Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS BERMAIN (TAB) PADA ANAK USIA TODDLER


DI RUANG ANAK RSUD Dr SOEKARDJO

Disusun Oleh :

Ananda Indriayu (P20620120043)

Aulia Afifah Putri (P20620120045)

Delisa Nur Fatimah A (P20620120048)

Dhila Dwi Ropianopa (P20620120049)

Hana Hanidah (P20620120053)

Ifan Arizal Riffandi W (P20620120055)

Noni Juantika (P20620120063)

Nurul Hissan (P20620120066)

Remdi Windi Rahayu (P20620120071)

Wilda Salsa Nuraziza (P20620120079)

Kepada :
Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soekardjo Tasikmalaya

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
TASIKMALAYA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak


secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada
saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan
bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak,
dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi
mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan
kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit
(Wong. 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia
toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler
dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh
karena itu bermain dengan mewamai gambar menjadi alematif untuk
mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak
selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk
mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan
sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan
membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang
motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh
kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan
dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
Setelah dilakukan TAB selama 30 Menit diharapkan dapat membantu
meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Anak dapat lebih mengenali warna.
b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak.
c. Mengembangkan imajinasi pada anak.
C. Manfaat
a. Memfasilitasi situasi.
b. Membantu untuk mengurangi stress.
c. Memberi peralihan dan relaksasi.
d. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.
e. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaan.
f. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang
positif terhadap orang lain.
g. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong, 2009).
D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam proposal ini adalah:


BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan dan
Sistematika Penulisan.
BAB II : Konsep Tumbuh kembang yang terdiri dari Pengertian Tumbuh
Kembang, Ciri Proses Tumbuh Kembang, Prinsip Tumbuh Kembang,
Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Teori
Tumbuh Kembang dan Konsep Bermain yang terdiri dari Pengertian
Bermain, Metode Bermain, Tahapan Perkembangan Bermain, Fungsi
Bermain terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Pola Bermain pada Anak, Pedoman untuk
Keamanan Bermain, Terapi Bermain pada Anak yang Dihospitalisasi.
BAB III : Program Bermain Anak Usia Toddler (1-3 Tahun)
BAB IV : Kesimpulan dan Saran
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Bermain


1. Pengertian

Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial


dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain , anak
akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa
yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000).
Landreth (2001) mendefinisikan terapi bermain sebagai hubungan
interpersonal yang dinamis antara anak dengan terapis yang terlatih dalam prosedur
terapi bermain yang menyediakan materi permainan yang dipilih dan memfasilitasi
perkembangan suatu hubungan yang aman bagi anak untuk sepenuhnya
mengekspresikan dan eksplorasi dirinya (perasaan, pengalaman dan perilakunya)
melalui media bermain.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: “Kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan
kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stress anak, belajar berkomunikasi
dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia
dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”
B. Fungsi Bermain

Moeslichatoen mengemukakan bahwa fungsi bermain dan interaksi dalam


permaianan mempunyai peran penting bagi perkembangan kognitif dan sosial anak,
selain itu fungsi bermain dapat meningkatkan perkembangan bahasa, disiplin,
perkembangan moral, kreativitas dan perkembangan fisik anak. Melalui bermain
aspek-aspek perkembangan anak akan banyak terlatih, hal ini disebakan dalam
bermain terjadi sebuah interaksi yang kompleks dimana anak akan mendorong keluar
semua kemampuan dalam dirinya.
Anak dapat melangsungkan perkembangannya:
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Bermain memungkinkan anak untuk menggerakkan dan melatih seluruh otot
tubuhnya, sehingga anak memiliki kecakapan motorik dan kepekaan
penginderaan.
2. Perkembangan Kognitif
Melalui kegiatan bermain anak belajar berbagai konsep bentuk, warna, ukuran
dan jumlah yang memungkinkan stimulasi bagi perkembangan intelektualnya.
Anak juga dapat belajar untuk memiliki kemampuan ‘problem
solving’ sehingga dapat mengenal dunia sekitarnya dan menguasai
lingkungannya.
3. Perkembangan Kreativitas
Membantu anak mengembangkan kreativitasnya, misalkan menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain, bermain bersama
teman melatih anak untuk belajar membina hubungan dengan sesamanya.
Anak belajar mengalah, memberi, menerima, tolong menolong dan berlatih
sikap sosial lainnya.
5. Perkembangan Emosi
Bermain merupakan ajang yang baik bagi anak untuk menyalurkan
perasaan/emosinya dan ia belajar untuk mengendalikan diri dan keinginannya
sekaligus sarana untuk relaksasi. Pada beberapa jenis kegiatan bermain yang
dapat menyalurkan ekspresi diri anak, dapat digunakan sebagai cara terapi
bagi anak yang mengalami gangguan emosi.
6. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain berlajar kemampuan diri, kelemahan diri, dan tingkah laku terhadap
orang lain.
7. Perkembangan Moral
Berinteraksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, dan
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
8. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan anak. Baik
itu perasaan senang maupun perasaan sedih.
9. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan atau mengungkapkan sesuatu secara verbal. Misalnya melukis,
menggambar, dan bermain peran.

C. Klasifikasi Bermain
1. Klasifikasi Bermain Menurut Isi
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di
sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat,
misalnya bermain air atau pasir.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
d. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu.
2. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial
a. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada
beberapa orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak
balita Toddler.
b. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-
masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang
lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan
oleh anak pre school.
c. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas
yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian
tugas, anak bermain sesukanya.
d. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan
oleh anak usia sekolah Adolesen (Erlita, 2006).
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bermain
1) Kesehatan
Anak-anak yang sehat mempunyai banyak energi untuk bermain
dibandingkan dengan anak-anak yang kurang sehat, sehingga anak-anak yang
sehat menghabiskan banyak waktu untuk bermain yang membutuhkan banyak
energi.
2) Intelegensi
Anak-anak yang cerdas lebih aktif dibandingkan dengan anak-anak
yang kurang cerdas. Anak-anak yang cerdas lebih menyenangi permainan-
permainan yang bersifat intelektual atau permainan yang banyak merangsang
daya berpikir mereka, misalnya permainan drama, menonton film, atau
membaca bacaan-bacaan yang bersifat intelektual.
3) Jenis kelamin
Anak perempuan lebih sedikit melakukan permainan yang
menghabiskan banyak energi, misalnya memanjat, berlari-lari, atau kegiatan
fisik yang lain. Perbedaan ini bukan berarti bahwa anak perempuan kurang
sehat dibanding anak laki-laki, melainkan pandangan masyarakat bahwa anak
perempuan sebaiknya menjadi anak yang lembut dan bertingkah laku yang
halus.
4) Lingkungan
Anak yang dibesarkan di lingkungan yang kurang menyediakan
peralatan, waktu, dan ruang bermain bagi anak, akan menimbulkan aktivitas
bermain anak berkurang.
5) Status sosial ekonomi
Anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang status sosial
ekonominya tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yang lengkap
dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang status
ekonominya rendah.
6) Jumlah Waktu Bebas
Jumlah waktu bermain terutama bergantung pada status ekonomi
keluarga. Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan waktu
luang mereka, anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang
membutuhkan tenaga yang besar.
7) Peralatan Bermain
Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainanya.
Misalnya, dominasi boneka dan binatang buatan mendukung permainan pura-
pura, banyaknya balok, kayu, cat air, dan lilin mendukung permainan yang
sifatnya konstruktif (Hurlock, 1998.hal:323).

E. Karakteristik Bermain Sesuai Tahap Perkembangan Anak

TODLER ( 2-3 TAHUN )


 Mulai berjalan,memanjat,lari
 Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya
 Senang melempar,mendorong,mengambil sesuatu
 Perhatiannya singkat
 Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
 Karakteristik bermain “Paralel Play”
 Toddler selalu brtengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu
 Senang musik/irama

Mainan Untuk Toddler

 Mainan yang dapat ditarik dan didorong


 Alat masak
 Malam,lilin,Boneka,Blockies,Telepon,gambar dalam buku,bola,dram
yang dapat dipukul, krayon,kertas.

