Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “A” DENGAN EFEK PENGGUNAAN


PIL KB DI DESA ELAAR NGURSOIN KEC. KEI KECIL TIMUR

KABUPATEN MALUKU TENGGARA

OLEH :

DELIMA RAHAYAAN, S.Kep


NS0620004

CI INSTITUSI

( ERNAWATI S.kep,.Ns,.M.Kes )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA

(KB)

I. Konsep Dasar Keluarga Berencana


a. Pengertian keluarga berencana

Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk menjarangkan atau


merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
( Affandi, 2013). Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu
pasangan suami istri untuk mencegah kehamilan, penundaan usia kehamilan
serta menjarangkan kehamilan. ( Handayani,dkk 2014)
Menurut (WHO 2013) Expert Comite keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
a. Mendapatkan objek-objek tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak di inginkan
c. Mengatur interval di antara kelahiran
d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri
e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
b. Fisiologi keluarga berencana
Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan, yaitu tujuan umum dan
khusus. Tujuan umum yaitu pemberian dukungan dan penerimaan
gagasan KB. Tujuan khusus yaitu penurunan angka kelahiran yang
bermakna. Untuk mencapai tujuan tersebut pelayanan KB digolongkan
ke dalam fase 3 yaitu, fase menunda kehamilan , fase menjarangkan
kehamilan, dan fase menghentikan kehamilan
c. Sasaran program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 tujuan yaitu sasaran langsung
dan sasaran tidak langsung, tergantung tujuan yang ingin di capai.
Sasaran langsungnya adalah pasangan usia subur (PUS) yaitu
pasangan yang wanitannya berusia antara 15-49 tahun, karena
kelompok ini merupakan pasangan yang paling aktif melakukan
hubungan seksual dan setiap kegiatan dapat mengakibatkan
kehamilan. Sedangkan sasaran tidak langsung adalah kelompok usia
remaja 15-19 tahun. Remaja ini bukan merupakan target untuk
menggunakan alat kontrasepsi tetapi merupakan kelompok yang
beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya
alat-alat reproduksinya. (Manuaba,.dkk.2016)

d. Pengertian pil KB
Pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang hormonal bertujuan
untuk mencegah terjadinya kehamilan yang ditambah kedalam tubuh seorang
wanita dengan cara di minum (pil) tujuan dari konsumsi pil KB adalah
mencegah, menghambat, dan menjarangkan terjadinya kehamilan yang
memang tidak diinginkan. Untuk itu kepatuhan mengonsumsi pil KB secara
teratur sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan
mengonsumsi pil KB bertujuan untuk mencegah ,menghambat, dan
menjarangkan kehamilan yang tidak diinginkan. Ketidakpatuhan dalam
mengonsumsi pil KB tidak bisa menjamin bahwa akseptor pil KB terhindar
dari kehamilan. Hal ini dikarenakan pengonsumsian yang tidak teratur
menjadikan pil KB tidak bisa bekerja secara optimal. Akan tetapi, fenomena
lapangan menunjukan bahwa sering kali akseptor pil KB tidak patuh dalam
melakukan keteraturan mengonsumsi pil KB. Ketidakpatuhan ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pil KB. Mereka cenderung
menghemat pengonsumsian dengan meminum pil KB dibawah ukuran yang
disarankan. Kebiasaan ini menyebabkan masih mungkin akseptor pil KB
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.
Pil KB berisi kombinasi hormone estrogen dan progesterone untuk
mencegah ovulasi (pelepasan telur selama siklus bulanan) seorang wanita
tidak bisa hamil jika dia tidak berovulasi karena tidak ada telur untuk dibuahi.
Pil KB juga bekerja untuk menebalkan lendir di sekitar leher Rahim. Yang
membuatnya sulit bagi sperma untuk memasuki Rahim dan mencapai setiap
telur yang telah muncul. Hormon-hormon dalam pil KB terkadang juga
mempengaruhi lapisan Rahim , sehingga sulit bagi telur untuk menempel ke
dinding Rahim. Pada jenis pil yang lain dapat mengubah periode masa
menstruasi adalah pil progesterone berdosis rendah, atau kadang-kadang
disebut juga pil mini. Jenis pil ini berbeda dengan yang lain yang hanya berisi
satu jenis hormone progesterone. Pil mini dapat bekerja dengan mengubah
lendir serviks dan dinding Rahim. Dan terkadang juga mempengaruhi ovulasi
juga.(Maryunani,.2016)
e. Kepatuhan akseptor KB
1. Pengertian kepatuhan
Kepatuhan merupakan suatu kesadaran dan kesediaan seseorang
menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kepatuhan yang dimiliki pasa akseptor KB khususnya akseptor pil KB
pada dasarnya dipengaruhi oleh kesadaran dari pemakai serta dukungan
dari keluarga, yang mana dapat menjadi suatu motivasi bagi akseptor pil
KB ( Mulyani.2013)
2. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan pil KB
Faktor yang mempengaruhi akseptor penggunaan pil KB yaitu:
I. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita
kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
Tingkat pendidikan turut menentukan seseorang unntuk
memahami tentang pil KB yang mereka gunakan berdasarkan
kebutuhan dan kepentingan keluarga. (Pinem,2014)
II. Pekerjaan
Pekerjaan berpengaruh pada kemampuan seseorang untuk
mencukupi semua kebutuhan salah satunya kemampuan untuk
menggunakan pil KB.
III. Tingkat pengetahuan
Tingkat terbagi dalam enam tingkatan yang tercakup dalam
domain kognitif yaitu: (Notoadmojo,2013)
a. Tahu (know)
b. Memaahami (comprehension)
c. Aplikasi ( application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis ( synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
IV. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata
menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Sikap meupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut allport yang
dikutip oleh Notoadmojo, (2013). Menjelaskan bahwa sikap
mempunyai tiga komponen pokok yaitu:
a. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu
objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi konsep terhadap suatu
objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave )
V. Jumlah anak
Jumlah anak merupakan salah satu faktor yang menjadi
pertimbangan ibu untuk akseptor KB, dengan alasan untuk
mengurangi jumlah anak dalam keluarga. Ibu dapat memilih alat
KB sesuai dengan kemampuan, kondisi ibu
VI. Dukungan suami
Dukungan suami merupakan dorongan terhadap ibu secara moral
maupun material, dimana dukungan suami mempengaruhi ibu
untuk menjadi akseptor KB. Terutama pemilihan jenis pil KB.
Adapun dukungan suami meliputi:
a. Perhatian, dimana perhatian yang diberikan sangat
membantu ibu menjadi akseptor KB dan perhatian
sehingga kepatuhan menggunakan pil KB dapat berjalan
dengan lancar
b. Informasi , dengan suami yang selalu mendukung akan
memberiakn informasi tentang pil KB baik mendapatkan
informasi dari TV maupun majalah dan Koran
c. Finansial, suami akan menyediakan dana atau uang untuk
keperluan biaya pembelian pil KB, maupun biaya
transport.
d. Emosional, dimana suami mengingatkan atau memberikan
saran pada ibu untuk rutin menggunakan pil KB.
e. Kontrasepsi Pil KB.
a. Profil pil KB
Profil dari kontrasepsi pil KB yaitu:
1. Efektif dan reversible
2. Harus diminum tiap hari
3. Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan
pendarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan
hilang
4. Efek samping sangat serius, tetapi sangat jarang terjadi
5. Dapat dipakai oleh semjua ibu usia reproduksi, baik yang
sudah mempunyai anak maupun belum
6. Tidak dianjurkan pada ibu yang menyusui
7. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
f. Jenis pil KB
a. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 20 tablet
mengandung hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dalam
dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormone aktif
b. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dengan
2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif
c. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 1 tablet
mengandung hormone aktif estrogen/progesterone (E/P)
dengan dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormone
aktif
g. Cara kerja pil KB
Kontrasepsi pil KB kombinasi mempunyai mekanisme kerja menekan
ovulasi mencegah implantasi, transfor gamet, fungsi corpus leutum
dan mengentalkan lendir serviks.
a. Mekanisme kerja estrogen:
1. Ovulasi
Estrogen menghambat ovulasi melalui efek pada
hipotalamus yang kemudian mengakibatkan supresi pada
FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luthenizing
hormone). Kelenjar hipofise.
2. Implantasi
Implantasi dari blastocyist yang sedang berkembang
terjadi 6 hari setelah fertilisasi dan ini dapat dihambat
apabila lingkungan endometrium tidak berada dalam
keadaan optimal
3. Transfor gamet/ovum
Pada percobaan binatang transfor gamet/ovum
dipercepat oleh esterogen ini disebabkan karena efek
hormonal pada sekresi dan peristaltic tuba serta
kontraktilitas uterus
b. Mekanisme kerja progesterone
1. Ovulasi
Ovulasi sendiri dapat dihambat karena terganggunya
fungsi poros hypothalamus-hipofise-ovarium ank
arena modifikasi dari FSH dan LH pada pertengahan
siklus yang disebabkan oleh progesterone..
2. Implantasi
Mungkin dapat dicegah bila diberikan progesterone pra
ovulasi. Pemberian progesterone eksogenus yang dapat
mengganggu puncak FSH dan LH sehingga meskipun
terjadi ovulasi. Produksi progesterone yang berkurang
dari corpus luteum menyebabkan penghambatan dari
implantasi
3. Transfer gamet/ovum
Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan
progesterone sebelum terjadi fertilisasi

4. Luteolysis
Pemberian jangka lama progesterone saja mungkin
menyebabkan fungsi corpus luteum yang in adekuat pada
siklus haid yang mempunyai ovulasi
5. Lendir serviks yang kental
Dalam 48 jam setelah pemberian progesterone sudah
tampak lendir serviks yang kental sehingga mortilitas dan
daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat
h. Waktu mulai menggunakan pil KB
1. Setiap saat selagi haid. Untuk meyakinkan kalau wanita
tersebut tidak hamil
2. Hari pertama sampai hari ke -7 siklus haid
3. Boleh menggunakan hari ke -7 sampai hari ke-8 tetapi
perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain
4. Setelah melahirkan
5. Setelah 6 bulan pemberian ASIeksklusif
6. Pasca 3 bulan tidak menyusui
7. Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 3 hari)
8. Pil dapat segera dikonsumsi tanpa perlu menunggu haid,
bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi
i. Manfaat pil KB
1. Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir mempunyai
efektifitas tubektomi) bila digunakan tiap hari
2. Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
3. Tidak menganggu hubungan seksual
4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid
berkurang (mencegah anemia) tidak terjadi nyeri haid
5. Dapat digunakan jangka panjang selagi masih ingain
menggunakannya untuk mencegah kehamilan
6. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
7. Mudah dihentikan setiap saat
8. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil
dihentikan
9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker
ovarium, dan endometrium, kista ovarium, dan penyakit
radang pangkal.
j. Efek samping penggunaan pil KB
Menurut Kemenkes RI Tahun 2016 Efek samping yang mungkin
timbul selama penggunaan pil kombinasi antara lain:
a. Gangguan siklus haid: siklus haid berupa amenorrhea,
pendarahan berupa tetesan-tetesan atau bercak-bercak
(spotting), pendarahan diluar siklus haid (metroragia
atau breakhtrought bledding) perdarahan haid yang
lebih lama atau lebih banyak dari pada biasanya
(menoragia) hal ini disebabkan karena
ketidakseimbangan hormone terutama pemakaian
estrogen dengan dosisi rendah (30 mcg) sehingga
endometrium mengalammi perubahan histologi berupa
degenerasi atau atrophi, keadaan amhenore disebabkan
adanya athropi endometrium
b. Tekanan darah tinggi: tekanan darah tinggi lebih dari
140/90 mmhg karena efek estrogen terhadap pembuluh
darah sehinngga terjadi hipertrofi arteride dan
vasokontriksi, estrogen mempengaruhi system renin
angiotensin-aldosteron sehingga terjadi ketidak
seimbangan cairan dan electrolit, gejala ini bersifat
sementara dan individu tidak semua pemakai pil
mengalami tekanan darah tinggi
c. Berat badan naik: berat badan bertambah secara cepat
dalam beberapa bulan pertama pemakaian pil KB.
d. Jerawat : timbul jerawat berlebihan pada wajah
disebabkan karena efek progesterone, teruma hormone
p rogesteron yang dapat meningkatan kadar lemak
e. Kloasma atau bercak-bercak coklat kehitaman pada
wajah: hipergimentasi berwarna coklat, bentuk tidak
teratur, biasanya timbul didahi dan pipi sebelah atas.
Hal ini disebabkan oleh efek pigmentasi oleh hormone
esterogen. Insiden terjadinya kloasma-kloasma
tergantung dosis dan lama pemakaian pil KB

II. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar proses keperawatan pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan
pola pertahanan klien. Mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien
serta merumuskan diagnose keperawatan. Hal –hal yang perlu dikaji yaitu
sebagai berikut:
a. Biodata: biodata yaitu identitas pasien , meliputi nama,agama,jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk RS, tanggal
pengkajian dan lain-lain
b. Riwayat kesehatan: riwayat kesehatan yang merupakan sumber data
subjektif tentang status kesehatan pasien yang memberikan gambaran
tentang masalah kesehatan actual maupun resiko. Riwayat kesehatan
berkaitan dengan status kesehatan pasien dan faktor-faktor seperti
gaya hidup hubungan/pola dalam keluarga dan pengaruh budaya.
Riwayat kesehatan antara lain:
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan penyakit sekarang
 Riwayat penyakit terdahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Diagnosa keperawatan.
1. Gangguan citra tubuh b.d banyak flek hitam di wajah
Setelah dilakukaan tindakan keperawatan diharapkan :
NOC: - Body image
- Self esteem

Kriteria hasil: - Body image positif

-Mempertahankan interaksi sosial

NIC: - Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuh

- Jelaskan tentang perawatan


- Dorong klien mengungkapkan perasaannya
2. Ansietas b.d adanya perubahan kulit pada wajah
NOC: -Anxiety self control
Kriteria hasil:- mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
NIC: - dorong pasien untuk melepaskan perasaan cemas
- Gunakan pendekatan menenangkan
- Identifikasi tingkat kecemasan
c. Implementasi keperawatan: implementasi keperawatan merupakan tahap
ke 4 dalam proses keperawatan dengan melakukan berbagai strategi
keperawatan tindakan yang telah direncanakan.(uliyah,2015)
d. Evaluasi keperawatan: evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir
dalam proses keperawatan dan dapat menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan, eavulasi pada dasarnya adalah membandingkan status
kesehatan pasien dengan kriteria hasil dengan tujuan yang telah
dicapai /ditetapkan (wartonoh,2015)
DAFTAR PUSTAKA

Affandi,B. 2013. Buku Panduan pelayanan kontrasepsi Jakarta: PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Handayani, Sri. 2014, Buku Ajar Pelayanan Berencana. Yogyakarta: Pustaka


Rihanna

Kemenkes. 2016.info DATIN pusat data dan informasi.

Manuaba.2016 ilmu Kebidanan, penyakit kandungan, dan KB Jakarta:EGC

Maryunani , Anik.2016.management kebidanan terlengkap. Jakarta: Buku


Kesehatan

Mulyani .S.St,2013. Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi. Yogyakarta:


Nuhu Medika. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Yogyakarta:
Pustaka Baru press

Soekidjo Notoatmodjo. 2013. Keperawatan maternity:Jakarta medika

Pinem.2014 .Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta: TIM

Setyaningrum. Erna.2015.Pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi

WHO.2013.Marternal mortality

Anda mungkin juga menyukai