Askep Jiwa DPD KLP 15 Fix
Askep Jiwa DPD KLP 15 Fix
Mata Kuliah :
KEPERAWATAN JIWA
Dosen pembimbing
Ns.Amar Akbar
Makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien dengan Defisit
Perawatan Diri” telah disahkan dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Disetujui oleh :
Ns.Amar Akbar
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih
banyak atas bantuan dari pihak lain yang menyumbang baik materi maupun pikiran.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kesalahan
kami.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Asuhan Keperawatan Jiwa pada
Klien dengan Defisit Perawatan Diri dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah................................................................................................... 2
5.2 Tujuan.................................................................................................................... 75
5.4 Pengorganisasian................................................................................................... 75
iii
5.7 Kriteria Hasil......................................................................................................... 78
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan............................................................................................................ 93
6.2 Saran...................................................................................................................... 93
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Defisit perawatan diri merupakan salah satu perilaku klien gangguan jiwa dimana
seseorang mengalami gangguan atau hambatan dalam melakukan atau menyelesaikan
aktivitas sehari-hari. Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami kelainan dalam melakukan atau menyelesaikan suatu aktivitas sehari-hari secara
mandiri dan merupakan satu masalah yang sering timbul pada klien dengan gangguan jiwa
(Yusuf, 2015) dan menurut Fitria (2009) Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi
pada seseorang yang mengalami kelemahan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas
perawatan dirinya secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaiana/berhias, makan, dan
BAB/BAK (toileting). Keterbatasan yang dialami oleh klien gangguan jiwa biasanya
diakibatkan karena stessor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien, sehingga klien
tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri (Direja, 2011). Defisit perawatan diri
apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan klien mengalami gangguan kesehatan
dan memperburuk penyakitnya. Dampak fisik dari defisit perawatan diri adalah banyaknya
gangguan kesehatan akibat tidak terjaganya kebersihan diri.
2
8. Untuk mengetahui SPTK Defisit Perawatan Diri
9. Untuk mengetahui Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian
kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan
salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis
sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat. (Ah.
Yusuf, 2015)
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhikebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuaidengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidakdapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah
gangguankemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan,
toileting).Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatanseseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah
kondisi dimanaseseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya .
Menurut Herdman (2012) definisi defisit perawatan diri sebagai suatu gangguan
didalammelakukan aktifitas perawatan diri (kebersihan diri, berhias, makan, toileting).
Sedangkanperawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia untuk
memenuhikebutuhannya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan
sesuaidengan kondisi kesehatannya.
Defisit Perawatan Diri adalah suatu gangguan dalam melakukan aktivitas perawatan
diri (kebersihan diri, berhias, makan, toileting). Sedangkan perawatan diri merupakan salah
satu kemampuan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya (Ade, 2011).
4
2.2 Jenis-Jenis Perawatan Diri
1. Kurang perawatan diri: Mandi/kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitasmandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri: Mengenakan pakaian/berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakaipakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri: Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkanaktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri: Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri. (Lilik Ma'rifatul Azizah, 2016)
2.3 Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut:
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individusehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
5
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapatmeningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia
harusmenjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diriseperti
penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
6
2.5 Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a) Fisik
- Badan bau, pakaian kotor.
- Rambut dan kulit kotor.
- Kuku panjang dan kotor.
- Gigi kotor disertai mulut bau.
- Penampilan tidak rapi
b) Psikologis
- Malas, tidak ada inisiatif.
- Menarik diri, isolasi diri.
- Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c) Sosial
- Interaksi kurang.
- Kegiatan kurang
- Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
- Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
manditidak mampu mandiri
Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah:
1. Data subyektif
a. Pasien merasa lemah
b. Malas untuk beraktivitas
c. Merasa tidak berdaya.
2. Data obyektif
a. Rambut kotor, acak – acakan
b. Badan dan pakaian kotor dan bau
c. Mulut dan gigi bau.
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku panjang dan tidak terawat
7
c. Isolasi diri, menarik diri
d. Intelektualisasi
(Lilik Ma'rifatul Azizah, 2016)
Adaptif Maladaptif
perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu untuk berperilaku
adaptif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawtan
diri.
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak : saat pasien mendapatkan stressor
kadang-kadang pasien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak perduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stress (Ade, 2011)
8
3) Sosial. Kurangnya dukungan sosial dan situasi lingkungan mengakibatkanpenurunan
kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Faktor presiptasi yang dapat menimbulkan defisit perawatan diri adalah
penurunanmotivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah, lemah yang dialami
individusehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri
(Nurhalimah, 2016).
2.9 Pathway
Isolasi social
9
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1 Pengkajian
Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan melalui observasi adalah
sebagai berikut :
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
danbau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur,
padapasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai denganketidakmampuan
mengambil makan dan minum sendiri, makan berceceran, danmakan tidak pada
tempatnya.
10
d. Ketidakmampuan BAB dan BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB dan BAK tidak
pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB dan BAK
(Nurhalimah, 2016)
11
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan pada klien
apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien. Memeriksa apakah ada kekurangan pada
kondisi fisiknya
f. Psikososial
1. Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
komunikasi, pengambilan keputusan, dan pola asuh. Penelusuran genetik yang
menyebabkan/menurunkan gangguan jiwa merupakan hal yang sulit dilakukan
hingga saat ini.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai,
reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang disukai.
Pada klien dengan deficit perawatan diri biasanya ditemukan adanya perubahan
fisik yang sehingga membuat individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien terhadap status
dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan, keunikan yang
dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya dan posisinya. Klien dengan deficit
perawatan diri tidak puas akan dirinya sendiri dan merasa tidak berguna sehingga
ia enggan melakukan perawatan diri
c. Fungsi peran
d. Ideal diri
Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran dalam
keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap lingkungan, harapan
klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan
12
harapannya. Pada klien deficit perawatan diri tidak peduli dengan diri sendiri dan
lingkungannya
e. Harga diri
3. Hubungan social
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan upaya yang
biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok apa saja yang diikuti dalam
masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat,
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, minat dalam berinteraksi dengan
orang lain. Pada klien dengan deficit perawatan diri cenderung menarik diri dari
lingkungan sosialnya, isolasi social
4. Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan, kepuasan
dalam menjalankan keyakinan. Pada klien dengan deficit perawatan diribiasanya
menarik diri dan mengisolasi diri sehingga cenderung tidak melaksanakan fungsi
spiritualnya.
5. Status mental
a. Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah ada yang
tidak rapi, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak seperti
biasanya, kemampuan kliendalam berpakaian, dampak ketidakmampuan
berpenampilan baik/berpakaian terhadap status psikologis klien .pada klien deficit
perawatan diricara berpenampilan tidak seperti biasanya, tidak rapi, bau, dan
kotor.
13
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motorik
Pada klien dengan deficit perawatan diri tidak malu dengan keadaannya karena
sudah tidak peduli lagi dengan kebersihan dirinya, aktivitas berkurang, cenderung
malas-malasan
- Tegang, gelisah, takut, sedih, marah, dll.
- Tik : ekspresi wajah kecil yang tidak disadari
- Grimasem : ekspresi wajah yang berubah-ubah tanpa disadari klien
6. Proses pikir
a. Arus pikiran
Pada pasien defisit keperawatan diri mengalami arus pikiran terhenti tiba-tiba
(blocking), klien tidak mampu memulai pembicaraan kadang-kadang
mengalihkan perhatian dan pembicaraan.
b. Bentuk pikiran
Klien dengan deficit perawatan diri lebih sering diam dan larut dengan
menyendiri, bersikap seperti malas-malasan
14
c. Isi pikiran
Klien merasa lebih senang menyendiri daripada berkumpul dengan orang lain.