F. Jenis Permainan Sesuai Dengan Usia Anak


1) Berdiri dengan satu kaki
2) Mewarnai gambar
3) Menghitung jumlah benda
4) Mencocokkan gambar dengan benda sesungguhnya
5) Menyebut nama
6) Bercerita dengan dirinya
7) Menyebut lawan kata
8) Permainan dramatik, sopan santun, masak-masakan, mandi, dll.
G. Alat Permainan Edukatif (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) Pada Anak Usia 2-3 Tahun


1. Mainan untuk melatih gerak motorik halus anak

Pada anak-anak usia 2 tahun, keterampilannya yang mulai berkembang


memungkinkan mereka untuk menyusun dengan baik mainan yang memiliki bagian-
bagian kecil. Pilihlah mainan yang membuat anak perlu menggerakkan jari-jarinya
agar merangsang motorik halusnys, contohnya :
- Mainan balok-balok yang dibongkar-pasang
- Berkreasi dengan kertas lipat
- Mewarnai Gambar
2. Mainan untuk melatih daya imajinatif anak

Pada kisaran usia 2-3 tahun, anak gemar mengamati dan mengimitasi orang
dewasa di sekitarnya. Beberapa diantaranya, yaitu berperan menjadi ibu rumah
tangga, mengasuh boneka sebagai anak, serta bertindak layaknya orang dewasa
dengan menirukan berbagai kata dan emosi yang diamatinya. Untuk itu, pilihlah
mainan yang bisa membuat anak menirukan peran sebanyak mungkin, seperti :
- Bermain masak-masakkan
- Dokter-dokteran
- Rumah-rumahan
3. Mainan untuk meningkatkan dan menambah kosakata anak

Anak-anak pada rentang usia ini biasanya mulai banyak berbicara dan
pelafalan kata-katanya juga sudah mulai mudah dimengerti. Hingga anak beranjak
dewasa, tentu saja mereka akan tetap menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan
perasaan atau pikirannya. Karena pada usia ini kemampuan menyerap kata-kata
berkembang lebih cepat, pilihlah mainan yang bisa meningkatkan pembendaharaan
kosakata anak, seperti :
- Permainan menyusun huruf
- Bernyanyi dengan alat musik mainan
4. Mainan untuk meningkatkan kreativitas anak

Pilihlah mainan sederhana yang bisa menggali ide-ide dalam diri anak, seperti
bongkar-pasang atau plastisin sangat direkomendasikan untuk meningkatkan
kreativitasnya. Mainan yang bisa dibuat atau dibentuk sesuai dengan keinginan anak
tentunya bisa menjadi mainan edukasi yang cocok bagi anak berusia 2-3 tahun. Jenis
mainan yang dapat meningkatkan kreativitas antara lain :
- Plastisin
- Kinetic sand
- Drawing board
5. Permainan olahraga untuk mengasah motorik kasarnya

Permainan olahraga diketahui dapat melatih koordinasi otak,tangan, dan kaki.


Tak hanya itu, olahraga ringan untuk anak juga dapat melatih keseimbangan tubuh,
melatihgerak motorik, serta dapat membuat anak berolahraga sehingga ia dapat tetap
sehat dan mengurangi kegemukan (obesitas) dikemudian hari. Selain itu, olahraga
juga dapat melatih aspek sosial anak, karena ada sistem giliran bermain, serta
memperkenalkan anak dengan menang dan kalah. Ia harus belajar bisa menerima
kekalahan dan juga melatih sifat kompetitifnya. Contoh permainan yang dapat
dilakukan :
- Basket mini
- Bola tendang

H. BERMAIN MEWARNAI GAMBAR


1. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar
diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar.
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress
dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak (Erlita, 2006).
2. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik
halus.
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan pensil/spidol warna.
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak
suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak
akurat dan negatif.
f. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari
rasa marah dan benci.
g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di
rumah sakit (Erlita, 2006).
I. SASARAN
1. Anak usia toddler (1-3 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang Anak RS. Dr. Soekardjo
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang dapat memegang pensil/spidol warna.
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar.

J. TEMPAT dan WAKTU PELAKSANAAN


- Waktu      : Menyesuaikan ( 30 menit)
- Tempat    : Ruang Anak RS Dr. Soekardjo

K. JENIS PERMAINAN
Mewarnai gambar

L. MEDIA
Kertas bergambar dan pensil/spidol warna
M. METODE
Ceramah dan demonstrasi

N. PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN


1. Pengorganisasian
a) Leader : Delisa Nur Fatimah A
Tugas :
- Membuka acara dan memperkenalkan nama –nama terapis
-  Menjelaskan tujuan terapi bermain
- Menjelaskan aturan terapi bermain
b) Co-Leader : Ifan Arizal R W
Tugas :
- Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
-  Menyampaikan jalannya kegiatan
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaiknya
c) Fasilitator : Rendi Windi R & Hana Hanidah
Tugas :
- Memfasilitator kegiatan yang di harapkan
- Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
- Sebagai Rol Model selama kegiatan
d) Observer : Wilda Salsa Nuraziza
Tugas :
- Mengevaluasi jalannya kegiatan
e) Peserta : Ibu dan Anak (I/A)
1. Noni Juantika (I)
2. Dhila Dwi Ropianopa(A)
3. Ananda Indriayu (A)
4. Nurul Hissan (I)
5. Aulia Afifah P (A)
2. Pelaksanaan Kegiatan

No Subyek Terapi
Waktu Kegiatan

Persiapan : Ruangan, alat, anak dan keluarga


a.   Menyiapkan ruangan. siap
5
1. b.   Menyiapkan alat-alat.
Menit
c.   Menyiapkan anak dan
keluarga
2. 20 Pelaksanaan : Menjawab salam,
Menit a.       Membuka proses Memperkenalkan diri,
terapi bermain dengan Memperhatikan
mengucapkan salam,
memperkenalkan diri.
b.      Menjelaskan pada
anak dan keluarga tentang Bermain bersama dengan antusias
tujuan dan manfaat bermain, dan mengungkapkan perasaannya
menjelaskan cara
permainan.
c.       Mengajak anak
bermain.
d.      Mengevaluasi respon
anak dan keluarga.
Penutup : Memperhatikan dan menjawab salam
5
3. Menyimpulkan, mengucapk
menit
an salam

a) Sebelum bermain berikan contoh dahulu kepada anak.


b) Buat anak duduk membentuk sebuah lingkaran.
c) Fasilitator memberikan kertas bergambar yang telah disediakan pada
masing-masing anak, kemudian leader membimbing anak untuk
mewarnainya.
d) Selama jalannya permainan semua fasilitator wajib membimbing
masing-masing anak untuk mewarnai gambar
e) Setelah leader selesai membimbing anak mewarnai gambar, semua
fasilitator mengecek semua kertas gambar yang telah diwarnai anak.
f) Berikan reward positif pada semua anak yang telah menyelesaikan
tugas untuk mewarnai gambarnya.
3. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
- Apakah waktu pelaksanaan terapi aktivitas telah disepakati dan
ditetapkan
- Apakah tempat dan perlengkapan acara telah dipersiapkan
- Media apa saja yang digunakan dalam kegiatan terapi
- Apakah tim telah terbentuk
b. Evaluasi proses
- Jumlah peserta sesuai jumlah pasien anak di ruang Anak RSSH
- Apakah anak aktif dalam mengikuti kelangsungan acara
- Apakah media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
- Apakah acara bisa berjalan sesuai rencana
c. Evaluasi hasil
- Apakah anak mengetahui kondisi kesehatannya dan mampu melakukan
usaha untuk meningkatkan tumbuh kembang dan status kesehatannya
- Apakah anak mengikuti kegiatan hingga kegiatan selesai.
4. Denah Permainan

Denah :

Keterangan:

Leader fasilitator

Co leader

Anak observer
BAB III
KEGIATAN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN

A.    PELAKSANAAN KEGIATAN
Pada bab ini akan di uraikan aplikasi satuan acara kegiatan terapi aktivitas
bermain pada anak di Ruang Anak RS Dr. Soekardjo pada tanggal 17 Maret 2022.
Dengan kegiatan yang dilaksanakan yaitu, terapi bermain mewarnai gambar.

B.     TERAPI MEWARNAI GAMBAR


1. Nama Kegiatan
Mewarnai gambar
2. Waktu dan Tempat
- Waktu : 17 Maret 2022
-  Tempat : Ruang Anak RS Dr. Soekardjo (Ruang DR Simulasi)
3. Sasaran
a) Anak usia toddler (1-3 tahun)
b) Anak yang dirawat di Ruang Anak RS Dr. Soekardjo
c) Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
d) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
e) Anak yang dapat memegang crayon
f) Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
4.  Pelaksanaan
Kegiatan terapi aktivitas bermain pada anak usia 1-3 tahun
dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2022. Terapi aktivitas bermain yang
digunakan yaitu mewarnai gambar, disesuaikan dengan kondisi anak. Kegiatan
aktivitas bermain mewarnai gambar berjalan dengan baik dan dilaksanakan
selama 30 menit.
5. Media
Kertas Bergambar , spidol dan pensil warna
6. Hambatan
Hambatan yang dialami adalah jumlah pasien anak yang ada di
ruangan Anak RS Dr. Soekardjo, sehingga tim tidak dapat menjalankan
kegiatan sesuai dengan usia dan waktu yang telah direncanakan.
7. Evaluasi
- Anak mengetahui manfaat dari terapi bermain mewarnai gambar
- Anak bersemangat saat mengeikuti kegiatan terapi bermain mewarnai
gambar
- Anak mengikuti kegiatan hingga kegiatan selesai

C.    DOKUMENTASI
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Perkembangan adalah hal yang teratur dan mengikuti rangkaian tertentu.


Bermain merupakan proses dinamis yang sesungguhnya tidak menghambat anak
dalam proses belajar, sebaliknya justru menunjang proses belajar anak. Orang tua
yang keberatan terhadap aktivitas bermain anak justru menghambat kemampuan
kreativitas anak untuk mengenal dirinya sendiri serta lingkungan hidupnya.

2. Saran

Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat memeberikan pelayanan


dari mulai manusia sebelum lahir sampai dengan meninggal, dalam merawat kasus
yang apapun tindakan yang diberikan akan sangat berbeda karena setiap orang adalah
unik, sehingga seorang perawat dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A.Aziz. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta :


Salemba Medika

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Ed 6. Jakarta : Erlangga

Perry, A,G & Potter, P.A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta :
EGC.

Perry,A,G.& Potter,P.A. 1999. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Riyadi, Sujono & Sukatmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak Ed Pertama.
Yogyakara : Graha Ilmu

Soetjiningsih 1998. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta.

Soetjiningsih. 2005. Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Idai

Wong,D.L. 1995. Nursing Care of Instants and Children,St. Louis Mosby


DAFTAR NAMA PESERTA TERAPI BERMAIN DI RUANG ANAK
RSUD DR SOEKARDJO

No Nama Anak Nama Ibu Ket


1. An. Aulia Ibu hana Hadir
2. An. Ananda Ibu noni Hadir
3. An. Dhila Ibu noni Hadir

LEMBAR OBSERVASI PENCAPAIAN ANAK DI RUANG ANAK


RSUD DR SOEKARDJO

No Nama Anak Capaian anak Nilai


1. An. aulia - Anak mampu berinteraksi dengan baik.
- Memiliki daya imajinasi yang baik.
- cenderung mudah lelah dan jenuh.
- mampu mendengarkan arahan yang
diberikan oleh orang yang mengajak
bermain

2. An. ananda -

3. An. dhila -

Anda mungkin juga menyukai