Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Dzaki Siraaj Dien Muhammad

NIM : 1904372
PRODI PGSD PENJAS 2019 KELAS B
TUGAS PEMBELAJARAN MENGAJAR 1
SOAL
1. apa konsep prinsip mengajar di sekolah dasar
2. bagaimana pengembangan prinsip mengajar penjas di kaitkan dengan RPP kelas kecil dan besar
JAWABAN
1. Pada dasarnya konsep prinsip mengajar di jenjang Sekolah Dasar (SD) memiliki karakteristik
anak usia sekolah dasar yang suka bermain, memiliki rasa ingin tahu yang besar, mudah terpengaruh oleh
lingkungan, dan gemar membentu kelompok sebaya. Oleh karena itu, pembelajaran di Sekolah Dasar
diusahakan untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan, maka dari itu guru di Sekolah
Dasar perlu memperhatikan beberapa prinsip pembelajara yang diperlukan agar tercipta suasana tersebut.
Berikut penjelasan prinsip pembelajaran di Sekolah Dasar :
a. Prinsip Motivasi adalah upaya guru untuk menumbuhkan dorongan belajar, baik dari dalam
diri anak atau dari luar diri anak, sehingga anak belajar seoptimal mungkin sesuai dengan potensi
yang dimilikinya.
b. Prinsip latar belakang adalah upaya guru dalam proses belajar mengajar memerhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki anak agar tidak terjadi pengulangan
yang membosankan.
c. Prinsip pemusatan perhatian adalah usaha untuk memusatkan perhatian anak dengan jalan
mengajukan masalah yang hendak dipecahkan lebih terarah untuk mencapai tujuan yang hendak
dicapai.
d. Prinsip keterpaduan adalah hal yang terpenting dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru
dalam menyampaikan materi hendaknya mengaitkan suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan
lain, atau subpokok bahasan dengan subpokok bahasan lain agar anak mendapat gambaran
keterpaduan dalam proses perolehan hasil belajar.
e. Prinsip pemecahan masalah adalah situasi belajar yang dihadapkan pada masalah-masalah.
Hal ini dimaksudkan agar anak peka dan juga mendorong mereka untuk mencari, memilih, dan
menentukan pemecahan masalah sesuai dengan kemampuannya.
f. Prinsip menemukan adalah kegiatan menggali potensi yang dimiliki anak untuk mencari,
mengembangkan hasil perolehannya dalam bentuk fakta dan informasi. Untuk itu proses belajar
mengajar yang mengembangkan potensi anak tidak merasa kebosanan.
g. Prinsip belajar sambil bekerja, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan pengalaman
untuk mengembangkan dan memperoleh pengalam baru. Pengalaman belajar yang diperoleh
melalui bekerja tidaklah mudah dilupaka oleh anak. Dengan demikian, proses belajar mengajar
yang memberikan kesempatan kepada anak untuk bekerja, berbuat sesuatu akan memupuk
kepercayaan diri, gembira, dan puas karena kemampuannya tersalurkan dengan melihat hasil
kerjanya.
h. Prinsip belajar sambil bermain adalah kegiatan yang dapat menimbulkan suasana
menyenangkan bagi siswa dalam belajar, karena dengan bermain pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan daya fantasi anak berkembang. Suasana demikian akan mendorong anak aktif dalam
belajar.
i. Prinsip perbedaan individu yakni upaya guru dalam proses belajar mengajar yang
memerhatikan perbedaan individu dari tingkat kecerdasan, sifat, dan kebiasaan atau latar
belakang keluarga. Hendaknya guru tidak memperlakukan anak-anak seolah-olah sama semua.
j. Prinsip hubungan sosial adalah sosialisasi pada masa anak yang sedang tumbuh yang banyak
dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan secara
berkelompok untuk melatih anak menciptakan suasana kerja sama dan saling menghargai satu
sama lainnya.
Hasil belajar optimal harus dicapai oleh siswa, karena untuk saat ini hasil belajar dijadikan patokan
keberhasilan siswa serta dijadikan tolok ukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dalam kegiatan
belajar mengajar. Dengan melihat hasil belajar, maka bisa diukur ketercapaian Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), serta bisa dijadikan patokan untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).

