Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang hubungan
internasional NATO (North Atlantic Treaty Organization) .

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai hubungan internasional, yaitu berupa organisasi NATO (North
Atlantic Treaty Organization). Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Penulis
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


NATO (North Atlantic Treaty Organization) merupakan organisasi internasional yang
memiliki pengaruh besar namun, bukan hanya bagi negara-negara anggotanya, namun
juga dalam dunia internasional. Dalam prakteknya saat ini, NATO sangat dipengaruhi
oleh dominasi Amerika Serikat, seolah NATO merupakan alat untuk mencapai
kepentingan AS, hal ini merupakan salah satu dinamika internal NATO. Kerjasama
antara NATO–Rusia, merupakan hal yang selalu diwaspadai oleh Amerika Serikat,
dimana ada indikasi Rusia ingin mengubah beberapa system yang diterapkan oleh
NATO.
Tujuan utama didirikannya NATO sebagai lembaga keamanan bersama telah
mengalami perluasan. Saat ini, NATO merupakan organisasi pertahanan bersama untuk
pengumpulan kekuatan, hal ini sebagai bentuk penyesuaian NATO bagi keadaan dunia
yang semakin berkembang.
Sukses atau tidaknya NATO tergantung pada aturan resmi kelembagaan yang
berlaku pada NATO dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam NATO, seperti
masalah keanggotaan, system pengambilan keputusan, mekanisme keuangan
organisasi, dan lain-lain. Dinamika internal, merupakan hal yang tak luput dari
perkembangan NATO, dimana sering terjadi benturan kepentingan antara anggota-
anggota NATO, misalnya Jerman dan Amerika Serikat.
1.2 Rumusan Masalah
1.        Bagaimana sejarah berdirinya organisasi militer NATO ?
2.        Bagaimana keanggotaan NATO ?
3. Apa saja fungsi dan tujuan yang ingin dicapai dengan di bentuknya NATO ?
4.        Bagaimana struktur organisasi dalam NATO ?
5. Bagaimana peranan dan kiprah NATO pasca Perang Dingin ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya organisasi militer NATO.


2.      Untuk mengetahui bagaimana keanggotaan NATO.
3.      Untuk mengetahui fungsi dan tujuan yang ingin dicapai dengan dibentuknya
NATO.
4.      Untuk mengetahui struktur organisasi dalam NATO.
5. Untuk mengetahui bagaimana peranan dan kiprah NATO pasca Perang Dingin.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah NATO


North Atlantic Treaty Organization (NATO) adalah organisasi regional yang
menitikberatkan perhatian dalam bidang pertahanan negara-negara Atlantik Utara atau
organisasi internasional untuk keamanan bersama. NATO didirikan  akibat meluasnya
pengaruh Uni Soviet dengan tujuan untuk mengahadapi ancaman bahaya komunisme di
Eropa.

NATO berdiri pada tanggal 4 April 1949, NATO secara resmi dibentuk di Brussel,
Belgia. Sebagai hasil dari North Atlantic Treaty, Saat itu, ada 12 negara yang
menandatangani piagam pendirian NATO yaitu Perancis, Luxemburg, Belanda, Inggris,
Kanada, Denmark, Eslandia, Italia, Norwegia, Portugis, AS, dan Belgia. Inti dari
piagam NATO adalah kesepakatan dari negara-negara penandatangan tersebut untuk
membentuk pertahanan bersama. Dengan demikian, segala bentuk serangan yang
ditujukan kepada salah satu negara anggota NATO akan dianggap sebagai serangan
terhadap negara-negara lainnya.

Pada tahun 1960, Perancis mulai menarik pasukannya dari NATO dan mengurangi
ketergantungannya di bidang keamanan kepada pakta pertahanan tersebut. Pembentukan
NATO sebenarnya adalah konsekuensi dari situasi perang dingin pasca Perang Dunia
Kedua. Uni Sovyet yang berhaluan komunis dianggap oleh negara-negara Barat sebagai
ancaman. Karena itu, ketika Uni Sovyet mengalami keruntuhan pada awal tahun 90-an,
NATO berusaha keras mencari justifikasi atas keberadaan organisasinya. Dengan
demikian, NATO semakin kehilangan identitasnya. Yang terlihat pada NATO kemudian
adalah dominasi kuat AS atas berbagai kebijakan organisasi. Karena itu, sejumlah
negara mulai meminta agar dominasi AS itu dikurangi.

