Oleh :
2014
Bab I
Pendahuluan
geologi sampling
surveying perawatan
kestabilan penggalian PENAMBANGAN kesehatan & keselamatan
perancangan & -pemberaian ventilasi
perekayasaan -pemuatan kontrol air
pengadaan -pengankutan kontrol lingkungan
power -kontrol biaya
bijih untuk diproses lebih lanjut
Gambar 2.2
Bentuk Penampang Segi Tiga
Dimana :
B = Lebar atas saluran (m)
h = Kedalaman air (m)
d = Kedalaman saluran (m)
a = Panjang sisi saluran (m)
A
R = Jari-jari hidrolik (m)
P
Z = Tetapan
2.4.2. Bentuk Penampang Trapesium
Saluran ini merupakan saluran yang umum digunakan, karena kemudahan
dalam pembuatannya baik dengan tenaga manusia maupun dengan alat-alat mekanis.
Kelebihan bentuk ini dapat menampung volume air lebih besar dan sesuai dengan
kondisi tanah lepas.
Bentuk penampang trapesium adalah bentuk kombinasi antara bentuk
penampang segitiga dan bentuk penampang segi empat yang paling umum digunakan
untuk saluran yang berdinding tanah dan tidak dilapisi konstruksi dari bahan tertentu
sebab kemiringan dindingnya dapat disesuaikan dengan konidisi tanah setempat.
Gambar 2.3
Bentuk Penampang Trapesium
Dimana :
B = Lebar atas saluran (m)
b = Lebar dasar saluran (m)
R = Jari-jari hidrolik (m)
d = Kedalaman saluran (m)
h = Kedalaman air (m)
α = Sudut kemiringan saluran (˚)
a = Panjang sisi saluran (m)
Z = Tetapan
W = Faktor keamanan (0,20 m)
Untuk menentukan dimensi saluran yang berbentuk trapesium dengan luas
penampang hidrolis optimum, maka luas penampang basa (A), jari-jari hidrolik (R),
kedalam air (h), lebar penampang basa (B), lebar dasar saluran (b), kemiringan dinding
saluran (m), dapat memiliki hubungan yang dinyatakan dalam persamaan-persamaan
sebagai berikut :
Diketahui :
Z = Cotg
α = 60
b 2
=
h 3
W = 0,20 m
Maka didapat :
A = (b + zh) h ………………………………………………… (3.9)
P = b + 2h 1 (z)2 ………………………………………….(3.10)
R = A/P ……………………………………………………….(3.11)
Dimana :
b = Lebar dasar saluran (m)
A = Luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah (m)
R = Jari-jari hidrolik (m)
α = Sudut kemiringan saluran (˚)
W = Faktor keamanan (0,20 m)
Untuk mengetahui kapasitas pengaliran suatu saluran air dapat dihitung dengan
rumus Manning sebagai berikut :
2 1
1 3
Q = . R . S 2 . A ………………………………………(3.12)
n
Dimana :
Gambar 2.4
Bentuk Penampang Segi Empat
Dimana :
B = Lebar atas saluran ( m )
b = Lebar dasar saluran ( m )
d = Kedalaman saluran ( m )
bh
R = Jari – jari hidrolik ( m ) = 2h
b
h = Kedalaman air ( m )
Tabel 2.1
Koefisien Kekasaran Manning
Gambar 2.5
Bentuk Kolam Pengendapan Zig-Zag
BAB III
DASAR HUKUM
Gambar5.1Pendataan Limbah B3
Tabel5.2 Jenis Limbah B3
Unit Bisnis
Jenis Limbah Satuan UBPN UBP UBPP UBPN
Sultra Emas LM Malut
Oli bekas, minyak bekas dan lumpur minyak Liter 2,022,1 278,435
31,200 77
53
Grease Bekas (Gemuk) Kg 1,922 100
Abu insinerator Kg 270 5,632
Sampah B3 padat lain
Kemasan bekas kontaminasi, limbah medis Kg
10,001 375 752 310
dan Filter bekas, lampu bekas
Botol bekas kimia pcs 39
Aki bekas unit 17 407
Sludge kg 13,002 31,866
Jerigen B3/eks-kimi pcs 1,029
Limbah cair IPAL (spent electrolite, ethil m3
723
acetate, limbah AAS)
DAFTAR PUSTAKA
Ganti, Abraham. 2008, “Potensi Pemanfaatan Low Nickel Slag Sebagai Pengganti
Semen dan Agregat Kasar”. Universitas Petra Surabaya
Sugiri, S., Khosoma, L.K, 1997, “Penggunaan Terak Nikel Sebagai Agregat Beton
Mutu Tinggi”. Thesis Program Magister. Institut Teknologi Bandung
Sugiri, S., Soenardi, B. W., Sutha, G. P., Louis. 2005. “ Penggunaan Terak Nikel
Sebagai Agregat Beton Pemberat Pipa Gas Lepas Pantai. Jurnal Teknik Sipil
Laporan keberlanjutan PT. Antam, Tbk Tahun 2012, “ Menjadi yang terbaik di
tengah tantangan “
DOKUMENTASI
LOKASI PENAMBANGAN
DOKUMENTASI
SARANA PENGENDALI EROSI DAN
SEDIMENTASI
Drainase limpasan air tambang
Sediment pond
Sediment pond
Sedi
ediment pond yang ditimbun dengan slag
Se
Sediment pond pada musim kemarau