2. Pada pengembangan prinsip mengajar penjas dengan dikaitkannya RPP kelas kecil dan besar bisa
di kembangkan melalui model pengajaran . Model pengajaran banyak jumlahnya, namun jika
dikelompokkan sebenarnya model pengajaran hanya terdiri dari empat rumpun model. Masingmasing
rumpun model menonjolkan orientasi yang berbeda dan cara belajar siswa juga berbeda-beda. Joyce and
Weil (1980:9-13) menjelaskan, We have grouped the families of models into four families that
representdistinct orientations toward people and how they learn. Four families of models are: 1)
Information Processing Models, 2) Personal Models, 3) Social Interaction Models, and 4) Behavioral
Models.
1) Model Pemrosesan Informasi
Rumpun model ini terdiri dari model pengajaran yang menjelaskan bagaimana cara individu
memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal
dan non verbal. Di antara model yang termasuk dalam rumpun ini ditemukan juga model yang menitik
beratkan perhatiannya pada proses dimana siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah, ada pula
model yang mengutamakan pada kecakakapan intelektual umum. Kadang kala dijumpai pula model yang
menonjolkan interaksi sosial dan hubungan antar pribadi serta perkembangan kepribadian murid yang
terintegrasi dan fungsional. Model pemrosesan informasi memfokuskan perhatian pada aktivitas yang
membina keterampilan (skill), dan isi (content) pengajaran yang disampaikan kepada siswa.
2). Model Pribadi
Rumpun Model Pribadi, terdiri atas model pengajaran yang berorientasi pada perkembangan diri
individu. Penekanannya lebih pada proses yang membantu individu dalam membentuk dan
mengorganisasikan realita yang unik. Model ini lebih banyak memperhatikan pada kehidupan emosional
siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa usaha pemebelajaran lebih bersifat menolong siswa dalam
mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Siswa, dengan model pembelajaran ini
diharapkan dapat melihat diri mereka sebagai pribadi yang berada dalam suatu kelompok dan cukup
mempunyai kecakapan. Dengan demikian ia dapat menghasilkan hubungan inter-personal yang cukup
kaya. Model Pribadi mengutamakan hubungan antar pribadi, pertumbuhan siswa yang dihasilkan dengan
aktivitas mengajar.
3). Model Interaksi Sosial
Rumpun Model Interaksi Sosial ini mengutamakan pada hubungan individu dengan masyarakat atau
orang lain, dan memusatkan perhatiannya pada proses dimana realita yang ada dipandang sebagai suatu
negosiasi sosial (social negotiated). Konsekuensi dari model-model pengajaran rumpun ini menyebabkan
prioritas utamanya diletakkan pada kecakapan individu dalam berhubungan dengan orang lain. Individu
dihadapkan pada situasi yang cukup demokratis dan dapat bekerja lebih produktif dalam masyarakat.
Model Interaksi Sosial lebih menitik beratkan perhatiannya pada energi kelompok dan proses interaksi
yang terjadi dalam kelompok.
4). Model Perilaku
Rumpun Model Perilaku ini dibangun atas dasar teori yang umum, yaitu kerangka teori perilaku.
Salah satu ciri dari rumpun model mengajar ini ialah adanya kecenderungan memecahkan tugas belajar
kepada sejumlah perilaku yang kecil-kecil dan berurutan. Belajar tidak dipandang sebagai sesuatu yang
menyeluruh, akan tetapi diuraikan dalam langkah-langkah yang konkrit dan dapat diamati. Mengajar, tak
lebih dari mengusahakan terjadinya perubahan dalam perilaku siswa, dan perubahan ini haruslah yang
dapat diamati. Model Perilaku titik beratnya mengutamakan perubahan perilaku yang spesifik. Pada
dasarnya, model pengajaran dikembangkan untuk membantu guru memperbaiki kapasitasnya agar mampu
menjangkau lebih banyak sisi kehidupan anak dan menciptakan bermacam-macam lingkungan yang lebih
baik dan kaya bagi mereka. Model pengajaran merupakan sebuah strategi yang digunakan oleh guru
untuk mendekati pencapaian tujuan. Dalam dunia pengajaran, model pengajaran identik dengan pola
dasar mengajar, sistem, dan prosedur didaktik. Suatu model pengajaran dapat diartikan sebagai suatu
rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi
petunjuk pada pengajar dalam proses pembelajaran. Banyak ahli yang mendefinisikan mengenai model
pengajaran, diantaranya
adalah:
Oliva (1992:413) menjelaskan mengenai model pengajaran yaitu, ”models of teaching are
strategies based on theories (and often the research) of educators, psychologist, philosophers, and others
who question how individual learn.”
Maksud dari pernyataan tersebut bahwa model-model pengajaran harus mengandung suatu
rasional yang didasarkan pada teori, yang berisi serangkaian langkah strategi yang dilakukan oleh guru
atau pun siswa, serta didukung oleh sistem penunjang atau fasilitas pembelajaran dan metode untuk
mengevaluasi kemajuan belajar siswa.
Linblom (1997) menjelaskan bahwa model pengajaran (the model of teaching), yakni sebagai
suatu pedoman yang berisi tentang skenario guna merealisasikan tujuan pengajaran di dalam kelas.
Winkel (1991) dalam Didaksologi dan Ilmu Didaktik, menjelaskan bahwa model pengajaran yaitu: "...
suatu pegangan praktis dalam pengelolaan pengajaran di dalam kelas. Model itu mencakup semua
komponen pokok yang harus dipertimbangkan dan diatur oleh tenaga pengajar."
Selanjutnya Boughton (1996) menjelaskan bahwa model pengajaran merupakan suatu acuan
penyampaian materi pendidikan guna mencapai tujuan pembelajaran. Joyce and Weil (1980:1)
menjelaskan mengenai model pengajaran yaitu, “A model of teaching is a plan or pattern that can be used
to shape curriculums (long-term courses of studies), to design instrucional materials, and to guide
instruction in the classroom and other settings.” Maksud dari pernyataan tersebut adalah suatu model
mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum,
mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam mengatur pengajaran
ataupun mengatur yang lainnya.
Menurut Joyce and Weil (1980) dan Boughton (1996) menjelaskan bahwa kriteria suatu model
pengajaran diantaranya terdapat:
(1) Tujuan (aims)
(2) Langkah-langkah kegiatan (syntax)
(3) Peranan guru dan siswa (the social system)
(4) Prinsip-prinsip reaksi seperti membimbing dan menggunakan berbagai
metoda (principles of reactions)
(5) Dukungan sistem, seperti alat bantu (support system)
(6) Evaluasi (evaluation).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pengajaran merupakan perencanaan yang
berisi keputusan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dijadikan panduan dalam pengajaran,
sehingga tujuan pembelajaran itu dapat tercapai, dan dalam model pembelajaran terdapat tujuan, metode,
strategi dan langkah-langkah pembelajaran serta evaluasi. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa model
pengajaran itu sangat banyak macamnya. Semua model pengajaran adalah baik, namun kebaikan suatu
model pengajaran sangat tergantung kepada tujuan pembelajaran itu sendiri. Model pengajaran yang
dipilih oleh guru harus mengungkapkan berbagai realitas yang sesuai dengan situasi kelas. Tidak ada satu
model pengajaran yang dapat digunakan untuk memecahkan semua masalah dalam pembelajaran.
Penciptaan model-model pengajaran ini didasari pada asumsi bahwa hanya ada model pengajaran tertentu
yang cocok untuk ditangani dengan model pengajaran tertentu. Jadi untuk pengajaran tertentu diperlukan
model pengajaran tertentu pula. Itu artinya dijumpai banyak model pengajaran dengan tujuan yang
berbedabeda. Jika seorang guru ingin agar siswanya menjadi produktif dan kreatif, maka guru haruslah
membiarkan siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan gayanya sendiri, dan penerapan model
pengajaran pun haruslah mengikuti kebutuhan siswa, artinya masing-masing guru dapat menggunakan
model pengajaran yang berbeda. Model pengajaran yang dipilih oleh guru harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Tentulah harus diingat, bahwa setiap model pengajaran mempunyai
kelebihan dan kelemahan, dan penggunaan model pengajaran akan efektif dan efisien apabila penggunaan
sesuai dengan kondisi dan situasi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai