Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang atas rahmat-Nya
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah "10 pelanggaran HAM berat yang terjadi di
Indonesia dan cara penanggulangannya"
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada ibu indah Susanti yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Maka dari itu kritik dan saran teman-teman serta ibu indah
sangat dapat berguna bagi saya dan pihak lain yang berkepentingan disini.

Prabumulih, Januari 2022

ii
Daftar Isi

Halaman Judul ………………………………………………………………. i

Kata Pengantar ……………………………………………………………… ii

Daftar Isi ……………………………………………………………………. iii

Bab I Pendahuluan …………………………………………………………...1

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………......1

1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………….1

1.3. Tujuan …………………………………………………………………...1

Bab II Pembahasan ………………………………………………………...... 2

2.1. Pengertian HAM menurut para ahli …………………..……………….... 2

2.2. Cara menyelesaikan kasus Pelanggaran HAM berat …………………… 3

2.3. Contoh pelanggaran HAM berat di Indonesia ………………………….. 3

Bab III Kesimpulan & Saran …………………..……………………………..7

3.1. Kesimpulan …………………..…………………………………………. 7

3.2. Saran …………………..……………………………………….………... 7

Daftar Pustaka …………………..………………….………………………... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut filsuf Inggris, John Locke, hak asasi manusia adalah hak yang
dibawa sejak lahir, secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat
diganggu gugat (bersifat mutlak).
Tertulis juga dalam UU No. 39 Tahun 1999, hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
HAM meliputi hak asasi pribadi, hak asasi ekonomi, hak asasi politik,
hak asasi sosial dan kebudayaan, hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang
sama dalam hukum dan pemerintahan, serta hak asasi manusia untuk
mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang bisa kami ambil,yaitu...
1.Bagaimana Cara menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat?
2.Apakah ada pembatasan dalam HAM?
3.Buatlah 10 contoh pelanggaran HAM berat di Indonesia

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman
dan kesadaran kepada kita semua tentang bagaimana pelanggaran-pelanggaran
HAM yang pernah terjadi di Indonesia, sehingga bisa dijadikan pembelajaran
untuk mencegah pelanggaran HAM selanjutnya terlebih pelanggaran HAM
berat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HAM menurut para ahli:


1.United Nations Center for Human Right
HAM menurut UN Nation adalah hak yang melekat pada manusia
dan bersifat universal. Hal tersebut berasal dari harkat dan martabat
manusia tanpa memandang sara, ras, warna kulit, jenis kelamin, orientasi
seksual, dan lain sebagainya.

2.Soedjono Dirdjosisworo.
Soedjono Dirdjosisworo mendefinisikan bahwa HAM adalah hak-
hak yang melekat pada individu sejak lahir. Hak tersebut tidak dapat
dibatasi, dikurangi, maupun diingkari oleh siapapun karena merupakan
nilai-nilai dan martabat kemanusiaan setiap individu.

3.Jan Martenson.
Jan Materson merupakan anggota komisi HAM dalam organisasi
PBB. Menurut Jan Martenson HAM dapat didefinisikan sebagai sesuatu
yang melekat dalam diri manusia. Tanpa HAM manusia tidak dapat hidup
sebagai manusia.

4.Kuntjoro Purbopranoto.
HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia menurut
kodratnya. HAM tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya dan karena itu
HAM bersifat suci.
(Sumber:https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5725695/apa-itu-ham-ini-
definisi-dari-jan-materson-john-locke-dan-un-human-right ,di unduh: Sabtu,
15 Januari 2022,pukul 22:40 WIB)

