple dan sistematis dalam
mulai dengan otot wajah dan berakhir pada otot kaki. Terapi Relaksasi Otot
7
melakukan Relaksasi Otot Progresif secara kontinu selama 3 hari dapat
Kabila”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam studi kasusini adalah “Bagaiamana gambaran
Kabila”.?
2. Tujuan Khusus
Progresif.
8
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Masyarakat/Pasien
5. Bagi Penulis
Diabetes Melitus dengan cara terapi relaksasi otot progresif di RSU Toto
Kabila.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Gumilang, 2020).
10
Diabetes Mellitus biasa disebut dengan the silent killer karena
11
12
Trisnawati, 2013)
(ADA) Tahun 2010, meliputi DM tipe I, DM tipe II, DM tipe lain dan
DM gestasional.
a. Diabetes Melitustipe I
ogenik. Hal ini disebabkan oleh penyakit tertentu (antara lain infeksi
b. Diabetes Melitustipe II
untuk kadar gula puasa normal adalah< 126 mg/dl, sedangkan untuk
kadar gula darah 2 jam setelah makan yang normal < 200mg/dl.
(ADA,2010).
2. Etiologi
Penyebab penyakit ini belum di ketahui secara lengkap dan
pentamidine.
mmHg.
i. Kurang olahraga.
3. Patofisiologi
Tarwoto, dkk (2016) meyatakan Diabetes melitus adalah kumpulan
40-50 unit, untuk mempertahankan gula darah tetap stabil antara 70-120
mg/dl.
memindahkan glukosa dari darah keotot, hati dan sel lemak. Pada
4. Manifestasi Klinis
a. Sering kencing atau meningkatnya frekuensi buang air kecil (Poliuri)
pada mata yang dapat merusak retina serta kekeruhan pada lensa.
17
menyerang kulit.
g. Ketonuria
melalui ginjal.
5. Komplikasi
Menurut Melevo Rendy Margareth (2015) komplikasi yaitu:
a. Akut
a. Edukasi
b. Terapi gizi
keluarganya.
c. Intervensi gizi
19
hanyakegemukanmetodesehatuntukmengendalikanberat badan,
d. Aktifitasfisik
kebugaranharustetapdilakukanlatihanjasmaniselainuntukmenjagakeb
memperbaikisensitivitas insulin,
status kesegaranjasmani.Untukmerekarelatifsehat,
20
glukosadarahdalamupayauntukmenguranguterjadinyakomplikasivask
Suddarth,2002).
darahserendahmungkinmendekatinormal.Dalampengelolaan DM
ketahuisecarakhususfaktorpenyebabnya.
Kecemasanmerupakankeadaanperasaanafektif yang
Ansietasdapatdigunakansebagaialatperingatan yang
memberikantandabahayakepadaindividutersebut.
dirasakan.
2. Tingkat kecemasan
Stuart (2007) membagitingkatkecemasanmenjadiempattingkatantara lain:
a. Kecemasanringan
Kecemasaniniberhubungandenganketegangandalamkehidupanseh
meningkatkanlapangpresepsinya.Kecemasaninidapatmemotivasibelaja
r dan menghasilkanpertumbuhansertakreafitas.
tekanandarahnaik,gejalaringan pada
lambung,mukaberkerit,bibirbergetar.
Responkognitifmereupakanlapangprespsiluas,
tangan,suarakadang-kadangmeningkat.
b. Kecemasansedang
Kecemasansedangmemungkinkanseseoranguntukmemusatkan
sehinggaseseorangmengalamiperhatian yang
Responkognitiflapangprespsimenyempit, rangsanganluartidakmampu
c. Kecemasanberat
Kecemasanberat sangat
Semuaperilakuditujukanuntukmenghentikanketeganganindividudenga
nkecemasanberatmemerlukanbanyakpengarahanuntukdapatmemusatk
Responkognitif :lapangpresepsiamatsempit,
emosi :perasaanancamanmeningkat.
d. Panik
Hilangnyakontorl,
menyebabkanindividutidakmampumelakukanapapunmeskipundengan
kehilangankendali.
1) Teoripsikoanalitik
kecemasantimbulkarenakonflikantaraelemenkepribadianyaitu id
mecerminkanhatinuraniseseorang dan di
kendalikannormabudayanya. Ego
2) Teori interpersonal
Menurutteoriinikecemasantimbuldariperasaantakutterhada
ptidakadanyapenerimaan dan
menimbulkankelemahanspesifik.
3) Teori Behavior
25
Kecemasanmerupakanprodukfrustasiyaitusegalasesuatu
yang menggangukemampuanseseoranguntukmencapaitujuan
yang di inginkan
4) TeoriPrespektifkeluarga
Kecemasandapattimbulkarenapolainteraksi yang
tidakadaptifdalamkeluarga.
5) Teoriperspektifbiologi
Fungsibiologismenunjukkanbahwaotakmengandung
preceptor
khususbenzobiapine.Reseptorinimungkinmembantumngaturkece
(GABA) juga
mungkinmemaikanperanutamadalammekanismebiologisberhubu
ngandengankecemasansebagaimanaendomirfin.
Selainitutelahdibuktikanbahwakesehatanumumseseorangmempu
Kecemasandapatdisertaigangguanfisik dan
menurunkankapasitasseseoranguntukmengatasi stressor.
b. Faktorpresipitasi
Faktorpresipitasiadalahfaktor-faktor yang
Faktorpencetustersebutadalah:
26
1) Ancamanterhadapintegritasseseorang yang
meliputiketidakmampuanfisiologisataumenurunnyakemampuan
untukmelakukanaktivitashidupsehari-hari.
2) Ancamanterhadapsistemdiriseseorangdapatmembahayakanidenti
sindromkecemasanbervariasitergantungtingkatkecemasan yang
1) Gejalafisiologis
2) Gejalaemosional
3) Gejalakognitif
27
Tidakmampuberkonsentrasi, kurangnyaorientasilingkungan,
5. Responataugejalaterhadapcemas
responataugejaladaricemasmenurut HARS (Nursalam, 2013) yaitu :
4) Perasaancemas
5) Ketegangan
6) Ketakutan
7) Gangguantidur
8) Gangguankesadaran
Sulitberkosentrasi, dayaingatburuk
9) Peranandepresi
bangundinihari, perasaantidakmenentuatauberubah-
ubahsepanjanghari.
10) Gejalasensorik
perasaandistusuk-tusuk.
suaratidakstabil.
12) GejalaCardiovasculer
detakjantungmenghilangberhentiksekejap.
13) Gejalarespirasi
nafaspendekatausesak.
ejakulasidini.
16) Gejalaotonom
sakitkepala.
17) Tingkahlaku
6. GejalaKlinisKecemasan
Gejala-gejalakecemasan yang timbul pada
mengalamikecemasan yang
tampakdalampenampilanberupagejalafisikmaupun mental.
a. Gejalafisik
18) Jaritangandingin
19) Detakjantungsemakincepat
20) Keringatdingin
21) Kepalapusing
22) Nafsumakanberkurang
23) Tidurtidaknyenyak
b. Gejala mental
1) Ketakutanmerasaakantertimpabahaya
2) Tidakdapatmemusatkanperhatian
4) Inginlaridarikenyataan
mengemukakangejalakecemasanada 3 yaitu:
a. Gejalafisikberupakegelisahan, anggotatubuhbergetar,
banyakberkeringat, sulitbernafas,
dan tersinggung.
30
dan dependen.
menakutkanakansegeraterjadi,ketakutanakanketidakmampuanuntuk
sulitberkonsentrasi.
7. DinamikaKecemasan
Individu yang mengalamikecemasandipengaruhi oleh
telahdilakukan, sepertikekhawatiranakanadanyakegagalan.
Dinamikakecemasan,
ditinjaudariteoripsikoanalisisdapatdisebabkan oleh
adanyatekananburukperilakumasalalusertaadanyagangguanmental.Ditinja
8. PengukuranKecemasan
Penilaiankecemasandapat di ukurdenganmenggunakanskala
mudahtersinggung.
lesu.
d. Gangguantidursukartidur, terbangunoadamalamharitidakakanpulas,
dan mimpiburuk.
e. Gangguankecerdasansepertimenurunnyadayaingat,
mudahlupa,dansulitberkonsentrasi.
f. Perasaandeprasisepertihilangnyaminat, berkurangnyakesenangan
dan detakjantunghilangsekejap.