2.1.1 Latar Belakang Pembentukan NATO

Perang dunia II telah mengubah tata dunia. Di satu sisi ada negara-negara
pemenang PD II yang dipimpin oleh Uni-soviet dengan ideologi komunisnya,
sedangkan dilain pihak ada negara-negara lain yang dipimpin Amerika Serikat
mengibarkan bendera liberalisme. Perang dingin menyebabkan dunia terbagi kedalam
dua polar utama yakni polar Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Rivalitas antara keduanya menjadikan penyebab terbentuknya aliansi-aliansi


pertahanan yang kemudian di-institusionalisasikan menjadi NATO sebagai pendukung
liberalisme dan pakta warsawa pada tahun 1955 sebagai pendukung komunisme. Hal
inilah yang kemudian disebut perang dingin. Berikut ini merupakan latar belakang
pembentukan NATO pada saat perang dingin, yaitu :

1. Menghalangi ekspansionisme Uni Soviet,

2. Melarang bangkitnya kembali militerisme nasionalis di Eropa melalui kehadiran


Amerika Utara yang kuat di benua itu

3. Mendorong integrasi politik Eropa.”(NATO.Int 2012).

NATO merupakan aliansi militer yang penting pada masa perang dingin,
dimana NATO identik dengan representasi kekuatan sekutu dan memiliki fungsi sebagai
penyeimbang kekuatan pakta warsawa.

2.2 Fungsi NATO

Terdapat 3 fungsi utama NATO sebagai aliansi dan organisasi keamanan regional,
yaitu :
1. Collective Defense
2. Crisis Management
3. Cooperative Security Through Partnerships
“The Alliance is committed to protecting its members through political and military
means. It promotes democratic values and is dedicated to the peaceful resolution of
disputes. If diplomatic efforts fail, it has the military capability needed to undertake
collective defence and crisis-management operations alone or in cooperation with
partner countries and international organizations.” (nato.int 2012)

2.3 Tujuan Didirikannya NATO

Berikut ini merupakan tujuan didirikannya NATO :

1. Menyelesaikan Sengketa Secara Damai

Untuk mencegah terulangnya tragedi perang dunia maka sengketa yang terjadi antar
negara harus diselesaikan dengan cara damai yaitu dengan cara perundingan.
Disanalah peran NATO dibutuhkan oleh tiap anggotanya. Karena NATO memiliki
kuasa untuk mengatur tiap anggotanya dengan beberapa catatan maupun perjanjian
yang telah disepakati bersama..

2. Saling Membantu dan Membela Negara Sesama Anggota NATO

Tujuan lain dari NATO adalah saling membantu dan membela negara sesama
anggota NATO. Dimana apabila ada salah satu negara anggota yang diserang oleh
pihak lain maka penyerangan tersebut dianggap sebagai serangan yang ditunjukan ke
negara anggota lainnya bahkan ke pihak NATO sendiri. Sehingga anggota-anggota
NATO yang lain akan secara suka rela memberikan bantuan khususnya bantuan
militer untuk negara yang diserang tersebut.

3. Menghindarkan Penggunaan Kekerasaan dan Ancaman Militer 


Tiap negara di dunia tentunya ingin mencapai kesejahteraan dan kestabilan ekonomi
bagi negaranya. Untuk bisa mewujudkan hal tersebut maka melakukan hubungan
Internasional dengan negara lain adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Namun
Hubungan Internasional memiliki resiko karena sering kali terjadi sengketa dalam
sebuah masalah yang dialami oleh dua negara atau lebih yang saling berhubungan.
Dan apabila tidak diselesaikan dengan baik maka penyelesaian sengketa tersebut dapat
menggunakan kekerasan bahkan kekuatan militer masing-masing negara.