2
3
2.2 Cara menyelesaikan kasus Pelanggaran HAM berat
Menurut ketentuan UU No. 26 Tahun 2000, pelanggaran HAM
berat yang terjadi sebelum berlakunya UU tersebut dapat diselesaikan
melalui Pengadilan HAM Ad hoc yang dibentuk dengan Keputusan
Presiden atas usul DPR (Pasal 43) atau melalui Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi (Pasal 47).8 Sep 2021 (Sumber:https://kejari-
pulangpisau.kejaksaan.go.id › ,di unduh: Sabtu, 15 Januari 2022, pukul
23:29 WIB)
Meski HAM dapat dibatasi, namun pembatasan tersebut tidak
boleh diskriminatif, menghambat atau bahkan menghilangkan secara sah
kesempatan yang sama di depan hukum dan pemerintahan.14 Nov 2019.
(Sumber:https://www.mkri.id › ,di unduh:Sabtu, 15 Januari
2022,pukul:23:32)

2.3 Contoh pelanggaran HAM berat di Indonesia:


1.Pembersihan PKI (1965-1966).
Berkaitan dengan dibunuhnya 30 jenderal dalam peristiwa 30
September 1965 (G30S/PKI), pemerintahan Orde Baru menuding PKI
sebagai biang keroknya.Pada saat itu, pemerintah melakukan operasi
pembersihan PKI dan simpatisannya untuk membubarkan organisasi
komunis tersebut. Komnas HAM memperkirakan ada sekitar 500 ribu
hingga 3 juta warga tewas terbunuh dalam operasi tersebut.

2.Penembakan Misterius (1982-1986).


Kasus penembakan misterius (Petrus) alias operasi clurit
merupakan operasi rahasia yang dilakukan pada masa pemerintahan
Presiden Soeharto.Operasi tersebut berdalih untuk menekan tingkat
kejahatan yang begitu tinggi pada saat itu.Secara umum, operasi ini
merupakan penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang
diduga mengganggu ketenteraman masyarakat.Hingga saat ini, pelakunya
tidak pernah tertangkap dan tidak pernah diadili.

4
3.Tragedi Talangsari (1989).
Tragedi Talangsari yang terjadi di Lampung pada 7 Februari 1989
termasuk dalam salah satu pelanggaran HAM berat di Indonesia. Pada
masa tersebut Soeharto mengadakan program Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila(P-4).Program ini banyak menyasar masyarakat
Islam yang kritis terhadap pemerintahan Orde Baru.
Sampai akhirnya hal tersebut memancing reaksi kelompok Islam di
Indonesia, termasuk kelompok Warsidi di Lampung.Akhirnya kelompok
Warsidi dituduh radikal dan mendapat perlakuan represif dari militer serta
polisi yang menyebabkan tragedi pembantaian. Dalam tragedi tersebut,
ada sekitar 130 orang tewas dan 229 dianiaya.

4.Tragedi Rumoh Geudong, Aceh (1989-1998).


Tragedi Rumoh Geudong merupakan sebuah tragedi penyiksaan
oleh aparat TNI terhadap masyarakat Aceh selama masa konflik
Aceh.Salah satu kasus pelanggaran HAM di Indonesia ini terjadi di sebuah
rumah tradisional Aceh yang merupakan markas TNI di desa Billie.Rumah
tersebut menjadi tempat penyiksaan kejam saat konflik tersebut
berkecamuk.

5.Pembunuhan Marsinah (1993).


Marsinah adalah seorang buruh pabrik dan aktivis pada zaman
Orde Baru yang tewas karena penyiksaan.Pada tanggal 3-4 Mei 1998,
Marsinah beserta rekan-rekannya melakukan demonstrasi karena pabrik
tempatnya bekerja tidak menaikkan upah sesuai edaran gubernur Jawa
Timur.Pada siang tanggal 5 Mei, 13 teman Marsinah ditangkap Kodim
Sidoarjo atas tuduhan penghasutan kepada para buruh agar tidak masuk
kerja.Rekan-rekannya mendapat paksaan untuk mengundurkan diri.
Marsinah pun datang ke Kodim untuk menanyakan di mana keberadaan

5
rekan-rekannya. Malamnya, Marsinah menghilang dan tidak ada yang tahu
keberadaannya.
Marsinah baru ditemukan pada tanggal 8 Mei 1993 dalam keadaan
meninggal dan berdasarkan hasil autopsi ia mengalami penyiksaan berat.