Klien tidak memperdulikan kebersihan diri sendiri sehingga klien mengalami
deficit perawatan diri
7. Tingkat kesadaran
Pada klien dengan deficit perawatan diri cenderung bingung, kacau (perilaku yang
tidak mengarah pada tujuan), dan apatis (acuh tak acuh).
8. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori, klien deficit perawatan diri mengalami
pennurunan konsentrasi
9. Tingkat konsentrasi
Klien dengan deficit perawatan diri tidak mampu berkonsentrasi: klien selalu minta
agar pertanyaan diulang karena tidak menangkap apa yang ditanyakan atau tidak
dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
2 Pohon masalah
isolasi sosial
3. Diagnosa Keperawatan
Menurut Depkes (2000:32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien deficit
perawatan diri yaitu:
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
15
2. Defisit perawatan diri
3. Isolasi sosiaL
4. Intervensi
Rencana Keperawatan
Klien Dengan Defisit Perawatan Diri
Perencanaan
Intervensi
Tujuan Kriteria Evaluasi
Tujuan umum :
Klien dapat
meningkatkan minat
dan motivasinya
untuk
memperhatikan
kebersihan diri.
16
7. Dengarkan ungkapan perasaan
klien dengan empati.
8. Penuhi kebutuhan dasar klien.
17
klien dapat kebersihan diri beri kesempatan klien untuk
melakukan seperti mandi mendemonstrasikan cara
kebersihan diri pakai sabun dan memelihara kebersihan diri yang
dengan bantuan disiram pakai air benar.
perawat. sampai bersih. 3. Anjurkan klien untuk mengganti
Mengganti pakaian baju setiap hari.
bersih sehari – 4. Kaji keinginan klien untuk
hari. memotong kuku dan merapikan
Merapikan rambut
penampilan. 5. Kolaborasi dengan perawat
ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan kebersihan
diri, seperti mandi dan
kebersihan kamar mandi.
6. Bekerjasama dengan keluarga
untuk mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti odol,
sikat gigi, shampo, pakaian
ganti, handuk dan sandal.
18
TUK V : - Klien selalu 1. Beri reinforcement positif jika
tampak bersih dan berhasil melakukan kebersihan
klien dapat
rapi. diri.
mempertahankan
kebersihan diri
secara mandiri
5. Implementasi
a. SP 1 pasien:
19
1. Bina hubungan saling percaya
2. Tanyakan kepada klien:
a) Siapa saja yang tidak satu rumah dengan pasien?
b) Siapa saja yang dekat dengan pasien?
c) Apa yang membuat pasien mengalami defisit perawatan diri?
d) Siapa yang tidak dekat dengan pasien?
e) Apa yang menyebabkan pasien menyendiri?
f) Upaya apa yang dilakukan pasien untuk masalah yang dia alami?
3. Diskusikan penyebab pasien menarik diri
4. Berikan pujian terhadap kemampuan pasien untuk mengungkapkan perasaanya
b. SP 2 Pasien:
1. Tanyakan kepada pasien
a) Keuntungan pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang
arti bersih dan tanda- tanda bersih
b) Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
c) Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal
yang berhubungan dengan kebersihan diri.
d) Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan
2. Berdiskusi Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
3. Masukkan jadwal kegiatan pasien
c. SP 3 Pasien:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (SP 1 dan 2)
2. Melatih pasien untuk melakukan perawatan diri
3. Masukkan jadwal kegiatan pasien
d. SP 4 Pasien:
1. Mengevaluasi kegiatan lalu (SP 1, 2 dan 3)
2. Beri motivasi pasien untuk mau melakukan perawatan diri
3. Berikan pujian terhadap kemampuan pasien
e. SP 1 Keluarga
1. Diskusikan kepada keluarga pentingnya peran sebagai pendukung untuk mengatasi
defisit perawatan diri
2. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
3. Menjelaskan kepada keluarga
20
a) Pengertian defisit perawatan diri
b) Tanda dan gejala defisit perawatan diri
c) Penyebab defisit perawatan diri
d) Cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
f. SP 2 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2. Melatih keluarga merawat langsung klien dengan defisit perawatan diri.
3. Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat klien
g. SP 3 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1 dan 2)
2. Evaluasi kemampuan klien
3. Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan
6. Evaluasi
a. Keberhasilan pemberian asuhan keperawatan ditandai dengan peningkatan
kemampuan pasien dalam perawatan diri, seperti:
1. Klien mampu melakukan mandi, mencuci rambut, menggosok gigi dan
menggunting kuku dengan benar dan bersih
2. Mengganti pakaian dengan pakaian bersih
3. Membereskan pakaian kotor
4. Berdandan dengan benar
5. Mempersiapkan makanan
6. Mengambil makanan dan minuman dengan rapi
7. Menggunakan alat makan dan minum dengan benar
8. BAB dan BAK pada tempatnya
9. BAB dan BAK air kecil dengan bersih.
b. Kemampuan keluarga defisit perawatan diri berhasil apabila keluarga dapat:
1. Mengenal masalah yg dirasakan dalam merawat pasien (pengertian, tanda dan
gejala, dan proses terjadinya defisit perawatan diri )
2. Menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien
3. Merawat dan membimbing pasien dalam merawat diri : kebersihan diri berdandan
(wanita), bercukur (pria), makan dan minum, BAB dan BAK.
4. Follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan rujukan.
(Nurhalimah, 2016)
21
DAFTAR PUSTAKA
Ah. Yusuf, R. F. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Dwi Heppy Rochmawati, B. A. (2013). Manajemen kasus spesialis jiwa defisit perawatan diri pada
klien gangguan jiwa di rw 02 dan rw 12 kelurahan baranangsiang kecamatan bogor timur.
Jurnal Keperawatan Jiwa, 107-120.
Hidayati, R. T. (2018). Pengaruh Terapi Kognitif dan Perilaku Terhadap Peningkatan Kemampuan
Perawatan Diri pada Klien Skizofrenia dengan Defisit Perawatan Diri di RSJD Dr. Amino
Gondohutomo. Perpustakaan Unair, 1-100.
Lilik Ma'rifatul Azizah, I. Z. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Indomedia
Pustaka.
Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Jiwa. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
PPNI, T. P. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.
Susanti, H. (2010). Defisit Perawatan Diri pada Klien Skizofrenia : Aplikasi Teori Keperawatan
Orem. Jurnal Keperawatan Indonesia, 87-97.
BAB III
TINJAUAN KASUS
22
3.1 TRIGGER CASE
Tn. D seorang remaja berusia 24 tahun dibawa oleh keluarganya ke RSJ dikarenakan klien
selalu mengurung diri sehingga keadaan klien tidak terawat dengan baik. Saat dilakukan
pengkajian, keluarga menuturkan bahwa sudah 1 bulan yang lalu kehilangan sesorang kekasih
yang di cintainya sehingga keadaan remaja tersebut menjadi sangat terpukul membuat remaja
tersebut mengurung diri dikamar karena ingin sendirian, tidak merawat diri, tidak mampu
berperilaku sesuai norma, cara makan tidak teratur BAB dan BAK disembarang tempat, makan
dan minum berantakan, enggan dan menolak melakukan perawatan diri, padahal keluarganya
sudah berusaha untuk mengajak bicara dan merawat klien akan tetapi klien menolak
melakukan perawatan diri dan sering mengatakan sebagai pasangan yang tidak bisa menjaga
kekasihnya dengan baik dan akhirnya dibawa ke RSJ oleh keluarganya dengan dibantu
keluarganya. Saat dilakukan pengkajian klien merasa lemah, malas untuk beraktivitas dan
merasa tidak berdaya. Klien terlihat sangat berantakan dengan rambut kotor acak-acakan,
badan dan pakaian kotor sehingga menimbulkan bau tidak sedap, mulut dan gigi kotor bau,
kulit kusam dan kotor, kuku panjang tidak terawat, minat perawatan diri kurang, klien juga
mengalami kesulitan untuk tidur sehari hanya 3 jam tidur dan tidak merasa segar saat bangun.
Klien terlihat lesu dan emosi labilrespon verbal klien kurang serta sangat singkat, kontak mata
kurang, dalam menjawab pertanyaan yang di berikan klien kurang spontan, blocking, klien
terlihat sangat putus asa, klien tidak mampu berkonsentrasi dan tidak mampu mengambil
keputusan. keluarga klien juga menuturkan bahwa klien mudah tersinggung, sering menangis
dan nafsu makan menurun dulu BB klien 65kg sekarang menurun menjadi 55kg. Saat
pemeriksaan klien terlihat lesu, agitasi tik, bersikap apatis, hasil TTV didapatkan hasil TD
130/90 mmhg, Nadi 90X/menit, Suhu 36,5 *C dan RR 22X/menit BB : 55 cm, TB : 162 kg
23
2) Proses terapeutik
Pada proses terapeutik dilakukan menginterpretasikan perilaku, dan memperbaiki
pengalaman traumatic dimasa lalu hal ini berkaitan dengan masa lalu pasien yang
kehilangan anaknya dan mengidentifikasi area masalah melalui interpretasi resistens pasien
3) Peran klien dan terapis
Pada peran klien dan terapis adalah klien mengungkapkan semua pikiran yang dirasakannya
dan terapis mengupayakan interpretasi pasien yang berkaitan dengan konflik, transferen dan
resistens.(Lilik Ma'rifatul Azizah, 2016)
24
Klien menilai dirinya sebagai ibu tidak berguna, Motivasi pada diri pasien sangat rendah, hal ini
dibuktikan dengan penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri dan klien yang hanya diam
dan mengurung diri saat memilki masalah
3.3.5 Koping
Koping klien termasuk Maladaptif karena klien sering menangis, emosi tidak stabil dan isolasi
social (menarik diri). Mekanisme ini tidak bisa menyelesaikan masalah, melainkan merasa dirinya
tidak berguna
Terapi kelompok adalah bentuk terapi kepada klien yang dibentuk dalam kelompok,
suatupendekatan perubahan perilaku melalui media kelompok. Dalam terapi kelompok
perawat berinteraksi dengan sekelompok klien secara teratur. Tujuannya adalah
meningkatkankesadaran diri klien, meningkatkan hubungan interpersonal, dan mengubah
perilaku maladaptive. (Sesuai TUK 1, 2, 3)
Terapi aktivitas kelompok yang sesuai dengan kasus adalah terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi (TAKSP) Meningkatkan Perawatan Diri. Secara definisi Terapi Aktifitas
Kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap
sejumlah klien pada waktu yang sama, untuk memantau dan meningkatkan hubungan
interpersonal antar anggota. Pada klien gangguan jiwa dengan deficit perawatan diri terjadi
karena kurangnya perawatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri menurun. PadaTerapi
aktivitas kelompok deficit perawatan diri dilaksanakan untuk meningkatkankemampuan
klien merawat diri. Kemampuan merawat diri yang dilatih terdiri dari kemampuan dalam
kebersihan diri, kemampuan dalamberdandan, kemampuan makan-minum, dan toileting
(Rusdi, 2013)
Dengan menggunakan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi diharapkan klien dapat
melakukan beberapa hal:
Topik : Defisit perawatan diri
Tujuan Umum : Pasien dapat memperhatikan dan menjaga kebersihan dirinya
Tujuan Khusus :
1. Sesi I : Memperkenalkan diri, manfaat perawatan diri, dan menjaga
kebersihan diri
2. Sesi II : Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang baik
3. Sesi III : Mengenal Tata Cara Toileting (BAB/BAK)
4. Sesi IV : Mengenal Tata cara Berhias
26
FORMAT PENGKAJIAN
Keluhan Utama : Suami klien mengatakan bahwa keadaan istrinya sekarang tidak terawat dengan
baik
Faktor Precipitasi : Suami klien mengatakan bahwa sudah 1 bulan yang lalu kehilangan anaknya
sehingga keadaan istrinya menjadi sangat terpukul dan membuat istrinya menjadi sering
mengurung diri di kamar karena ingin sendirian. Sehingga kondisi klien sekarang tidak terawat
terawat dengan baik dan sangat terlihat berantakan.
1. Riwayat Penyakit Dahulu : Suami klien mengatakan sudah 1 bulan klien enggan merawat diri
dan kondisinya sangat tidak terawat dan belum pernah merasakan penderitaan seperti ini saat
kehilangan seorang anak yang sangat disayanginya
2. Pengobatan Sebelumnya : Suami klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengkonsumsi
maupun menggunakan obat-obatan sebelumnya
3. Trauma :
Penolakan tahun - - -
27
Lain – lain tahun - - -
Jelaskan No 1,2,3 : Suami klien mengatakan bahwa istrinya merasa sangat menderita akibat
kehilangan anak nya dan klien belum pernah mengalami kondisi seperti ini
Masalah Keperawatan :
Gejala :-
Riwayat pengobatan : -
Masalah Keperawatan :
Klien masuk RS sejak 1 bulan yang lalu akibat kehilangan anak pertamanya, sehingga
membuat klien terpukul dan tidak dapat merawat diri dengan baik sehingga keadaannya sangat
tidak terawat dan enggan melakukan perawatan diri
Masalah Keperawatan :
28
O Berduka antisipasi O Sindroma trauma perkosaan
3. Keluhan fisik : klien tidak merasakan adanya sakit atau keluhan pada fisik. Klien hanya tidak
berminat untuk merawat diri
5. Pola Kesehatan : -
Jelaskan : klien tidak merasakan keluhan fisik yang dirasakan, klien mengatakan hanya mengurung
diri dan tidak melakukan perawatan diri.
Masalah Keperawatan :
4.5 PSIKOSOSIAL
29
1. Genogram :
: Laki-laki
: Klien
Jelaskan : klien adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, kemudian klien menikah dan dikaruniai 2 anak
yakni 1 perempuan dan 1 laki-laki. Klien saat ini berusia 40 tahun. Hubungan klien dengan
keluarganya sangat erat dan sangat baik.
Masalah Keperawatan :
30
O Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan O koping keluarga tidak efektif: kompromi
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri : klien menolak melihat tubuhnya, klien tidak peduli dengan keadaannya.
Klien merasa dia tidak terawat dan rambutnya sangat kusam
b. Identitas diri : klien mengatakan sudah menikah dan memiliki 2 orang anak, akan tetapi anak
kedua sudah meninggal Saat dilakukan pengkajian klien tampak putus asa dan ketidakpastian
memandang diri.
