Proposal Terapi Bermain Toddler Fix
Proposal Terapi Bermain Toddler Fix
Disusun Oleh :
Kepada :
Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soekardjo Tasikmalaya
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TINJAUAN TEORI
C. Klasifikasi Bermain
1. Klasifikasi Bermain Menurut Isi
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di
sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat,
misalnya bermain air atau pasir.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
d. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu.
2. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial
a. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada
beberapa orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak
balita Toddler.
b. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-
masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang
lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan
oleh anak pre school.
c. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas
yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian
tugas, anak bermain sesukanya.
d. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan
oleh anak usia sekolah Adolesen (Erlita, 2006).
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bermain
1) Kesehatan
Anak-anak yang sehat mempunyai banyak energi untuk bermain
dibandingkan dengan anak-anak yang kurang sehat, sehingga anak-anak yang
sehat menghabiskan banyak waktu untuk bermain yang membutuhkan banyak
energi.
2) Intelegensi
Anak-anak yang cerdas lebih aktif dibandingkan dengan anak-anak
yang kurang cerdas. Anak-anak yang cerdas lebih menyenangi permainan-
permainan yang bersifat intelektual atau permainan yang banyak merangsang
daya berpikir mereka, misalnya permainan drama, menonton film, atau
membaca bacaan-bacaan yang bersifat intelektual.
3) Jenis kelamin
Anak perempuan lebih sedikit melakukan permainan yang
menghabiskan banyak energi, misalnya memanjat, berlari-lari, atau kegiatan
fisik yang lain. Perbedaan ini bukan berarti bahwa anak perempuan kurang
sehat dibanding anak laki-laki, melainkan pandangan masyarakat bahwa anak
perempuan sebaiknya menjadi anak yang lembut dan bertingkah laku yang
halus.
4) Lingkungan
Anak yang dibesarkan di lingkungan yang kurang menyediakan
peralatan, waktu, dan ruang bermain bagi anak, akan menimbulkan aktivitas
bermain anak berkurang.
5) Status sosial ekonomi
Anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang status sosial
ekonominya tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yang lengkap
dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang status
ekonominya rendah.
6) Jumlah Waktu Bebas
Jumlah waktu bermain terutama bergantung pada status ekonomi
keluarga. Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan waktu
luang mereka, anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang
membutuhkan tenaga yang besar.
7) Peralatan Bermain
Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainanya.
Misalnya, dominasi boneka dan binatang buatan mendukung permainan pura-
pura, banyaknya balok, kayu, cat air, dan lilin mendukung permainan yang
sifatnya konstruktif (Hurlock, 1998.hal:323).
Pada kisaran usia 2-3 tahun, anak gemar mengamati dan mengimitasi orang
dewasa di sekitarnya. Beberapa diantaranya, yaitu berperan menjadi ibu rumah
tangga, mengasuh boneka sebagai anak, serta bertindak layaknya orang dewasa
dengan menirukan berbagai kata dan emosi yang diamatinya. Untuk itu, pilihlah
mainan yang bisa membuat anak menirukan peran sebanyak mungkin, seperti :
- Bermain masak-masakkan
- Dokter-dokteran
- Rumah-rumahan
3. Mainan untuk meningkatkan dan menambah kosakata anak
Anak-anak pada rentang usia ini biasanya mulai banyak berbicara dan
pelafalan kata-katanya juga sudah mulai mudah dimengerti. Hingga anak beranjak
dewasa, tentu saja mereka akan tetap menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan
perasaan atau pikirannya. Karena pada usia ini kemampuan menyerap kata-kata
berkembang lebih cepat, pilihlah mainan yang bisa meningkatkan pembendaharaan
kosakata anak, seperti :
- Permainan menyusun huruf
- Bernyanyi dengan alat musik mainan
4. Mainan untuk meningkatkan kreativitas anak
Pilihlah mainan sederhana yang bisa menggali ide-ide dalam diri anak, seperti
bongkar-pasang atau plastisin sangat direkomendasikan untuk meningkatkan
kreativitasnya. Mainan yang bisa dibuat atau dibentuk sesuai dengan keinginan anak
tentunya bisa menjadi mainan edukasi yang cocok bagi anak berusia 2-3 tahun. Jenis
mainan yang dapat meningkatkan kreativitas antara lain :
- Plastisin
- Kinetic sand
- Drawing board
5. Permainan olahraga untuk mengasah motorik kasarnya
K. JENIS PERMAINAN
Mewarnai gambar
L. MEDIA
Kertas bergambar dan pensil/spidol warna
M. METODE
Ceramah dan demonstrasi
No Subyek Terapi
Waktu Kegiatan
Denah :
Keterangan:
Leader fasilitator
Co leader
Anak observer
BAB III
KEGIATAN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN
A. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pada bab ini akan di uraikan aplikasi satuan acara kegiatan terapi aktivitas
bermain pada anak di Ruang Anak RS Dr. Soekardjo pada tanggal 17 Maret 2022.
Dengan kegiatan yang dilaksanakan yaitu, terapi bermain mewarnai gambar.
C. DOKUMENTASI
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Perry, A,G & Potter, P.A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta :
EGC.
Riyadi, Sujono & Sukatmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak Ed Pertama.
Yogyakara : Graha Ilmu
Soetjiningsih. 2005. Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Idai
2. An. ananda -
3. An. dhila -