buluromaberdiri, pusingatausakitkepala
n. Perilakusaatwawancarayaitugelisah, jari-jarigemetar,
9. PenatalaksanaanKecemasan
a. Penatalaksanaanfarmakologi
Pengobatanuntuk anti
kecemasanterutamabenzodiazepineyangmencakupdiazepan(valium)
anjurkanuntukjangkapanjangkarenapengobataninimenyebabkanketer
25) Distraksi
Distraksimerupakanmetodeuntukmenghilangkankecemasan
dengancaramengalihkanperhatian,
33
Stimulasisensori yang
menyenangkanmenyebabkanpelepasanendorfin yang
bisamenghambatstimulasicemas yang
efektifadalahmemberikandukungan spiritual
sehinggadapatmenurunkanhormon-hormonstressor,
mengaktifkanhormonendorfinalami,meningkatkanperasaanrileks
memperbaikisistemkimiadalamtubuhsehinggamenurunkantekan
andarahsertamemperlamabtpernapasan,
detakjantung,denyutnnadi,danaktifitasgelombangotak.
Lajupernapasan yang
lebihdalamataulebihlambattersebutmenimbulkanketenangan,ken
26) RelaksasiProgresif
Untukmengatasikecemasandapatdigunakanteknikrelaksasi
visualisasisertarelaksasiprogresif (isaacs,2005).
melihathubunganteganganototdengankecemasan,
harapkanteganganemosimenurun. Bila di
lakukansecarateraturteknikrelaksasi yang
dilakukandapatmengurangikegelisahan dan
C. Tinjauan tentangRelaksasiOtotProgresif
1. Pengertian
Kushariyadi (2011)
menyatakanbahwaterapiototprogresifsedangkanmenuruttahnikrelaksasiny
aadalahrelaksasiototdalam yang
tidakmemerlukankeuletan,imajinasiatausugesti (polapikirseseorang)
(Gumilang, 2020)
pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem saraf simpatis
Yuswiyanti, 2018)
secarafarmakologidapatdiberikanobathipoglikemik oral.
35
Secaranonfarmakologimerupakanterapidalamupayamengendalikankadar
satunyaadalahteknikrelaksasiototprogresif.
Keuntungandarilatihanrelaksasiototprogresif (PMR)
klien dengan teknik relaksasi otot dengan tujuan dapat mengurangi dan
d. Depresi
f. Perawatantirah baring
3. Prosedur
Menurut (Kushariyadi,2011)prosedurterapirelaksasiototprogresifyaitu:
1) Genggamkeduatangansambilmembukakepalan
2) Buatkepalansemakinkuatsambilmerasakansensasiketeganggano
tot
3) Kepalantanganpasiendilepaskan dan di
panduuntukmerasakanrilekssepuluhdatik
yang di alami
Keduatangansejajarkedepanjari-jarimenghadapkelangit dan
1) Keduatanganmengenggamsambilmengepal
2) Setelahmengepaltarikkeduatanganmenujupundak bahu
diharapakanmengendur.
tingginyasampaimenyentuhkeduatelinga
leher
dan rahang
2) Keduamata di
penjamkansehingamerasakanketeganototsekitarkeduamata
Dengancaramengigitgigisampaimerasakanketegangan pada
ototrahang
Bibirdirapatkankemudianmemoncongkansekuat-
kuatnyasampaimerasakanketeganganototmulut
belakang
1) Diawaligerakanototleherbagianbelakangkemudianototleherbagi
andepan
3) Dorongkepalamenekanbantalsehinggamerasakanketeganganoto
tleherbagianbelakang
1) Kepalamenghadapkebawah
1) Tarik nafaspanjangtahanbeberapasaatkemudianhembuskan
38
di ulangisekalilagi
tarikperutatau abdomen
kedalamselamasepuluhdetikdenganmenahannyakemudianbebaskan
kembalisepertikeadaansemula.
luruskankemudiantahanselamahitungankesepuluh
kemudiantahanselamahitungankesepuluh, Ulangigerakan
masing-masing duakali.
Berikutadalahhal-hal yang
perludiperhatikandalammelakukankegiatanterapirelaksasiototprogresif
a. Janganterlalumenegangkanototberlebihkarenadapatmelukaidiri.
dilaksanakanselama 7 hariuntukmembuatrelaks.
c. Perhatikanposisitubuh. Lebihnyamandenganmatatertutup.
Hindaridenganposisiberdiri.
e. Memeriksaapakahklienbenar-benarrelaks.
f. Terus-menerusmemberikanintruksi.
bekerjalebihdominanyaitusistemsyarafsimpatis,
yangkerjanyasalingberlawanan, ketikaotot-otot di
Selainitugerakanrelaksasiototprogresifinimenstimulasipengeluaranhormo
tubuh.Hormoninidapatberfungsisebagianobatpenenangalami yang
bekerjamengikatreseptor yang
adasistemlimbik,sistemlimbikadalahbagiandariotak yang di
Setelahseseorangmelakukanrelaksasidapatmembantutubuhnyamenjadirel
aks, dengandemikiandapatmemperbaikiberbagaiaspekkesehatanfisik
E. KERANGKA KONSEP
Teknik relaksasinafasdalam
TingkatKecemasan
1-6=Tidakadakecemasan7-12=Kecemasanringan
13-18=Kecemasansedang
19-24=Kecemasanberat
Tingkat Kecemasan
25-30=Kecemasanberatsekali/panik
Variabelpengganggu
Teknikrelaksasiototprogresif
Keterangan :
inimerupakanjenispenelitiankualitatifdengandesainataupendekatanstudikasu
s.
Mellitus. Dengankriteriainklusisebagaiberikut :
2) Bersediamenjadiresponden
3) Pasiendenganulkusdekubitus
C. Focus studikasus
Penelitianinimembahastentangbagaimanapenerapanpenurunankecemasan
D. Definisi Operasional
ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau melibihi
batas normal.
ketahuisecarakhususfaktorpenyebabnya.
43
D. Tempat DanWaktu
Studi Kasus iniakan dilaksanakan pada bulan April 2023 berlokasi di RSUD
E. Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data yang di gunakan meliputi wawancara, observasi,
pasien.
F. Penyajian Data
Penyajian data ini dilakukan dengan penyajian terstruktural / narasi yang
diteliti.
sopan santun, tata susila dan perkerti dalam pelaksanaan penelitian. Etika
6. Keiklasan (voluntary)
subjek atau tidak, peneliti tidak berhak memaksa untuk menjadi subjek
7. Kerahasiaan ( confidentially )
8. Anonymity
Klien mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
tidak dikenali.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, L., & Tomayahu, M. B. (2019). Tingkat Stres Dengan Kadar Gula Darah.
Journal Health and Sport, 1(1), 1–5.
Batubara, K., & Limbong, P. R. B. (2021). Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur
dengan Tindakan Relaksasi Otot Progresif pada Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2. Jurnal Keperawatan Profesional, 2(2), 39–48.
https://doi.org/10.36590/kepo.v2i2.168
Dixit, A. M., Subba Rao, S. V., Article, O., Choudhary, K., Singh, M.,
Choudhary, O. P., Pillai, U., Samanta, J. N., Mandal, K., Saravanan, R.,
Gajbhiye, N. A., Ravi, V., Bhatia, A., Tripathi, T., Singh, S. C. S., Bisht, H.,
Behl, H. M., Roy, R., Sidhu, O. P., … Helmy, M. (2018). Pengaruh
Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kecemasan Pada Lansia Di Desa
Kertobanyon Kecamatan Geger Kabupaten Madiun.
Febrianti, D., Hamid, A. Y. S., & Wardani, I. Y. (2015). Gambaran Asuhan
Keperawatan Pada Klien Hipertensi Dengan Ansietas Menggunakan
Pendekatan Uncertainty in Illness Dan Comfort Theory. Jurnal Ilmu
Kesehatan, 7(2), 113–118.
Gumilang, D. S. (2020). Dias Satrio Gumilang 17.1974.P.
Karina, Y., & Widiani, E. (2020). Relaksasi Otot Progresif Pada Klien Diabetes
Mellitus Dengan Masalah Keperawatan Ansietas ( Studi Kasus ). Jurnal
Keperawatan Dan Kebidanan, 3(1), 7–16.
Lestari, K., & Yuswiyanti, A. (2018). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi di Ruang Wijaya
Kusuma RSUD DR. R Soeprapto Cepu. Jurnal Keperawatan Maternitas,
3(1), Halaman 27-32.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKMat/article/view/4017
Manggasa, D. D., Made, N., Nilasanti, R., Rantesigi, N., & Sufyaningsi, U.
(2020). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS
Implementation of Progressive Muscle Relaxation Against Ansietas in
Nursing Care for Diabetes Mellitus Patients. Madago Nursing Journal, 1(2),
29–32. http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/MNJ/article/view/267/142
46