Anda di halaman 1dari 18

Bab 1

Proses Bisnis di Industri Kreatif Bidang Desain dan Produksi Kriya


Deskripsi Pembelajaran Capaian Pembelajaran
Meliputi pemahaman dan penerapan Pada akhir fase E, peserta didik dapat
peserta didik terkait menjelaskan manajemen/pengelolaan
A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara menyeluruh dalam proses bisnis di
dan Lingkungan Hidup (K3LH); industri kreatif bidang desain dan
B. proses desain produk kriya yang produksi kriya dan berbagai model
berkelanjutan (sustainability design); industri lainnya.
C. proses eksplorasi desain; A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
D. proses Gambar kerja manual dan dan Lingkungan Hidup (K3LH);
Digital (2D dan 3D); B. proses desain produk kriya yang
E. proses produksi kriya menggunakan berkelanjutan (sustainability design);
alat manual atau masinal; C. proses eksplorasi desain;
F. pengemasan produk; D. proses gambar kerja manual dan
G. distribusi produk antar bagian; Digital (2D dan 3D);
H. delivery produk kepada customer; E. proses produksi kriya menggunakan
serta alat manual atau masinal;
I. pengembangan SDM di industri F. pengemasan produk;
desain dan produksi kriya. G. distribusi produk antar bagian;
H. delivery produk kepada customer;
serta
I. pengembangan SDM di industri
desain dan produksi kriya.
Gambar1.1 Produk Kriya
Sumber: Kompas, 2021

Produk kriya merupakan salah satu produk kesenian yang membutuhkan keterampilan
tangan dalam pembuatannya. Produk kriya tidak hanya berfokus pada nilai estetika
semata, namun juga memiliki fungsi dalam setiap penggunaannya. Pada dasarnya,
produk kriya dibuat dengan cara manual oleh para perajin kriya. Akan tetapi, pada
zaman serba teknologi ini, pembuatan produk kriya sudah banyak menggunakan mesin
dibanding dengan tenaga manusia. Lalu bagaimanakah proses-proses dan tahapan yang
ada pada industri kriya? Mari simak pada bab ini.

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)


Kesehatan Keselamatan Kerja (K3LH) merupakan hal-hal yang diharapkan mampu
memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat agar terhindar dari
kecelakaan kerja. Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tujuan penerapan
K3LH antara lain: melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan
orang lain di tempat kerja; menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara
aman dan efisien; serta meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional. Pada
umumnya, kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan untuk memberikan
lingkungan kerja dan suasana kerja yang aman bagi para pekerja, mencegah
terjadinya bencana kecelakaan, menghindarkan kemungkinan terhambatnya
produksi, meningkatkan kesejahteraan pekerja serta keluarganya dengan
berkurangnya kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak dikehendaki dan diharapkan
untuk terjadi mengingat bahwa kecelakaan kerja dapat merugikan banyak pihak.
Oleh karena itu, anatomi kecelakaan kerja harus dianalisa dengan baik dan tepat
untuk menemukan penyebab terjadinya kecelakaan sehingga hal itu tidak terjadi lagi
kedepannya. Di bawah ini merupakan anatomi kecelakaan yang harus dipahami.
a. Penyebab langsung terdiri atas tindakan dan kondisi tidak aman (immediate
causes).
b. Penyebab penunjang terdiri atas tindakan pengawas, kondisi mental pekerja, dan
kondisi fisik pekerja (contributing causes).
c. Kecelakaan (accident), seperti terbakar, tergelincir, terkena ledakan, atau
kejatuhan.
d. Akibat kecelakaan (result of accident), seperti produksi terhenti, perusakan,
luka berat, hingga kematian.
Dalam keselamatan kerja, terdapat hakikat keselamatan kerja yang mengadakan
pengawasan terhadap 4 M, yaitu man (manusia), materials (peralatan), machines
(mesin), dan methods (metode kerja). Hakikat 4 M tersebut memberikan jaminan
lingkungan kerja yang aman dan menghindarkan dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja apabila diperhatikan dengan saksama. Berikut merupakan
gambaran dari hakikat 4M.

B. Proses Desain Produk Kriya yang Berkelanjutan (Sustainability Design)


Dalam Bahasa Sansekerta, kriya berarti pekerjaan atau tindakan yang berhubungan
dengan kegiatan religi atau keagamaan. Dalam ilmu kriya, dijelaskan tentang teknik-
teknik pembuatan benda-benda, sedangkan orang yang ahli di bidang ini disebut
perajin. Seorang perajin mampu membuat karya secara berulang-ulang dan dapat
menurunkan keahliannya kepada keturunannya. Kriya sendiri merupakan kegiatan
membuat barang-barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan, seperti
anyaman, tikar, gerabah, dan sebagainya yang mengandung unsur seni.
Desain produk merupakah salah satu bidang keilmuan yang terintegrasi dengan
segala bentuk aspek kehidupan manusia dari masa ke masa. Desain memadukan
unsur khayal dan orientasi penemuan solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi
manusia dengan menjembatani estetika serta teknologi yang masing-masing dinamis
dan memiliki pola tertentu dalam perkembangannya. Hasil desain produk kerajinan
menitikberatkan pada nilai keunikan, estetika, seni, adiluhung, berharkat tinggi,
khusus, khas, dan kehalusan rasa sebagai unsur dasar. Adapun dalam pemenuhan
fungsinya lebih menekakan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik,
misalnya benda-benda pakai, perhiasan, furnitur, sandang, dan sebagainya.
Proses desain produk kriya yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan teknik. Penciptaan produk berkelanjutan dimaksudkan untuk
menciptakan produk yang ramah lingkungan. Di bawah ini adalah hal-hal yang
mendukung proses desain produk kriya berkelanjutan:
1. mereduksi hingga minimum setiap bahaya jangka panjang terhadap lingkungan
yang diakibatkan oleh penggunaan produk;
2. meminimkan kerugian atau polusi dari material yang dipilih;
3. meningkatkan efisiensi dalam penggunaan material, energi, dan sumber daya
lainnya;
4. meyakini rencana hidup produk sebagai yang paling sesuai dalam pendekatan
lingkungan;
5. meyakini bahwa kemasan, petunjuk-petunjuk dan tampilan produk efisien dan
ramah lingkungan dalam penggunaannya;
6. analisa untuk meminimkan potensi ancaman dan keselamatan;
7. meminimkan gangguan-gangguan seperti kebisingan dan aroma; serta
8. mempertimbangkan secara penuh efek-efek dari akhir pembuangan produk;

C. Proses Eksplorasi Desain


Desain adalah salah satu bagian dari sebuah proses holistik yang melibatkan lingkup
keahlian yang luas namun desain dianggap sebagai bagian yang sangat penting dari
proses tersebut. Desainer merupakan pihak yang memiliki kewenangan sebagai
penentu yang prinsipil atau pencipta produk dan memainkan pengaruh langsung
terhadap sejumlah kerugian yang dapat ditimbulkan selama proses. Proses eksplorasi
desain merupakan proses serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan desain.
Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan observasu lapangan dan studi pasar, kegiata
penelittian dan pengembangan, studi banding barang atau produk sejenis dan
tahapan desain. Dalam perencanaan sebuah desain produk kriya, terdapat tiga
kriteria yang mendasar seperti di bawah ini.
1. Kesesuaian fungsi pakai, ketepatan bentuk, dan konstruksi.
2. Ketepatan pilihan bahan dan proses pengerjaan yang menyangkut karakteristik
bahan, efektivitas, dan efisiensi.
3. Kualitas visual atau estetika.

D. Proses Gambar Kerja Manual dan Digital (2D dan 3D)


Gambar merupakan objek yang terbentuk dari titik yang menjadi garis dan
membentuk suatu seni yang menarik, gambar bisa dibuat dengan manual
menggunakan tulisan tangan ataupun digital menggunakan beberapa software
aplikasi komputer. Adapun kerja merupakan kegiatan yang dilakuka oleh seseorang
untuk mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan hidup. Terdapat dua cara
menggambar, yaitu 2D (dua dimensi) dan 3D (tiga dimensi). Gambar 2D merupakan
suatu bentuk kaya yang terdiri dari panjang dan lebar serta dapat dinikmati secara
visual dengan cara melihat. Contoh dari gambar 2D adalah: foto, batik. lukisan,
mozaik, kaligrafi, madding, poster, dan lain-lain. Adapun gambar 3D tidak hanya
dapat dinikmati secara visual, karya ini juga dapat diraba. Contoh dari karya 3D
adalah: guci, topeng, relief, arca, wayang, patung, boneka, vas bunga, dan lain-lain.
Gambar kerja merupakan gambar yang dibuat untuk dijadikan acuan dalam
pembangunan suatu bangunan. Gambar kerja harus dibuat sedetil mungkin agar
dapat mempermudah proses pembangunan suatu bangunan. Di bawah ini adalah
uraian-uraian mengenai gambar kerja.
1. Jenis-Jenis Gambar Kerja
Ada beberapa jenis gambar kerja yang biasanya dibuat oleh seorang arsitek. Di
bawah ini adalah jenis-jenis gambar kerja.
a. Gambar arsitektur
Gambar arsitektur merupakan gambar yang dijadikan acuan dalam proses
pembangunan. Gambar ini berisi ide-ide arsitek dalam menentukan bentuk
bangunan yang bagus serta dapat digunakan untuk meyakinkan klien dalam
proses pembangunan. Gambar arsitektur sendiri berisi denah-denah dan skala.
Dalam pembuatannya, para arsitek biasanya menggunakan cara manual
menggunakan alat tulis, akan tetapi seiring berkembangnya zaman, para
arsitek lebih memilih software komputer karena lebih mudah dan efisien
waktu.
b. Gambar struktur
Gambar struktur merupakan gambar rangka dari konstruksi bangunan yang
berupa atap, tiang, batu bata, dan sebagainya. Gambar struktur biasanya
disebut juga sebagai gambar fondasi dalam proses pembangunan.
c. Gambar MEE (Mechanical Electrical Engineering)
Gambar MEE merupakan gambar kerja yang memperlihatkan bagian-bagian
mekanik yang juga menjelaskan tentang cara pemasangan suatu barang atau
alat. Contoh dari gambar MEE adalah: pipa, kabel, aliran listrik, septic tank,
dan sebagainya.
2. Media Pembuatan Gambar Kerja
Gambar kerja dapat dibuat dengan media 2D atau 3D dengan menggunakan cara
manual atau digital. Gambar kerja 2D biasanya dibuat dengan cara manual
menggunakan tulisan tangan dan dibuat diatas kertas putih polos dan
menggunakan pensil atau pena. Adapun jika menggunakan media 3D biasanya
dibuat dengan menggunakan cara digital, yaitu menggunakan software aplikasi
berbasis komputer seperti AutoCAD yang dapat membuat gambar 2D dan 3D
ataupun Adobe Illustrator yang hanya dapat membuat gambar 2D.
3. Prosedur Pembuatan Gambar Kerja
Terdapat beberapa langkah dalam membuat gambar kerja yang baik dan benar
seperti di bawah ini.
a. Proses pengumpulan ide dan referensi
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan ide dan mencari
referensi sebanyak-banyaknya agar dapat memilih ide mana yang paling tepat
untuk diterapkan. Seorang arsitek dapat melakukan berbagai macam
modifikasi dari ide yang telah ditemukan untuk menghindari plagiasi.
b. Menentukan bentuk dan kebutuhan ruang
Sebelum pembuatan gambar, seorang arsitek harus menentukan dahulu
ruang-ruang dan ukuran dari bangunan yang dibuat. Hal ini dilakukan agar
terjadi kesesuaian antara gambar kerja yang dibuat dengan rencana
pembangunan awal.
c. Membuat gambar sederhana
Setelah menentukan ide, langkah selanjutnya adalah menuangkan ide tersebut
dalam bentuk gambar di atas kertas atau komputer. Gambar tersebut dapat
dibuat dengan sederhana terlebih dahulu.
d. Beri detil denah
Langkah selanjutnya adalah pemberian detil yang lebih lengkap berupa tata
letak, ukuran, dan fungsi masing-masing ruang.
e. Evaluasi
Gambar yang telah dibuat tersebut harus dievaluasi agar tidak terjadi masalah
saat akan diimplementasikan ke dalam pembangunan nyata.

E. Proses Produksi Kriya Menggunakan Alat Manual atau Masinal


Proses produksi kriya dimulai dengan tahap persiapan dimana penyiapan tempat
kerja menjadi hal utama yang harus diperhatikan. Tempat kerja harus dipastikan
cukup luas, bersih, cahaya ruangan siang hari terang dengan penerangan alami,
tekstur lantai kasar, ventilasi udara yang baik, tidak lembab, tata kelola
memperhatikan efektivitas dan efisiensi. Selain itu pekerja produksi kriya harus
menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan keselamatan kerja dengan baik
berupa baju kerja, alas kaki yang aman, masker, penutup kepala, kaca mata, penutup
telinga, dan lain-lain. Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan juga harus
dipersiapkan dengan baik. Tahap selanjutnya merupakan tahap pelaksanaan yang
dimulai dari pembuatann gambar desain atau produk dan dilanjutkan dengan
eksekusi pembuatan produk sesuai dengan prosedur yang ada. Tahap terakhir
merupakan tahap pengemasan dan penilaian. Pengemasan produk dipastikan harus
sesuai dengan fungsi dan tetap terlihat menarik. Adapun penilaian digunakan untuk
menilai kerapihan, kecepatan, dan kesesuaian produk yang dihasilkan. Dalam
pelaksanaan tahap-tahap produksi ini dibutuhkan beberapa alat produksi yang terdiri
dari alat manual dan masinal seperti berikut ini.
1. Alat Produksi Kriya Manual
Alat manual merupakan alat yang penggunaannya secara manual atau digerakkan
dengan tangan. Berikut ini adalah contoh-contoh alat manual dalam produksi
kriya.
a. Gergaji
b. Bor
c. Tang
d. Mistar
e. Siku-siku
2. Alat Produksi Kriya Masinal
Alat masinal merupakan sebuah alat yang dilengkapi dengan mesin sebagai
penggerak (motor) dan komponen-komponen lain yang diperlukan dengan cara
dirakit sehingga dapat bergerak secara stabil. Berikut ini adalah contoh-contoh
alat masinal dalam produksi kriya.
a. Mesin Scroll
b. Gergaji Mesin
c. Bor Mesin
d. Ampelas Mesin

F. Pengemasan Produk
Kemasan merupakan salah satu aspek penting dalam penjualan produk. Kemasan
sering kali disebut sebagai the silent sales-man/girl yang memiliki arti penting
dalam meningkatkan daya saing kriya karena mewakili ketidak hadiran pelayan
dalam menunjukkan kualitas produk. Oleh karena itu, kemasan harus mampu
menyampaikan pesan lewat komunikasi yang informatif. Saat ini sebuah kemasan
produk telah berubah fungsi yang awalnya “kemasan melindungi apa yang dijual”
menjadi “kemasan menjual apa yang dilindungi”. Dengan kata lain, kemasan tidak
lagi hanya berfungsi untuk melindungi, tetapi juga untuk menjual.
Adapun desain kemasan merupakan bisnis kreatif yang mengaitkan bentuk,
struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain, serta informasi
produk agar produk tersebut dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk
membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan,
mengidentifikasikan, dan membedakan sebuah produk di pasar. Desain kemasan
produk dapat juga dapat berlaku sebagai pemasaran produk dengan
mengkomunikasikan kepriadian atau fungsi produk konsumsi secara unik. Kemasan
meliputi tiga hal, yaitu merek, label, dan kemasan itu sendiri. Di bawah ini adalah
kriteria kemasan yang baik untuk sebuah produk.
1. Dapat melaksanakan program pemasaran.
2. Memenuhi syarat keamanan da kemanfaatan.
3. Dapat menghubungkan produsen dan konsumen.

G. Distribusi Produk Antar Bagian


Distribusi merupakan salah satu proses penjualan produk. Distribusi sendiri
memiliki arti penyaluran, pembagian, dan pengiriman produk ke beberapa orang
atau tempat. Saluran distribusi bisa singkat ataupun panjang tergantung dari
kebijakan penjualan dari perusahaan. Distribusi bisa sesingkat interaksi langsung
antara pelanggan dan perusahaan atau mencakup beberapa perantara seperti grosir,
pengecer, distributor, dan sebagainya. Dalam distribusi produk antar bagian terdapat
jenis-jenis saluran distribusi seperti di bawah ini.
1. Distribusi dari Produsen ke Konsumen
Jenis distribusi ini dikatakan sebagai distribusi yang paling singkat dan
sederhana tanpa adanya perantara di dalamnya. Dalam hal ini, biasanya produsen
akan menjual barang atau jasanya kepada konsumen secara langsung dengan
mendatangi tempat konsumen. Oleh karena itu jenis distribusi ini disebut sebagai
distribusi langsung.
2. Distribusi dari Produsesn Ke Pengecer ke Konsumen
Dalam jenis distribusi ini, produsen hanya berperan sebagai pihak yang melayani
penjualan besar dan melakukan distribusi ke para pedagang pengecer sehingga
mereka tidak melayani penjualan pada konsumen akhir.
3. Distribusi dari Produsen ke Pedangan Besar ke Pengecer ke Konsumen
Sistem distribusi ini mirip dengan jenis saluran distribusi yang telah dibahas
sebelumnya, namun kini produsen hanya melayani penjualan dengan skala besar
kepada pedagang besar saja dan tidak menjual produk atau jasa kepada pengecer
seperti jenis distribusi di poin kedua.
4. Distribusi dari Produsen ke Agen ke Pengecer ke Konsumen
Saluran distribusi ini memungkinkan produsen memilih menjualkan produknya
kepada agen sebagai penyalur. Kegiatan perdagangan besar dalam proses
penjualan oleh produsen hanya dilakukan kepada para agen saja dimana agen
akan melakukan penjuala kepada pengecer besar.
5. Distribusi dari Produsen ke Agen ke Pedagang Besar ke Konsumen
Jenis distribusi ini merupakan kombinasi dari jenis saluran distribusi
sebelumnya. Produsen akan menggunakan agen sebagai perantara untuk
menyalurkan produk dan jasa kepada pedagang besar. Selanjutnya, barang akan
dijualkan kepada para pengecer sehingga konsumen dapat menikmati produk dari
pengecer atau toko kecil.

H. Delivery Produk Kepada Customer


Pengiriman atau delivery produk ke pelanggan merupakan salah satu aktivitas dalam
manajemen distribusi yang juga ikut menentukan pencapaian penjualan dan
pencapaian tingkat distribusi barang. Pelanggan yang memesan produk kriya
berharap barang akan sampai di tempat yang diinginkan sesuai waktu dan dalam
jumlah yang ditentukan serta mendapati kualitas barang yang sesuai harapan.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan pengiriman
produk kriya.
1. Menguasai Medan Pengiriman
Tim pengiriman barang harus menguasai dan hafal mengenai medan atau area
pengiriman. Hal itu termasuk dengan kondisi jalan yang dilalui, pemilihan jalan
untuk kendaraan tertentu, dan jam macet suatu jalan. Selain itu tim pengiriman
barang juga harus memahami letak dari setiap gedung dari outlet yang akan
dikirimi barang termasuk juga dengan jam buka outlet. Penguasaan medan
pengiriman dilakukan agar pengiriman menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Memiliki Jadwal dan Rute Pengiriman
Jadwal dan rute pengiriman pada sebuah perusahaan harus direncanakan dengan
baik dan tepat. Rute pengiriman dapat dibuat mingguan, dua mingguan, atau
empat mingguan untuk setiap sub area pengiriman. Fungsi dari jadwal dan rute
pengiriman adalah agar outlet dapat mengetahui waktu penerimaan produk yang
dipesannya sehingga outlet juga dapat membuat estimasi pemesanan serta dapat
memberi kepastian kepada pelanggannya yang memesan barang kepadanya.
3. Membuat Rencana Pengiriman
Rencana pengiriman disusun berdasarkan delivery order (DO) atau surat jalan
yang diterbitkan berdasarka surat pesanan dari tim penjualan yang telah
divalidasi pihak yang berwenang. Jadwal dan rute pengiriman pasti sesuai
dengan satu atau lebih rute kunjungan tim penjualan sehingga jika semua
kunjungan tim penjualan efektif, rencana pengiriman akan sama persis dengan
jadwal dan rute pengiriman yang baku. Fungsi dari penyusunan rencana
pengiriman adalah agar barang bisa terkirim tepat waktu sesuai jadwal sehingga
efektivitas dan efisiensi bisa tercapai.
4. Memiliki Alternatif Pengiriman
Apabila ada permintaan yang berada di luar jadwal atau rute, memiliki value dan
volume yang signifikan serta merupakan DO dari pareto outlet, perusahaan harus
mengusahakan agar barang tetap dikirim. Hal ini dapat disebut sebagai alternatif
pengiriman karena memang armada pengiriman regular sudah penuh dan
membutuhkan bantuan transporter dari luar untuk membantu pengiriman. Intinya
setiap perusahaan harus mengupayakan permintaan pengiriman insidentil atau
temporary tersebut sebagai bentuk pelayanan yang prima ke pelanggan, terutama
jika DO tersebut berasal dari pareto outlet.
5. Memperluas Cakupan Wilayah Pengiriman
Perusahaan akan selalu dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan
distibusinya, baik dengan cara memperluas area pengiriman maupun dengan
menambah titik pengiriman di dalam area pengiriman yang sudah ada.
Perusahaan dapat membentuk sebuah tim khusus di area baru atau area yang
sedang dikembangkan. Fungsi dari tim ini adalah untuk menganalisa lokasi
tersebut apakah pengiriman akan efisien ke wilayah tersebut atau tidak.
6. Memahami Aturan Pengiriman Barang di Setiap Area
Tim pengiriman sangat diwajibkan untuk memahami aturan pengiriman di setiap
area dan di setiap outlet. Selain itu, kelengkapan dokumen pengiriman juga harus
dipahami dan dilengkapi, seperti surat izin memasuki area tertentu, dokumen
pengambilan barang retur, dokumen bonus barang, dan lain-lain.
I. Pengembangan SDM di Industri Desain dan Produksi Kriya
Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aktivitas yang
penting dalam kegiatan manajemen SDM. Pengembangan SDM sendiri adalah usaha
untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan moral karyawan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan peatihan. Kegiatan
pelatihan SDM di industri desain dan produksi kriya dapat dilaksanakan dengan
menggunakan metode on the job training atau off the job training. On the job
training merupakan metode pelatihan dengan cara para menempatkan para pekerja
atau calon pekerja dalam kondisi pekerjaan yang riil, di bawah bimbingan dan
supervisi dari pegawai yang telah berpengalaman. Adapun off the job training
merupakan program pelatihan yang diselenggarakan di lokasi yang terpisah.
Program-program pelatihan ini memberikan keahlian dan pengetahuan kepada para
pekerja dan calon pekerja untuk mengerjakan pekerjaan pada waktu yang terpisah
dari waktu kerja reguler mereka.

Tugas Individu
Carilah dan jelaskan alat-alat perlindungan diri pada industri kriya.

Tugas Kelompok
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas lima siswa.
2. Gambarlah denah rumah menggunakan media 2D dan cara manual.
3. Jelaskan spesifikasi gambar kerja tersebut secara detil.
4. Setiap kelompok mempresentasikan hasilnya.

Refleksi
Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apakah setelah mempelajari bab 3, anda menjadi paham
mengenai proses bisnis di industri kreatif bidang desain
dan produksi kriya?
Ungkapkan alasannya:
2. Menurut Anda, pentingkah menerapkan K3LH dalam
industri kriya?
Ungkapkan alasannya:
3. Menurut Anda, apakah yang menyebabkan pembuatan
gambar kerja digital saat ini lebih diminati daripada
manual?
Ungkapkan alasannya:

Uji Kompetensi

A. Soal Pilihan Ganda

Pilihah jawaban yang paling tepat.

1. Tujuan dari K3LH adalah ....

a. melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain

di tempat kerja

b. memberikan jaminan sosial terhadap para pekerja

c. memberikan akses pengobatan terhadap pekerja yang sakit

d. melatih pekerja untuk bersikap profesional dalam bekerja

e. menentukan mutu dan kualitas dari produk yang diproduksi

2. kriya berasal dari Bahasa ....

a. Arab

b. Jawa

c. Melayu

d. Sansekerta

e. Tagalog

3. Di bawah ini yang bukan merupakan hakikat K3LH adalah ....

a. man
b. materials

c. machine

d. methods

e. mechanic

4. Gambar kerja yang memperlihatkan bagian-bagian mekanik yang juga

menjelaskan tentang cara pemasangan suatu barang atau alat disebut....

a. gambar arsitektur

b. gambar struktur

c. gambar fondasi

d. gambar MEE

e. gambar kerja

5. Orang yang ahli di bidang kriya disebut ....

a. pendekar

b. empu

c. perajin

d. pemahat

e. seniman

6. Di bawah ini adalah hal-hal yang mendukung proses desain produk kriya

berkelanjutan, kecuali ....

a. mereduksi hingga minimum setiap bahaya jangka panjang terhadap

lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan produk

b. menggunakan bahan baku yang murah dan mudah didapat agar dapat

meningkatkan produksi
c. meningkatkan efisiensi dalam penggunaan material, energi, dan sumber

daya lainnya

d. meminimkan kerugian atau polusi dari material yang dipilih

e. meyakini rencana hidup produk sebagai yang paling sesuai dalam

pendekatan lingkungan

7. Di bawah ini merupakan contoh karya 3D, kecuaii ....

a. arca

b. topeng

c. relief

d. wayang

e. kaligrafi

8. Di bawah ini yang bukan merupakan karya 2D adalah ....

a. mozaik

b. madding

c. patung

d. lukisan

e. batik

9. Di bawah ini yang bukan merupakan alat produksi kriya manual adalah ....

a. gergaji

b. ampelas mesin

c. bor

d. siku-siku

e. mistar

10. Salah satu software aplikasi gambar desain adalah ....


a. Adobe Reader

b. MS. Word

c. Snipping Tool

d. AutoCAD

e. Skypee

11. Hasil dari produksi kriya adalah ....

a. sarung

b. anyaman

c. selendang

d. bunga plastik

e. gorden

12. Jenis distribusi yang paling singkat adalah...

a. Distribusi produsen ke konsumen

b. Distibusi produsen ke pengecer ke konsumen

c. Distribusi produsen ke agen ke pengecer ke konsumen

d. Distribusi produsen ke pedagang besar ke pengecer ke konsumen

e. Distribusi produsen ke agen ke pedagang besar ke konsumen

13. Di bawah ini adalah kriteria tempat kerja untuk produksi kriya yang baik,

kecuali ....

a. bersih

b. terang

c. lantai kasar

d. ventilasi cukup

e. besar
14. Banyak arsitek yang beralih dari pembuatan desain menggunaka cara manual

ke masinal karena ....

a. lebih mudah dan efisien waktu

b. mengurangi biaya

c. harganya lebih murah

d. barang yang diproduksi lebih menarik

e. mutu dan kualitas terjaga

15. Hasil desain produk kerajinan menitikberatkan pada nilai, kecuali ....

a. estetika

b. keunikan

c. khas

d. adiluhung

e. kemewahan

B. Soal Esai

Jawablah dengan tepat dan benar.

1. Gambar 2D merupakan suatu bentuk kaya yang terdiri dari ....

2. Gambar MEE merupakan gambar kerja yang memperlihatkan bagian-bagian

mekanik yang juga menjelaskan tentang ....

3. Undang-Undang yang mengatur tentang K3LH adalah ....

4. Penciptaan produk berkelanjutan dimaksudkan untuk ....

5. Penguasaan medan pengiriman dilakukan agar ....

6. Contoh dari dokumen-dokumen pengiriman barang adalah ....

7. Mesin scroll merupakan alat produksi ....


8. Mozaik merupakan karya ....

9. Yang dimaksud dengan on the job training adalah ....

10. Yang dimaksud dengan off the job training adalah ....

C. Soal Esai Uraian

Jawablah dengan ringkas dan benar.

1. Jelaskan yang dimaksud dengan K3LH.

2. Sebutkan dan jelaskan mengenai anatomi kecelakaan kerja.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kriya.

4. Sebutkan dan jelaskan mengenai kriteria pembuatan desain kriya.

5. Sebutkan dan jelaskan mengenai kriteria kemasan produk yang baik.

Anda mungkin juga menyukai