6.Tragedi Trisakti (1998).


Tragedi Trisakti merupakan salah satu kasus pelanggaran HAM di
Indonesia yang selalu dikenang.Pada 12 Mei 1998, terjadi peristiwa
penembakan terhadap mahasiswa demonstran di Trisakti yang menuntut
Soeharto turun dari jabatan presiden.Ada empat orang mahasiswa yang
tewas dalam tragedi tersebut, yakni Elang Mulia Lesmana, Hafidhin
Royan, Hendriawan Sie, dan Hery Hartanto.

7.Penculikan Aktivis 97/98 (1997-1998)


Tragedi Penculikan Aktivis 97/98 merupakan operasi penghilangan
orang secara paksa, khususnya terhadap para aktivis pro-demokrasi
menjelang Pemilu 1997 dan Sidang Umum MPR 1998.Tragedi ini
mengakibatkan 1 orang tewas, 11 orang mendapat siksaan berat, 23 orang
hilang, dan 19 orang kehilangan kemerdekaan fisiknya.

8.Tragedi Semanggi I & II (1998-1999).


Kasus pelanggaran HAM berikutnya adalah Tragedi Semanggi
yang merupakan dua rangkaian kejadian protes masyarakat terhadap
Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan tewasnya rakyat sipil Tragedi
Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 dan menyebabkan 17
warga sipil tewas.Sementara itu, Tragedi Semanggi II terjadi pada 24
September 1999 dan menyebabkan 12 orang tewas (1 mahasiswa) serta
217 korban luka-luka.

9.Bom Bali I & II (2002 & 2005).

6
Bom Bali merupakan aksi terorisme yang termasuk dalam salah
satu kasus pelanggaran HAM berat. Aksi pengeboman ini terjadi dua kali,
Bom Bali I terjadi pada 12 Oktober 2002 dan Bom Bali II terjadi pada 1
Oktober 2005.Bom Bali I meledak di Kuta dan menyebabkan 202 orang
tewas serta 209 luka-luka.Pada Bom Bali II, terdapat tiga buah bom yang
meledak, yakni satu di Kuta dan dua di Jimbaran.Tragedi ke-2 ini
menewaskan 23 orang (4 wisatawan asing dan tiga pelaku) serta 196 orang
luka-luka.

10.Pembunuhan Munir (2004).

Kasus Pembunuhan Munir merupakan kasus pelanggaran HAM


yang hingga kini belum terselesaikan karena masih menjadi misteri. Munir
Said Thalib merupakan seorang aktivis HAM yang membela keluarga
korban Penculikan Aktivis 97/98.Pada tahun 2004, Munir tewas dalam
pesawat tujuan Amsterdam akibat diracun menggunakan senyawa arsenik.

(Sumber:https://www.99.co/blog/indonesia/kasus-pelanggaran-ham-di-
indonesia/ ,di unduh:Minggu, 16 Januari 2022,Pukul:07:25)

7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Dari uraian yang di jabarkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

Jaminan akan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia merupakan salah
satu unsur yang harus dapat dipenuhi oleh negara. Hal tersebut bahkan secara
tegas di atur dan ditetapkan di dalam undang-undang dasar 1945 sebagai dasar
konstitusi negara Republik Indonesia. Perlindungan yang dilakukan oleh
pemerintah di bidang hak asasi manusia juga berarti melakukan perlindungan
terhadap hak asasi perempuan. Sebagai salah satu kelompok paling rawan menjadi
korban pelanggaran HAM,tentu diperlukan perhatian khusus dari pemerintah bagi
perlindungan hak asasi perempuan di Indonesia.

1.3 Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

8
Daftar Pustaka

Situs Internet:

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5725695/apa-itu-ham-ini-definisi-dari-
jan-materson-john-locke-dan-un-human-right

https://kejari-pulangpisau.kejaksaan.go.id

https://www.mkri.id

https://www.99.co/blog/indonesia/kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai