Anda di halaman 1dari 277

Pedoman Penulisan

ARTIKEL, MAKALAH,
PROPOSAL, TESIS, DAN DISERTASI

PASCASARJANA UIN MATARAM


Tahun Akademik 2021/2022
PEDOMAN PENULISAN
ARTIKEL, MAKALAH, PROPOSAL, TESIS,
DAN DISERTASI

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
NOMOR 14 TAHUN 2021

TENTANG

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL, MAKALAH, PROPOSAL, TESIS,


DAN DISERTASI PASCASARJANA UIN MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan pelayanan penyelenggaraan


pendidikan tinggi secara baik, diperlukan Pedoman
Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan
Disertasi Pascasarjana UIN Mataram Tahun Akademik
2021/2022; dan
b. Bahwa penetapan Pedoman Penulisan Artikel, Makalah,
Proposal, Tesis, dan Disertasi Pascasarjana UIN
Mataram Tahun Akademik 2021/2022 dimaksud pada
butir a. perlu ditetapkan dengan Keputusan Rektor.
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
4. Keputusan Menteri Agama RI Nomor E/KEP/19/1999
tentang Pola Pembinaan Mahasiswa PTAI;
5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan
Tinggi;
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Hasil Belajar Mahasiswa;
7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
054/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi;

iv | Pascasarjana UIN Mataram


8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 178/U/2001
tentang Gelar dan Lulusan Perguruan Tinggi;
9. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
184/U/2001 tentang Pedoman Pengawasan,
Pengendalian, dan Pembinaan Program Diploma,
Sarjana, dan Pascasarjana di Perguruan Tinggi;
10. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
004/U/2002 tentang Akreditasi Program Studi pada
Perguruan Tinggi;
11. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi RI Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi;
12. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 394 Tahun 2003
Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Agama;
13. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 387 Tahun 2004
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Program
Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam;
14. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 27 Tahun 2017
tentang Statuta Universitas Islam Negeri Mataram;
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja UIN Mataram;
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
7142 Tahun 2017 tentang Pencegahan Plagiarism di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam; dan
17. Keputusan Rektor UIN Mataram tentang Pengangkatan
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan; Dekan
Fakultas Syariah; Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama; Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi;
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam; dan Direktur
Pascasarjana UIN Mataram Periode 2017-2021.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR UIN MATARAM TENTANG


PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL, MAKALAH,
PROPOSAL, TESIS, DAN DISERTASI PASCASARJANA
UIN MATARAM TAHUN AKADEMIK 2021/2022.

Pertama : Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan


Disertasi Pascasarjana UIN Mataram Tahun Akademik
2021/2022 sebagaimana naskah terlampir merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | v


Kedua : Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan
Disertasi Pascasarjana UIN Mataram Tahun Akademik
2021/2022 dimaksud diktum pertama berlaku bagi semua
mahasiswa Pascasarjana dalam semua angkatan.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Mataram
Pada Tanggal : 9 Juni 2021
a.n. Rektor

vi | Pascasarjana UIN Mataram


KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
NOMOR 12 TAHUN 2021

TENTANG

TIM PENYUSUN BUKU PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL,


MAKALAH, PROPOSAL, TESIS, DAN DISERTASI
PASCASARJANA UIN MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

Menimbang : a. Bahwa untuk tersusunnya buku Pedoman Penulisan


Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi
Pascasarjana UIN Mataram Tahun Akademik
2021/2022 diperlukan tim penyusun; dan
b. Bahwa penetapan tim penyusun buku Pedoman
Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan
Disertasi Pascasarjana UIN Mataram Tahun Akademik
2021/2022 dimaksud pada butir a. perlu ditetapkan
dengan Keputusan Rektor.
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
4. Keputusan Menteri Agama RI Nomor E/KEP/19/1999
tentang Pola Pembinaan Mahasiswa PTAI;
5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan
Tinggi;
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Hasil Belajar Mahasiswa;
7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
054/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi;

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | vii


8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 178/U/2001
tentang Gelar dan Lulusan Perguruan Tinggi;
9. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
184/U/2001 tentang Pedoman Pengawasan,
Pengendalian, dan Pembinaan Program Diploma,
Sarjana, dan Pascasarjana di Perguruan Tinggi;
10. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
004/U/2002 tentang Akreditasi Program Studi pada
Perguruan Tinggi;
11. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi RI Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi;
12. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 394 Tahun 2003
Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Agama;
13. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 387 Tahun 2004
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Program
Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam;
14. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 27 Tahun 2017
tentang Statuta Universitas Islam Negeri Mataram;
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja UIN Mataram;
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
7142 Tahun 2017 tentang Pencegahan Plagiarism di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam;
17. Keputusan Rektor UIN Mataram tentang Pengangkatan
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan; Dekan
Fakultas Syariah; Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama; Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi;
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam; dan Direktur
Pascasarjana UIN Mataram Periode 2017-2021; dan
18. Keputusan Rektor UIN Mataram Nomor 11 Tahun 2018
tentang Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen di
Lingkungan Universitas Islam Negeri Mataram Tahun
Anggaran 2018.
Memperhatikan : Rapat Pimpinan Pascasarjana UIN Mataram, 26 April 2021.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR UIN MATARAM TENTANG
TIM PENYUSUN BUKU PEDOMAN PENULISAN
ARTIKEL, MAKALAH, PROPOSAL, TESIS, DAN
DISERTASI PASCASARJANA UIN MATARAM TAHUN
AKADEMIK 2021/2022.

viii | Pascasarjana UIN Mataram


Pertama : Menetapkan mereka yang namanya tercantum dalam
lampiran keputusan ini sebagai tim penyusun buku Pedoman
Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi
Pascasarjana UIN Mataram Tahun Akademik 2021/2022.
Kedua : Segala biaya yang dikeluarkan dibebankan kepada dana
DIPA UIN Mataram Tahun Anggaran 2021; dan
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan segala sesuatu akan diubah dan dibetulkan
kembali sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di : Mataram
Pada Tanggal : 3 Mei 2021
a.n. Rektor

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | ix


Lampiran Keputusan Rektor UIN Mataram
Nomor : 12 Tahun 2021
Tanggal : 3 Mei 2021
Tentang : Penetapan Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Artikel,
Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi Pascasarjana UIN Mataram
Tahun Akademik 2021/2022

TIM PENYUSUN BUKU PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL,


MAKALAH, PROPOSAL, TESIS, DAN DISERTASI
PASCASARJANA UIN MATARAM TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Pengarah : Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. (Rektor)


Penanggung Jawab : Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. (Wakil Rektor I)
: Prof. Dr. Suprapto, M.Ag. (Direktur Pascasarjana)
Ketua : Prof. Dr. H. Adi Fadli, M.Ag.
Sekretaris : Dr. Muhsinin, M.A.
Anggota :
1. Dr. Fathurrahman Muhtar, M.Ag.
2. Dr. Hj. Teti Indrawati P., M.Hum.
3. Dr. Mohamad Iwan Fitriani, M.Pd.
4. Dr. H. Muslihun, M.Ag.
5. Dr. H. Moh. Fakhri, M.Pd.
6. Dr. H. Dedy Wahyudin, M.A.
7. Dr. H. Lalu Muchsin Effendi, M.A.

Editor : Dr. Moh. Asyiq Amrulloh, M.Ag.

a.n. Rektor

x | Pascasarjana UIN Mataram


KATA PENGANTAR

Bismilla>h} al-rah}ma>n al-rah}i>m


Al-h}amd lilla>h wa-al-shukr lilla>h, Pedoman Penulisan Artikel,
Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi Pascasarjana UIN Mataram
Tahun Akademik 2021/2022 ini dapat diselesaikan. Buku pedoman ini
diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa, dosen
pembimbing/promotor, dosen penguji, kaprodi, pengelola, dan semua
pihak yang terkait dalam memahami dan menggunakan prosedur
penyusunan artikel, makalah, proposal, pembimbingan, pengajuan
ujian, pelaksanaan ujian, ataupun penilaian. Dengan demikian, proses
penyelenggaraan pendidikan di Pascasarjana UIN Mataram dapat
berjalan dengan efektif dan efisien, serta dihasilkan artikel, makalah,
proposal, tesis, dan disertasi yang memenuhi standar kualitas karya tulis
ilmiah.
Sesuai dengan namanya, buku pedoman ini mengatur hal-hal yang
bersifat substantif dan teknis, dengan kemungkinan pengembangan dan
penyesuaian lebih lanjut, sejalan dengan keragaman topik, pendekatan,
proses, dan jenis penelitian. Berbagai kekurangan yang ada dalam
penulisan pedoman ini merupakan bahan yang akan dijadikan
perbaikan untuk menyusun panduan berikutnya yang lebih baik.
Akhirnya, kritik dan saran konstruktif sangat kami harapkan demi
kesempurnaan buku panduan ini di masa mendatang.

Mataram, Juni 2021


Direktur,

ttd.

Prof. Dr. Suprapto, M.Ag.


NIP 197207202000031002

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | xi


DAFTAR ISI

Keputusan Rektor UIN Mataram _ iv


Kata Pengantar _ xi
Daftar Isi _ xii

BAB I PENDAHULUAN _ 1
A. Latar Belakang _ 1
B. Batasan Istilah _ 2
C. Fungsi dan Tujuan _ 4
BAB II KETENTUAN TEKNIS ADMINISTRASIF DAN
AKADEMIS _ 5
A. Tahapan Proses Penyusunan Tesis/Disertasi _ 5
B. Persyaratan Administrasi _ 9
C. Persyaratan Akademik _ 12
D. Larangan Plagiarisme _ 15
E. Kewajiban Melampirkan Lembar Hasil Pengecekan
Plagiarisme _ 16
F. Susunan, Tugas, dan Wewenang
Pembimbing/Promotor, Tim Penguji Tesis dan
Disertasi _ 16
G. Penilaian Ujian Komprehensif, Tesis, dan Disertasi _
20
H. Penyelesaian Administrasi _ 23
I. Publikasi Karya Ilmiah _ 23
J. Kode Etik dan Sanksi _ 24

xii | Pascasarjana UIN Mataram


BAB III SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL DAN
TESIS/DISERTASI _ 25
A. Bagian Awal _ 26
B. Bagian Isi _ 27
C. Bagian Akhir _ 48
D. Penjelasan Istilah _ 49
BAB IV METODE PENELITIAN _ 61
A. Penelitian Kualitatif _ 61
B. Penelitian Kuantitatif _ 63
C. Penelitian Pengembangan _ 66
D. Penelitian Pustaka _ 67
E. Penelitian Naskah _ 68
BAB V FORMAT PENULISAN ARTIKEL _ 71
BAB VI PENULISAN MAKALAH DAN PEMBUKUAN _ 75
BAB VII TEKNIS PENULISAN _ 77
A. Bahan, Ukuran, dan Jumlah Halaman _ 77
B. Margin _ 78
C. Jenis Huruf dan Format Penulisan _ 78
D. Penulisan Paragraf, Kutipan, dan Terjemahan _ 80
E. Penomoran _ 82
BAB VIII CATATAN KAKI _ 85
BAB IX TRANSLITERASI _ 109
BAB X LAMPIRAN _ 125
BAB XI PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA
_ 157

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | xiii


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Sebagai salah satu persyaratan penyelesaian studi, tesis/disertasi
merupakan mata kuliah wajib lulus bagi semua mahasiswa pada
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Mataram (UIN Mataram).
Penyusunan tesis/disertasi dilakukan secara mandiri oleh
mahasiswa di bawah bimbingan dosen pembimbing/promotor.
Tesis/disertasi harus berkualitas dan pelaksanaannya harus efektif
dan efisien sehingga diperlukan pedoman penyusunannya sebagai
acuan bagi mahasiswa, pembimbing/promotor, penguji, pengelola,
dan pihak-pihak lain yang terkait. Pedoman ini diharapkan dapat
menyamakan pemahaman tentang kriteria penelitian yang baik dan
prosedur yang baku untuk memperlancar dan mempermudah
mahasiswa dalam menyusun tesis/disertasi.
Selain tesis dan disertasi, karya ilmiah yang sering ditulis oleh
mahasiswa selama menempuh pendidikan adalah makalah dan
artikel. Tesis/disertasi yang sudah dijadikan artikel wajib
dipublikasikan sebagai salah satu syarat kelulusan di Program

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 1


Magister dan Doktor Pascasarjana UIN Mataram. Makalah atau
artikel yang dipublikasikan merupakan suatu sarana yang efektif
untuk mempublikasikan hasil penelitian untuk masyarakat luas.

B. Batasan Istilah
1. Artikel adalah sebutan khusus untuk makalah yang sudah
mengalami variasi dan adaptasi tertentu yang dipublikasikan
dalam suatu jurnal ilmiah atau penerbitan khusus lain tanpa
meninggalkan prinsip dari struktur, format, sistematika, dan isi
makalah ilmiah.
2. Makalah adalah karya ilmiah yang dibuat berdasarkan
pengamatan dan atau penelitian tentang sesuatu hal yang
biasanya untuk dipresentasikan pada suatu seminar, sidang, atau
diskusi, baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam hal ini,
makalah mempunyai ciri:
a. diangkat dari suatu kajian literatur dan atau laporan
pelaksanaan kegiatan lapangan;
b. ruang lingkup makalah berkisar pada cakupan permasalahan
dalam suatu mata kuliah;
c. memperlihatkan kemampuan mahasiswa tentang
permasalahan teoretis yang dikaji atau dalam menerapkan
suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan
perkuliahan;
d. memperlihatkan kemampuan para mahasiswa dalam
memahami isi dari sumber-sumber yang digunakan;
e. menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam merangkai
berbagai sumber informasi sebagai satu kesatuan sintesis
yang utuh; dan
f. terdiri atas tiga bagian pokok (awal, inti, dan akhir).
3. Proposal yang dimaksud dalam buku ini adalah proposal
tesis/disertasi.

2 | Pascasarjana UIN Mataram


4. Tesis adalah mata kuliah wajib lulus bagi mahasiswa Program
Magister Pascasarjana UIN Mataram sebagai salah satu
persyaratan penyelesaian studi untuk memperoleh gelar
magister. Sebagai tugas akhir, tesis harus memenuhi
persyaratan:
a. dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah di bawah
bimbingan dosen;
b. mempunyai nilai manfaat tinggi untuk pengembangan teori
dan praktik dalam bidang pendidikan dan/atau
nonkependidikan dengan dukungan fakta empirik;
c. bersifat inovatif, mengembangkan pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni di bidang pendidikan atau nonkependidikan
atau praktik profesionalnya; dan
d. menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir
dan berkarya untuk memecahkan permasalahan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang
pendidikan dan nonkependidikan melalui pendekatan
interdisipliner atau multidisipliner.
5. Disertasi adalah salah satu mata kuliah wajib lulus bagi
mahasiswa Program Doktor Pascasarjana UIN Mataram sebagai
salah satu persyaratan penyelesaian studi untuk memperoleh
gelar doktor. Sebagai tugas akhir, disertasi harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah di bawah
bimbingan promotor;
b. menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir dan
berkarya ilmiah yang bersifat kreatif, orisinal, dan teruji;
c. mempunyai nilai manfaat tinggi untuk pengembangan
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dalam bidang
pendidikan dan nonkependidikan, dengan dukungan fakta
empirik;

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 3


d. mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
baru dalam bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya
melalui riset sehingga dihasilkan karya kreatif, original, dan
teruji; dan
e. memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui
pendekatan interdisipliner, multidisipliner, dan
transdisipliner.

C. Fungsi dan Tujuan


1. Fungsi
Pedoman ini merupakan acuan bagi mahasiswa,
pembimbing/promotor, penguji, pengelola, dan pihak-pihak
lain yang terkait dalam proses penyusunan penulisan makalah,
artikel, proposal, tesis, dan disertasi. Pedoman ini mengatur hal-
hal yang bersifat substantif dan teknis, dengan kemungkinan
pengembangan dan penyesuaian lebih lanjut, sejalan dengan
keragaman topik, pendekatan, proses, dan jenis penelitian.
2. Tujuan
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa,
dosen pembimbing/promotor, dosen penguji, kaprodi,
pengelola, dan semua pihak yang terkait dalam memahami dan
menggunakan prosedur penyusunan makalah, artikel, proposal,
pembimbingan, pengajuan ujian, pelaksanaan ujian, ataupun
penilaian. Dengan demikian, proses penyelenggaraan
pendidikan di Pascasarjana dapat berjalan dengan efektif dan
efisien, serta dihasilkan makalah, artikel, proposal, tesis dan
disertasi yang memenuhi standar kualitas karya tulis ilmiah.

4 | Pascasarjana UIN Mataram


BAB II
KETENTUAN TEKNIS ADMINISTRATIF DAN AKADEMIS


A. Tahapan Proses Penyusunan Tesis/Disertasi


1. Penentuan Masalah Penelitian
Mahasiswa menentukan masalah yang akan dijadikan objek
penelitian. Untuk menemukan tema atau masalah dapat
dilakukan dengan banyak cara, misalnya lewat observasi,
membaca artikel media massa/buku referensi, atau diskusi
dengan sesama mahasiswa, dosen mata kuliah tertentu, atau
warga masyarakat lainnya.
2. Konsultasi Masalah Penelitian
Mahasiswa mengonsultasikan masalah penelitian kepada dosen
penasehat akademik, dosen mata kuliah yang relevan, atau
keduanya. Dosen yang bersangkutan menyampaikan
pandangannya tentang kelayakan masalah yang dimaksud untuk
dijadikan topik penelitian tesis/disertasi atau memberikan
masukan dan saran-saran perbaikan. Jika mahasiswa yang
bersangkutan tidak yakin dengan kelayakan topik yang ada,
kembali ke tahap 1.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 5


3. Pengajuan Judul
Mahasiswa wajib mengajukan 3 judul penelitian tesis/disertasi
ke program studi untuk ditetapkan 1 judul yang diterima (form
pengajuan judul minimal berisi: judul, latar belakang singkat,
rumusan masalah, telaah pustaka, dan referensi sementara).
Selanjutnya, program studi atau koordinator tesis/disertasi
menetapkan pembimbing/promotor I dan pembimbing/
promotor II. Lingkup tema/judul yang boleh diajukan dan
diterima perlu diperluas dengan mengikuti tren perkembangan
keilmuan dan perkembangan kehidupan masyarakat terkini.
4. Penyusunan Proposal
Mahasiswa menyusun proposal tesis/disertasi sesuai dengan
ketentuan dalam buku pedoman ini.
5. Pendaftaran Seminar Proposal
Mahasiswa mendaftarkan diri untuk seminar proposal
tesis/disertasi ke akademik/program studi dan selanjutnya
program studi menetapkan jadwal seminar proposal yang
bersangkutan.
6. Seminar Proposal
Mahasiswa mempresentasikan proposal penelitian dalam
seminar proposal. Berdasarkan hasil penilaiannya terhadap
naskah proposal dan pelaksanaan seminar, tim seminar
memberikan rekomendasi kepada program studi untuk
menerima proposal tanpa perbaikan, menerima dengan syarat
perbaikan, atau menolak proposal yang bersangkutan. Jika
proposal ditolak, kembali ke tahap 1 (mulai dari awal) atau
tahap 3 (menyusun proposal baru dengan topik/judul yang
sama) bergantung pada rekomendasi seminar dan kesiapan
mahasiswa yang bersangkutan.

6 | Pascasarjana UIN Mataram


7. Penyempurnaan Proposal
Mahasiswa menyempurnakan proposal tesis/disertasi. Jika
perbaikan proposal telah dianggap cukup, tim penguji seminar
proposal (diawali oleh penguji utama) menandatangani lembar
persetujuan yang telah disiapkan. Proposal tesis/disertasi yang
sudah disahkan oleh tim penguji seminar proposal dapat
dilanjutkan ke proses penelitian.
8. Penyelesaian Prosedur Administrasi
Mahasiswa menyelesaikan prosedur administrasi surat-
menyurat yang diperlukan untuk mendapatkan izin penelitian
di lokasi. Proses ini biasanya diperlukan pada penelitian
lapangan.
9. Pelaksanaan Penelitian
Mahasiswa melaksanakan kegiatan penelitian dan berkonsultasi
dengan pembimbing/promotor mengenai perkembangan
kegiatan penelitian yang dilaksanakan. Setiap konsultasi, dosen
pembimbing/promotor mengisi lembar konsultasi serta
menyebutkan materi yang dikonsultasikan dan saran perbaikan
yang diberikan. Penelitian harus dilakukan dengan waktu yang
cukup memadai.
10. Penyusunan Tesis/Disertasi
Mahasiswa menyusun tesis/disertasi dan mengonsultasikannya
kepada dosen pembimbing/promotor. Setiap konsultasi, dosen
pembimbing/promotor mengisi lembar konsultasi serta
menyebutkan materi yang dikonsultasikan dan saran yang
diberikan.
11. Ujian Komprehensif
Mahasiswa mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian
komprehensif yang meliputi kompetensi al-Qur’an dan hadis
tematik, kompetensi keilmuan program studi, dan kompetensi
metode penelitian.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 7


12. Ujian Work in Progress (WIP)
Sebelum mendaftarkan diri untuk ujian tesis/disertasi,
mahasiswa mengikuti ujian Work in Progress untuk menjamin
kualitas tesis/disertasi.
13. Pendaftaran Ujian
Sebelum mendaftarkan naskah tesis/disertasi ke akademik
pascasarjana untuk ujian tesis/disertasi, mahasiswa wajib
melakukan cek plagiarisme ke lembaga resmi (TIPD atau
Perpustakaan UIN Mataram). Lembar pengesahan naskah yang
didaftarkan harus sudah ditandatangani oleh semua dosen
pembimbing/promotor. Program studi menetapkan tim penguji,
waktu, dan tempat ujian tesis/disertasi.
14. Ujian Tesis/Disertasi
Mahasiswa dapat menempuh ujian tesis/disertasi setelah ± 4
(empat) bulan dari ujian proposal. Berdasarkan hasil ujian
tesis/disertasi, tim penguji atas nama program studi menetapkan
bahwa mahasiswa yang bersangkutan lulus tanpa perbaikan,
lulus dengan perbaikan, mengulang ujian tesis/disertasi, atau
tidak lulus. Jika dinyatakan tidak lulus, mahasiswa melakukan
perbaikan sesuai dengan rekomendasi tim ujian tesis/disertasi.
Batas pelaksanaan ujian tesis/disertasi 15 (limabelas) hari
sebelum pelaksanaan yudisium.
15. Perbaikan Tesis/Disertasi
Mahasiswa memperbaiki naskah sesuai dengan rekomendasi
yang disampaikan penguji. Hasil perbaikan dikonsultasikan
kepada para anggota tim penguji dengan membawa catatan
perbaikannya. Jika perbaikan telah dinyatakan cukup, tim
penguji (diawali oleh penguji utama) menandatangani lembar
persetujuan dan pengesahan yang telah disiapkan. Batas
pengumpulan lembar pengesahan tesis/disertasi yang telah
ditandatangani oleh dewan penguji tesis/disertasi paling lambat
7 (tujuh) hari sebelum pendaftaran yudisium.

8 | Pascasarjana UIN Mataram


16. Tim Teknis/Editor
Tesis/disertasi yang sudah disetujui dan disahkan oleh para
penguji diserahkan ke tim teknis/editor untuk dilakukan telaah
kesalahan teknis. Setelah itu mahasiswa melakukan revisi
kembali, kemudian menyerahkan hasilnya ke akademik
Pascasarjana UIN Mataram.

B. Persyaratan Administrasi
1. Mahasiswa dapat mengambil mata kuliah tesis atau disertasi
dengan persyaratan sebagai berikut:
a. terdaftar sebagai mahasiswa aktif; dan
b. mencantumkan mata kuliah tesis/disertasi dalam Kartu
Rencana Studi (KRS) di SIAKAD.
2. Persyaratan ujian proposal tesis adalah
a. menyerahkan proposal tesis yang sudah disetujui dan
ditandatangani oleh dosen pembimbing rangkap 5 (lima);
b. fotokopi lembar/buku konsultasi bimbingan yang
ditandatangani oleh pembimbing dan kaprodi;
c. fotokopi hasil pengecekan plagiarisme yang menunjukkan
sekurang-kurangnya 80% orisinal dari unit Teknologi
Informasi dan Pangkalan Data (TIPD) atau Perpustakaan
UIN Mataram;
d. fotokopi bukti pembayaran SPP dan heregistrasi dari
semester I sampai dengan semester berjalan;
e. fotokopi bukti pembayaran ujian proposal tesis; dan
f. fotokopi KHS.
3. Persyaratan ujian komprehensif adalah
a. menyerahkan draf tesis/disertasi;
b. fotokopi bukti pembayaran SPP dan heregistrasi dari
semester I sampai dengan semester berjalan;
c. fotokopi bukti pembayaran ujian komprehensif; dan
d. fotokopi KHS semester I s/d III (lulus semua mata kuliah).

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 9


4. Persyaratan ujian work in progress (WIP)
a. menyerahkan tesis/disertasi yang sudah disetujui oleh dosen
pembimbing/promotor rangkap 5 (lima);
b. fotokopi bukti pembayaran SPP dan heregistrasi dari
semester I sampai dengan semester berjalan;
c. fotokopi KHS semester I s/d III (lulus semua mata kuliah);
dan
d. fotokopi hasil pengecekan plagiarisme yang menunjukkan
80% orisinal dari unit Teknologi Informasi dan Pangkalan
Data (TIPD) atau Perpustakaan UIN Mataram.
5. Persyaratan ujian tesis adalah
a. menyerahkan tesis yang sudah disetujui dan ditandatangani
oleh dosen pembimbing rangkap 5 (lima);
b. abstrak yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab
dan Inggris oleh unit Pengembangan Bahasa UIN Mataram;
c. fotokopi lembar/buku konsultasi bimbingan yang
ditandatangani oleh pembimbing dan kaprodi;
d. fotokopi lembar hasil ujian proposal, ujian komprehensif,
dan ujian WIP;
e. fotokopi bukti pembayaran SPP dan heregistrasi dari
semester I sampai dengan semester berjalan;
f. fotokopi bukti pembayaran ujian tesis;
g. fotokopi KHS semester I s/d III (lulus semua mata kuliah);
h. fotokopi ijazah S1 yang telah dilegalisir;
i. fotokopi sertifikat TOEFL/TOAFL dengan skor 500;
j. fotokopi hasil pengecekan plagiarisme yang menunjukkan
sekurang-kurangnya 80% orisinal dari unit Teknologi
Informasi dan Pangkalan Data (TIPD) atau Perpustakaan
UIN Mataram; dan
k. pasfoto hitam putih kertas dop ukuran 3 x 4 sebanyak 10
lembar dengan ketentuan:
1) laki-laki: tidak memakai peci dan kaca mata; memakai
jas almamater, baju putih, dan dasi warna hitam; dan

10 | Pascasarjana UIN Mataram


2) perempuan: tidak memakai kaca mata; memakai jilbab
putih, jas almamater, dan baju putih.
6. Persyaratan ujian disertasi adalah
a. menyerahkan disertasi dalam bentuk buku yang sudah
disetujui dan ditandatangani oleh dosen promotor rangkap 7
(tujuh);
b. abstrak yang sudah diterjemah ke dalam bahasa Arab dan
Inggris oleh unit Pengembangan Bahasa UIN Mataram;
c. fotokopi lembar/buku konsultasi bimbingan yang
ditandatangani oleh promotor dan kaprodi;
d. fotokopi lembar hasil ujian proposal, ujian komprehensif,
dan ujian WIP;
e. fotokopi bukti pembayaran SPP dan heregistrasi dari
semester I sampai dengan semester berjalan;
f. fotokopi bukti pembayaran ujian disertasi;
g. fotokopi KHS semester I s/d III (lulus semua mata kuliah);
h. fotokopi ijazah S2;
i. fotokopi sertifikat TOEFL/TOAFL dengan skor 550;
j. fotokopi hasil pengecekan plagiarisme yang menunjukkan
sekurang-kurangnya 80% orisinal dari unit Teknologi
Informasi dan Pangkalan Data (TIPD) atau Perpustakaan
UIN Mataram; dan
k. pasfoto hitam putih kertas dop ukuran 3 x 4 sebanyak 10
lembar dengan ketentuan:
1) laki-laki: tidak memakai peci dan kaca mata; memakai
jas almamater, baju putih, dan dasi warna hitam; dan
2) perempuan: tidak memakai kaca mata; memakai jilbab
putih, jas almamater, dan baju putih.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 11


C. Persyaratan Akademik
1. Mahasiswa
Untuk dapat menulis tesis/disertasi, dan memperoleh
bimbingan, mahasiswa telah lulus mata kuliah Metodologi
Penelitian.
2. Koordinator Tesis/Disertasi
Koordinator tesis/disertasi di Pascasarjana UIN Mataram adalah
ketua program studi. Tugas koordinator tesis/disertasi adalah
a. mengidentifikasi daftar mahasiswa yang layak mengambil
tesis/disertasi;
b. menentukan kelayakan judul yang diajukan mahasiswa;
c. menentukan pembimbing tesis atau promotor disertasi
bersama wakil direktur dan mengusulkan SK
pembimbing/promotor ke direktur; dan
d. memantau proses penyusunan dan pembimbingan
tesis/disertasi.
3. Dosen Pembimbing/Promotor
a. Pengangkatan Dosen Pembimbing/Promotor
Dosen pembimbing tesis atau promotor disertasi berjumlah
dua orang yang terdiri atas pembimbing/promotor I dan
pembimbing/promotor II. Dosen yang berwenang
membimbing tesis/disertasi adalah dosen yang memiliki
persyaratan sebagai berikut.
1) jabatan akademik dan kualifikasi pendidikan untuk
pembimbing tesis:
a) memiliki kualifikasi pendidikan doktor; dan
b) memiliki jabatan akademik paling rendah lektor;
2) jabatan akademik dan kualifikasi pendidikan untuk
promotor disertasi:
a) memiliki kualifikasi pendidikan doktor; dan
b) memiliki jabatan akademik paling rendah lektor
kepala;

12 | Pascasarjana UIN Mataram


3) memiliki kompetensi keahlian yang relevan dengan
bidang/permasalahan tesis/disertasi mahasiswa yang
dibimbing; dan
4) ditetapkan dengan surat keputusan direktur.
b. Pergantian Dosen Pembimbing/Promotor
Dalam keadaan tertentu, dosen pembimbing/promotor dapat
diganti. Adapun prosedur pergantian dosen
pembimbing/promotor adalah sebagai berikut.
1) mahasiswa dapat mengajukan permohonan penggantian
pembimbing/promotor kepada ketua program studi;
2) dosen pembimbing/promotor dapat mengajukan
pengunduran diri sebagai pembimbing/promotor kepada
ketua program studi;
3) ketua program studi melakukan klarifikasi terlebih
dahulu kepada dosen pembimbing/promotor dan
mahasiswa. Selanjutnya mengusulkan kepada direktur
untuk memberikan persetujuan penggantian
pembimbing/promotor;
4) penggantian/pengunduran pembimbing/promotor dapat
dilakukan bila memenuhi salah satu kriteria di bawah
ini:
a) perubahan topik tesis/disertasi yang tidak sesuai
dengan keahlian pembimbing/promotor;
b) pembimbing/promotor berhalangan dengan alasan
tertentu sehingga tidak bisa melanjutkan proses
bimbingan; dan
c) tidak ada titik temu pemikiran antara mahasiswa
dengan dosen pembimbing/promotor.
5) ditetapkan dengan surat keputusan direktur.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 13


4. Tim Penguji
Tim penguji tesis/disertasi harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut.
a. untuk program magister, penguji sekurang-kurangnya
memiliki jabatan fungsional lektor dengan kualifikasi
pendidikan doktor;
b. untuk program doktor, dosen penguji memiliki jabatan
fungsional profesor/guru besar. Salah satu penguji wajib
berasal dari luar UIN Mataram;
c. memiliki keahlian yang relevan dengan tema/judul
tesis/disertasi mahasiswa; dan
d. ditetapkan dengan surat keputusan direktur.

5. Komisi Penjamin Mutu Tesis dan Disertasi


Komisi Penjamin Mutu Tesis dan Disertasi adalah tim yang
dibentuk oleh pascasarjana untuk mengontrol kualitas
tesis/disertasi. Tim ini terdiri atas unsur pimpinan Pascasarjana
sebagai ex-officio dan dosen masing-masing prodi. Adapun
persyaratan administratif tim sebagai berikut.
a. untuk program magister, tim sekurang-kurangnya memiliki
jabatan fungsional lektor dengan kualifikasi pendidikan
doktor;
b. untuk program doktor, tim sekurang-kurangnya memiliki
jabatan fungsional lektor kepala dengan kualifikasi
pendidikan doktor;
c. memiliki keahlian yang relevan dengan tema atau judul
tesis/disertasi mahasiswa; dan
d. ditetapkan dengan surat keputusan direktur.

14 | Pascasarjana UIN Mataram


D. Larangan Plagiarisme
Merujuk pada Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Nomor 7142 Tahun 2017 tentang Pencegahan Plagiarism di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, seluruh karya ilmiah termasuk
tesis, disertasi, paper, makalah, dan artikel harus bebas dari
penjiplakkan atau plagiat. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal-
hal berikut.
1. Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk
suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh
karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai
karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan
memadai
2. Tesis, disertasi, paper, makalah, artikel yang mengandung
jiplakan atau plagiarisme lebih dari 20% dapat berakibat pada
pembatalan nilai, atau pemberhentian mahasiswa dari
pascasarjana, atau pencabutan gelar.
3. Bentuk-bentuk plagiarisme meliputi
a. karya orang lain yang diakui sebagai karya pribadi;
b. mengutip kalimat atau ide orang lain tanpa keterangan
sumber;
c. mengutip ide orang lain dengan menggunakan struktur
kalimat yang sama meskipun dengan redaksi yang berbeda
tanpa memberikan keterangan sumber kutipan;
d. mengutip ide karya diri sendiri (self plagiarism) dengan
menggunakan struktur kalimat yang sama meskipun dengan
redaksi yang berbeda tanpa memberikan keterangan sumber
kutipan; dan
e. mengutip secara dominan (terlalu banyak) kalimat dan ide
dari sumber yang sangat terbatas, meskipun memberikan
keterangan sumber yang digunakan sehingga tidak terlihat
ide otentik dari penulis sendiri.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 15


E. Kewajiban Melampirkan Lembar Hasil Pengecekan
Plagiarisme
Terhitung mulai Februari 2018, ujian seminar proposal, ujian
komprehensif, ujian seminar hasil (WIP) tesis/disertasi, ujian tesis,
ujian pendahuluan, ujian disertasi tertutup, dan ujian disertasi
terbuka wajib dilengkapi dengan melampirkan lembar hasil
pengecekan plagiarisme dari unit Teknologi Informasi dan
Pangkalan Data (TIPD) atau Perpustakaan UIN Mataram yang
menyatakan bahwa karya yang ada mencapai sekurang-kurangnya
80% orisinal. Di antara situs/laman pengecekan plagiarisme yang
bisa dicoba sendiri adalah
1. plagiarism (http://plagiarisma.net);
2. duplicity-checker (http://duplicity-checker.easytools.info);
3. dupli checker (http://www.duplichecker.com);
4. turnitin (http://turnitin.com);
5. plagiarism checker (http://www.plagiarismchecker.com); dan
6. situs/laman lainnya yang sejenis.

F. Susunan, Tugas, dan Wewenang Pembimbing/Promotor, Tim


Penguji Tesis/Disertasi
1. Pembimbing/Promotor
a. Pembimbing/promotor I dan II mempunyai tugas dan
wewenang yang sama.
b. Konsultasi proposal minimal 2 (dua) kali, sedangkan
konsultasi tesis/disertasi minimal 3 (tiga) kali.
c. Konsultasi dapat dilakukan secara daring ataupun tatap
muka.
d. Proses konsultasi dapat dilakukan secara bersamaan di
pembimbing/promotor I dan pembimbing/promotor II atau
secara bergantian/bertahap.

16 | Pascasarjana UIN Mataram


2. Susunan Tim Penguji
a. Ujian proposal tesis/disertasi dan ujian tesis/disertasi dapat
dilaksanakan jika dihadiri salah satu dari dosen
pembimbing/promotor.
b. Tim penguji proposal tesis dan penguji tesis untuk program
magister berjumlah 4 orang yang tediri atas
1) ketua tim penguji/penguji (pengelola atau dosen yang
ditunjuk);
2) sekretaris tim penguji/penguji (pembimbing II);
3) penguji utama (dosen yang ditunjuk); dan
4) penguji (pembimbing I).
c. Tim penguji disertasi untuk program doktor meliputi
1) tim penguji ujian proposal disertasi, ujian seminar hasil,
dan ujian disertasi tertutup berjumlah 6 orang yang
terdiri atas
a) ketua tim penguji/penguji (pengelola atau dosen
yang ditunjuk oleh direktur/wakil direktur);
b) sekretaris tim penguji/penguji (dosen yang
ditunjuk);
c) penguji (promotor I);
d) penguji (promotor II);
e) penguji utama I (eksternal dari luar UIN Mataram);
dan
f) penguji utama II (internal, dosen yang ditunjuk);
2) tim penguji ujian disertasi terbuka berjumlah 6 orang
yang terdiri atas
a) ketua tim penguji/penguji (pengelola atau dosen
yang ditunjuk oleh direktur/wakil direktur);
b) sekretaris tim penguji/penguji (dosen yang
ditunjuk);
c) penguji (promotor I);
d) penguji (promotor II);

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 17


e) penguji utama I (eksternal, berasal dari luar UIN
Mataram); dan
f) penguji utama II (internal, dosen yang ditunjuk).

3. Tugas dan Wewenang Tim Penguji


a. Ketua Tim Penguji
Ketua tim penguji bertugas untuk memimpin dan
mengarahkan pelaksanaan ujian tesis/disertasi dengan
kewajiban sebagai berikut.
1) Memberi arahan dan tata tertib proses pelaksanaan ujian
tesis atau disertasi;
2) Mengajukan pertanyaan ujian;
3) Memberikan arahan dan petunjuk yang dapat menambah
dan memperbaiki kelancaran, kedisiplinan, dan
ketepatan waktu ujian tesis/disertasi;
4) Memberi penilaian atas presentasi, substansi, dan
kualitas penelitian tesis/disertasi mahasiswa;
5) Memberikan peringatan dan sanksi akademik yang
bersifat mendidik bersama-sama tim penguji apabila
ditemukan unsur-unsur plagiat dalam naskah
tesis/disertasi mahasiswa yang diuji; dan
6) Memberikan laporan lisan atau tertulis proses
pelaksanaan ujian tesis/disertasi.
b. Sekretaris Tim Penguji
Sekretaris tim penguji bertugas membantu ketua tim penguji
untuk memperlancar proses pelaksanaan administratif ujian
akhir tesis/disertasi dalam hal:
1) mengadministrasikan semua kegiatan selama proses
pelaksanaan ujian tesis/disertasi;
2) mengajukan pertanyaan ujian;
3) memberikan koreksi/tanggapan/perbaikan secara
tertulis atas naskah tesis/disertasi yang diuji;

18 | Pascasarjana UIN Mataram


4) memberi penilaian atas presentasi, substansi, dan
kualitas penelitian tesis/disertasi mahasiswa;
5) memberikan bimbingan sesuai dengan
koreksi/tanggapan/perbaikan tertulis yang diberikan
selama ujian tesis/disertasi; dan
6) memberikan laporan tertulis tentang hasil
pelaksanaan ujian tesis/disertasi mahasiswa kepada
akademik yang terwadahi dalam berita acara
pelaksanaan ujian tesis/disertasi.
c. Penguji
Penguji bertugas melakukan validasi dan konfirmasi
substansi naskah tesis/disertasi mahasiswa yang diuji
dengan kewajiban sebagai berikut.
1) Mengajukan pertanyaan yang terfokus pada substansi
naskah tesis/disertasi mahasiswa;
2) Memberikan koreksi/tanggapan/perbaikan secara
tertulis atas naskah tesis/disertasi yang diuji;
3) Memberi penilaian atas presentasi, substansi, dan
kualitas penelitian tesis/disertasi mahasiswa; dan
4) Memberikan bimbingan sesuai dengan
koreksi/tanggapan/perbaikan tertulis yang diberikan
selama ujian tesis/disertasi.

4. Tugas dan Wewenang Tim Penjamin Mutu Tesis dan Disertasi


a. Memastikan adanya integrasi keilmuan dengan paradigma
Horizon Ilmu UIN Mataram antar pembimbing/promotor;
b. Mengontrol batas minimal jumlah bimbingan dosen
sehignga kualitas bimbingan menjadi lebih baik;
c. Memantau kegiatan bimbingan agar sesuai dengan kode etik
bimbingan;
d. Melakukan mediasi antara mahasiswa dengan dosen
pembimbing/promotor, dosen pembimbing/promotor

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 19


dengan pihak program studi apabila tejadi kebuntuan
bimbingan dalam proses komunikasi;
e. Memberi informasi berkala tentang perkembangan proses
bimbingan; dan
f. Memberikan masukan bagi pimpinan pascasarjana UIN
Mataram agar kualitas/mutu proses bimbingan dapat
berlangsung lebih baik.

G. Penilaian Ujian Komprehensif, Tesis, dan Disertasi


Kelulusan ujian komprehensif, tesis, dan disertasi ditentukan
berdasarkan nilai rerata dari tim penguji. Kategori kelulusan
meliputi lulus tanpa revisi, lulus dengan revisi, atau tidak lulus. Jika
dinyatakan tidak lulus, mahasiswa harus menempuh ujian ulang
setelah tesis diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan penguji.

1. Materi Penilaian Ujian Komprehensif


a. Kompetensi al-Qur’an dan hadis Tematik:
1) kesesuaian tema yang dikaji dengan ayat-ayat al-Qur’an
yang dijadikan rujukan;
2) kesesuaian tema yang dikaji dengan hadis-hadis yang
dijadikan rujukan;
3) kesesuaian analisis ayat al-Qur’an dengan perspektif
disiplin keilmuan atau tema yang dipilih; dan
4) kesesuaian analisis hadis dengan perspektif disiplin
keilmuan atau tema yang dipilih.
b. Kompetensi Keilmuan Program Studi:
1) kemampuan menjelaskan sejarah (kelahiran,
pertumbuhan, dan perkembangan) disiplin keilmuan
program studi yang dipilih;
2) kemampuan menyebutkan dan menganalisis teori mayor
dan minor disiplin keilmuan program studi yang dipilih;
dan

20 | Pascasarjana UIN Mataram


3) kemampuan menyebutkan dan menganalisis lembaga-
lembaga yang berkaitan dengan program studi yang
dipilih.
c. Kompetensi Metode Penelitian:
1) kemampuan menjelaskan alasan pendekatan dan jenis
penelitian yang digunakan;
2) kesesuaian antara pendekatan dan jenis penelitian
dengan tema yang dipilih; dan
3) kemampuan menjelaskan secara operasional komponen-
komponen metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian.

2. Materi Penilaian Proposal Tesis/Disertasi


Materi penilaian proposal atau disertasi melingkupi
a. substansi proposal;
b. penggunaan metodologi penelitian; dan
c. kemampuan mempertanggungjawabkan proposal.

3. Materi Penilaian Tesis/Disertasi


Materi penilaian tesis/disertasi mencakup
a. substansi tesis/disertasi;
b. kualitas teknik penyajian (tata dan gaya bahasa);
c. penggunaan metodologi penelitian;
d. penerapan teori dalam penelitian;
e. kemampuan mempertanggungjawabkan tesis/disertasi; dan
f. referensi.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 21


4. Format penilaian dinyatakan dalam bentuk nilai huruf yang
dikonversi dari nilai angka dan kategori sebagai berikut.

Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Bobot Keterangan


95 – 100 A+ 4.00 Lulus
90 – 94 A 3.75 Lulus
85 – 89 A- 3.50 Lulus
80 – 84 B+ 3.25 Lulus
75 – 79 B 3.00 Lulus
70 – 74 B- 2.75 Lulus
65 – 69 C+ 2.50 Lulus
60 – 64 C 2.25 Lulus
55 – 59 C- 2.00 Lulus
50 – 54 D+ 1.75 Tidak Lulus
45 – 49 D 1.50 Tidak Lulus
40 – 44 D- 1.25 Tidak Lulus
35 – 39 E+ 1.00 Tidak Lulus
< 35 E 0 Tidak Lulus

5. Predikat Kelulusan
Predikat kelulusan mahasiswa Pascasarjana berdasarkan
Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi adalah sebagai berikut.

IPK PREDIKAT
3.76 – 4.00 Pujian/Cumlaude
3.51 – 3.75 Sangat Memuaskan
3.00 – 3.50 Memuaskan

22 | Pascasarjana UIN Mataram


H. Penyelesaian Administrasi
Setiap tesis/disertasi yang telah direvisi dan disahkan oleh
pembimbing/promotor dan penguji tesis/disertasi diserahkan ke
bagian akademik Pascasarjana UIN Mataram dalam bentuk:
1. buku dari tesis/disertasi (7 eksemplar) dengan spesifikasi:
a. dicetak dalam kertas kertas ukuran B5;
b. judul boleh sama dengan judul asli tesis/disertasi;
c. sampul/kover buku menggunakan ilustrasi
gambar/animasi/foto (milik penulis) yang mewakili judul
tesis/disertasi; dipojok kanan atas sampul ditulis Buku Seri
Tesis/Disertasi;
d. di punggung buku ditulis sebagian atau seluruh judul
buku/tesis/disertasi ditambah tahun saat buku dicetak;
e. dalam buku tidak perlu ditulis abstrak; dan
f. penulis dianjurkan menambahkan pengantar buku dari
akademisi, endorsement, indeks, dan glosari.
2. Sinopsis dibuat dengan layout buku ukuran B5 sebanyak 3 (tiga)
eksemplar.
3. Soft file tesis/disertasi dalam bentuk PDF dan MS Word dikirim
ke bagian Perpustakaan UIN Mataram. Adapun alamat
pengiriman dan ketentuan teknis Tugas Akhir dapat dilihat pada
link http://perpustakaan.uinmataram.ac.id/file-tugas-akhir/

I. Publikasi Karya Ilmiah


Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Nomor: 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah, terhitung
mulai Agustus 2012 untuk lulus program magister harus telah
menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional,
diutamakan yang terakreditasi Sinta, Dikti, dan/atau Moraref,
Diktis; dan untuk lulus program doktor harus telah menghasilkan
makalah yang diterima untuk terbit pada jurnal internasional.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 23


Artikel untuk publikasi dapat berasal dari makalah tugas kuliah,
tesis, atau disertasi yang telah disusun ulang sesuai dengan kaidah
artikel jurnal ilmiah. Susunan dan sistematika artikel dapat
menyesuaikan dengan gaya selingkung jurnal ilmiah yang akan
dituju. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penulisan artikel
dimaksud, mahasiswa dapat bekerja sama dengan dosen pengampu
mata kuliah, pembimbing/promotor. Urutan penempatan nama
penulis pada publikasi tersebut diserahkan sepenuhnya pada
kesepakatan dan perjanjian mahasiswa dengan dosen
pembimbingnya.

J. Kode Etik dan Sanksi


Kode etik dan sanksi adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa diharapkan menggunakan bahasa yang sopan dalam
berkomunikasi dengan dosen, baik secara lisan, tulisan, email,
WhatsApp maupun SMS.
2. Jika mahasiswa ditemukan plagiat pada saat proses
pembimbingan, proses pembimbingan dihentikan dan
mahasiswa tersebut diharuskan mengajukan judul baru
sebagaimana prosedur yang telah ditetapkan.
3. Jika mahasiswa ditemukan plagiat pada saat ujian tesis/disertasi,
proses ujian dibatalkan dan mahasiswa tersebut diharuskan
mengajukan judul baru sebagaimana prosedur yang telah
ditetapkan.
4. Jika mahasiswa ditemukan plagiat setelah mahasiswa diwisuda
dan menyandang gelar magister/doktornya, lembaga
menyatakan pembatalan dan mencabut gelar yang telah
disandangnya.

24 | Pascasarjana UIN Mataram


BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL
DAN TESIS/DISERTASI


Setiap penulisan tesis/disertasi dimulai dari proses penyusunan


proposal tesis/disertasi yang isinya menggambarkan secara detail
rencana penelitian yang hendak dilakukan. Proposal tesis/disertasi itu
mengungkap hal-hal mendasar yang menyangkut rancangan penelitian
sesuai dengan fokus masalahnya, data yang dibutuhkan, dan
pendekatan yang dipilih.
Berdasarkan tradisi dan kemungkinan pengembangan penelitian di UIN
Mataram, kategori proposal atau tesis/disertasi dapat disederhanakan
pada lima varian penelitian, yakni 1) penelitian lapangan dengan
pendekatan kualitatif, 2) penelitian lapangan dengan pendekatan
kuantitatif, 3) penelitian pengembangan, 4) penelitian pustaka (library
research), dan 5) penelitian naskah.
Tahap akhir setiap penelitian adalah penyusunan laporan. Secara
umum,setiap tesis/disertasi dipilah menjadi tiga bagian: (1) bagian
awal, (2) bagian isi, dan (3) bagian akhir.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 25


A. Bagian Awal
Proposal Tesis/Disertasi
Pada bagian awal, apa pun jenis penelitiannya, setiap proposal
tesis/disertasi minimal memuat
1. kover luar;
2. kover dalam;
3. persetujuan pembimbing/promotor;
4. kata pengantar;
5. daftar isi;
6. daftar gambar (jika ada); dan
7. daftar tabel (jika ada).

Tesis/Disertasi
Pada bagian awal, apa pun jenis penelitiannya, setiap tesis/disertasi
minimal memuat
1. kover luar (lihat lampiran 1b);
2. lembar logo (lihat lampiran 1c);
3. kover dalam (lihat lampiran 1d)
4. persetujuan pembimbing/promotor dan penguji (lihat lampiran
2a dan 2b);
5. pernyataan keaslian karya (lihat lampiran 3);
6. lembar pengecekan plagiarisme;
7. abstrak Bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris (lihat lampiran 4);
8. motto (lihat lampiran 5);
9. persembahan (lihat lampiran 6);
10. kata pengantar (lihat lampiran 7);
11. pedoman transliterasi Arab-Latin;
12. daftar isi (lihat lampiran 8); dan
13. daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, daftar singkatan,
atau yang lainnya (jika ada) (lihat lampiran 9, 10, 11, 12).

26 | Pascasarjana UIN Mataram


B. Bagian Isi
Adapun menyangkut bagian isi, sistematika proposal dan
tesis/disertasi secara umum berbeda dan bergantung pada jenis
penelitiannya. Hanya saja pada proposal ditambah dengan rencana
jadwal kegiatan penelitian dan daftar pustaka.

1. Penelitian Kualitatif )‫(البحث الكيفي‬


Sistematika proposal tesis/disertasi penelitian kualitatif
disusun sebagai berikut.
A. Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat
E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan
G. Kerangka Teori
H. Metode Penelitian
I. Sistematika Pembahasan
J. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
K. Daftar Pustaka

‫خطة املقترح‬
‫ العنوان‬.A
‫ خلفية املشكلة‬.B
‫ تحديد املشكلة‬.C
‫ األهداف واملنافع‬.D

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 27


‫ تحديد املوضوع واملوضع‬.E
‫ الدراسات السابقة‬.F
‫ اإلطار النظري‬.G
‫ منهج البحث‬.H
‫ خطة تقرير البحث‬.I
‫ جدول أعمال البحث‬.J
‫ املصادر واملراجع‬.K

Sistematika laporan hasil penelitian kualitatif tesis/disertasi


disusun sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
F. Kerangka Teori
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
BAB II PAPARAN DATA, TEMUAN,
DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini diungkapkan seluruh data,
temuan, dan pembahasan penelitian. Peneliti
dapat menjadikan rumusan masalah pertama

28 | Pascasarjana UIN Mataram


sebagai judul BAB II dengan menyesuaikan
redaksi kalimatnya.
BAB III PAPARAN DATA, TEMUAN,
DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini diungkapkan seluruh data,
temuan, dan pembahasan penelitian. Peneliti
dapat menjadikan rumusan masalah kedua
sebagai judul BAB III dengan menyesuaikan
redaksi kalimatnya.
BAB IV PAPARAN DATA, TEMUAN,
DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini diungkapkan seluruh data,
temuan, dan pembahasan penelitian. Peneliti
dapat menjadikan rumusan masalah ketiga
sebagai judul BAB IV dengan menyesuaikan
redaksi kalimatnya.
Judul BAB SELANJUTNYA disesuaikan
dengan jumlah rumusan masalahnya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi Teoretik
C. Saran

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 29


‫خطة البحث‬
‫الباب األول ‪ :‬مقدمة‬
‫‪ .A‬خلفية املشكلة‬
‫‪ .B‬تحديد املشكلة‬
‫‪ .C‬األهداف واملنافع‬
‫‪ .D‬تحديد املوضوع واملوضع‬
‫‪ .E‬الدراسات السابقة‬
‫‪ .F‬اإلطار النظري‬
‫‪ .G‬منهج البحث‬
‫‪ .H‬خطة تقرير البحث‬
‫الباب الثاني ‪ :‬عرض البيانات واملكتشفات ومناقشتها‬
‫على الباحث عرض البيانات‪ ،‬واملكتشفات‪ ،‬ومناقشتها في‬
‫هذا الجزء من البحث‪ .‬وبإمكان الباحث أن يجعل تحديد‬
‫املشكلة األولى عنوانا للباب الثاني بصياغة العبارات‬
‫املالئمة له‪.‬‬
‫الباب الثالث ‪ :‬عرض البيانات واملكتشفات ومناقشتها‬
‫على الباحث عرض البيانات‪ ،‬واملكتشفات‪ ،‬ومناقشتها في‬
‫هذا الجزء من البحث‪ .‬وبإمكان الباحث أن يجعل تحديد‬
‫املشكلة الثانية عنوانا للباب الثالث بصياغة العبارات‬
‫املالئمة له‪.‬‬

‫‪30 | Pascasarjana UIN Mataram‬‬


‫ عرض البيانات واملكتشفات ومناقشتها‬: ‫الباب الرابع‬
‫ ومناقشتها في‬،‫ واملكتشفات‬،‫على الباحث عرض البيانات‬
‫ وبإمكان الباحث أن يجعل تحديد‬.‫هذا الجزء من البحث‬
‫املشكلة الثالثة عنوانا للباب الرابع بصياغة العبارات‬
.‫املالئمة له‬
‫ خاتمة‬:‫الباب الخامس‬
‫ النتائج‬.A
‫ اآلثار النظرية‬.B
‫ التوصيات‬.C

2. Penelitian Kuantitatif )‫(البحث الكمي‬


Sistematika proposal tesis/disertasi penelitian kuantitatif
disusun sebagai berikut.
A. Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Rumusan dan Batasan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat
E. Definisi Operasional
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan dan Hipotesis Penelitian
1. Penelitian Terdahulu yang Relevan
2. Kerangka Berpikir
3. Hipotesis Penelitian
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
2. Populasi dan Sampel
3. Waktu dan Tempat Penelitian

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 31


‫‪4. Variabel Penelitian‬‬
‫‪5. Desain Penelitian‬‬
‫‪6. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian‬‬
‫‪7. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian‬‬
‫‪8. Teknik Analisis Data‬‬
‫‪H. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian‬‬
‫‪I. Daftar Pustaka‬‬

‫خطة املقترح‬
‫‪ .A‬العنوان‬
‫‪ .B‬خلفية املشكلة‬
‫‪ .C‬تعيين املشكلة وتحديدها‬
‫‪ .D‬األهداف واملنافع‬
‫‪ .E‬التعريفات اإلجرائية‬
‫‪ .F‬الدراسات السابقة و فرضيات البحث‬
‫‪ .1‬الدراسات السابقة‬
‫‪ .2‬اإلطار الفكري‬
‫‪ .3‬فرضيات البحث‬
‫‪ .G‬منهح البحث‬
‫‪ .1‬نوع البحث ومقاربته‬
‫‪ .2‬املجتمع والعينة‬
‫‪ .3‬زمان البحث و مكانه‬
‫‪ .4‬متغير البحث‬

‫‪32 | Pascasarjana UIN Mataram‬‬


‫ تصميم البحث‬.5
‫ أداة البحث ومادته‬.6
‫أجراءات البحث‬/‫ تقنيات جمع البيانات‬.7
‫ تقنيات تحليل البيانات‬.8
‫ جدول أعمال البحث‬.H
‫ املراجع واملصادر‬.I

Sistematika laporan hasil penelitian kuantitatif


tesis/disertasi disusun sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan dan Batasan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Definisi Operasional
BAB II PENELITIAN TERDAHULU YANG
RELEVAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Waktu dan Tempat Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Desain Penelitian
F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 33


G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur
Penelitian
H. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi Teoretik
C. Saran

‫خطة البحث‬
‫ مقدمة‬: ‫الباب األول‬
‫ خلفية املشكلة‬.A
‫ تعيين املشكلة وتحديدها‬.B
‫ األهداف و املنافع‬.C
‫ التعريفات اإلجرائية‬.D
‫ الدراسات السابقة وفرضيات البحث‬: ‫الباب الثاني‬
‫ الدراسات السابقة‬.A
‫ اإلطار الفكري‬.B
‫ فرضيات البحث‬.C

34 | Pascasarjana UIN Mataram


‫الباب الثالث ‪ :‬منهج البحث‬
‫‪ .A‬نوع البحث ومقاربته‬
‫‪ .B‬املجتمع والعينة‬
‫‪ .C‬زمان البحث و مكانه‬
‫‪ .D‬متغير البحث‬
‫‪ .E‬تصميم البحث‬
‫‪ .F‬أداة البحث ومادته‬
‫‪ .G‬تقنيات جمع البيانات‪/‬أجراءات البحث‬
‫‪ .H‬تقنيات تحليل البيانات‬
‫الباب الرابع ‪ :‬نتائج البحث ومناقشتها‬
‫‪ .A‬نتائج البحث‬
‫‪ .B‬مناقشة نتائج البحث‬
‫الباب الخامس‪ :‬خاتمة‬
‫‪ .A‬النتائج‬
‫‪ .B‬اآلثار النظرية‬
‫‪ .C‬التوصيات‬

‫(البحث التطويري) ‪3. Penelitian Pengembangan‬‬


‫‪Sistematika‬‬ ‫‪proposal‬‬ ‫‪tesis/disertasi‬‬ ‫‪penelitian‬‬
‫‪pengembangan disusun sebagai berikut.‬‬
‫‪A. Judul‬‬
‫‪B. Latar Belakang Masalah‬‬

‫‪Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 35‬‬


C. Fokus Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Kegunaan Hasil Penelitian
F. Kajian Teoretik
1. Konsep Pengembangan Model
2. Konsep Model yang Dikembangkan
3. Kerangka Teoretik
4. Rancangan Model
G. Metode Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Tempat dan Waktu Penelitian
3. Karakteristik Model yang Dikembangkan
4. Pendekatan dan Metode Penelitian
5. Langkah-Langkah Pengembangan Model
a) Penelitian Pendahuluan
b) Perencanaan Pengembangan Model
c) Validasi, Evaluasi, dan Revisi Model
d) Implementasi Model
H. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
I. Daftar Pustaka

‫خطة املقترح‬
‫ العنوان‬.A
‫ خلفية املشكلة‬.B
‫ تركيز املشكلة‬.C
‫ تحديد املشكلة‬.D
‫ منافع البحث‬.E
‫ الدراسات النظرية‬.F

36 | Pascasarjana UIN Mataram


‫ مفهوم تطوير النمط‬.1
‫ مفهوم النمط املطورة‬.2
‫ اإلطار النظري‬.3
‫ تخطيط النمط‬.4
‫ منهج البحث‬.G
‫ أهداف البحث‬.1
‫ مكان البحث وتوقيته‬.2
‫ توصيفات النمط املطورة‬.3
‫ مقاربة البحث ومنهجه‬.4
‫ خطوات تطوير النمط‬.5
‫أ) البحوث األولية‬
‫ب) تخطيط تطوير النمط‬
‫ و تقييمه و إصالحه‬،‫ت) تصحيح النمط‬
‫ جدول أعمال البحث‬.H
‫ املصادر واملراجع‬.I

Sistematika laporan hasil penelitian pengembangan


tesis/disertasi disusun sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Kegunaan Hasil Penelitian

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 37


BAB II KAJIAN TEORETIK
A. Konsep Pengembangan Model
B. Konsep Model yang Dikembangkan
C. Kerangka Teoretik
D. Rancangan Model

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Karakteristik Model yang Dikembangkan
D. Pendekatan dan Metode Penelitian
E. Langkah-langkah Pengembangan Model
1. Penelitian Pendahuluan
2. Perencanaan Pengembangan Model
3. Validasi, Evaluasi, dan Revisi Model
4. Implementasi Model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Pengembangan Model
1. Hasil Analisis Kebutuhan
2. Model Draf 1
3. Model Draf 2 (dst.)
4. Model Final
B. Kelayakan Model (teoretik dan empiris)
C. Efektivitas Model (melalui uji coba)
D. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Implikasi Teoretik
C. Saran

38 | Pascasarjana UIN Mataram


‫خطة البحث‬
‫الباب األول ‪ :‬مقدمة‬
‫‪ .A‬خلفية املشكلة‬
‫‪ .B‬تركيز املشكلة‬
‫‪ .C‬تحديد املشكلة‬
‫‪ .D‬منافع البحث‬
‫الباب الثاني ‪ :‬الدراسات النظرية‬
‫‪ .A‬مفهوم تطوير النمط‬
‫‪ .B‬مفهوم النمط املطورة‬
‫‪ .C‬اإلطار النظري‬
‫‪ .D‬تخطيط النمط‬
‫الباب الثالث ‪ :‬منهج البحث‬
‫‪ .A‬أهداف البحث‬
‫‪ .B‬مكان البحث وتوقيته‬
‫‪ .C‬توصيفات النمط املطورة‬
‫‪ .D‬مقاربة البحث ومنهجه‬
‫‪ .E‬خطوات تطوير النمط‬
‫‪ .1‬البحوث األولية‬
‫‪ .2‬تخطيط تطوير النمط‬
‫‪ .3‬تصحيح النمط‪ ،‬و تقييمه و إصالحه‬

‫‪Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 39‬‬


‫‪ .4‬تطبيق النمط‬
‫الباب الرابع ‪ :‬نتائج البحث و مناقشته‬
‫‪ .A‬تطوير النمط‬
‫‪ .1‬نتائج تحليل االحتياجات‬
‫‪ .2‬نمط املسودة ‪1‬‬
‫‪ .3‬نمط املسودة ‪( 2‬الخ)‬
‫‪ .4‬النمط النهائي‬
‫‪ .B‬لياقة النمط (النظرية و التطبيقية)‬
‫‪ .C‬فعالية النمط (من خالل االختبارات)‬
‫‪ .D‬املناقشة‬
‫الباب الخامس‪ :‬النتائج و اآلثار و التوصيات‬
‫‪ .A‬النتائج‬
‫‪ .B‬اآلثار النظرية‬
‫‪ .C‬التوصيات‬

‫(البحث المكتبي) ‪4. Penelitian Pustaka‬‬


‫‪Sistematika proposal tesis/disertasi penelitian pustaka‬‬
‫‪disusun sebagai berikut.‬‬
‫‪A.‬‬ ‫‪Judul‬‬
‫‪B.‬‬ ‫‪Latar Belakang Masalah‬‬
‫‪C.‬‬ ‫‪Rumusan Masalah‬‬
‫‪D.‬‬ ‫‪Tujuan dan Manfaat‬‬
‫‪E.‬‬ ‫‪Telaah Pustaka‬‬

‫‪40 | Pascasarjana UIN Mataram‬‬


F. Kerangka Teori
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
J. Daftar Pustaka

‫خطة املقترح‬
‫ العنوان‬.A
‫ خلفية املشكلة‬.B
‫ تحديد املشكلة‬.C
‫ األهداف واملنافع‬.D
‫ الدراسات السابقة‬.E
‫ اإلطار النظري‬.F
‫ منهج البحث‬.G
‫ خطة البحث‬.H
‫ جدول أعمال البحث‬.I
‫ املصادر واملراجع‬.J

Sistematika laporan hasil penelitian pustaka tesis/disertasi


disusun sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Telaah Pustaka

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 41


E. Kerangka Teori
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Pembahasan
BAB II DAN SETERUSNYA
Dalam bab ini perlu dipertimbangkan beberapa
hal sebagai berikut.
1. Jika penelitian tersebut berupa kajian
(pemikiran) tokoh, bab ini dimulai dengan
biografi dan intelektual tokoh dilengkapi
dengan setting sosial pemikirannya. Pada
bab berikutnya diungkapkan berbagai
dimensi pemikiran sang tokoh. Selanjutnya,
arah pembahasan difokuskan pada
pemikirannya sesuai dengan unit analisis
yang ditentukan.
2. Jika penelitian tersebut berupa kajian
buku/kitab, dimulai dengan setidaknya
biografi dan intelektual penulis, latar sosial
ketika buku/kitab tersebut ditulis, aneka
apresiasi atau kritik terhadap buku tersebut,
dan seterusnya. Pada bab berikutnya,
bahasannya difokuskan pada isi buku/kitab.
Urutan bahasannya bisa dimulai dari
sistematikanya hingga tema-tema utama dari
isi buku/kitab. Selanjutnya, analisis
diarahkan pada fokus kajian, misalnya untuk
menentukan tipologi paradigmatik dari
perspektif yang dikembangkan buku/kitab
bersangkutan.

42 | Pascasarjana UIN Mataram


3. Jika penelitian tersebut berupa kajian
tematik, dimulai dengan sekurang-
kurangnya pengungkapan berbagai teori,
konsep, model pemikiran, paradigma, dan
basis epistemologis dari tema atau isu terkait
hingga pencarian konteksnya dalam disiplin
keilmuan bersangkutan maupun dalam ranah
sosial. Di sini berbagai fakta yang relevan
perlu dikemukakan agar analisis menjadi
lebih kaya dan mendalam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi Teoretik
C. Saran

‫خطة البحث‬
‫ مقدمة‬: ‫الباب األول‬
‫ خلفية املشكلة‬.A
‫ تحديد املشكلة‬.B
‫ األهداف واملنافع‬.C
‫ الدراسات السابقة‬.D
‫ اإلطار النظري‬.E
‫ منهج البحث‬.F
‫ خطة البحث‬.G

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 43


‫الباب الثاني ‪ :‬و ما يليه من األبواب‬
‫وترتيب األبواب ينبغي أن يرجع إلى االعتبارات اآلتية ‪:‬‬
‫‪ .1‬إذا كان البحث بحثا في أفكار شخص معين فيبدأ‬
‫الباب من السيرة الذاتية والفكرية للمفكر مع بيات‬
‫السياق االجتماعي لتلك األفكار؛ ويأتي بعده باب في‬
‫جوانب أفكار ذلك املفكر؛ ويركز الباحث في الباب‬
‫التالي على أفكار معينة بالتماش ي مع الحقل الدراس ي‬
‫الذي عينه الباحث من قبل‪.‬‬
‫‪ .2‬إذا كان البحث بحثا أو دراسة في كتاب فالباب ينطلق‬
‫من السيرة الذاتية و الفكرية للمؤلف مع ذكر اآلراء‬
‫املؤيدة واملعارضة ملا ورد في الكتاب‪ .‬وفي الباب التالي‪،‬‬
‫عرض الباحث مضمون الكتاب بدءا من بنية الكتاب‬
‫ثم تليها املوضوعات الواردة فيه‪ .‬و يتجه التحليل‬
‫نحو تركيز الدراسة من أمثال تعيين النمط الفكري‬
‫من وجهات نظر يستخدمها املؤلف في تأليف كتابه‪.‬‬
‫‪ .3‬إذا كان البحث بحثا موضوعيا فالباب ينطلق من‬
‫عرض النظريات و املفاهيم وأنماط األفكار واألسس‬
‫املعرفية للموضوع والسياق املعرفي واالجتماعي له‪.‬‬
‫وينبغي للباحث هنا عرض الوقائع املتعلقة باملوضوع‬
‫إلثراء التحليل فيه وتعميقه‪.‬‬

‫‪44 | Pascasarjana UIN Mataram‬‬


‫ خاتمة‬:‫الباب الخامس‬
‫ النتائج‬.A
‫ اآلثار النظرية‬.B
‫ التوصيات‬.C

5. Penelitian Naskah )‫(البحث في تحقيق النصوص‬


Sistematika proposal tesis/disertasi penelitian naskah
disusun sebagai berikut.
A. Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
F. Kerangka Teori
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
J. Daftar Pustaka

‫خطة املقترح‬
‫ العنوان‬.A
‫ خلفية املشكلة‬.B
‫ تحديد املشكلة‬.C
‫ األهداف واملنافع‬.D
‫ الدراسات السابقة‬.E

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 45


‫ اإلطار النظري‬.F
‫ منهج البحث‬.G
‫ خطة البحث‬.H
‫ جدول أعمال البحث‬.I
‫ املصادر واملراجع‬.J

Sistematika laporan hasil penelitian naskah (filologi)


tesis/disertasi disusun sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan
E. Kerangka Teori
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Pembahasan
BAB II ASPEK PERNASKAHAN
Bab ini menampung hasil kerja kodikologi
sehingga tersusun deskripsi yang detail tentang
naskah yang diteliti; dikemukakan pula
sekelumit sejarah naskah itu.
BAB III EDISI TEKS
Bab ini menampung hasil kerja tekstologi
sehingga tersaji teks yang dapat dibaca dengan
relatif mudah. Edisi teks kritis disertai dengan
berbagai catatan dari peneliti tentang hal-hal

46 | Pascasarjana UIN Mataram


tertentu dalam teks yang tersaji dalam catatan
kaki (aparat kritik).
BAB IV ANALISIS KANDUNGAN TEKS
Analisis dilakukan dalam bingkai tujuan
penelitian dan kerangka teori yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jumlah subbab
ditentukan oleh peneliti berdasarkan tujuan
penelitiannya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi Teoretik
C. Saran

‫خطة البحث‬
‫ مقدمة‬: ‫الباب األول‬
‫ خلفية املشكلة‬.A
‫ تحديد املشكلة‬.B
‫ األهداف واملنافع‬.C
‫ الدراسات السابقة‬.D
‫ اإلطار النظري‬.E
‫ منهج البحث‬.F
‫ خطة البحث‬.G

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 47


‫الباب الثاني ‪ :‬جوانب النصوص‬
‫يتضمن هذا الباب على الرموز املستعملة في البحث حتى‬
‫ترتب ترتيبا تفصيليا؛ ثم يـأتي بعدها تاريخ موجز عن‬
‫النصوص موضوع الدراسة‪.‬‬
‫الباب الثالث ‪ :‬نسخ النصوص‬
‫يعرض الباحث في هذا الباب نتائج أعمال إنطاق‬
‫النصوص حتى تسهل للقراء قراءتها‪ .‬وتدرج في نسخ‬
‫النصوص تعليقات الباحث على ما أجزاء معينة منها و‬
‫التي يضعها الباحث في الهامش‪.‬‬
‫الباب الخامس‪ :‬خاتمة‬
‫‪ .A‬النتائج‬
‫‪ .B‬اآلثار النظرية‬
‫‪ .C‬التوصيات‬

‫‪C. Bagian Akhir‬‬


‫‪Bagian akhir tesis/disertasi memuat‬‬
‫;‪1. daftar pustaka‬‬
‫‪2. lampiran (jika ada); dan‬‬
‫‪3. riwayat hidup (lihat lampiran 15).‬‬

‫‪48 | Pascasarjana UIN Mataram‬‬


D. Penjelasan Istilah
1. Judul
a. Judul tesis/disertasi hendaknya singkat dan spesifik, tetapi
cukup jelas memberi gambaran mengenai penelitian yang
diusulkan. Harus dipertimbangkan juga agar penelitian dari
segi substansi dapat dilaksanakan (feasible), dan dapat
dijangkau dari segi administrasi, logistik, dan waktu
(manageable).
b. Perlu dibedakan antara tema dan judul. Tema ialah wilayah
kajian pada tataran teoretik. Misalnya, tema suatu penelitian
ialah tentang pengaruh kurikulum terhadap perubahan
perilaku peserta didik, sedangkan judulnya mungkin tentang
pengaruh suatu kurikulum terhadap sekelompok peserta
didik di suatu lembaga pendidikan. Jadi, tema lebih bersifat
umum, sedangkan judul terkait dengan objek tertentu.
Perbedaan antara tema dan judul ini penting karena hal ini
akan berpengaruh pada arah penelusuran kajian hasil
penelitian terdahulu.

2. Abstrak
Abstrak memuat uraian singkat mengenai masalah dan tujuan
penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian.
Abstrak antara 150 – 250 kata dengan spasi 1 (satu). Abstrak
ditulis dalam 3 bahasa: Indonesia, Inggris, dan Arab. Abstrak
yang berbahasa asing (Arab dan Inggris) dari unit
Pengembangan Bahasa UIN Mataram.

3. Latar Belakang Masalah


a. Ketertarikan seseorang untuk membahas sesuatu masalah
biasanya didorong oleh faktor-faktor subjektif dan objektif.
Ketertarikan karena faktor subjektif, misalnya, karena
seseorang pernah terlibat dengan masalah itu. Ketertarikan

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 49


karena faktor objektif biasanya terjadi setelah seseorang
memikirkan masalah itu secara sungguh-sungguh dan logis
dengan memperhatikan berbagai fakta, data, dan kajian
yang ada.
b. Disarankan agar penulisan latar belakang masalah diawali
dengan menampilkan berbagai data atau informasi yang
terkait dengan tema penelitian, yang memperlihatkan tema
itu berada dalam kesenjangan (gap) antara harapan dan
kenyataan sehingga menimbulkan keingintahuan akademik.
c. Latar belakang dapat pula dimulai dengan memberikan
komentar, evaluasi, atau kritik terhadap karya tulis atau hasil
penelitian yang relevan dengan tema penelitian. Pemilihan
terhadap karya tulis atau hasil penelitian dimaksud harus
akurat, otoritatif, dan orisinal. Komentar, evaluasi, atau
kritik dimaksud terutama ditujukan untuk memperoleh
permasalahan yang belum terjawab atau bahkan tidak
disetujui penulis dengan mengemukakan berbagai alasan
yang mendukung.
d. Latar belakang masalah sebaiknya juga mengangkat
argumen-argumen tentang objek yang dibahas yang dapat
mendorong ke arah kajian yang akan diteliti. Argumen-
argumen dimaksud bisa juga berbentuk perdebatan
akademik tentang suatu konsep, teori, atau hasil penelitian.
e. Latar belakang masalah penelitian harus dilengkapi dengan
banyak literatur, penjelasan masalah yang akan diteliti,
signifikansi penelitian, serta persamaan dan perbedaan
dengan penelitian lain yang pernah dilakukan.
f. Pada alinea akhir di latar belakang masalah perlu ada
penegasan bahwa dalam tema yang dibahas itu memang
terdapat permasalahan, dan layak diteliti berdasarkan
beberapa alasan yang telah dikemukakan.

50 | Pascasarjana UIN Mataram


4. Rumusan Masalah
a. Rumusan masalah merupakan bagian yang berisi
pertanyaan-pertanyaan secara eksplisit tentang masalah
yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian yang akan
dilaksanakan.
b. Masalah yang dirumuskan dalam proposal atau
tesis/disertasi haruslah layak diteliti berdasarkan hasil kajian
literatur dan teori.

5. Batasan Masalah
a. Batasan masalah bukanlah membatasi identifikasi masalah,
melainkan membatasi rumusan masalah agar tegas
fokusnya. Batasan masalah dilakukan dengan tiga cara: (1)
pembatasan temanya, misalnya bahwa yang dimaksud
kurikulum di sini adalah kurikulum 2013 sebagaimana
tertuang dalam dokumen-dokumen resmi; (2) pembatasan
waktu, misalnya bahwa periode yang dikover oleh
penelitian ini hanya dua tahun, yaitu tahun 2021 dan 2022;
dan (3) pembatasan tempat, misalnya bahwa penelitian ini
hanya akan menjangkau sekolah-sekolah yang ada di Nusa
Tenggara Barat.
b. Batasan masalah itu pada satu sisi sesungguhnya adalah
operasionalisasi konsep karena menunjukan variabel apa
saja yang menjadi fokus suatu penelitian. Dengan demikian,
suatu uraian batasan masalah dapat pula dilengkapi dengan
hipotesis, jika penelitian itu hendak membuktikan hipotesis
tertentu. Rumusan hipotesis juga dapat disebut dalam uraian
tentang metode analisis dalam penelitian.

6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebuah pernyataan mengenai hasil
yang akan dicapai dalam penelitian dan disinkronkan dengan
rumusan masalah yang telah disebutkan di atas. Sebagaimana

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 51


rumusan masalah, tujuan penelitian sesungguhnya juga hanya
satu, tetapi bisa dijabarkan dalam beberapa subtujuan (tujuan
khusus). Narasi dalam tujuan ini biasanya menggunakan kata-
kata: memahami, menjelaskan, menganalisis, membuktikan,
merumuskan teori atau model, tergantung pada bentuk
penelitian yang dilaksanakan.

7. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah arti penting penelitian, terutama
dalam konteks akademik. Dengan pemahaman pemetaan dan
lacuna (ruang kosong) penelitian, manfaat penelitian dapat
ditunjukkan dengan menyebutkan sumbangan hasil penelitian
itu dalam membangun teori di bidang ilmu pengetahuan
bersangkutan. Ini biasanya disebut dengan “contribution to
knowledge”.
Selain pada tataran teoretik, proposal ataupun tesis/disertasi
juga hendaknya dapat menjelaskan manfaat atau kegunaan
praktis dari hasil penelitiannya nanti, misalnya untuk menjadi
bahan kebijakan pemerintah di bidang pemeliharaan kerukunan
umat beragama atau untuk menawarkan alat ukur baru bagi
perbankan syariah dalam mengevaluasi kinerjanya atau tingkat
syariah compliance-nya.

8. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian


Dalam ruang lingkup penelitian diuraikan batasan dan cakupan
fokus penelitian. Pembatasan dapat dilakukan baik pada besaran
dan sebaran masalahnya maupun pada perspektif teoretiknya.
Pada setting penelitian, peneliti menguraikan tentang latar
alamiah (tempat atau lokasi) penelitian dilakukan.

52 | Pascasarjana UIN Mataram


9. Definisi Operasional
Bagian ini menjelaskan maksud dan operasional istilah yang
dipakai dalam judul penelitian dan bukan sekadar definisi istilah
dan arti kata setiap kata pada judul tesis/disertasi. Perlu diingat
bahwa tidak semua kata dalam judul didefinisikan, melainkan
beberapa konsep kunci yang ada dalam judul. Definisi
operasional disebut juga dengan definisi istilah.

10. Hipotesis Penelitian


Bagian ini berisi kalimat pernyataan singkat dan jelas yang
merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah
penelitian.

11. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Penelitian terdahulu yang relevan dipahami sama dengan
tinjauan pustaka, telaah pustaka, kajian pustaka, atau istilah lain
yang sama maksudnya. Oleh karena itu, penulis hendaknya
menguraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian terdahulu yang relevan menguraikan teori, konsep,
temuan, dan bahan penelitian yang pernah dilakukan. Penelitian
terdahulu ini akan menjadi titik tolak atau pijakan untuk
melakukan penelitian yang diusulkan sehingga jelas distingsi
studi yang akan dilakukan dengan penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya. Penelitian terdahulu yang relevan
minimal merujuk 5 (lima) penelitian yang mutakhir, 3 (tiga) di
antaranya adalah bersumber dari jurnal.
Dalam konteks ini, penulis perlu melakukan hal-hal sebagai
berikut.
a. Membuat ringkasan tentang isi yang diuraikan dalam
literatur dan penelitian yang terdahulu;

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 53


b. Membandingkan dan mengontraskan pendapat para peneliti
dan penulis buku/jurnal terhadap permasalahan yang hendak
diteliti;
c. Melakukan pengelompokan (kategorisasi) berbagai
pendapat yang memiliki kemiripan;
d. Melakukan kritik metodologi yang digunakan oleh para
peneliti sebelumnya;
e. Mengomentari berbagai kajian baik yang saling menguatkan
maupun bertentangan; dan
f. Menjelaskan posisi penelitian yang akan dilaksanakan
dengan literatur dan penelitian terdahulu.
Tujuan penulisan penelitian terdahulu yang relevan ini adalah
a. memetakan hal-hal yang telah diteliti sampai saat ini yang
terkait dengan tema penelitian yang akan dilakukan. Ini
biasanya disebut dengan the state of affairs dari masalah
yang bersangkutan;
b. memetakan hal-hal yang belum diteliti terkait dengan tema
penelitian yang akan dilakukan. Ini biasanya disebut dengan
lacuna atau ruang kosong;
c. memastikan permasalahan yang hendak diteliti; penelitian
yang akan dilakukan semestinya mengambil salah satu
masalah dari wilayah lacuna itu;
d. memosisikan serta membandingkan persamaan dan
perbedaan antara penelitian yang dilakukan dengan
penelitian terdahulu;
e. menghindari duplikasi dengan penelitian yang sudah ada;
dan
f. memastikan penggunaan metode dan pendekatan penelitian
yang akan digunakan, yang berbeda dengan metode dan
pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti
terdahulu, jika tema penelitian itu memiliki kesamaan.

54 | Pascasarjana UIN Mataram


12. Kerangka Teori
Kerangka teori menguraikan teori-teori yang terkait dengan
variabel penelitian yang dimulai dari definisi, konsep, asumsi,
dan indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut
sebagai landasan untuk mengembangkan instrumen penelitian.
Kerangka teori diperoleh dari literatur dan kajian penelitian
yang relevan. Oleh karena itu, peneliti tidak menginventarisasi
teori-teori, tetapi dituntut membuat dan menentukan teori atau
kerangka konseptual yang akan dipakai menganalisis
permasalahan yang dikaji dilengkapi dengan penjelasan logis
operasionalnya.

13. Metode Penelitian


Metode penelitian mencakup tiga hal, yaitu bentuk penelitian,
pengorganisasian data, dan analisis data. Bentuk penelitian
dilihat dari perspektif sumber data penelitian dibedakan menjadi
penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian
lapangan (field research).
Sumber data dibedakan menjadi sumber data primer dan sumber
data sekunder. Sumber data primer diperoleh melalui survei,
kuesioner, interview (wawancara), dan observasi.
Pengorganisasian data meliputi pengumpulan dan pengolahan
data. Dalam pengumpulan data ini diperlukan instrumen
penelitian dalam bentuk pedoman wawancara, angket, checklist,
dan alat ukur yang hendak digunakan (satuan metric, skala
Lickerts, dan lain-lain). Pengolahan data meliputi kegiatan,
seperti pemisahan hasil data primer dan sekunder.
Metode analisis data mencakup penjelasan tentang pendekatan
yang digunakan dan cara menganalisis data yang akan
dilakukan. Pendekatan adalah penggunaan suatu cabang ilmu
dalam suatu penelitian, misalnya penggunaan pendekatan fikih,
ushul fikih, tafsir, sejarah, psikologi, sosiologi, dan antropologi.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 55


Di dalam analisis ini juga bisa digunakan satu atau beberapa
teori baik yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial dan
humaniora, misalnya teori sumber hukum Islam, teori
fungsional, teori konflik, dan teori linguistik.
Adapun cara menganalisis data pada dasarnya terdiri atas
beberapa kemungkinan, yaitu
a. memilah dan mengelompokkan data sehingga dapat
dibangun sebuah tipologi atau kategorisasi;
b. membandingkan data yang satu dengan lainnya untuk
mencari persamaan dan perbedaannya untuk kemudian
membangun pemahaman yang menyeluruh;
c. menghubungkan antardua atau beberapa variabel, yang
biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif, tetapi
dapat pula dilakukan dalam penelitian kualitatif; dan
d. perlu ditegaskan pula bahwa analisis data berbeda dengan
penafsiran data. Analisis data adalah cara pembacaan data
dengan tiga cara tersebut di atas, sedangkan penafsiran data
adalah komentar peneliti atas hasil analisis itu.

Penting diperhatikan dalam memberikan penjelan mengenai


metode penelitian, mahasiswa hendaknya memberi penjelasan
secara operasional. Siapa yang akan diwawancarai, berapa
orang, dari unsur apa saja, data apa yang akan digali dari
informan tersebut. Demikan halnya dengan penggunaan teknik
observasi. Apa yang diamati, mulai bulan dan berakhir di bulan
apa. Termasuk penjelasan tentang teknik dokumentasi. Jenis
dokumen apa saja yang dipakai atau dikaji. Misalnya profil
pesantren, profil madrasah, koran Lombok Pos, Suara NTB dan
lain-lain. Semakin sepesifik penjelasan sumber-sumber
penelitian ini akan semakin bagus. Jadi BUKAN sekadar
menyampaikan definisi-definisi teknik penggalian data laiknya
buku metodologi penelitian.

56 | Pascasarjana UIN Mataram


14. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan adalah rancangan urutan penyajian
laporan penelitian. Sistematika pembahasan tidak hanya berupa
daftar isi buku yang dikalimatkan, melainkan juga penjelasan
tentang judul-judul bab dan subbabnya serta urutan-urutannya.
Selain itu, perlu dijelaskan pula alasan suatu bab itu harus
dibahas beserta urutan-urutannya. Oleh karena itu, penyusunan
sistematika pembahasan lebih ditekankan pada “mengapa”
ditulis dan bukan “apa” yang ditulis.
Secara umum, urut-urutan bab itu dapat ditentukan sebagai
berikut.
a. Bab I berisi pendahuluan;
b. Bab II dan seterusnya adalah bab-bab yang berisi uraian inti
yang bersifat analisis. Bab-bab inti mencerminkan uraian
terkait pertanyaan-pertanyaan pokok penelitian yang
disebut dalam bab pendahuluan. Bab inti tidak boleh hanya
terdiri atas satu bab, karena kalau demikian, bab ini akan
sama bunyinya dengan judul tesis/disertasi. Setidaknya bab
inti harus terdiri atas dua bab sehingga judul-judul bab inti
pasti berbeda dengan bunyi judul tesis/disertasi karena harus
menjabarkannya. Secara teknis, judul bab-bab ini TIDAK
PERLU secara eksplisit menyebut “paparan data”, “analisis
dan pembahasan”. Sebagai gantinya, mahasiswa dapat
membuat judul bab yang merepresentasikan (mewakili) isi
bab tersebut.
c. Bab akhir berisi kesimpulan dan saran.

15. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian sebagaimana tertuang dalam bab
pendahuluan. Bila rumusan masalahnya tiga, kesimpulannya
tiga juga. Kesimpulan dapat ditulis dalam bentuk narasi

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 57


paragraf atau poin 1, 2, 3. Tetapi perlu diingat bahwa
kesimpulan (natījah) itu bukan ringkasan (khulās}ah).

16. Implikasi Teoretis


Implikasi teoretis merupakan akibat langsung atau konsekuensi
atas temuan hasil penelitian yang dilakukan secara teoretis.
Tujuannya adalah untuk membandingkan hasil penelitian
sebelumnya dengan hasil penelitian yang baru dilakukan
sehingga dapat berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

17. Saran
Saran dibuat berdasarkan hasil penelitian, baik bersifat teoretis
maupun praktis. Saran teoretis menunjukkan wilayah penelitian
yang perlu dikembangkan atau diteliti lagi setelah penelitian ini,
sedangkan saran praktis berupa pernyataan tentang
kemungkinan penggunaan hasil penelitian ini untuk diterapkan
dalam bidang-bidang tertentu kehidupan masyarakat.

18. Daftar Pustaka


Di dalam bagian ini dicantumkan referensi, literatur, atau
unduhan dari internet yang sudah dijadikan sumber dalam
penyusunan proposal atau tesis/disertasi dan dapat ditambahkan
dengan bacaan lain yang diperkirakan relevan dengan bahan
penulisan tesis/disertasi yang akan dilakukan. Dalam konteks
ini penulis proposal atau tesis/disertasi hendaknya banyak
mengutip jurnal sebagai referensi karena jurnal banyak memuat
informasi atau kajian yang mutakhir (up to date).

19. Jadwal Penelitian


Dalam proposal perlu dicantumkan jadwal penelitian, termasuk
jadwal penulisan laporan penelitian tesis/disertasi, sejak dari
penunjukan pembimbing/promotor sampai penyelesaian naskah
akhir yang siap diujikan. (lihat lampiran 16)

58 | Pascasarjana UIN Mataram


20. Lampiran
Proposal atau tesis/disertasi dilengkapi dengan banyak lampiran
yang mendukung, misalnya bukti adanya penelitian
pendahuluan, rancangan wawancara, dan rancangan kuesioner
yang akan dijadikan acuan penelitian.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 59


BAB IV
METODE PENELITIAN


A. Penelitian Kualitatif
1. Pendekatan Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan alasan-alasan singkat yang
melatari pilihan penggunaan pendekatan kualitatif dalam
penelitian yang dilaksanakan. Juga dijelaskan apakah
pendekatan kualitatif yang digunakan pada jenis (1) studi kasus,
(2) etnografi, (3) fenomenologi, atau lainnya.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen
sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya di
lokasi penelitian mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti di lokasi
penelitian perlu digambarkan secara eksplisit dalam laporan
penelitian. Perlu juga dijelaskan apakah kehadiran peneliti
sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat
penuh. Demikian pula, perlu dijelaskan apakah subjek atau
informan mengetahui kehadiran peneliti dalam statusnya
sebagai peneliti.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 61


3. Lokasi Penelitian
Peneliti perlu menguraikan karakteristik lokasi, alasan memilih
lokasi, serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut.
Lokasi perlu diuraikan secara jelas, misalnya berkenaan
bangunan fisik, struktur organisasi, dan suasana sehari-hari.
Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan daya tarik dan keunikannya. Dengan demikian,
tidak tepat jika alasan yang dikemukakan tidak memenuhi
kriteria tersebut, misalnya karena lokasinya dekat dengan rumah
peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah kenal
baik dengan orang-orang atau informan kunci.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subjek penelitian
atau informan, atau subjek dari mana data diperoleh. Jika
peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan data, sumber datanya disebut responden,
sedangkan jika peneliti menggunakan teknik observasi, sumber
datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses sesuatu.
Pada bagian ini peneliti hendaknya menjelaskan (a) siapa yang
dijadikan sebagai subjek penelitian atau informan sekaligus
karakteristik informan tersebut; dan (b) jenis data yang akan
dikumpulkan sesuai dengan judul dan rumusan masalah.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Pada bagian ini dijelaskan teknik pengumpulan data yang
digunakan, apakah menggunakan (1) observasi dalam bentuk
partisipasi atau nonpartisipasi; (2) wawancara dalam bentuk
terstruktur atau tidak terstruktur; dan (3) dokumentasi. Jenis
data diperoleh melalui terapan metode-metode pengumpulan
data yang relevan dengan judul penelitian dan rumusan masalah
penelitian.

62 | Pascasarjana UIN Mataram


6. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan seiring
dengan proses pengumpulan data dan setelah data terkumpul.
Dalam hal ini terdapat beberapa jenis teknik analisis data yang
dapat dipilih.
Di antara pilihan yang dapat diambil adalah apa yang
dikemukakan James P. Spradley yang meliputi rangkaian
analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial,
dan analisis tema kultural. Pilihan lainnya adalah teknik analisis
yang dikemukakan Miles dan Huberman yang mencakup
rangkaian tiga kegiatan utama, yaitu reduksi data, display data,
dan penarikan kesimpulan. Ketiga kegiatan itu dapat diterapkan
dengan model mengalir (flow model) atau model interaktif
(interactive model).
7. Pengecekan Keabsahan Data
Peneliti pada bagian ini perlu menjelaskan usaha-usaha yang
dilakukan untuk lebih menjamin keabsahan data dan temuan.
Misalnya, dapat dilakukan dengan teknik perpanjangan
kehadiran peneliti, triangulasi (sumber, metode, dan teori),
observasi mendalam, pembahasan teman sejawat, kecukupan
referensi, dan lainnya.

B. Penelitian Kuantitatif
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih berdasarkan pada rumusan
masalah, tujuan penelitian, bidang yang diteliti, lokasi, waktu,
menurut rancangan, pendekatan analitik, proses berlangsungnya
prosedur penelitian, dan jenis aktivitas yang dilakukan.
Pendekatan penelitian disesuaikan dengan kebutuhan pencarian
jawaban atas pertanyaan penelitian (perumusan masalah).
Pendekatan penelitian dapat dikelompokkan ke dalam 2 bagian
besar: pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 63


Penelitian kuantitatif menekankan pada penilaian numerik atas
fenomena yang dipelajari. Pendekatan kualitatif menekankan
pada deskripsi naratif atau deskripsi tekstual atas fenomena
yang diteliti.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan
sampel adalah sebagian dari populasi. Populasi dan sampel
dapat digunakan jika penelitian yang dilakukan memakai
sampel sebagai subjek penelitian. Namun, jika sasaran
penelitian seluruh anggota populasi, lebih tepat digunakan
istilah subjek penelitian atau penelitian populasi.
Hal-hal yang dipaparkan pada bagian populasi dan sampel
adalah
a. kriteria dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek
penelitian;
b. besarnya sampel yang hendak diteliti; dan
c. prosedur dan teknik pengambilan sampel yang digunakan.
Dalam hal ini terdapat beberapa pilihan:
1) random sampling atau sampel acak (acak
sederhana/simple random sampling, acak
beraturan/ordinal sampling, atau acak dengan bilangan
random);
2) sampling kelompok (cluster sampling);
3) sampling berstrata atau sampling bertingkat (stratified
sampling); dan
4) sampling bertujuan (purposive sampling).

64 | Pascasarjana UIN Mataram


3. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan selama
penelitian terhitung mulai dari pelaksanaan observasi sampai
dengan pelaporan, sedangkan tempat penelitian adalah lokasi
berlangsungnya kegiatan penelitian.
4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai/sifat dari objek,
individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu
antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk
dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik kesimpulannya.
5. Desain Penelitian
Desain penelitian memaparkan strategi dalam mengatur
penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai
dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Desain
penelitian juga memaparkan semua proses yang diperlukan
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain
penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang
dilakukan, apakah penelitian kuantitatif dalam bentuk (a)
survei; (b) korelasional sejajar (korelasional) dengan teknik tes
yang tidak memperlihatkan sebab akibat; (c) korelasi sebab
akibat atau pengaruh; dan (d) kuasal komparasi, yaitu melihat
besarnya perbedaan.
6. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan
dalam mengumpulkan data. Alat bantu tersebut dapat berupa
angket, tes, skala bertingkat, pedoman wawancara, pedoman
observasi, dan check-list. Dengan demikian, dalam
mengemukakan instrumen penelitian perlu dijelaskan semua
alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data atau untuk
mengukur variabel yang diteliti.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 65


Alat dan bahan penelitian merupakan semua perlengkapan yang
digunakan pada saat pengambilan data penelitian.
7. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian
Teknik pengumpulan data mengungkapkan (a) pilihan metode
yang dipergunakan dalam mengumpulkan data, misalnya
dengan test atau angket yang dibantu dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi; (b) kualifikasi dan petugas yang
terlibat dalam proses pengumpulan data; dan (c) jadwal waktu
pelaksanaan pengumpulan data.
Prosedur penelitian mencakup langkah-langkah atau cara kerja
pada saat pelaksanaan penelitian.
8. Teknik Analisis Data
Bagian ini mengemukakan jenis analisis statistik yang
digunakan sesuai jenis data yang dikumpulkan dengan tetap
berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis
yang hendak diuji. Dalam hal ini bisa digunakan berbagai
macam jenis analisis statistik. Alasan penggunaan jenis atau
teknik analisis juga perlu dijelaskan.

D. Penelitian Pengembangan
1. Tujuan Penelitian
Peneliti penting menjelaskan tujuan penelitian ini yang
disesuaikan permasalahan yang dirumuskan
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti menggambarkan dan menjelaskan lokasi penelitian,
kapan penelitian dan waktu yang digunakan dalam
melaksanakan penelitian. Dalam bagian ini digambarkan
seluruh kegiatan penelitian sejak menyusun proposal penelitian
hingga penyusunan laporan penelitian selesai dilaksanakan.
3. Karakteristik Model yang Dikembangkan
Peneliti mendeskripsikan sasaran dari penelitian

66 | Pascasarjana UIN Mataram


4. Pendekatan dan Metode Penelitian
Bagian ini mendeskripsikan pendekatan dan metode penelitian
yang digunakan oleh peneliti.
5. Langkah-Langkah Pengembangan Model
a) Penelitian Pendahuluan; peneliti menjelaskan hasil need
assessment (analisis kebutuhan), menggambarkan
kesenjangan yang terjadi, antara hasil need assessment
dengan harapan (ideal). Peneliti juga penting menjelaskan
metode penelitian pendahuluan yang digunakan.
b) Perencanaan Pengembangan Model; peneliti
mengungkapkan tahapan dalam pengembangan model,
mengemukakan keunggulan, kualitas, kepraktisan,
kefektifan model. Peneliti juga mengungkapkan teknik
dalam mengukur efektivitas model yang dikembangkan,
misalnya menggunakan expert judgment.
c) Validasi, Evaluasi, dan Revisi Model; peneliti harus
menjelaskan proses dan hasil validasi melalui telaah pakar,
prosedur dan hasil uji coba model, sasaran uji coba, proses
dan hasil evaluasi, teknik evaluasi, menjelaskan bagian-
bagian komponen yang direvisi.

E. Penelitian Pustaka
Metode Kajian
Bagian ini berisi uraian tentang langkah-langkah yang dilakukan
peneliti sejak awal sampai dengan akhir penelitian dalam upaya
menjawab permasalahan penelitian apakah yang berkaitan dengan
kajian (1) konsep, (2) pandangan tokoh, (3) pendidikan, hukum,
sosial, dan dakwah, dan (4) khazanah keilmuan yang relevan
dengan masalah yang dibahas.
Kegiatan diawali dengan mengajukan anggapan-anggapan dasar
atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa adanya verifikasi dan

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 67


keterbatasan mengenai hal-hal atau aspek-aspek tertentu yang
dijadikan landasan dan kerangka berpikir.
Analisis masalah dan variabel perlu dilakukan untuk menemukan
variabel dan hubungan antarvariabel serta untuk mengarahkan alur
berpikir dalam memecahkan masalah.

F. Penelitian Naskah
1. Penelusuran dan Pemilihan Naskah
Penelitian naskah selalu diawali dengan penelusuran naskah-
naskah dan pemilihan naskah-naskah yang akan diteliti. Ini
dilakukan dengan mencermati berbagai katalogus naskah dan
atau dengan mencari informasi dari masyarakat tentang
keberadaan suatu naskah.
2. Perlakuan terhadap Naskah
Suatu naskah yang dipilih untuk diteliti statusnya berada pada
salah satu dari dua kemungkinan. Pertama, ia merupakan salah
satu dari sekian naskah yang serupa. Untuk itu, perlu dilakukan
pencarian dan pencatatan informasi tentang keberadaan naskah-
naskah lain itu. Kedua, ia merupakan naskah satu-satunya.
Dalam hal ini, naskah tersebut disebut naskah tunggal, codex
unicus. Jika tujuan penelitian tidak untuk memperbandingkan
naskah-naskah dan/atau mencari naskah arketip, naskah pada
kemungkinan pertama dapat diperlakukan sebagai codex
unicus. Artinya, peneliti mengabaikan adanya naskah-naskah
lain yang serupa, peneliti langsung meneliti naskah yang
dipilihnya sesuai dengan lingkup dan tujuan penelitiannya.
3. Instrumen Deskripsi Naskah
Penanganan pertama atas naskah yang telah dipilih untuk diteliti
adalah mendeskripsikannya. Untuk itu, peneliti perlu
memedomani suatu instrumen deskripsi naskah yang sudah
lazim dalam dunia filologi. Instrumen itu mencakup item-item
informasi yang harus dicari dari naskah, yaitu judul naskah,

68 | Pascasarjana UIN Mataram


bahasa, huruf, bentuk karangan, kode koleksi, ukuran naskah
(cm), ukuran teks (cm), jumlah halaman, jilidan, ukuran kertas,
penulis/penyalin, pemrakarsa, tahun penulisan/penyalinan,
tempat penulisan/penyalinan, jumlah baris dalam tiap halaman,
penomoran halaman, alihan (catchword), iluminasi dan
ilustrasi, cap kertas (watermark), garis tebal (chainlines), garis
tipis (laidlines), garis panduan (blinelines), halaman kosong,
keadaan fisik, bahan, warna tinta, penyimpan/pemilik, alamat
penyimpan/pemilik, nama penyimpan/pemilik, dan beberapa
aspek lainnya yang dipandang perlu.
4. Edisi Teks
Dalam penelitian naskah tersedia dua pilihan teknik edisi teks,
yaitu diplomatis dan kritis. Dalam edisi teks diplomatis, peneliti
menerbitkan kembali teks seteliti-telitinya tanpa mengadakan
perubahan, atau membuat transliterasinya setepat-tepatnya
tanpa menambahkan sesuatu. Teknik ini secara teoretis sangat
menjamin kemurnian teks, tetapi secara praktis kurang
membantu pembaca.
Dengan teknik edisi kritis atau standar, peneliti menerbitkan
teks dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan
ketidakajegan, sedangkan ejaannya disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku. Dalam teknik ini peneliti juga
melakukan pengelompokan kata, pembagian kalimat,
penggunaan huruf kapital, paragraf, pungtuasi, dan memberikan
komentar mengenai kesalahan-kesalahan teks yang diletakkan
pada catatan kaki.
5. Analisis Teks
Analisis teks sepenuhnya ditentukan berdasarkan tujuan
penelitian dan kerangka teori yang dikembangkan oleh peneliti.
Analisis teks disesuaikan dengan bidang keilmuan mahasiswa
bersangkutan. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan
suatu naskah secara bersamaan diteliti oleh tiga mahasiswa dari

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 69


pascasarjana yang berbeda. Namun, tentu saja masing-masing
memiliki tujuan penelitian yang berbeda dan mengembangkan
kerangka teori yang tidak sama dalam menganalisis kandungan
teks.

70 | Pascasarjana UIN Mataram


BAB V
FORMAT PENULISAN ARTIKEL


Penulisan hasil penelitian dalam bentuk artikel ilmiah dapat menjadi


salah satu cara untuk mempublikasikan karya ilmiah dengan cara lebih
sederhana dan singkat. Artikel ilmiah mempunyai sistematika penulisan
tanpa menggunakan angka atau abjad. Biasanya panjang tulisan artikel
untuk ilmu sosial dan humaniora antara 6.000 – 8.000 kata termasuk
daftar pustaka. Sedangkan panjang tulisan artikel untuk ilmu sains lebih
pendek. Ketentuan panjang tulisan ini dapat dicek di ketentuan
penulisan artikel jurnalnya. Ketentuan teknis dan sistematika penulisan
artikel bisa berbeda antara jurnal ilmiah yang satu dengan yang lain.
Akan tetapi, secara umum, sebuah artikel ilmiah setidaknya memuat
hal-hal berikut.

A. Judul
Judul artikel hendaknya memberi gambaran penelitian yang akan
dilakukan dengan mencantumkan variabel-variabel yang diteliti dan
tidak lebih dari 20 kata.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 71


B. Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa mencantumkan gelar akademis
atau gelar apa pun. Nama penulis disertai alamat korespondensi
penulis, nama lembaga tempat kerja penulis/peneliti, dan alamat
email.

C. Abstrak dan Kata Kunci


Abstrak memuat uraian singkat mengenai masalah dan tujuan
penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian. Abstrak
antara 150 – 250 kata. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Pengetikan abstrak dilakukan dengan spasi tunggal
dengan margin yang lebih sempit dari margin kanan dan kiri teks
utama.
Kata kunci perlu dicantumkan untuk menggambarkan ranah
masalah yang diteliti dan istilah-istilah pokok yang mendasari
pelaksanaan penelitian. Kata-kata kunci dapat berupa kata tunggal
atau gabungan kata. Jumlah kata-kata kunci 3-5 kata. Kata-kata
kunci ini diperlukan untuk komputerisasi. Pencarian judul
penelitian dan abstraknya dipermudah dengan kata-kata kunci
tersebut. Kata kunci ditulis di bawah isi abstrak.

D. Pendahuluan
Bagian pendahuluan terutama berisi (1) permasalahan penelitian;
(2) wawasan dan rencana pemecahan masalah; (3) rumusan tujuan
penelitian; (4) rangkuman kajian teoretik yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Pada bagian ini kadang-kadang juga dimuat
harapan akan hasil dan manfaat penelitian. Panjang bagian
pendahuluan sekitar 2-3 halaman dan diketik dengan 1,15 spasi.

72 | Pascasarjana UIN Mataram


E. Metode
Pada dasarnya bagian ini menjelaskan bagaimana penelitian itu
dilakukan. Sebaiknya dihindari pengorganisasian penulisan ke
dalam “anak subjudul” pada bagian ini.

F. Pembahasan (Hasil)
Bagian ini merupakan bagian utama artikel hasil penelitian dan
biasanya merupakan bagian terpanjang dari suatu artikel. Hasil
penelitian yang disajikan dalam bagian ini adalah hasil “bersih”.
Proses analisis data seperti perhitungan statistik dan proses
pengujian hipotesis saja yang perlu dilaporkan. Tabel dan grafik
dapat digunakan untuk memperjelas penyajian hasil penelitian
secara verbal. Tabel dan grafik harus diberi komentar atau dibahas.
Untuk penelitian kualitatif, bagian hasil memuat bagian-bagian
rinci dalam bentuk subtopik-subtopik yang berkaitan langsung
dengan fokus penelitian dan kategori-kategori. Pembahasan dalam
artikel bertujuan untuk
1. menjawab rumusan masalah;
2. menunjukkan bagaimana temuan-temuan itu diperoleh;
3. menginterpretasikan/menafsirkan temuan-temuan;
4. mengaitkan hasil temuan dengan temuan penelitian dengan
struktur pengetahuan yang telah mapan; dan
5. memunculkan teori-teori baru atau memodifikasi teori yang
telah ada.

G. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah. Saran
disusun berdasarkan temuan penelitian yang telah dibahas. Saran
dapat mengacu pada tindakan praktis, pengembangan teori baru,
dan/atau penelitian lanjutan.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 73


Perlu juga dicantumkan pada bagian akhir tulisan tentang
acknowledgment (asal tulisan, funding [eksternal jika ada], dan
ucapan terima kasih).

H. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi semua sumber yang digunakan sebagai
rujukan penulisan artikel. Adapun pedoman penulisannya
disesuaikan dengan pedoman penulisan yang berlaku pada jurnal
atau publikasi online yang bersangkutan.

74 | Pascasarjana UIN Mataram


BAB VI
PENULISAN MAKALAH DAN PEMBUKUAN


Penulisan makalah yang dimaksud dalam buku ini adalah makalah yang
ditulis mahasiswa ketika mendapatkan tugas dari dosen pengampu mata
kuliah. Secara umum, sistematika makalah sama seperti sistematika
penulisan artikel ilmiah (lihat Bab V).
Hanya saja, penting dicatat bahwa untuk kepentingan penilaian dan
administrasi akademik pascasarjana, makalah-makalah yang telah
ditulis mahasiswa, baik secara kelompok maupun perorangan
hendaknya digabung menjadi satu jilid dalam bentuk buku. Makalah
yang digabung tersebut merupakan makalah final yang telah direvisi
sesuai saran/komentar dosen dan mahasiswa kelas sehingga di setiap
akhir semester terdapat satu jilid/bundel kumpulan makalah kelas untuk
satu mata kuliah.
Sistematika kumpulan makalah kelas tersebut disusun dalam bentuk
buku yang memuat minimal hal-hal berikut.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 75


A. Bagian Awal
1. Kover
Kover memuat
a. judul, misalnya “Kumpulan Makalah Kelas...” atau “Antologi
Karya Mahasiswa...”;
b. keterangan pembuatan makalah, misalnya “Makalah ini
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi
Penelitian”;
c. nama dosen pengampu beserta gelar;
d. logo UIN Mataram;
e. nama-nama mahasiswa penulis;
f. nama program studi;
g. nama lembaga, yaitu Pascasarjana UIN Mataram; dan
h. tahun.
(lihat lampiran 17)

2. Kata Pengantar
Kata pengantar memuat uraian secara singkat tentang maksud
penulisan kumpulan makalah dan ucapan terima kasih kepada
pihak yang secara langsung berjasa dalam penyusunan makalah.

3. Daftar Isi
Daftar isi berisi judul-judul makalah dan penulisnya.

B. Bagian Inti
Bagian inti berisi seluruh makalah yang ditulis.

C. Bagian Akhir
Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran.

76 | Pascasarjana UIN Mataram


BAB VII
TEKNIS PENULISAN


A. Bahan, Ukuran, dan Jumlah Halaman


1. Proposal Tesis/Disertasi
a. Kertas yang digunakan dalam penulisan tesis/disertasi
adalah kertas HVS ukuran A4 (21 cm X 29,7 cm) 80 gram.
b. Sampul proposal tesis/disertasi berwarna putih dan dijilid
buku.
c. Jumlah halaman untuk isi proposal tesis adalah 20 – 30
halaman.
d. Jumlah halaman untuk isi proposal disertasi adalah 30 – 40
halaman.
2. Tesis/Disertasi
a. Kertas yang digunakan dalam penulisan tesis/disertasi
adalah kertas HVS ukuran B5 (18.2 cm X 25,7 cm) 80 gram.
b. Desain dan warna kover tesis/disertasi disesuaikan dengan
judul dan dijilid buku.
c. Jumlah minimal halaman untuk isi tesis adalah 75 halaman.
d. Jumlah minimal halaman untuk isi disertasi adalah 100
halaman.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 77


B. Margin
Pengetikan dan print out dilakukan dalam dua wajah kertas (bolak-
balik), dengan menggunakan ukuran margin standar berikut ini.
Untuk berbahasa Indonesia/Inggris:
1. Tepi atas : 2.5 cm
2. Tepi bawah : 3.0 cm
3. Tepi kiri : 3.0 cm
4. Tepi kanan : 2.5 cm
Untuk berbahasa Arab:
1. Tepi atas : 2.5 cm
2. Tepi bawah : 3.0 cm
3. Tepi kiri : 2.5 cm
4. Tepi kanan : 3.0 cm

D. Jenis Huruf dan Format Penulisan


1. Huruf Latin
a. Jenis huruf yang digunakan adalah font Times New Roman 12,
sedangkan untuk footnote menggunakan font Time New
Roman 10.
b. Spasi antarbaris yang digunakan adalah 1.15 spasi untuk body
text, sedangkan untuk footnote adalah 1 spasi.
2. Huruf Arab
a. Tesis/disertasi yang menggunakan bahasa Arab
menggunakan font Sakkal Majalla 18 untuk Body Text,
sedangkan untuk footnote menggunakan font Sakkal Majalla
14.
b. Spasi antarbaris yang digunakan adalah 1,15 untuk body text,
sedangkan untuk footnote adalah 1 spasi.
3. Penggunaan Huruf Kapital, Huruf Tebal, dan Huruf Miring
a. Penulisan judul dan nama lembaga di halaman judul dan
halaman kover menggunakan huruf kapital semua dan cetak
tebal (bold).

78 | Pascasarjana UIN Mataram


b. Penulisaan di halaman kover depan, pernyataan keaslian,
halaman pengesahan, pedoman transliterasi, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, dan lain-lain
menggunakan huruf kapital semua dan cetak tebal (bold).
c. Penulisan subjudul menggunakan huruf kapital hanya pada
awal setiap kata dan cetak tebal (bold), kecuali partikel,
seperti tentang, dalam, yang, dan pada, ditulis dengan huruf
kecil.
d. Huruf kapital juga digunakan untuk awal kata yang terletak di
awal kalimat, setelah tanda baca, tanda tanya, atau tanda seru.
e. Nama orang, nama agama, nama kota, nama provinsi, nama
pulau, nama gunung, dan seterusnya juga menggunakan huruf
kapital pada awal kata sesuai dengan ketentuan tata bahasa
Indonesia.
f. Penulisan istilah yang belum ada padanannya dalam bahasa
Indonesia harus dicetak miring (italic) disertai penjelasan
minimal dalam kurung atau footnote disertai sumber rujukan.
g. Catatan: penggunaan huruf kapital dan lainnya selengkapnya
dapat dilihat pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) berdasarkan Permendikbud Nomor 50
Tahun 2015.
4. Penulisan Bab
a. Bab baru di dalam karya ilmiah, selain artikel dan makalah,
selalu dimulai pada halaman baru.
b. Penulisan bab dengan judul bab berjarak 1.15 spasi yang
diletakkan di bagian tengah (center).
c. Penulisan judul subbab diletakkan pada margin kiri, dengan
jarak 2 spasi dari judul bab, dan antara judul subbab
diletakkan pada margin kiri, dengan jarak 2 spasi dari Judul
bab, dan antara judul bab, dan antara judul subbab dengan
baris berikutnya tetap berjarak 1.15 spasi.
d. Penulisan judul subbab baru dengan baris terakhir pada
subbab sebelumnya berjarak 2 spasi.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 79


E. Penulisan Paragraf, Kutipan, dan Terjemahan
1. Awal paragraf dalam teks ditulis menjorok ke dalam berjarak 1
cm dari margin kiri; sedangkan margin kanan tetap lurus
(justify); dan baris-baris selanjutnya dalam paragraf harus lurus
tepi kiri dan kanannya (justify) dengan ketentuan satu paragraf
memuat satu pokok pikiran.
2. Kutipan langsung adalah penukilan dengan menggunakan kata
dan kalimat yang sama persis seperti dalam sumber yang dikutip,
sedangkan kutipan taklangsung adalah penukilan gagasan dari
sumber rujukan dengan menggunakan kata atau kalimat dari
pengutip sendiri.
3. Kutipan langsung yang kurang dari 6 (enam) baris ditulis sama
dengan teks yang lain dan diletakkan di antara dua tanda petik.

Contoh:
Hal semakna juga dikatakan oleh Azyumardi Azra bahwa
“Perkembangan keilmuan dan pembelajaran Islam secara lokal,
kontak keagamaan dan intelektual dengan pusat-pusat Islam di
Timur Tengah, dan perubahan sosial, ekonomi, dan politik,
memberikan kontribusi penting dalam pencapaian kompromi
lebih besar dengan Islam.”1

4. Kutipan langsung yang terdiri atas 6 (enam) atau lebih ditulis


tegak 1.15 spasi dan margin kiri masuk ke kanan sejajar dengan
alenia pertama tanpa menggunakan tanda petik.

Contoh:
Terdapat kecenderungan yang kurang tepat dalam proses
penanganan konflik. Banyak pihak kerap memaksakan model
penyelesaian konflik dari luar dan abai dengan kearifan lokal di

1
Azyumardi Azra, Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal (Bandung:
Mizan, 2002), 21.

80 | Pascasarjana UIN Mataram


masyarakat. Hal ini sebagaimana dicatat oleh Suprapto dalam
tulisanya berjudul “Revitalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal bagi
Upaya Resolusi Konflik.”

Mengurai konflik yang terjadi di masyarakat, biasanya


orang cenderung mencari model penyelesaian yang datang
dari luar. Dalam banyak kasus, model penyelesaian impor
semacam ini cenderung seragam. Diawali dengan
penghentian konflik melalui cara-cara memaksa oleh pihak
keamanan (peacekeeping) kemudian dilanjutkan dengan
penetapan serangkaian aturan termasuk sanksi bagi kedua
belah pihak agar tidak mengulangi konflik. Pola semacam
ini biasanya hanya efektif untuk menghentikan konflik
kekerasan dalam waktu singkat, tetapi kurang bisa
menjamin bahwa konflik tidak akan muncul lagi di
kemudian hari. Proses penyelesaian berlangsung secara ad
hoc dan parsial serta kurang menyentuh akar persoalan
konflik yang sebenarnya.2

5. Semua terjemahan dari bahasa asing ditulis tegak dengan 1.15


spasi jika kurang dari 6 (enam) baris. Jika terjemahan kutipan
tersebut terdiri dari 6 (enam) baris atau lebih, terjemahan tersebut
ditulis tegak dengan 1.15 spasi dan dipisah dari teks aslinya, serta
dimulai sejajar dengan alenia pertama.
6. Terjemahan al-Qur’an/hadis diketik tegak 1.15 spasi dan dimulai
sejajar dengan alenia pertama, serta tidak terikat dengan jumlah
baris. Jika terjemahan al-Qur’an/hadis terdapat dalam bagian
kalimat, spasinya sama dengan spasi kalimat lainnya.

2
Suprapto, "Revitalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal bagi Upaya Resolusi
Konflik." Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 21, no.1 (Juni 2013): 19-
38.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 81


F. Penomoran
1. Halaman bagian awal proposal dan laporan hasil penelitian
tesis/disertasi menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv,
dst.) dan berada di bagian tengah bawah (1 cm dari teks).
2. Penghitungan angka Romawi dimulai dari halaman kover
dalam, tetapi tidak diberi nomor.
3. Halaman bagian isi proposal dan laporan hasil penelitian
tesis/disertasi diberi nomor dengan angka Arab (1, 2, 3, dst.) dan
berada di tengah bawah (1 cm dari teks). (
4. Pola penomoran: nomor bab dengan angka Romawi, subbab
dengan huruf besar, anak subbab dengan angka Arab, bagian
anak subbab dengan huruf kecil. Untuk bagian selanjutnya
dengan angka Arab yang diikuti tutup kurung, berikutnya
dengan huruf kecil yang diikuti tutup kurung. Untuk bagian
selanjutnya dengan angka Arab yang diikuti buka tutup kurung,
berikutnya dengan huruf kecil yang diikuti buka tutup kurung.
Pola penomoran tersebut dapat dilihat dalam contoh berikut.
(lihat lampiran 8)
Bab : I, II, III, dan seterusnya
Subbab : A, B,C, dan seterusnya
Kemudian : 1, 2, 3, dan seterusnya
Selanjutnya : a, b, c, dan seterusnya
Berikutnya : 1), 2), 3), dan seterusnya
Kemudian : a), b), c), dan seterusnya
Selanjutnya : (1), (2), (3), dan seterusnya
Kemudian : (a), (b), (c), dan seterusnya
5. Penomoran tabel atau gambar disesuaikan dengan nomor bab,
diikuti dengan nomor urut tabel atau gambar, dan ditulis dengan
angka Arab. Contoh: Tabel atau Gambar 2.1 artinya 2 adalah
nomor bab, sedangkan 1 adalah nomor urut tabel atau gambar.
6. Tabel diberi judul yang terletak di atasnya dengan jarak 1.15
spasi. (lihat lampiran 13)

82 | Pascasarjana UIN Mataram


7. Gambar diberi judul yang terletak di bawahnya dengan jarak
1.15 spasi. (lihat lampiran 14)
8. Tabel atau gambar yang lembarnya lebih luas bisa dilipat sesuai
dengan luas halaman naskah.
9. Angka penomoran dalam catatan kaki (footnote) dicetak sedikit
lebih tinggi dari permukaan rata-rata kata dalam nomor tersebut.
10. Penomoran footnote ditulis dengan menggunakan angka Arab
(1, 2, 3, dan seterusnya) dengan tidak menggunakan titik dan
spasi setelahnya.
11. Penomoran footnote dimulai dari awal pada tiap-tiap bab dan
kalimat pertama dimulai dari 1 cm. Adapun untuk daftar
pustaka, kalimat kedua dan seterusnya dimulai dari 1 cm.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 83


BAB VIII
CATATAN KAKI


Ada tiga teknik penulisan yang dipakai untuk menandai sumber data,
yaitu catatan kaki (footnote), catatan tengah (middlenote/
innote/bodynote), dan catatan akhir (endnote). Pada prinsipnya catatan
kaki dan catatan akhir sama, kecuali pada letaknya, yakni catatan akhir
terletak di bagian belakang. Dibandingkan dengan catatan akhir, catatan
kaki lebih praktis sebab pembaca bisa langsung mengetahui identitas
sumber yang disebutkan dalam halaman yang sama dengan kutipan. Di
samping itu, catatan kaki juga dapat memberikan penjelasan penting
yang dianggap akan mengganggu jika dimasukkan dalam tubuh tulisan.
Oleh karena itu, karya ilmiah cenderung lebih banyak menggunakan
model catatan kaki, dibandingkan dengan dua model yang lain tadi.
Dengan pertimbangan di atas, Pascasarjana UIN Mataram memilih
menggunakan catatan kaki sebagai teknik yang diberlakukan dalam
kegiatan penulisan karya ilmiah (makalah, artikel, proposal, tesis, dan
disertasi) dan tidak menggunakan ibid., op.cit., loc.cit.. Adapun model
catatan kaki yang digunakan adalah model KATE L. TURABIAN
Edisi 8. Berikut contohnya.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 85


Buku (untuk satu orang penulis)
Catatan kakinya memuat nama lengkap penulis, koma, judul buku
(italic), buka kurung, tempat penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun
terbit, tutup kurung, koma, halaman, titik.

Contoh:
Malcolm Gladwell, The Tipping Point: How Little Things Can
Make a Big Difference (Boston: Little, Brown, 2000), 64-65.
Suprapto, Semerbak Dupa di Pulau Seribu Masjid: Kontestasi,
Integrasi, dan Resolusi Konflik Hindu-Muslim (Jakarta: Kencana,
2013), 141.

Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama


(belakang) penulis, koma, satu sampai tiga kata judul buku (italic)
dengan menghindari pemenggalan kata pada kata penghubung, koma,
halaman, titik.

Contoh:
Malcolm Gladwell, The Tipping Point: How Little Things Can
Make a Big Difference (Boston: Little, Brown, 2000), 64-65.
Gladwell, The Tipping Point, 71.
Suprapto, Semerbak Dupa di Pulau Seribu Masjid: Kontestasi,
Integrasi, dan Resolusi Konflik Hindu-Muslim (Jakarta: Kencana,
2013), 141.
Suprapto, Semerbak Dupa, 247.

Daftar pustakanya memuat nama belakang penulis, koma, nama depan


penulis, titik, judul buku (italic), titik, tempat terbit, titik dua, penerbit,
koma, tahun terbit, titik.

Contoh:
Gladwell, Malcolm. The Tipping Point: How Little Things Can Make a
Big Difference. Boston: Little, Brown, 2000.

86 | Pascasarjana UIN Mataram


Jika nama penulisnya terdiri atas satu kata, daftar pustakanya ditulis
nama penulis, titik, judul buku (italic), titik, tempat terbit, titik dua,
penerbit, koma, tahun terbit, titik.

Contoh:
Sudarsono. Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

Buku (untuk dua orang penulis atau lebih)


Catatan kaki untuk dua orang penulis memuat kedua nama penulis yang
diselingi kata “and/dan”, koma, judul buku (italic), buka kurung,
tempat penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung,
koma, halaman, titik.

Contoh:
Peter Morey and Amina Yaqin, Framing Muslims: Stereotyping
and Representation after 9/11 (Cambridge, MA: Harvard University
Press, 2011), 52.
Suyanto dan Djihad Hisyam, Pendidikan di Indonesia Memasuki
Milenium III: Refleksi dan Reformasi (Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa, 2000), 99.

Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan kedua nama
(belakang) penulis yang diselingi kata “and/dan”, koma, satu sampai
tiga kata judul buku (italic) dengan menghindari pemenggalan kata
pada kata penghubung, koma, halaman, titik.

Contoh:
Peter Morey and Amina Yaqin, Framing Muslims: Stereotyping
and Representation after 9/11 (Cambridge, MA: Harvard University
Press, 2011), 52.
Morey and Yaqin, Framing Muslims, 60-61.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 87


Suyanto dan Djihad Hisyam, Pendidikan di Indonesia Memasuki
Milenium III: Refleksi dan Reformasi (Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa, 2000), 99.
Suyanto dan Hisyam, Pendidikan di Indonesia, 101.

Daftar pustakanya memuat nama (belakang) penulis pertama, nama


(depan) penulis pertama, koma, kata “and/dan” nama penulis kedua,
titik, judul buku (italic), titik, tempat terbit, titik dua, penerbit, koma,
tahun terbit, titik.

Contoh:
Morey, Peter, and Amina Yaqin. Framing Muslims: Stereotyping and
Representation after 9/11. Cambridge, MA: Harvard University
Press, 2011.
Suyanto, dan Djihad Hisyam. Pendidikan di Indonesia Memasuki
Milenium III: Refleksi dan Reformasi. Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa, 2000.

Catatan kaki untuk tiga orang penulis atau lebih dituliskan hanya nama
penulis pertama yang ditulis diikuti oleh "et al." ("dkk.").

Contoh:
Jay M. Bernstein et al., Art and Aesthetics after Adorno
(Berkeley: University of California Press, 2010), 276.
Bernstein et al., Art and Aesthetics, 18.
Ramadhan Susilo dkk., Tata Bahasa Indonesia (Malang: Bagian
Penerbitan Sastra Bahasa Indonesia UB, 2002), 87.
Ramadhan Susilo dkk., Tata Bahasa, 98.

Daftar pustaka untuk tiga orang penulis atau lebih (dicantumkan nama
semua penulis) memuat nama (belakang) penulis pertama, koma, nama
(depan) penulis pertama, koma, nama penulis kedua, koma, kata

88 | Pascasarjana UIN Mataram


“and/dan” nama penulis ketiga, titik, judul buku (italic), titik, tempat
terbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, titik.

Contoh:
Bernstein, Jay M., Claudia Brodsky, Anthony J. Cascardi, Thierry de
Duve, Ales Erjavec, Robert Kaufman, and Fred Rush. Art and
Aesthetics after Adorno. Berkeley: University of California Press,
2010.
Susilo, Ramadhan, Rudi Waluyo, dan Angga Sela. Tata Bahasa
Indonesia. Malang: Bagian Penerbitan Sastra Bahasa Indonesia
UB, 2002.

Editor atau Penerjemah Bukan Penulis


Catatan kakinya memuat nama editor/penerjemah, koma, kata
“ed./trans./terj.”, koma, judul buku (italic), buka kurung, tempat
penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung, koma,
halaman, titik.

Contoh:
Richmond Lattimore, trans., The Iliad of Homer (Chicago:
University of Chicago Press, 1951), 91-92.
Taufik Abdullah, ed., Sejarah Lokal di Indonesia, Kumpulan
Tulisan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1985), 57.

Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama


belakang editor/penerjemah, koma, satu sampai tiga kata judul buku
(italic) dengan menghindari pemenggalan kata pada kata penghubung,
koma, halaman, titik.

Contoh:
Richmond Lattimore, trans., The Iliad of Homer (Chicago:
University of Chicago Press, 1951), 91-92.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 89


Lattimore, The Iliad, 24.
Taufik Abdullah, ed., Sejarah Lokal di Indonesia, Kumpulan
Tulisan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1985), 57.
Abdullah, Sejarah Lokal, 77.

Daftar pustakanya memuat nama belakang editor/penerjemah, koma,


nama depan penulis, koma, kata “ed./trans./terj.”, titik, judul buku
(italic), titik, tempat penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit,
titik.

Contoh:
Lattimore, Richmond, trans.. The Iliad of Homer. Chicago: University
of Chicago Press, 1951.
Abdullah, Taufik, ed.. Sejarah Lokal di Indonesia, Kumpulan Tulisan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1985.

Editor atau Penerjemah Sekaligus sebagai Penulis


Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, judul buku (italic),
koma, kata “ed./trans./terj.” nama editor/penerjemah, buka kurung,
tempat penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung,
koma, halaman, titik.

Contoh:
Jane Austen, Persuasion: An Annotated Edition, ed. Robert
Morrison (Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press,
2011), 311-12.
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, terj. Firdaus A.N. (Jakarta:
Bulan Bintang, 1996), 55.

90 | Pascasarjana UIN Mataram


Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama
belakang penulis, koma, satu sampai tiga kata judul buku (italic)
dengan menghindari pemenggalan kata pada kata penghubung, koma,
halaman, titik.

Contoh:
Jane Austen, Persuasion: An Annotated Edition, ed. Robert
Morrison (Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press,
2011), 311-12.
Austen, Persuasion, 315.
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, terj. Firdaus A.N. (Jakarta:
Bulan Bintang, 1996), 55.
Abduh, Risalah, 109.

Daftar pustakanya memuat nama belakang penulis, koma, nama depan


penulis, titik, judul buku (italic), titik, kata “Edited by/Diedit
oleh/Terjemah oleh” nama editor/penerjemah, titik, tempat penerbit,
titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, titik.

Contoh:
Austen, Jane. Persuasion: An Annotated Edition. Edited by Robert
Morrison. Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University
Press, 2011.
Abduh, Muhammad. Risalah Tauhid. Terjemah oleh Firdaus A.N..
Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

Bab atau Bagian Lain dari Sebuah Buku


Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, (tanda petik) judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), kata “in/dalam” judul
buku (italic), koma, nama penulis/editor, buka kurung, tempat penerbit,
titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung, koma, halaman,
titik.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 91


Contoh:
Angeles Ramirez, “Muslim Women in the Spanish Press: The
Persistence of Subaltern Images,” in Muslim Women in War and Crisis:
Representation and Reality, ed. Faegheh Shirazi (Austin: University of
Texas Press, 2010), 231.
Atjeng Achmad Kusaeri, “Ibnu Arabi,” dalam Ensiklopedi Islam,
Jilid 3, Azyumardi Azra dkk. (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,
2005), 155.

Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama


belakang penulis, koma, (tanda petik) satu sampai tiga kata judul tulisan
dengan cetak tegak, koma (tanda petik), halaman, titik.

Contoh:
Angeles Ramirez, “Muslim Women in the Spanish Press: The
Persistence of Subaltern Images,” in Muslim Women in War and Crisis:
Representation and Reality, ed. Faegheh Shirazi (Austin: University of
Texas Press, 2010), 231.
Ramirez, "Muslim Women," 239.
Atjeng Achmad Kusaeri, “Ibnu Arabi,” dalam Ensiklopedi Islam,
Jilid 3, Azyumardi Azra dkk. (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,
2005), 155.
Kusaeri, “Ibnu Arabi,” 156.

Daftar pustakanya memuat nama belakang penulis, koma, nama depan


penulis, titik, (tanda petik) judul tulisan dengan cetak tegak, titik (tanda
petik), kata “In/Dalam” judul buku (italic), koma, nama penulis/editor,
koma, halaman, titik, tempat penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun
terbit, titik.

92 | Pascasarjana UIN Mataram


Contoh:
Ramirez, Angeles. "Muslim Women in the Spanish Press: The
Persistence of Subaltern Images." In Muslim Women in War and
Crisis: Representation and Reality, edited by Faegheh Shirazi,
227-44. Austin: University of Texas Press, 2010.
Kusaeri, Atjeng Achmad. “Ibnu Arabi.” Dalam Ensiklopedi Islam, Jilid
3, Azyumardi Azra dkk., 155-156. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2005.

Kata Pengantar, Pendahuluan, atau Bagian Serupa dari Sebuah


Buku
Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, kata “kata
pengantar/pendahuluan untuk” judul buku (italic), koma, kata
“by/oleh/karya” nama penulis, buka kurung, tempat penerbit, titik dua,
penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung, koma, halaman, titik.

Contoh:
William Cronon, foreword to The Republic of Nature, by Mark
Fiege (Seattle: University of Washington Press, 2012), ix.
Nurul A. Rustamaji, pengantar editor untuk Islam Inklusif:
Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, oleh Alwi Shihab (Bandung:
Mizan, 1999), v.

Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama


belakang penulis, koma, kata “kata pengantar/pendahuluan”, koma,
halaman, titik.

Contoh:
William Cronon, foreword to The Republic of Nature, by Mark
Fiege (Seattle: University of Washington Press, 2012), ix.
Cronon, foreword, x-xi.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 93


Nurul A. Rustamaji, pengantar editor untuk Islam Inklusif:
Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, oleh Alwi Shihab (Bandung:
Mizan, 1999), v.
Rustamaji, pengantar editor, vi.

Daftar pustakanya memuat nama belakang penulis, koma, nama depan


penulis, titik, kata “kata pengantar/pendahuluan untuk” judul buku
(italic), koma, kata “by/oleh/karya” nama penulis, koma, halaman, titik,
tempat penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, titik.

Contoh:
Cronon, William. Foreword to The Republic of Nature, by Mark Fiege,
ix-xii. Seattle: University of Washington Press, 2012.
Rustamaji, Nurul A.. Pengantar Editor untuk Islam Inklusif: Menuju
Sikap Terbuka dalam Beragama, oleh Alwi Shihab, v-vi.
Bandung: Mizan, 1999.

Buku yang Diterbitkan secara Elektronik


Catatan kaki dan daftar pustakanya sama dengan catatan kaki pada
buku, hanya saja dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika sebuah buku tersedia dalam bentuk lebih dari satu format, kutip
format/versi yang digunakan.

Contoh:
Isabel Wilkerson, The Warmth of Other Suns: The Epic Story of
America's Great Migration (New York: Vintage, 2010), 183-84,
Kindle.
Wilkerson, The Warmth of Other Suns, 401.

94 | Pascasarjana UIN Mataram


Untuk buku yang dikutip secara online, sertakan tanggal akses dan
alamat website atau URL.

Contoh:
Philip B. Kurland and Ralph Lerner, eds., The Founders'
Constitution (Chicago: University of Chicago Press, 1987), chap. 10,
doc. 19, accessed October 15, 2011, http://press-
pubs.uchicago.edu/founders/.
Kurland and Lerner, The Founders' Constitution.

Jika anda mengutip buku dari perpustakaan atau data yang berbasis
komersial, gunakan nama database dan bukan alamat URL. Jika tidak
ada nomor halaman yang tersedia, cantumkan judul bagian atau bab
atau nomor lainnya.

Contoh:
Joseph P. Quinlan, The Last Economic Superpower: The Retreat
of Globalization, the End of American Dominance, and What We Can
Do about It (New York: McGraw-Hill, 2010), 211, accessed December
8, 2012, ProQuest Ebrary.
Quinlan, The Last Economic Superpower, 88.

Contoh daftar pustaka ketiga model di atas adalah sebagai berikut.


Wilkerson, Isabel. The Warmth of Other Suns: The Epic Story of
America's Great Migration. New York: Vintage, 2010. Kindle.
Kurland, Philip B., and Ralph Lerner, eds. The Founders' Constitution.
Chicago: University of Chicago Press, 1987. Accessed October
15, 2011. http://press-pubs.uchicago.edu/founders/.
Quinlan, Joseph P. The Last Economic Superpower: The Retreat of
Globalization, the End of American Dominance, and What We
Can Do about It. New York: McGraw-Hill, 2010. Accessed
December 8, 2012. ProQuest Ebrary.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 95


Artikel dalam Jurnal Cetak
Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, (tanda petik) judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), nama jurnal (italic)
volume (cetak tegak), koma, nomor edisi (buka kurung) bulan tahun
(tutup kurung), titik dua, halaman, titik.

Contoh:
Suprapto, “The Theology of Tolerance in Hindu and Islam:
Maintaining Social Integration in Lombok – Indonesia,” Ulumuna 20,
no. 2 (Desember 2015): 339.

Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama


(belakang) penulis, koma, (tanda petik) satu sampai tiga kata judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), halaman, titik.

Contoh:
Suprapto, “The Theology of Tolerance in Hindu and Islam:
Maintaining Social Integration in Lombok – Indonesia,” Ulumuna 20,
no. 2 (Desember 2015): 339.
Suprapto, “The Theology,” 340.

Daftar pustakanya memuat nama (belakang) penulis, koma, nama


(depan) penulis, titik, (tanda petik) judul tulisan dengan cetak tegak,
titik (tanda petik), nama jurnal (italic) volume (cetak tegak), koma,
nomor edisi (buka kurung) bulan tahun (tutup kurung), titik dua,
rentang halaman untuk keseluruhan artikel, titik.

Contoh:
Suprapto. “The Theology of Tolerance in Hindu and Islam:
Maintaining Social Integration in Lombok – Indonesia.”
Ulumuna 20, no. 2 (Desember 2015): 339-352.

96 | Pascasarjana UIN Mataram


Artikel dalam Jurnal Online
Catatan kaki dan daftar pustaka jurnal artikel dalam jurnal online sama
dengan catatan kaki dan daftar pustaka artikel dalam jurnal cetak, hanya
dengan beberapa tambahan ketentuan sebagai berikut.
Untuk penggunaan artikel dalam jurnal online, sertakan tanggal akses
dan URL.

Contoh:
Suprapto, “The Theology of Tolerance in Hindu and Islam:
Maintaining Social Integration in Lombok – Indonesia,” Ulumuna 20,
no. 2 (Desember 2015): 339, diakses 21 Mei 2021,
http://ulumuna.or.id/index.php/ujis/article/view/217/198.
Campbell Brown, "Consequentialize This," Ethics 121, no. 4
(July 2011): 752, accessed December 1, 2012,
http://dx.doi.org/10.1086/660696.
Suprapto, “The Theology,” 340.
Brown, "Consequentialize This," 761.

Contoh daftar pustakanya:


Suprapto. “The Theology of Tolerance in Hindu and Islam:
Maintaining Social Integration in Lombok – Indonesia.”
Ulumuna 20, no. 2 (Desember 2015): 339-352. Diakses 21 Mei
2021. http://ulumuna.or.id/index.php/ujis/article/ view/217/198.
Brown, Campbell. "Consequentialize This." Ethics 121, no. 4 (July
2011): 749-71. Accessed December 1, 2012.
http://dx.doi.org/10.1086/660696.

Untuk artikel yang menyertakan DOI, gunakan alamat DOI


(http://dx.doi.org/) dan tidak perlu mengutip alamat websites/URLnya.
DOI untuk artikel dalam contoh Brown di bawah ini adalah 10.1086 /
660696. Jika Anda menggunakan artikel di perpustakaan atau database
komersial, gunakan nama database-nya.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 97


Contoh:
Anastacia Kurylo, "Linsanity: The Construction of (Asian)
Identity in an Online New York Knicks Basketball Forum," China
Media Research 8, no. 4 (October 2012): 16, accessed March 9, 2013,
Academic OneFile.
Kurylo, "Linsanity," 18-19.

Contoh daftar pustakanya:


Kurylo, Anastacia. "Linsanity: The Construction of (Asian) Identity in
an Online New York Knicks Basketball Forum." China Media
Research 8, no. 4 (October 2012): 15-28. Accessed March 9,
2013. Academic OneFile.

Artikel dari Majalah


Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, (tanda petik) judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), nama majalah (italic),
koma, tanggal bulan tahun, halaman, titik.

Contoh:
Habib Muhammad Luthfi, “Demi Bangsa, Kami Tak Akan
Tinggal Diam,” Aula, Juni 2016, 33.
Jill Lepore, "Dickens in Eden," New Yorker, August 29, 2011, 52.

Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama


(belakang) penulis, koma, (tanda petik) satu sampai tiga kata judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), halaman, titik.

Contoh:
Habib Muhammad Luthfi, “Demi Bangsa, Kami Tak Akan
Tinggal Diam,” Aula, Juni 2016, 33.
Luthfi, “Demi Bangsa,” 34.
Jill Lepore, "Dickens in Eden," New Yorker, August 29, 2011, 52.
Lepore, "Dickens in Eden," 54-55.

98 | Pascasarjana UIN Mataram


Daftar pustakanya memuat nama (belakang) penulis, koma, nama
(depan) penulis, titik, (tanda petik) judul tulisan dengan cetak tegak,
titik (tanda petik), nama majalah (italic), koma, tanggal bulan tahun,
koma, tahun, titik.

Contoh:
Luthfi, Habib Muhammad. “Demi Bangsa, Kami Tak Akan Tinggal
Diam.” Aula, Juni 2016.
Lepore, Jill. "Dickens in Eden." New Yorker, August 29, 2011.

Artikel dari Surat Kabar


Catatan kaki dan daftar pustaka artikel dari surat kabar sama dengan
catatan kaki dan daftar pustaka artikel dari majalah, hanya saja jika
dikutip dari surat kabar online, sertakan tanggal akses dan URL-nya.

Contoh:
Siti Nurlaeli dan Lutviani Murni, “Filsafat Ilmu dan Realitas
Pendidikan,” Lombok Post, 21 Januari 2018, 5.
Elisabeth Bumiller and Thom Shanker, "Pentagon Lifts Ban on
Women in Combat," New York Times, January 23, 2013, accessed
January 24, 2013, http://www.nytimes.com/2013/01/24/us/pentagon-
says-it-is-lifting-ban-on-women-in-combat.html.
Nurlaeli dan Murni, “Filsafat Ilmu,” 5.
Bumiller and Shanker, "Pentagon Lifts Ban."

Contoh daftar pustakanya:


Nurlaeli, Siti, dan Lutviani Murni. “Filsafat Ilmu dan Realitas
Pendidikan.” Lombok Post, 21 Januari 2018.
Bumiller, Elisabeth, and Thom Shanker. "Pentagon Lifts Ban on
Women in Combat." New York Times, January 23, 2013.
Accessed January 24, 2013. http://www.nytimes.com/2013/

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 99


01/24/us/pentagon-says-it-is-lifting-ban-on-women-in-
combat.html.

Review Buku
Catatan kakinya memuat nama pereview, koma, kata “review of/review
dari” judul buku (italic), nama penulis/editor/penerjemah buku, koma,
nama buku review/jurnal (italic) volume (cetak tegak), koma, nomor
edisi (buka kurung) bulan tahun (tutup kurung), titik dua, halaman, titik.
Jika dari review buku online, disertakan tanggal dan URL-nya.

Contoh:
Fadli, Adi. Review dari Gerakan Ahmadiyah di Indonesia,
Iskandar Zulkarnain, Ulumuna 11, no. 2 (Desember 2007): 413.
Joel Mokyr, review of Natural Experiments of History, ed. Jared
Diamond and James A. Robinson, American Historical Review 116, no.
3 (June 2011): 754, accessed December 9, 2011,
http://dx.doi.org/10.1086/ahr.116.3.752.

Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama


(belakang) pereview, koma, kata “review of/review dari” judul buku
(italic), koma, halaman, titik.

Contoh:
Adi Fadli, review dari Gerakan Ahmadiyah di Indonesia,
Iskandar Zulkarnain, Ulumuna 11, no. 2 (Desember 2007): 413.
Fadli, review dari Gerakan Ahmadiyah, 414.
Joel Mokyr, review of Natural Experiments of History, ed. Jared
Diamond and James A. Robinson, American Historical Review 116, no.
3 (June 2011): 754, accessed December 9, 2011,
http://dx.doi.org/10.1086/ahr.116.3.752.
Mokyr, review of Natural Experiments of History, 752.

100 | Pascasarjana UIN Mataram


Daftar pustakanya memuat nama (belakang) penulis, koma, nama
(depan) penulis, titik, kata “review of/review dari” judul buku (italic),
nama penulis/editor/penerjemah buku, titik, nama buku review/jurnal
(italic) volume (cetak tegak), koma, nomor edisi (buka kurung) bulan
tahun (tutup kurung), titik dua, rentang halaman keseluruhan, titik. Jika
dari review buku online, disertakan tanggal dan URL-nya.

Contoh:
Fadli, Adi. review dari Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, Iskandar
Zulkarnain, Ulumuna 11, no. 2 (Desember 2007): 413-424.
Mokyr, Joel. Review of Natural Experiments of History, edited by Jared
Diamond and James A. Robinson. American Historical Review
116, no. 3 (June 2011): 752-55. Accessed December 9, 2011.
http://dx.doi.org/10.1086/ahr.116.3.752.

Tesis/Disertasi
Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, (tanda petik) judul
tesis/disertasi dengan cetak tegak (tanda petik), (buka kurung) kata
“disertasi/tesis, koma, universitas, tahun (tutup kurung), koma,
halaman, titik.

Contoh:
Masnun, “Hukum Islam dan Dinamika Sosial: Studi atas
Pemikiran Para Tuan Guru di Pulau Lombok” (Disertasi, UIN Sunan
Kalijaga, 2011), 201-203.
Dana S. Levin, "Let's Talk about Sex . . . Education: Exploring
Youth Perspectives, Implicit Messages, and Unexamined Implications
of Sex Education in Schools" (PhD diss., University of Michigan,
2010), 101-2.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 101


Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama
(belakang) penulis, koma, (tanda petik) satu sampai tiga kata judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), halaman, titik.

Contoh:
Masnun, “Hukum Islam dan Dinamika Sosial: Studi atas
Pemikiran Para Tuan Guru di Pulau Lombok” (Disertasi, UIN Sunan
Kalijaga, 2011), 201-203.
Masnun, “Hukum Islam,” 111.
Dana S. Levin, "Let's Talk about Sex . . . Education: Exploring
Youth Perspectives, Implicit Messages, and Unexamined Implications
of Sex Education in Schools" (PhD diss., University of Michigan,
2010), 101-2.
Levin, "Let's Talk about Sex," 98.

Daftar pustakanya memuat nama (belakang) penulis, koma, nama


(depan) penulis, titik, (tanda petik) judul tesis/disertasi dengan cetak
tegak disertai tanda titik (tanda petik), kata “Disertasi/Tesis, koma,
universitas, tahun, titik.

Contoh:
Masnun. “Hukum Islam dan Dinamika Sosial: Studi atas Pemikiran
Para Tuan Guru di Pulau Lombok.” Disertasi, UIN Sunan
Kalijaga, 2011.
Levin, Dana S. "Let's Talk about Sex . . . Education: Exploring Youth
Perspectives, Implicit Messages, and Unexamined Implications
of Sex Education in Schools." PhD diss., University of Michigan,
2010.

102 | Pascasarjana UIN Mataram


Tulisan yang Dipresentasikan dalam Seminar atau Konferensi
Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, (tanda petik) judul
tulisan dengan cetak tegak (tanda petik), (buka kurung) kata “paper
presented at/tulisan dipresentasikan pada”, koma, tempat seminar,
koma, tanggal bulan tahun (tutuk kurung), titik.

Contoh:
Mahrus eL-Mawa, “Naskah Syattariyah Cirebon: Riset Awal
dalam Konteks Jejaring Islam Nusantara” (tulisan dipresentasikan pada
Annual Conference on Islamic Studies ke-10, Banjarmasin, 1-4
November 2010).
Rachel Adelman, “‘Such Stuff as Dreams Are Made On’: God's
Footstool in the Aramaic Targumim and Midrashic Tradition” (paper
presented at the annual meeting for the Society of Biblical Literature,
New Orleans, Louisiana, November 21-24, 2009).

Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama


(belakang) penulis, koma, (tanda petik) satu sampai tiga kata judul
tulisan dengan cetak tegak, titik (tanda petik), titik.

Contoh:
Mahrus eL-Mawa, “Naskah Syattariyah Cirebon: Riset Awal
dalam Konteks Jejaring Islam Nusantara” (tulisan dipresentasikan pada
Annual Conference on Islamic Studies ke-10, Banjarmasin, 1-4
November 2010).
EL-Mawa, “Naskah Syattariyah Cirebon.”
Rachel Adelman, “‘Such Stuff as Dreams Are Made On’: God's
Footstool in the Aramaic Targumim and Midrashic Tradition” (paper
presented at the annual meeting for the Society of Biblical Literature,
New Orleans, Louisiana, November 21-24, 2009).
Adelman, "Such Stuff as Dreams."

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 103


Daftar pustakanya memuat nama (belakang) penulis, koma, nama
(depan) penulis, tiitik, (tanda petik) judul tulisan dengan cetak tegak
disertai tanda titik (tanda petik), kata “Paper presented at/Tulisan
dipresentasikan pada”, koma, tempat seminar, koma, tanggal bulan
tahun, titik.

Contoh :
EL-Mawa, Mahrus. “Naskah Syattariyah Cirebon: Riset Awal dalam
Konteks Jejaring Islam Nusantara.” Tulisan dipresentasikan pada
Annual Conference on Islamic Studies ke-10, Banjarmasin, 1-4
November 2010.
Adelman, Rachel. " 'Such Stuff as Dreams Are Made On': God's
Footstool in the Aramaic Targumim and Midrashic Tradition."
Paper presented at the annual meeting for the Society of Biblical
Literature, New Orleans, Louisiana, November 21-24, 2009.

Website
Kutipan untuk konten situs web seringkali terbatas pada penyebutan
dalam teks atau dalam catatan ("Sejak 27 Juli 2012, kebijakan privasi
Google telah diperbarui untuk disertakan ..."). Untuk sistem pengutipan
yang lebih formal, bisa menggunakan contoh di bawah ini. Karena
konten situs web dapat berubah sewaktu-waktu, sertakan tanggal akses
dan, jika tersedia, tanggal situs itu terakhir di-update.

Contoh catatan kakinya:


“Privacy Policy," Google Policies & Principles, last modified
July 27, 2012, accessed January 3, 2013,
http://www.google.com/policies/privacy/.
Google, "Privacy Policy."

104 | Pascasarjana UIN Mataram


Contoh daftar pustakanya:
Google. "Privacy Policy." Google Policies & Principles. Last modified
July 27, 2012. Accessed January 3, 2013.
http://www.google.com/policies/privacy/.

Tulisan dalam Blog atau Komentar


Tulisan dalam blog atau komentar dapat dikutip dalam bentuk teks
berjalan ("Dalam sebuah komentar yang diposkan ke Blog Becker-
Posner pada 16 Februari 2012, ...").

Contoh catatan kakinya:


Gary Becker, "Is Capitalism in Crisis?," The Becker-Posner Blog,
February 12, 2012, accessed February 16, 2012, http://www.becker-
posner-blog.com/2012/02/is-capitalism-in-crisis-becker.html.
Becker, "Is Capitalism in Crisis?"

Contoh daftar pustakanya:


Becker, Gary. "Is Capitalism in Crisis?" The Becker-Posner Blog,
February 12, 2012. Accessed February 16, 2012.
http://www.becker-posner-blog.com/2012/02/is-capitalism-in-
crisis-becker.html.

E-mail atau Pesan Teks


E-mail dan pesan teks dapat dikutip dalam bentuk teks berjalan ("Dalam
pesan teks ke penulis pada 21 Juli 2012, John Doe mengungkapkan ...")
jarang tercantum dalam daftar pustaka.

Contoh:
John Doe, e-mail message to author, July 21, 2012.
Suprapto, sms ke penulis, 21 Mei 2021.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 105


Komentar yang Diposting di Layanan Jejaring Sosial
Seperti pesan e-mail dan pesan teks, komentar yang diposting di
layanan jejaring sosial dapat dikutip dalam bentuk teks berjalan
("Dalam pesan yang ditulis di akun Twitter-nya pada 25 Agustus
2011,") sumber ini jarang tercantum dalam daftar pustaka.

Contoh:
Sarah Palin, posting Twitter, 25 Agustus 2011 (10:23 WIB),
diakses 4 September 2011, http://twitter.com/sarahpalinusa.
Masnun, posting WhatsApp, 5 Mei 2021 (21:22 WITA).

Catatan:
➢ Perlu diperhatikan bahwa kutipan dari sumber online hendaknya
dipilih yang benar-benar otoritatif, bukan asal-asalan. Wikipedia
dan blog pribadi tidak boleh dirujuk dalam artikel ilmiah, tesis, dan
disertasi.
➢ Untuk penulis yang terdiri atas tim penulis, maka tetap ditulis kata
“tim penulis”, baik pada kutipan yang sama maupun daftar pustaka.
➢ Untuk kutipan ayat al-Qur’an wajib merujuk al-Qur’an.

Contoh:

‫ﭑ ﭒ ﭓ ﭔ ﭕ ﭖ ﭗ ﭘﭙ ﭚ ﭛ ﭜ‬
‫ﭝﭞ ﭟﭠﭡ‬

106 | Pascasarjana UIN Mataram


Artinya, ”Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali laki-
laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah
kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui.” (QS An-Nah}l [16]: 43)3

➢ Untuk kutipan hadis wajib merujuk sumber aslinya atau sumber


online seperti al-Maktabah al-Syāmilah dan https://carihadis.com/

Contoh:
ْ َ ََ َ َ َ َّ َ
‫اع ْي َل َح َّدث َنا أ ُبو َع َوانة َع ْن أ ِب ْي ِبش ٍر َع ْن َس ِع ْي ِد‬ ْ ُْ َ
ِ ‫حدث ِني ُموس ى بن ِإس َم‬
َ ‫ال َو َق‬ ُ ْ َ ُ َ َّ َ ُ ْ ُ َ ْ ُ ْ َ ْ َّ َّ َ َ ْ َ ُ ْ
َ ‫امل ْح َك ُم َق‬
‫ال ْاب ُن‬ ‫ب ِن جبي ٍر قال ِإن ال ِذي تدعونه املفصل هو‬
َ ْ َ
َ َّ َ ُ ٰ َّ َ َّ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ َّ َ
‫َّللا َعل ْي ِه َو َسل َم َوأنا ْاب ُن َعش ِر ِس ِن ْي َن َوق ْد‬ ‫َّللا صلى‬ِ ‫اس تو ِفي رسول‬ ٍ ْ ‫عب‬
َ ُْ َ
.‫ق َرأ ُت امل ْحك َم‬

Artinya, “Telah menceritakan kepadaku Musa bin Isma'il. Telah


menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Bisyr dari Sa'id
bin Jubair ia berkata, ‘Sesungguhnya, surat-surat yang kalian
anggap al-Mufashshal itulah al-Muhkam.’ Ibnu Abbas juga berkata,
‘Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat, sementara aku baru
menginjak usia sepuluh tahun dan sungguh, aku telah membaca al-
Muhkam.’”4

3
Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya:
Edisi Ilmu Pengetahuan (Bandung: PT. Mizan Bunaya Kreativa, 2011), 273.
4
Al-Bukhārī, Shah}īh} al-Bukhārī (Kairo: al-Maktabah at-Taufīqiyah, tt.), Jilid
3, 327-328.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 107


➢ Jika sumber data dari hasil wawancara, penulisan catatan kakinya
adalah nama narasumber, tanda koma, tulisan kata “wawancara”
(italic), tanda koma, tempat wawancara, tanda koma, tanggal,
bulan, dan tahun wawancara, dan tanda titik.

Contoh:

Suprapto mengatakan bahwa untuk menghindari plagiarism


dalam penulisan artikel, makalah, proposal, tesis, dan disertasi,
hendaknya mahasiswa membuat parafrasa. Parafrasa merupakan
pengungkapan suatu makna kalimat atau konsep dengan bahasa
yang berbeda.5

5
Suprapto, Wawancara, Mataram, 10 April 2021.

108 | Pascasarjana UIN Mataram


BAB IX
TRANSLITERASI


Transliterasi ialah pemindahalihan tulisan Arab ke dalam tulisan


Indonesia (Latin), bukan terjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia. Termasuk dalam katagori ini ialah nama Arab dari bangsa
Arab, sedangkan nama Arab dari bangsa selain Arab ditulis
sebagaimana ejaan bahasa nasionalnya, atau sebagaimana yang tertulis
dalam buku yang menjadi rujukan.
Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan Pascasarjana UIN
Mataram merujuk Library of Congress Romanization of Arabic
sebagai berikut.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 109


‫‪KONSONAN‬‬

‫‪Konsonan‬‬
‫‪Transliterasi‬‬
‫‪Akhir‬‬ ‫‪Tengah‬‬ ‫‪Awal‬‬ ‫‪Tunggal‬‬

‫ـا‬ ‫ا‬ ‫‪tidak dilambangkan‬‬

‫ـب‬ ‫ـبـ‬ ‫بـ‬ ‫ب‬ ‫‪b‬‬


‫ـت‬ ‫ـتـ‬ ‫تـ‬ ‫ت‬ ‫‪t‬‬
‫ـث‬ ‫ـثـ‬ ‫ثـ‬ ‫ث‬ ‫‪th‬‬
‫ـج‬ ‫ـجـ‬ ‫جـ‬ ‫ج‬ ‫‪j‬‬
‫ـح‬ ‫ـحـ‬ ‫حـ‬ ‫ح‬ ‫}‪h‬‬
‫ـخ‬ ‫ـخـ‬ ‫خـ‬ ‫خ‬ ‫‪kh‬‬
‫ـد‬ ‫د‬ ‫‪d‬‬
‫ـذ‬ ‫ذ‬ ‫‪dh‬‬
‫ـر‬ ‫ر‬ ‫‪r‬‬
‫ـز‬ ‫ز‬ ‫‪z‬‬
‫ـس‬ ‫ـسـ‬ ‫سـ‬ ‫س‬ ‫‪s‬‬
‫ـش‬ ‫ـشـ‬ ‫شـ‬ ‫ش‬ ‫‪sh‬‬
‫ـص‬ ‫ـصـ‬ ‫صـ‬ ‫ص‬ ‫}‪s‬‬
‫ـض‬ ‫ـضـ‬ ‫ضـ‬ ‫ض‬ ‫}‪d‬‬
‫ـط‬ ‫ـطـ‬ ‫طـ‬ ‫ط‬ ‫}‪t‬‬
‫ـظ‬ ‫ـظـ‬ ‫ظـ‬ ‫ظ‬ ‫}‪z‬‬
‫ـع‬ ‫ـعـ‬ ‫عـ‬ ‫ع‬ ‫‘‬
‫ـغ‬ ‫ـغـ‬ ‫غـ‬ ‫غ‬ ‫‪gh‬‬
‫ـف‬ ‫ـفـ‬ ‫فـ‬ ‫ف‬ ‫‪f‬‬
‫ـق‬ ‫ـقـ‬ ‫قـ‬ ‫ق‬ ‫‪q‬‬

‫‪110 | Pascasarjana UIN Mataram‬‬


‫ـك‬ ‫ـكـ‬ ‫كـ‬ ‫ك‬ k
‫ـل‬ ‫ـلـ‬ ‫لـ‬ ‫ل‬ l
‫ـم‬ ‫ـمـ‬ ‫مـ‬ ‫م‬ m
‫ـن‬ ‫ـنـ‬ ‫نـ‬ ‫ن‬ n
‫ ـة‬، ‫ـه‬ ‫ـهـ‬ ‫هـ‬ ‫ه‬،‫ة‬ h
‫ـو‬ ‫و‬ w
‫ـي‬ ‫ـيـ‬ ‫يـ‬ ‫ي‬ y

Vokal dan Diftong

َ = a ‫َا‬ = a> ‫َي‬ = i>

َ = u ‫َى‬ = á ‫َو‬ = aw

َ = i ‫َو‬ = u> ْ‫َي‬ = ay

Huruf Arab yang Ditransliterasi Berbeda menurut Konteksnya:

1. Seperti yang ditunjukkan pada tabel di atas, ‫ و‬dan ‫ ي‬bisa juga


meliputi hal-hal berikut.
a. Huruf konsonan ditransliterasi w dan y. Contoh:

wad}‘ : ‫وضع‬
‘iwad} : ‫عوض‬
dalw : ‫دلو‬
yad : ‫يد‬
h}iyal : ‫حيل‬
t}ahy : ‫طهي‬

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 111


b. Vokal panjang ditransliterasi u>, i>, dan a>. Contoh:

u>lá : ‫أولى‬
s}u>rah : ‫صورة‬
dhu> : ‫ذو‬
i>ma>n : ‫إيمان‬
ji>l : ‫جيل‬
fi> : ‫في‬
kita>b : ‫كتاب‬
sah}ab> : ‫سحاب‬
juma>n : ‫جمان‬

c. Huruf diftong ditransliterasi aw dan ay. Contoh:

awj : ‫أوج‬
nawm : ‫نوم‬
law : ‫لو‬
aysar : ‫أيسر‬
shaykh : ‫شيخ‬
‘aynay : ‫عيني‬

2. ‫ ا‬dan ‫ و‬jika digunakan dalam penulisan yang tidak memiliki


signifikansi fonetis, penulisannya tidak terkover dalam aturan
transliterasi. Contoh:

fa‘alu> : ‫فعلوا‬
ula>’ika : ‫أوالئك‬
u>qi>yah : ‫أوقية‬

112 | Pascasarjana UIN Mataram


3. ‫ ا‬yang digunakan untuk melambangkan vokal panjang
ditransliterasi a>. Contoh:

fa>‘il : ‫فاعل‬
rid}a> : ‫رضا‬

4. Huruf ‫ ي‬di akhir kata muncul pada kasus-kasus tertentu seperti di


bawah ini.
a. Sebagai ْ‫( َي‬alif maqs}u>rah) digunakan menggantikan ‫ َا‬untuk
melambangkan vokal panjang ditransliterasi a>. Contoh:

h}attá : ‫حتى‬
mad}á : ‫مضى‬
kubrá : ‫كبرى‬
Yahyá : ‫يحيى‬
musammá : ‫مسمى‬
Mus}t}afá : ‫مصطفى‬
b. Sebagai ‫ َي‬dalam kata benda dan kata sifat berbentuk fa>‘il yang
diturunkan dari akar kata yang tidak sempurna, ditransliterasi i>,
bukan i>y tanpa mempertimbangkan shaddah. Contoh:

Rad}i> al-Di>n : ‫رضيّ الدين‬

5. ‫( ة‬ta> marbu>t}ah)
a. Jika kata sifat berakhiran dengan huruf ‫ ة‬bersifat indefinitif
atau didahului oleh kata sandang yang definitif, ditransliterasi
h. Huruf ‫ ة‬dalam posisi ini seringkali digantikan dengan huruf
‫ ه‬. Contoh:

s}ala>h : ‫صالة‬
al-Risa>lah al-bahiyah : ‫الرسالة البهية‬

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 113


mir’a>h : ‫مرآة‬
Urju>zah fi> al-t}ibb : ‫أرجوزة في الطب‬
b. Jika kata yang berakhiran dengan ‫ ة‬menunjukkan kepemilikan
(mud}af> wa-mud}af> ilayh), ‫ ة‬ditransliterasi t. Contoh:
Wiza>rat al-Tarbiyah : ‫وزارة التربية‬
Mir’a>t al-zama>n : ‫مرآة الزمان‬
c. Jika kata yang berakhiran dengan huruf ‫ ة‬digunakan sebagai
kata keterangan yang menerangkan kata kerja, ditransliterasi
tan. Contoh:

faj’atan : ‫فجأة‬

6. َ (shaddah atau tashdi>d)


a. ‫ َو‬melambangkan kombinasi bunyi panjang ditambah
konsonan, ditransliterasi u>w. Contoh:

‘adu>w : ّ‫عدو‬
qu>wah : ‫قوّة‬
a. ‫ َو‬melambangkan kombinasi diftong ditambah konsonan,
ditransliterasi aww. Contoh:

shawwa>l : ‫شوّال‬
s}awwara : ‫صوّر‬
jaww : ّ‫جو‬
b. ‫ َي‬melambangkan kombinasi dari bunyi panjang ditambah
konsonan, ditransliterasi i>y. Contoh:

al-Mis}ri>yah : ‫المصريّة‬
c. Berbeda dengan huruf-huruf yang lain, َ ditransliterasi dengan
huruf ganda. Contoh:

114 | Pascasarjana UIN Mataram


al-Ghazzi> : ّ‫الغزّي‬
al-Kashsha>f : ‫الكشّاف‬
7. Tanwi>n bisa dituliskan َ َ َ ditransliterasi un, in, an. Tanwi>n
umumnya tidak ditransliterasikan, kecuali dalam contoh kasus di
bawah ini.
a. Jika muncul pada kata benda indefinitif yang berasal dari akar
kata yang tidak sempurna, ditransliterasi. Contoh:

qa>d}in : ‫قاض‬
ma‘nan : ‫معنى‬
b. Jika menunjukkan kata keterangan yang menerangkan kata
benda atau kata sifat, ditransliterasi. Contoh:

t}ab‘an : ‫طبعا‬
faj’tan : ‫فجأة‬
al-mushtarik wad}‘an : ‫المشترك وضعا‬
wa-al-muftariq s}uq‘an : ‫والمفترق صقعا‬
8. Penambahan pada akhir kata kerja tetap ditransliterasi. Contoh:

man waliya Mis}r : ‫من ولي مصر‬


ma‘rifat ma> yajibu la-hum : ‫معرفة ما يجب لهم‬
s}alla> Alla>h ‘alayhi wa-sallam : ‫صلى اهلل عليه وسلم‬
al-lu’lu’ al-maknu>n fi> h}ukm : ‫اللؤلؤ المكنون في حكم‬
al-ikhba>r ‘amma> sa-yaku>n : ‫اإلخبار عما سيكون‬
a. Penambahan pada akhir kata benda dan kata sifat. Kata yang
berakhiran dengan huruf vokal tidak terkover dalam aturan
transliterasi, kecuali jika didahului kata yang menunjukkan kata
ganti, dan jika teks yang ditransliterasi ada di dalam ayat.
Contoh:

us}u>luha> al-nafsi>yah wa-t}uruq : ‫أصولها النفسية وطرق‬

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 115


tadri>siha> ‫تدريسها‬
ila> yawmina> ha>dha> : ‫إلى يومنا هذا‬
9. Kata ganti, kata ganti milik, dan kata ganti penunjuk
a. Kata yang berakhiran dengan huruf vokal tetap ditransliterasi.
Contoh:

ana> wa-anta : ‫أنا وأنت‬


ha>dhihi al-h}a>l : ‫هذه الحال‬
mu’allafa>tuhu wa-shuru>h}uha> ‫مؤلفاته وشروحها‬
b. Di akhir frase atau kalimat, bagian akhirnya ditransliterasi
sebagai bentuk waqaf/berhenti. Contoh:

h}aya>tuhu wa-‘as}ruh : ‫حياته وعصره‬


Tawf>q al-H{aki>m: afka>ruh, : ‫ أفكاره‬:‫توفيق الحكيم‬
wa-a>tha>ruh ‫وآثاره‬
10. Kata depan dan kata penghubung
a. Bunyi akhir dari kata depan dan kata penghubung yang terpisah
tetap ditransliterasi. Contoh:

anna : ّ‫أن‬
annahu : ‫أنه‬
Bayna yadayhi : ‫بين يديه‬
b. Kata depan, kata penghubung, dan awalan lain yang tidak bisa
dipisahkan, dihubungkan dengan dengan tanda hubung (-).
Contoh:

bi-hi : ‫به‬
wa-ma‘ahu : ‫ومعه‬
la>-silki> : ‫ال سلكي‬

116 | Pascasarjana UIN Mataram


11. Kata sandang definitif
a. Bentuk transliterasi dari al dihubungkan dengan kata yang
mengikutinya dengan tanda hubung (-). Contoh:

al-kita>b al-tha>ni> : ‫الكتاب الثاني‬


al-ittih}a>d : ‫اإلتحاد‬
al-as}l : ‫األصل‬
al-a>tha>r : ‫اآلثار‬
b. Jika ‫ ال‬terdapat di depan kata, dan mengikuti kata depan dan
kata penghubung yang tidak bisa dipisahkan, selalu
ditransliterasi al meskipun didahului oleh kata yang berakhiran
dengan vokal atau konsonan. Contoh:

ilá al-a>n : ‫إلى اآلن‬


Abu> al-Wafa>’ : ‫أبو الوفاء‬
Maktabat al-nahd}ah al-Mis}ri>yah : ‫مكتبة النهضة المصرية‬
bi-al-tama>m wa-al-kama>l : ‫بالتمام والكمال‬
Dikecualikan untuk kata depan ‫ل‬ yang diikuti oleh kata
sandang. Contoh:

lil-Shirbi>ni> : ‫للشربيني‬

c. Huruf ‫ ل‬dari sebuah kata sandang selalu ditransliterasi, baik itu


shamshi>yah atau qamariyah. Contoh:

al-h}uru>f al-abjadi>yah : ‫الحروف األبجدية‬


Abu> al-Layth al-Samarqandi> : ‫أبوالليث السمرقندي‬

12. Semua aturan penulisan huruf besar dalam Bahasa Indonesia


digunakan, kecuali kata sandang al yang selalu ditulis huruf kecil di
semua posisi.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 117


13. Tanda prime ( ’ ) digunakan untuk
a. memisahkan dua huruf yang mewakili dua bunyi konsonan yang
berbeda, bila kombinasi tersebut dibaca sebagai dua huruf
(digraph).

Ad’ham : ‫أدهم‬
Akramat’ha> : ‫أكرمتها‬
b. Untuk menandai berakhirnya sebuah huruf di tengah sebuah
kata.
Qal‘ah’ji> : ‫قلعة جي‬
Shaykh’za>dah : ‫شيخ زاده‬
14. Seperti dalam penulisan bahasa Latin dari bahasa lain, kata-kata
asing yang terdapat dalam konteks bahasa Arab yang ditulis dalam
huruf Arab ditranslitersi berdasarkan aturan transliterasi bahasa
Arab.
Ja>rma>nu>s : ‫جارمانوس‬
Lu>rd Ghra>nfi>l : ‫لورد غرانفيل‬
I>sa>ghu>ji> : ‫إيساغوجي‬
Untuk vokal pendek yang tidak terdapat dalam bahasa Arab, maka
digunakan vokal bahasa Arab yang paling dekat dengan
pengucapan aslinya.
Gharsiya> Khayin : ‫غرسيا خين‬

118 | Pascasarjana UIN Mataram


Contoh sistem penulisan (Orthografi) bahasa Arab yang tidak
beraturan:
15. Perhatikan penulisan kata ‫اهلل‬, jika berdiri sendiri dan jika
digabungkan dengan kata lain!
Alla>h : ‫اهلل‬
Billa>h : ‫باهلل‬
Lilla>h : ‫هلل‬
Bismilla>h : ‫بسم اهلل‬
Al-Mustans}ir Billa>h : ‫المستنصر باهلل‬
16. Perhatikan transliterasi nama-nama pribadi berikut ini!
T{a>ha> : ‫طه‬
Ya>si>n : ‫ يسن‬، ‫يس‬
‘Amr : ‫عمرو‬
Bahjat : ‫ بهحة‬، ‫بهجت‬
17. ‫ ابن‬dan ‫ بن‬keduanya ditransliterasi menjadi ibn di semua posisi.

Ah}mad ibn Muh}ammad : ‫أحمد بن محمد‬


Sharh} Ibn ‘Aqi>l : ‫شرح ابن عقيل‬
Pengecualian dibuat dalam kasus nama-nama modern, biasanya di
Afrika Utara, kata ‫ بن‬diucapkan bin.
Bin Khiddah : ‫بن خدة‬
Bin-‘Abd Alla>h : ‫بنعبد اهلل‬
18. Penulisan kata ‫ مائة‬, ditranslitersi menjadi mi’ah.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 119


CARA INSTALL FONT TRANSLITERASI (TIMES NEW
ROMAN ARABIC)

Langkah-langkah meng-install font (Windows 7 / 8)

1. Huruf (font) transliterasi atau Times New Arabic dapat diunduh


pada internet dengan mengetik “font translit.ttf” di google.

2. Klik ganda (double click) file hasil unduh, maka akan muncul seperti
di bawah ini.

120 | Pascasarjana UIN Mataram


3. Klik ganda (double click) file font “TRANSLIT.TTF”, maka akan
muncul dialog font, kemudian klik install.

4. Tunggu proses instalasi, jika sudah selesai, font transliterasi / Times


New Arabic sudah ter-install.

Adapun cara lainnya adalah copy font “translit.ttf” kemudian paste di


folder drive C:/windows/fonts. Kemudian restrart komputer/laptop.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 121


Langkah-langkah install bagi pengguna MacOS (Snow Leopard
10.6.8)
Bagi pengguna MacOs, cara meng-install font tidak jauh berbeda
dengan pengguna windows, berikut langkah-langkahnya.

1. Setelah file diunduh, langkah untuk mengekstrak file-nya adalah


dengan mengklik ganda (double click) file kompresinya, dan
tunggu sampai proses ekstraks selesai.

2. Kemudian akan ada folder baru dengan nama font-timesnewarabic


yang berisi file instalasi font (yang diberi garis merah pada
gambar) dan file lainnya.

122 | Pascasarjana UIN Mataram


3. Klik ganda (double click) file translit.ttf sehingga muncul dialog.

4. Klik install font.


5. Tunggu proses instalasi selesai.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 123


PETUNJUK PENGGUNAAN TIMES NEW ARABIC FONT
UNTUK TRANSLITERASI

Ketik huruf yang sesuai yang diinginkan (h, H, s, S, d, D, t, T, z, Z, a,


A, i, I, u, U) lalu ketik tanda/karakter khusus di bawah ini.

▪ Untuk membuat titik bawah pada huruf besar, ketik ( H, S, D, T,


Z), kemudian tanda { maka hasilnya = (H{ S{ D{ T{ Z{ )
▪ Untuk membuat titik bawah pada huruf kecil, ketik (h, s, d, t, z),
kemudian tanda } maka hasilnya = (h} s} d} t} z})
▪ Untuk membuat tanda diakritik untuk huruf besar, ketik (A, U),
kemudian tanda < maka hasilnya = (A< U<)
▪ Untuk membuat diakritik untuk huruf besar ( I ), ketik I kemudian
tanda @ maka hasilnya = ( I@ )
▪ Untuk membuat tanda diakritik untuk huruf kecil, ketik (a, i, u),
kemudian tanda > maka hasilnya = ( a> i> u> )
▪ Untuk membuat tanda ‘ (tanda petik satu terbalik untuk
melambangkan huruf ‫ ع‬di tengah kata adalah dengan cara mengetik
tanda petik tunggal setelah spasi.
▪ Untuk membuat huruf á dengan mencarinya di symbol font Times
New Arabic.

124 | Pascasarjana UIN Mataram


BAB X
LAMPIRAN


Bab ini memuat contoh kover proposal, kover luar, lembar logo, kover
dalam, lembar persetujuan pembimbing/promotor, lembar pengesahan
penguji, lembar pernyataan keaslian karya, lembar abstrak, lembar
motto, lembar persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, daftar lampiran, daftar singkatan, format tabel, format
gambar, daftar riwayat hidup, rencana jadwal kegiatan penelitian, dan
batas tepi kertas.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 125


Lampiran 1a:
Contoh Kover Proposal Tesis/Disertasi

JUDUL TESIS/DISERTASI DENGAN FONT TIMES NEW ROMAN 12


CENTER UPPERCASE SPASI 1.5

PROPOSAL TESIS/DISERTASI

Oleh:
NAMA MAHASISWA/I
NIM

PROGRAM STUDI MAHASISWA/I YBS


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 127


‫‪Lampiran 1a:‬‬
‫‪Contoh Kover Proposal Tesis/Disertasi‬‬

‫تحليل أنماط التعلم البصرية والسمعية والحركية‬


‫في تعليم اللغة العربية بمعهد أبي هريرة اإلسالمي الثانوي‬

‫مقترح البحث‬

‫إعداد الطالب‪/‬الطالبة‪:‬‬
‫‪............................... :‬‬ ‫االسم‬
‫رقم التسجيل ‪............................... :‬‬

‫وحدة تعليم اللغة العربية‬


‫الدراسات العليا جامعة ماترام اإلسالمية الحكومية‬
‫‪٢٠٢١‬‬

‫‪128 | Pascasarjana UIN Mataram‬‬


Lampiran 1b:
Contoh Kover Luar Tesis/Disertasi

JUDUL TESIS/DISERTASI DENGAN FONT TIMES NEW ROMAN 12


CENTER UPPERCASE SPASI 1.5

6 cm

6 cm (center)

6 cm

Oleh:
NAMA MAHASISWA/I
NIM

3 cm
Tesis/Disertasi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan
untuk mendapat gelar Magister/Doktor …

4.5 cm

PROGRAM STUDI MAHASISWA/I YBS


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 129


‫‪Lampiran 1b:‬‬
‫‪Contoh Kover Luar Tesis/Disertasi‬‬

‫تحليل أنماط التعلم البصرية والسمعية والحركية‬


‫في تعليم اللغة العربية بمعهد أبي هريرة اإلسالمي الثانوي‬

‫إعداد الطالب‪/‬الطالبة‪:‬‬
‫‪............................... :‬‬ ‫االسم‬
‫رقم التسجيل ‪............................... :‬‬

‫قدمه‪/‬قدمته الطالب‪/‬الطالبة للحصول على شهادة املاجيستير‬


‫في تعليم اللغة العربية‬

‫وحدة تعليم اللغة العربية‬


‫الدراسات العليا جامعة ماترام اإلسالمية الحكومية‬
‫‪٢٠٢١‬‬

‫‪130 | Pascasarjana UIN Mataram‬‬


Lampiran 1c:
Contoh Lembar Logo UIN Mataram

9 cm (center)

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 131


Lampiran 1d:
Contoh Kover Dalam Tesis/Disertasi

JUDUL TESIS/DISERTASI DENGAN FONT TIMES NEW ROMAN 12


CENTER UPPERCASE SPASI 1.5

Pembimbing/Promotor:
NAMA PEMBIMBING/PROMOTOR I
NAMA PEMBIMBING/PROMOTOR II

Oleh:
NAMA MAHASISWA/I
NIM

Tesis/Disertasi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


untuk mendapat gelar Magister/Doktor …

PROGRAM STUDI MAHASISWA/I YBS


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021

132 | Pascasarjana UIN Mataram


‫‪Lampiran 1d:‬‬
‫‪Contoh Kover Dalam Tesis/Disertasi‬‬

‫تحليل أنماط التعلم البصرية والسمعية والحركية‬


‫في تعليم اللغة العربية بمعهد أبي هريرة اإلسالمي الثانوي‬

‫املشرف‪:‬‬
‫املشرف األول ‪............................... :‬‬
‫املشرف الثاني ‪............................... :‬‬
‫إعداد الطالب‪/‬الطالبة‪:‬‬
‫‪............................... :‬‬ ‫االسم‬
‫رقم التسجيل ‪............................... :‬‬

‫قدمه‪/‬قدمته الطالب‪/‬الطالبة للحصول على شهادة املاجيستير‬


‫في تعليم اللغة العربية‬
‫وحدة تعليم اللغة العربية‬
‫الدراسات العليا جامعة ماترام اإلسالمية الحكومية‬
‫‪٢٠٢١‬‬

‫‪Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 133‬‬


Lampiran 2a:
Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing/Promotor

PERSETUJUAN PEMBIMBING/PROMOTOR

Tesis/Disertasi oleh: ________________________________________,


NIM: ______________________ dengan judul, _______________________
telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal: _______________________

Pembimbing/Promotor I, Pembimbing/Promotor II,

Nama Lengkap dan Gelar Nama Lengkap dan Gelar


NIP NIP

134 | Pascasarjana UIN Mataram


‫‪Lampiran 2a:‬‬
‫‪Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing/Promotor‬‬

‫مو افقة املشرف‬

‫هذا البحث الذي أعده‪/‬أعدته الطالب‪/‬الطالبة‪ ،..................... :‬رقم‬


‫التسجيل‪ ..................... :‬تحت العنوان "تحليل أنماط التعلم البصرية‬
‫والسمعية والحركية في تعليم اللغة العربية بمعهد أبي هريرة اإلسالمي‬
‫الثانوي" قد استوفى الشروط املفروضة للمناقشة‪.‬‬

‫التاريخ‪____________________ :‬‬

‫املشرف الثاني‪،‬‬ ‫املشرف األول‪،‬‬

‫د‪ .‬ديدي وحي الديم‬ ‫د‪ .‬فتح املوجود‬


‫رقم التوظيف‪..................... :‬‬ ‫رقم التوظيف‪..................... :‬‬

‫‪Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 135‬‬


Lampiran 2b:
Contoh Lembar Pengesahan Penguji

PENGESAHAN PENGUJI

Tesis/Disertasi oleh: ________________________________________,


NIM: ______________________ dengan judul, _______________________
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pascasarjana UIN Mataram pada
tanggal _______________________.

DEWAN PENGUJI

Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. (tanda tangan)


(Ketua/Penguji) Tanggal:

Prof. Dr. Suprapto, M.Ag. (tanda tangan)


(Sekretaris/Penguji) Tanggal:

Prof. Dr. H. Nashuddin, M.Pd. (tanda tangan)


(Pembimbing I/Penguji) Tanggal:

Prof. Dr. H. M. Taufik, M.Ag. (tanda tangan)


(Pembimbing II/Penguji) Tanggal:

Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. (tanda tangan)


(Penguji) Tanggal:

Mengetahui,
Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Mataram

Prof. Dr. Suprapto, M.Ag.


NIP 197207202000031002

136 | Pascasarjana UIN Mataram


‫‪Lampiran 2b:‬‬
‫‪Contoh Lembar Pengesahan Penguji‬‬

‫تقرير مجلس املناقشة‬

‫هذا البحث الذي أعده‪/‬أعدته الطالب‪/‬الطالبة‪____________________ :‬‬


‫رقم التسجيل‪ ____________ :‬تحت العنوان "تحليل أنماط التعلم البصرية‬
‫والسمعية والحركية في تعليم اللغة العربية بمعهد أبي هريرة اإلسالمي‬
‫الثانوي" قد تم مناقشته ونجح فيه بتاريخ ____________________‬

‫مجلس املناقشة‬

‫____________________________‬ ‫د‪ .‬فتح املوجود‬


‫تاريخ‪:‬‬ ‫رئيس املجلس‪/‬املناقش‬
‫____________________________‬ ‫د‪ .‬ديدي وحي الدين‬
‫تاريخ‪:‬‬ ‫كاتب املجلس‪/‬املناقش‬
‫____________________________‬ ‫د‪ .‬آيف رشيدي‬
‫تاريخ‪:‬‬ ‫املناقش‬
‫____________________________‬ ‫د‪ .‬سليم الجهاد‬
‫تاريخ‪:‬‬ ‫املناقش‬

‫مدير الدراسات العليا بجامعة ماترام اإلسالمية الحكومية‬

‫أ‪ .‬د‪ .‬سوفرافتو‬


‫رقم التوظيف‪197207202000031002 :‬‬

‫‪Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 137‬‬


Lampiran 3:
Contoh Lembar Pernyataan Keaslian Karya

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :
NIM :
Program Studi :

menyatakan bahwa tesis/disertasi ini merupakan hasil karya saya


sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
magister/doktor di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.

Mataram, 1 September 2021


Saya yang menyatakan,

Materai 10.000

Nama Mahasiswa
NIM

138 | Pascasarjana UIN Mataram


‫‪Lampiran 3:‬‬
‫‪Contoh Lembar Pernyataan Keaslian Karya‬‬

‫تقرير عن أصالة البحث‬

‫أنا املوقع أدناه‪:‬‬


‫‪ :‬سيتي رسل املروى‬ ‫االسم‬
‫رقم التسجيل ‪170406016 :‬‬
‫‪ :‬تعليم اللغة العربية‬ ‫وحدة‬
‫أقرر بأن هذا البحث من تأليفي ولم أقدمه للحصول على أي شهادة‬
‫املاجيستير‪/‬الدكتور إلى أي جامعة ولم يتضمن على أي رأي أو تأليف‬
‫صدر من أي جهة إال ما نقلته في البحث وأدرجته في الئحة املصادر‬
‫واملراجع‪.‬‬

‫ماترام‪______________________ ،‬‬
‫أنا املقرر‪،‬‬

‫‪Materai 10.000‬‬

‫سيتي رسل املروى‬

‫‪Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 139‬‬


Lampiran 4:
Contoh Lembar Abstrak

SEGREGASI ETHNO-RELIGIOUS
DALAM DINAMIKA HUBUNGAN KOMUNITAS HINDU
DAN MUSLIM DI MATARAM LOMBOK

Oleh:
ABU SAFIRA
NIM 10300102080010

ABSTRAK

Segregasi permukiman antara komunitas Bali-Hindu dan Sasak-


Muslim di Mataram terbentuk sejak abad ke-18, ketika Lombok diperintah
oleh kerajaan Karangasem dari Bali. Dalam permukiman yang tersegregasi
tersebut, interaksi sosial berlangsung secara dinamis. Dinamika interaksi
antara dua komunitas berbeda etnis dan agama ini terkadang berlangsung
secara harmonis yang mempercepat proses integrasi, tetapi terkadang
berjalan penuh ketegangan dan konflik; konflik yang tidak dapat dikelola
secara proporsional, bahkan kerap berubah menjadi kerusuhan komunal.
Disertasi ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan
kualitatif. Penggalian data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara
mendalam, FGD, dan studi dokumentasi. Proses penelitian intensif
berlangsung selama hampir dua tahun dengan melibatkan lebih dari seratus
informan yang terdiri dari warga, akademisi, tokoh masyarakat, dan tokoh
agama baik dari komunitas Muslim maupun Hindu di wilayah Mataram,
Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Konflik komunal disebabkan oleh mulai pudarnya kearifan lokal dan
minimnya ruang publik. Dua hal ini selanjutnya memperlemah ikatan
antarwarga. Melemahnya ikatan antarwarga yang berkelindan dengan faktor
lain, seperti sejarah, politik, ekonomi, dan budaya, menyebabkan berbagai
pertentangan antarwarga gampang sekali bergeser dari ketegangan personal
menjadi konflik komunal. Temuan dalam disertasi ini memperkuat tesis
Ashutosh Varshney yang menyatakan bahwa kurangnya ikatan antarwarga
berpotensi menimbulkan konflik komunal.

140 | Pascasarjana UIN Mataram


Konflik komunal tidak disebabkan oleh semata-mata perbedaan
identitas dalam Islam dan Hindu sebagaimana diyakini pendukung teori
“primordialis” semisal Louis Dumont dan Francis Robinson. Konflik juga
bukan hanya disebabkan oleh sebatas fragmentasi sosial yang diciptakan para
politisi seperti diungkap para pendukung teori “artifisialis” semisal Bernard
Cohn, Partha Chatterjee, Susan Bayly, dan Paul Brass. Disertasi ini, senada
dengan pendapat Marc Gaborieau, mengajukan sintesis antara pandangan
“primordialis” dan “artifisialis”.
Disertasi ini juga menyimpulkan bahwa integrasi sosial akan semakin
terawat dengan baik jika semua kelompok memiliki sikap keberagamaan
yang inklusif. Sikap inklusif–sebagaimana dinyatakan oleh Abou el-Fadel
atau sikap dewasa dalam beragama (religious literacy) meminjam istilah
Appleby—menunjang harmoni sosial antarumat beragama. Faktor agama
juga berperan penting untuk resolusi konflik terutama pada tahap
deeskalasi konflik. Temuan disertasi ini juga sejalan dengan pendapat
Abu-Nimer yang menyatakan bahwa teologi kerukunan dan nilai-nilai adat
merupakan modal sosial terpenting dalam merawat harmoni sosial sekaligus
unsur potensial bagi upaya bina damai.

Kata Kunci: Lombok, Hindu, Muslim, Konflik, Segregasi

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 141


Lampiran 5:
Contoh Lembar Motto

‫ﭽ ﭑ ﭒ ﭓ ﭔ ﭕ ﭖ ﭗ ﭘﭙ ﭚ ﭛ ﭜ ﭝ‬
‫ﭞ ﭟﭠﭡﭼ‬
Artinya, ”Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali laki-laki yang
Kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada orang-orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS An-Nah}l [16]:
43)6

6
Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya:
Edisi Ilmu Pengetahuan (Bandung: PT. Mizan Bunaya Kreativa, 2011), 273.

142 | Pascasarjana UIN Mataram


Lampiran 6:
Contoh Lembar Persembahan

Tesis/Disertasi ini kupersembahkan untuk ibuku, Hj. Khalisa.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 143


Lampiran 7:
Contoh Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada
keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaikan tesis/disertasi ini tidak
akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain:
1. Prof. Dr. H. Nashuddin, M.Pd. sebagai pembimbing/promotor I dan Prof.
Dr. Suprapto, M.Ag. sebagai pembimbing/promotor II yang memberikan
bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa
bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan
tesis/disertasi ini lebih matang dan selesai;
2. Prof. Dr. H. M. Taufik, M.Ag. dan Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag.
sebagai penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi
penyempurnaan tesis/disertasi ini;
3. Dr. Fathurrahman Mukhtar, M.Ag. sebagai Ketua Prodi PAI Program
Magister Pascasarjana UIN Mataram;
4. Prof. Dr. Suprapto, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana UIN Mataram;
5. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi
bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa
pernah selesai.
6. dan seterusnya.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala
yang berlipat-ganda dari Allah swt. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat
bagi semesta. Amin.

Mataram, tanggal bulan tahun


Penulis,

Nama Penulis

144 | Pascasarjana UIN Mataram


Lampiran 8:
Contoh Daftar Isi

DAFTAR ISI

KOVER LUAR .................................................................................... i


LEMBAR LOGO ................................................................................ ii
KOVER DALAM ................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING/PROMOTOR ............................. iv
PENGESAHAN PENGUJI ................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................. vi
LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISME ................................... vii
ABSTRAK (Indonesia, Arab, dan Inggris) ....................................... viii
MOTTO ............................................................................................... xi
PERSEMBAHAN ................................................................................ xii
KATA PENGANTAR ......................................................................... xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................... xv
DAFTAR ISI........................................................................................ xx
DAFTAR TABEL (jika ada) .............................................................. xxi
DAFTAR GAMBAR (jika ada) .......................................................... xxii
DAFTAR LAMPIRAN (jika ada) ...................................................... xxiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................... 4
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................. 5
E. Metode Penelitian ........................................................ 9
F. Kerangka Teori ............................................................ 10
G. Sistematika Pembahasan .............................................. 12

BAB II ISI BAB (disesuaikan dengan jenis penelitian) ............... 13


A. ..................................................................................... 13
B. ..................................................................................... 20
1. .............................................................................. 25
2. .............................................................................. 30
a. ....................................................................... 35
b. ........................................................................ 40

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 145


1) ................................................................. 45
2) ................................................................. 50
a) ............................................................ 55
b) ............................................................ 60
(1) ..................................................... 61
(2) ..................................................... 62
(a) .............................................. 62
(b) ............................................. 63

BAB III ISI BAB ............................................................................. 65


A. ..................................................................................... 65
B. ..................................................................................... 99

BAB IV PENUTUP ......................................................................... 150


A. Kesimpulan.................................................................. 150
B. Saran ............................................................................ 151

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 153


LAMPIRAN (jika ada) ...................................................................... 157
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

146 | Pascasarjana UIN Mataram


Lampiran 9:
Contoh Daftar Tabel

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Nama Pernikahan Dini di Desa Sekotong Barat,


Kabupatan Lombok Barat, 30.
Tabel 2.4 Daftar Nilai Siswa Kelas II MA Uswatun Hasanah, Mantang,
Lombok Tengah, 45.
Tabel 3.7 Daftar Kegiatan Dakwah Tuan Guru se-NTB, 55.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 147


Lampiran 10:
Contoh Daftar Gambar

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2 Peta Lokasi Bayan Timur, 37.


Gambar 2.7 Gambar Masjid Kuno, 55.
Gambar 3.9 Persentase Keterlibatan Masyarakat Bayan Timur dalam
Pendidikan, 76.

148 | Pascasarjana UIN Mataram


Lampiran 11:
Contoh Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto Pemangku Adat Bayan


Lampiran 2 Daftar Kuesioner
Lampiran 3 Daftar Informan

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 149


Lampiran 12:
Contoh Daftar Singkatan

DAFTAR SINGKATAN

BSOAS : Bulletin of the School of Oriental and African Studie


DI : Der Islam
El : Encyclopedia of Islam
IC : Islamic Culture
IQ : Islamic Quarterly
JSS : Journal of Semitic Studies
MEQ : Muslim Education Quarterly
MW : Moslem World
REI : Revue des Etudes Islamiques
SI : Studia Islamica
SEI : Shorter Encydopedia of lslam
TP : Transcendent Philosophy

150 | Pascasarjana UIN Mataram


Lampiran 13:
Contoh Format Tabel

Tabel 3.1
Konversi Interval Rerata Angket Respons Guru

Nilai Interval Skor Kategori


A X > Xi + 1,8 Sbi Sangat Baik
B Xi + 0,6 SBi < X ≤ Xi + 1,8 Sbi Baik
C Xi – 0,6 SBi < X ≤ Xi + 0,6 Sbi Cukup Baik
D Xi – 1,8 SBi < X ≤ Xi – 0,6 Sbi Kurang Baik
E X ≤ Xi – 1,8 Sbi Tidak Baik

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 151


Lampiran 14:
Contoh Format Gambar

Gambar 4.2
Logo UIN Mataram

152 | Pascasarjana UIN Mataram


Lampiran 15:
Contoh Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
Nama : __________________________________
Tempat/Tanggal Lahir : __________________________________
Alamat Rumah : __________________________________
Nama Ayah : __________________________________
Nama Ibu : __________________________________
Nama Istri : __________________________________
Nama Anak :
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD/MI, tahun lulus
b. SMP/MTs., tahun lulus
c. SMA/SMK/MA, tahun lulus
d. S1, tahun lulus
e. S2, tahun lulus
f. S3, tahun lulus
2. Pendidikan Nonformal (jika ada)
C. Riwayat Pekerjaan
D. Prestasi/Penghargaan
E. Pengalaman Organisasi
F. Karya Ilmiah

Mataram, tanggal bulan tahun

_______________________________
nama & tanda tangan

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 153


Lampiran 16:
Contoh Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Bulan ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Penyusunan proposal 
2 Seminar proposal 
3 Memasuki lapangan  
4 Tahap seleksi dan analisis 
5 Membuat draf laporan 
6 Diskusi draf laporan 
7 Penyempurnaan laporan 
8 Dan seterusnya disesuaikan
kebutuhan

154 | Pascasarjana UIN Mataram


Lampiran 17:
Contoh Kover Kumpulan Makalah

JUDUL KUMPULAN MAKALAH DENGAN FONT TIMES NEW


ROMAN 12 CENTER UPPERCASE SPASI 1.5

Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Suprapto, M.Ag.

Oleh:
1. Nama Mahasiswa/i (NIM)
2. Nama Mahasiswa/i (NIM)
3. Nama Mahasiswa/i (NIM)

PROGRAM STUDI MAHASISWA/I YBS


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 155


BAB XI
PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA


Bab ini memuat buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia


berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tanggal 26 November 2016 yang
diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 157


Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

PEDOMAN UMUM EJAAN


BAHASA INDONESIA

Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2016
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Edisi keempat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tanggal 26 November 2016

Penanggung Jawab

Dadang Sunendar
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Penyelia
Sugiyono
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan

Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia


Mustakim, Ganjar Harimansyah, Meity Taqdir Qodratillah,
Abdul Gaffar Ruskhan, Sriyanto, Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka,
Siti Zahra, Saut Raja H. Sitanggang, Dora Amalia,
Atikah Solihah, Azhari Dasman Darnis

Pembantu Pengembang
Vita Luthfia Urfa, Elvi Suzanti, Triwulandari, Nur Azizah, Tri Iryani Hastuti,
Septimariani, Ryen Maerina, Riswanto, Fahma Alfikri

Katalog dalam Terbitan (KDT)

PB
499.211 52

PED Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia/Panitia Pengembang


P Pedoman Bahasa Indonesia, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, 2016
xii. 78 hlm. 21 cm

ISBN 978-979-069-262-6

1. Bahasa Indonesia-Ejaan
2. Bahasa Indonesia-Buku Panduan
3. Ejaan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA

Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat


sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Penggunaannya pun semakin luas dalam beragam ranah pemakaian,
baik secara lisan maupun tulis. Oleh karena itu, kita memerlukan
buku rujukan yang dapat dijadikan pedoman dan acuan berbagai
kalangan pengguna bahasa Indonesia, terutama dalam pemakaian
bahasa tulis, secara baik dan benar.
Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pedoman ini disusun
untuk menyempurnakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indone-
sia yang Disempurnakan (PUEYD). Pedoman ini diharapkan dapat
mengakomodasi perkembangan bahasa Indonesia yang makin pesat.
Semoga penerbitan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
secara langsung atau tidak langsung akan mempercepat proses
tertib berbahasa Indonesia sehingga memantapkan fungsi bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara.

Jakarta, Maret 2016

Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum.

iii
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 50 TAHUN 2015

TENTANG

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan,


teknologi, dan seni, penggunaan bahasa Indonesia da-
lam beragam ranah pemakaian, baik secara lisan mau-
pun tulisan semakin luas;
b. bahwa untuk memantapkan fungsi bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara, perlu menyempurnakan Pe-
doman Umum Ejaan Bahasa Indonesia;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di-
maksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik In-
donesia Nomor 78 Tahun 2003, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

iv
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Ben-


dera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebang-
saan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik In-
donesia Nomor 5035);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan Bahasa
dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 No-
mor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indo-
nesia Nomor 5554);
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2010 tentang Peng-
gunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Resmi Presiden
dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Negara Lainnya;
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Or-
ganisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Re-
publik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
6. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Ke-
menterian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15);
7. Keputusan Presiden Nomor 121/P/2014 tentang Kabinet
Kerja periode tahun 2014—2019 sebagaimana telah di-
ubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun
2015 tentang Penggantian Beberapa Menteri Negara
Kabinet Kerja Periode Tahun 2014—2019;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBU-


DAYAAN TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA
INDONESIA.

v
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Pasal 1
(1) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dipergunakan bagi instansi peme-
rintah, swasta, dan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia secara
baik dan benar.

(2) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan Na-
sional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 November 2015

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN

vi
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 November 2015

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1788


Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Aris Soviyani
NIP 196112071986031001

vii
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

PRAKATA

Penyempurnaan terhadap ejaan bahasa Indonesia telah dilakukan


oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Penyempurnaan tersebut menghasil-
kan naskah yang pada tahun 2015 telah ditetapkan menjadi Pera-
turan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun
2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Ditinjau dari sejarah penyusunannya, sejak peraturan ejaan
bahasa Melayu dengan huruf Latin ditetapkan pada tahun 1901 ber-
dasarkan rancangan Ch. A. van Ophuijsen dengan bantuan Engku
Nawawi gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibra-
him, telah dilakukan penyempurnaan ejaan dalam berbagai nama
dan bentuk.
Pada tahun 1938, pada Kongres Bahasa Indonesia yang per-
tama di Solo, disarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak diinter-
nasionalkan. Pada tahun 1947 Soewandi, Menteri Pengajaran, Pen-
didikan, dan Kebudayaan pada masa itu, menetapkan dalam surat
keputusannya tanggal 19 Maret 1947, No. 264/Bhg.A bahwa peru-
bahan ejaan bahasa Indonesia dengan maksud membuat ejaan yang
berlaku menjadi lebih sederhana. Ejaan baru itu oleh masyarakat
diberi julukan Ejaan Republik.
Kongres Bahasa Indonesia Kedua, yang diprakarsai Menteri
Moehammad Yamin, diselenggarakan di Medan pada tahun 1954.
Kongres itu mengambil keputusan supaya ada badan yang me-
nyusun peraturan ejaan yang praktis bagi bahasa Indonesia. Panitia
yang dimaksud yang dibentuk oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan
dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 19 Juli 1956,
No. 44876/S, berhasil merumuskan patokan-patokan baru pada ta-
hun 1957.
Sesuai dengan laju pembangunan nasional, Lembaga Bahasa
dan Kesusastraan yang pada tahun 1968 menjadi Lembaga Baha-
sa Nasional, kemudian pada tahun 1975 menjadi Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, menyusun program pembakuan baha-
sa Indonesia secara menyeluruh. Di dalam hubungan ini, Panitia
Ejaan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
yang disahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sarino

viii
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Mangunpranoto, sejak tahun 1966 dalam surat keputusannya tang-


gal 19 September 1967, No. 062/1967, menyusun konsep yang di-
tanggapi dan dikaji oleh kalangan luas di seluruh tanah air selama
beberapa tahun.
Setelah rancangan itu akhirnya dilengkapi di dalam Seminar
Bahasa Indonesia di Puncak pada tahun 1972 dan diperkenalkan
secara luas oleh sebuah panitia yang ditetapkan dengan surat kepu-
tusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 20 Mei 1972, No.
03/A.I/72, pada hari Proklamasi Kemerdekaan tahun itu juga dires-
mikanlah aturan ejaan yang baru itu berdasarkan keputusan Presi-
den, No. 57, tahun 1972, dengan nama Ejaan yang Disempurnakan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil
yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurna-
kan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan
Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang
dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat
keputusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 menyu-
sun buku Pedoman Umum yang berisi pemaparan kaidah ejaan yang
lebih luas.
Pada tahun 1988 Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan
(PUEYD) edisi kedua diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Pen-
didikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987
pada tanggal 9 September 1987. Setelah itu, edisi ketiga diterbitkan
pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasio-
nal Nomor 46. Pada tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan, Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD) diganti de-
ngan nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang penyem-
purnaan naskahnya disusun oleh Pusat Pengembangan dan Pelin-
dungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

ix
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Penyusunan pedoman ini tidak terlepas dari kerja keras dan


kontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, penghargaan dan uca-
pan terima kasih kami sampaikan kepada segenap pakar dan ahli
bahasa, pengambil kebijakan di tingkat kementerian, serta kalangan
masyarakat yang telah bekerja sama mewujudkan tersusunnya Pe-
doman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Jakarta, Maret 2016

Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia


Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

x
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN .......................................... iii


PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ......... iv
PRAKATA.................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................ xi

I. PEMAKAIAN HURUF ............................................................ 1


A. Huruf Abjad ........................................................... 1
B. Huruf Vokal ........................................................... 2
C. Huruf Konsonan .................................................... 3
D. Huruf Diftong.......................................................... 4
E. Gabungan Huruf Konsonan.................................... 4
F. Huruf Kapital.......................................................... 5
G. Huruf Miring......................................................... 13
H. Huruf Tebal.......................................................... 14

II. PENULISAN KATA .............................................................. 16


A. Kata Dasar ........................................................... 16
B. Kata Berimbuhan................................................. 16
C. Bentuk Ulang ....................................................... 18
D. Gabungan Kata .................................................... 19
E. Pemenggalan Kata ................................................ 20
F. Kata Depan .......................................................... 24
G. Partikel................................................................. 25
H. Singkatan dan Akronim ....................................... 26
I. Angka dan Bilangan ............................................. 29
J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, -nya ................... 34
K. Kata Sandang si dan sang .................................... 34

xi
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

III. PEMAKAIAN TANDA BACA ................................................ 36


A. Tanda Titik (.) ...................................................... 36
B. Tanda Koma (,) ..................................................... 39
C. Tanda Titik Koma (;) ............................................. 44
D. Tanda Titik Dua (:) ............................................... 45
E. Tanda Hubung (-).................................................. 47
F. Tanda Pisah (—) ................................................... 49
G. Tanda Tanya (?).................................................... 50
H. Tanda Seru (!)....................................................... 51
I. Tanda Elipsis (...).................................................. 51
J. Tanda Petik (“...”).................................................. 52
K. Tanda Petik Tunggal (‘...’) ..................................... 53
L. Tanda Kurung ((...)) .............................................. 54
M. Tanda Kurung Siku ([...]) ...................................... 55
N. Tanda Garis Miring (/) ......................................... 55
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)........................ 56

IV. PENULISAN UNSUR SERAPAN............................................ 58

V. INDEKS ............................................................................. 76

xii
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

I. PEMAKAIAN HURUF

A. Huruf Abjad

Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas


26 huruf berikut.

Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès

1
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zèt

B. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdi-


ri atas lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.

Contoh Pemakaian dalam Kata


Huruf
Vokal Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a api padi lusa
e* enak petak sore
ember pendek -
emas kena tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi ibu

Keterangan:
* Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik
berikut ini dapat digunakan jika ejaan kata itu dapat menim-
bulkan keraguan.

a. Diakritik (é) dilafalkan [e].


Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).

2
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].


Misalnya:
Kami menonton film seri (sèri).
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.

c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].


Misalnya:
Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank
Indonesia.
Kecap (kêcap) dulu makanan itu.

C. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia


terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t,
v, w, x, y, dan z.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga gudeg
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
n nama tanah daun

3
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

p pasang apa siap


q* qariah iqra -
r raih bara putar
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
v variasi lava molotov
w wanita hawa takraw
x* xenon - -
y yakin payung -
z zeni lazim juz

Keterangan:
* Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keper-
luan ilmu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].

D. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang di-


lambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Diftong Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai aileron balairung pandai
au autodidak taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot amboi

E. Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing


melambangkan satu bunyi konsonan.

4
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Contoh Pemakaian dalam Kata


Gabungan
Huruf Konsonan Posisi
Posisi Awal Posisi Akhir
Tengah
kh khusus akhir tarikh
ng ngarai bangun senang
ny nyata banyak -
sy syarat musyawarah arasy

F. Huruf Kapital

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.


Misalnya:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,


termasuk julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman

Jenderal Kancil
Dewa Pedang

Alessandro Volta
André-Marie Ampère
Mujair
Rudolf Diesel

5
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf perta-
ma nama orang yang merupakan nama jenis atau
satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt

(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf


pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin,
binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
Mutiara dari Selatan

3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan


langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
“Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata


nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan
kata ganti untuk Tuhan.

6
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Islam Alquran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri
rahmat.

5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama


gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akade-
mik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik
yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta
nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sa-
paan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.

7
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Silakan duduk, Prof.


Mohon izin, Jenderal.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama


jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang
dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama ins-
tansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebu-
dayaan
Gubernur Papua Barat

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,


suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali

Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan
huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan

8
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama ta-


hun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur na-


ma peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerde-
kaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya
perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab
Selat Lombok Lembah Baliem

9
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Sungai Musi Pegunungan Himalaya


Teluk Benggala Tanjung Harapan
Terusan Suez Kecamatan Cicadas
Gang Kelinci Kelurahan Rawamangun

Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri ti-
dak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau

(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai


nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan
nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan
dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula
jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula
anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempu-
nyai fungsi yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, ba-
tik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.

10
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Selain film Hongkong, juga akan diputar film India,


film Korea, dan film Jepang.
Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tari-
an Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan
tarian Sulawesi Selatan.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata


(termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam
nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen,
kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pida-
to Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lain-
nya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata


(termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul
buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah
dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari,
dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain
ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum
Perdata”.

11
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singka-


tan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
St. sutan
Tb. tubagus
Dr. doktor
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penun-


juk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik,
dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai da-
lam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
“Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”

Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan pe-
nyapaan atau pengacuan.

12
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?

G. Huruf Miring

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama


majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tu-
lisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Ab-
doel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat ke-
bangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhu-


suskan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam
kalimat.
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas
tangan.

13
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungka-


pan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian
wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.
Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan
negara Indonesia.

Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau orga-
nisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah ti-
dak ditulis dengan huruf miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan
komputer), bagian yang akan dicetak miring ditan-
dai dengan garis bawah.
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbaha-
sa daerah yang dikutip secara langsung dalam teks
berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.

H. Huruf Tebal

1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang


sudah ditulis miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat
dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.

2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-


bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.

14
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh
bahasa standar dan nonstandar, ratusan bahasa dae-
rah,dan ditambah beberapa bahasa asing, membutuh-
kan penanganan yang tepat dalam perencanaan baha-
sa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan
diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan
berikut.

1.1.1 Latar Belakang


Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan
munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan
bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga
terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap ba-
hasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa In-
donesia.

1.1.2 Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap ba-
hasa masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa
yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan
digunakan sebagai formulasi kebijakan perencanaan ba-
hasa yang diambil.

1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meng-
ukur sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya
yang tinggal di kota besar terhadap bahasa-bahasa yang
ada di Indonesia.

15
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

II. PENULISAN KATA

A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kantor pajak penuh sesak.
Saya pergi ke sekolah.
Buku itu sangat tebal.


B. Kata Berimbuhan

1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan


dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
mempermudah
gemetar
lukisan
kemauan
perbaikan

Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme,
-man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya.
Misalnya:
sukuisme
seniman
kamerawan
gerejawi
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengi-
kutinya.

16
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:

adibusana infrastruktur proaktif


aerodinamika inkonvensional purnawirawan
antarkota kontraindikasi saptakrida
antibiotik kosponsor semiprofesional
awahama mancanegara subbagian
bikarbonat multilateral swadaya
biokimia narapidana telewicara
dekameter nonkolaborasi transmigrasi
demoralisasi paripurna tunakarya
dwiwarna pascasarjana tritunggal
ekabahasa pramusaji tansuara
ekstrakurikuler prasejarah ultramodern

Catatan:
(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf
awal kapital atau singkatan yang berupa huruf ka-
pital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
pro-Barat
non-ASEAN
anti-PKI

(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang meng-


acu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah
dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengam-
pun.

17
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu


kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, di-
tulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup
kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melin-
dungi kita.

C. Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di


antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-anak biri-biri
buku-buku cumi-cumi
hati-hati kupu-kupu
kuda-kuda kura-kura
lauk-pauk berjalan-jalan
mondar-mandir mencari-cari
ramah-tamah terus-menerus
sayur-mayur porak-poranda
serba-serbi tunggang-langgang

Catatan:
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur
pertama.
Misalnya:
surat kabar → surat-surat kabar
kapal barang → kapal-kapal barang
rak buku → rak-rak buku
kereta api cepat → kereta-kereta api cepat

18
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

D. Gabungan Kata

1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,


termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar model linear
kambing hitam persegi panjang
orang tua rumah sakit jiwa
simpang empat meja tulis
mata acara cendera mata

2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian


ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara
unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-istri pejabat anak istri-pejabat
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
buku-sejarah baru buku sejarah-baru

3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis
terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.
Misalnya:
bertepuk tangan
menganak sungai
garis bawahi
sebar luaskan

4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran seka-


ligus ditulis serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan

19
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

penghancurleburan
pertanggungjawaban

5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.


Misalnya:
acapkali hulubalang radioaktif
adakalanya kacamata saptamarga
apalagi kasatmata saputangan
bagaimana kilometer saripati
barangkali manasuka sediakala
beasiswa matahari segitiga
belasungkawa olahraga sukacita
bilamana padahal sukarela
bumiputra peribahasa syahbandar
darmabakti perilaku wiraswasta
dukacita puspawarna

E. Pemenggalan Kata

1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai


berikut.
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal
itu.
Misalnya:
bu-ah
ma-in
ni-at
sa-at

b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.


Misalnya:
pan-dai
au-la
sau-da-ra

20
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

sur-vei
am-boi

c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (terma-


suk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal,
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.

Misalnya:
ba-pak
la-wan
de-ngan
ke-nyang
mu-ta-khir
mu-sya-wa-rah

d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan


yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara
kedua huruf konsonan itu.
Misalnya:
Ap-ril
cap-lok
makh-luk
man-di
sang-gup
som-bong
swas-ta

e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan


atau lebih yang masing-masing melambangkan satu
bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf kon-
sonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
ul-tra
in-fra
ben-trok
in-stru-men

21
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Catatan:
Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi
tidak dipenggal.
Misalnya:
bang-krut
bang-sa
ba-nyak
ikh-las
kong-res
makh-luk
masy-hur
sang-gup

2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di


antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.
Misalnya:
ber-jalan mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu memper-tanggungjawabkan
di-ambil mempertanggung-jawabkan
ter-bawa mempertanggungjawab-kan
per-buat me-rasakan
makan-an merasa-kan
letak-kan per-buatan
pergi-lah perbuat-an
apa-kah ke-kuatan
kekuat-an

Catatan:
(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasar-
nya mengalami perubahan dilakukan seperti pada
kata dasar.
Misalnya:
me-nu-tup
me-ma-kai

22
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

me-nya-pu
me-nge-cat
pe-mi-kir
pe-no-long
pe-nga-rang
pe-nge-tik
pe-nye-but

(2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada
kata dasar.
Misalnya:
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
si-nam-bung
te-lun-juk

(3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya


satu huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah disampaikan ….
Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau
mengambil makanan itu.

3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan
salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur
lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu.
Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya:
biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
biodata bio-data bi-o-da-ta
fotografi foto-grafi fo-to-gra-fi
fotokopi foto-kopi fo-to-ko-pi
introspeksi intro-speksi in-tro-spek-si

23
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

introjeksi intro-jeksi in-tro-jek-si


kilogram kilo-gram ki-lo-gram
kilometer kilo-meter ki-lo-me-ter
pascapanen pasca-panen pas-ca-pa-nen

4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada
akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf
Supratman.
Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir
Alisjahbana.

5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf
atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya:
Ia bekerja di DLLAJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng.
Rangga Warsita.

Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
Ia bekerja di DLL-
AJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.
Ng. Rangga Warsita.

F. Kata Depan

Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.

24
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana mencarinya.
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
Cincin itu terbuat dari emas.

G. Partikel

1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata


yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengata-
sinya dengan bijaksana.
Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan
masih tersedia.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah
berkunjung ke rumahku.

Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung
ditulis serangkai.

25
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat
pada waktunya.
Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu de-
pan.

3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis


terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.

H. Singkatan dan Akronim

1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pang-


kat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan
itu.
Misalnya:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji Hamid
Suman Hs. Suman Hasibuan
W.R. Supratman Wage Rudolf Supratman
M.B.A. master of business administration
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
S.E. sarjana ekonomi
S.Sos. sarjana sosial
S.Kom. sarjana komunikasi
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
Sdr. saudara
Kol. Darmawati Kolonel Darmawati

26
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

2. a. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama


lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pen-
didikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen
resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
UI Universitas Indonesia
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO World Health Organization
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

b. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang


bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tan-
da titik.
Misalnya:
PT perseroan terbatas
MAN madrasah aliah negeri
SD sekolah dasar
KTP kartu tanda penduduk
SIM surat izin mengemudi
NIP nomor induk pegawai

3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti


dengan tanda titik.
Misalnya:
hlm. halaman
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
sda. sama dengan di atas
ybs. yang bersangkutan
yth. yang terhormat
ttd. tertanda
dkk. dan kawan-kawan

27
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

4. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai


dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda
titik.
Misalnya:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
s.d. sampai dengan

5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, tim-


bangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
Cu kuprum
cm sentimeter
kVA kilovolt-ampere
l liter
kg kilogram
Rp rupiah

6. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
BIG Badan Informasi Geospasial
BIN Badan Intelijen Negara
LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau


gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis
dengan huruf awal kapital.

28
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Bulog Badan Urusan Logistik
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasi-
onal
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Kalteng Kalimantan Tengah
Mabbim Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indo-
nesia-Malaysia
Suramadu Surabaya-Madura

8. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf


awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis
dengan huruf kecil.
Misalnya:
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
pemilu pemilihan umum
puskesmas pusat kesehatan masyarakat
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
tilang bukti pelanggaran

I. Angka dan Bilangan

Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang


bilangan atau nomor.

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50),
_ _
C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M
(1.000.000)

29
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu


atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai se-
cara berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15
orang tidak setuju, dan 5 orang abstain.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri
atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.

2. a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.


Misalnya:
Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari
pemerintah daerah.
Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
50 siswa teladan mendapat beasiswa dari peme-
rintah daerah.
3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

b. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinya-


takan dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya
diubah.
Misalnya:
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.

30
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
250 orang peserta diundang panitia.
25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.

3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis se-


bagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk
mengembangkan usahanya.
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar
rupiah.
Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan
biaya 10 triliun rupiah.

4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, be-


rat, luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
4 hektare
10 liter
2 tahun 6 bulan 5 hari
1 jam 20 menit

Rp5.000,00
US$3,50
£5,10
¥100

5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, ru-


mah, apartemen, atau kamar.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15 atau

31
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Jalan Tanah Abang I/15


Jalan Wijaya No. 14
Hotel Mahameru, Kamar 169
Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201

6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat


kitab suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
Markus 16: 15—16

7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai beri-


kut.

a. Bilangan Utuh
Misalnya:
dua belas (12)
tiga puluh (30)
lima ribu (5.000)

b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
setengah atau seperdua (½)
seperenam belas (⅟16)
tiga perempat (¾)
dua persepuluh (²∕₁₀)
tiga dua-pertiga (3⅔)
satu persen (1%)
satu permil (1‰)

8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara


berikut.

32
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
abad XX
abad ke-20
abad kedua puluh

Perang Dunia II
Perang Dunia Ke-2
Perang Dunia Kedua

9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan


dengan cara berikut.
Misalnya:
lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ra-
tus lima puluhan)
uang 5.000-an (uang lima ribuan)

10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus


dilakukan dalam peraturan perundang-undangan, akta,
dan kuitansi.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedar-
kan rupiah tiruan, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta
sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran
satu unit televisi.

11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan


diikuti huruf dilakukan seperti berikut.

33
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50
(sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima
juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan per-
tanggungjawaban.

12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi


ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Kelapadua
Kotonanampek
Rajaampat
Simpanglima
Tigaraksa

J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Rumah itu telah kujual.
Majalah ini boleh kaubaca.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
Rumahnya sedang diperbaiki.

K. Kata Sandang si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.


Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.

34
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Sang adik mematuhi nasihat sang kakak.


Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Dalam cerita itu si Buta berhasil menolong kekasihnya.

Catatan:
Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang me-
rupakan unsur nama Tuhan.
Misalnya:
Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.
Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang
Hyang Widhi Wasa.

35
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

III. PEMAKAIAN TANDA BACA

A. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.


Misalnya:
Mereka duduk di sana.
Dia akan datang pada pertemuan itu.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam


suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
a. I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa Indonesia
1. Kedudukan
2. Fungsi
B. Bahasa Daerah
1. Kedudukan
2. Fungsi
C. Bahasa Asing
1. Kedudukan
2. Fungsi
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
2. Patokan Khusus

...

36
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang
sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.
Misalnya:
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,
a) lambang kebanggaan nasional,
b) identitas nasional, dan
c) alat pemersatu bangsa;
2) bahasa negara ….
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digi-
tal yang lebih dari satu angka (seperti pada 2b).
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau ang-
ka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih
dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau
gambar.
Misalnya:
Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia
Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia
Bagan 2 Struktur Organisasi
Bagan 2.1 Bagian Umum
Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Ba-
hasa Indonesia
Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia
Gambar 1 Gedung Cakrawala
Gambar 1.1 Ruang Rapat

2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit,


dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik
atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

37
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)


00.00.30 jam (30 detik)

3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama


penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indone-
sia. Jakarta.
Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta:
Gramedia.

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan
atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.

Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bi-
langan ribuan atau kelipatannya yang tidak menun-
jukkan jumlah.
Misalnya:
Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa In-
donesia Pusat Bahasa halaman 1305.
Nomor rekening panitia seminar adalah
0015645678.

(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang me-
rupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.

38
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebu-
dayaan
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
Gambar 3 Alat Ucap Manusia
Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasar-
kan Pendidikan

(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat


penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330

Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembi-


naan Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV
Rawamangun
Jakarta Timur

Indrawati, M.Hum.
Jalan Cempaka II No. 9
Jakarta Timur

21 April 2013

Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)

B. Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu


pemerincian atau pembilangan.

39
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang
asing lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepus-
takaan.
Satu, dua, ... tiga!

2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti


tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk
(setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum
cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis
panorama.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang
mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak
membaca buku.

Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahu-
lui anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.

40
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan


yang luas.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan peng-


hubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan
demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia
memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar
kalau dia menjadi bintang pelajar
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian,
anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.

5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru,


seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai
sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, jalannya licin!
Nak, kapan selesai kuliahmu?
Siapa namamu, Dik?
Dia baik sekali, Bu.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung


dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya,
“karena manusia adalah makhluk sosial.”

Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan

41
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah,


atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.
“Masuk ke dalam kelas sekarang!” perintahnya.
“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.

7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) ba-
gian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama
tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayu-
manis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,
Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
Surabaya, 10 Mei 1960
Tokyo, Jepang

8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang


dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Ja-
karta: Restu Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid
1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata
Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mu-
tiara Beta.

9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan


kaki atau catatan akhir.

42
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa In-
donesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm.
25.
Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat
Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Ka-
rang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm.
4.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan


gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya
dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Bambang Irawan, M.Hum.
Siti Aminah, S.H., M.H.

Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A.
(Siti Khadijah Mas Agung).

11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara


rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
27,3 kg
Rp500,50
Rp750,00

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan


atau keterangan aposisi.

43
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tam-
bang yang belum diolah.
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus
mengikuti latihan paduan suara.
Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendi-
ri Gerakan Nonblok.
Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimak-
sud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam
waktu paling lama tujuh hari.

Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaian-


nya tidak diapit tanda koma!
Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di per-
guruan tinggi itu tanpa melalui tes.

13. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang ter-


dapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/
salah pengertian.
Misalnya:
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaat-
kan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan
bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

C. Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata peng-


hubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.

44
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah;
Adik membaca cerita pendek.

2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa


klausa.
Misalnya:
Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
(3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Ke-
satuan Republik Indonesia.

3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-ba-


gian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan
tanda koma.
Misalnya:
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan
kaus; pisang, apel, dan jeruk.
Agenda rapat ini meliputi
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tang-
ga, dan program kerja; dan
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organi-
sasi.

D. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan leng-


kap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.

45
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,
dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan:
hidup atau mati.

2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan


itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. persiapan,
b. pengumpulan data,
c. pengolahan data, dan
d. pelaporan.

3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang


memerlukan pemerian.
Misalnya:
a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi

c. Narasumber : Prof. Dr. Rahmat Effendi


Pemandu : Abdul Gani, M.Hum.
Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd.

4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata


yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
Amir : “Baik, Bu.”
Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”

46
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan
halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan
anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan pener-
bit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
Surah Albaqarah: 2—5
Matius 2: 1—3
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Ba-
hasa.

E. Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang


terpenggal oleh pergantian baris.
Misalnya:
Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
ra baru ….
Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-
put laut.
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
Parut jenis ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.

2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata


ulang.
Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang
kemerah-merahan
mengorek-ngorek

47
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan,


dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyam-
bung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Misalnya:
11-11-2013
p-a-n-i-t-i-a

4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan


bagian kata atau ungkapan.
Misalnya:
ber-evolusi
meng-ukur
dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)
²³∕₂₅ (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)
mesin hitung-tangan
Bandingkan dengan
be-revolusi
me-ngukur
dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
20 ³∕₂₅ (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)
mesin-hitung tangan

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai


a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);
b. ke- dengan angka (peringkat ke-2);
c. angka dengan –an (tahun 1950-an);
d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf
kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rah-
mat-Mu);
f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan

48
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang beru-
pa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).

Catatan:
Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka
jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindung-
an Tenaga Kerja Indonesia)
LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi
Indonesia)
P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indo-


nesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
di-sowan-i (bahasa Jawa, ‘didatangi’)
ber-pariban (bahasa Batak, ‘bersaudara sepupu’)
di-back up
me-recall
pen-tackle-an

7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat


yang menjadi objek bahasan.
Misalnya:
Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.
Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menja-
di pembetonan.

F. Tanda Pisah (—)

1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan


kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun
kalimat.

49
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika
kita mau berusaha keras.

2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya


keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya:
Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diaba-
dikan menjadi nama bandar udara internasional.
Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan
pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita ten-
tang alam semesta.
Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat
Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau


tempat yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
Tahun 2010—2013
Tanggal 5—10 April 2013
Jakarta—Bandung

G. Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.


Misalnya:
Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?

2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menya-


takan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang
dapat dibuktikan kebenarannya.

50
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

H. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyata-


an yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan ke-
sungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
Bayarlah pajak tepat pada waktunya!
Masa! Dia bersikap seperti itu?
Merdeka!

I. Tanda Elipsis (...)

1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam


suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa
bahasa negara ialah ….

..., lain lubuk lain ikannya.

Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda
titik (jumlah titik empat buah).

2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak sele-


sai dalam dialog.

51
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
“Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”
“Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”

Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik
(jumlah titik empat buah).

J. Tanda Petik (“…”)

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang


berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
“Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Be-
sok akan dibahas dalam rapat.”
Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Repub-
lik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak
memperoleh pendidikan.”

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film,


sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai da-
lam kalimat.
Misalnya:
Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku
itu.
Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”!
Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang
diangkat dari sebuah novel.

52
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Saya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ung-


kap Bahasa Indonesia” dalam buku Bahasa Indonesia
Menuju Masyarakat Madani.
Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” me-
narik perhatian peserta seminar.
Perhatikan “Pemakaian Tanda Baca” dalam buku Pe-
doman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang ku-


rang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.
Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

K. Tanda Petik Tunggal (‘…’)

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang


terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa
letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
“Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkuman-
dang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI.

2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, ter-


jemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
tergugat ‘yang digugat’
retina ‘dinding mata sebelah dalam’
noken ‘tas khas Papua’
tadulako ‘panglima’
marsiadap ari ‘saling bantu’
tuah sakato ‘sepakat demi manfaat bersama’

53
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

policy ‘kebijakan’
wisdom ‘kebijaksanaan’
money politics ‘politik uang’

L. Tanda Kurung ((…))

1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterang-


an atau penjelasan.
Misalnya:
Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda pen-
duduk).
Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.

2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat
yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus
perkembangan baru pasar dalam negeri.

3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata


yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau
dihilangkan.
Misalnya:
Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transja-
karta.
Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.

4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka


yang digunakan sebagai penanda pemerincian.

54
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya
produksi, dan (c) tenaga kerja.

Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan


melampirkan
(1) akta kelahiran,
(2) ijazah terakhir, dan
(3) surat keterangan kesehatan.

M. Tanda Kurung Siku ([…])

1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata,


atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas
kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang di-
tulis orang lain.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai
[dengan] kaidah bahasa Indonesia.
Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indo-
nesia dirayakan secara khidmat.

2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan da-


lam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan
di dalam Bab II [lihat halaman 35─38]) perlu dibentang-
kan di sini.

N. Tanda Garis Miring (/)

1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada


alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi da-
lam dua tahun takwim.

55
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2012/2013

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan,


atau, serta setiap.
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’
dikirimkan lewat darat/laut ‘dikirimkan lewat darat
atau lewat laut’
buku dan/atau majalah ‘buku dan majalah atau
buku atau majalah’
harganya Rp1.500,00/lembar ‘harganya Rp1.500,00
setiap lembar’

3. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata,


atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas
kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis
orang lain.
Misalnya:
Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak be-
berapa kali.
Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang maca-
pat budaya Jawa.
Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.

O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan


bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

56
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Dia ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
Mereka sudah datang, ‘kan? (‘kan = bukan)
Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)
5-2-‘13 (’13 = 2013)

57
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

IV. PENULISAN UNSUR SERAPAN

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari


berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa,
Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, seperti bahasa San-
skerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan
taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat
dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang be-
lum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti force
majeur, de facto, de jure, dan l’exploitation de l’homme par l’homme.
Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penyerapan diusa-
hakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indone-
sianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu adalah se-
bagai berikut.

a (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi a (bukan o)


mażhab (‫ )مذهب‬ mazhab
qadr (‫ )ﻗﺩﺭ‬ kadar
ṣaḥābat (‫ )صحابة‬ sahabat

haqīqat (‫ )ﺤﻗﻳﻗﺔ‬ hakikat
‘umrah (‫ )ﻋﻤﺭﺓ‬ umrah

gā’ib (‫ )ﻏﺎﺌﺏ‬ gaib
iqāmah (‫ )ﺇﻗﺎﻤﺔ‬ ikamah
khātib (‫ )ﺨﺎﻁﺏ‬ khatib
riḍā’ (‫ )ﺭﻀﺎﺀ‬ rida
ẓālim (‫ )ﻅﺎﻠﻡ‬ zalim

58
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

‘ain (‫ ﻉ‬Arab) pada awal suku kata menjadi a, i, u


‘ajā’ib (‫ )ﻋﺠﺎﺌﺏ‬ ajaib
sa‘ādah (‫ )ﺴﻌﺎﺩﺓ‬ saadah
‘ilm (‫ )ﻋﻠﻡ‬ ilmu
qā‘idah (‫ )ﻗﺎﻋﺩﺓ‬ kaidah
‘uzr (‫ )ﻋﺫﺭ‬ uzur
ma‘ūnah (‫ )ﻤﻌﻭﻨﺓ‬ maunah

‘ain (‫ ﻉ‬Arab) di akhir suku kata menjadi k


’i‘ tiqād (‫ )ﺇﻋﺘﻗﺎﺩ‬ iktikad
mu‘jizat (‫ )ﻤﻌﺠﺯﺓ‬ mukjizat
ni‘mat (‫ )ﻨﻌﻤﺔ‬ nikmat
rukū‘ (‫ )ﺭﻜﻭﻉ‬ rukuk
simā‘ (‫ )ﺴﻤﺎﻉ‬ simak
ta‘rīf (‫ )ﺘﻌﺭﻴﻑ‬ takrif

aa (Belanda) menjadi a
paal pal
baal bal
octaaf oktaf

ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e


aerobe aerob
aerodinamics aerodinamika

ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e


haemoglobin hemoglobin
haematite hematit

ai tetap ai
trailer trailer
caisson kaison

au tetap au
audiogram audiogram
autotroph autotrof
tautomer tautomer

59
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

hydraulic hidraulik
caustic kaustik

c di depan a, u, o, dan konsonan menjadi k


calomel kalomel
construction konstruksi
cubic kubik
coup kup
classification klasifikasi
crystal kristal

c di depan e, i, oe, dan y menjadi s


central sentral
cent sen
circulation sirkulasi
coelom selom
cybernetics sibernetika
cylinder silinder

cc di depan o, u, dan konsonan menjadi k


accomodation akomodasi
acculturation akulturasi
acclimatization aklimatisasi
accumulation akumulasi
acclamation aklamasi

cc di depan e dan i menjadi ks


accent aksen
accessory aksesori
vaccine vaksin

cch dan ch di depan a, o, dan konsonan menjadi k


saccharin sakarin
charisma karisma
cholera kolera
chromosome kromosom
technique teknik

60
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

ch yang lafalnya s atau sy menjadi s


echelon eselon
machine mesin

ch yang lafalnya c menjadi c


charter carter
chip cip

ck menjadi k
check cek
ticket tiket

ç (Sanskerta) menjadi s
çabda sabda
çastra sastra

ḍad (‫ ﺽ‬Arab) menjadi d


’afḍal (‫ )ﺃﻓﻀﻞ‬ afdal
ḍa’īf (‫ )ضعيف‬ daif
farḍ (‫ )ﻓﺭﺽ‬ fardu
hāḍir (‫ )ﺤﺎﻀﺭ‬ hadir

e tetap e
effect efek
description deskripsi
synthesis sintesis

ea tetap ea
idealist idealis
habeas habeas

ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer stratosfer
systeem sistem

ei tetap ei
eicosane eikosan

61
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

eidetic eidetik
einsteinium einsteinium

eo tetap eo
stereo stereo
geometry geometri
zeolite zeolit
eu tetap eu
neutron neutron
eugenol eugenol
europium europium

fa (‫ ﻑ‬Arab) menjadi f
ʼafḍal (‫ )ﺃﻓﻀﻝ‬ afdal
‘ārif (‫ )ﻋﺎﺭﻑ‬ arif
faqīr (‫ )ﻓﻗﻴﺭ‬ fakir
faṣīh (‫ )ﻓﺼﻴﺡ‬ fasih
mafhūm (‫ )ﻤﻓﻬﻭﻡ‬ mafhum

f tetap f
fanatic fanatik
factor faktor
fossil fosil

gh menjadi g
ghanta genta
sorghum sorgum

gain (‫ غ‬Arab) menjadi g


gā’ib (‫ )غائب‬ gaib
magfirah (‫ )مغفرة‬ magfirah
magrib (‫ )مغرب‬ magrib

gue menjadi ge
igue ige
gigue gige

62
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

ḥa (‫ ﺡ‬Arab) menjadi h
ḥākim (‫ )ﺤﺎﻜﻡ‬ hakim
iṣlāḥ (‫ )ﺇﺼﻼﺡ‬ islah
siḥr (‫ )ﺴﺤﺭ‬ sihir

hamzah (‫ ﺀ‬Arab) yang diikuti oleh vokal menjadi a, i, u


’amr (‫ )ﺃﻤﺭ‬ amar
mas’alah (‫ )ﻤﺴﺄﻟﺔ‬ masalah
’iṣlāḥ (‫ )ﺇﺼﻼﺡ‬ islah

qā’idah (‫ )ﻗﺎﻋﺩﺓ‬ kaidah


’ufuq (‫ )ﺃﻓﻕ‬ ufuk

hamzah (‫ ﺀ‬Arab) di akhir suku kata, kecuali di akhir kata, menjadi k


ta’wīl (‫ )ﺘﺄﻭﻴﻝ‬ takwil
ma’mūm (‫ )ﻤﺄﻤﻭﻡ‬ makmum
mu’mīn (‫ )ﻤﺆﻤﻦ‬ mukmin

hamzah (‫ ﺀ‬Arab) di akhir kata dihilangkan


imlā’ (‫ )ﺇﻤﻼﺀ‬ imla
istinjā’ (‫ )ﺇﺴﺘﻨﺠﺎﺀ‬ istinja/tinja
munsyi’ (‫ )ﻤﻨﺸﻰﺀ‬ munsyi
wuḍū’ (‫ )ﻭﻀﻭﺀ‬ wudu

i (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi i


ʼi‘tiqād (‫ )ﺇﻋﺘﻗﺎﺩ‬ iktikad
muslim (‫ )ﻣﺳﻟﻡ‬ muslim
naṣīḥah (‫ )ﻨﺼﻴﺤﺔ‬ nasihat
ṣaḥīḥ (‫ )ﺼﺤﻴﺢ‬ sahih

i pada awal suku kata di depan vokal tetap i


iambus iambus
ion ion
iota iota

ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i


politiek politik
riem rim

63
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia


ie tetap ie jika lafalnya bukan i
variety varietas
patient pasien
hierarchy hierarki

jim (‫ ﺝ‬Arab) menjadi j


jāriyah (‫ )ﺠﺎﺭﻴﺔ‬ jariah
janāzah (‫ )ﺠﻨﺎﺯﺓ‬ jenazah
ʼijāzah (‫ )ﺇﺠﺎﺯﺓ‬ ijazah

kha (‫ ﺥ‬Arab) menjadi kh


khuṣūṣ (‫ )ﺨﺼﻭﺹ‬ khusus
makhlūq (‫ )ﻤﺨﻠﻭﻕ‬ makhluk
tārīkh (‫ )ﺘﺎﺭﻴﺦ‬ tarikh

ng tetap ng
contingent kontingen
congres kongres
linguistics linguistik

oe (oi Yunani) menjadi e


foetus fetus
oestrogen estrogen
oenology enologi

oo (Belanda) menjadi o
komfoor kompor
provoost provos

oo (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
proof pruf
pool pul

oo (vokal ganda) tetap oo


zoology zoologi
coordination koordinasi

64
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

ou menjadi u jika lafalnya u


gouverneur gubernur
coupon kupon
contour kontur

ph menjadi f
phase fase
physiology fisiologi
spectograph spektograf

ps tetap ps
pseudo pseudo
psychiatry psikiatri
psychic psikis
psychosomatic psikosomatik

pt tetap pt
pterosaur pterosaur
pteridology pteridologi
ptyalin ptialin

q menjadi k
aquarium akuarium
frequency frekuensi
equator ekuator

qaf (‫ ﻕ‬Arab) menjadi k


‘aqīqah (‫ )ﻋﻗﻴﻗﺔ‬ akikah
maqām (‫ )ﻤﻗﺎﻡ‬ makam
muṭlaq (‫ )ﻤﻁﻠﻕ‬ mutlak

rh menjadi r
rhapsody rapsodi
rhombus rombus
rhythm ritme
rhetoric retorika

65
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

sin (‫ ﺱ‬Arab) menjadi s


asās (‫ )ﺃﺴﺎﺱ‬ asas
salām (‫ )ﺴﻼﻢ‬ salam
silsilah (‫ )سلسة‬ silsilah

śa (‫ ﺙ‬Arab) menjadi s
aśiri (‫ )أﺜﻴرى‬ asiri
ḥadiś (‫ )حديث‬ hadis
śulāśā̒ (‫ )ا لثّل ثاء‬ selasa
wāriś (‫ )ﻭﺍﺭﺙ‬ waris

ṣad (‫ ﺹ‬Arab) menjadi s


‘aṣr (‫ )عصر‬ asar
muṣībah (‫ )ﻤﺼﻴﺒﺔ‬ musibah
khuṣūṣ (‫ )ﺨﺼﻭﺹ‬ khusus
ṣaḥḥ (‫ )ﺼﺢ‬ sah

syin (‫ ﺵ‬Arab) menjadi sy


‘āsyiq (‫ )ﻋﺎﺸﻕ‬ asyik
‘arsy (‫ )ﻋﺭﺵ‬ arasy
syarṭ (‫ )ﺸﺭﻁ‬ syarat

sc di depan a, o, u, dan konsonan menjadi sk


scandium skandium
scotopia skotopia
scutella skutela
sclerosis sklerosis

sc di depan e, i, dan y menjadi s


scenography senografi
scintillation sintilasi
scyphistoma sifistoma

sch di depan vokal menjadi sk


schema skema
schizophrenia skizofrenia
scholastic skolastik

66
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

t di depan i menjadi s jika lafalnya s


actie aksi
ratio rasio
patient pasien

ṭa (‫ ﻁ‬Arab) menjadi t
khaṭṭ ّ
(‫ )خط‬ khat
muṭlaq (‫ )ﻤﻁﻠﻕ‬ mutlak
ṭabīb (‫ )طبيب‬ tabib

th menjadi t
theocracy teokrasi
orthography ortografi
thrombosis trombosis
methode (Belanda) metode

u tetap u
unit unit
nucleolus nukleolus
structure struktur
institute institut

u (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi u


rukū’ (‫ )ﺮﻛﻭﻉ‬ rukuk
syubḥāt (‫ )ﺸﺒﻬﺎ ﺖ‬ syubhat
sujūd (‫)ﺴﺟﻭﺩ‬ sujud
’ufuq (‫ )أﻓﻕ‬ ufuk

ua tetap ua
aquarium akuarium
dualisme dualisme
squadron skuadron

ue tetap ue
consequent konsekuen
duet duet
suede sued

67
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

ui tetap ui
conduite konduite
equinox ekuinoks
equivalent ekuivalen

uo tetap uo
fluorescein fluoresein
quorum kuorum
quota kuota

uu menjadi u
lectuur lektur
prematuur prematur
vacuum vakum

v tetap v
evacuation evakuasi
television televisi
vitamin vitamin

wau (‫ ﻭ‬Arab) tetap w
jadwal (‫ )ﺠﺩﻭﻝ‬ jadwal
taqwā (‫ )ﺘﻗﻭﻯ‬ takwa
wujūd (‫ )ﻭﺠﻭﺩ‬ wujud

wau (‫ ﻭ‬Arab, baik satu maupun dua konsonan) yang didahului u


dihilangkan
nahwu (‫ )نحو‬ nahu
nubuwwah (‫ )ﻨﺒﻭﹼﺓ‬
ّ nubuat
quwwah (‫ )ﻗﻭﹼﺓ‬ ّ kuat

aw (diftong Arab) menjadi au, termasuk yang diikuti konsonan


awrāt (‫ )ﻋﻮرﺓ‬ aurat
hawl (‫ )ﻫﻭﻝ‬ haul
mawlid (‫ )ﻤﻭﻠﺩ‬ maulid
walaw (‫ )وﻠو‬ walau

68
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

x pada awal kata tetap x


xanthate xantat
xenon xenon
xylophone xilofon

x pada posisi lain menjadi ks


executive eksekutif
express ekspres
latex lateks
taxi taksi

xc di depan e dan i menjadi ks
exception eksepsi
excess ekses
excision eksisi
excitation eksitasi

xc di depan a, o, u, dan konsonan menjadi ksk


excavation ekskavasi
excommunication ekskomunikasi
excursive ekskursif
exclusive eksklusif

y tetap y jika lafalnya y


yakitori yakitori
yangonin yangonin
yen yen
yuan yuan

y menjadi i jika lafalnya ai atau i


dynamo dinamo
propyl propil
psychology psikologi
yttrium itrium

ya (‫ ﻱ‬Arab) di awal suku kata menjadi y


‘ināyah (‫ )ﻋﻨﺎﻴﺔ‬ inayah
yaqīn (‫ )ﻴﻗﻴﻥ‬ yakin

69
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

ya‘nī (‫ )ﻴﻌﻨﻲ‬ yakni

ya (‫ ﻱ‬Arab) di depan i dihilangkan


khiyānah (‫ )ﺨﻴﺎﻨﺔ‬ khianat
qiyās (‫ )ﻗﻴﺎﺱ‬ kias
ziyārah (‫ )ﺯﻴﺎﺭﺓ‬ ziarah

z tetap z
zenith zenit
zirconium zirkonium
zodiac zodiak
zygote zigot

zai (‫ ﺯ‬Arab) tetap z


ijāzah (‫ )ﺇﺠﺎﺯﺓ‬ ijazah
khazānah (‫ )ﺨﺯﺍﻨﺔ‬ khazanah
ziyārah (‫ )ﺯﻴﺎﺭﺓ‬ ziarah
zaman (‫ )ﺯﻤﻥ‬ zaman

żal (‫ ﺫ‬Arab) menjadi z


ażān (‫ )ﺃﺫﺍﻥ‬ azan
iżn (‫ )ﺇﺫﻥ‬ izin
ustāż (‫ )ﺃﺴﺘﺎﺬ‬ ustaz
żāt (‫ )ﺫﺍﺕ‬ zat

ẓa (‫ ﻅ‬Arab) menjadi z
ḥāfiẓ (‫ )ﺤﺎﻔﻅ‬ hafiz
ta‘ẓīm (‫ )ﺘﻌﻅﻴﻡ‬ takzim
ẓālim (‫ )ﻅﺎﻠﻡ‬ zalim

Konsonan ganda diserap menjadi konsonan tunggal, kecuali kalau


dapat membingungkan.
Misalnya:
accu aki
‘allāmah alamah
commission komisi

70
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

effect efek
ferrum ferum
gabbro gabro
kaffah kafah
salfeggio salfegio
tafakkur tafakur
tammat tamat
ʼummat umat

Perhatikan penyerapan berikut!


ʼAllah Allah
mass massa
massal massal

Catatan:
Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan ba-
hasa Indonesia tidak perlu lagi diubah.
Misalnya:
bengkel nalar Rabu
dongkrak napas Selasa
faedah paham Senin
kabar perlu sirsak
khotbah pikir soal
koperasi populer telepon
lahir

Selain kaidah penulisan unsur serapan di atas, berikut ini dis-


ertakan daftar istilah asing yang mengandung akhiran serta penye-
suaiannya secara utuh dalam bahasa Indonesia.

-aat (Belanda) menjadi –at


advocaat advokat

-age menjadi -ase


percentage persentase
etalage etalase

71
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

-ah (Arab) menjadi –ah atau –at


‘aqīdah (‫ )ﻋﻗﻴﺩﺓ‬ akidah
ʼijāzah (‫ )ﺇﺠﺎﺯﺓ‬ ijazah
‘umrah (‫ )ﻋﻤﺭﺓ‬ umrah

ʼākhirah (‫ )ﺁﺨﺭﺓ‬ akhirat


ʼāyah (‫ )ﺃﻴﺔ‬ ayat
ma‘siyyah (‫ )ﻤﻌﺼﻴّﺔ‬ maksiat

ʼamānah (‫ )ﺃﻤﺎﻨﺔ‬ amanah, amanat


hikmah (‫ )ﺤﻜﻤﺔ‬ hikmah, hikmat
‘ibādah (‫ )ﻋﺐﺍﺪﺓ‬ ibadah, ibadat
sunnah (‫ )ﺳﻧﺔ‬ sunah, sunat
sūrah (‫ )ﺴﻭﺭﺓ‬ surah, surat

-al (Inggris), -eel dan -aal (Belanda) menjadi –al


structural, structureel struktural
formal, formeel formal
normal, normaal normal

-ant menjadi -an


accountant akuntan
consultant konsultan
informant informan

-archy (Inggris), -archie (Belanda) menjadi arki


anarchy, anarchie anarki
monarchy, monarchie monarki
oligarchy, oligarchie oligarki

-ary (Inggris), -air (Belanda) menjadi -er


complementary,
complementair komplementer
primary, primair primer
secondary, secundair sekunder

72
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

-(a)tion (Inggris), -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si


action, actie aksi
publication, publicatie publikasi

-eel (Belanda) menjadi -el


materieel materiel
moreel morel

-ein tetap -ein


casein kasein
protein protein

-i, -iyyah (akhiran Arab) menjadi –i atau -iah


‘ālamī (‫ )ﻋﺎﻠﻤﻲ‬ alami
ʼinsānī (‫ )ﺇﻨﺴﺎﻨﻲ‬ insani
‘āliyyah (‫ )ﻋﺎﻠﻴّﺔ‬ aliah
‘amaliyyah (‫ )ﻋﻤﻠﻴّﺔ‬ amaliah

-ic, -ics, dan -ique (Inggris), -iek dan -ica (Belanda) menjadi -ik, ika
dialectics, dialektica dialektika
logic, logica logika
physics, physica fisika
linguistics, linguistiek linguistik
phonetics, phonetiek fonetik
technique, techniek teknik

-ic (Inggris), -isch (adjektiva Belanda) menjadi -ik


electronic, elektronisch elektronik
mechanic, mechanisch mekanik
ballistic, ballistisch balistik

-ical (Inggris), -isch (Belanda) menjadi -is


economical, economisch ekonomis
practical, practisch praktis
logical, logisch logis

73
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

-ile (Inggris), -iel (Belanda) menjadi -il


mobile, mobiel mobil
percentile, percentiel persentil
projectile, projectiel proyektil

-ism (Inggris), -isme (Belanda) menjadi -isme


capitalism, capitalisme kapitalisme
communism, communisme komunisme
modernism, modernisme modernisme

-ist menjadi -is


egoist egois
hedonist hedonis
publicist publisis

-ive (Inggris), -ief (Belanda) menjadi -if


communicative,
communicatief komunikatif
demonstrative, demonstratief demonstratif
descriptive, descriptief deskriptif

-logue (Inggris), -loog (Belanda) menjadi -log


analogue, analoog analog
epilogue, epiloog epilog
prologue, proloog prolog

-logy (Inggris), -logie (Belanda) menjadi -logi


technology, technologie teknologi
physiology, physiologie fisiologi
analogy, analogie analogi

-oid (Inggris), oide (Belanda) menjadi -oid


anthropoid, anthropoide antropoid
hominoid, hominoide hominoid

-oir(e) menjadi -oar
trotoir trotoar
repertoire repertoar

74
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

-or (Inggris), -eur (Belanda) menjadi -ur, -ir


director, directeur direktur
inspector, inspecteur inspektur
amateur amatir
formateur formatur

-or tetap -or


dictator diktator
corrector korektor
distributor distributor

-ty (Inggris), -teit (Belanda) menjadi -tas


university, universiteit universitas
quality, kwaliteit kualitas
quantity, kwantiteit kuantitas

-ure (Inggris), -uur (Belanda) menjadi -ur


culture, cultuur kultur
premature, prematuur prematur
structure, struktuur struktur

-wi, -wiyyah (Arab) menjadi -wi, -wiah


dunyāwī (‫ )دنياوى‬ duniawi
kimiyāwī (‫ )ﮐﻴﻤﻴﺎﻮﻰ‬ kimiawi

lugawiyyah (‫ )لغوىّة‬ lugawiah

75
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

INDEKS

A G
akronim, 26 gabungan huruf konsonan, 4,
alamat, 28, 31, 39, 42, 55 21, 22
anak kalimat, 40 gabungan kata, xi, 18, 19, 20
angka, xi, 29, 31, 32, 33, 36, 37, gambar, 36, 37, 39
43, 48, 49, 54, 56 gelar, 7, 12, 24, 26, 43
angka Arab, 29 grafik, 36, 37
angka Romawi, 29
apostrof, 56 H
huruf, xi, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
B 10, 11, 12, 14, 17, 20, 21, 22,
bagan, 36, 37 23, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32,
bentuk dasar, 8, 16, 22 33, 34, 35, 36, 37, 48, 49, 54,
bentuk terikat, 17, 49 55, 56
bentuk ulang, 11, 18 huruf abjad, 1
bilangan, 29, 30, 31, 32, 33, 34, huruf diftong, 4, 20
38, 50 huruf kapital, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
bin, 6 11, 12, 27, 28, 35, 48, 49
binti, 6 huruf konsonan, 3, 5, 21, 22
boru, 6 huruf miring, 13, 14
huruf tebal, 14, 15
C huruf vokal, 2, 4, 20, 21
catatan akhir, 42
catatan kaki, 42 I
ikhtisar, 36
D ilustrasi, 36, 38
daftar, 13, 36, 38, 71 imbuhan, 16, 22, 48
daftar pustaka, 13, 38, 42, 47 induk kalimat, 40
diakritik, 2, 3 istilah khusus, 19

76
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

K L
kalimat, 5, 6, 13, 14, 30, 36, 40, lambang kimia, 28
41, 42, 44, 45, 48, 49, 50, 51,
52, 54, 55 M
kalimat majemuk, 40, 44 maha, 17, 18
kalimat penjelas, 55 mata uang, 28
kalimat perintah, 42
kalimat seru, 42 N
kalimat setara, 44 nama diri, 4, 10, 14, 24, 27, 28,
kalimat tanya, 42, 50 43
kata, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 11, 12, 13, nama gelar, 7, 12
14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, nama geografi, 9, 10, 34
23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, nama instansi, 8
34, 38, 40, 41, 44, 46, 47, 48, nama jabatan dan pangkat, 7, 8
49, 53, 54, 55, 56, 59, 63, 69 nama jenis, 6, 10
kata berimbuhan, xi, 16, 22 nama negara, 11
kata dasar, 16, 18, 20, 21, 22, nama orang, 5, 6, 7, 8, 14, 24,
23 26, 43
kata depan, 24 nama tempat, 8, 42, 54
kata ganti, 6, 13, 34, 48, 49 nomor surat, 55
kata majemuk, 19
kata penghubung, 25, 40 P
kata sandang, xi, 34 partikel, xi, 25, 26
kata seru, 41 pembilangan, 39
kata tugas, 6, 11 pemenggalan kata, 20, 22, 23
kata turunan, 8, 17, 22 pemerian, 46
kata ulang, 11, 47 pemerincian, 39, 45, 54
kekerabatan, 12 penomoran, 37
keterangan aposisi, 43, 50 perincian, 30, 37, 45, 46
keterangan pewatas, 44 petikan, 6, 41, 52, 53
keterangan tambahan, 43 pustaka, 13, 38
klausa, 45
konsonan ganda, 70 S
konsonan tunggal, 70 satuan ukuran, 6, 28
kutipan, 51 singkatan, xi, 12, 17, 24, 26, 27,
28, 43, 48, 49

77
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

T tanda tanya, 50
tabel, 36, 37, 38 tanda titik, 26, 27, 28, 36, 37,
takaran, 28 38, 39, 44, 51
tanda baca, xii, 36 tanda titik dua, 45, 46, 47
tanda elipsis, 51, 52 tanda titik koma, 44
tanda garis miring, 55, 56 timbangan, 28
tanda hubung, 17, 18, 19, 47,
48, 49 U
tanda koma, 39, 40, 41, 42, 43, ukuran, 28, 31
44, 45 unsur serapan, 58, 71
tanda kurung, 37, 50, 54
tanda kurung siku, 55 V
tanda penyingkat, xii, 56 van, 6
tanda petik, 52, 53
tanda petik tunggal, 53 W
tanda pisah, 49, 50 waktu, 31, 37, 44
tanda seru, 51

78
DAFTAR PUSTAKA

Google. “Arabic Romanization Table.” Diakses 26 Januari 2018.


https://www.loc.gov/catdir/cpso/romanization/arabic.pdf.
Google. “Kate L. Turabian, A Manual for Writers, Eighth Edition.”
Diakses 29 Januari 2018.
www.press.uchicago.edu/books/turabian/manual/ index.html.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Indonesia Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016.
Tim Penulis. Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah (Makalah,
Proposal, Tesis, dan Disertasi). Mataram: Pascasarjana UIN
Mataram, 2017.
_______. Pedoman Akademik Program Magister dan Doktor
Pengkajian Islam 2016-2020. Jakarta: Sekolah Pascasarjana
UIN Syarif Hidayatullah, 2016.
_______. Pedoman Penulisan Bahasa Indonesia, Transliterasi, dan
Pembuatan Notes dalam Karya Ilmiah. Jakarta: Sekolah
Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2014.
_______. Pedoman Penulisan Disertasi. Yogyakarta: Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga, 2015.
_______. Pedoman Penulisan Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi
Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya. Surabaya:
Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015.
_______. Pedoman Penulisan Skripsi IAIN Mataram. Mataram: IAIN
Mataram, 2017.
_______. Pedoman Tesis dan Disertasi Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2017.
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 7142 TAHUN 2017
TENTANG
PENCEGAHAN PLAGIARISM
DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,


Menimbang : a. bahwa dalam rangka pencegahan Plagiarism dalam
publikasi ilmiah dan penelitian di Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam perlu adanya panduan tentang
pencegahan Plagiarism di Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam;
b. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam tentang Pencegahan
Plagiarism di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4219);
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 157);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun Nomor 5670);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009
Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5007);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di
Perguruan Tinggi;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat;
11. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


TENTANG PENCEGAHAN PLAGIARISM DI PERGURUAN
TINGGI KEAGAMAAN ISLAM.
KESATU : Menetapkan Panduan tentang Pencegahan Plagiarism di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan ini.
KEDUA : Panduan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU
merupakan acuan dalam Pencegahan Plagiarism di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 27 Desember 2017

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

KAMARUDDIN AMIN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 7142 TAHUN 2017
TENTANG
PENCEGAHAN PLAGIARISM DI PERGURUAN TINGGI
KEAGAMAAN ISLAM

A. PENDAHULUAN

Dosen di perguruan tinggi mempublikasikan karya ilmiahnya


adalah bagian dari pertanggungjawaban keilmuan kepada
masyarakat. Ilmu pengetahuan yang diperoleh dan selanjutnya
ditransformasikan di perguruan tinggi juga harus dibagi kepada
masyarakat, sehingga masyarakat dapat merasakan keberadaan
pendidikan tinggi tersebut.
Hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah apakah karya yang
dipublikasikan tersebut merupakan karya orisinil? Pertanyaan seperti
inilah yang mendasari perlunya penerbitan regulasi yang dapat
mengendalikan produksi penulisan karya ilmiah agar sesuai dengan
ketentuan dan etika akademik. Salah satunya adalah ketentuan
tentang penanganan plagiat dalam karya ilmiah.
Plagiarism atau plagiat dapat terjadi karena tak disengaja. Hal itu
disebabkan karena kurang memahami tatakrama pengutipan atau
perujukan gagasan atau pendapat orang lain, atau karena
keterbatasan pelacakan sumber-sumber informasi dari literatur-
literatur ilmiah. Oleh sebab itu, etika setiap penulis harus berusaha
maksimal untuk memastikan bahwa karya tulisnya bukan buah karya
orang lain. Dalam karya tulis penelitian banyak informasi dan
gagasan-gagasan dari kerja peneliti lain (yang terdahulu) dimasukkan
ke dalamnya. Tujuan pemasukan informasi dan gagasan-gagasan dari
karya tulis peneliti lain adalah untuk melakukan tinjauan atas hasil-
hasil yang telah dicapai sebelumnya, sekaligus untuk menyoroti
kelemahan-kelemahan yang ditemukan. Atau sebaliknya, pemasukan
tersebut bermaksud untuk memperkukuh pernyataan atau gagasan
itu dengan membeberkan sejumlah bukti-bukti ilmiah yang baru dari
hasil penelitian yang dilakukan. Semua gagasan dan pendapat yang
dirujuk itu harus ditampilkan dengan jelas dalam tulisan sehingga
mereka terlihat sebagai karya orang lain dan bukan karya sendiri.
Penanganan tindak plagiat harus dimulai sejak mahasiswa pada
jenjang program sarjana. Perguruan Tinggi seharusnya sudah
mengintegrasikan komitmen deteksi plagiat ini dalam setiap mata
kuliah yang disampaikan kepada mahasiswa terutama mata kuliah
yang sudah mengedepankan berpikir kritis atau melalui penulisan
makalah. Untuk itu, ketentuan tentang langkah-langkah
pendeteksian ini perlu dilakukan sejak dini dan lebih sistematis. Pada
akhirnya pada saat publikasi karya ilmiah pada jurnal-jurnal yang
bereputasi baik nasional maupun internasional, plagiarism sudah
terminimalisasi.
B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional


Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4219);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4496) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 5670);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5007);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan
Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5500);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan
Tinggi;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat;
11. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Mengendalikan penerbitan karya ilmiah agar sesuai dengan
ketentuan dan etika akademik.
2. Memberikan petunjuk dan langkah bagi perguruan tinggi dalam
penanganan plagiat pada karya ilmiah.
3. Memberikan instrumen dan kepastian hukum dalam penanganan
pelanggaran etika akademik.
D. KETENTUAN PLAGIARISM

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Plagiarism


Dalam rangka meningkatkan kualitas penulisan karya ilmiah baik
dalam skripsi, tesis maupun disertasi, perlu ditekankan langkah-
langkah penindakan plagiat pada penulisan karya-karya tesebut.
Untuk itu, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk
suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh
karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai
b. Yang dimaksud dengan karya ilmiah pada huruf (a) terdiri dari
skripsi, tesis, disertasi, buku dan artikel untuk jurnal yang akan
dipublikasikan pada jurnal terakreditasi bereputasi.
c. Ruang Lingkup Plagiat
Berdasarkan beberapa definisi plagiat di atas, berikut ini
diuraikan ruang lingkup plagiarism:
1) Mengutip kata‐kata atau kalimat orang lain tanpa
menggunakan tanda kutip dan tanpa menyebutkan
identitas sumbernya.
2) Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain
tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
3) Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.
4) Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.
5) Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke
dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya)
tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
6) Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau
telah dipublikasikan oleh pihak lain seolah‐olah sebagai
karya sendiri.

2. Tipe-tipe Plagiarism. Ada beberapa tipe plagiarism yaitu:


a. Plagiarism kata demi kata. Penulis menggunakan kata‐kata
penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya.
b. Plagiarism atas sumber. Penulis menggunakan gagasan orang
lain tanpa memberikan pengakuan yang cukup (tanpa
menyebutkan sumbernya secara jelas).
c. Plagiarism Kepengarangan. Penulis mengakui sebagai
pengarang karya tulis karya orang lain.
d. Self Plagiarism. Termasuk dalam tipe ini adalah seperti penulis
mempublikasikan satu artikel pada lebih dari satu redaksi
publikasi dan mendaur ulang karya tulis/karya ilmiah. Yang
penting dalam menghindari self plagiarism adalah bahwa ketika
mengambil karya sendiri, maka ciptaan karya baru yang
dihasilkan harus memiliki perubahan yang berarti. Artinya
karya lama merupakan bagian kecil dari karya baru yang
dihasilkan. Sehingga pembaca akan memperoleh hal baru, yang
benar‐benar penulis tuangkan pada karya tulis yang
menggunakan karya lama.

3. Untuk menghilangkan plagiarism dalam karya ilmiah, maka setiap


PTKI harus menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Setiap pelaksanaan ujian skripsi, tesis, disertasi, dan publikasi
karya ilmiah, karya tersebut harus terbebas dari plagiarism
yang ditunjukkan dengan hasil rekam deteksi plagiarism.
b. Deteksi plagiarism dapat dilakukan secara manual maupun
berbasis aplikasi online.
c. Pelaksanaan deteksi plagiarism dilakukan oleh LP2M/P3M
PTKI, perpustakaan atau lembaga sejenis yang bertanggung
jawab menangani penelitian, karya ilmiah dan/atau publikasi.
d. Lembaga sebagaimana dimaksud pada huruf b dapat
berkoordinasi atau memandatkan kepada Wakil Dekan atau
Wakil Ketua yang bertanggung jawab di bidang akademik untuk
melakukan deteksi plagiat.
e. Setelah dilakukan deteksi plagiat, LP2M/P3M atau lembaga
yang diberi mandat tersebut dapat menerbitkan surat
keterangan bebas plagiarism sesuai batas toleransi kesamaan
kata yang ditetapkan.
f. Batas toleransi sebagaimana dimaksud pada huruf b adalah
berbasis aplikasi deteksi plagiarism, dengan ketentuan sebagai
berikut:
i. Untuk karya ilmiah atau skripsi sebagai persyaratan
kelulusan pada jenjang D-4 atau Program Sarjana
maksimal 25%.
ii. Untuk tesis dan disertasi sebagai persyaratan kelulusan
pada jenjang Program Magistern dan doktor maksimal 20%.
d. Karya yang tidak memenuhi standar minimal sebagaimana pada
huruf f tidak dapat dilanjutkan untuk disidangkan
(munaqasyah) atau dipublikasikan pada jurnal ilmiah.
e. Untuk lebih mempercepat terwujudnya tradisi terbebas dari
tindak plagiarism, seluruh dosen diwajibkan untuk membangun
komitmen anti plagiarism yang terintegrasi dalam mata kuliah.

4. Sanksi Plagiarism.
a. Merujuk pada Undang‐Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, sanksi bagi masyarakat yang
melakukan plagiat, khususnya yang terjadi di lingkungan
akademik adalah sebagai berikut:
1) Pasal 25 ayat 2:
Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan
untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi
terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya.
2) Pasal 70:
Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk
mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2) terbukti
merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling
lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010
mengatur sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan
tindakan plagiat adalah sebagai berikut:
1) Teguran
2) Peringatan tertulis
3) Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
4) Pembatalan nilai
5) Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai
mahasiswa
6) Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai
mahasiswa
7) Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses
pendidikan.

E. PENUTUP
Panduan ini merupakan acuan dalam Pencegahan Plagiarism di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Hal-hal yang belum dijelaskan
dalam panduan ini akan dijelaskan dalam ketentuan lainnya.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

KAMARUDDIN AMIN
Mencetak magister dan doktor yang unggul bereputasi
internasional di bidang pengembangan kajian Islam, sains,
teknomoli dan peradaban secara integratif

Pendidikan Agama Islam (PAI), Terakreditasi B


Hukum Keluarga Islam (HKI), Terakreditasi A
Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Terakreditasi B
Ekonomi Syariah (ES), Terakreditasi Baik Sekali
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Terakreditasi B
Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Terakreditasi B

Pendidikan Agama Islam (PAI), Terakreditasi Baik Sekali

Unity, Integrity, and Novelty


Office: Jalan Pendidikan 35 Mataram
www.pascasarjana.uinmataram.ac.id email: pascasarjana@uinmataram.ac.id

Anda mungkin juga menyukai