4. Menghapuskan Sengketa Politik Ekonomi Internasional


Dengan terjadinya Hubungan Internasional maka sektor politik dan ekonomi
tentunya menjadi bagian didalamnya. Dua sektor tersebut bisa dibilang adalah sektor
utama maupun sektor penting bagi tiap negara. Sehingga penghapusan sengketa politik
ekonomi Internasional adalah hal yang penting untuk tetap menjaga keharmonisan
hubungan tiap negara.
2.4 Keanggotaan dan Perluasan NATO

2.4.1 Keanggotaan NATO

Pada awal didirikan, NATO hanya beranggotakan 12 negara . Namun, seiring dengan
perluasan yang terjadi, pada saat ini NATO beranggotakan 28 negara. Berikut ini Negara-
negara yang menjadi anggota NATO :                   
Anggota pendiri (1949)
  Amerika Serikat   Italia
Belanda   Kanada
  Belgia   Luksemburg
  Britania Raya   Norwegia
  Denmark   Perancis
  Islandia   Portugal
Negara-negara yang bergabung pada masa Perang Dingin
  Yunani (1952)   Turki (1952)
  Spanyol (1982)   Jerman (1955)
Negara-negara yang bergabung setelah Perang Dingin
 Ceko (1999)  Lituania (2004)
 Polandia (1999)  Rumania (2004)
 Hungaria (1999)  Slowakia (2004)
 Bulgaria (2004)  Slovenia (2004)
 Estonia (2004)  Albania (1 April 2009)
 Latvia (2004)  Kroasia (1 April 2009)

2.4.2 Perluasan NATO


Perluasan NATO Pada Masa Perang Dingin ditentukan oleh kriteria yang tercantum
di dalam Traktat Washington, yaitu negara anggota harus merupakan negara demokratis,
memiliki pasar ekonomi, melindungi kebebasan dan hak asasi manusia di dalam
perbatasan mereka, dan berkomitmen untuk bertanggung jawab akan kebijakan
keamanan di luar batas negara mereka.

A. Perluasan pertama
Perluasan ini dilakukan pada tahun 1952, dengan memasukkan Yunani dan Turki
menjadi negara anggota. Tujuan NATO memasukkan kedua negara ini menjadi
anggota adalah untuk memperluas keamanan dan stabilitas di Eropa bagian tenggara.
B. Perluasan kedua
Perluasan ini dilakukan tiga tahun kemudian, pada tahun 1955 dengan memasukkan
Jerman Barat ke dalam aliansi.
C. Perluasan ketiga
Perluasan ini dilakukan pada tahun 1982 dengan memasukkan Jerman Timur yang
masih dikuasai Soviet.
Selain ketiga perluasan yang disebut di atas, ada satu perluasan lagi yang sebenarnya
terjadi di dalam NATO, yaitu bergabungnya Jerman Timur menjadi anggota NATO. Hal
ini terjadi seiring dengan bersatunya Jerman Barat dan Timur.
Putaran selanjutnya dari perluasan NATO terjadi setelah berakhirnya Perang Dingin.
Perluasan keanggotaan NATO ini didiskusikan dalam Brussels Summit di tahun 1994
untuk mempromosikan komunitas keamanan di Eropa Tengah dan Eropa Timur dengan
mengkonsolidasikan demokrasi dan memperbaiki stabilitas. Beberapa negara Eropa
Tengah pun setuju dan memutuskan bahwa masa depan kepentingan keamanan mereka
didapatkan dengan cara bergabung dengan NATO.

2.5 Struktur NATO

Struktur utama Organisasi NATO terdiri dari Civilian Structure / Civilian Branch,
Military Structure/ Military Branch dan badan-badan lain dalam NATO

2.5.1.    Civilian Branch

Civilian branch terdiri dari North Atlantic Council / Dewan Atlantik Utara yang
memiliki otoritas tertinggi dalam NATO yang terdiri dari kepala pemerintahan dari
negara-negara anggota NATO atau perwakilannya yang dipimpin oleh seorang
Sekretaris Jenderal.

Beberapa Sekretaris Jenderal NATO :


 1994 - 1995 NATO Secretary General Willy Claes
 1988 - 1994 NATO Secretary General Manfred Wörner
 1984 - 1988 NATO Secretary General Lord Carrington
 1971 - 1984 NATO Secretary General Joseph Luns
 1964 - 1971 NATO Secretary General Manlio Brosio
 1961 - 1964 NATO Secretary General Dirk U. Stikker
 1956 - 1961 NATO Secretary General Paul-Henri Spaak
 1952 - 1957 NATO Secretary General, Lord Ismay
Orang Eropa yang selalu dipilih untuk menempati posisi ini. Keputusan Dewan,
harus dengan suara bulat.Civilian structure terdiri dari :
 Private Office (PO)
 Public Diplomacy Division
 NATO Office of Security (NOS)
 Executive Management
 Division of Political Affairs and Security Policy
 Division of Defence Policy and Planning
 Division of Defence Investment

2.5.2.    Military Branch


Military Branch terdiri dari Allied Command Atlantic, Allied Command
Channel, Allied Command Europe. Allied Command Europe merupakan jantung NATO
dalam tradisi.yang selalu dikomandani oleh jenderal dari Amerika Serikat. Para letnal
kolonel tersebut memberikan laporan kepada komite Militer NATO yang kemudian
dibawa kepada Dewan Atlantik utara. Komite Militer terdiri dari kepala staf militer atau
perwakilan lainnya dari negara-negara anggota NATO. Dengan demikian, maka
Military structure juga terdiri dari : The Military Committee, International Military
Staff, Allied Command Operations (ACO), dan Allied Command Transformation
(ACT), juga staf lainnya seperti Canada-US Regional Planning Group – CUSRP.

2.5.3.    Badan-badan Lain dalam NATO


NATO memiliki badan-badan lain yang mengurusi :
 Logistik
 Produksi Logistik
 Standarisasi yang mengurus masalah rencana keamanan darurat
 Manajemen perjalanan dan keamanan udara, melalui NATO Air Traffic
Management, Air Defence.
 Komunikasi dan Informasi melalui NATO Communication and Information
Systems.
 Peperangan Elektronik, melalui : NATO Electronic Warfare Advisory Committee
(NEWAC)
 Meteorology melalui : Military Committee Meteorological Group (MCMG)
 Militer Kesamuderaan, melalui: The Military Oceanography (MILOC) Group.
 Penelitian dan tekhnologi, melalui : Research and Technology Organisation (RTO).
 Pendidikan dan pelatihan.

2.6 Peran dan Kiprah NATO

2.6.1 Peran NATO

Dalam website resminya, disebutkan bahwa latar belakang pembentukan NATO


pada saat perang dingin dilatarbelakangi oleh 3 hal utama yakni menghalangi
ekspansionisme Soviet, melarang kebangkitan militerisme nasionalis di Eropa melalui
kehadiran Amerika Utara yang kuat di benua tersebut, dan mendorong integrasi politik
Eropa. Tujuan didirikannya NATO adalah mempersatukan dan mengurangi konflik
militer yang terjadi pada kawasan utara Samudra Atlantik. Pada Perang Dingin, konflik
panjang antara blok barat dan blok timur juga dapat terselesaikan.

Peranan NATO pun dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu peran NATO ketika
Perang Dingin dan pasca Perang Dingin.

a. Peranan NATO pada masa Perang Dingin


NATO adalah sebuah organisasi intra-governemental, dimana negara-negara
sekutu sepakat untuk membuat badan pertahanan keamanan bersama dalam masa
perang dingin. Diresmikan pada 4 April 1949 di Washington D.C. dengan anggota
pertama diantaranya Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Luxembourg,
Kanada, Italia, Portugal, Islandia, Denmark dan Norwegia.
Penyeimbang kekuatan Pakta Warsawa yang merupakan aliansi kekuatan USSR
beserta negara-negara kawasan Eropa Timur. Dalam setiap aksinya NATO
mengutamakan keamanan bersama anggotanya yang berlandaskan pada pasal V dalam
North Atlantic Treaty.
NATO juga memiliki hubungan yang cukup dekat dengan EU yaitu organisasi
regional negara-negara Eropa,  keanggotaan NATO merupakan salah alasan kuat
dibalik bergabungnya Inggris ke dalam EU pada tahun 1973. Inggris sendiri yang
menjadi anggota EU tanpa mengikuti perjanjian mata uang bersama EURO dan
perjanjian teritorial Schengen namun mengikuti NATO karena alasan keamanan
kawasan.
 Alih-alih terlibat dalam konflik secara langsung, NATO dengan Pakta Warsawa
berkompetisi melalui koalisi militer, penyebaran ideologi dan pengaruh, memberikan
bantuan kepada negara klien, spionase, kampanye propaganda secara besar-
besaran, perlombaan nuklir, menarik negara-negara netral, bersaing di ajang olahraga
internasional, dan kompetisi teknologi.
Perisitiwa runtuhnya Tembok Berlin pada 1989 dan dilanjutkan berakhirnya Uni
Soviet pada 1991 merupakan penanda besar yang menunjukkan bahwa Pakta
Warsawa, yang merupakan lawan dari NATO, juga ikut berakhir dan hal tersebut
menguntungkan bagi blok barat. Menandai bahwa Perang Dingin sudah berakhir.

b. Peranan NATO pasca Perang Dingin


Pasca perang dingin, NATO masih dianggap diperlukan terutama untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dari negara-negara yang merupakan
pecahan dari Uni Soviet dimana masih banyak terdapat sumber-sumber nuklir
peninggalan Uni Soviet yang tentu bisa menjadi suatu ancaman bagi negara-negara
Eropa lainnya. Hal tersebut diminimalisir oleh NATO yang menarik negara-negara
pecahan Uni Soviet tersebut untuk bergabung dangan NATO walaupun terdapat juga
penolakan-penolakan.
NATO mulai mencari peran baru, tidak hanya sekedar collective selfdefense
melainkan juga untuk menangani manajemen krisis yang terjadi di luar negara-negara
anggota dengan menyediakan pasukan yang dapat ditempatkan dikawasan yang
membutuhkan operasi menejemen krisis.
NATO sejak tahun 2002 menjalin kerjasama dengan Russia demi kepentingan
bersama dalam bidang kedamaian dan keamanan karena letak Eropa dan Russia yang
berdekatan. Kerjasama ini diharapkan dapat membangun rasa kepercayaan diantara
kedua belah pihak dalam menjaga perdamaian kawasan. Keduanya bahkan membina
kerjasama dalam bidang militer seperti rudal dan dalam menjaga keamanan
internasional seperti terorisme, war on drugs dll.
NATO berperan aktif dalam berbagai kegiatan peacekeeping internasional yang
menjadi agenda PBB. Tidak jarang NATO mendapatkan mandat resmi PBB untuk
menjadi pasukan perdamaian dan melaksanakan upaya peacekeeping.
Pasca selesainya Perang Dingin tahun 1991, NATO baru melakukan Operasi
Militer. Operasi Militer NATO atau Intervensi menyangkut suatu keadaan
politik/perang di suatu kawasan, diantaranya :

a. Intervention Bosnia and Herzegovina – Runtuhnya Yugoslavia pada 1992 menjadi


awal bibit segala perselihan dari negara-negara suksesornya. Untuk menghentikan
perselisihan tersebut, PBB menunjuk NATO untuk meredam konflik tersebut.

b. Kosovo Intervention – Perselisihan antara Albania dan Serbia menimbulkan


berbagai kejadian. Pihak PBB kemudian memerintahkan untuk gencatan senjata
namun hal tersebut tidak disepakati oleh kedua pihak. NATO pun kembali ditunjuk
untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.
c. Afghanistan War – Tragedi 11 September mengguncang dunia khususnya Amerika
Serikat. Karena dianggap sebagai tindakan terorisme yang memakan banyak korban.
Presiden Amerika Serikat pada saat itu kemudian mengibarkan bendera perang
terhadap terorisme terutama untuk kelompok Al-Qaida. NATO setelah mendapatkan
persetujuan dari Dewan kemudian melakukan Operasi Militer terhadap negara
tersebut.