c. Peran : keluarga klien mengatakan bahwa peran klien di rumah sangat penting tetapi dengan
keadaan pasien yang dirawat disini menjadikan peran yang seharusnya klien lakukan menjadi
berantakan
d. Ideal diri : klien merasa sangat putus asa dan seperti kehilangan harapan saat klien
kehilangan anaknya
e. Harga diri : klien tampak selalu mengurung diri di kamar, klien merasa sebagai ibu tidak
berguna
Masalah Keperawatan :
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : klien mengatakan orang yang berarti untuknya adalah suami dan anak-
anaknya
b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat : klien tidak mengikuti kegiatan masyarakat saat
itu. Klien selalu mengurung diri di kamar dan keadaannya tidak terawat dengan baik
31
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien menolak saat keluarga klien
memberikan saran padanya dan menolak saran suaminya untuk merawat diri
Masalah Keperawatan :
4. Spiritual:
b. Kegiatan Ibadah : keluarga klien mengatakan sejak klien mengurung diri dan tidak merawat
diri, klien tidak pernah melakukan sholat 5 waktu lagi
1. Penampilan :
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, makan, toilet training dan
pemakaian sarana prasarana atau instrumentasi dalam mendukung penampilan, apakh klien :
Cara berpakaian tidak seperti biasanya Lain-lain, klien dalam hal mandi, makan,
toilet training dan pemakaian sarana prasarana tidak sesuai norma
Masalah Keperawatan :
32
2. Pembicaraan :
Jelaskan : klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan dengan orang lain klien kurang
spontan dalam berinteraksi dengan orang lain dan apatis
3. Aktifitas Motorik
Jelaskan : klien cenderung lesu, jarang sekali berinteraksi dengan orang lain dan lebih suka
menyendiri
Masalah Keperawatan :
33
Jelaskan : klien sangat sedih setelah kehilangan anaknya dan merasa putus asa akibat
kehilangan anaknya klien mengurung diri hingga tidak dapat merawat diri dengan baik
Masalah keperawatan :
O Risiko tinggi cidera O Risiko diri menciderai diri O Risiko diri menganiaya diri O
Ansietas O Ketakutan Isolasi sosial O ketidakberdayaan
Masalah Keperawatan :
6. Persepsi – Sensori :
34
7. Proses Pikir:
Jelaskan : klien kurang merespon perawat dan saat menjawaab pertanyaan sangat singkat dan
blocking.
b. Isi Pikir :
8. Tingkat Kesadaran :
Jelaskan : klien dapat menjelaskan dimana dia sekarang, jam berapa. Klien tidak
mengalami disorientasi
9. Memori :
35
Jelaskan : klien tidak mengalami gangguan memori baik memori jangka panjang maupun
memori jangka pendek. Klien masih mengingat nama keluarga, menyebutkan berapa jumlah
keluarga.
Masalah Keperawatan :
Jelaskan : klien dapat memutuskan apa yang akan dia lakukan setelah bangun pagi
Masalah Keperawatan :
36
4.7 KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
Makanan
Keamanan
Peawatan kesehatan
Pakaian
Transportasi
Tempat tinggal
Keuangan
Lain-lain
Masalah Keperawatan :
Mandi
Kebersihan
37
Makan
Ganti pakaian
Jelaskan : klien enggan merawat diri sehingga membutuhkan bantuan total dalam perawatan
diri agar kondisinya membaik dan bias terawatt dengan baik
Masalah Keperawatan :
Jelaskan :
b. Nutrisi :
* Apakah anda puas dengan pola makan anda? O Puas Tidak puas
Bila tidak puas, jelaskan : klien tidak ada keinginan untuk makan
Bila ya, jelaskan : klien tidak ber keinginan interaksi dengan orang lain
38
Jelaskan : nafsu makan klien menurun dan hanya sedikit makan sehingga klien mengalami
penurunan berat badan
Masalah keperawatan :
c. Tidur :
* Apakah ada masalah tidur? O Tidak ada Ada, jelaskan klien sangat sulit memulai tidur
* Apakah merasa segar setelah bangun tidur? O Segar Tidak segar, jelaskan klien merasa
tidak berguna menjadi seorang ibu
* Tidur malam jam : 01.00 pm bangun jam : 04.00 am rata – rata tidur malam : 3 jam
* Apakah ada gangguan tidur? Sulit untuk tidur O Bangun terlalu pagi
Jelaskan
39
3. Kemampuan klien dalam hal – hal berikut ini :
- Mengantisipasi kehidupan sehari – hari : O Ya Tidak
- Menbuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : O Ya Tidak
- Mengatur penggunaan obat : O Ya Tidak
- Melakukan pemeriksaan kesehatan : O Ya Tidak
Jelaskan : klien tidak mampu dalam membuat dan mengambil sebuah keputusan
Masalah Keperawatan :
O Lain-lain, jelaskan.............................
40
4.8 MEKANISME KOPING
Jelaskan : klien memiliki reaksi lambat, menghindar, dan akan menciderai diri. Klien hanya
sedikit berbicara pada keluarganya.
Masalah keperawatan :
Masalah dengan perumahan, spesifiknya klien telah kehilangan seorang anak yang sangat
disayanginya
41
O Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya .......................................
Masalah Keperawatan :
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang
suatu hal?
42
Jelaskan : klien sangat cederung sering menyendiri di dalam kamar sehingga mekanisme koping
klien dalam menghadapi masalah sangat kurang
Masalah Keperawatan :
Terapi medik :
1. Trifluoperazine 3 x 5 mg
N DATA MASALAH
O
43
panjang tidak terawatt
2. Subyektif : Isolasi Sosial
Obyektif :
44
4.13.POHON MASALAH
3. Isolasi Sosial
45
4.15 INTERVENSI KEPERAWATAN
46
dihadapi klien
Buat kontrak
interaksi yang
jelas
Dengarkan
dengan penuh
perhatian ekspresi
perasaan klien.
47
dengan kebersihan
diri.
e. Bantu klien
mengungkapkan arti
kebersihan diri dan
tujuan memelihara
kebersihan
diri.
f. Beri reinforcement
positif setelah klien
mampu
mengungkapkan arti
kebersihan diri.
g. Ingatkan klien
untuk memelihara
kebersihan diri
seperti: mandi 2 kali
pagi dan sore,
sikat gigi minimal 2
kali sehari (sesudah
makan dan sebelum
tidur), keramas dan
menyisir rambut,
gunting kuku jika
panjang.
TUK 3 : Klien berusaha untuk a. Motivasi klien Dengan
memelihara untuk mandi.
melatih cara
Klien dapat kebersihan diri seperti b. Beri kesempatan
mandi pakai sabun untuk mandi, beri memelihara
melakukan dan disiram kesempatan klien
kebersihan diri
kebersihan diri pakai air sampai untuk
mendemonstrasikan agar klien
dengan bantuan bersih, mengganti
cara
dapat
perawat pakaian bersih sehari- memelihara
kebersihan diri yang melakukakn
hari, dan merapikan
benar.
secara mandiri
penampilan.- c. Anjurkan klien
48
untuk mengganti baju
setiap hari.
d. Kaji keinginan
klien untuk
memotong kuku dan
merapikan rambut.
e. Kolaborasi dengan
perawat ruangan
untuk pengelolaan
fasilitas perawatan
kebersihan
diri, seperti mandi dan
kebersihan kamar
mandi.
f. Bekerjasama
dengan keluarga
untuk mengadakan
fasilitas kebersihan
diri seperti odol,
sikat gigi, shampoo,
pakaian ganti, handuk
dan sandal.
TUK 4 : Setelah satu minggu 1. Monitor klien Agar
klien dapat melakukan dalam melakukan
membiasakan
Klien dapat perawatan kebersihan kebersihan diri
diri secara rutin dan secara teratur, klien untuk
melakukan teratur ingatkan untuk
melakukan
kebersihan tanpa anjuran, seperti mencucirambut,
menyisir, gosok kebersihan diri
perawatan diri mandi pagi dan sore,
gigi, ganti baju
secara teratur
secara mandiri. ganti baju setiap hari, dan pakai sandal.
2. Beri motivasi dan
penampilan bersih dan
bantuu klien
rapi. untuk melakukan
kebersihan diri
secara teratur
3. Diskusikan
jadwal harian
yang dilakukan
untuk
meningkatkan
kemampuan klien
dalam
membersihkan
49
diri
4. Beri motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang telah
dibuat
5. Beri pujian
terhadap
kemampuan klien
melalui aktifitas
yang
dilaksanakan
TUK 5 : Klien selalu 1. Diskusikan Agar klien
tampak bersih dan dengan klien lebih terbiasa
Klien dapat
rapi. tentang dan senang
mempertahankan
perasaanya saat
kebersihan diri
setelah melakuakn
secara mandiri.
melakukan kebersihan diri
kebersihan diri
secara rutin
2. Beri
reinforcement
positif jika
berhasil
melakukan
kebersihan diri.
TUK : 6 Keluarga selalu 1. Jelaskan pada Agar klien
mengingatkan hal-hal keluarga tentang mendapat
Klien dapat
yang berhubungan penyebab kurang support yang
dukungan
dengan kebersihan minatnya klien mendalam dari
keluarga dalam
diri, keluarga menjaga kebersihan keluarganya
meningkatkan
menyiapkan sarana diri. sendiri
kebersihan diri.
50
untuk membantu klien 2. Diskusikan
dalam menjaga bersama keluarga
kebersihan diri, dan tentang
keluarga membantu tindakanyang telah
dan membimbing dilakukan klien
klien dalam menjaga selama di RS dalam
kebersihan diri. menjaga kebersihan
dan kemajuan yang
telah dialami di RS.
3. Anjurkan
keluarga untuk
memutuskan
memberi stimulasi
terhadap kemajuan
yang telah dialami
di RS.
4. Jelaskan pada
keluarga tentang
manfaat sarana
yang lengkap dalam
menjaga kebersihan
diri klien.
5. Anjurkan
keluarga untuk
menyiapkan sarana
dalam menjaga
kebersihan diri.
6. Diskusikan
bersama keluarga
cara membantu
klien dalam
menjaga kebersihan
diri.
51
7. Diskusikan
dengan keluarga
mengenai hal yang
dilakukan misalnya:
mengingatkan pada
waktu mandi, sikat
gigi, mandi,
keramas, dan lain-
lain.
TUK 7 : 1. klien sudah 1. tanyakan kepada Dengan
melakukan pasien bagaimana membiasakan
Klien dan
kebersihan diri perasaannya saat melakukan
keluarga sudah
dengan inisiatif ini kebersihan diri
optimal dalam
sendiri. 2. diskusikan klien menjadi
melakukan
2. keluarga juga kepada keluarga terbiasa
kebersihan diri
optimal dalam apabila terjadi dengan
dan mensuport
mendukung klien tanda tanda inisiatif
klien
defisit perawatan sendiri
diri pada klien di
suatu hari
52
4.16 IMPLEMENTASI
h. SP 1 pasien:
7. Bina hubungan saling percaya
8. Tanyakan kepada klien:
g) Siapa saja yang dekat dengan pasien?
h) Apa yang membuat pasien mengalami defisit perawatan diri?
i) Siapa yang tidak dekat dengan pasien?
j) Apa yang menyebabkan pasien menyendiri?
k) Upaya apa yang dilakukan pasien untuk masalah yang dia alami?
9. Diskusikan penyebab pasien menarik diri
10. Berikan pujian terhadap kemampuan pasien untuk mengungkapkan perasaanya
i. SP 2 Pasien:
4. Tanyakan kepada pasien
e) Keuntungan pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang
arti bersih dan tanda- tanda bersih
f) Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
g) Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal
yang berhubungan dengan kebersihan diri.
h) Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan
5. Berdiskusi Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
6. Masukkan jadwal kegiatan pasien
j. SP 3 Pasien:
4. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (SP 1 dan 2)
5. Melatih pasien untuk melakukan perawatan diri
6. Masukkan jadwal kegiatan pasien
k. SP 4 Pasien:
1. Mengevaluasi kegiatan lalu (SP 1, 2 dan 3)
2. Beri motivasi pasien untuk mau melakukan perawatan diri
3. Berikan pujian terhadap kemampuan pasien
l. SP 1 Keluarga
53
11. Diskusikan kepada keluarga pentingnya peran sebagai pendukung untuk mengatasi defisit
perawatan diri
12. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
13. Menjelaskan kepada keluarga
e) Pengertian defisit perawatan diri
f) Tanda dan gejala defisit perawatan diri
g) Penyebab defisit perawatan diri
h) Cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
m. SP 2 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2. Melatih keluarga merawat langsung klien dengan defisit perawatan diri.
3. Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat klien
n. SP 3 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1 dan 2)
2. Evaluasi kemampuan klien
3. Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan
4.15 EVALUASI
Ruangan : ..................
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
A Pasien
54
3 Menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri
jadwal harian
B Keluarga
isolasi sosial
isolasi sosial
55
BAB IV
Pertemuan : Ke-1
Ruangan : Dahlia
A. PROSES KEPEERAWATN
Kondisi Klien :
Tn. D terlihat duduk di salah satu sudut ruangan sambil mengaruk-garuk kepala yang terlihat
kotor, Badan pasien bau, pakaian yang dipasang Tn. D tidak terpasang dengan benar, kulit
tampak kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai mulut bau, penampilan tidak rapi.
Tujuan Khusus :
Tindakan keperawatan
56
c. Siapa yang tidak dekat dengan pasien?
d. Apa yang menyebabkan pasien menyendiri?
e. Upaya apa yang dilakukan pasien untuk masalah yang dia alami?
3. Diskusikan penyebab pasien menarik diri
4. Berikan pujian terhadap kemampuan pasien untuk mengungkapkan perasaanya
B. STRATEGI KOMUNIKASI
ORIENTASI
1. Salam terapeutik
Selamat pagi ? Perkenalkan nama saya Abdullah faqih, Saya adalah Mahasiswa keperawatan
STIKES PPNI MOJOKERTO yang sedang praktek disini. Saya praktek disini selama 1
minggu. Nama anda siapa ya? Senangnya dipanggil apa. Oh, jadi anda senangnya dipanggil
Tn.D
2. Evaluasi / Validasi
3. Kontrak :
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi Tn.D maunya
Tempat :Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Tn.D? Oh, jadi kita
1. Berapa kali Tn.D mandi dalam sehari? Apakah Tn.D sudah mandi hari ini? Menurut Tn.D apa
kegunaannya mandi ?Apa alasan Tn.D sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut Tn.D apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak
teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Tn.D bisa muncul ?” Betul ada kudis,
kutu...dsb
57
2. Menurut Tn.D mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang biasanya Tn.D persiapkan?
Benar sekali, Ny.D perlu menyiapkan pakain ganti yang bersih, handuk kering, sikat gigi, odol,
shampo dan sabun mandi.
3. Menurut Tn.D tempat mandi dimana? Benar sekali kita mandi di kamar mandi, bagaimana
kalau kita ke kamar mandi sekarang, Perawat akan bantu melakukannya. Pertama kita gosok
gigi dulu dengan sikat gigi, ambil sikat gigi yang sudah di kasih odol kemudian sikat gigi
dengan gerakan memutar dari atas ke bawah kemudian Tn.D berkumur kumur dengan air
bersih. Bagus sekali Tn. S sekarang buka pakaian Tn.D, siram seluruh tubuh Tn.D dengan air
termasuk rambut dan kepala lalu ambil shampo sedikit dan gosokkan ke atas kepala Tn.D
sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali , sekarang ambil sabun dan gosokan ke
seluruh tubuh Tn.D secara merata dan di mulai dari bagian sebelah kanan lalu siram dengan air
sampai bersih, pastikan bersih tidak ada sisa sabun yang menempel. Setelah selesai di siram
dengan air sampai bersih keringkan tubuh pasiem dengan handuk kering yang sudah disiapkan.
Bagus sekali pasien melakukannya. Selanjutnya pasien menggunakan pakaian bersih yang
sudah di siapkan.
TERMINASI
Bagaimana perasaan pasien setelah mandi dan mengganti pakaian? Coba Tn.D sebutkan lagi
apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah Tn.D lakukan tadi? Bagus sekali sekarang
pasien sudah tahu manfaat dan cara mandi yang baik.
Ternyata Tn.D masih memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga kebersihan diri. Nah
kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.
2. Tindak lanjut Klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Tn.D Mau berapa kali sehari mandi
dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore. Kalau pagi jam berapa ?kalau sore ??
58
Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru
dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
Topik : Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan menggosok gigi yang baik dan
benar, cara mandi, BAB, dan BAK yang benar
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan menggosok gigi besok jam 8 pagi setelah Tn.D
melakukan kegiatan mandi
Tempat : Tn.D mau kita ketemu dimana?? Kita ketemu di dalam kamar pasien besok
bagaimana?
Pertemuan : Ke-2
Ruangan : Dahlia
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien tampak kumal dan gigi nya kotor serta bau nafas tidak enak
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu menggosok gigi, Mandi, BAB, dan BAK dengan baik
c. Klien mampu menyebutkan alat bahan dan langkah2 mengosok gigi dan mandi
d. Klien mampu menjelaskan perasaanya. Setelah melakukan kegiatan
e. Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam merawat diri sendiri
59
4. Tindakan Keperawatan
7. Mengajarkan klien cara menggosok gigi, Mandi, BAB, dan BAK dengan baik
8. Menjelaskan alat-alat yang dipakai untuk menggosok gigi
9. Menjelaskan langkah-langkah menggosok gigi, Mandi, BAB, dan BAK dengan baik
10. Melatih pasien cara menggosok gigi, Mandi, BAB, dan BAK dengan baik
Pertemuan : Ke-3
Ruangan : Dahlia
A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi Klien
61
Tn.D terlihat duduk di salah satu sudut ruangan sambil memegang rambut yang
basah. Klien terlihat menggunakan pakaian dengan kancing baju yang tidak terpasang. Klien
mengatakan merasa segar setelah mandi.
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu melakukan memakai pakaian berdandan makan dan minum dengan
baik dan benar
c. Klien mampu menyebutkan alat bahan dan langkah lagkah memakai baju makan dan
minum
d. Klien mampu menjelaskan perasaanya. Setelah melakukan kegiatan
e. Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam merawat diri sendiri
Tindakan Keperawatan
1. Melatih pasien cara-cara memakai pakaian berdandan makan dan minum dengan
baik dan benar
2. Menjelasan pentingnya memakai pakaian berdandan makan dan minum dengan
baik dan benar
3. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
4. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
5. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
STRATEGI KOMUNIKASI
ORIENTASI
1. Salam terapuetik :
2. Evaluasi / Validasi
Terlihat dari tadi Tn.D memegang kepala, kenapa Tn.D ?Bgaimana perasaan Tn.D setelah
melakukan kegiatan mandi?
3. Kontrak :
Topik :Bagimana kalau kita berbincang tentang berhias diri?
62
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi Tn.D maunya kita ngobrol-
ngobrolnya 20 menit.
Tempat : Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Tn.D ? Oh, jadi kita ngobrolnya diruang ini
saja.
1. Bagaimana perasaan Tn.D setelah mandi? Apa yang Tn.D lakukan setelah mandi? Baiklah
sekarang kita akan melakukan latihan berdandan
2. Apa Tn.D sudah mengganti baju? Untuk pakaian pilihlah yang bersih dan kering. Berganti
pakain yang bersih 2 kali seharai.
3. Sekarang coba Tn.D lakukan mengganti pakaian. Bagus sekali Tn.D kerja yang bagus.
5. pilih piring, sendok garpu dan gelas yang bersih untuk mengambil makan, pilih makan
makanan yang bergizi yaitu 4 sehat 5 sempurna, apakah Tn.D paham? bagus Tn.D sangat
baik sekali.
TERMINASI
Evaluasi Klien(subjektif):
Evaluasi perawat(objektif ):
2. Tindak Lanjut Klien (apa yamg perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan)
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Tn.D Sehabis Tn.D melakukan mandi
kemudian melakukan cara berpakaian yang baik dan benar lalu dilanjutkan makan dan
minum sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa
disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
3. Kontrak yang akan datang
63
Topik : Baik besok pagi kita akan bertemu kembali untuk melakuakan apa yang Tn.D
sudah lakukan beberapa hari yang lalu sampai sekarang
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan cara sisir rambut dan berdandan besok pagi setelah
mandi
Tempat : Besok pagi kita latihan sisir rambut dan berdandan yang baik di kamar pasien
Pertemuan : Ke-4
Ruangan : Dahlia
A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi Klien
Tn.D duduk di kursi kamar Tn.D terlihat rapi dengan rambut yang terikat.
Diagnosa Keperawatan :
Tujuan Khusus :
64
Tindakan Keperawatan
B. STRATEGI KOMUNIKASI
ORIENTASI
1. Salam Teraupetik:
Selamat siang Tn.D ?cantik sekali hari ini
2. Evaluasi / validasi
Terlihat dari tadi menggaruk ketiak, apakah Tn.D ingin bercukur ?
3. Kontrak:
Topik : bagaimana kalau kita berbincang tentang kebersihan diri ?
Waktu : mau berapa lama kira-kira ngobrolnya, 30 menit cukup atau tidak menurut
Tn.D?
Tempat : kita akan latihan seperti biasanya diruang ini
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Klien (subjektif):
Bagaimana perasaan Tn.D setelah bercukur ?
Evaluasi perawat (objektif):
Pasien tidak menggaruk-garuk ketiak lagi
2. Tindak lanjut klien sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Tn.D. 2 minggu
sekali Tn.D melakukan mandi berdandan makan dan minum dengan baik dan benar
65
sesuai latihan hari ini. Beri tada M (Mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
(bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : baik besok pagi kita akan bertemu kembali untuk berbincang bincang
bagaimana pengalaman dan perasaan Tn.D saat melakukan merawat diri dengan mandiri
Waktu : kalau begitu kita besok pagi kita ketemu lagi Tn.D.
Tempat : Tn.D mau kita ketemu dimana ? kita bertemu di kamar pasien besok gimana ?
Pertemuan : Ke-1
Ruangan : Dahlia
A. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi Klien
Kondisi klien sudah berlatih merawat diri mulai dari mandi bab bak memakai pakaian
makan dan minum dengan baik dan benar. Keluarga mengunjungi klien, menanyakan
keadaan klien dengan raut wajah sedih.
b. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
c. Tujuan Khusus
- Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam merawat dirinya secara mandiri
d. Tindakan Keperawatan
1. Diskusikan kepada keluarga pentingnya peran sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku
defisit perawat
2. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
3. Menjelaskan kepada keluarga
66
a. Pengertian Defisit perawatan diri
b. Tanda dan gejala Defisit perawatan diri
c. Penyebab Defisit perawatan diri
d. Cara merawat pasien dengan Defisit perawatan diri
A. Stratergi Komunikasi
a. Orientasi
1. Salam terapeutik
“selamat pagi bu.., perkenalkan saya perawat A, saya yang merawat anak Ibu
diruangan ini”
“ nama ibu siapa? Senang dipanggil apa? “
2. Evaluasi/validasi
“ bagaimana perasaan ibu sekarang? Dan bagaimana keadaan Tn.D bu?
3. Kontrak
- Topik
“ bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang masalah anak ibu dan
cara perawatannya?”
- Waktu
“ waktunya sekitar 30 menit saja bu“
- Tempat
“ baik bu kita berbincang-bincang disini saja ya?”
b. Fase Kerja
“ apa masalah ibu hadapai saat merawat Tn.D? apa yang sudah ibu lakukan?”
“ masalah yang dialami anak ibu adalah isolasi social. Ini adalah salah satu gejala
penyakit yang dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa lainnya “
“ tanda-tandanya antara lain mengurung diri, tidak pernah mandi, badan bau rambut
terurai tidak rapi makan minum berserakan toileting tidak pada tempatnya”
“ biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan
“ apabila masalah ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami risiko terkena
penyakit”
“ untuk menghadapi keadaan demikian ibu dan anggota keluarga lainnya harus sabar
menghadapi Tn.D. dan untuk merawat Tn.D, keluarga perlu melakukan beberapa hal.
67
Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Tn.D yang caranya
adalah bersikap peduli dengan Tn.D dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu
memberikan semangat dan dorongan kepada Tn.D untuk bias melakukan kegiatan
merawat diri. Berilah pujian yang wjar dan jang mencela kondisi pasien”
“ selanjutnya jangan biarkan Tn.D sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap
dengan Tn.D. misalnya mengingatkan mandi, membantu sikat gigi membantu
memakaikan baju makan bersama, dan melakukan kegiatan rumah bersama”
“ nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu? “
“ begini contoh komunikasinya : Ibu : Nak, ibu lihat kamu sudah bisa mandi sendiri dan
sikat gigi ayo sekarang waktunya mandi nak.”
“ nah coba sekarang ibu pergakan cara komunikasi seperti saya contohkan “
“ bagus bu, ibu telah mempergakan dengan sangat baik”
“ sampai disini ada yang ditanyakn bu?”
c. Terminasi
“ baikalah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan tadi? “
“ coba ibu ulangi lagi apa yang dimaksud dengan defisit perawatan diri, tanda-tanda
orang yang mengalami defisit perawatan diri dan cara merawatnya “
“ bagus sekali bu, “
“ nanti kalau ketemu Tn.D ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga
agar merka juga melakukan hal yang sama”
“ bagaimana jika besok kita bertemu untuk latihan langsung ke Tn.D?”
“ kita ketemu disini saya ya bu? Dijam yang sama”
“ kalau begitu saya permisi dulu, selamat pagi”
68
Pertemuan : Ke-2
Ruangan : Dahlia
A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi Klien
keluarga sudah mendapatkan edukasi tentang kondisi pasien dan cara merawatnya
Diagnosa Keperawatan :
Defisit Perawatan Diri
Tujuan Khusus :
Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam merawat diri secara mandiri
i. STRATEGI KOMUNIKASI
ORIENTASI
1. Salam terapuetik:
Selamat pagi ? masih ingat Ny.A dengan saya?
2. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu? apakah masih ingat acara merawat pada saat latihan kemarin?”
3. Kontrak
Topik :
Mari kita praktekkan langsung kepada pasien
69
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi Tn.D maunya kita ngobrol-
ngobrolnya 20 menit.
Tempat : baik mari kita ke ruang pasien.
TERMINASI
70
BAB V
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis,dan sosial yang terlihat dari
hubungan interpersonal, yang memuaskan,perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang
positif, dan kesetabilanemosional (Sheila, 2008).Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola
psikologis atauperilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dandikaitkan dengan
adanya distres atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau
disertai peningkatan resiko kematianyang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan
kebebasan(Sheila, 2008)
Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan dengan gangguan
jiwa sesorang. Salah satunya adalah Defisit Perawatan Diri (Personal Hygiene). Kurang perawatan
diri pada klien dengan gangguan jiwa merupakan : Suatu keadaan dimana seseorang mengalami
kerusakan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan (kegiatan hidup sendiri). Defisit
Perawatan Diri merupakan akibat dari ketidak mampuan seseorang dalam perawatan dirinya karena
lupa akan caranya maupun ketidak tahuan dalam perawatan diri. Kurang perawatan diri tampak dari
ketidak mampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan
toileting secara mandiri.
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri menurun.
Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan merawat kebersihan diri, makan secara
mandiri,berhias secara mandiri,dan toileting, buang air besar/buang air kecil (Damaiyanti, 2008).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawtan diri seperti
kebersihan diri, berhias, makan dan toileting. (Herdman, 2012). Personal Hygiene merupakan
perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun
psikologis. Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi berbagai faktor diantaranya : budaya, nilai
sosial pada individu, atau kelurga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap
perawatan diri (Hidayat, 2006).
71
5.2 TUJUAN
1. Umum
Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan
perawatan diri secara maksimal.
2. Khusus
Klien mampu :
a. Klien mampu Memperkenalkan diri, manfaat perawatan diri, dan menjaga
kebersihan diri
b. Klien mampu Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang
baik
c. Klien mampu Mengenal Tata Cara Toileting (BAB/BAK)
d. Klien mampu Mengenal Tata cara Berhias.
2. Klien dengan gangguan jiwa terkhususnya perawatan diri : deficit perawatan diri.
3. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
4. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif)
Proses Seleksi :
5.4 PENGORGANISASIAN
I. Waktu
1) Hari/Tanggal : Selasa, 11 Agustus 2020
2) Jam : 08.00-08.45 WIB
3) Acara : 45 menit
II. Tim Terapis
72
1) Leader
Bertugas :
a. Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
b. Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
c. Menetapkan jalannya tata tertib
d. Menjelaskan tujuan diskusi
e. Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi
pada kelompok terapi diskusi tersebut
f. Kontrak waktu
g. Menyimpulkan hasil kegiatan
h. Menutup acara
2) Co Leader
Bertugas :
a. Mendampingi leader jika terjadi blocking
b. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
c. Bersama leadernmemecahkan penyelesaian masalah
3) Observer
Bertugas :
a. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir
b. Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
c. Mengobservasi perilaku pasien
4) Fasilitator
Bertugas :
a. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus
dilakukan
b. Mendampingi peserta TAK
c. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
1. Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan Tanya jawab
3) Bermain peran/simulasi
73
2. Alat
1) Buku catatan dan bulpen
2) Bola/topi
3) Jadwal kegiatan klien
4) Tape Recorder
5) Kaset
6) Peralatan Toileting
7) Peralatan makan dan minum
8) Peralatan berhias
3. Setting
1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2) Ruangan nyaman dan tenang
Co Leader
Leader
Pasien Pasien
Fasilitator Fasilitator
Pasien Pasien
Fasilitator Pasien
Pasien Fasilitator
observer
4. Pembagian tugas
Leader : M. Nur Azwan
74
Co Leader : Ferdiansyah Perdana
Observer : Rizky widi syah putra
Fasilitator : 1. Abdullah faqih
2. Naomi Nessa galanggoga
Adam Imanuari Ramadhan
1. Evaluasi Struktur :
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
e. Leader, Co-leader, fasilitator, observer berperan sebagai mana mestinya.
2. Evaluasi Proses :
a. Leader dapat mengkoordinsi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.
3. Evaluasi Hasil :
Diharapkan 80% dari kelompok mampu :
75
1) Memperkenalkan diri, manfaat perawatan diri, dan menjaga kebersihan
diri
2) Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang baik
3) Mengenal Tata Cara Toileting (BAB/BAK)
4) Mengenal Tata cara Berhias
1. Topik :
Sesi I : Memperkenalkan diri, manfaat perawatan diri, dan menjaga kebersihan diri
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan
perawatandiri secara maksimal.
b. Tujuan Khusus
3. Setting Tempat
Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran, ruangan nyaman dan tenang.
4. Media/Alat
76
d. Tape Recorder
e. Kaset
5. Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu deficit perawatan diri
b) Membuat kontrak dengan klien.
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a) Member salam terapeutik : salam dari terapis.
b) Perkenalan nama dan panggila terapis (pakai papan nama)
c) Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
d) Kontrak :
Menjelaskan tujuan kegiatan, memperkenalkan diri.
Menjelaskan aturan main berikut.
e) Jika klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada
terapis.
f) Lama kegiatan 45 menit
g) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
77
3. Tahap Kerja
a. Jelaskan kegiatan yaitu, kaset pada tape recorder akan dihisupkan serta bola
diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kearah kiri) dan pada saat
tape dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola memperkenalkan
dirinya.
b. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola berlawanan dengan arah
jarum jam.
c. Pada saat tape dimatikan,anggota kelompok memegang bola mendapat giliran
untuk menyebutkan : salam,nama lengkap,nama panggilan,hobi dan asal dimulai
oleh terapis sebagai contoh.
d. Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan tempel/pakai.
e. Terapis menjelaskan manfaat perawatan diri dan cara menjaga kebersihan diri serta
akibat apabila tidak melakukan perawatan diri
f. Ulangi tahap b,c dan d sampai anggota kelompok mendapat giliran dan tahap e
g. Beri pujian untuk tiap kberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
a) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
a) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
kepada orang lain di kehidupan sehari-hari.
b) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian
klien.
c) Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari dalam perawatan diri
c. Kontrak yang akan datang
a) kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota.
b) Menyepakati waktu dan tempat.
78
Evaluasi dan Dokumentasi :
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
yang menilai kemampuan klien melakukan TAK. Untuk TAKS sesi 1, dievaluasi
kemampuan klien memperkenalkan diri secara verval dan nonverbal, menjaga
kebersihan diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut :
Kemampuan Verbal
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal dan akhir
Jumlah
79
perawatan diri
SESI II: Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang baik
1. Tujuan
1) Klien mampu menyebutkan alat –alat makan dan minum
2) Klien mampu menjelaskan cara mempersiapkan makan dan minum
3) Klien mampu menjelaskan cara makan dan minum yang tertib
4) Klien mampu menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
2. Setting
1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
Buku catatan dan pulpen
Jadwal kegiatan klien
Peralatan makan dan minum, sebagai berikut :
Piring
Garpu
Sendok
Gelas
Tissue
Flipchart/white board dan spidol
80
4. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
5. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi kedua
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik
Salam dari terapis
Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri pada orang lain dan
menerapkan cara yang telah dipelajari dalam perawatan diri
Terapis menanyakan pengalaman klien tentang tata cara makan dan minum
yang dilakukan selama ini
c. Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan alat –alat
makan dan minum, cara mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan
minum yang tertib, cara merapikan peralatan makan setelah makan
Menjelaskan aturan main, yaitu:
Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menyebutkan alat –alat makan dan minum, cara
mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan minum yang tertib, cara
merapikan peralatan makan setelah makan.
b. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
81
c. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
d. Terapis menjelaskan alat alat makan dan minum dan mendemonstrasikan cara
mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan minum yang tertib, cara
merapikan peralatan makan setelah makan.
e. Meminta klien secara bergilir untuk mendemonstrasikan ulang kegiatan pada point.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien.
g. Memberikan kesimpulan pada setiap kegiatan yang telah dipraktekkan
h. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b) Rencana tindak lanjut
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja yang
menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 2, dievaluasi kemampuan klien menyebutkan
alat-alat makan dan minum, cara mempersiapkan makan dan minum, tata cara makan dan
minum yang baik serta cara merapikan peralatan makan dan minum dengan menggunakan
formulir evaluasi berikut
82
No. Nama klien Menyebutkan alat-alat Mampu Menyebutkan
makan dan minum menjelaskan cara cara merapikan
mempersiapkan peralatan
makan dan minum setelah makan
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama Peserta x
Untuk tiap Peserta, beri penilaian tentang kemampuan mengenal dan menyebutkan
alat-alat makan dan minum, cara mempersiapkan makan dan minum, tata cara makan
dan minum serta merapikan peralatan makan dan minum. Beri tanda jika peserta
mampu dan tanda jika klien tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
83
SESI III : Tata Cara Toileting (BAB/BAK)
A. Tujuan
1. Klien mampu mengenal alat-alat yang digunakan untuk toileting
2. Menjelaskan tata cara BAB danBAK secara mandiri
B. Setting
1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Peralatan toileting : Gayung, sabun, bak mandi berisi air, tissu
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
4. Flipchart/white board dan spidol
D. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan defisit perawatan diri
b. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 2 TAKS
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Salam terapeutik
Memberi salam terapeutik
Perkenalkan nama dan panggilan terapis
Peserta dan terapis memakai papan nama
Menanyakan nama dan panggilan semua klien
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan apakah telah mencoba makan dan minum dengan baik.
Menanyakan pada klien cara melakukan dan membersihkan BAB dan BAK
c. Kontrak
84
Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat untuk toileting
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
mengetahui cara melakukan dan membersihkan BAB dan BAK
Menjelaskan aturan main berikut :Jika ada klien yang meninggalkan
kelompok harus minta izin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit dan
setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
1. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk BAK/BAB,
tata cara BAK/BAB yang baik. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c. Terapis menjelaskan tata cara BAK/BAB dengan baik
d. Menanyakan perasaan klien setelah mengenal tata cara BAK/BAB.
e. Memberikan pujian kepada klien.
f. Ulangi kegiatan a dan c
g. Upayakan semua klien mampu mengenal alat- alat dan tata cara BAK/BAB
h. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengenal alat yang digunakan
untuk BAK/BAB
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengenal tata cara BAK dan BAB
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan alat-alat yang telah dipelajari untuk dalam
BAK dan BAB
2) Menganjurkan klien menggunakan tata cara yang telah dipelajari dalam BAB dan
BAK
3) Menganjurkan masukan kegiatan pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak Yang Akan Datang
1) Menyepakati kegiatan selanjutnya
85
2) Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
a. Evaluasi dilakukan saat proses TAK 3 berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah
menyebutkan alat BAB/BAK dan Menyebutkan tata cara BAB/BAK dengan benar
b. Kemampuan toileting untuk mencegah defisit perawatan diri
3) Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal dan menjelaskan
alat-alat BAB/BAK, melakukan tata cara BAB/BAK secara baik dan mandiri,.
Beri tanda ceklis, jika klien mampu dan tanda silang jika klien tidak mampu.
86
SESI IV: Tata cara Berhias
A. Tujuan
2. Klien mampu menyebutkan cara berpakaian, bercukur untuk pria dan cara berhias dan
menyisir rambut untuk wanita
B. Setting
1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
Peralatan berhias dan bercukur : sisir rambut, sabun cuci muka, bedak, peraatan cukur
untuk pria
Buku catatan dan pulpen
Jadwal kegiatan klien
Flipchart/white board dan spidol
D. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 3 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Salam terapeutik
- Memberi salam terapeutik
- Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
87
- Menanyakan apakah telah latihan toileting dengan benar
- Menanyakan pengalaman klien tentang berhias untuk wanita dan bercukur untuk
pria yang dilakukan selama ini.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu alat-alat yang digunakan untuk berhias, tata
cara berhias untuk mempercantik diri dan menjelaskan manfaat berhias
2) Menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin kepada
terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selasai
3. Tahap kerja
a) Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk berhias, manfaat dan
tata cara berhias dan bercukur untuk pria. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran
b) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c) Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk berhias, manfaat dan
mendemonstrasikan tata cara berhias dan bercukur untuk pria.
d) Meminta klien untuk mendemonstrasikan kembali tata cara berhias. (menyisir rambut).
e) Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara berhias
f) Terapis menjelaskan manfaat berhias
g) Memberikan pujian kepada klien
h) Upayakan semua klien mampu berhias dan sudah mencoba
i) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah berhias
- Menanyakan ulang cara alat-alat yang digunakan berhias
- Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar cara berhias
- Menanyakan manfaat dari berhias
- Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
88
- Menganjurkan setiap anggota kelompok latihan bertanya, meminta, menjawab, dan
memberi pada kehidupan sehari-hari (kerja sama).
- Menganjurkan memasukan kegiatan bekerja sama pada jadwal kegiatan harian klien.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah klien dapat
menjelaskan alat-alat untuk berhias, klien dapat menjelaskan tata cara berhias yang
benar dan baik, klien dapat menjelaskan manfaat berhias
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal dan menyebutkan alat untuk
berhias secara mandiri, mampu menyebutkan tata cara berhias secara mandiri dan
klien mampu menyebutkan manfaat berhias. Jika klien tidak mampu (X) jika klien
mampu (v).
89
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
90