d. Perang Irak – Resolusi DK PBB No. 1546 menjadi aturan tentang ditunjuknya
NATO sebagai pelaksana atas tindak kondusifnya kondisi Irak akibat perang yang
bergejolak disana.

e. Libya Intervention – Perang Sipil yang terjadi pada tahun 2001 ini beralasan untuk
menurunkan rezim Moammar Kadhafi. Gencatan senjata yang diserukan oleh PBB
membuat NATO memiliki kewewenangan luas untuk mengintervensi kondisi di Libya
pada saat itu.
2.6.2 Kiprah NATO
Pada masa Perang Dingin, kiprah NATO sangat signifikan sebagai salah satu
kekuatan blok, yaitu blok barat. Eksistensi NATO mendapat reaksi cepat dari blok
timur sehingga dibentuklah Pakta Warsawa. Kedua pakta pertahanan ini saling
berseteru, berusaha agar tidak ada dominasi antara kedua pihak. Pasca Perang Dingin
usai, Uni Soviet runtuh yang otomatis menyebabkan Pakta Warsawa berakhir. NATO
kemudian melakukan serangkaian langkah adaptasi seperti menangani manajemen
krisis global, berperan aktif dalam kegiatan peacekeeping internasional, dan lain-
lain. Sehingga, NATO bukan lagi menjadi sebuah organisasi pertahanan khusus bagi
Eropa dengan antisipasi terhadap lawan, namun telah bertransformasi menjadi
organisasi penjaga perdamaian dan keamanan dunia di bawah mandat dewan
keamanan PBB, dimana negara permanent 5 yang memiliki veto (kecuali China)
adalah anggota dan rekan dari NATO hingga saat ini.

BAB III
PENUTUP

3.1 Penutup
Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang
membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan
kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak
jelas, sulit dimengerti, dan tidak lugas.
Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan
bertambah motivasinya dan mengapai cita-cita yang di inginkan, karena dalam
pembuatan makalah ini kami mempunyai maksud dan tujuan yang sangat mendalam.
Tak ada gading yang tak retak, kritik dan saran yang membangun kami
butuhkan, sehingga dapat menjadi lebih baik lagi dikemudian hari.
1.2 Kesimpulan
NATO (North Atlantic Treaty Organization) adalah sebuah pakta pertahanan
antara pemerintahan negara-negara untuk kawasan Atlantik Utara yang didirikan
pada tanggal 4 April 1949 di Washington DC, Amerika Serikat, bermarkas di
Brussels, Belgia. Organisasi ini pada mulanya dibuat dengan tujuan menghadapi
kekuatan Uni Soviet ataupun negara-negara blok timur sehingga dibentuk Pakta
Warsawa. Tetapi peran NATO pada masa pasca perang dingin bukanlah lagi
menjadi sebuah organisasi pertahanan khusus bagi Eropa dengan antisipasi
terhadap lawan, namun telah bertransformasi menjadi organisasi penjaga
perdamaian dan keamanan dunia dibawah mandat dewan keamanan PBB.
1.3 Saran-saran
 Lebih baik menghapus hak veto karena 4 negara dari 5 negara yang punya hak
tersebut mengikuti NATO dan ditakutkan ada pihak yang dirugikan. Misalnya
ada permasalahan internasional dan 4 negara tersebut menggunakan haknya
untuk menentang keputusan tentang masalah tersebut sehingga pihak yang lain
dirugikan.
 Seharusnya anggota NATO perlu ditambah lagi agar dapat menjadi penjaga
kedamaian dan keamanan dunia.
 NATO harus tetap menjalankan kewajibannya agar tidak terjadi perang antar
negara.

Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/document/379754445/Makalah-NATO-11-6-docx

Anda mungkin juga menyukai