Anda di halaman 1dari 143

PROT.

MUHAMMAD ASYWADIT SYUI(UR

A
!\f\t ,.t

T ASAW U T D A N A LIRA N - A LIRA N NY A

I
I
I

t i u

A1{IASARI

@ PRESS
2009
IILSATAI TASAWUI
DAN ALIRAN-ATIRANNYA
OIeh

PROT. MUHAMMAD ASYWADIE SYUKUR

Ptl*
IILSAIAT TASAWUT
DAN ALIR,AN-ALIRANNYA
PROF. MUHAMMAD ASYWADIE SYUKUR

@ Antasari Press

xii + 134 Halam ar:.; 14,5 x 2l cll


ISBN: 979-17W7-7-7

Editor: NurKholis
Rancang Sampul: Hambali
Penata Isi: Hambali

Penerhit
Antasari Press
Il. Ahmad Yani, Km. 4,5
Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Telp: (0511) 3252829, 3254344

Cet. I: November 2008


KATA PENGANTAR

,+- -il a^-!t lil.-;


Segala puji hanyalah mitik Allah Sw! Salawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw, seluruh keluarga, sahabat serta orang_or_
ang yang sen.rntiasa mengikutinya hingga di akhir zaman.
Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan
dalam Islam. Dalam ilnu ini dibicarakan entang memie latihan
batin, pengendatan emosi untuk mencapai keberhasilan jiwa
dan kemurnian batin. Dan orang yang telah mampu
mengendalikan emosi dan nafsunya, dinamakan orang yang
jekat
lertakwl dan orang yang bertakwa adalah orang yang
dengan Tuharurya. Tambah dekat dengan-Nyi Lerti-bah
takwanya, dan bertambah pulia mulia dirinya di sisi Tuhannya.
Kendatipun demikian pentingnya ilmu ini, dalam
peningkatan takwa, namun tidak jarang orang tederumus
karena ketidaltahuannya membedakarurya anLra tasawuf
yang benar dengan mistik yang tersesat.
Karena itu dalam buku kecil ini penulis mencoba
membicarakan mana tasawuf yang benar dan mistik yang
s€sat, mana tasawuf yang bersumber dari ajaran aleur,an
dan al-Sunnah Nabi Saw dan mana mistik yang bersumber
dari renungan filosofu semata yang rrr"r,y"ritku.,.

ul
Fils$at Petdidikat I s I am

Semoga tulisan ini ada manlaatnya dan khususnya bagi


mahasiswi IAIN yang ingin mempelaiari tasawuf dan bagi
siapa saja yang ingin mengetahui tentang tasawuf yang knar
dan yang keliru.
Akhimya, penulis akhti tulisan ini dengan bertawakkal
kepada Allah dan senantiasa memohon pertolongan-Nya
sehingga tulisan ini dapat diselesaikan.

Baniarmasin, SePtember2005

Penulis,
Keta Penganter
Dlrektur Program Pascrsarlana
IAIN Antesad

Assalnmu' alaikum Wr. W.


Meskipun secara keilmuan tasawuf sebagai disiplin belum
dikenal di masa rasul, namun tak dapat dipungkiri, secara
praksis tasawuf berpangkal dari peri kehidupan Rasulullah
SAW. Memang cikal bakal ajaran Islam yang kemudian lebih
dikenal dengan tasawuf ini sudah melekat dengan perikehidan
Rasulullah SAW yang diikuti pula oleh para sahabat (Zurkani
Yahya).
Kesenangan beliau bertaharurus di gua Hira, keseder-
hanaan, ibadah yang tekun dan khusyu', perangai yang
lembu! pemaaf kepada semua orang baik kawan maupun
lawan menjadi teladan bagi semua orang. Terutama bagi para
sufi. Aisyah rahimahlah mengatakan sesungguhnya akhlak
rasulullah adalah alQur'an.
Said Agil al-Munawwar menjelaskan, bahwa nilai-nilai
atau keutamaan dalam sufisme sangat beragam. Mereka
menyebutnya sebagai maqamat atau station-station yang harus
ditempuh seseoang untul sampai kepada Tuhan. Setiap sta-
tion memerlukan waktu yang panjang dan sangat tergantung
pada kesungguhan masing-masing orang dan station-station
itu sendiri. Station-station bervariasi di kalangan sufi. Misalnya
E ils afot P endidikan I sl au

dimulai dari taubat, ridho, wara', keikhlasan dalam beribadah


(ikhlas), kerinduan (syawq) dan cinta kepada Tuhan
(mahabbah,'isq), mengenyampingkan dunia (zuhud),
kepuasan hati (qana'ah), mengingat Atlah (zikr), dan kiesatuan
mistik (ittihad). Sementara FariduddinAttar sebagaimana
dikutip Said Agil menyebutkan ada 7 station yaitu : talab, rsyq,
ma'rifa! istighna, tafid, hasyrat, faqr dan fana.
Akan tetapi secara umum dalam konsep ilmu tasawuf
dikenal empat station/tahapan untuk sampai kepada Allah
mulai dari tingkatan syari'at tarikat, ma'rifat, dan hakekat.
Para sufi sibuk mengamalkan beberapa aiaran tersebut dalam
rangka menujuTuhan. Disamping itu melalui riyadhah mereka
ingin memperluas budi pekerti kepada manusia, terutama
kepada Tuhan.
Dalam kurun waktu yang cukup panjang dalam sel'arah
senantiasa bermunculan okoh-tokoh sufi besar sejak masa lalu,
seprti Hasan al-Bisri, Rabiatul Adawiyah, Abu Yazid al
Bustami, Ibnu Arabi, Imam al4azali. Dan akhimya pada masa
belakangan ini lahir tokoh-tokoh yang coba mengembangkan
dan mengkritisi pemikiran tasawuf dari tokoh-tokoh lokal,
sebutlah misal Abu Hamid Abulung Muhammad Nafis al-
Banjari dan lain-lain. Tokoh terakhir lahir pada abad ke-18
Maiehi yang mengarang kitab ad-Darunb Nafis yang brisi
ajaran tasawuf.
Pada masa modern di Kalimantan Selatan muncul
beberapa tokoh intelektual dan pembaharu di bidang ke-
Islaman seperti H. Abdurrahman Ismael Zufri Zam-zam,
Hanafi Gobeth, K.H. Gusti Abdul Muis dan banyak lagi
termasuk Prof. Drs. K.H. Asywadi Syukur, L-c.
Pak Asywadi yang kita kenal sebagai tokoh Ulama beliau
sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia Kalimantan Selatary
tokoh akademisi dan intelektual beliau pernah menjabat
Kata Peflgafltat Dirck,,,I' Ptogn fl Pascasarjun IAIN Afltos.ti

sebagai rektor IAIN Antasari peiode 7997-20O0 dan pemah


menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar ICMI Kalimantan
Selatan.
Sebagai seorang penulis yang cukup produktif beliau
banyak menulis buku-buku Hukum Islam dan berbagai disiplin
ilmu dakwah, ushuluddin dan lain sebagainya. Salah satu
buku karyanya yang hadir dihadapan pembaca Filsafat
Tasawuf merupakan bahan kuliah di Program Pascasarjana
IAIN Antasari sejak beberapa tahun terakhir ini pada mata
kuliah Filsaf at Tasawuf .
Kekhususan buku ini adalah mencoba membahas tasawuf
melalui pendekatan filsafat, sehingga analisisnya cukup
mendalam dan cukup komprehensif, dan layak untuk
konsumsi mahasiswa 92 Program Tasawuf. Kami menyambut
gembira atas terbitnya buku ini, karena ia dapat menambah
refemsi dalam kajian tasawuf. Dan buku ini dapat dipelajari
dan amat relevan dikaji oleh semua kalangan tidak saja
masyatakat umum, namun terutama sekali kepada para
mahasiswa, dosen dan peminat ilmu tasawu{, karena buku
ini pula yang dijadikan sebagai sumber rujukan bagi semua
mahasiswa program pascasarjana program shtdi tasawuf dan
semua jurusan di PPs IAIN Antasari.

Baniarmasin Oktober 2009


Direktur,

Prof. fh. Ahmadi Hasan, M.H,


19580406 03 01 198703 001

vlt
Sambutan
R.ektor lAlN Antasari

Asslarru'alaikumWr. W.
Seraya mengucapkan Alhamdulillah dan shalawat atas
Rasulullah SAW serta pengikut beliau, kami pada kesempatan
ini menyambut gembira atas penerbitan buku ini. Buku yang
berjudul Filsafat Tasawuf karya Prof. Drs. H.M. Asywadi
Syukur, L. y*g sekarang berada ditangan Bapak/Ibu ini
merupakan salah satu karya monummtal dalam kafian Filsafat
Hukumlslam.
Buku ini diambil dari bahan-bahan perkuliahan dalam
mata kuliah Filsafat Tasawuf yang selama ini dilalsanakan
oleh penulisnya di Program Pascasarjana IAIN Antasari
Banjarmasin. Kami meyakini bahwa isi yang terkandung
didalamnya tentu merupakan sebuah kajian komprehensif,
yang sangat bermanfaat untuk diketahui dan dibaca bagi
khalayak banyak.
Kami mengharapkan penerbitan buku ini dapat menjadi
motivasi mahasiswa dan dosen untuk lebih menghasilkan karya
ilmiah yang bermutu dan layak untuk dikomsumsi publik.
Upaya-upaya publikasi ilmiah dan penerbitan ke depan
terus kami galakkan untuk menciptakan kultur akademik bagi
dosen dan mahasiswa. Dengan banvaknya hasil karya dosen

Ix
Eilsatat P endidi kall I s larn

dalam bentuk buku ilmiah menandakan adanya upaya untuk


terus melestarikan khazanah intelektual muslim khusus hasil
karya yang menggali lslam Kalimantan dalam hal ini Karya
Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.
Harapan kami, semoga buku ini tidak hanya bermanfaat
bagi masyarakat Kalimantan Selatan, tetapi juga seluruh
bangsa Indonesia.
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih, atas
penerbitan buku ini semoga menjadi pendorong bagi Saudara
dan rekan-rekan, untuk lebih produktif melahirkan karya
ilmiah lainnya.
Wnssalamua' lnilatm Wr. W.

Banjarmasin, Oktober 2009


Re

. Dr. H. Akh. Fauzi Aseri, M.A.

x
DATTAR ISI

KATA PENGANTAR..................... ltt


KATA PENGANTAR DIREKTUR PROGRAM
PASCASARJANA IAIN ANTASARI v
SAMBUTAN REKTOR IAIN ANTASARI ........... ix
DAFTARISI n
BabI PENDAHULUAN 1

Bab II TASAWUF PADA UMUMNYA.............. 5


1. Asal Kata Tasawuf 5
2. Pengertian Ilmu Tasawuf 7
3. Tujuan Ilmu Tasawuf 8
4. Sumber Ajaran Tasawuf ....... 9
5. Hubungan IImu Tasawuf dan Fikih ...... 1 8
6. Apakah Tasawuf Identik dengan Mistik? .................. 22
7. Strata Buku dan PenuntutTasawuf ............................ 26
8. Pengertian Ilmu dalam Tasawuf 28
a. IImu Syariat...... 29
b. Ilmu Thariqat ... ...30
c. Ilmu Hakikat .... -r.,
d. Ilmu Ma'rifat 37

T
Filsafat Petdidikan Islam

Bab III TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA


ILMUTASAWUF... 39

Bab IV MUNCULNYA FILSAFAT TASAWUF


DAN ALIRAN-ALIRANNYA ........59
A.ALIRANITIIHAD ........6t
B. ALIRANHULU ........65
Huluf 69
Nur MuhammadyangQadim .........71
Wahdatul Adyan .........75

C. ALIRAN WAHDATU AL-SYUHUD 76


D.ALIRANISYRAQI ............86
E. AURAN WAHDATU AL-WUJUD ............89
a. Wahdatu al-Wuiud .91.
b. Al-Hakikatu al-Muhammadiyah ............' 91
c. Wahdatu al-Adyan..........'.... ....95
....97
(b)Ibnu Sabi-ah.......... 99
(c) Abu Sa'id .. ..t02
(d) lalaludinRuni .. 103
(e) Abdul Karimrili ........ 105
(f) Burhanfuri .. .......L07
(g) PenyebaranAliran Wahdatu al-Wujud
dan Martabat Tuiuh di Nusantara 111

Bab V PENUTUP....... 723

BAHAN KUTIPAN... 1.2s

BAHAN BACAAN.... 129


RIWAYAT HIDUP ....... 133

lll
BAB I
PENDAHULUAN

antara ciri yang menandai awal abad kedua puluh,


ffii
d*, sepremasi kemunisme Rusia dan Cina yang kian hari kian
meluas, bukan saja di kawasan Asia dan Afrika bahkan
menjalar kenegara-neg a yang sudah maju seperti di Amerika
Tengah, Amerila Selatan, bahkan ke Eropah. Nampaknya,
banyak juga gerakan komunisme i.i y*g berhasil dengan
berdirinya negara komunis di pelbagai kawasan, kendatipun
dalam mencapai tujuan itu harus mengorbankan iutaan iiwa
manusia. Demikianlah meletus pemberontakan komunis di
mana-mana dengan semboyan revolusi proleter yang bertujuan
menumbangkan kaum imperalis, kapital;s, dan borjuis dan
menggantinya dengan sisEm pemerintahan baru yang mereka
namakan dengan demokrasi sosial atau komunis.
Sepremasi komunisme ini langsung atau tidak langsung
nerupakan bahaya yang mengancam kelangsungan hidup
peradaban Barat Sedang peradaban Barat itu sendiri, kian
hari kian merosot bahkan sewaktu-waktu akan terus menuju
iurang kehancurannya karena corak peradaban Barat yang
hanya mementingkan kemajuan materi, sedang nilai-nilai
kerohanian diabaikan bahkan ditinggalkan sama sekali.
Di sanping itu, pada awal abad kedua puluh timbulnya
gerakan-gerakan kemerdekaan di kawasan yang masih berada

1
E ils oftt P endi.likot lsl arn

di bawah penjajahan, gerakan ini berhasil menumbangk;rn


penjajah, dengan berdirinya negara-negara baru yang
merdeka, baik di kawasan Asia maupun Afrika. Bangsa-bangsa
yang bergerak dan berjuang memperoleh kemerdekaannya,
kebanyakannya berpenduduk beragama Isla.m atau sekurang-
kurangnya para pemimpururya kebanyakan beragama Islam.
Umat Islam tidak tergiur kepada proPaganda komunisme
bahkan menentangnya, karena komunisme bertentangan
dengan ajaran Islam. Islam mengaiarkan umatnya agar
percaya kepada adanya Tuhan Yang Maha Esa, sementara
komunisme tidak mempercayai adanya Tuhan.
Karena itu, pada awal abad ke dua puluh perhatian or-
ang Barat terhadap Islam kianbertambah,Islam mereka selidiki
yang mungkin akan dapat dipergunakan untuk
menyelamatkan peradapan Barat, dan di samping itu mereka
paralelkan Islam dan potensinya dalam pembinaan dunia
baru.
Begitulah beratus-ratus sarjana Barat pada alrJrir-akhir ini
yang te{un meneliti ajaran Islam, Islam mereka teliti dari
pelbagai aspeknya, bahkan penelitian terhadap tasawuf Islam
darr srrmber ajaran tasawuf melebihi dari penelitian dalam
sepek ajaran yang lainnya, yang tentunya penelitian berakhir
dengan kesimpulan.
Ada di antara para peneliti Barat yang berkesimpulan
bahwa tasawuf Islam bersumber dari ajaran Islam sendiri atau
dengan kata lain dari al-Qur'an dan Sunnah Nabi, karena
bayik ayat dan hadis yang berbicara tentang ketuhanan
hubungan manusia dengan Tuhan dan kebersihan rohani' Dan
di antara yang berpendapat demikian smrang orientalis Barat
yang bernama Nicholsn, Nicholson sangat menentang
pendapat yang mengatakan bahwa aiaran tasawuf Islam
ierambil dari ajaran lain, yang dimasukkan ke dalam Islam'

2
Peadahuluafi

Namun banyak pula orientalis Barat yang berpendapat


bahwa pokok pengambilan tasawuf Islam ialah dari aiaran
Persia atau Hindu atau Yahudi atau Nasrani atau Filsafat
Tunani Khususnya filsafat Neo-Platonisme atau dari semua
sumber itu. Para orientalis yang berpendapat demikian di
antaranya; Masignory Marx, Jones, Harten, Blocet, Goldziher,
dan Brown. Mereka beralasan bahwa kata tasawuf itu sendiri
terambil dari kata "theasophy" yang artinya 'hikmah
ketuhanan". Dan dalam ajaran tasawuf itu sendiri ada dua
ajaran; (1) mencari ma'rifah (pengenalan) atau genostic yang
menurut mereka ajaran ini berasal dari ajaran filsafat Yunani
dan 92) semacam lagi yang berusaha untuk membersihkan
rohani dengan memisah diri (uzlah) dari masyarakat dan
kehidupan dunia (infirad), fana (passing-away) dan baqa' (sub-
sistence) dalam Tuhan. Ajaran ini menurut mereka berasal dari
ajaran Hindu dan Budha yang mempercayai Nurwana atau
Nibbana, dan dianggap itulah tujuan yang tertinggi dalam
hubungan manusia dengan Tuhan.
Karena adanya pendapat-pendapat yang bertentangan
ihrlah yang mendorong penulis mengemukakan judul uraian
"Filsafat tasawuf dan Aliran-Alirannya" sebagai jawaban dari
pertanyaan "Apakah benar ajaran tasawuf Islam itu semuanya
bersumber dari ajaran Islam atau semuanya dari luar Islam
atau ada sebagiarmya bersurnber dari Islam dan sebagiarurya
dari luar Islam". O

3
BAB II
TASAWUI PADA UMUMNYA

L ASAIKATATASAWUF

d, ebagaimana lazimnya bagi orang yang mempelajari suatu


6ifl ilmu pengetahuan tentu ia ingin mengetahui asal nama
ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Karena itu daLam uraian
ini penulis lebih dahulu mengemukakan asal kata tasawu{.
Di dalam pelbagai buku dierangkan sejarah dan asal kata
tasawuf, baik yang ditulis oleh cendekiawan muslim maupun
oleh cendekiawan non muslim yang dikenal dengan orientalis.
Dari kalangan umat Islam umparranya, Umar
Suhrawardi dalam bukunya " Aw aritu al-Ma,arif,,
menerangkan ada yang mengatakan kata tasawuf terambil
dari kata " shafa" yangartinya bersih dengan alasan bahwa
tujuan ilmu tasawul ialah kebersihan batin. Ada pula yang
mengatakan dari kata "shufah" ialah serambi yang berada di
belakang rumah Rasulullah di Medinah yang disediakan untut
tempat penginaan para sahabat yang miskin yang biaya hidup
mereka ditanggung oleh orang-orang yang kaya di kota
Medinah. Banyak sahabat utama yang pernah tinggal di
tempat ini seperti Abu Dard4 Abu Zar il4rtan, Abu Hurairah,
dan lainnya. Ada pula yang mengatakan kata tasawuf berasal
dari kata " shaf" yakni shaf dalam shala! karena kebiasaannya

5
F ilsafct P ea.li.likqn lstcrn

orang shufi memilih shaf yang utama. Dan ada pula yang
mengatakan kata tasawuf bersal dari kata "shaufanah" yaifu
semacam buah kayu yang terdapat di padang pasir dengan
alasan bahwa pakaian orang sufi berbulu seperti buah
"shaufanah".l
Mahmud Abas Aqad dalam bulunya "Al-Ffuafatu al-
Quraaniyah" menampilkan pendapat Von Hamer salah
seorang orientalis yang mengatakan kata tasawuf terambil dari
bahasa Yunani "thea" dan "shopos" yang altinya "filsafat
ketuhanan" dengan alasan banyak sekali pengaruh filsafat
Yunani ke dalam pemikiran umat lslam terutama filsafat Neo-
Platonisme.'?
Ibnu Taimiyah dalam bulunya "Al-Tasawuf wa al-Faqru"
menjelaska kalau dicermati semua pendapatdi atas tidak ada
yang benar kalau dikembalikan ke dalam gramatika bahasa
Arab. Karena itu pendapat yang benar y.rng mengatakan kata
tasawuf dan shufi terambil dari kata "shu{" yang artinya bulu
domba (wol). Alasannya, (1) karena sesuai dengan gramatika
bahasa Arab dan 92) wol adalah bahan pakaian orang yang
menyediakan hidupnya untuk kepentingan kerohanian dan
kemurnian batin. Pakaian wol menunjukkan kesederhanaan
pemakainya sehingga cara hidup dan ilmu pengetahuT y*g
mereka geluti untuk mencapai kesederhanaan hidup
dinamakan "tasawuf" '3
Brown dalam bukunya "Al-Literary Histori of Persia"
menyanggah pendapat Von Hamer yang mengatakan kata
tasawuf berasal dari kata Theshopos karena menurutnya
sebelum imat Islam mempelaiari dan menyalin pemikiran
bangsa Yunani sudah ada orang yang digelar shufi ialah Abu
Hasyim yang difahirkan di kota Kufah dan Syam pada tahun
150 i{ (*1 O di masa pemerintahan Khalifah al-Makmun'"1

6
Tisauuf pada Umtunrya

2. PENGERTIAN ILMU TASAWUF


Sebagaimana terjadi perbedaan pendapat tentang asal
kata tasawuf juga terdapat perbedaan pendapat tentang
definisi tasawuf. MenurutAbu Qasim Qusyairi dalam bukunya
"Al-Risalah al-Qusyairiyah" menerangkan tasawuf ialah
menerapkan secara konsekwen ajaran al-Aur'an dan Sunnah
Nabi, berjuang mengendalikan nafsq menjauhi perbuatan
bid'ah dan tidak mengikuti kehendak syahwat dan tidak
mencari-cari keringanan dalam ibadah". Sahal Abdullah
Tusturi mengatakan "shufi" ialah orang yang membersihkan
diri dari sifat-sifat yang tercela dan menilai sifat-sifat yang
terpuji itu lebih berharga dari tumpukan emas dan permata.
Menurut AMul Wahab Sya'rani adalah ilmu pengetahuan
yang dilimpahkan (Allah) ke dalam hati para wali dikala hati
nereka telah terbuka untuk menerima pencerahan dari a_l-
Qur'an dan Sunnah Nabi"s. Al-Ghazali menulis dalam
bukunya "Raudatu al-Thalibin" mengatakan tasawuf ialah
memakan yang halal, mengikuti akhlak dan tingkah laku
seperti yang diperintahkan dalam al-eur'an dan kalau orang
itu tidak menulis (menghafal) hadis janganlah diikuti karena
ajaran tasawuf terambil dari al-Qur'an dan Sunnah. Ibnu
Khaldun berkata inti dalam tasawuf ialah selalu menghitung
sikap iiwa sampai di mana kedarannya dalam mengikuti
perintah dan menjauhi larangan."6 Abul Ala al-Maududi
dalam bukunya "Toward Understanding Islam" mengatakan
tasawuf menurut arti yang sebenamya ialah cinta yang
mendalam kepada Allah dan Rasul-Nya, cinta yang
mendorongnva untuk tunduk kepada perintah yang
diciptakannya seperti yang tercantum di dalam al-eur,an dan
Sunnah.T Dan Abu Bakar Aceh dalam bukunya ,,pengantar
Sejarah Shufi dan TasawuJ" katanya tasawuf ialah suatu ilmu
pengetahuan unfuk mencari kecintaan dan kesernpumaan
rohani".8

7
Filstfat Pendidikan lslam

Dari sekian banyak definisi (pengertian) dari para ahli


pada dasamya mereka sepakat bahwa tujuan pokok ilmu
tasawuf ialah mencapai kecintaan kepada Allah dan Rasul-
Nya serta kemumian rohani. Karena itu dapat dikatakan yang
dimaksud dengan ilmu tasawuf ialah "ilmu pengetahuan
untuk mencapai kecintaan yang mendalam kepada Allah dan
Rasul-Nya, serta berbudi perkerti yang luhur, peningkatan
amal kebajilan dan membersihkan mental untuk mencaPai
kebahagiaan dunia dan akhirat."

3. TUJUAN II-IVIU TASAWUF


Kalau diperhatikan ayat-ayat al-Qur'an dan Sunnah
banyak ditemui ayat-ayat dan hadis yang mendorong manusia
agar memikirkan isi alam raya ini, dari yang sebesar-besamya
simpai sekecil-kecitrya, dari planet yang ada di ruanq angkasa
ru-pui diti -utt sia s€ndiri. Manusia disuruh memikirkan isi
alam raya ini, baik dari sisi ciptaannya mauPun dari sisi
pengaturamya, semua itu menunjukkan adanya Pencipta
Vang tnlanu nettasa dan Maha Kuasa. Bertambah mendalam
perhatianttya kepada alam raya ini maka bertambah pula rindu
(isyq) dan cinta (hubb) nya kepada pencipta'
Demikian pula dalam mencapai kesucian iiwa, tidaklah
mungkin dapit dicapai dengan sekaligus, tetapi melalui
penalnaman kebiasaan (riyadhah) dari ta-hap takhalli
(pengosongan) tahalli (pengisian) dan taialli (elas dan nyata),
naik dari satu tahaP (maqam) samPai ketitik kesemPurnazrn
dan stabil (hal).
Karena itu tuiuan ilmu tasawuf yang telah disepakati oleh
ahlinya ialah membawa manusia naik setingkat demi setingkat
untui< mendekatkan diri (taqamrb) kepada Allah' Melalui cara
ini akan tercapailah kebahagiaan (sa'adah) yang menjadi
dambaan setiap insan ialah kebahaglaan dunia dan akhirat
(sa'adatut darain). Di dunia ini meniadi manusia yang
8
Tasauuf pula Umtmnqa

mencintai Allah dan Allah mencintainya dan ia menjadi


manusia yang bertakwa kepada-Nya. Karena itu shufi
dikatakan adalah orang yang telah suci dari akhlak yang tercela
dan berakhlak dengan akhlak yang terpuji sehingga Allah
nencintainya dan Allah yang memelihara setiap gerak dan
diamnya. Dan puncak kebahagiaan ini ialah kebahagiaan
akhirat dengan bertemu (liqa') dan melihat (ru,yah) kepada
zat Yang Maha Mulia.

4. SUMBER AJARAN TASAWUF

Di dalam al-Qur'an banyak ditemui ayat_ayat yang


mendorong manusia memikirkan alam raya ini, dengan berpikir
akan nampak keindahannya dan keindahan pencipta-dan
dengan demi.kian akan tumbuh rasa cinta yang mendalam
terhadap pencipta. Di antaranya dalam firman Aflah:
uLJ. ifl A! 6lry Jt{jftr JiU li)jitr qFltr €t ...,Jt 6li qi Ol
"seswrgguhnya dalam petciptaar latgit ilat buni dan
.-.- _Arti"yo:
s ih bergontinya nela dan siang terdapal landa_la da basi orans_
orang ya,tg berakal "(S- Ali lmran 190). Dentikian jrqa s.lkiit banyil<
ayal yang menberikat contoh akhltk nu ia dq aUrla* yang bti*,
melalui-ceita umqt-tnrut yang lampau, qtau nrelalui liraigat dan
peirtah. Demikian pula manusia xlalu didorong beramal ikh tlan
netgetdal-ikan nafsu keitgitannya dan dalam kenrumpuan
tteflgendalikan nafsu keingirun terleb* keberunturgan hidup.
AIIah berfirman:
Lt^".rO.L.iirarbtsraFCi l.trtFrta,r+t64ltitrt_uroii,
Arliuya "Dan jiua serla peflyenpumu, rya (petciptaonaya).
Maka Allah nengrllnnkat kepada jirca itr ljilatj *efisiLan llat
ketakoaanrya. Setoryguluya benurttrnglah orar g yang' uerxrcikaz
Du seslll,tggr orya nenrgilah orang yan[ iengoto;rya,, 15.
jitoa itu.
Asy-Syanrs 7-'10).
Contoh kehidupan shufi banyak pula ditemui dalam
kehidupan Rasulullah sehari-hari, yang penuh dengan
penderitaan dan waktunya dihabiskan untuk beribadah dan

9
E i I safat P uulitlikon 1s I an

berbakti kepada manusia. Sebelum ia diangkat meniadi Rasul"


ia sering melakukan takhanus (khalwat) di gua Hta di Jabal
Nur untuk memohon petunjuk. Berulang kali ia menempuh
kehidupan seperti itu dan untuk perbekalarnya dalam khalwat
ini hanya membawa beberapa potong roti kering dengan air
minum serta buah korma, yang menggambarkan makanan
yang sederhana bagi orang shufi. Ditempat itulah ia bersunyi
diri (uzlah) dan memisah diri (infirad) dari masyarakat a*aisy
yang dinilainya sudah jauh menyimpang dari aiarannya
Tuhan, ajaran yang dibawa oleh nenek moyang mereka
Iberahim. Ia ingin mencari kehidupan yang berbeda dengan
kehidupan Quraisy, suatu kehidupan yang akan membawa
kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Ia seorang yang buta
huruf, tidak ada yang sanggup mengajar kehidupan suci itu
selain AIIah. Karena itu ia ingin bertemu (liqa') Allah, memohon
dan meminta petunjuk, baik secara langsung maupun melalui
perantara, maka akhirnya ia berhasil memperoleh petunjuk
yang disampaikan melalui malaikatJibril yang kemudian untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia agar manusia
-setelahmabuk dengan
jangan kehidupan dunia dan kemewahannya'
la memperoleh Petunjuk dengan turunnya wahyu
yang pertama awa-l Surah al-Alaq ayat 1 s/d 5, mulailah ia
mengajak manusia agar berusaha menyempurnakan
kehidupannya (kamal) dan berperilaku yang luhur (jamal),
agar tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kendatipun ia telah diangkat meniadi Nabi dan Rasul,
menjadi pemimpin umat dan meniadi kepala negara dan
panglima Perang, namun kehidupan sederhana masih
mewarnai kehidupannya sehari-hari. Rumah temPat
tinggalnya sangat sederhana yang berukuran 2 x 3 meter'
Daiam rumah tidak terdapat perabot yang mewah, tidak
terdapat makanan yang lezatbahkan makanan yang biasapun
iarang terdapat pada setiap waktu
makan. Ia tidur di atas tikar

10
Ttstrtgl;J ltodo Ut.l.mtltl n

yang dianyam dari daun kurma, yang kadang kala kelihatan


di pipinya bekas daun kurma, dan kalau ada makanan yang
disajikan isterinya hanya terdiri dari roti kering yang terbuat
dari gandum yang kasar dengan secangkir air dingin dan
sebutir kurma.
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa pad suatu hari
Aisyah pernah menyampaikan keluhannya kepada
keponakannya Urwah katanya: lihat Urwah kadangkala
beberapa hari dapurku tidak berasap dan al<u menjadi bingung.
Urwah bertanya: apa yang kamu makan? Aisyah menjawab:
kalau ada makanan hanya terdiri dari kurma dan air dingin,
kecuali ada tetangga Anshar yang mengantarkan roti dan susu
untul< Rasulullah mala kami dapatmerasakan seteguk susu.
Pada suatu hari Rasulullah turun ke mesjid dan bertemu
dengan Abu Bakar dan Umar. Rasulullah bertanya: kenapa
mereka berdua terus ke mesjid- Keduanya menjawab karena
menghibur rasa lapar dan Rasulullah berkata: akupun keluar
untuk menghibur rasa lapar.
Rasulullah sering berpuasa sunat yang barangkali
maksudnya agar waktu lapar tidak disia-siakan di luar amal
kebajikan. Setelah beribadah di mesjid beberapa waktu, ia
pulang ke rumah dan bertanya kepada Aisyah apakah ada
sesuatu untuk dimakan. Dan kalau Aisyah menjawab belum
ada, Rasulullah kembali lagi dan bertanya yang akhirnya
Rasulullah berhasil memperoleh sesuatu di rumahnya yang
diantar oleh Usman bin Affan. Aisyah pemah mengatakan
bahwa keluarga Muhammad dalam kehiduparurya sehari-hari
tidak pernah makan sampai dua kali dan paling banyak
makanan tersimpan lebih dari sepotong roti yang dapat
dimakan untuk tiga orang.
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah pemah
berkata: ketakutanku kepada Allah melebihi dari orang lain
dan ketakutanku kepadanya tak ada tolok bandingnya.
77
Filsafat Pendidikan Islan

Kadangkala kulalui tiga puluh hari lamanya dengan tidak


mempunyai simpanan makanan di rumah, sehingga Bilal
datang membawa sepotong roti yang kami makan bersama.
Ibnu Mas'ud pemah masuk ke kamar Rasulullah dan pada
saat itu Rasulullah sedang berbaring di atas sepotong tikar dari
daun kurma yang memberi bekas pada pipinya. Ibnu Mas'ud
bertanya: wahai Rasulullah apakah tidak baik kalau kucarikah
sebuah bantal untukmu? Rasulullah menjawab: tak ada
hajatku untuk itu. Aku dan dunia laksana seorang yang
musafir sebentar berteduh di kala hari panas terik di bawah
naungan sepohon kayu yang rindang untuk kemudian
berangkat lagi dari situ ke arah tuiuan.
Pada suatu hari Umar bin Khatab masuk ke dalam kamar
Rasulullah. Ia melihat di dalam kamar itu tidak didapatinya
perhiasan, tidak ada perabotyang mewah, hanya didapatnya
sebuah bangku yang beralaskan .rnyaman daun kurma dan
tergantung di dinding sebuah guriba (tempat air) persediaan
untuk minum dan berwudhu. Umar sangat terharu sehingga
meneteskan air mata. Rasulullah menegumya kenapa ia
menangis? Umar menjawab: bagaimana saya tidak menangis,
tidak kulihat dalam kamarmu selain dari dua benda ihr padahal
seluruh kunci Timur dan Barat EIah tergmggam di tangamu.
Rasulullah menjawab: aku ini adalah pesuruh Allah wahai
Umar. Aku ini bukanlah seor.rng kaisar dari Persia atau
seorang kaisar dari Rumawi. Mereka menuntut dtrnia dan aku
menuntut akhirat
Emas dan perak serta makanan yang lezat yang disalurkan
melalui Rasulullah langsung dibagikan kepada fakir-miskin
yang ada di sekelilingnya atau untuk membayar hutang or-
ang Islam yang berhutang atau membayar tebusan para budak.
Rasulullah tidak ingin memakainya untuk diri pribadinya,
tidal ingin menyimpannya untuk keluarganya.

-12
Tasazwf pada Utrutmnya

Diriwayatkan pada suatu hari ia sedang shalat teringat


masih ada beberapa keping emas yang belum diserahkan
kepada yang berhak menerimanya. Rasulullah mempercepat
shalatnya untuk membagikannya kepada yang berhak
menerimanya.
Hasanain Haikal menulis dalam bukunya " Hayat
Muhammad" ketika Rasulullah sedang sakit masih teringat
ada tersimpan tujuh keping emas di rumahnya. Rasulullah
memanggil keluarganya untuk segera membagikaturya kepada
yang berhak menerimanya, dan Rasulullah menghadap
Tuhannya dengan baju yang compang camping. Ketika
Rasulullah wafat tidak meninggalkan harta untuk
keluarganya, bahkan tameng yang akan dipakainya dalam
peperangan tergadai pada seorang Yahudi untuk nalkah
keluarganya.
Rasulullah sebagai panglima perang, sebagai kepala
negara yang hidup dalam kesederhanaan dan penderitaan.
sepanjang hidupnya dissdi6l6n untuk berbakti kepada A]lah,
menyampaikan agama Allah kepada seluruh umat manusia,
tidak menghiraukan kepentingan peribadinya, tidak
memikirkan kepentingan keluarganya, tetepi sepanjang
hidupnya untuk berbakti kepada seluruh umat manusia.
Para sahabat yang besar mencontoh kehidupan
Rasulullah. Dalam kehidupan mereka penuh dengan
kesederhanaan yang menunjukkan bahwa perhatian mereka
hanya tertuju kepada Allah dan berbakti kepada umat
manusia.
Abu Bakar yang hidup hanya dengan sehelai pakaian
bahkan semua harta kekayaannya dibelanjakannya untuk
kepentingan agama dan negara. Ia serahkan seluruh
kehidupannya untuk berbakti kepada Allah dan masyarakat.
Abu Bakar yang menjadi teman Rasulullah ketika berada dalam
gua Tsur sebelum melakukan Hijrah ke Madinah, ia pula yang

13
Eilsaf at P endidi kalr I s I am

pertama kali membenarkan peristiwa Isra' dan Mi'raj. Dalam


menghadapi perang Tabuk, Rasulullah meminta kepada para
sahabat untuk memberikan hartanya di jalan Allah" Abu
Bakarlah yang pertama yang menjawab: saya wahai
Rasulullah. Ia menyerahkan seluruh harta kekayaannya
sampai Rasulullah bertanya: apa masih ada yang kau
tinggalkan kalau semua harta kekayaan ini kau serahkan? Abu
Bakar menjawab: cukup bagiku Allah dan Rasul-Nya. Abu
Bakar yang dulunya sebagai seorang Pedagang yang kaya raya
di kota Mekah yang kemudian sesudah masuk Islam meniadi
seorang yang miskin yang harus menderita. Abu Bakar salah
seorang sahabat yang memPunyai akhlak yang mulia, ia
disegani bail oleh kawan maupun oleh lawan, ia hidup saleh
dan takwa.
Umar bin I(hatab seorang yang memPunyai iiwa yang
suci dn akhlak yang mulia. Diriwayatkan Umar pernah naik
ke atas mimbar untuk menyampaikan pidatonya. Sedang
pakaian yang dipakainya penuh dengan tambalan sekaliPun
pada waktu itu ia telah menjabat khalifah. Diceritakan pula
ketika Abdullah bin Umar yang masih kecil bermain-main
dengan anak-anak yang lain semua teman sepermainannya
mengejeknya karena pakaian yang dipalainya penuh dengan
tambalan. Hal ini disampaikan kepada ayahnya yang menjadi
khalifah. Mendengan pengaduannya itu Umar bin Khatab
sangat sedih karena tidak mempunyai uang untul membeli
pakaian anaknya. Ditulisnya sepucuk surat yang dituiukan
kepada pegawai Baitul Mal untuk meminiam uang dan pada
buian yang akan da tang dipotong dari gajinya. Pegawai Baitul
MaI menjawab permintaan itu dengan mengajukan
pertanyaan apakah khalifah Umar bin Khatab yakin bahwa
ia masih hidup sampai bulan depan. Umar bin Khatatr
membacanya dengan perasaan haru dan dengan diiringi air
mata meniawab Pertanyaan itu tidak iadi merrriniam uang

14
Tosawf pada Ununnla

Baitul Mal karena ia sendiri tidak yakin masih hidup sampai


bulan depan. Setelah Umar menjadi khalifah pada suatu
malam ia keluar untuk melihat keadaan rakyatnya yang
sebenarnya. Pada malam itu ia mendengar tangisan bayi dari
sebuah gubuk yang Erletak di pinggiran kota. Umar mendekat
gubuk itu dan dilihatnya ada seorang wanita yang sedang
memasal. Umar bin Khatab bertanya kenapa anak itu terus
menangis? Wanita itu meniawab bahwa anak itu kelaparan
dan hendak makan, sedang ia sendiri tidak mempunyai
makanan dan yang dimasaknya hanya batu untuk
menenangkan bayinya agar tertidur. Wanita itu berkata:
alangkan celakanya kha-Iifah kami ini yang tidak mengerti
nasib kami. Setelah mendengar itu Umar bin Khatab pergi ke
tempat penyimpanan bahan makanan diambilnya sekaraung
gandum dan ia sendiri yang menrikulnya sampai ke gubuk
wanita itu. Sampai di gubuk Umar sendiri yang memasaknya
dan setelah masak diberi makan bayi dan setelah makan ia
berpesan agar besok ia datang menghadap khalifah untuk
mengadukan nasibnya. Keesokan harinya ia pergi menemui
khalifah, tetapi setelah bertemu ia terkejut karena lelaki yang
membawa gandum pada malam itu ialah khalifah Umar bin
Khatab.
Diriwayatkan, ketika datang kiriman harta za_kat dari
Yaman, diadakan suatu pertemuan besar karena Umar bin
Khatab akan menyampaikan pidatonya. Dalam pidato itu
Umar bin Khatab meminta kepada masyatakat untuk
membantunya dan mentaati perintahnya, tiba-tiba seorang
lelaki menginstruksi pidatonya katanya: kami tidak akan
mentaati perintahmu. Umar bertanya kenapa? Orang itu
berkata: bagaimana kami dapat mentaatimu sedang harta
zakat yang dikirim dari Yaman telah kau bagikan sedang kau
sendiri hanya memperoleh bagianyang sama dengan bagian
orang lain. Kami melihat pakaianmu hanya sepersalinan, tidak

15
Fil s afat P endidikan lslem

ada pakaian untuk musim panas dan tidak ada pakaian untuk
musim dingin, karena itu sebelum kau mengambil satu
persalinan lagi kami tidak akan mematuhimu. Sanggahan ihr
tidak dijawabnya tetaPi ia meminta kepada Puteranya
Abdullah bin Umar untuk menjawabnya. Abdullah bin Umar
berkata: pakaian khatifah yang satu persalinan lagi biarlah
aku yang menanggungnya. t elaki itu berkata: sekarang baruJah
kami mentaatimu.
Ketika Umar bin Khatab mendapat undangan dali
Gubemur Amru bin Ash untuk datang ke Mesir dan akan
memberikan pidato di mesid yang baru dibangunnya. Dalam
rangka penyambutan khalifah Umar dipersiapkan sebuah
mimbar yang mewah, namun setelah Umar melihat mimbar
itu ia berkata kepada gubemur agar mengeluarkan mimbar
itu dari dalam mesjid karena ia ridak tega berbicara seolah-
olah berdiri di atas kepala umat Islam. Demikian kehidupan
Umar bin Khatab yang penuh kesederhanaan, keluarganya
sama dengan keluarga biasa, makan sekedar untuk menutup
rasa lapar dan memakai pakaian sekedar hanya menutup
aurat.
Usman bin Affan meskipun termasuk orang yang kaya
yang mendapat kelapangan rezeki dari Allah. namun dalam
tehidupannya sehari-hari juga sangat sederhana. Di kala ia
berada di rumah, kitab suci al-Qur'an selalu di tangannya,
pada malam hari ia selalu menelaah isi alQur'an dan kadang
kala sampai larut malam dan ketila ia tewas dibunuh oleh
para pemberontak alQur'an masih berada di tangannya- Di
masa khalifah Abu Bakar teriadi kemarau panjang, seluruh
masyarakat datang ke rumah Abu Bakar untuk mengadu
kalau dalam beberapa hari lagi bahan makanan tidak tiba di
kota Medinah ini maka sebagian penduduk akan mati
kelaparan. Abu bakar hanya meniawab: bersabarlah,
pertolongan Allah pasti akan tiba. Beberapa hari setelah itr-r

76
Tasatwf pada Umtmnya

tersebar berita bahwa ada sekitar seribu ekor onta milik Usman
bin Affan yang berangkat dari Syam mmuiu ke Medinah
membawa gandum dan minyak. Setelah khalifah itu tiba di
Medinah dan berhenti di depan rumah Usman bin Affan ia
menyuruh agar gandum dan minyak dimasukkan ke dalam
gudang. Para pedagang berkumpul di depan rumalurya untuk
membeli gandum dan minyak itu. Dan dalam lelang hari itu
terjadi tawar menawar, mulai penawaran dua kali lipat, tiga
kali lipa! empat kali lipa! lima kali lipa! dan enam kali lipat,
empat kali lipat, lima kali lipat dan enam kali lipat dari
modalnya, akhimya Usman bin Affan menawarkan sepuluh
kali Iipat adalah yang bersedia membelinya? Setelah kelihatan
tidak ada yang berani lebih dari enam kali lipat, Usman
berkata: besok panggil fakir dan miskin kemari dan aku akan
membagi bahan makanan ini dengan cuma-cuma.
Ali bin Abi Thalib hidupnya iuga sangat sederhana,
karena komitmennya terhadap Islam yang menyebabkan tidak
begitu menghiraukan pakaian yang dipakainya robek, dan
kalau pakaiannya robek ia sendiri yang menjahitnya. Orang
bertanya kepadanya: kenapa pakaiannya seperti itu? Katanya:
untuk mengkhusukan hati dan untuk menjadi teladan bagi
orang-orang yang beriman.
Ada lagi seorang sahabat yang hidup zuhud dan kalau ia
berbicara orang selalu tertarik terhadap ucapannya ialah
Huzaifah bin Yaman. Kalau ia berkata orang yang
mendengarnya terpaksa berpikir lebih mendalam dan
termenung lebih lama, baik ucaparmya yang menyangkut
pengertian ke Esaan Allah maupun mengenai rahasia batin
manusia. Orang sangat tertarik terhadap ucapan-ucapannya
karena apa yang diucapkannya tidal. pemah keluar dari mulut
sahabatyang Iain dan dari mana ia memperolehnya. Huzaifah
menjawab: Rasulullah telah memberikan keistimewaan
kepadanya, karena waktu berhadapan dengan Rasulullah

17
Filsafat Petdidik*r lslam

orang selalu menanyakan kebaikan tetaPi aku selalu hrtanya


tentang kejahatan karena aku takut te4erumus ke dalam
keiahatan.
Abu Thalib al-Maki menulis dalam bukunya "Qutu al-
Qulub" bahwa Huzaifah bin Yaman mempunyai ilmu
pengetahuan yang luas tentang budai pekerti serta
i"yulittu.toyu yang dalam terhadap ajaran agama' Kalau
dibanding i".,gut para sahabat yang lainnya'e Umar dan
Usman sering berkonsultasi dengannya, meminta sarandan
pendapatnya;karena ia memiliki ilmu pengetahuan yang tidak
ii-ltiii ot"t p-a sahabat yang lain' Karena itu, orangshufi
berpendapat ada hal-hal yang perlu disembunyikan sebagai
rahasia dalam ilmu tasawuf dan aiaran-ajaran yang seperti
itu tidak boleh dibeberkan kepada orang lain kecuali kepada
orang yang dianggap layak menerimanya' Mereka menyitir
ebu H"rairah yang diriwayatkan oleh Bukhari yang
".up"u"
katanya:
tJi.utt gr .lxc j (gr) 'It Ji'-,l u' '''u'
tAr trl ,j. d,il r:+, ;lr, r:il tr'si
A inya: "Aku peroleh ilari Rasulullah dua bejata ilmu
oerpetalruari, satu di q qrufiW yary ll.trlalrr.paiklia kepada orotrg lail
'dari
uang satrr lagi tidok kusampaikan da ktlsu kusanpaik'atr juga
nisciya ieherku aka:,r diPenggal"

5. HUBUNGAN ILMU TASAWUF DAN FIKIH

Ushuluddin merupakan ilmu pengetahuan pokok dalam


Islam. Karena ilmu lni menyangkut kepercayaan dan
keyakinan seorang muslim yang tercakup dalam ruAT T*
ialah kepercayaan tentang adanya Allah, Malaikati li.tab-^kitab
Allah, iRasul-rasul Allah, Hari Kiamat dan Takdir' Dasar
pembahasan dalam bidang ini berdasarkan ajaran al-Qur'an
ian Sunnah yang sesuai dengan ratio yang sehat Syamsuddin
Svarakhsvi datim bukunya "Al-Mabsuth"' menerangkan
U'uh*u dusut ilmu ushuluddin (tauhid) ialah berpegang
kepada aiaran al-Qur'an dan Sunnah' serta meniauhi
18
Tasunf pada lhntnnrya

mengikuti hawa nafsu dan perbuatan bid'ah.10 Katuhanan dan


kepercayaan dalam Islam bukan hanya berdasarkan dogmatis
yang harus ditelan bulat tetapi manusia disuruh berpikir dan
memikfukan segala sesuatu untuk memperkokoh kepercayaan
kepada yang wajib dipercayai dan diyakini dalam agama.
Di samping ilmu ushuluddin timbul ilmu fikih ialah ilmu
untuk mengetahui cara memahami syariat, baik yang
berhubungan dengan perintah larangan, yang wajib dan yang
sunat, yang haram dan yang makruh dan yang mubah. Ilmu
fikih ini terbagi menjadi dua kategori besar:
a. Ibadah ialah kumpulan Peraturan yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan (hubungan vertikal).
Bidang ibadah hanya meliputi muqadimah ibadah
(thaharah) dan maqashid ibadah seperti shalat, pu asa, zakat
dan haji.
b. Muamalat ialah kumpulan Peraturan yang mengatur
hubungan manusia dengan sesamanya (hubungan horizon-
tal) . Bidang ini sangat luas karena mencakup semua aspek
pergaulan hidup manusia sesama manusia" baik dalam
lingkungan keluarga, kebendaan, maupun dengan
masyarakat dan negara.
Kedua ilmu dia atas mengenai amalan (perbuatan)
lahiriyah, karena itu dinamakan juga dengan iJm 't- z.ahtr, yang
disesuaikan dengan yang diatumya ialah gerak dan diam
anggota tubuh manusia. Di samping itu dengan sendirinya
lahir pula ilmu batin atau ilmu tasawuf yang mengatur sikap
batin atau jiwa manusia.
Ilmu tasawuf atau ilmu batin bertujuan agar manusia
terdorong untuk menghindar diri dari semua sifatyang tercela.
Kemudian tertarik kepada kebeikan dan berbudi pekerti luhur
dan dalam ilmu ini adalah berlandaskan ajaran al-Qur'an dan
SunnahNabi.

19
Fi I salat P erdidikan Is lam

Abul Ala at-Maududi dalam bukunya "Toward Under-


standing Islam", mengatakan fikih adalah yang berhubungan
dengan perbuatan-Perbuatan yang dapat dilihat, memenuhi
tugas dan kewaiiban seperti yang telah ditetapkan' Dan apa
yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan iiwa (batin)
dinalan tasawuf. Kemudian katanya contohnya ketika kita
berbicara tentang shalat 6kih mendorong kita rmtuk memenuhi
kewajiban dan tugas seperti bersuci, menghadap kiblat'
me-elihara waltu shalat dan jumlah rakaat, sedang tasawuf
akan membawa kita dalam shalat selalu khusp', ingat kepada
Allah, membersilikan dan mengikhlaskan jiwa, sehingga shalat
kita akan memberi Pengaruh dalam membentuk tingkah
laku". Oleh karena itu, kaum fikih (fukaha) hanya
mengutamakan pikiran, berusaha melaksanakan tugas dan
ke*iiiban dalambentuk formalitas, sedang orang shu-fi -rclatu
menfutamakan rasa, berusaha untuk mencapai hikmah
(tujuln) ibadah itu, kadang kala mereka tidak bertemu lagi'
i<.erapkali teriadi Pertentangan sebagai akibat berbeda sudut
pandang.
Para fukaha menganggap shalat yang dikeriakan sesuai
dengan syarat dan rukun seperti yang tercanhlm di dalam
fikih sudah dianggap sah sekalipun hati orang yang
mengerjakan shalat itu lupa kepada Allah dan tergerak di
dula'm liwa.,ya ingin minta dipuii. Tetapi, orang shufi
menganggaP shalat yang seperti itu tidak sah karena tujuan
aur, Ju*irt if,uUtbelum tercapai ialah menjadi manusia selalu
ingat kepada Allah dan terhindar dari kejahatan dan
keinaksiitan. Namun orang shufi yang besar dan iuga
merupakan fakih yang besar, seperti imam malik danimam
Syafi'i memandang penggabungan ilmu batin dengan ibadah
y"ang lahir merupufut t."t-"t usi kebahagiaan dalam-tasawuf'
hbu-l Ala al-Maududi dalam bukunya "Toward Understand-
ing Islam" mengatakan justeru itu, tasawuf Islam yang benar

20
Tasauuf pada Umuntrya

ialah merupakan ukuran jiwa dalam mentaati dan


menghormati Allah, sedang fikih mengatur pelaksanaan
perintah kepada pelaksanaannya secara rinci.tl 12 Demikian
tasawuf merupakan pakaian hati di dalam melaksanakan
amal ibadah rukun dan syarat. Sebagai seorang shufi sejati
menjunjung tinggi akan syariat dan mentaatinya dengan
penuh kesadaran tanpa banyak tanya demikian pula halnya
ulama fikih yang benar.
114119q71 algnulis dalam bukunya "Perkembangan Tasari
dari Abad ke Abad" menerangkan bahwa salah seorang
mantan muridnya di Bagdad ialah Ahmad bin Hanbal. pada
malam itu Ahmad bin Hanbal memperingatkan ana_knya agar
tidak mengada-kan kegaduhan ketika melintasi kamar di mana
Imam Syafi'i tidur. Pada tengah malam ketika Ahmad bin
Hanbal pergi melintasi kamar Imam Sy#i'i untuk mengambil
wudhu ia masih melihat Imam Syafi'i duduk mmgerjakan zikir
dan membaca wirid, ia kerjakan sampai menjelang shalat
subuh. Begitulah kehidupan seorang fakih besar tidak
memisahkan antara kehidupan fakih dan kehidupan shufi.r3
Najamuddin Amin Kurdi menulis dalam bukunya,,Tanwiru
al-Qulub" berkata:
+i[";_r-,-E'o
Artinya: "xtiap shuf adalah fakih".
Ibnu Ubad menulis dalam bukunya "syarah Hikam Ibnu
Athaillah" berkata: funaidi al-Bagdadi pemah ditanya tentang
orang yang telah mencapai ma'rifah (pengenalan) yang tinggi
dan luas wawasannya dalam ilmu tasawuf yang selalu
mengabaikan dan tidak menjalankan syariat (ibadah). Junaidi
berkata: bagiku orang yang berbuat zina dan mencuri, Iebih
baik dari orang yang berbuat demikian.ts lmam Gazali menulis
dalam bukunya "Raudatu al-Thalibin" bahwa tidak benar
keyakinan seorang murid (penuntu$ sehingga Allah dan Rasul
selalu menjadi buah ingatarurya, sepaniang harinya diisinya

27
Ei ls afat Pmdidikar I sl am

dengan puasa, sehingga lidahnya dapat ditahan dari berkata


yang sia-sia, karena terlalu banyak berbicara, makan dan tidur
akan menyebabkan hati menjadi beku..... dan pada malam hari
diisi dengan mengerjakan shalat, ruku dan sujud sehingga
hatinya selalu bersih dan lidahnya selalu menyebut nama AI-
lah.16
Kemumian hati dan kesempumaan cinta, dalam aiaran
Islam adalah dalam penggabrmgan tasawuf dan fikih, gabungan
rasa dan akal. Dengan fikih menentukan batas hukum halal
dan haram dan dengan tasawuf memberi Pelita dalam jiwa
sehingga tidal lagi merasa berat melakukan segala Perintah
agama. Kalau kembali kepada arti islam, Iman dan Ihsan
nampak ketiga ilmu itu yaitu ushuluddin, fikih dan tasawuf
telah dapat menyempumakan ketiga kesimpulan agama Islam'
Untr:k mengetahui Rukun lman orang mempelajari ushuluddin,
untuk mengetahui hukum Islam orang harus belaiar fikih, dan
untuk mengetahui kesempumaan Ihsan orang masuh kedalam
tasawuf. Ilmu yang terpilih tiga; Iman, Islam, dan Ihsan dapat
dicapai melalui tiga macam ilmu itu.

6. APAKAH TASAWUF IDENTIK DENGAN MISTIK?


Kendatipun di dalam pelbagai buku kamus bahasa Inggeris
kata tasawuf diartikan dengan mistik, namun apabila
dicermati dengan mendalam kedua kaa itu sungguh berbeda'
Perbedaan ini nampak pada asal kata, pengertian, sumber
pengambilarurya dan sejarah pertumbuhannya.
Dalam uraian terdaulu telah dikemukakan bahwa
tasawuf adalah berasal dari bahasa Arab "shuf" yang artnya
bulu domba dan yang dimaksud dengan ilmu tasawuf adalah
ilmu pengetahuan untuk mencari cinta dan kemurnian roham
sehingga bertambah cinta dan kesucian rohani akan tambah
dekat (taqarmb) kepada Allah. Dan orang yang digelar shufi
pcrtama adalah Abu Hasyim (150 H) dan berarti abad kedua

22
Tasaouf pada Umrmnya

Hijriyah kata tasawuf telah dipakai oleh umat Islam. Di


samping itu aiaran tasawuf terambil dari aiaran al-Qur'an dan
Surmah Nabi serta dari perilaku para sahabat. Deng.rn alasan
di atas, ilmu tasawuf tumbuh dan berkembang di kalangan
umat Islam dan lahirnya bersamaan dengan lahimya agama
Islam.
Kata mistik berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari
dua kata ialah "unio" dan "mistica" yang artinya hasrat bersatu
antara makhluk dan khalik, antara manusia dan Tuhan.
Michael West dalam bukunya "The New Method English Dic-
tionary" mengatakan mistikus ialah orang yang mempercayai
bahwa ia dapat berhubungan langsung dan bersatu dengan
Tuhan"17. Adi Negoro dalam bukunya "Ensiklopedi Indone-
sia" mengatakan mystiek menurut pengertian bahawa ialah
menyatukan jiwa dengan ketuhanan dan mysticisme
merupakan kepercayaan yang meyakinkan adanya hubungan
batin di antara manusia dengan Tuhan.18 Aboe Bakar Aceh
dalam bukunya "Islam dan Mistik" menyatakan bahwa or-
ang Katolik mengartikan mistik itu persatuan jiwa manusia
yang sadar langsung dan penuh cinta dengan serta digerakkan
oleh Tuhannya.le
Ajaran mistik dalam kalangan orang Katolik mula-mula
berkembang di kalangan masyarakat Katolik bahkan yang
dianggap menjadi perancang dan pengembang ilmu itu
sehingga menjadi suatu ilmu pengetahuan yang sempurlu,
John Eckhard (L266-1327 M.). Kendatipun sebelum Eckhard
sudah ada juga yang membawakan ajaran ini, namun
Eckhard-lah yang paling sempuma. Dagobert D. Renes dalam
bukunya "Pictorical History of Philosophy" menerangkan
tentang sumber pengambilan ajaran Eckhard: aiarannya
paralel dengan ajaran Hindu di dalam Sankara Acharyanya
bahwa Tuhan berada dalam setiap manusia dan manusia tidak
terpisah dari Tuhan.r

23
Fi lsafu t P endidikan Is lau

Mistik bertujuan agar manusia dapat bersatu (ittihad)


dengan Tuhan apabila manusia telah bersatu dengan Tuhan,
maka Imyaplah (fana) keperibadiarurya ke dalam Tuhan maka
yang ada hanya keperibadian Tuhan.
Metode yang dipakai dalam aiaran mistik semata
berdasarkan renungan filosofu dan dengan demikian akan
nyata perbedaan antara tasawuf dan mistik dari sisi:
a. Tasawuf berasal dari bahasa Arab, tumbuh dan
berkembang di kalangan kaum muslimin semmjak abad
kedua hijriyah dan mistik berasal dari bahasa Latin yang
tumbuh dan berkembang di kalangan umat Katolik mulai
abad ketiga belas Masehi.
b. Tasawuf bersumber dari ajaran al-Qur'an dn Sururah nabi,
serta mencontoh perilaku para sahabatyang besar sedang
rristik bersumber dari ajaran dan renungan filosofu semata.
c. Tasawuf tujuamya untuk mencapai kesempumaan rohani
sehingga dengan kesempurnaan rohani orang menjadi
manusia yang sungguh-sungguh bertakwa dan dekat
dirinya (taqarmb) kepada Allah. Kendatipun tujuan mistik
mirip dengan tasawuf namun dlam mistik menganggap
manusia yang sempurna bukan hanva dekat diri (taqarmb)
kepada Tuhan bahkan kesempumaan rohani itu letaknya
pada kesatuan dan perpaduan antara manusia dan
Tuharuryya.
Abdul Karim Khatib dalam bukunya "Nasy'atu al-
Tasawuf" berkata tasawu{ yang telah diPraktekkan oleh para
sahabat dan tabi'in sangat kami cintai bahkan kami bercita-
cita untuk mengamalkannya di dalam hidup ini, karena
ajarannya bersumber dari aiaran islam yang murni. Tetapi
ajaran tasawuf yang sudah berbentuk ilmu pengetahuan
seperti sekarang ini, kami selalu meneliti ajarannya, karena
dalam pelbagai aliran tasawuf yang berkembang sekarang ini

24
Tasazouf pada Umumn ya

ada vang baik dan benar tetapi di samping itu ada pula yang
sudah bercampur dengan kebatilan. Karena itu, kaliu sumber
ajararurya dari Islam tasawuf yang seperti itu adalal tasawuf
yang benar, tetapi kalau ajarannya menyalahi ajaran Islam
berarti termasuk aiaran lain yang dimasukkan ke dham ajaran
Islam. Karena itu kami tidak menolak ada sebagian ajaran dan
keyakinan yang berasal dari ajaran Hindu dan Zoroaster yang
disusupkan ke dalam Islam sehingga bentuk ajaran Filsafat
Tasawuf (Tasawuf lalsafi). Hal yang seperti ini tidak dapat
dipungkiri karena ilmu pengetahuanlslam itu sendiri adalah
fsl ay ne-+aauan deng.rn ilmu pengetahuan asing yang
dimasukkan ke dalam Islam melalui te4emahan yang Citunya
pengetahuan asing ini sangat mempengaruhi pemitiran
umat
Islam dalam semua bidang ilmu peng;hhu; Ishm.rl

_ , Selanjutnya, Mahmud Abbas Aqad menulis dalam


bukunya "Filsafat al-euraaniyah,, mengatakan tidak
diragukan ada sebagian aiaran tasawuf yaig berasal dari
ajaran yang bukan Islam kemudian diklmai seolah-olah
menjadi ajaran Islam seperti ajaran Hulul dan Wahdatul
Wujud. Namun aiaran tasawuf yang murni bukanlah aiaran
yang dimasukkan ke dalam Islam tetapi aia.rn yang ber,ar_
benar bersumber dari ajaran Islam.z
Mengenai ajaran Hulul, Ibnu Taimiyah menerangkan
dalam bukunya "Tasawuf wa Faqru,, bahwa men"urut
pemikir (ajaran Hulul) termasuk golongan ahlul
::!iq"l
bid'ah dan zindik (tidak bertuhan) dan tidafpula iermasuk
ajaran shufi seperti ajaran al-Hallaj (309 H). Begitu juga
menurut ahlul thariqat seperti Jtrn a:ldi (ZZO H.), Abarirrafrman
Salma (225-412 H.) dalam bukunya ,,Thabaqatu al_Shufiyah,,
Balar Khatib e92463 H.) dalam bukunya,,Tarikh
1* lb1r
Bagdad" mengata_kan bahwa al-Hallai bulon tergolong shufi
dan ajarannya tidak termasuk tasawuf,I

25
F il salat Pmdidikan ls lan

7. STRATA BUKU DAN PENI,]NTUT TASAWUF


Menurut orang shufi, mudd (orang yang menuntut
tasawuf) terbagi meniadi dga strata (tingkatan). Karena itu
buku pelaiaran tasawfu juga dibagi menladi tiga kelompok
yang menjadi bahan pelajaran pada setiaP strata; Pembagian
ini berdasarkan wawasan dan pmgalaman murid sendiri' Tiga
strata ini ialah:
a. Mubtadi
Mubtadi ialah murid yang baru mempelajari ilmu
syariat seperti tauhid dan fikih. Hati mereka belum bersih'
perbuatan mereka belum bersih dari kemaksiatan lahir dan
Latin. Untuk strata ini diharuskan membaca dan
mempelajari buku-buku yang memang ditulis untuk strata
ini di antaranya:
a) Tanwir alQulub oleh Naimuddin Amin -Kurdi yang
secara sistematis menguraikan ilmu-ilmu dasar agama'
Pada buku pertama diuraikan tencng akidah, baik kepaa
Allah, Raiul dan masalah sam'iyat' Buku kedua
dibicarakan fikih secara lengkap kemudian pada buku
yang ketiga dibicarakan ajaran tasawuf dan diakhiri
dengan uraian thariqat Naqsyabandiyah'
b) Bidayatu al-Mujtahid oleh Imam Gazali yang
diterjlmahkan ke dalam bahasa Melayu dengan judul
"Hidayatu al-Salikin" oleh Abdussamad Palimbani, yang
betbicara tentang ibadah-ibadah yang sunat, akhlak
yang terPuii.
c) Al-Risalah al-Qusyairiyah oleh Abu Kasin al-Qusyairi
yang memuat istilah-ist'rlah shufi, tokoh-tokoh shufi dan
sifat-sifa t Yang terPuii.
d) Awarifu al-Ma'arif oleh Umar Surawardi yang
membicarakan maqamat shuli

26
7'asaouf pada UtnuntYa

b. Muthawasith ialah orang yang sudah matang dalam ilmu


syariat dan sedang mendalami thariqaL Dalam ilmu thariqat
ia mempelajari cara atau metode pembersihan hati dari
kemaksiatan batin. Untuk strata ini dianjurkan mempelajari
dan membaca buku-buku di antaranya:
a) Kitab Hikam oleh Ibni Athaillah yang memuat maqam
shufi, sifat-sifat yang terpuji dan yang tercela serta
tauhidu al-af'al dan tauhidu al-shifat dan asma'.
b) Minhaju al-Abidin oleh Gazali yang isinya
membicarakan penghalang-penghalang menuju Allah
seperti ilmu pengetahuan yang keliru, gangguan
manusia, syaitan dan nafsu, semuanya harus diatasi
dalam kemumian jiwa dan pembersihan tingkah laku.
c. Muntahi ialah orang yang sudah berkembang ilmu dan
amalnya, telah matang dalam ilmu syariat, telah
menjalankan thariqaL hati dan perbuatannya sudah suci
dari kemaksiatan dan hatinya tidak pernah lupa dari
mengingat Al1ah. Orang yang sampai pada strata ini
biasanya dinamakan " arlf billah" yakni sudah sampai
kepada hakikat. Orang yang sampai ke tingkat ini
dianjurkan mempelajari buku-buku yang memuat ilmu
laduni, ilmu ma'rifa! yakni ilmu yang sampai kepada ainul
yakin dan hakkul yakin. Buku-buku yang dikhususkan
untuk strata ini di antaranYa:
a. Durun Nafu oleh Muhammad Nafis al-Banjari yang
memuat tauhidul af'al, tauhidus shifat, tauhidul asma'
dan tauhiduz zat dan pembahasan tentang martabat
tujuh yang juga dinamakan tanzihtz zat yang oleh
penulisnya dikatakan rahasia Allah yang tidak boleh
diaiarkan kepada orang yang bukan ahlinya.
b. Di antara bulu-buku yang dapat dipelaiari oleh orang
yang telah sampai kepada strata ini di antaranya kitab

27
Eil sof ot P enili ilikat lsl am

"Fushushul Hikam", " Mawaqi'un Nuium" dan "Futuhah:l


Malkiyah" oleh Ibnu Arabf kitab Misykatut Anwa-1', Sirm
al-manun" dan "al-Maqshadul Aqsha" oleh Gazali dan
kitab "ksan Kamil" oleh Abdul Karim al-Jilli
Bagi orang yang belum mencapai strata muntahi
diharamkan mempelajari buku-buku di atas, karena
kemungkinan akan membawa kesalahpahaman Tqqg"
nr"r,gukibutkun kesesatan. Biasanya dalam ilmu hakikat
puttJi*yu membawakan ungkapan-ungkapan yang sulit
seperti yang ffitrlis retapi
aipufr-i. Xut"" dapat dipahami
bukanyangdinnksudolehperrulisnya' Ketikaryk" bt+"F"
Arabi ;ikddkhabis-habisanolehparaulama,ia hanyaberkata:
u-.pt'L 6p -$;ll ei-2-ti
f
CJuFcEt'tl','t"13
Artinya: "Palingk,f/ yrhatirnmu dai yrng ter mt.tetqPi ctrilalt
aoa uanc lirsifat bainah'eagkou kelahti" ' Muhammad
Nafs dalam
|iiia, fo""ri Nafs" menrts "ketahtilah okhnru balnoasanya xgala
yang auat
itnru yang fakir seitiku di dalsm isalalt irti yaihr ralusia
pun lidak mengelahui dia
t otui dii oerkalaannya aual dalom,
iiaoi"x* ulamaymg rasiih yakni yang ymg dahulu calayanya
dai oerkalsannu:a irma ia rqlfisia 'e'aP
anbiya dan auliya" ' Dan lidak
ilrrii,, oitr:t, syira' menyatakan dia kepada yang bukan ahlinya" :'
Ksrer,a ilu se'i,irg terjaili kekclirum memilih btrkrr yang semesbnya
brtkal untnk sliatanya yang akibatnya salah memahaminya dan
kesesatanlah yang diaapat. Telapi apabila lelah sam,pai
masanya
ilnufiua telali beikembang don mendnlam p a petgalaman sya-rial

dtrr tilah pula menjalatiThaiqat, maka sangat dianjurkan membaca

ioo, biku-brrktr ilnru hakikat, dan paila ruaktu-itu tidak


^,r.prtoir;
perbr lagi nilalui bimbingan gunt kareta tingkalan nuntahi ini' or-
'aug
suiah diarygap layai membaca dan ma nrylajai sendii'

8. PENGERTIAN ILMU DALAM TASAVUF


Ilmu menurut bahasa diartikan dengan Pengetahuan dan
menurut pakar ushuluddin diartikan dengan pengetahuan
yang ses;ai dengan realita. Baik menurut bahasa maupun
meriurut Pakar ushutuddin ilmu memPunyai arti yang sangat
luas kareia mencakup semua ilmu pengetahuan baik yang

28
Tasazuuf pada Umuntya

berhubungan dmgan dunia maupun akhirat Namun orang shufi


mengartikan ilmu lebih sempit lagi yang mencakup ilmu
pengetahuan yang diamalkan unhrk mencapai keridhaan Allah
dengan membersihkan rohani dan membersihkan budi pekerti
dari semua sifat yang tercela, menjauhi kemewahan duniawi dan
mencontoh kehidupan dan perilaku Rasulullah Saw.
Al4azali menulis dalam bukunya "Ihya Ulumiddin"
memperbgas pengertian ilmu dalam rangkaian kata-kata yang
sederhana ialah "thariqul akhirah"s yakni jalan menuju
kehidupan akhiraL Batasan pengertian ilmu di atas, ia menolak
penggunaan kata ilmu untuk pengetahuan yang bukan untuk
kesempumaan kehidupan akhirat Ilmu menurut orang shufi
terbagi menjadi empat macam ilmu ialah ilmu syariat, ilmu
thariqa! ilmu hakilat, dan ilmu ma'rifat.
a. Ilmu Syariat. Kah syariat menurutbahasa dapat diartikan
dengan jalan yang lempang, halan menuju sumber air,
nyata dan jelas dan perafuran Syariat menurut para fulaha
ialah peraturanyang diturunkan Allah kepada para rasul.
Maka berdasarkan pengertian ini dapat dikatakan syariat
Islam ialah peraturan yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad Saw. Syariat menurut orang shufi ialah amal-
ibadah lahiriyah seperti shalat, puasa, zakat, dan haii.
Orang shufi memand,rng syariat (iabadah) dari sisi
hikmahnya, bukan formalitasnya. Ibadah atau syariat
mereka bicarakan dari sisi sasarannya, bukan
membicarakan syarat rukunnya, sehingga ibadah yang
dilaksanakan dapat memberi bekas pada hati dan
perkataan. Karena itu, kelau dilihat uraian ibadah menurut
orang shufi tentang shalat, kadangkala ditemui ada syarat
dan rukun tambahan dari yang ditetapkan oleh para fukaha.
Dalam shalat lebih ditekankan kepada hikmahnya. Dalam
praktek mencontoh apa yang pemah diperbuat Rasulullah
dan para sahabat Dalam uraian mereka ada hal-hal yang

29
Eil snf at P efllidiktfl Is t om

kecit-kecil, niat diperincikan, doa-doa diperbanyak, sehingga


uraian shalat menjadi sedemikian rupa, sehingga orang yang
kuat imannya saja yang mamPu melaksanakanrrya'
Begitu iuga mereka berbicara tentang puasa, mereka bagi
puasa menjadi Puasa awam, puasa khawas, dan puasa
khawasul khawas. Puasa awam ialah puasa tubuh, puasa
khawas ialah puasa tubuh dan perbuatan, dan puasa
khawasulkhawasialahpuasa tubuluperbuatan,danhatiyang
menurut orang shufi ialah puasa yang sebenamya' Dengan
demikian, ahlulsyariatdanorangyangmelaksanakanibadah
dengan penuh hikmah dinamakan ahlut hakikat
b. ILnu Thariqat Kata thariqatberasal dari kata "trariq" yang
artinya jalan. Cara atau metode. Cara atau metode daLam
u" iUuaah sesuai dengan ajaran yang dibntukan dan
^"tui"t
dicontohkan oleh Rasulullah, para sahabat, dan tabiin'
Misalnya seorang yang mengajar shalat kepada muridnya'
ia menunjuk, me-b;-bittg du,t memperagakan-perbuatan
shatat bagaimana mmganglat takbir, bagainana bentuk niat
yang sah, bagaimana melakukan sujud dan ruku' sehingga
ibuduh tt ulut itu dapat dilaksanakan dengan sempuma'
Maka metode ataucara guru dalam membimbingmuridnya
dinamakan thariqat Menurut orang shufi semua perinuh
agama harus dilaksanakan melalui thariqat tidak 1{up
h"anya keterangan dad Nabi Saw' Kalau tidak dilihat
bagaimana cara Rasulullah melaksanakan shalat maka yang
cara shalat sabahat
-"'lihut tyu pu.u sahaba! yang melihat dari sah'r gmerasi
adalah para tabi in dan seErusrrya berlanfut
ke generasi dan akhirnya ditulis oleh para ulama dalam
pelbagai kitab-kitab fik h.
Aboe Bakar Aceh menulis dalam bukunya " Pengantar
Ilmu Thareqat'' menukil ucapan Syekh Najamuddin Kubra
dalam bukunya "Jamiatul Auliya" mengatakan syariat itu
merupakan uraian tentang ibadah, thariqat merupakan
30
Tasatwtf paila lJtnunnya

pelaksanaan iabadah, hakikat merupakan kemantaPan ,iwa


^tlan
ma'rifat merupakan tuiuan Pokok, yakni pengenakan
yang sebenar-benarnya kepada Allah'25
Al-Qur'an dan Sunnah bukan tidak lengkap, aiaran
fikih bukan tidak sempurna, masih diperlukan pen elasan
lebih rinci dan bimbingan lebih teratur dan praktis agar
pelaksanaan ibadah itu lebih sempuma.
Dalam pmgertian ini, arti thariqat masih kabur, karena
baru merupakan teori yang mungkin dapat dipergunakan
r:nhrkmemperdalam syariat sampai kepada hakikat melalui
pelatihan tertentu (maqamat) dan melalui penfidikan jiwa
ian aklLlak bagi orang yang ingin mencapai kehidupan shufi'
Tetapi sesudah abad kelima hijriyah, thariqat mempunyar
pengertian lain ialah suatu gerakan yang lengtlp untuk
latihanlatihan rohani dan jasmani di kalangan
^"-t".i
umatlslam. Thariqatberhriuan mtuk memperEbal iman para
pengikuhrya sehingga tidak ada yang lebih indah dan yang
iangat dicintai dalam hidup ini selain Allah dan Rasul-Nya
dan puncak kecintaan melepaskan dan melupakan
kepentingan pribadi dan melupakan kemewahan dan
kemegahan duniawi seluruhnYa.
Dalam mencapai tujuan itu, manusia harus ikhlas
dalam beramal, ia berbuat bukan mengharap balasan dari
manusia, dan pula pahala dari Allah tetapi semata
menunaikan tugas sebagai manusia, yang memang
diciptakan untuk berbakti dan beribadah kepada Allah' Di
samping itu manusia berusaha menanamkan ingatan
(muraqabah) terus-menerus kepada Allah. Dengan melalui
ingat kepada Allah, orang akan merasakan bahwa dirinya,
segala tindak-tanduknya dilihat, didengar dan diketahui
Allah. Dengan demilian timbul rasa takut untuk berbuat
sesuatu perbuatan vang tidak diredhai Allah Dalam hidup
ini mereka selalu menghitung-hitung laba rugi amalnya
31
Fil safat P mdi dikan lsl am

(muhasabah), apakah ternyata amal perbuatan baiknya


lebih banyak ia bersyukur kepada Allah dan apabila kurang
ia lebih giat lagi beramal kebajikan. Dalam melaksanakan
semua itu, nafsu keinginan adalah menjadi Penghalang
utama dalam menuju tujuan terakhir. Oleh karena itu,
bagaimana agar manusia dapat melepaskan dirinya dari
ikatan ini, ikatan apa juapun yang selalu merintanginya
dalam mencapai tujuan. Jadi dalam melepaskan diri dari
semua ikatan nafsu dan agar terbentuk peribadi yang bebas
dari ikatan manusia harus menanamkan rasa rindu (isyd
yang tidak terbatas kepada Allah dan mencintai-Nya (hubb)
sehingga kecintaannya kepada Allah melebihi cintanya
kepada alam yang ada di sekitamYa.
Aboe Bakar Aceh menulis dalam bukunya " Pengantar
Ilmu Thareqat" menyebut Pokok ajaran thareqat ada lirna:
(a)Mempelajari ilmu pengetahuan yang bersangkut paut
dengan pelaksanaan mac€rm-macam ibadah,
(b)Mendampingi guru dan teman se tariqat untuk melihat
bagaimana cara melakukan suatu ibadah
(c) Meninggalkan segala macam rukhsah (keringanan dan
ta'wil untuk menjaga kesempatan beramal.
(d)Menjaga dan mempergunakan waktu serta mengisinya
dengan wirid dan doa guna mempertebal khusyu' dan
hudur hati hanya mengingat Allah.
(e) Mengekang diri jangan sampai keluar mengi-kuti hawa
nafsu dan supaya diri itu terjaga dari kesalahan.'?T
Di dalam ajaran drareqat lnrus ada syekh atau musyid
yang memberi petunjuk mengenai latihan-latihan dalam
melaksanakan zikir, wirid dan doa, dalam melakukan
latihan lidah dan hati, dalam mengikis penyakit jiwa
(amradul qulub) dengan segala caranya melalui hidup
menyendiri dalam kesepian (khalwat) seperti senantiasa
Tasetorf pada Umarruryt

diam, menahan lapar, menetapkan ingatan hanya kepacla


Allah (tawajjuh). Syekh atau mursyid harus mempunyai
silsilah pengambilan suau thar€qat sampai kepada pe'dirinya
dan kepada Nabi Muhammad Saw serta harus mempunyai
syarat-syarat tertentu. Hal ini tuiuannya adalah agar
terpelihara pemumian ajaran suatu thareqat dan terpelihara
dari pemalsuan. Di samping silsilah, seorang mursyad baru
dianggap culup untu-k mengaiar apabiLa telah memPunyai
iiazah (perizinan) dari syekyang di atasnya. Ijazah ini biasanya
merupakan sepucuk surat keterangan yang memhrikan
kekuasaan kepadanya untuk selaniutnya mmgaiar thareqat
itu kepada orang lain. Untuk mengetahui apalah thareqat
itu mu'tabarah (sah) atau tidak, dapat dikenal melalui dua
syarat di atas idah silsilah dan ijazah dan di samping itu,
tuiuan drareqat itu sendiriyang tidak menyimpang dari ajaran
alQulan dan Surmah Nabi. Karma itu, funaidi al-Bagdadi
berkata: semua thariqatitu tidak ada faedahnya bagi manusia
jika tidak mengikuti sunnah rasul.
c. IImu Hakikat Perkataan hakikat berasal dari kata huqq y-g
artinya kebenaran. Karena itu, ilmu hakekat adalah ilmu
untuk mencapai kebenaran. Menurut orang shufi hakilcat
itu baru alan didapat sesudah memperoleh ma'rifat dan
telah menjalani thareqat Oleh karma itu, yang mula-mula
mencari sesuatu dengan itnunya (ilmu yakin), kemudian
baru sampai kepada keyakinan akal dan jiwa atau juga
dinamakan ainul yakin maka baru sampai ke hakkul yakin
(keyakinan yang sebenamya). Hakkul yakin hanya dapat
dicapai di dalam fana, yaitu sesudah melalui dua tahap,
ilmu yakin dan ainul yakin. Demikian apabila thareqat
dijalankan dengan segenap kesungguhan dan setia
memegang syaratrrya alrJlirnya bertemu dengan hakikat.
Dalam perjalanan thareqat mula-mula yang dicapai
kasyaf yaitu terbu-ka hijab yang selalu menutupi hubungan

33
Filsalat Perdidikat lshm

manusia dengan Tuhannya. Hijab yang memisahkan


manusia dengan Tuhan adalah hawa nafsu dan kebendaan
ini maka untuk menyingkap tabir hiiab itulah gunanya
tajarrud (melepaskan ikatan diri) dan apabila rohani telah
sampai ke tingkat kesempumaan hrnduklah jasmani kepada
kehendak rohani.
Qusyairi menerangkan perbedaan antara syariat dan
hakikat yaitu bahwa syariat itu adalah kesungguhan dalam
ubudiyah sedang hakkat itu adalah musyahadah rububiyah
atau melihat rububiyah dengan mata hati. Dalam thareqat
orang memperbaiki ibadah dan dalam hakikat orang
memperhalus kehidupan dalam maqamat dan ahwal.
Hakikat menurut orang shufi ada beberapa macam:
Pertama yang dinamakan hakikat tasawuf ialah usaha-
usaha untuk memutuskan syahwat dan meninggalkan
dunia dengan segala keindahannya serta menarik diri dari
kebiasaan duniawi. Kedua yang dinamakan hakikat
ma'rifat yang tidak lain mengenal asma' dan sifat Allah
dengan sungguh-sungguh dan menerapkarurya dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam setiap suasana.
Menurut Aboe Bakar Aceh dalam bukunya "Pengantar
Ilmu Thareqat" ma'rifat itu ada dua macam: pertama
ma'rifat hak dan kedua ma'rifat wahdaniat (ke-Esaan) Al-
lah. Allah Yang Maha Esa sebagaimana yang dipahami
makhluknya melalui Asma' dan Sifat Allah, sedang ma'rifat
hakikat tidak dapat dicapai oleh manusia karena tidak ada
itmu pengetahuan yang dapat memperielas hakikat Allah
(Kunhu Zat). Ketiga yang dinamakan hakikat al-hakaik'
Hakikat ini merupakan puncak dari segala hakikat ialah
yang termasuk martabat ahadiyah yakni perhimpunan
segala hakikat Oleh karena itu, dinamakan juga hadratul
*rjrd.' Ada lagi pembagian lain hakikat ini; hakikat
muraqabah ialah kewaspadaan smrang dalam memandang

3,1
'lasatouf pada Umumnya

Tuhan dengan pandangan ihr terjadilah dalam sir (perasaan)


bahwa Allah selalu mengawasi segala gerak geriknya dan
tntinya. Hakikat muhasabah terhadap Tuhan ialah senantiasa
memperhitungkan segala amal yang diperbuaErya dari sisi
untung dan ruginya dan selalu berusaha menutup kerugian
itu dengan memperlipaSandakan amal kebajikarnrya. Hakikat
wilayah ialah menyerahkan seluruh hidupnya kedalam
pemeliharaan Tuhan dan perlindungan-Nya. Dan hakikat
iradah ialah menempatlan iradahnya ftehendak-Nya) ke
cralam ;.uO* Or* dengan demikian hatinya ergerak dalam
merrcari Tuhan Mmurut orang Shufi yang dimaksud dengan
murid ial,ahorang yang blahmempunyaikeinginanyanglahir
dari dirinya dan yang dimaksud dengan murad ialah orang
yang hanya mempunyai satu iradat ftehendak) ialah hanya
Tuhan semata.
Orang shufi mengatakan bahwa dalam tingkat fana
atau dalam keadaan lenyap segala rasa, barulah ia
memperoleh ma'rifah (mengenal) Allah dengan mata
hatinya dan memperoleh pengenalan sampai ketingkat
hakul yakin. Karena dengan itulah tersingkap tabir yang
selalu menutupi (kasyful mahjub) yang membatasi antara
manusia dengan Tuhan.
Menurut Aboe Bakar Aceh fana menurut orang shufi
ada tiga tingkatan: pertama, fana af'al (perbuatan) ialah
keyakinan yang tertanam dalam iiwanya bahwa yang
sebenamya berbuat (hakiki) adalah Allah, kedua fana sifat
ialah dalam keyakinan bahwa yang mempunyai sifat yang
maha sempurna hanya Allah, dan ketiga, fana zat ialah
pandangan dan keyakinan bahwa yang sebenar-benamya
ada yang tidak berawal dan berakhir hanya Allah.
Orang shufi mengumpamakan hubungan syariat,
thariqat dan hakikat seperti sampan itulah syariat thareqat
seperti lautao dan hakikat seperti mutiara. Siapa yang
35
F il s nlat P e ndiilikan lslarn

menginginkan mencad mutiara maka ia harus naik kedalam


sampan dan berlayar kelaut sehingga ia akan berhasil
memperoleh mutiara. Dalam ungkapan lain bahwa syariat
itu engkau sembah akan Allah yakni engkau mengikut
perintah Allah menjauh diri dari melanggar larangan AI-
lah dan thareqatengkau sahaja (tuntut) Allah dengan ilmu
dan amal, yaitu apa yang engkau ketahui dan hakikat itu
yaitu faedah dari keduanya yaitu engkau pandang Allah
dengan cahaya yang fipertaruhlan Allah dalam hatimu.
FIAMKA menulis dalam bulunya "Tasawuf dari Abad
ke Abad" mengatakan orang sudah sampai ke tingkat
hakika! pendiriannya terpecah menjadi tiga; sebagiannya
timbul pendirian Hulul yaitu roh ketuhanan masuk ke
dalam tubuh manusia sehingga meniadi satu kesatuan
antara manusia dan Tuhan. Pendirian yang melahirkan
pengakuan Aku seperti yang pernah diucapkan al-Haltaj.
Sebagian lagi yang berpendirian Wahdahrl Wujud yaitu zat
manusia bersatu dengan zat Tuhan karena manusia itu
sendiri merupakan bagian dari zat Tuhan seperti yang
diucapkan oleh Ibnu Arabi. Karena pendirian seperti ihrlah
timbul pertikaian yang hebat antara ulama fikih dan ulama
sufi. Ulama fikih sangat menentang pendirian itu dengan
alasan menyalahi ajaran Islam karena Tuhan adalah
pencipta (Khalik) sedang manusia adalah yang diciptakan
(makhluk) tidak mungkin sama antara manusia yang
diciptakan dengan yang menciptakan. Al-Gazali
mengetengahi kedua kelompok itu dengan mengatakan
Hulul tidak mungkin, ittihad (bersatu) juga tidak mungkin
dan yang mungkin hanya taqarmb yaitu mendekat diri,
Aku adalah makhluk dan Dia adalah I(halik yang lain dari
makhluk. Pendirian yang dikemuakakn al-Gazali ini
dinamakan wahdatusy Syuhud ialah kesatuan dalam
pandangan bukan pada hakika hrya.3

36
Tasuorf pada Umrmnlt

d. Ilmu Ma'rifah. Ma'rifah artinya pengenalan dengan secara


yakin dan ia merupakan ujung semua ilmu Pengetahuan.
Orang yang mempunyai ma'rifah dinamakan "arif"
kumpulan pengetahuannya tentang syariat dengan
kesetiaannya menempuh hakikat dinamakan ma'rif at.
Karena itu dapat dikatakan kumpulan pengetahuan,
perasaan, pengalaman, amal ibadah, keindahan, dan
kecintaan kepada Allah dinamakan ma'rifat.
Aboe Bakar Aceh dalam bukunya "Pengantar Seiarah
Sufi dan Tasawuf" mengatakan orang shufi membagi ilmu
ma'rifah menjadi dua macam:
(1)Ilmu adna ialah ilmu pengetahuan yang didapat dengan
perantaraan belajar seperti membaca dan menulis.
(2) Ilmu Laduni ialah ilmu pengetahuan yang dicapai tidak
melalui belalar tetapi semata kumia Allah yang diberikan
kepada orang yang dikehendaki-Nya, baik sebagai orang
yang arif, muhakik dan saleh maupun shufi.r
Karena itu barangsiapa yang menempuh jalan tasawu{
dan telah mempelajari dan mengamalkanny4 niscaya ia
akan sampai kepada tujuan yaitu, ma'rifah, ilmu ma'rifah
dari Allah dan dianugerahkannya kepada orang yang
dikehendakinya secara langsung. Menurut orang shufi jalan
untuk memperoleh ma'rifah ialah dengan membersihkan
jiwanya serta menempuh pendidikan shufi yang mereka
namakan maqamat seperti hidup zuhud dan ibadah dan
barulah tercapai ma'rifat. Dalam pendidikan shufi ini
terdapat pendidikan dasar takhalli yakni membersihkan diri
dari sifat yang tercela, tahalli mengisi jiwa dengan sifat yang
terpuji yang sudah kosong dari sifat yang tercela dan
kemudian tajalli ialah nampak dan jelas baginya kebesaran
dan keagungan Tuhan dan terlihatlah segala yang gaib.
Pendidikan yang seperti ini diambil dari kisah Isra' dan
Milrai. Pertama Jibril membedah dada dan mengeluarkan
37
E i ls ufat Peadid ikar ls lam

darah hitam dari dalam hati itulah yang mereka namakan


takhalli, kemudian |ibril menuangkan ilmu, yakin dan Is-
lam ke dalam dada Rasulullah itulah yang mereka namakan
tahalli dan kemudian Rasulullah dibawa oleh Jibril Isra dan
Mi'raj untuk menghadap dan bertemu A[ah dan itulah
yang mereka namakan tajalli dengan bertemu (liqa) dan
melihat (ru'yah) zatTuhan yang Maha Agung. Pembagian
ini menjadi ilmu syariat, thareqat, hakikat dan ma'rifat
didasarkan kepada kemampuan manusia, dalam
mempelajari dan mengamalkannya, namun menurut
mereka semua harus dipelajari.
Hubungan antara syariat dan hakikat menurut orang
shufi erat sekali, sehingga lahir dalam ungkapan mereka,
ma'rifat seperti buah kelapa ilmu syariat merupakan bagian
kulit luar, ilmu thareqat merupakan isi buah kelapa hakikat
merupakan minyak kelapa yang dicari. Ilmu syariat dan
hakikat adalah dua ilmu yang berjalin menjadi satu yang
tidak dapat dipisahkan karena itu ilmu syariat merupalcan
landasan (pondamen) sedang ilmu hakikat merupakan
tujuan karena itu orang shufi mengatakan:
illLr 1'r, \iilrllrilLto iiri- )l+ i+.,,;Jl
Aninya: "syuiat ta pa (dixnafl drngan lukikat lumy danhakikat
torya (diwtai) dmgan syariat batil". SyeLk Abtlul Kadir lailani be*ata:
ft,..j qi i,.,-J.iJt ta:r3i y +1i'. LIS
Artinya: "setiap hakikat yang tidak dihutkan dengat
syaiat uflks ia zinrlik" Junaidi d-Bagtladi berkata:

Liisiriit Mp U.., dp,,.;i lii{il J*.t ' t :U..r6^.i:lii' ir' :


-}itaiird.
Artinya: "Barangsiapa yatg belajat fikih tidak
uetgelahi tasawuf naka fasik, barangsiapa yatg belajar tasoruuf tarrya
belajar fkih naka xswrggrduya ia zindk dat barungsiopa yang belaiar
kedua-dtwnya nuka seswtgguhrya ia yang baur". O

38
BAB III
IIIMBUH DAN BInKIJUBANGNYA II.MU HSAWUF

Basri (21-11,0 H. / @2-728M.) yangnama lengkapnya


fiaasan
P[ Abu Sa'id Hasan Basri adalah seorang yang terkemuka
di kalangan tabi'in. Ia sangat terkenal di bidang ilmu tauhid,
ilmu fikilu bahkan dalam bidang ilmu tasaw.uf namanya sangat
dikenal. Kelebihan ini diperolehnya karena ia langsung
bertemu dengan tiga ratus orang sahabat dan tujuh puluh
orang sahabat yang ikut dalam pertempuran Badar, dan
langsung menimba ilmu pengetahuan agama dari Abu Zar
al-Gifari dan Huzaifah bin Yaman.
Ayahnya bemama Yasar salah seorang perajurit Kerajaan
Persia yang ditawan yang hrasal dari Maisan dan dibawa ke
Medinah, yang kemudian memeluk Islam dan menjadi maula
(anggota keluarga) Zaid bin Tsabit. Ia dikawinkan dengan
seorang wanita maula Umu Salmah yang bemama Khairah.
Dari perkawinan ini lahirlah Hasan Basri yang dilahfukan di
Medinah pada tahun2l.H. / 642M. Dalam usia belasan tahun
ia berada di Mekah kemudian dibawa oleh ayahnya berpindah
ke Basrah. Di kota itu avahnya membuka usaha dagang
sehingga menjadi seorang yang kava raya. Hasan Basri seorang
anak yang sangat cerdas dan berbudi luhur, karena ia
mendapatpujian dai Ali bin Abi Thalib ketika berkunjung ke
Basrah. Pada suatu hari, Ali bin Abi Thalib masuk ke dalam

39
Eilsafat Pendidi kan I s I tm

sebuah mesiid di kota Basrah, dilihatrya banyak anak-anak


sedang asyik bercerita dalam mesjid itu. Ali bin Abi Thalib
mengusir anak-anak itu tetapi ketika ia sampai kesatu
kelompok yang sedang mengelilingi smrang anak yang tampan
yang sedang bercerita ialah Hasan Basri, Ali sangat tertarik
kepada ceritanya. Namun, untul menjaga ketenteraman dan
ketertiban dalam mesjid, ia mengemukakan pertanyaan: Hai
anak muda, aku ingin bertanya kepadamu dua perkata, kalau
engkau dapat menjawabnya akan kubiarkan kau berbicara
terus, tetapi kalau kau tidak dapat menjawabnya akan
kukeluarkan dari mesjid ini. Anak itu berkata: bertanyalah
wahai Amiral Mukminin. Ali bberkata: ceritakan kepadaku
apa-apa yang menyebabkan agarna itu baik dan apa pula yang
menyebabkan agana itu rusak. Anak muda itu menjawab:
yang menyebabkan agama itu baik adalah hidup wara' (hanya
mengambil yang halal) dan yang merusak agama adalah hidup
tamak (rakus). Ali berkata: kau bena dan silakan meneruskan
ceritamu.
Hasan Basri sempatmenyaksikan pelbagai peristiwa yang
sangat memilukan di kalangan umat Islam. Ia menyaksikan
terbunuhnya khalifah Usman bin Affan, peristiwa Waq'utul
Jamal, pertempuran Siffin dan terbunuhnya Ali bin Abi Thalib
dan ia pemah dikirim sebagai salah seorang praiurit ke Asia
Tengah dan pemah meriabat sekretaris gubemur Asia Tengah-
Dalam usia dua puluh tahun ia kembali ke Basrah
membuka khalaqat (pengajian) di mesjid Basrah dan dihadiri
oleh banyak penguniung. Syahrastani menulis dalam bukunya
"Al-Milal wan Nihal" menceritakan pada suatu hari salah
seorang meridnya yang bemama Washil bin Atha (80-131 H )
datang menemuinya dan bertanya: Wahai pemuka agama
telah lahir di zaman kita ini sekelompok orang yang
mengkafukan setiap orang yang melakukan dosa besar. Dosa
besai menurut mereka yang menyebabkan kekafiran dan

40
Tumbuh dan Be*embaagnya llmt Tasuouf

kelompok ini adalah kaum Khawarii. Ada lagi sekelompok or-


ang yang menyerahkan urusannya kepada Allah tentang or-
ang yang hrbuat dosa besar. Menurut mereka dosa besar tidak
mempengaruhi iman, karena perbuatan menurut mereka tidak
termasuk rukun iman, iman tidal< akan rusak karena berbuat
dosa besar demikain iuga ketaatan tidak rusak oleh kek#iran.
Kelompok ini dinamakan Mudiah. Karena itu bagaimana
pendapatrnu tentang pendirian dari kedua kelompok ini?
Hasan Bhsri berpikir sejenak sebelum memberikan
jawaban pertanyaan itu. Namun Washil bin Atha lebih dahulu
meniawab pertanyaannya sendiri katanya: Kukatak,rn orang
yang melakukan dosa besar masih dianggap beriman dan
bukan k#ir. Setelah mengucapkan ucapan itu ia keluar dari
meEid dan ia mempertahankan pendfuiannya di hadapan
murid-murid Hasan Basri. Hasan Basri berkata: Telah
memisahkan diri (i'tazala) Washil dari kelompok kita. Karena
itu Washil dan teman-temannya yang sama pendiriannya
dengan Washil dinamakan Mu'tazilah yakni orang yang
memisahkan diri dan pendiriannya yang mengatakan orang
yang berbuat dosa besar bukan muslim penuh dan bukan pula
kafir penuh tetapi berada pada dua posisi (baina marzilatain)r
Hasan Basri sebagai tokoh terbesar pada zamannya tidak
meninggalkan sebuah hrlisan jua pun, rurmun keter.rngan dan
pemikirannya dikutip oleh sejumlah murid-muridnya.
Kebesaran dan keluasan wawasannya melebihi tokoh besar
lainnya yang meninggalkan karya tulis.
Menurut penelitian orang bahwa Hasan Basri yang mula-
mula sekali yang menyediakan waktunya untuk
membicara-kan ilmu kebatinan kemumian aktrlak dan usaha-
usaha untu-k membersihkan jiwa di mesjid Basrah. Segala
uraiannya dan penjelasannya tentang kerohanian senantiasa
diukur dengan al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Karena begitu
penting perannya dalam mengembangkan ilmu tasawuf ini

47
Fi lsafat P en,li.likafl I s I mn

dan idanggap sebagai tokoh besar dalam ilmu tasawut


sebagian silsilah shufi menyertakan diri Hasan Basri.
Dasar tasawuf Hasan Basri adalah zuhud terhadap dunia,
menolak kemegahan dunia, semata-mata menuju Allah,
bertawakkal kepada Allah. Khauf (takut) dan raja'
(pengharapan). Zuhud artinya, hati kurang tertarik kepada
dunia, berpaling dari keindahan dan kemewahan dunia,
karena berbuat taat kepada Allah.
Zuhud mmurut orang shufi adalah suatu tingkatan jiwa
(maqam) yang tertinggi dan maqam ini baru dapat dicapai
apabila telah tertanam rasa takut dan harapan di dalarn hati'
Takutbukan taku kepada Allah tetapi blut terierumus ke dalam
jurang kemaksiatan yang akan mendapat kutukan dan
kemurkaan Allah. Demikian pandangan tasawul Hasan Basri
selalu bersedih hati, senantiasa takut dan gentar kalau tidak
dapat menunaikan Perintah Allah sepenuhnya dan tidak
menghentikan larangan Allah sepenuhnya, karena diseret oleh
syaltan dan nafsu. Tetapi kalau juga manusia telah berusaha
memenuhi perintah dan berusaha menjauhkan diri dari
kemaksiatan, katena kelalaian dan nafzunya iuga masih terseret
ke dalam kejahatan, manusia tidak boleh berputus asa tetaPi
selalu msnrunkan harapan Erhadap keampurnn Allah, karena
Allah Maha Pengamprur dan Maha Pmyayang. MenurutHasan
Basri antara rasa takut kepada kemurkaan Allah harus diikuti
ketakutan itu dengan harapan. Takun alan kemurkaan Allah
tetapi mengharaP keampunan Allah. Namun rasa takut lebih
utama dari harapan dan kalau harapan lebih dahulu dari rasa
taku! niscaya hati menjadi kosong. Tujuan pokok khauf dan
raja' ialah ingin mencapai kebebasan dari keiahatan dan
mencapai kebaikan dan ketakwaan-
Mahmud bin Isa dalam bukunya "Al-Washiyayah"
membawakan kutipan dari ucapan Hasan Basri kepada mu-
rid-muridnya:
42
Tumbuh dat Betkanbargnyo lltrut Tasazouf

Seseorang hendaknya berusaha memiliki sepuluh sifat


anjing, yakni (1) Hendaknya menyedikitkan tidur malam,
yang merupakan ciri kekuatan jiwa yang sejati. (2)
Hendaknya tidak mengeluh lantaran kepanasan ahupun
kedinginan yang merupakan pertanda dari hati yang sabar.
(3) Tidak meninggalkan sebuah warisan yang merupakan
perangai pengabdian yang sejati. (4) Tidak pernah marah
atau iri hati yang merupakan perangai mukmin yang sejati.
(5) Membuang jauh sifat-sifat orang yang rakus yang
merupakan pertanda orang fakir (6) Tidak memiliki tempat
tinggal menetap yang merupakan corak utama seorang
pengembara (7) Hendaknya puas dengan apa yang tersedia
untuk dimakan yang merupakan simbol kesederhanaan (8)
Hendaknya tidur ketika menjumpai diri sendiri yang
merupakan ciri hati yang pasrah (9) Tidak pemah bersikap
salah terhadap maiikan (tuan) jika sang tuan memukul kita,
iustru kita akan menurut kepadanya, ini merupalan simbol
hati yang berkesadaran dan senantiasa merasa lapar
merupakan karakteri orang besar... dan (10) Hendaklah
menjadi gelap gulita sebagai penerang hati".2
Hasan Basri sebagai seorang tokoh besar dan zahid yang
terkenal selalu menunjukkan keberaniannya dalam
menyampaikan nasehat dan kritik kepada para penguasa. Ia
pernah mengirim surat kepada khalifah Abdul Matik bin
Marwan kepada panglima besar jenderal al-Hajaj dan kepada
gubemur Irak Umar bin Hubairat
Hasan Basri menjelang hari tuanya sering sakit dan pada
awal bulan Rajab tahun 1L0 H. Bertepatan dengan tanggat 10
Okmber 228 M. Hasan Basri berpulang kerahmatullah dalam usia
81 tahun Berita wafutnya Ilasan Basri tersebar ke seluruh pelosok
kota Basrah sehingga masyaralat kota Basrah menshalatkarmya
di mesjid Basrah dan dimakamkan di kota itu juga.
Dalam sejarah dicatat ada dua orang wanita yang hidup
zuhud dan shufi, yang peltama Rabiatul Adawiyah yang
hidup di kota Yerusalem yang meninggal sekitar tahun 135
43
Fi I s afat Peuli dikall Islam

H./753 M., yang kuburannya terdapat di pinggiran kota


Yerusalem yang sampai saat ini diziarahi orang. Kedua
Rabiatul Adawiyah yang akan dibicarakan dalam uraian
berikut ini. Rabiatul Adawiyah yang nama lengkapnya
RabiatuI Adawiyah binti Ismail al-Adawiyah al-Basriyah dari
suku Qais bin Adi adalah seorang shufi dan zahid wanita yang
terkenal pada abad kedua hijriyah atau abad kedelapan Masehi.
Ia dilahirkan pada tahun 95 H./713 M. Diperkampungan or-
ang miskin yang terletak di luar kota Basrah. Ia wafat di kota
itu pada tahun 185 H./801 M. dalam usia 90 tahun dan
dimakamkan di kota Basrah.
Rabiatul Adawiyah dilahirkan sebagai puteri keempat
yang dari keluarga yang sangat miskin karena ihr ia dinamakan
Rabi'ah yang artinya yang keemPat. Kedua orang tuanya
wa{at ketika ia masih kecil, ketika terjadi keleparan yang
melanda kota Basrah, ia diculik oleh perarnpok dan diiual
kepada satu keluarga di kota Basrah dengan harga enam
dirham. Kenudian ia dijual lagi kepada keluarga Atik' Pada
keluarga Atik ia menjadi sebagai seorang budak yang
diperlakukan dengan penuh kekerasan, namun ia tetaP sabar
dan selalu berdoa untuk dibebaskan dari penderitaan itu. Pada
suatu hari ia dimasukkan ke dalam sebuah kamar yang gelap,
pada malam itu ia terus mengeriakan shalat dan berdoa dan
menangis. Keluarga Atik mengintip aPa yang dikerjakan
Rabi'atul Adawiyah di kamar itu dan kelihatan cahaya yang
menerangi keliling tubuhnya. Karena peristiwa itu ia
dibebaskan dari perbudakan. Kepadanya diberi kebebasan
untuk memilih tinggal bersama dengan keluarga Atik atau
keluar dari rumah itu, namun ia memilih keluar dan berpindah
ke sebuah gubum di luar kota Basrah. Di gubuk itulah ia
melakukan kegiatan sambil bergabung dengan para shufi
lairurya melakukan latihan zikir di mesiid Basrah. Di gubuk ia
memberikan pelaiaran kepada murid-muridnya yang terdiri

44
Tumbuh daa Betkembaagnya llmu TasautJ

dari kaum wanita dan banyak juga dikuniungi oleh orang yang
zahid untuk bertukar pikiran dengannya yang di antaranya
yang pemah berkunjung ke tempatrrya adalah Malik bin Dinar
(130 H./748 M), S"fya. as Saud (761H/nB M) dan Syaqiq
al-Balhi (194 H/810 H).
RabiatuI Adawiyah sebagai seorang yang hidup saleh dan
zahid sepanjang hafinya ia berpuasa dan mengerjakan shalat
sunat sebanyak 1000 rakaat. Al-Manawi menulis di dalam
bukunya "Al-Kawakibu al-Durriyah" mengatakan bahwa
Rabiahrl Adawiyah mengerjakan shalat sunat sebanyak 1 000
rakaat dalam sehari semalam. Orang bertanya: apa yang kau
inginkan dengan shalatmu itu? Katanya: Aku tidak
menginginkan pahala, tetapi kukerjakan agar Rasulullah
bergembira pada hari kiamat nanti berkata kepada para nabi
bahwa aku adalah seorang wanita dari umatnya, lihatlah
ibadahnya.":
Sebagai seorang yang zahid (yang tak tertarik pada harta
dan kesenangan duniawi) ia tidak pemah meminta tolong
kepada orang lain ketika ia ditanya mengapa ia bersikap
demikian ia menjawab: alu malu meminta sesuatu pada Dia
yang memiJikinya, apalagi kepada orang yang bukan pemilik
sesuatu itu. Allah telah memberikan rezeki kepadaku dan
kepada orang kaya. Apakah Dia yang memberi rezeki kepada
orang kaya, tidak memberi rezeki kepada orang miskin?
Sekiranya Dia yang menghendaki bagiku maka aku harus
menyadari posisiku sebagai hamba-Nya dan haruslah
menerimanya dengan hati yang lapang".
Zuhud yang tadinya telah dirintis oleh Hasan al-Basri yaitu
takut (khauf) kepada kemurkaan Allah dan mengharap
kepada keampunan Allah, ditingkatkan oleh Rabiatul
Adawiyah kepada zuhud karena cinta (hubb). Cinta yang
mumi Iebih tinggi dari takut dan pengharapan, karena cinta
tidak mengharap apa-apa dari yang dicintai. Karena itu dalam

45
E ils afat P cadi dikat Islam

syi'ir-syi'ir yang masyhur, ia berkata Entang tujuan zuhudnya


yaitu kepada Allah, karena Allah bukan kepada A1lah karena
mengharap. Rabiatul Adawiyah menganggap soal surga atau
soal neraka adalah nomor dua atau bukan sama sekali, sebab
cinta itu sendiri merupakan suatu ni'mat yang paling besar
dan tidal ada tolok bandingarurya. Dalam syi'imya ia berbicara
karena apa ia cinta kepada Allah katanya:
lslSChld!!l-.-. r 6$,,.upct5l
lSlJ- O.o S+stLii
rt 6ll',^ 963llt lr
lSl-,;l .,:. ., 4i53
.
,
rr rJirl cril q9s$ Ul-;
tslir li (,i r..ll dlt drslr J dtll )r ll i r.-ll }i
Artinya: "aku meacinlai-Mu dengan ilua (macam) cin'a Cinta
karma diil;rr ilsfl cinta karana dii-Mu. Ciala kqeaa diri};a adalah
kcadsa kn *rfintiasa mengin1a|Mt.. Dan cinta karena dii-Mu ailolalr
keqdqaa-Mtt menyingkaf tabir hingga K.au kulihat' Bsik ur-tt* .ini
ll,aupln unluk iti, pikian bukanlah bagiktr tapi bagi-Mu lah puiiat
unhtk xmumtya",
Dalam syi'ir di atas cinta menurut Rabiahrl Adawiyah ada
dua tingkatan; pertama cinta karena rindu kepada Allah karena
Allah ielah menganugerahkannya hidup sehingga daPat
menyebut ntrma Allah' Karena itulah tidak ada lagi yang lain
iadi tuah kenangarmya dan buah
tutumya melainkan Allah'
kedua cinta dinaikJ<an ke tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu
cinta karern Allah berhak dan bersedia menerimanya ialah cinta
karena menyaksikan keindahan (amal) dan kebesaran (jalal)
yang kian hari kian terbuka baginya hii1b, pembatas yang
or"-i"uhkut dirinya dengan Tuhannya' Itulah tuiuan cinta
yaihr melihat Allah (musyahadah) dengan hatinya'
Kalau hati telah dipenuhi dengan rasa cinta, cinta yang
membara dari yang mencintai kepada yang dicintai, ia tidak
mengharapkan aPa-aPa dari yang dicintai selain dari
*"riidrkut yut g di.itttui. Dulu- sebuah munajatnya Rahiah
Adawiyah berkata: Tuhanku iika aku mengabdi kepada-Mu

46
Tumbuh do n B e*etb angny a llmt Tasazvtt

karena mengharap surga iauhkar ah aku dari padanya, tetaPi


jika Kau kupuja semata-mata karena Kau, ianganlah Kau
sembunyikan kecantikan-Mu yang kekal dari padaku".
Satu-satunya yang diharapkan oleh orang yang mencintai
ialah bertemu dengan orang yang dicintai. Di waktu tiba
malam hari ia berkata: "Ya Tuhary bintang di langit telah
gemerlapan orang telah bertiduran, pintu-pintu istana telah
dikunci dan tiap kekasih blah menyendiri dengan kekasihny+
dan inilah aku di hadirat-Mu". Sewaktu fajar telah
menyingsing ia berkata: "Tuhanku, malam telah berlalu dan
siang segera menampakkan diri, aku gelisah apalah amalanku
Kau terima hingga aku merasa bahagia ataukah Kau tolak
sehingga alu merasa sedih. Demi kemuliaan-Mu, inilah yang
kulal<ukan selama aku Kau berikan hayal Sekiranya Kau usir
dari depan pintu-Mu aku tidak akan pergi Cinta pada-mu telah
merasuk lubuk hatiku". Puncak cintanya kepada Allah
digambarkannya dalam ucapannya: wahai kekasih hati,
hanya KauJah yang kucintai, beri ampunlah pembuat dosa
yang datang kehadiat-Mu".
Gubuk tempat tinggal Rabiahrl Adawiyah tidak dijumpai
lampu dan makanan untuk besok hari. Tetapi setiap malam ia
bangun mengerjakan shalat, cahaya selalu mengelilinginya,
demikian juga makanan selalu datang di waktu lapar.
Fariduddin Attar menulis dalam bukunya "Tazkiratu al-
Auliya" mengatakan "ketika Rabiatul Adawiyah pada suatu
hari berangkat menunaikan ibadah haji, ia menunggang seekor
keledai yang tergantung di punggungnya perbekalan. Ia
bertemu dengan rombongan lain yang juga hendak
menunaikan ibadah hafi menuju Mekah, mereka berkata:
biarkan kami yang membawa perbekalanmu. Rabiatul
Adawiyah menjawab: aku tidak ingin membebani orang,
teruskan perjalanan kamu. Begitu Rabiatul Adawiyah
menggerakkan keledainya ia lebih dahulu dari rombongan itu.{

47
Fil s afat P endi diket Islam

Pada suatu malam masuk pencuri ke dalam rumahnya mencari


sesuatu yang ada dalam rumah itu, sedang Rabiatul Adawiyah
shalat dan sesudah shalat ia berdoa: Ya Allah hamba-Mu ini
mencari sesuatu yang tidak ada padaku dan hanya ada pada-
Mu. Penduri itu tertekun karena ia sadar bahwa
keberadaannya dalam rumah diketahui olehnya. Pencuri
meminta maaf. Pada Pagi itu ada seorang pejabat yang
membawa hadiah-hadiah yang akan diserahkan kepada
Rabiahrl Adawiyah namun Rabiatul Adawiyah menyuruh
agar menyerahkan hadiah itu kePada Pencuri itu.
Pada saat menielang wafatnya ia meminta kepada orang
yang hadir di kamar tidumya keluar kamar tidumya' Katanya
;'keiuarlah dan berikanlah tempat untuk
Para utusan Allah" '
Ketika mereka keluar dan pintu kamamya ditutup kedengaran
ia mengucapkan syahadat, kemudian menyusul iawaban
suatau malaikan yang menjemput rohnya:
sj:+,J$lJdi+ (Ji,rli-tui*J"i*lJ'ttuJl gr+Jlin'Lll,JrtXll{i'Jt:
Artinya "uahai jiua yang tensng lembalilah kepa!-a .T anmu'
masuklah kt dalanr
n$srir;lah irrlalr kelonpok htmba-lumba-Ku don
atrga-Krr" (5. AlFair 27-30).
Menurut penelitian orang bahwa Rabiahrl Adawiyahlah
sebagai seorang shufi wanita, sebagai tonggak penln-S a-aUm
selarih tasawuf. Ia telah merubah aiaran tasawuf, dari fase
dominasi emosi takut (khau$ kepada Allah yang diletakkan
oleh Hasan Basri kepada fase pengembangan emosi cinta yang
maksimal kepada Allah. Melalui cinta yang mendalam akan
terwuiud kehidupan zuhud yang seiati'
Ma'ruf al-Karkhi s€orang shufi yang tinggal di kota Bagdad'
Tahun kelahirarmya tidak diketahui dengan jelas dan hanya
diketahui tahun wafatsrya pada tahun 20 H'/815 M' Kalau dilihat
dari namanya ia beru"ut aari f*tft yurtg menurut sebagian pakar
sejarahmerupakanbagian dari kota Bagdad dan menurut sebagian
lagi KarLh berada di luar koa Bagdad di rbelah Timur'

48
Tumbuh dsn Berkan llmu Tasatoaf

Menurut pakar seiarah, kedua orang tuanya memeluk


agama Kristen dan menurut yang lain menganut agama
Sabiah. Diriwayatkan katika Ma'ruf al-Karkhi pada usia
meningkat remaia ia sangat menentang ajaran gurunya yang
mengatakan bahwa Allah merupakan salah safu oknum
Tuham. Ma'ruf al-Karkhi menentang pendapat ini katanya
Tuhan hanya satu. Karena pendapatsrya yang berbeda dengan
pendapat gurunya, ia dipukul oleh gurunya dan ia melarikan
diri dan bersembunyi. Karena kedua orang tuanya telah
kehilangan anak yang dicintainya dan mengharap kepulangan
anaknya dan orang tuanya berjanji kalau anaknya mau pulang
agama apa saja yang dipeluk anaknya dianutjuga oleh kedua
orang tuanya. Setelah sekian lama ia memeluk agama Islam
di bawah bimbingan Ali bin Musa al-Ridha, setelah ia pulang
dengan mengatakan bahwa ia telah memelul agama Islam
yang kemudian disusul oleh kedua orang hr.rnya.
Ma'ruf al-Karkhi mempelajari agama Islam melalui
sejumlah ulama di Bagdad yang di antaranya Daud al-Thai.
Bakar bin Humais dan Farqad as-Sabukhi. Karena
ketekunannya dan ketabahannya dalam menuntut ilmu
pengetahuan dan khusumya ilmu tasawuf, ia berhasil menjadi
seorang shufi yang brkemuka di Bagdad. Ia membuka halaqah
pengajian dan di antara murid-muridnya yang terkenal di
kemudian hari adalah Sari al-Saqati. Sebagai seorang shufi ia
juga dikenal di kalangan fukaha sebagai seorang fakih.
Diriwayatkan ada dua orang fakih Bagdad yang terkemuka;
Imam Ahmad bin Hanbal dan lmam Ibnu Main berdiskusi
tentang zujud sahwi dan keduanya belum sepakaL Untuk lebih
lanjut mereka berdua ingin menanyakan pendapat M a'ruf aL-
Karkhi. Ma'ruf al-Karkhi menjawab dari sudut pendang
tasawuf katanya: sujud sahwi merupakan hukuman kepada
hati karena lalai mengingat Allah.

49
Filsofat Perulidiksn lstom

Ma'ruf al-Karkhi menurutpada Peneliti tasawuf sebagai


tokoh yang memPerkembangkan aiaran tasawuf. Ia
menambah hasil perolehan jiwa dari cinta yang telah
ditemukan oleh Rabiatul Adawiyah. Menurutnya cinta harus
dilanjutkan sampai ke titik thuma'ninah ftetenangan) jiwa.
Karena cinta dan ketenangan itulah yang menjadi tujuan
tasawuf. Kebahagiaan yang sebenamya dan yang kekal, bulan
harta benda tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah
kekayaan hati. Kekayaan hati hanya dapat dicapai melalui
ma'rifah (pengernlan) akan yang dicinta. Apabila yang dicintai
telah dikenal, terwujudlah kebahagiaan dan ketenteraman
dalam hati dan kecillah segala urusan kebendaan dalam
penglihatan hati. Ma'ruf al-Kakhi dipandang oleh para peneliti
tsawuf sebagai tokoh penting yang merupakan pengembang
ajaran tasawuf yakni memunculkan teori baru dalam hsawuf
ialah melalui mlncari ma'rifah sebagai inti ajaran tasawufnya'
Kalau dahulu aiaran tasawuf baru berkisar berupa aiaran
zuhud dan tekun beribadah untuk memPeroleh keredhaan
Allah. Pandangan ini berdasarkan penelitian kepada makna
tasarrrrf itu sendiri. Di antara makna tasawuf yang dibawakan
Ma'ruf al-Karkhi ialah tasawuf adalah memperoleh hakikat
(ma'rifat) dan tidak mengharap sama sekali aPayang berada
di tangan *al,Jduk. Mencari hakikat tidaklah berbeda dengan
menciri ma'rifat itu sendiri karena ma'rifat adalah uiung ilmu
pengetahuan yang dikembangkan orang shufi. ialah ilmu
iyariat, ilmu thareqat, ilmu hakikat, dan ilmu ma'rifat'
Ma'ruf al-Karkhi menurut orang shufi sebagai shufi yang
dikuasai oleh perasaan cinta yang membara kepada Allah
seperti halnya Rabiatul Adawiyah. Berkenaan dengan cinta
kepada Allah Ma'ruf al-Karkhi mengatakan: cinta kepada-Nya
bukanlah diperoleh melalui pengaiaran ia merupakan
pemberian atau kumia Tuhan. Pemyataan ini yakni cinta
iepada Allah menurutnya bukan termasuk maqam (posisi

50
Ttmbth dan Berkembatgaya llmra Tasaznf

yang didapat melalui usaha) tetapi termasuk hal (keadaan


jiwa) yang dikurniakan Allah.
Menurut para peneliti Barat yang di antaranya Nicholson
yang mencoba menghubungkan antara timbulnya ide
memperoleh hakikat (ma'rifat) dengan Iatar belakang
keagamaan Ma'ruf al-Karkhi di masa kecilnya. Menurut
Nicholson ide itu berasal dari ajaran agama yang dipeluknya
yang dahulu ialah Kristen atau Sabiah. Pendapat yang seperti
ini hanya merupakan dugaan alasannya pada masa kecil
Ma'ruf al-IGrkhi belum Entu mengenal ajaran tentang hakikat
bahkan dugaan besar ia belum mengenalnya karena usianya
yang masih muda. Muncul ide mencai hakikat itu, mungkin
saja hasil dari tafakur atau renungannya dalam tasawuf.
Menurut orang shufi martabat yang tinggi yang dicapai
oleh Ma'ruf al-Karkhi tidak disangsikan lagi. Mereka beralasan
dengan mimpi Ahmad bin Fath yang bertemu dengan Bisyir
bin Haris yang telah w#at lebih dahulu. Ahmad bin Fath
menyatakan tentang keadaan yang dialami Ma'ruf al-Karkhi
dirinya diampuni Allah. Kulihat Ahmad bin Hanbal berdiri
sedang antara mereka terdapat pembatas. Karena Ma'ruf al-
Karkhi menyembah Tuhan bul€n mengharap surga, tidak pula
karena takut kepada nerala, karena itu ia diangkat ke tempat
yang tinggi yang tidak ada pembatas antaranya dengan
Tuhan. Begitulah pengakuan orang-orang shufi tentang
martabat Ma'ruf al-Karkhi.
Menurut orang shufi bahwa Ma'ruf al-Karkhi seperti
halnya para zahid dan shufi lairurya. Ma'ruf al-Katkhi terkenal
di kalangan shufi memiliki banyak keramat yang di antaranya
ketika terjadi kemarau panjang ia Lrerdoa dalam shalat istisqa
meminta hujan, sebelum doanya selesai hujan turun.
Kemudian di belakangnya datang lagi Haris al-Muhasibi,
yang menambah ajaran tasawuf Ma'ruf al-Karkhi dengan
persatuan (ittihad). Haris al-Muhasibi nama lengkapnya Abu

51
Filsafat Perdidikaa lslam

Abdullah al-Haris bin Asad al-Basri adalah ulama yang


namanya sangat menoniol dalam bidang tasawuf di
zam,rnnya. ta dilatrlrkan di kota Basrah pada tahun 165 H/
781 M {emudian pindah ke Bagdad ibu kota negara Bani
Abbasiyah dan meninggal di kota itu pada tahw242H/895
M pada usia 78 tahun
Pada awal kehidupan intelektual al-Muhasibi
berkecimpung dan menggeluti ilmu hadis dan tasawuf
selingga iu surigut matang dalam kedua ilmu itu' Al-Muhasibi
para ulama yang terkenal
-"r.iiibu il^r-t udis danfikih dari
di zamannya. Di antaranya Suru-Surunya dalam fikih ia
belaiar dmsan Imam Syafi'i, Abu Ubaid al-Qasimi bin
Salam'
dankadi A"bu Yusuf. Dan dalam bidang ilmu hadis belaiar
ia
Abu an
dengan Hasyim, Syuaih bin Yunus, Yazid bin Haran'
Nadir, dan Suwaid bin Daud'
Al-Muhasibi tidak seperti ulama-ulama hadis dan fikih
di
yang
masa itu yang membatasi telaahan pada bidang-
ai rttit yu teLpi al-Muhasibi iuga membelikan perhatian
U"r-"t i*la.p p"rkembangan politik dan kehidupan sosial'
f"tL-U"gi" pemikiran teologi Islam (ilmu kalam) di
denga seksama, ia mempelajari dan
-urunuu, d"iitttittyu
rrr"-uilu-i dengin baik pemikiran Mu'azilah' Syi'ah'
Xir"-".i;, pU"tiylfr, aan qaaariyah' Sekalipun al-Mrhasibi
ia* t"r""aupat dengan aliran Mu'tazilah namun aliran ini
-mempengaruhi
sangat cara berpikirnya di antaranya
uul duh- memahami agama dan untuk
^"-righu.gui ia juga
me.rLpui"kebenaran. Dalam dua ilmu yang ia tekuni'
*"""fi.ft perilaku dan ucapan-ucaPan Para zahid (ahli Iberahim
ifuauf,l yu"g hiaup sebeiumnya, seperti Hasan Basri'
dan
tin eiltam] Daud al-Thai dan Fudhail bin Iyad luga
para zahid di zamannya seperti Syaqiq
ocmikiran-pemikiran
i-;;khi, N.ia' ruf al-Kirkhi, Bisy at Y'hah, Zi Nun al-Misri dan
Sirri al-Saqati.

52
Tumbuh ilat Betkembatgrye llmu Tesatuuf

Telaahannya yang begitu luas yang menjadikan dirinya


menjadi ulama terkemuka di zamannya. Persalsian dari tiga
orang penulis sejarah tasawuf di belakangnya mengakui
keluasan wawasan ilmu al-Muhasibi seperti alQusyairi yang
menulis dalam bukunya "al-Risalah al-Qusyairiyah"
menyatakan al-Muhasibi adalah seorang ulama yang tidak ada
tolok bandingnya di zamannya baik dalam bidang fikih
maupun dalam bidang tasawuf. Al-Tamimimenggambarkan
bahwa al-Muhasibi merupakan imam kaum muslimin dalam
bidang hadis, fikih, ilmu kalam, dan tasawuf. Dan Ibnu
Khaldun menulis dalam bukunya "Al-Muqaddimah"
mengakui al-Muhasibi mmghimpun ilmu fihh batiru ilmu fikih
lahir, ilmu fikih wara', dan ilmu akhirat
Disampingilmu-iLnuyangdimilikinya al-Muhasibidalam
bidang hadis dan fikih, ia juga menggeluti ilmu dalam bidang
tasawuf bahkan namanya sangat populer di kalangan para
shufi. Ia mempelajari tasawuf pada usia tiga puluh tahu, dalam
pengakuarurya katanya "telah berlalu masa selama tiga puluh
tahun dan selama itu aku tidak pernah mendengar sesuatu
kecuali dari kepalaku. Kemudian berlalu pula masa selama
tiga puluh tahun yang selama itu aku tidak pemah mendengar
sesuatu kecuali dari Allah".
Dalam ungkapan di atas, ia menegaskan setelah ia bergaul
selama tiga puluh tahun dengan ilmu pengetahuan yang
memerlukan analisa pemikiran seperti fikih dan ilmu kalam, ia
berpindah ke bidang ilmu tasawuf untuk membersihkan
batimy4 mempertajam kesadaran hatinya agar memperoleh
bisikan suci dari Allah Kesungguhannya tmtuk menggabungkan
dan menjaga kebersihan batinnya luar biasa. Ia selalu
mengadakan perhitungan (muhasabah) sehingga ia digelar al-
Muhasibi ia selalu memperhitungkan semua aktivitas batinya.
Al-Muhasibi sebagai ulama yang cukup lama
berkecimpung dalam iLnu hadis dan fikih maka tasawufnya

53
Fil safat P erdidikan ls lam

yang dikembangkamya adalah tasawuf yang berlandaskan


al-Qur'an dan Hadis dan tidak melanggar batas-batas syariat
Dan juga ia menaruh perhatian besar terhadap ilmu kalam,
maka tasawufnya sangat menghargai akal. Ia sangat meyalini
peranan hadis "Allah tidak akan menerima shalat, Puasa, haii,
umrah, sedekah, jihad, dan berbagai amal kebajikan yang
diucapkan dari seseor,rng yang tidak memahaminya" ' Allah
berkata kepada akat Demi kemuaan-Ku dan keagungan-Ku'
tidak ada makhluk yang Ku ciptakan yang lebih mulia dan
lebih Ku-cintai darimu. Karena dengan Aku dikenal, disembah'
dan dipuja, serta denganmu Aku memberi, menghukum' dan
membigimu pahala". Sejalan dengan itu ia berkata: setiap
zahid, tngkit kezuhudannya bergantung pada tingkat
pengetahuinnya, tingkatan pengetahuannya bergantung pada
iadlr akalnyi, dan kadar akalnya bergantung pada kadar
imannya".
Al-Muhasibi menulis karya tulis sebanyak 200 buah' yang
berbentuk risalah. Dalam risalah ihrlah ia mengemukakan
dan
pandangarmya, baik dalam bidang fikih dan ilmu kalam
ieblh banyal risalahnya yang berbicara tentang -tasawuf'
Namun dari sekian banyak karya tulisnya hanya sedikit yang
sudah ditemukan yang di antaranya (1) Ar-Ri'ayat li
Huquqillah (memelihara hak-hak Allah) (2) At-Washiyah aw
un-Naiaih lwasiat atau petuniuk) (3) Risafat al-Mustarsyidin
(orang-orang yang memPeroleh petuniuk) (4) Al-Masa'il fi
)a-ui ut-Qit"t wa al-liwarih, wa al-Makasib wa al-Aql
dan
(tentang aktivitas hati, angSota tubuh, usaha dan akal)'
iSl fifui-iutC"r'an (memahani alQur'an)'
Di antara sekian banyak murid al-Muhasibi di antaranya
vang terkemuka Junaidi al-Bagdadi yang kemudian hari
'm"n]uai salah seorang shufi yang terkenal sangat
-yang
mengagu:ni keagungan keperibadian al-Muhasibi' karenanya
ia sangat bersedih ketika al-Muhasibi wafaf

54
Ttmbuh dot Betkembongnya llmu Tasototf

Segabaimana diterangkan di atas, al-Muhasibi


melaniutkan dan memperluas p.Lndangan tasawuf Ma'ruf aI-
Karkhi. Kalau Ma'ruf al-Karkhi menyatak,rn bahwa puncak
cinta itu apabila yang mencintai kenal (ma'rifah) kepada yang
dicintai. Inilah puncak cinta yang sampai ke titik ketenangan.
Al-Muhasibi menjelaskan lagi cinta seorang hamba kepada
Allah adalah semata kumia Allah, yang diempatkan di dalam
hati orang yang mencintai-Nya. Kalau cinta telah bersemayam
dan tumbuh serta berkembang dalam jiwa, belum sampai
kepada yang dituju mbelum ia merasakan bersatu (ittihad)
dengan yang dicintainya. lnilah ajaran tasawuf al-Muhasibi
yang nantinya dikembangkan lagi oleh para shufi di
belakangnya.
Abu al-Faidh Z Nun bin Iberahirn al-Misri yang dilahirkan
di Akhmim, daerah Naubah yang terletak antari Mesir dan
Sudan yang dahulunya dikenal dengan Mesir HuIu. Ia
dilahirkan pada tahun1,55H/n3 M dan wafat di Mesir pada
tahun 245 H/860 M.
Pada usia muda, ia hidup sebagai pedagang dan setelah
ia.menunaikan ibadah haji, ia mulai mempelajari ilmu agama.
Di antara gurunya yang ia pemah belajar adalah Imam Malik,
al-l^aisi bin Saad, Sofyan bin Uyainah, Fudail bin lyad, Mus-
lim al-Khawas dan Ibnu Lahiyah dengan itiu
-"r"ku
mempelajari ilmu hadis. Dan ia juga pemah bertemu dengan
tokoh-tokoh shufi seperti Ma'ruf al-Karkhi, Sirri al_Saqati,
Bisyar al-Khafi, dan guru-gurunya dalam bdiang tasawuf
Syagran al-Abid al-Magibi. Di samping ilmu hadis dan
tasawuf ia juga ahli dalam bidang sastra Arab, kimia dan
filsafat. Di samping ketekunannya mempelajari ilmu-ilmu lahir
ia lebih cenderung mempelajari ilmu batin, sehingga menjadi
seorang ulama yang terkemuka di zamannya, baii keluasan
wawasannya maupun sebagai seorang shufi yang menjadi
panutan shufi pada zamarmya.

55
Fi Is
$a t P endidikan ls lam

Dalam ajaran tasawufnya, ia sangat memPerhatikan


ketaatan kepada syariat agama bahkan ketekunannya dalam
beribadah melebihi apa yang dilakukan oleh ulama syariat. Ia
pemah berkata: Di antara tanda-tanda orang yang mencintai
A[uh uduluh -"ngikuti kekasih-Nya Rasulullah, baik kahlak,
perbuatan, perintah maupun sunnahnya. Hendaklah kau
mencintai aPa yang dicintai Allah dan membenci aPa yang
dimurkai-Nya. Hendaklah kau mengerjakan setiap kebaikan
dan menolak apa saja yang melupakan Allah' Demi Allah
janganlah kau akut pada celaan pencela, bersikaplah-lembut
kepada kaum beriman dan tegaslah kepada kaum kafir, serta
*uti nasututtatr dalam urusan agama. Dalam kesempatan lain
ia berkata: Ciri seorang yang arif (yang memperoleh ma'rifat
hakiki ada tiga: (1) cahaya ma'rifahnya tidakJah memadamkan
;lmu batin
cahaya kewiraarurya (2) tidakberkeyalinanbahwa
merrghancrrkun hukumphukum yang lahir dan- banvak
nikm-at Allah mendorongnya kePada Perbuatan merobek tirai-
tirai larangan Allah".
Ia iuga mengecam sebagian ulama yang telah
menyimpang dari jalan yang hnar, katanya: "Dewasa ini
slkai mettgaoggaP enteng dosa telah melanda ulama ahli
ibadat (ubbad dan nussak) dan para qura' (ulama) sehingga
mereka tenggelam dalam syahwat perut dan seks, mereka tidak
melihat cacat pada diri mereka, maka hancurlah mereka tanpa
mereka sadari, mereka cenderung memakan yang haram dan
tidak mencari yang halal, mereka menyenangi ilmu kebanding
berbuat umai m"reku malu mengatakan aku tidak tahu
kendatipun sedang membicarakan sesuatu yang mereka tidak
ketahui. Mereka adalah budak dunia, bulan ulama syariat
(agama), sekiranya mereka mengetahui syariat tentu mereka
tertegah dari Perbuatan buruk".
Zi Nun dianggap sebagai orang yang penting dalam dunia
tasawuf, ka."t iiu but yak betbicatu tentang ma'rifat dan

56
Tumlnrh dan Betkembnqrula llmu Tasatouf

memberikan batasan tentang ma'rifat Ma'rifat mentrrut Zi Nun


dibagi menjadi tiga tingkatan: (1) Ma'rifat Mu'minin biasanya
mengenal Tuhan karena demikian ajaran yang ditedmanya
(2) Ma'rifat AhIu Mutakalimin dan Hukama mencari Allah
dengan akalnya maka dengan akallah mereka dapat
menyatakan adanya Allah tetapi belum tmtu dapat dirasainya
akan kelezatarurya dan (3) Ma'rifat Muqarabin mencari Tuhan
dengan berpedoman kepada cinta yang dikumiakan Tuhan
kepadanya. Zi Nun berkata: Ma'rifat vang hakiki adalah
ma'rifat yang ketiga yakni ma'rifat muqanabir! bukanlah
pengetahuan tentang Tuhan berdasarkan syahadat tauhid
seperti yang dimiliki oleh setiap orang mu,min, bukan pula
yang berdasarkan argumentasi dan penjelasary seperti yang
d*tk 9Hp* fitousuf (hukama) dan Eolog (mu;k"Ilr;"i"i
tetapi adalah pengetahuan tentang ke-Esaan Allah, yang
dimiliki oleh para shufi dan para wali yang menyaksikan Al_
lah dengan mata hati. Tasawuf Zi Nun bukan sekedar tasawuf
ibadah atau zuhud, baik dengan emosi takut kepada Allah
atau cinta yang membara kepada-Nya, tetapi meningkat
menjadi tasawuf_ ma'rifat yakni tasawuf yang bertujuan
tercapainya ma'rifah-rllah (pengenalan tentang Allah) melalui
penyaksian mata batin ftati) secara langsung. Cinta timbal
balik antara makhluk dan khalik, antara yang mencintai dan
yang dicintai dengan demikian malhluk tertarik lebih dari
tarikan besi berani terhadap besi biasa. Kian Iama kian
mendekat kepada yang dicintainya sehingga akhimya bersatu
(i$lad)1 tenggelam zatnya ke dalam iit Tuhan (ma,rifat
hakiki). Ini hanya didapat dan dirasai setelah menempuh
maqam-maqam tertentu. Ma,rifat hakiki itulah yang
melahirkan cinta kepada-Nya dan rasa bahagia pada airi shufi
yang memperolehnya ke puncak yang tertinggi.
ZiNun al-Misri yang memiliki ilmu dan amal yang
mendalam juga dikenal dalam kalangan shufi memiliki

57
Fils$at Petdidikar Islam

keramat. Gelar yang disandangnya "Zi Nun" yang artinya


pemilik ikan diberikan orang setelah mereka menyaksikan
ierladinya keajaiban pada dirinya ketika ia sedang berada di
atas kapal, ia dituduh oleh para penumpang sebagai pencuri
permata yang hilang. Setelah ia berseru: Ya Allah Engkau Yang
ir{am fafru tiUa-tiba bermunculan ikan-ikan dengan sebuah
pennata di mulublya masing-masing. Zi Nun mengarnbil satu
dan menyerahkannya kepada pemiliknya. Semua mereka yang
menudii bertaubit dan meminta maa{ kepadanya dan sejak
itulah ia digelar Zi Nun.
Zi Ntrn dikenal sebagai seorang yang berbudi pekerti yang
baik, tetapi ia tak luput dari fihrah dan tuduhan bahwa ia
zindik dan kafn. Ia dibawa ke Bagdad untuk dihadapkan
kepada khalifah al-Mutawakkil' Ketika ditanya oleh al-
Mutawakkil ia diam, tentang tuduhan yang dihadapkan
kepadanya, apakah tuduhan benar atau bohong Tetapi seElah
ail.,yu -".gupa ia diam baru ia menyawab: "Jika kuiawab
t'otrong berarti iku menyatakan bahwa kaum muslirnin yang
menuiuhku bohong dan iika kukatakan benar berarti aku
berbohong untuk menyalahkan diriku" ' Setelah mendengar
menangis serta
iawabanltu akhirnya al-Mutawakkil pulang ke Mesir
memuliakan shufi yang tertuduh, ia ctiizinkan
dengan segala keagungan peribadinya bahkan al-Mutawakkil
selalu ingat kePadanYa.
Panadangan tasawul Zi Nun tentang cinta (mahabbah)
dun pengenali, kepada Allah (ma'rifah) yang mempengaruhi
o"r.ikirl., ,utu shufi di belakangnya' Dan ia iuga merupakan
pr.r.uk ajaran tasawuf pada tingkat tabi'in ini yang
merentangkaa jalan untuk menuju Allah' O

58
BAB Iv
MUNCUTNYA TTISATAT TASAWUT DAN
ALIRANNYA

pada abad ketiga hijriyah penelitian ajaran rasan uJ


filalau
6P I berkisar pada bidang ilmu iiwa dan akhlak, tetapi sesudah
memasuki abad keempat hijriyah penelitian dikembangkan
dengan meneliti ajaran-ajaran agama lain dan ajaran filiafat
khususnya filsafat Neo Platonisme yang mungkin dapat
dipergunakan untul membuka hijab yang memisahkan antara
hidup lahiriyah dan batiniyah dan mencari rahasia yang
tersembunyi di balik tabir. Karena itu ilmu-ilmu bari yang ganiil
lfir yang belum pemah dikenal sebelumnya dalam dunia
tasawuf, yang merupakan sinkritisme (perpaduan) antara
ajaran tasawuf dengan filsafat yang dinamakan ,,Tasawuf
Falsafi", bukan tasawuf mumi dan bukan pula filsafat mumi.
Tujuan filsafat tasawuf bukan hanya ingin mendekatkan diri
(taqarrub) kepada Allah tetapi berusaha untuk bersatu (ittihad)
jiwa dengan Allah (enter into direct touch with God).
Menurutpenelitian yang merryebabkan murrulnya filsafat
tasawuf adalah disebabkan adanya permusuhan antar umat
beragama, timbulnya pertikaian politik yang melahirkan
golongan Syi'ah dan Khawarij serta berkembanganya ilmu
pengetahuan melalui terjemahan.
Sebagai dimaklumi semenjak Islam berkembang
kekuasaan orang Yahudi di Semenanjung Arabia kian
59
Filsaf a t P a di dikat I slam

melemah. Yang akhirnya dengan iatuhnya benteng Khaibar


kekuasaan mereka runtuh. Karena rasa dendam terhadap
umat Islam inilah orang Yahudi berusaha menyusupkan
ajaran-ajarannya ke dalam lslam, sebagainana yang diajarkan
oieh Abdullah bin Saba' yang menjadi arsitek Islam Syi'ah yang
berkedok cinta kepada Ahlul Bait (keluarga Nabi)' Dari
pengikut agarlta Zoroaster (Maiusi) iuga berus-aha
meny.usupkan alaran agamanya ke dalam lslam, sePerti Jaham
bin dofwan sebagai pendiri aliran ]abariyah (Fatalisme) '
Maka mereka memperkuan bahwa aiarannya adalah ls-
lam, mereka berusaha menyelewengkan arti dan makna ayat-
ayat alQur'an dan membikin hadis-hadis palsu (maudhu')'
fiu-"a Uirr Zuia mmgatakan bahwa orang zindik (atheis) telah
membikin hadis maudhu' sebanyakk empat ribu buah' Ibnu
Lahiyah salah seorang tokoh Khawarij yang kemudian
bertaubat mengaku kalau mereka mnginginkan sesuatu
mereka bukin safa hadisnya. |abir bin Zaid salah smrang
tokoh
Syiah mengaku bahwa ia sendiri memiliki hadis-hadis yang
aUwuyatkin dari Bakir bin Ali bin Husen bin Ali bin Abi
Thalib sebanyak limu apuluh sampai tuiuh puluh ribu' dan
setiap Perkataansiapa saja mereka tidak segan-segan
mengatakan hadis.
Pada abad ini juga kegiatan penerjemahan buku asing'
baik dari bahasa Yunani, Persia, Hindi dan Iberani digiatkan'
Maka melalui buku-buku terjemahan ini umat Islam dapat
mempelajari ajaran-ajaran filsafat yang berkembang dalam
aunia inl. Oan aengan membaca ajaran-ajaran filsafat sedikit
banyaknya mempengaruhi ilmu pengetahual q+yt I:lan'
ilmt ta.rt id, fikitr, dan tasawuf. Pengaruh filsafat dalam
"epertitauhid dapat dilihat dengan lahimya IImu Kalam' dalam
ilmu
ilmu fikih dengan lahirnya Ilmu Ushul Filih dan dalam
tasawuf dengan-lahimya Filsafat tasawuf atau Tasawuf Falsafi'

60
Muncttlnya Eilsefat Tasatoul dan Alirannyg

A. ALIRAN ITTIHAD (UNITY)


Abu Yazid yang nama lengkapnya Taifur bin Sarushan
dilahirkan di kota Bistam, Iran Utara pada tahun 180 H/804
M dan wafat pada tahun 261, H/875 M di kota Bistam dan
dikuburkan di kota itu juga. Kakeknya menganut agama
Zoroaster (Majusi) dan kedua orang tuanya menganut agama
Islam dan menjadi penganut yang saleh dan wara'. Semenjak
kecil Abu Yazid sebagai anak orang muslim mendalami al-
Qur'an dan Hadis dan belajar fikih mazhab Hanafi. Kemudian
menjelang usia dewasa ia belajar tasawuf dengan seorang
mistikus yang bemama Ali al-Sindi yang berasal dari India
yang tidak mengerti bahasa Arab. Karena itu, tidaklah heran
kalau Abu yazid sangat terpengaruh dengan filsafat agama
Hindu melalui gurunya.
Kalau diperhatikan dari ucapan-ucapannya, bahwa ia
sangat memperhatikan syariat dn keteladanan Nabi. Dalam
salah satu kesempatan ia berkata: Kalau kau melihat orang
yang mampu melakulan pekerjaan keramat seperti duduk di
udara maka jangan kau terpedaya olehnya. Perhatikan apakah
ia melaksanakan suruhan, menjauhi larangan dan menjaga
batas-batas syariat Tetapi pada ucapan-ucapannya yang lain
ia berkata: bahwa batin hamba adalah batin Tuhan dan batin
Tuhan adalah batin hamba. Katanya Mahasuci Aku, alangkah
agungnya Aku. Sesungguhnya aku adalah Allah, tiada Tuhan
selain dari Aku, sembahlah Aku. Menurut pengakuannya ia
sendiri telah mi'raj (fligh) ke alam yang tinggi (supersensible)
sebagaimana Nabi Muhammad dan pada saat itulah Allah
menganugerahkan kepadanya sehingga ia dapat bersatu
(ittihad) dengan-Nya.
Karena adanya ucapan-ucap;rn yang disandarkan kepada
Abu Yazid yang berisikan kepercayaan bahwa hamba dan
Tuhan dapat bersatu (ittihad) maka sebagian ulama
memandang dari segi agama, apa yang dikatakan Abu Yazid
6t
Filsnfat Pmdidikaa Islam

tersesat dan menuduh Abu Yazid telah keluar dari agama Is-
larrr, dengan adanya pengakuan itu. Namun sebagian ulama
yang bersikap moderat mernbela Abu Yazid dengan mengatakan
bahwa ucapan-ucapan yang seperti itu yang dinamakan
"syathaha(' (hypric utterances) yang artinya ucapan khayal
yang tidak dapat diperpegangi dan tidal dapat pula orang yang
mengucapkannya dikatakan salah, karena pada saatiu ia dalam
keadaan tidak sadar atau dalam keadaan mabuk (sakar) dan
mabuknya (intodcation) karena fana, tenggelam dalam lautan
tafakkur. Karena itu menurut Abu Thalib al-Maki, Qusyairi dan
al4azli trsawuf yang sampai kepada ma'rifat masih dianggap
berada dalam koridor syariat sebagai penjabaran alQur'an dan
Sunnah. Kendatipun demikian para ulama dalam kalangan
manapun sepakat bahwa kata-kata syatahat adalah kata yang
ielas dapat membawa kepada kesesatan yang tidak
dapat
dibenarkan dalam agama.
Menurut penelitian orang sekalipun dasar-dasar ittihad
telah dikernl sebelum Abu Yazid namun dianggap olang Abu
Yazidlah sebagai pendiri aliran ini di dalam filsafat tasawuf'
Ittihad berarti bersatu, menyatu dan kesatuan. Ittihad antara
shufi dengan Tuhan tidak lebih dari merasa bersatu dengan
Tuhan dalam batiru setelah pengembangan redha kepada
Tuhan dan cinta yang rnembara' Apabila di saat hamba sampai
kepuncak cinta terhadap yang dicintainya, terbuka hiiab
keindahan kekasihnya meniadi tampak oleh mata batinnya,
maka fana-lah seluruh maktrluk dalam kesatuan. Pada saat
itu ia hanya merasa bersama dengan Tuhan (baqa) dan sekali
gus merasa dirinya bersatu dengan-Nya (ittihad). Dalam ittihad
yang dipandang hanya satu wulud, yaitu Tuhan. Kehadiran
irhL dulu- p"rasaan vang sangat mendalam sehingga tidak
ada tempat bagi kehadiran makhluk lain selain dari Tuhan'
Lenyaplah makliluk dari kesadaran pada waktu ittihad seperti
lenyapnya cahaya bintang dalam cahaya matahari di siang

62
Mutainya Filsalat TqsaToq dan Aliramrya

bolong. Ittihad tidak berlaku terus menerus krlangsung dalam


perasaan orang yang mengalaminya. Namun setelah sesaat
atau beberapa saat, orang kembali kepada kesadaran biasa.
Menurut sebagian ulama ittihad yang seperti ini tidal dapat
divonis sebagai tasawuf yang menyimpang, ia hanya sebagai
kelanjutan yang wajar dari perasaan cinta yang membara
kepada Allah. Al-Qur'an dan Sunnah mengajarkan agar
mencintai Tuhan lebih dari mencintai yang laimya. Cinta
yang seperti yang dikembankan Abu Yazid sehingga ia sampai
kepada puncaknya merasa bersatu dengan Tuhan.
Dasar tasawuf Abu Yazid adalah ajaran fana ftesimaan),
baqa' ftekekalan) dan ittihad. Ketiganya merupakan tiga aspek
dari pengalaman setelah tercapai ma'rifat. Yang dimaksud
dengan fana adalah lenyapnya kesadaran diri seorang shufi
tentang alam ini termasuk dirinya sendiri. Dengan terjadinya
fana terjadi pul a baqa' , kesadaran tentang selain Allah fana
tapi kesadaran tentang Allah terus menerus berlangsung
(baqa'). Di sisi lain apa yang disebut fana dan baqa' itu dapat
pula disebut ittihad (bersatu) dengan Tuhan. Ia merasa hidup
dan tenggelam dalan lautan ketuhanan akan merasa seperti
besi yang berada dalam lautan api.
Menurut penelitian teori ittihad Abu Yazid dari ajaran
filsafatHindu dan Budha. Dalam Bagawatgita salah satu kitab
suci umat Hindu mengajarkan dalam menaklulkan kekuatan-
kekuatan jahat yang ada dalam diri manusia adalah melalui
yoga. Yoga berarti jalan, falan yang harus ditempuh untuk
bersatu dengan Tuhan. Yoga yang dimaksud ada beberapa
macami jnana yoga (alan ilmu pengetahuan), karma yoga
fialan tindalan keria), bhakti yoga (alan kebaktian dan kasih
sayang) dan raja yoga (ialan meditasi). Kulminasi atau puncak
tertinggi dari jalan yoga ini tida pada suatu titik di mana
manusia bersatu dengan Tuhan dan Tuhan menjelma ke dalam
manusia. Itulah yang disebut Nirwara dalam bahasa Sansekerta

63
Filstlit Pcndi.likafl lsln n

atau Nibbara dalam bahasa Pali. Krisna mencerihkan kepada


Arjuna tentang Nirwana katanya "Dia yang menemui
kebahagiaan pada dAinya, ketenteraman pada dirinya, cahaya
pada dirinya, yogi yang begini ini jadi suci, memasuki nirwana
bersatu dengan Illahi" (Bhagawatgita V: 24).
Demikian konflik batin akan tersingkap kalau Tuhan Elah
menyinari jiwanya, yang daPat meningkatkan kesadaran
kemanusiaan, melalui yoga, melalui yoga manusia mencaPai
spiritual, dapat bersatu dengan Tuhan, pada saat itu lenyaplah
(fana = passing away) kemanusiaan kedalam Tuhan dan
hanya Tuhanlah yang ada (baqa', subsistence), Tuhan telah
menjelma kedalam manusia. Krisna yang sudah menjadi
penjelmaan Brahmana berpesan kepada Arjuna "Pusatkan
pikiranmu pada-Ku, berbakti pada-Ku, bersujud pada-Ku,
sembahlah Aku..." (Bhagawatgita XMII: 65).
Dhamapada kitab suci umatBudha mengajarkan bahwa
untuk mencapai kebahagiaan tertingggi atau Nibbana melalui
samadhi, kalau samadhi dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh akan tercapai kebahagiaan tertinggi dan kebahagiaan
tertinggi akan dapat dicapai di dunia ini. Demikianlah
dicantumkan dalam Dhamapada: "para biiaksana ini
bersamadhi, teguh terhadaP aPa yang dilakukannya,
senantiasa berdaya uPaya sungguh-sungguh untuk mencapai
Nibbana, kebebasan mutlak dan kebahagiaan tertinggi"
(Dhamapada 2:3). "BarangsiaPa yang bersamadhi dengan
kesungguhan tekad akan mencapai kebahagiaan tertinggi"
(Dhamapada 2:7). "Mercka yang berpikiran benar di dalam
tujuh faktor Penerangan, yang tanPa terikat apapun senang
kirena bebas dari ikatan, yang telah menguasai nafsu-
nafsunya, yang terang benderang, mencapai Nibbana di dunia
ini" (DhamaPada 2: t4).
Abu Yazid tidak menulis araran tasawufnyya dan tidak
pula mengaiarkannya. Hanya aiaran tasawufnya ini diketahui

64
Muna nya Filsalat Tasau{ dan Alircnaya

melalui ucapan dan dialognya dengan orang lairy itupun


melalui cerita yang bersambung dari mulut ke mulut Barulah
pada tahun 389 H. Abu Fadal bin Ali mengumpulkan ucapan
Abu Yazid dalam sebuah buku yang berjudul "Kitabun Nur fi
Kalimati Abi Yazid Taifur", ditulisnya dalam bahasa Pahlevi
(Persia) dan kemudian al-Siraj menulis lagi sebuah buku
tentang perilaku Abu Yazid. Buku itu berjudul "al-Luma"
dalam bahasa Pahlevi yang kemudian kedua buku ini
diterjemahkan kedalam bahasa Arab, maka melalui kedua
buku inilah ajaran tasawuf Abu Yazid dikenal orang. Demikian
juga kuburan Abu Yazid telah dilupakan orang beberapa abad
lamanya, barulah pada tahun 711 H. Dengan dipugamya
kuburan yang diperkirakan kuburan Abu Yazid, orang
mengenal kubumya dan menziarahinya.

B. ALIRANHULUL
Ajaran Abu Yazid tentang ittihad mempunyai pengaruh
besar dalam perkemangan filsafat tasawuf sesudahnya. Karena
itu pada tahun 244 H/858 M lahirlah Abu Mugis at-Husain bin
Mansur al-Hallaj al-Baidhawi di kota Baidha (han) yang dikenal
dengan al-tlallaj. Agama semula yang dipelulmya adalah agama
ZoroasEr kemudian memeluk agama Islam. Pada usia 15 tahun
ia berada di Tustar belajar tasawuf dengan AMullah Tustari
dan pada usia 18 tahun ia berangkat ke Basrah dan Bagdad. Di
Bagdad ia belajar dengan junaidi al-Bagdadi dan Amru bin
Usman al-Makki. Setelah menunaikan ibadah haji ia kembali
ke Bagdad dan selanjutnya ia muLai mengembara ke Ahwaz,
Hurasan, Turkistan, dan ke India ia mempelajari filsafat Hindu
dan Budha dan juga mempelalari mistik dan astronomi. Pada
usia 58 tahun ia kembali ke Bagdad dengan membawa ajaran
yang mengage&an para ulama ftkih dan tasawuf.
Ubaid bin Sa'ad menulis dalam bukunya "shilat Tarikh
al-Thabari" mengutip dari beberapa buku yang dihrlis al-Hallai

65
Eilsalat P errdi dikan lsl arrl

tentang ajaran fikihnya yang menggemparkan para ulama.


Menurutrrya orang yang ingin menunaikan ibadah haji dapat
saja mengerjakan haji di luar Mekah, iatah dengan melakukan
tawal sekeliling sesuatu yang betbentuk segi empat pada hulan
haji, memberi makan tigapuluh anak yatim serta memberi
pakaian sepotong pada masing-masing dan uang sebanyak
tujuh dirham maka tunailah kewajiban hajinya. Pada bulan
Ramadhan orang tidak usah berpuasa tetapi cukup berpuaa
selama tiga hari tiga malam secara bersambung dan pada hari
keempat ia berbuka dengan meminum minuman tertentu,
maka melalui cara ini tunailah kewajiban puasanya seumur
hidup. Orang yang mengerjakan shalat sunat mulai tenggaLam
matahari terus menerus sampai siang hari, daPat menutuP
kewajiban shalatnya seumur hidup. Orang yang
menyedekahkan semua harta yang didapatnya sehari ia
dibelaskan dari membayar zakat dan bagi yang bermalam di
kubuan syuhada Kuraisy selama sepuluh malam dan p,ada
malam hari ia mengerjakan shalat sunat dan Pada siang hari
berpuasa dan berbuka hanya dengan roti dan garam dapat
menutup seluruh ibadahnya yang wajib.l
Di samping aiaran fikih yang ganjil, al-Hallaj juga pernah
mengeluarkan kata-kata aneh. Ia berkata kepada para
muridnya "Aku yang mengaramkan kaum Nuh, dan akulah
pula membinasakan kaum 'Ad dan Samud" ' Katanya kepada
para muridnya "Engkau Nuh, engkau Musa dan engkau
Muhammad, aku yang memasukkan roh mereka ke dalam
tubuhmu". Dan ia berkata " Aku adalah al-Haq dan tidak ada
yang ada dalam iubahku ini kecuali Tuhan" ' Ia mengajarkan
sebriah munajat kepada para muridnya "Wahai zat dari segala
zat, kesudahan segala kesudahan, kami naik saksi bahwa
Engkau berbentuk (berwuiud) pada setiap masa dalam bentuk
dai pada masa ini dalam bentuk Husein bin Mansur, wahai
Yang Maha Mengetahui Yang gaib" '

66
Mtnta/lnya Filsafal Tasazotf dol Alirunflya

Ubaid bin Saad berkata: al-Hallajpandai mempengaruhi


manusia dengan kekuatan mistiknya dan kelihaiannya
sehingga sangat besar pengaruhnya dalam masyarakat bahkan
oleh para pembesar istana, bahkan oleh sebagian para
pengarang. Pada suatu hari al-Hallaj pergi ke padang pasir
menggali lobang. Kemudian ia menaruh kendi air yang sudah
diisi lebih dahulu dengan air dan pada lobang lain
diletakkannya buah-buahan. Kemudian ia memanggil murid-
muridnya dan bertanya apakah mereka haus dan lapar,
disuruhnya menggali di tempat yang memang sudah digali
lebih dahulu. Para muridnya melihat apa yang mereka
inginkan ada di dalam lobang yang ditunjuk oleh al-Hallaj
dan mereka percaya ihrlah keramat al-Hallaj.
Ibnu Maskawaihi menulis dalam bukunya "Taiaribu al-
Umam" menerangkan para murid al-Hallaj percaya bahwa
al-Hallaj dapat menghidupkan orang yang sudah mati.
Menurut para muridnya al-Hallaj bersahabat dengan iin yang
sewaktu-waltu memberikan bantuarmya kepada al-Hallaj dan
al-Hallaj mampu mendatangkan mu'jizat seperti mu'iizat Nabi
dan Rasul bahkan al-Hallaj adalah Tuhan yang berwujud.,
Khali,fah al-Muktadir ingin membuktikan kebohongan al-
Hallaj. Khalifah mempunyai seekor burung nuri yang pandai
berbicara yang mati. Khalifah menyuruh orang membawa
burung itu kepada al-Hallaj trntuk menghidupkannya kembali.
Sesudah diserahkan kepada al-Hallaj pelayan itu disuruh
menunggu diluarkemudianal-I{allaj meurbawaseekorburung
nuri yang hidup. Tetapi setelah diteliti temyata burung nuri
itu bukan burung nuri yang mati tetapi digantinya dengan
burung nuri yang baru.
Ajaran al-Hallal yang sangat menggemparkan itu setelah
terungkap kebohongannya maka Ibnu Daud mengeluarkan
fatwa penyesatannya, yang akhimya al-Hallai ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara, namun setelah setahun dalam

67
FilsaJat Petilidikan Islam

tahanan al-Hallaj dapat melarikan diri dan bersembunyi di


kota Sus tetapi akhimya tertangkaP lagi pada tahun 301 H/
908 M. Sesudah delapan tahun al-Hallaj menialankan masa
tahanan, kemudian pada tahun 309H/ 921M al-Hallaj diadili
di hadapan wazir merangkap Kadi Besar yang bernama
Hamad bin Abbas dan atas dirinya diiatuhi hukuman mati.
Hukuman mati dilaksanakan sebagai beriku! mula-mula
dipukul dmgan cambuk dan dipotong kedua tangan dan kaki,
dipmggal kepala dan disalib dan tubuhnya dibiarkan beberapa
hari di gantung di pintu gerbang kota Bagdad, kemudian
dibakar dan abunya dibuang ke sungai Tigris. Pada hari
pelaksanaan hukuman, al-Hallaj dikeluarkan dari penjara.
Banyak orang yang ingin menyaksikan pelaksanaan hukuman
ini terutama oposisi pemerintah yang tenggelam dalam
kemewahan. Di antara yang hadir dari kaum shufi kelihatan
Abu Bakar Syibli dan Abu al-Hasan al-Wasiti. Al-Hallaj ketika
dikeluarkan dari penjara dilawal kepala polisi yang bernama
Abdussamad. Setetah sampai ke tempat pelalsanaan huluman
al-Hallaj melakukan shalat dua rakaat dan setelah selesai ia
mengucapkan syi'fu yang maksudnya: Aku mencari tempat
yang aman di atas permukaan bumi ternyata bumi ini
6uti*af, tempat yang aman. Kuikuti kehendak nafsuku
ternyata aku diperdayakannya, tetapi setelah aku merasa
cukup dengan yang ada barulah aku merasa merdeka" ' "Aku
tidakmenyerahkan diriku merasa kesakitan kecuali aku tahu
bahwa kematian itu akan menyembuhkannya" '
Algojo Abu al-Haris tampil dengan sikap kejam, muka
al-Haltaj ditamparnya sehingga kelual darah dari hidungnya'
Orang yang menghadiri ada yang berteriak dan ada pula yang
pingsan. Al-Hallai dengan tenang berkata "Tuan-tuan
menialankan undang-undang dan siapa yang melanggar
undang-undang syariat dihukum. Kemudian algojo
mematahkan kedua tangan dan kakinya, kemudian dinaikkan

6E
Muta rya Filsaftl 'Iasatouf dan Alitamrya

ketiang salib dalam keadaan pingsan dan dikala ia sadar


muridnya bertanya "hai guru berikanlah kata terakhir apa arti
tasawuf. Dengan terputus-putus ia menjawab "yang kau lihat
inilah semudah-mudah arti tasawuf". Setelah kepalanya
terkrrlai d6n alsninggal, mayatrrya dibiarkan beberapa hari dan
kemudian mayatnya dibakar dan abunya dibuang ke sungai
Tigri".
lnti ajaran tasawuf al-Hallaj terdiri dari tiga pokok; hulul,
Nur Muhammad yang qadim dan Wahdahrl Adyan.

a. Hulul
Kata "hulul" yang sinonimnya "infusion" diartikan
dengan "penyerapan" yakni menyerap keseluruh bagan obyek
yang dapat menerimanya (the infusion spreads to all part of
the receptive obyec). Hulul yang demikian digambarkan oleh
al-Hallaj "hulul lahut fi nasut" (penyerapan roh ketuhanan
ke dalam tubuh manusia). Hulul yang seperti ini terjadi
bilamana jiwa seseorang teah bersih di dalam menempuh
perialanan hidup batin, berpindah dari satu maqam ke maqam
yang lebih tinggi, dari mawam Muslimin. Mulminin, Salihin,
dan Muqarabin. Pada tingkat muqarabin ini manusia telah
dekat dirinya dengan Tuhan, Di atas tingkat muqarabiq roh
ketuhanan (lahut) menyerap (masuk) ke dalam roh manusia
dan (nasut) yang akhimya lenyap (fana) lah roh kemanusiaan
karern telah bersatu dengan roh ketuhanan laksana persatuan
antara gula dengan air. Dalam kitabnya yang berjudul
"Tawasin" al-Hallaj berkata "Kau telah mencampur rohmu
ke dalam rohku seperti percampuran air anggur dengan air
mumi. Apabila sesuahr menyentuhmu maka akupun tersentuh
karena kau dan aku satu dalam segala hal".
Kalau roh ketuhanan telah masuk dan bersatu dengan
roh kemanusiaan apa saia yang keluar dari manusia semuanya
dari Tuhan. Al-Hallaj dalam "Tawasin" berkata "Aku adalah

69
F ilsaf ot P etdidikan ls I am

engkau tidak diragukan, kemahasucianmu adalah juga


kemahasucianku, mentauhidkan engkau adalah juga
mentauhidkan aku, berbuat maksiat kepadamu juga berbuat
maksiat kepadaku". Karena itu menurut al-Hallaj manusia
dapat menjelma menjadi Tuhan atau sekurangnya mempunyai
sifat ketuhanan, bukan saja pada diri Isa bin Maryam bahkan
siapa saja yang mampu menfanakan dirinya ke dalam Tuhan
dan baqa di dalam Tuhan ia akan menjadi Tuhan dan pada
saat itu tiak ada perbedaan antara dirinya sebagai nasut
(manusia) dan Tuhan sebagai Lahut. Dalam bukunya
"Tawasin" al-Hallaj berkata: Aku adalah rahasia al-Haq,
bukankah al-Haq itu aku, bahkan aku adalah al-Haq, maka
bedakan antara kami". Perbedaan antara dirinya dengan
Tuhan diterangkan al-Hallaj dalam bukunya "Tawasin"
katanya "Tidak ada perbedaan antaraku dan antara Tuhanku
melainkan dari dua sisi; adanya kami dari pada-Nya dan segala
keperluan kami dari Pada-NYa.
Apabila roh ketuhanan teLah masul ke dalam tubuh. tidak
ada keiendak yang berlaku melainkan kehendak Allah' Roh
Allah telah y"tup ke dalam dirinya sebagaimana roh
^"t
ketuhanan yang telah menyeraP ke dalam tubuh Isa bin
Maryam. Itulah sebabnya - katanya - Allah memerintahkan
malaikat agar bersujud kepada Adam karena dalam tubuh
sudah ada roh ketuhanan-
Ajaran al-Hallaj dan ajaran Kristen nampaknya bertemu
dalamide Hulul yang menganggap roh Tuhan dapat masuk
ke dalam tubuh Iia al-Masih. Menurut al-Hallaj bukan pada
Isa al-Masih saja, roh Tuhan menjelma tetapi iuga setiap insan
yang telah mamPu menfanakan dirinya ke dalam Tuhan
sehingga baqa di dalam Tuhan.
Menurut penelitian orang, tentang hulul al-Hallaj ini
bersumber dari aiaran Patriack Qibti yang bemama Antarasius
yang lahir pada tahun 293 M ialah yang mencetuskan ide
70
Muna rya Eilsafat Tasootf drn Aliratrytt

trinitas di dalam agama Kristen yang mengatakan roh Tuhan


telah menyerap (masuk) ke dalam tubuh Isa al-Masih bin
Maryam sehingga Isa memiliki sifat kethanan yang menjadi
salah satu oknum ketuhanan yang tiga, hanya deralatnya lebih
rendah dari Tuhan Bapak. Sumber kedua ialah dari ajaran
Abdullah bin Saba yang menyatakan roh Tuhan telah masuk
ke tubuh Ali bin Abi Thalib sehingga Ali menjadi Tuhan yang
berwujud. Ajaran Abdullah bin Saba' ini dijadikan dasar
ajaran dalam sub-sekte Syiah Saba'iyah.

b. Nur Muhammad yang Qadim


Pembicaraan tentang asal muasal segala yang maujud
sudah dibicarakan dalam kelangan filusuf Yunani. Plotinus
salah seorang filusuf Yunani yang pertama yang membicaralan
tentang makhluk pertama atau limpahan pertama dari Tuhan.
Plotinus menamakan nous yang kemudian dikembangkan oleh
para filusuf di belakangnya di antaranya al-Farabi dan Ibnu
Sina menamakannya akal pertama, al-Hallaj menamakannya
Nur Muhammad, Ibnu Arabi menamakaanya Al-Hakikatu al-
Muhammadivah dan Suhrawardi menamakannva Nur
Pertama.
Nama-nama ini sesudalrnya mengacu kepada makhluk
pertama atau limpahan pertama dari Tuhan yang oleh para
filusuf juga dinamakan "hyle" atau dalam bahasa Arabnya
"hayrla" atau juga dinamakan "Materia Prima". Menurut
penelitian bahwa al-Hallajlah yang pertama kali membawa
ide kejadian alam ini dari Nur Muhammad dalam dunia
tasawuf. Menurutnva Nur Muhammad itu terjadi dua rupa.
Rupa yang pertama yang qadim yang teriadi sebelum
terjadinya semua yang ada ialah Nur-Nya. Kedua ialah
rupanya sebagai manusia, sebagai nabi dan rasul urusan
Tuhan, dan rupa yang seperti inilah yang menempuh fana
atau mati. Nur Muhammad adalah asal segaa sesuatu dan

7t
F ilsaf o t Peadidikan Is hn

bersifat qadim karena kedekatamya dengan zat Tuhan dalam


martabat. Nur Muhammad dikatakan qadim karena Nur
Muhammad itu berada pada martabat kedua yaitu martabat
wahdah (penmapakan pertama) atau ta'ayun (identifikasi)
dari Tuhan yang berada pada martabat pertama ialah
martabat ahadiyah, martabat mutlak zat atau "la ta'ayun"
yakni tidak menamPakkan diri, sunyi dari sifat dan sgSala
Lentuk kaitan, Ia merupakan "kunhu zat" (essensi) al-Hak'
Maka melalui martabat wahdah Tuhan menampakkan diri,
karena pada martabat ahadiyah (Esa Mutlak) tidak mungkin
dikenaL maka melalui Nur Muhammad, Tuhan baru dapat
dikenal melalui hakikat sifa! dan asma-Nya, dan melalui
pengetahuan (ma'rifat). Menurutrrya melalui Nur Mrhammad'
iuhin memanifestasikan hakikat, sifat dan asma-Nya secara
langsrmg. Seterusnya Nur Muhammad memancarkan sinamya
kep"ada ietiap hati manusia yang masih tertutup dengan
hijab'
dosa dan kecintaan kepada selain Allah, manusia yang mampu
menerima sinar tersebut hanya hati yang suci dan terbuka
untuk menerima hakikat sifat dan asma-Nya dan seterusnya
ia dinamakan "insan kamil" yakni manusia yang semPurrur'
Pengakuannya terhadap Nur Muhammad Vang.lldim
hanya bJdu qadimnya dengan qadirn zat Tuhan adalah zat
Tuhan itu qadirmya lebih dahulu dalam sebutan, Roh manusia
berasal dari Nur Muhammad yang qadim, ia dapat bersatu
dengan Nur Muhammad Yang qadim'
Untuk memperkuat pandangannya, al-Hallai
mengemukakan beberapa buah hadis yang menurut be-berapa
,luniu hudit t .masuk hadis maudhu (palsu) pemikul Arasy
dan pengawal Kursi dari satu bagian' Berdiri bagian yang
k"umpat"pudu maqam hubb (cinta) selama dua belas ribu
tahun. Kemudian menjadi empat bagian diciptak'an Ilmu
dari
satu bagian, Luh (Mahfuz) dari satu bagian dan surga
dari
satu ba;ian Dan bagian yang keempat berdiri pada maqam

72
Mwra nya Filsafat Ttsauuf dat Aliramtya

khauf (takut) selama duabelas ribu tahun, kemudian dari


empat bagian (kecil) diciptakan malaikat dari satu bagian
diciptakan matahari dari satu bagian, diciptakan bulan dan
bintang dari satu bagian. Dan bagran yang keempat berdiri
pada maqam raja' (pengharapan) selama dua belas ribu tahun.
Kemudian menjadi empat bagian kecil diciptakan alal dari
satu bagian, haya' (sopan) dari satu bagian, ishmah (terpelihara
dari dosa) dan taufiq dari satu bagian. Dan bagian yang
keempatberdiri pada maqam haya' (sopan) selama dua belai
ribu tahun, kemudian Allah memandang kepadanya maka
bercucuranlah peluh dari Nur dan meneEslah dari pada (Nur)
sebanyak selatus dua puluh empat ribu tetesan. Maka Allah
menciptakan dari satu tetes (peluh) akan roh Nabi dan Rasul
kemudian bemafaslah roh Nabi dan diciptakan dari setiap
nafas mereka itu akan roh-roh pata wali, orang yang
berbahagia, para syuhada, dan orang-orang yang taii aari
orang yang berlmu pengetahuan sampai hari kiamat Maka
Arasy dan Kursi dari Nurku, penghutu-penghulu malaikat dan
para malaikat dari Nurku, malaikat (penghuni) tujuh lapis
langit dari Nurku, surga dan segala apa yang ada di dalamnya
dari segala kesenangan dari Nurku, matahari, bulan dan
bintang-bintang dari Nurku, ilmu dan taufiq dari Nurku, roh-
roh pada nabi dan rasul dari Nurku, para syuhada, orang-
orang yang berbahagia, orang-oang yang saleh dari Nurku.
Kemudian Allah menciptakan dua betah hijab gdinding), maka
berdirilah Nur ialah bagian yang keempat pada setiip hijab
seribu tahurL Dan ia adalah maqam-maqam ubudiyahdan ia
adalah hijab karamah (kemuliaan), kebahagiaan, ru,yah
(penglihatan), rahma! kasih sayang, sopan santun, wibawa,
ketenangan, kebenaran, dan yakin, mala Nur menyembah
kepada Allah pada setiap hijab seribu tahun. Manakali keluar
Nur dari hijab, Allah menurunkannya ke bumi, maka (Nur)
mengeluarkan cahayanya sampai ke timur dan ke barat,

73
Filsdf o t P endi dikan Islam

laksana cahaya lampu pada malam yang gelap. Kemudian


Allah menciptakan Adam dari tanah dan ditaruh Nur pada
dahinya, kemudian dari Adam berpindah kepada Syis anak
Adam dan berpindah dari orang yang suci sampai kepada
tulangsulbi Abdullahbin AbdulMuthalib dan dari (Abdullah)
be.pindah kepada muka ibuku Aminah, kemudian aku
ali*Un rcaunia, maka aku dijadikan penghulu segala rasul,
nabi penutup, meniadi rahmat Allah bagi seru sekalian alam
dan panglima segala orang yang mu!i1' Demikianlah
pu.-otuui-, .iptuan Nabimu wahai fabir" ' (tIR' Abdul Razak) '
Hadis Nur ini termasuk hadis yang terpaniang yang
diriwayatkan oleh AMul Razak dari Jabir bin Abdullah al-
Anshari. Di dalam Masnad Imam Ahman bin Hanbal ada lima
orang sahabat yang bemama Jabir ialah Jabir bin al-Ahmasi'
bin
fabir"bin Salim ai-Hujaini, Jabir bin Samurah, Jabir al-
itdrtluh, du., Iabir bin Atik- Memang fabir bin Abdullah
Anshari termasuk seorang sahabat yang cukup banyak
meriwayatkan hadis daii Rasulullah dan terbanyak
meri*aya&an hadis dari labir adalah Abdul Razak' Tetapi
temyata dari sekian banyak hafisnya tidak pernah adahadis
NJseperti yang disebutkan di atas' Dan oleh Syekh Abdul
Kadn Syankiti d;Iam bukunya "Tanbihu al-Haziq ala Butlani
oru Syuu Baina al-Anami min Hadis al-Nur al-Mansub
li
Vlustrarmifi efdul Razaq" hadis Nur yang disebutkan di
atas
tidak pernah diemukan juga dalam koleksi hadis-hadis yang
diriwayatkan oleh Abdul Razak dan hadis itu sendiri
-"r,rr:ot ryu sangat bertentangan dengan hadis-hadis sahih
dan al-Qur'an . ALHaliz Sayuti mengatakan hadis yang
diriwayatkan oleh Abdul Razak dari Jabir adalah sanadnya
"Syarah
tidak s'ahih. Menurut Ibnu Aiibah al-Magribi dalam
Hikam Ibni Athaillah" bahwa hadis itu termasuk hadis daif'
menurut Ahmad Sidik al4amari dalam bulunya "al-Mugir
ala ma fi Jami' al-Shagir" bahwa hadis Jabir itu termasuk
hadis

74
Mtnothya Filsalnt Tasarurf dan Alin,Dt lltt

maudhu (palsu) dan menurut al-Banani bahwa hadis itu


adalah hadis batil.3 Karena itu kalau dilihat dari istilah-istilah
yang dikemukakan dsalam hadis yang berbicara tentang
maqam-maqam adlah istilah tasawuf yang dibawakan oleh
para shufi belakangan karena itu besar kemungkinan yang
dikatakan hadis adalah ucapan orang shufi yang oleh orang
di belakang langsung saja dikatakan hadis.

c. Vahdatu al-Adyan
Di samping ide Hulul dan Nur Muhammad yang qadim,
al-Hallaj juga mengemukakan pandangannya bahwa semua
agama yang namanya berbeda-beda Islam, Yahudl Kristen,
dan lainnya hanyalah perbedaan nama, namun hakikatnya
satu jua. Semua agama yang namanya berbeda-beda adalah
jalan menuju Allah. Orang yang memilih agama atau Iahir
dala:n lingkungan keluarga yang menganut salah satu agama,
bukan atas kehendaknya sendiri, tetapi telah ditentukan atau
sudah ditakdirkan Allah. Dan begitu juga ibadah (ritual) yang
berbeda warna dan cara, isinya hanya satu ialah untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Pada hari ini orang boleh saja
beribadah dalam mesjid, besok dalam gereja, dan seterusnya
dalam pura, karena tempat-tempat itu iuga tempat
menyembah Allah. Karena itu menurut al-Hallaj tidak perlu
seorang menganggap agama yang dianutsya yang bernr, tidak
perlu seorang mencela agama lain karena agama itu semua
benar karena adalah agama Allah, memeluk sesuatu agama
adalah berdasarkan takdir Allah. Tidak perlu bersengketa
karena agama, tetapi yang penting setiap pemeluk agama
memperdalam agamanya masing-masing. pandangannya
tentang wahdatul adyan (kesatuan agama) juga tidak terlepas
dari sorotan para ulama.
Inilah tiga pokok ajaran al-Hallaj yang menggegerkan
para ulama fikih yang tidak menerima pandangannya dalam

75
Filsala t P erdi dikan ls lam

bidang fikih, sehingga mereka mengeluarkan fatwa


penyesatannya. Juga orang shufi seperti Junaidi al-Bagdadi
iangat menentang ajaran al-Hallaj dan mengatakan aiaran
al-Iiallaj tersesat. Karena itu dalam buku-buku tasawuf
mengeluarkan al-Hallaj dari iajaran shufi dan ajarannya
dian[gap tersesa! aiarannya bukan tasawuf tetapi mistik, al-
Hallal bukan shufi tetaPi mistikus.
Setelah al-Hallaj mati di tiang salib pada tahun 309 H/
921 M, setelah diadili di depan IGdi Besar al-I{amid bin Abbas,
semua karyanya dilarang beredar, dilarang menjual dan
membelinya, t"hittggu ajarannya hanya beredar dari mulut
ke mulut d-ari para muridnya atau melalui catatan para
penulis
sejarah yang semPat mencatat sebagian PendaPatnya' Setelah
ajrr"ff"i -""i"gga para pengikutrrya rrasih grat menyebarkan
alararurya dengan diam-diam. Mereka sengaia mengeluarkan
iiu-isu yang menyesatkan dan berita-berita bohong yang
aiseUriln t menarik Para Pengikuhy& bahwa yangnaik
"nt
ketiang salib bukan al-Hallaj tetaPi orang yang diserupakan
dengai al-Hallaj bahkan katanya mereka bertemu dengan al-
Haliaj setelah beberapa waktu setelah peristiwa
p"nyuiib.nr,ya yang nampaknya cerita itu diambil dari cerita
tentang penYaliban Isa al-Masih.

C. ALIRAN WAHDATU AI-SYUHI']D


Setelah kematian al-Hdlai di tiang salib menyebabkan
timbul kesan yang sangatburuk terhadap tasawuf' Ditambah
buruk lagi dlngan munculnya gerakan Syr'ah yang ingtn
o."rrg"-5ufik* keturunan Ali ke atas singgasana
mela'iui aluran rahasia dan disebarkan dengan secara diam-
diam. D jam aiaran Syi'ah bahwa dunia ini diatur oleh imam
dan
dan imam langsung menerima petunjuk dari Rasulrrllah
para imam meirpunyai sifat yang tidak pemah salah (ma'sum)
i-a- yrng nyu tu beriumlah 12 orang, ialah Ali bin Abi Thalib'
76
Mutrctbryo Filsafo.t Tasototf dnn Alirorrrya

Hasan bin Ali, Husen bin Ali, Ali bin Husen (Zaenal Abidin),
Muha nmad Bakir bin Ali, Ja'far Shadik bin Mulnmmad Bakir,
Musa Kazim bin Ja'far Shadik, Ali Ridha bin Musa Kazim,
Muhammad fawad bin Ali Ridha, Ali Hadi bin |awad, Hasan
Askari bin Ali Ridh4 dan Muhamnud bin Hasan d-Mahdi,
dan yang terakhir ini digembar-gemborkan akan merrjadi Imam
Mahdi yang akan menjelma kembali ke dunia sesudah
menghilang sekian lamanya dan akan membawa keadilan dan
pemurnian aiaran agama Islam. Sementara menunggu
kedatangannya ia diwakili oleh wakilnya yang digelar
"Naqib". Bertambah kedekatan kaum shufi dengan kium
Syf ah yang menyebarkan ajararmya dengan secara diamdiam
dan berpindah kepercayaan adanya imam gaib telah
berpindah ke kalangan shufi dengan muncul dan berkembang
kepercayaan tentang "wali", dan keduanya menjadi oposisi
pemerintah yang berkuasa.
Dalam buku "Tarikh alJslam" dikatakan ,,taswuf Islam
berkembang dengan pesat di kalangan kaum muslimin
khususnya di kalangan orang-or,rng persia yang masuk Islam.
Dalam perkembangan yang terakhir, tasawuf Islam berpadu
dengan ajaran filsafat sehingga menjadi satu mode tasiwuf
yang dinamakan filsafat tasawuf".a Filsafat tasawuf yang
merupakan perpaduan ajaran fils#at Neo platonisme dan di
pihak lain dengan ajaran filsafat Persia dan India,,, Browne
dalam bukunya "Literary History of Persia" mengutip ucapan
Von Kramer yang mengatakan "jelas ajaran tasawuf
menghimpunkan dua unsur ajaran yang berbeda, yang satu
dari ajaran hidup zuhud (sederhana) yang diajarkan igama
Kristen yang masuk ke dalam Islam semeniak abad pertama
kemudian disusul dengan ajaran samedhi Budha yang diburra
oleh orang-orang Persia ke dalam Is1am. Ajaran inilah yang
sangat mempengarulLi ajaran tasawuf sehingga tasawuf Is-
lam kehilangan kemurniannya".5 Maka padi iuasana yang

77
Filsalat Pcndidikar lslam

seperti ini lahirlah pemikir besar al-Gazali yang berusaha


memadukan kembali antara Pemikiran yang berseberangan
dan aiaran yang sudah menyimpang dengan teori "wahdatu
al-Syuhud".
Wahdatu al-Syuhud yang secara harfi mengandung arti
keesaan penyaksian adalah satu paham dalam tasawuf
tentang keesaan Tuhan sekaligus keesaan wujud yang tampak
dalam penyaksian hati nurani. Menurut paham wahdatu al-
Syuhud, keesaan Allah disaksikan oleh mata batin manusia
yurrg -u^p, menfanakan dirinya di dalam Tuhan atau
r"rrduh l"ttyupnya (fana) hiiab atau dinding yang membatasi
mata hati dengan Tuhan. Sebagai akibat dari penyaksian mata
batin itu, keyakinan entang keesaan Allah meningkat ke tarap
yang tertinggi atau dengan kata lain lebih tinggi dari tarap
l"yiti"- yu.g hanya berupa membenarkan berita al-Qur an
dan Hadls yang diperkuat dengan argumentasi rasional'
Penl,alsian ieesaan Tuhan sekaligus berarti pengakuan satu-
satunya wulud yang hakiki hanya aUafr-yang lllaksikan
oleh
mata tatin seseorang yang memPeroleh kasyaf' Wujud semua
alam empiris te.-uJrk ditlrryu pada saat itu lenyap, baik dari
mata batin mauPun dari mata hati'6
Kehadiran Tuhan dalam penyalsian batin seseorang telah
menyebabkan lenyapnya kehadiran alam empiris dan dirinya
,"rditi yurrg dicontohkan seperti kehadiran matahari yang
terang benderang yang menyebabkan lenyapn-ya bintang-
bintaig dari mat k"pui. -utt sia' Perona keindahan wuud
Tuhaniehingga dapat menyeraP segenap perhatian hati or-
ang yang menyaksikarurya dengan kepalanya' Kendatipun
teriiat musift t"rbuka dan berhadapan dengan alam empiris
*"ttludi tertutuP oleh kehadiran wuiud-Nya dalam
penyaksian mata hatinya. Keberadaan alam empiris dan
iirinya menjadi tersembunyi di balik kehadiran wujud Tuhan'
Hanya wujud Tuhan saia dengan berbagai rahasia-Nya yang

78
Mrnatlnya Filsafut Ttsatuf dan Alitotrtyn

tampak oleh penyaksian mata batinnya. Bila kasyaf atau


penyaksian atau telah berakhir alam empiris dan dirinya
kembali tampak oleh mata kepalanya atau hadir dalam
kesadarannya yang biasa.
Al-Gazali sebagai seorang shufi yang meletakkan dasar
teori wahdatu al-Sy'uhud yang nama lengkapnya Abu Hamid
I
bin Muhammad bin Ahmad al-Tusi a]4azali. Ia ditahirkan di
kota Tus di Iran pada tahun 450 H/ 1^O5S M, tetapi akhir
namanya dinisba}lan kepada kampung dekat kota Tus yang
bemama Gazalah di mana keluarganya dahulu tinggal.
Pada masa muda al4azali belajar di kota Tus, kemudian ke
Naisabur dan di sana ia belajar ilmu kalam dan ilmu fikih dengan
Imam al-Haramain dan al4azali Ermasuk seorang mprid yturg
Erpandai. SeElah Imam al-Haramain merringgal pada tahun 4E
H, al4azali merringgalkan Naisabur dan berangkat ke Astar dan
bertemu dengan Nizamu al-Daulah Mmteri Sultan Malik Syah
Sultan Bani Saljuk. Nizam al-Daulah mengangkatlya menjadi
rektor Akademi Nizamiyah di Bagdad ialah sebuah perguruan
tinggi Islamyang erkoral yang dibangun otetr Nizamu a_OauUfr
pada tahun 485 H atau 1088 M.
Kemudian al-Gazali mendapat persoalan dalam dirinya
sendiri yaifu perbntangan antara agama dan akal. Oleh karena
itu dengan secara diam-diam ia meninggalkan pekerjaannya
dan pegi berkelana ke pelbagai tempal seperti ke Mekah,
Damaskus, Yerusalem, dan Aleksanderia dan dalam
pengembaraannya ini ia tidak pernah memberitahukan
namanya. Tetapi kemudian ia kembali ke Tus memulai
kehidupan berpikir dan merenung tentang kehidupan ini dan
ia.hidup sebagai seorang shufi dan *emrlui mengarang. Ia
Iakukan seperti ini ialah untuk mencari jalan bigaim"ana
membuktikan bahwa agama Islam lebih baik dari filsafat dan
dari semua agama yang lain, karena itulah ia digelar ,,Huijatul
Islam".

79
Eilsafat P erdi dikan Is lam

Kemudian beberaPa tahun setelah itu, al-Gazali berhenti


mengarang dan kembali sebagai dosen di Akademi Nizamiyah
namun hanya beberapa tahun saia ia menjalankan tugas ini,
dan kembali ke Tus dan hidup sebagai seor.rng shufi serta
mendirikan tempat latihan shufi (zawiyah) sampai ia mencapai
usia 55 tahun dan ia meninggal pada tahun 505 H'
Al4azali dianggap sebagai pemikir lslam yang besar'
Semenjak kecil ia gemar memPelajari ilmu pengetahuan,
kendatipun dalam menuntut ilmu pengetahuan ini ia selalu
mendapat kesukaran. Sedang sepanjang hidlpnya
dipergunakan untuk meneliti pemikrian yang berkembang di
kalan[an umut Islam, baik pada masa lampau maupun pada
untuk membuktikan pemikiran mana yang- cocok
^uruiyu
dengan ajaran Islam dan mana yang bertentangan dengan
ajaran Islam.
Af4azali banyak menulis buku dan risalah tentang agama
dan filsafat, Bukunya yang sangat berharga sebanyak 70 buah
dan di antaranya: (t; llunqlz min al-Dhalal (Pelepasan dari
Kesesatan), (2) iahafu tu al-Falasifah (Kekacaubalauan
Filsafat)
(3) MizanuiAmal (rimbangan Amaf (a) ftIi.u }]lu+ddin
Agama) (5) At-WaLiz (Singkatan)
itrlenghidupkan Ilmu-ilmu
iOl tvt"aht<u'at-Nazar (Semata
Pikiran) (7) Maqashidu al-
iuUsifun (Pengantar Ilmu Filsafat), dan (8) Al-Mushtasfa'
Buku-buku aliazali sebagian besar diterjemahkan ke dalam
bahasa latin, Hebrew, dan Inggeris dan al4azali tergolong
salah seorang fukaha Syafi'iyah yang terkenal dan terkemuka
serta penduiung mazhab al-Asy'ariyah yang terkenal'
Asy'ariyah (Ahlu Surmah) dengan golongan shufi yang
menganut allran Hulul (tranmisi) yang diaiarkan oleh al-Hallaj
dan"aliran Wahdatu al-Wuiud yang sudah sampai ke
puncaknya. Dalam hal ini al-Gazali memihak kepada Ahlu
ion.uh yang menentang aliran tasawuf al-Hallaj bahkan
menentang pendapat Nlu'tazilah dan filusuf' Kendatipun
80
Mtnratlny a Filsalat Tasa u{ dar AJifa filn

demikian pendirian al-Gazali tentang filsafat dan tasawuf,


namun orang mengatakan al-Gazali sebagai adalah seorang
filusu{ dan seorang shufi hanyalah tasawuf al{,azali yang
intinya kehidupan zuhud, kesederhanaan dan latihan
iiwa t
yang sesuai dengan ajaran Islam.

, Al-Gazali menerangkan dalam bukunya ,,Ihya


Ulumiddin" bahwa alam ini ada dua macam; ala; hhir dan
alam batin. Indera adalah alat untuk mencapai alam lahir
sedang alam batin hanya dapat dicapai dengan kurnia Allah
dy ilham.? Kesempurnaan kumia Allah bukanlah dengan
jalan bersatu (iftishal) atau melalui hulut (penjeLnaan) seperti
dalam ajaran shufi lainnya tetapi kesempurnaan tersingkap
tirai (kasyaf) rohani yang terjadi di kala tidur atau bangun
dan penolalannya terhadap dunia dan keindahamya adalah
puncak keutamaan.
AI€azaIi mengemukalan kecamannya
,dalam terhadap filsafat
bukunya "Al-Munqizu min al-Dhalal,,. Di antara
kecamannya karena adanya kekeliruan dan kekeliruan ifu
yang di antaranya (1) mengakui bahwa jiwa falak mengetahui
segala yang ada dalam alam ini sedang pengetafruan anafr
hanya terbatas pada asal-muasal (2) mengakui bahwa benda_
benda falak merupakan bintang yang seialu tunduk kepada
Allah dalam perjalanannya pada falaknya masing-masing (3)
kepastian adanya hubungan sebab akibat ( ketidakmamp-uan
)
para filusuf mengemukakan argumentasi tentangliwa
manusia yang terdiri dari fauhar (substansi) rohani yang tida_k
diciptakan. (5) jiwa manusia dapat dirempati ot"ir Aiaa
1O;
penolakan para filusuf bahwa Atlah Maha Mengetahui, Maha
Kuasa dan Maha Berkehendak (7) ketidakmi-p.run pu.a
filusuf membuktikan Allah Maha Esa (g) Ketidakmampuan
para filusuf membuktikan Allah mengetahui zat_Nya (9)
ketidakmampuan para filusuf membukhkan adanya pencipta
alam raya ini. Di samping itu ada hal yang menyebabian para

81
F ilsafat P ouli dikan I s ltm

filusuf meniadi kafir ialah (1) mengakui bahwa Allah tidak


mengetahri p"rkembangan yang ada dalam alam-raya ini (2)
menlakui bihwa alam ini kekal dan abadi dan (3) menolak
terjaiinya hari kebangkitan dengan iasad tetapi hanya roh
sala ."
Sebelum al'Gazali para ulama kalam mempergunakan
filsafat untuk memperkuat dasal ilmu kalam' Tetapi al4azali
berpendapat bahwa argumentasi yang diambil dari
filsafat
san'gat dangkal. Orang hanya tertarik dengan
ujung filsafat
tetali tiaalimenggali sampai ke akamya' Padahal sekiranya
ailifi tu-pui i"" ukatt yu, filsafat tidak memperkokoh
,""rldiriur, ke-tuhan-an hanyalah akan menggoyahkannya'
il4aka ditulisnya beberapa buah buku untuk
menyetakan

f""Jupuayu seperti b,ku "al-Munqia min al-Dhalal" dan


lfuhuir* ut-f utasifah". Menurutnya makin bertambah d+m
melainkan
mempelajari filsa{at bukan keyakinan bertambah
utu., tuiu- dalam keraguan' Karena dapat mencapai
karena akal
k"bunurulr, keadilan, kecintaan, dan keyakinan
tidak mamPu mencaPai nilai'
Al4azali lebih tertarik kepada tasawuf karena dalam
ia mer,rSakur
tasawuf bukun semata akal. kendatipun demikian
iusa banvak kesalahan yang dibikin oleh orang
shufi yang
iJiot.r, ,iu-"t kesalahan itu masih dapat diperbaiki asal saia
il";; iangan dipisahkan yaitu amal dan-ilmu:latihan 1l.t"thtik
jiwa
J.rrgu. o*;"f karena di dalam tasawuf terdaPat
sifat-
,otik m"nuhar, dorongan nafsu untuk meninggalkanbersih
,ifuiyurrg t"t."ta. Maliui htihan-latihan hati meniadi
kepada
a""gl hi,i y".g bersih, orang dapat mmdekatkan zikir{1i (ingat)
,l,Uai, apatigl i-alau senantiisa dihiasi dengan
,"t"" tepada Allah' Sesudah al-Gazali mempelaiari
^J^*i"
i"t"-U"t" tasaovuf ia berkesimpulan tasawuf bukan ilmu
tetapi yang
sembarangan yang semata berdasarkan akal
aip""Uttgir. udulih tutu' Melalui latihan-latihan jiwa dari
E2
Mrnoitrya Filsafat Tasouuf dqn Niranryt

satu tingkat ke tingkat vang lebih tinggi hingga sampai kepada


kebahagiaan. Kebahagiaan tidak dapat dilukiskan dengan
tulisan, tidak dapat dibayangkan dengan indera tetai
kebahagiaan yang sebenarnya adalah kebahagiaan akhirat.
Untuk mencapai kebahagiaar; orang harus menyediakan bekal
ialah takwa. Tuhan dapat didekati dengan menahan nafsu,
memufuskan ikatan dengan dunia dan melepaskan segala
ikatan yang selalu merintangi di dalam menuju kepada
keridhaan Allah. Untuk menggambarkan semua itu, dih.rlisnya
sebuah buku yang berjudul "Ihyau lllumiddin" suatu
ielmaan
pikiran dan seorang yang tidak hanya berpegang kepada akal
semata. Dalam buku itu ia mengawinkan kembali antara lahir
dan batin, antara fikih dan tasawuJ dan ilmu kalam.
Ma'rifat menurut al4azali tidak semata diperoleh dengan
akal, ma'rifat kepada Allah ialah suatu keyakinan yang
menganggap tidak ada yang maujud yang sebenarnya
melainkan Allah, tidak ada perbuatan yang sebenarnya
melainkan perbuatan Allah. Allah dan perbuatannya adalah
dua, Allah Pencipta dan makhluk yang diciptalan, bukan satu
sebagaimana yang diyakinkan oleh aliran Wahdatu al-Wujud.
Kesah,an hanya ada pada pandangan batin bukan lahimya.
Demikian al4hazali menjelaskan pendiriarurya yang berbeda
dengan al-Hallaj dan shufi lairmya yang berpendapa t bahwa
wujud hanya satu (wahdatu al-wujud). Wujud Allah adalah
juga wujud malhluknya dan malhluk adalah wujud Allah.
Menurut al-Gazali seluruh alam ini adalah malhluk yang
menjadi bukti tentang adanya khalik yang nempaknya adlah
bekas kekuasaan dan kebesaran-Nya. Apabila telah
ielas dan
nyata (taialti) dalam syuhud (pandangan) hati tentang hakikat
ketuhanan ini, pada sifat dan af aln-Nya, serta hikmah yang
terkandung dalam dunia dan akhirat itulah kebahagiaan.
Menurut a7-gazali bagi orang awam tidak perlu memasuki
persoalan-persoalan yang mendalam yang akan Iebih banyak

83
E ils nf at P endi dikan lsl am

menimbulkan keraguan dalam hatinya sendiri. Ilmu yang sulit


lebih banyak merusak dari pada memPerbaiki. Bagi orang
awam cukup jika ia berpegang kepada alQur'an dan Sunnah,
tak usah banyak tanya, tak usah ikut menta'wilkan, karena
ta'wil bagi orang awam laksana orang yang tidak pandai
berenang mencoba merenangi lautan. Ada lagi sebagian or-
ang yang ilmunya baru setengah perjalanan, baru mempelaiari
perkakas, tetapi bukan alat dan hasilnya sendiri hanyalah
diambil dari orang lain. Belum ada kemampuan membandin&
maka timbullah keraguan dalam hatinya. Tetapi ada orang
yang sudah mencapai tingkat yang lebih tinggi, orang itu tidak
iagi-semata berpegang kepada kulit lafur nash. Al-Gazali
merasa belum cukup dengan hasil penelitian akal, tetapi
meningkat kepada yang lebih baik yaitu ilmu yang tebih banyak
dirasakan daripada dikatakan. ItuIah anugerah istimewa Al-
lah, ia dapat menyaksi-kan yang Haq dengan Nur (cahaya)
keyakinarmya.
Al-Gazali membagi tingkatan iman dan keyakinan
kepada tiga tingkatan: (1) Iman orang awam' Orang awam
peicaya kepada orang yang dipercaya kebenararurya' (2) Iman
orang alim. Ia memperoleh kepercayaan dengan cara
mem6anding, meneliti dan menarik kesimpulan dengan
kesungguhan akalnya (3) Iman orang arifin' Ia beriman dan
keyakinannya tumbuh setelah menyaksikan sendiri akan
kebenaran itu dengan tidak ada dindingnya'
Dicontohkannya dengan adanya seorang dalam rumah'
Orang yang mendengar berita adanya seorang dalam rumah
darl o*rang bahwa si A ada dalam rumah, ia percava terhadap
berita iu.brang alim menyaksikan tanda-tanda misalnya baiu
yang tersangkut, sandal terletak di depan pintu, dengan melalui
L.rJu-t""ai lt" ia menyimpulkan bahwa si A memang ada di
dalam rumah. Orang arif telah masuk ke dalam rumah dan
bertemu dengan si A. Untuk mencapai iman arifin dapat

84
Muncttlnyo Filsafat Tasaotf dan

ditempuh dengan melepaskan diri dari pengaruh dunia,


bahkan dari pengaruh kemegahan mendapat ilmu
pengetahuan itu sendiri dan menetapkan tujuan menuju
akhira! semata-mata menghadap Allah, Suluk adalah jalan
yang harus ditempuh untuk menguasai diri dengan melatih
diri dan menguasai hawa nafsu. Apabila suluk telah dijalani
\
terbukalah hijab yang mendindingi hamba dengan Tuhannya,
sehingga dapat menyaksikan sendiri (musyahadah) dengan
penglihatan hati bukan dengan penglihatan mata kasat.
Apabila telah tersingkap hilanglah keraguan dan tumbuhlah
keyakirnn Orang yang sudah sampai ketingkat ini dinamakan
"wali", sedang derajat wali di bawah derajat nabi, nabi
mendapat wahyu sedang wali mendapat ilham. Memang
manusia selalu ingin tahrl karena ia datang kedunia ini dengan
serba tidak ahu. Apabila ia telah tahu terasa ketenangan hati.
Tingkat ketenangan ada dua; lezat (kepuasan) dan sa,adah
(kebahagiaan). Bertambah banyak yang diketahuinya,
bertambah naik tingkat kepuasan dan bertambah mendalam
kebahagiaan. Inilah sebabnya lebih merasa bahagia daripada
orang yang rendah ilmu pengetahuannya. Menurut al{azali
puncak dari kepuasan dan kebahagiaan itu ma,rifah (mengenal
Tuhan). Karena puncak segala keindahan, kepuasan dan
kebahagiaan ialah mengenal pokok pangkal kejadian, pokok
pangkal segala keindahan adalah Allah. Diumpamakan
dengan seorang yang merasa berbahagia jika ia dapat
berkenalan dengan Perdana Menteri, tentunya tingkat
kebahagiaannya akan naik lagi kalau ia dapat berkenalan
dengan Raja, dan rasa puas dan bahagia kalau ia dapat
berkenalan dengan raja dari segala raja.
Tidak diragukan betapa besar pengaruh tasawuf karya
al-Gazalt yang telah dapat mempertemukan kembali Ilmu
Kebatinan dengan Ilmu Zahir. Al-Gazali dengan teorinya
mencapai hakikat bukan semata dengan akal tetapi adalah

85
Filsafat Poulidikat lslam

juga dengan perasaan. Tetapi rupanya arus Perkembangan


tasawuf falsafi begitu keras dapat melanda teori al4azali
hingga pada abad keenam hijriyah muncul lagi aliran baru
dalam tasawuf yaitu sinkritisme (perpaduan) antara aiaran
tasawuf dengan filsafa! khususnya filsafat Neo Platonisme
yaitu aliran wahdatu al-wujud dan isyraqi.

D. ALIRAN ISYRAQI
Pendiri aliran ini adalah Abul Futuh Suhrawardi yang
lahir pada tahun 549 H/1154 M dan wafat di Aleppo (Syria)
pada tahun 587 H/1191 M. Suhawardi pada usia remajanya
selaluberpindah-pindah unhrk menuntutilmu pengetahuan'
Ia pergi ke Maraga belajar ilmu fikih dan ilmu kalam dengan
Uilauaain at-}iti. Dari Maraga ke lspahan ia belajar ilmu logika
dengan Satrlamas Sawi kemudian ke pelbagai daerah dikan
dan Lat dan asia Tengah dan perialanannya beralhir di Alepo
ia dijatuhi hukuman mati.
Suhrawardi banyak menulis buku yang menggembalkan
mode tasawufnya, sehingga karya tulisnya berjumlah 50 judul
dalam bahawa Arab dan Persi (Pahlevi), sebegian mengenai
filsafat dan sebagian lein mengenai tasawuf' Di antara karya
tulisnya yang terpenting "I'tilad al-Hukama" (Keyakinan para
nilusufl, "Hiyakilu al-Nur" (Bentuk Cahaya), "Bustanu al-
"Al-
Qulub" (Iaman Hati), "Risafah al-Mi'rai" Gisalah Mi'taj),
Waridai' (Temuan Hati), "A1-Taqdisaat'' (Yang Dimuliakan)'
Suhrawardi menamakan ajaran tasawufnya dengan "hikmat
al-Isyraq" (Filsafat Pancaran) atau "illuminationisme"-Aliran
isyriqi merupakan aliran filsafat yang bercorak khas bangsa
Iran yang menggabungkan antara tasawuf dengan filsafat dan
ularin agumu Zlroastet dan aliran ini berpengaruh besar di
Iran sampai dengan abad kedelapan belas.
Menurutnya Allah adalah Nur al-Anwar (Cahaya dari
Segala Cahaya) yang memancarkan cahayanya kepada yang

86
Mrntculrya t-ilsafat T&satouf dan Aliralltlv lt

lain. Ia adalah cahaya dari segala cahaya. Wujud lainnya


adalah pancaran langsung atau tidak langsung dari dirinya.
Allah sebagai cahaya dari segala cahaya memandang dirinya,
maka aktivitas itu menyebabkan terpancar cahaya pertama.
Cahaya pertama memandang keagungan Tuhan dan
memandang kekurangan dirinya sendiri, maka dari aktivitas
kedua memancar langit pertama. Cahaya kadua melakukan
dua aktivitas seperti yang dilakukan cahaya pertama, dari
aktivitas pertama memancar cahaya ketiga dan dari aktivitas
kedua memancar lapisan langit berikutnya. Begitulah
seterusnya sampai cahaya sepuluh.
Pokok segala ma'rifat ialah ilham dan untuk mencapai
ilham hendaknya memperkuat kebatinan dengan cara sedikit
mempelbanyal bangun matam, mempererat hubtrngan
1akan,
dengan jiwa falak yaitu alam malaikat dan dari sana terus
membuat hubungan dengan Maha pencipta (Nurul Anwar) .
Dalarn bukunya "Hayakil al-Nut,,, ia menerangkan
}""tTg adanya pertarungan antara roh (rohani) dengan
kegelapan (benda). Berbagai kekuatan yu.rg .rr".rgit ,
perjalyn falal< dinamainya "Anwarul eahirah" (Cihaya
yang Mengendalikan). fiwa manusia dinamainya,,Al_Anwaru
al-Mujarradah" (Semata Cahaya), Allah dinamainya Nur al_
(CA1fa dari Segala Cahaya), tubuh (iisim) dinamainya
lnryr
"Jauharu al-Muzlim" (Benda Gelap) dan alam ajsam
dinamainya " Barzah" .e
Jadi dasar tasawufnya bahwa Allah adalah cahaya dari
segala cahaya dan sumber dari segala yang ada. Dari NurAllah
itulah keluar Nur yang lain, baik alam rohani maupun alam
materi. Dan segala kekuatan yang belakangnyu tiduk luirr
ha.nya_ k99a-tuan dari cahava-cahava vang menggerakkan
seluruh falak dan nengaturnya.
Ia membagi penuntut hikmah itu kepada tiga macam:
peneliti vang menggunakan akal semata ialah filusuf, peneliti

87
Eilsofat Potilidikat lshm

yang ingin mencari Tuhan ihrlah kaum shufi dan Peneliti yang
menggunakan akal dan mementingkan rasa untuk mencapai
tuiuan yaitu Allah itulah filusuf ketuhanan dan inilah yang
paling tinngi nilainya.
Suhrawardi membagi segala yang ada yaitu cahaya (Nur)
dan kegelapan (zalam). Cahaya adalah semua imateri seperti
TuharL alam malaikat. Cahaya itu juga disebut timur atau
tempat terbit matahari (syard. Kegelapan tidak lain dari dua
materi yang juga disebutnya barat atau temPat terbenam
matahaii (garb), Timur adalah wujud-wujud cahaya yang
tinggi atauhulia adalah cahaya segala cahaya yakni Tuhan'
Sedang barat (materi) rendah status keberadaarmya'
Menurut Syuhrawardi jiwa manusia yang iahat setelah
kematian tersiisa dan sengsara oleh kejahilan dan oleh
kerinduarmya untuk kembali ke alam materi, tetapi tidak akan
pemah terPenuhi lagi. Daya-daya liwa telah dicabut tidak
L"rmuta untuk melihit tidak mendengar terPutus dari cahaya
alam materi dan jiwa setelah kematian' Adapun jiwa manusia
yang saleh berada dalam lingkungan Allah, memperoleh apa
yur,[ Ua* p"rnrtl dilihat oleh mata kepala atau didengar oleh
ieliriga biasa dan tidak pemah terbayang dalam angan-angan
yanidiperoleh itu adalah menyaksikan cahaya kebenaran dan
*"riy"tu^ dalam laut cahaya. Cahaya-cahaya yang tings
menyaksikan kenikmatan dan kebahagiaan yang tak pemah
putus.
Suhrawardi telah meneliti dan mempelaiari sedalam-
dalamnya filsafat kuno seperti filsafat India, Persia' dan Yrmani
sehingga setelah menempuh studi yang paniang dan
*""aiflu- akhirnya berkesimpulan bahwa para petapa di
India, filusuf Yunani, dan ahli hikmah di Persia' semua berjalan
menuju satu tuiuan dan berlindung ke bawah satu bendera
dan
yaitu filsafat isyraqi ialah menuntut cahaya kebenaran
lahaya segala-cahiya yaitu Allah' Suhrawardi mencoba
88
Mtnratlnya Filsafat Ttsatouf dtn Aliannya

hendak memilih ialan gabungan antara filsafat mendalam


dengan tasawuf mendalam sehingga lahir filsafat isyraqi yang
bukan tasawuf mumi dan bukan filsafat murni. Karena itu
tidak heran kalau ditemui pikiran-pikirannya yang aneh yang
menuai pertentangan dengan para ulama. Setelah Suhrawardi
bergaul dengan para ulama dan bertu-kar pikiran dengan pata
ulama di Aleppo ia menyatakan pendiriannya yang bebas,
sehingga ia diserang oleh para ulama fikih sehingga ia dituduh
sebagai seorang yang zindik (ahlul bid'ah) dan mulhid (tidak
bertuhan). Atas desakan para ulama filih kepada Sultan
Salahuddin al-Ayubi untuk mengadilinya,SultanSalahuddin
memerintahkan anaknya al-Maliku al-Zair menangkapnya
dan memasu-kkannya ke dalam penjara di Aleppo dan selama
dalam pmjara ia mogok ma-kan sampai meninggal pada tahun
587 H/1t91, M.

E. ALIRAN WAHDATU AI-WUJUD


Pendiri aliran wahdatu al-wujud adalah Ibnu Arabi yang
nama lengkapnya Abu Bakar Muhammadi bin Ali bin Arabi.
Ia lahir di Musia, Sepanyol pada tahun 5@ H/1T64 M di
masa pemerintalnn Sultan Muhammad bin Saad al-Mardanisi
dari keluarga yang saleh. Kedua orang tuanya dan pamarurya
adalah shufi. Pada tahun 568 H/1172 M keadaan politik sangat
buruk di Mursia, ia dan keluarganya mengungsi ke Sevilla. Di
sana ia belajar dengan ayahnya, umumnya ketika itu ia
mempelajari ilmu-ilmu keislaman seperti tafsir, hadis, fikih,
teologi, dan tasawuf dengan beberapa ulama. Dalam
memperluas wawasannya ia banyak melakukan perjalanan
ke pelbagai negeri dan bertemu dengan para ulama yang
terdapat di Andalusia (Sepanyol), Maroko, Aljazair, dan Tu-
nisia. Ia pernah bertemu dengan Ibnu Rusyfi yang masih
menjabat Kadi di Kordova, ia belajar dengan Svekh Abu
Madyan di Tilimsam Aljazai. Sejak tahun 598 H/1201 M ia

89
Filsafat Pendidikan Islam

meninggalkan dunia Islam Barat dan melekuakan perjalanan ke


negeri Islam di belahan Timur. Ia ke Mes'ir pada tahr:n 5|)8 H, ke
Hijaz, Irak, Asia Tengah dan Syam dan akhimya ia menetap di
Damaskus sampai wafat pada tahun6%H/l240M.
Ketika ia masih berada di Sepanyol ia bertemu dengan
dua orang shufi wanita yang berusia lanjut ialah Syam dari
Maschena dan Fatimah binti Ibnu Mutsanna dari Kordova.
Di Mekah ia bertemu dengan Nizam 'Ayin al-Syam saudari
temannya yang bemama Abu Shaja Zahir bin Rustam, seorang
wanita yang cantik, berpendidikan yang selalu turut dalam
pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan ayahnya. Ia
menjadi sumber inspirasi Ibnu Arabi dalam mmulis karyanya
tentang cinta yang berjudul "Tarjumanu al-Asywaq" (Untaian
Kerinduan).
Karya Ibnu Arabi sangat banyak yang mencapai 289 buku
dan risalah yang paling terkernl " al-Futuhat al-Makiyah" dan
"Fushusul Hikam" (Cincin Permata Kebijaksanaan). Al-
Futulat al-Malkiyah (Penyingkapan Mekah) berisi ersiklopedi
tasawuf dan Fushusu al-Hikam berisi rumusan-lumusan
pendiriannya tentang wahdatu al-wuiud. Tasawuf Ibnu Arabi
adalah tasawuf falsafi wahdatu al-wujud yang sangat
ditentang oleh para ulama fikih dan karena pendiriarurya itu
ia hampir saja dibunuh di Mesir, namun di kalangan shufi ia
dihormati dan diberi gelar al-Syaikhu al-Akbar.
Pemikiran Ibnu Arabi banyak dipengaruhi oleh aliran
filsafat Neo-Platonisme yang sedang betkembang Pesat di
Andalusia. Hasan Iberahim Hasan menggambarkan corak dan
bentuk tasawuf pada masa itu dalam bukunya "Tarikh al-Is-
lam" berkata "pada masa ini llmu Tasawuf sudah begitu
berkembang dan dalam perkembangannya sudah memasuki
ke tahap sinkritisme antara ajaran tasawuf dengan ajaran
filsafat Neo-Platonisme, ajaran agama Hindu dan Budha serta
Zoroaster, sehingga membentuk metode tasawuf yang
90
Munabrya Filsafa t Tasnzotf daa Alitnrnla

dinamakan " Filsafat Tasawuf". Ibnu Arabi yang menjadi tokoh


aliran ini, kendatipun pemikiran yang seperti itu sudah ada
semenjak dahulu namun di tangan Ibnu Arabi inilah aliran
ini sampai ke puncaknya". Abu Ala Afifi mengatakan "tidak
ditemui aliran wahdatu al-wujud dalam Islam dalam bentuk
yang paling sempurna kecuali dalam tasawuf Ibnu Arabi dan
ia adalah sebagai pembina yang sebenamya konsep wahdatu
al-wujud sebagai aliran yang sempurna" .
Ibnu Arabi menegakkan ajaran tasawufnya atas tiga
dasar; wahdatu al-wujud al-halikatu al-muhammadiyah, dan
wahdatu al-adyan.

a. Wahdatu al-Wuiud (Kesatuan Semesta)


Wahdatu al-wujud yang sinonimnya dalam fiIsafat
dinamakan pantheisme yang dapat diartikan secara harfi
kesatuan wujud yang dipahami sebagai satu wujud atau
kesatuan bagi bagian-bagian wujud. Isa Anshari dalam
bukunya "Mujahid Da'wah" mengatakan wahdatu al-
wujud adalah kesatuan, paham serba tunggal dan padunya
antara khalik dengan makhluk, satu dan padunya antara
abid dan ma'bud. Tuhan bukan rrenciptakan segala tetapi
Tuhan ada dalam segala".1l Wahdatu al-wujud adalah
paham yang dikenalkan oleh Ibnu Arabi dalam tasawuf
falsafi. Ajaran wahdatu al-wujud dalam filsafat tasawuf
yang mengajarkan wujud yang satu itu adalah maujud
dengan pengertian yang ada dengan sendirinya,
keberadaannya tidak dikarenakan yang lain dan tidak
tergantung kepada yang lain. Wujud yang satu ini disebut
maujud hakiki yang dapat fipandang dengan dua macam
pandangan:
Pertama ia dapat dipandang sebagai wujud mutlak,
tanpa terkait dengan sifat dan asma wujud mutlak itu tidak
bisa diterangkan, tidak dapat dibayangkan oleh pikiran dan

91,
Filsalat Pendidikar lsltm

tidak bisa diungkapkan dengan ungkapan kata, ia gaib.


Wuiud hakiki juga disebut oleh Ibnu Arabi dengan "aI-
'ama" (kebutaan) dan "al-noqtah" (titik) dan "markaz
dairah" (pusat lingkaran).
Kedua wujud hakiki yang dapat dipandang sebagai
wujud yang tidak mutlak tapi sudah terkait dengan asma
(nama) dan sifat, yang mengeluarkan lain (identitas) wuiud
hakiki. Wujud hakili dalam pandangan kedua dikatakan
wujud hakiki yang bertajali, trerta'ayun atau menyatakan
diri dan identitas, melalui sifat dan asma. Wujud hakiki yang
dapat dikatakan yang dapat diketahui dengan identitas
melalui asma yang di antaranya Allah.
Alam dalam aiaran wahdatu al-wuiud Ibnu Arabi
tidak berwuiud dengan pengertian wuiud hakiki,
keberadaan alan karena wujud hakiki (Allah) dan selalu
bergantung kepada-Nya- Keberadaannya tidak wajib
(meiti) karena dirinya tetapi wajib karena yang l1T (yat<n;
enuf,;. etu- diciptakan oleh Allah, karena Allah ingin
dikenal, dan alam diciptakan berdasarkan pada 'ain Allai
sendiri. Dengan kata lain'ain (identitas) ketuhanan pada
Allah menjadi pola dasar bagr penciptaan alam' Alam
merupakan bayangan yang tak sempum.r dari zat Allah
yang maha semPuma dan tempat tajali (penampakan diri
secaia tidak langsung) dari sifat dan asma Allah' Manusia
yang termasuk ke dalam kategori alam empiris tempat tajali
yur,g t"titt bagi sifat dan asma Allah dan yang
""-purna
iurrJ-pr*u puda insan kamil seperti Nabi dan Wali' AIam
merupakan wujud bayangan dari wuiud hakiki'
Bagi Ibnu Arabi wujud hanya satu, wujud makhlui'
adalah-wujud Allah (al-Khalik hua al-makhluk wa al-
maktrluk hua al-khatik). Tidak ada perbedaan antara yang
qaclim (etemal) yang dinamakan al-khalik dengan yang lain
(ana Rabba wa al-abdu syaiun
1;ang dinamakan makhluk
92
Mntranhr7o Filsaftt Tasottn{ don Alirtrutya

wahidan, laisa bainahuma farqun). Perbedaan hanya pada


rupa dan ragam dari hakilat yang satu, karena keduanya
mempunyai sifat yang sama. Tuhan bersifat dengan sifat
yang ada pada makhluk dari sifat kekurangan dan
kelebihan (anna al-Haq yushafu bi iami'i ma yushafu bihi
al-makhluk min naqsin wa zammi).
Orang yang bertanya kepadanya kenapa antara khalik
dan malhluk satu wujudnya, sedang kelihatannya dua.
Katanya: sebab manusia tidak memandang yang satu,
manusia hanya memandang kepada keduanya bahwa
pihak pertama ialah al-Haq (tuhan) dan pihak kedua ialah
I(halq (makhluk). Tetapi kalau orang memandang dari
pokok yang satu atau ia wajah dua dari hakikat yang satu
tentulah manusia akan memperdekat hakikat yang tidak
berbilang. Katanya: orang yang menyembah anak sapi (Bani
Israil) tidak mereka sembah melainkan Allah jua. Karena
itu Musa mengingkari tindakan Harun karena Harun
mengingkari perbuatan orang yang menyembah anak sapi,
berarti Musa adalah orang yang arif yang melihat al-Haq
(Tuhan) ada dalam setiap sesuatu bahkan dalam
pandangannya al-Haq (Tuhan) adalah zat sesuatu itu
sendiri. Fir'aun berada dalam kebenaran dalam
pengakuannya Aku adalah Tuhan kamu yang tertinggi,
bah-kan Fir'aun itu sendiri adalah zat Tuhan.
Kesimpulan ajaran Ibnu Arabi Tuhan adalah hamba
dan hamba adalah Tuhan karena itu katanya: "Siapa yang
memerintah dan siapa yang diperintah karena hamba itu
adalah Tuhan dan Tuhan adalah hamba".
Kalau al-Hallaj dalam paham hululnya mengakui
segala sesuatu kalau dipandang dari lahimya ia dinamalan
"nasut" (manusia) dan kalau dipandang dari segi batinnya
atau pada hakikahrva maka ia dinamakan "lahut" (Tuhan)
sedang keduanya terpisah. Tetapi menurut Ibnu Arabi

93
E i I s af at P erdidikan ls I am

dalam paham wahdatu al-wujudnya, pemisahan itu tidak


ada dan keduanya dalam satu kesatuan dalam bentuk
wujud. Kata lahut dan nasut lahir dan batin, bentuk dan
essensi adalah satu arti. Ibnu Arabi menegakkan pahamnya
serba eka (wahdatu al-wuiud) dan menolak serba dua.
Baginva segala sesuatu satu, kendatipun nampaknya dua,
namun pada hakikahrya satu jua.

b. Al-Hakikatu al-Muhammadiyah
Al-Hafhj dianggap orang yang pertama meletakkan
dasar teori Nur Muhammad, maka Ibnu Arabi yang
memperluas dan memperkembangakannya dengann,una
lain ialah "al-Hakikatu al-Muhammadiyah".
Abdul Kadir Mahmud dalam bukunya "Falsafah
tasawuf" mengatakan "teoli Nur Muhammad adalah
berasal dari sekte Syi'ah. Dalam kepercayaan Syi'ah
mempercayai bahwa al-Hakikatu al-Muhammadiyah itu
bersifat qadim yang sama qadimnya dengan Zat Allah'
hanya perbedaannya qadim zatAllah itu terdahulu dalam
sebutan. Dan juga al-Hakikatu al-Muhammadiyah
berpindah-pindah dari tubuh Adam dan masuk ke dalam
tubuh para nabi di belakangnya dan terakhir masuk ke
dalam tubuh nabi Muhamnad Saw, dan kemudian masuk
ke dalam tubuh para imam-imam Syiah dan kepada para
wali. Karena itu kalau Muhammad mempunyai sifat ismah
(terpelihara dari kesalahan) mata para imam Syi'ah juga
memiliki sifat ismah. Abdul Kadir Mahmud dalam buku
yang sama mengemukakan ada dua nukilan (kutipan) yang
berasal dari Syi'ah. Nukilan yang pertama yang
disandarkan kepada ajaran Imam Ja'far Shadik dan yang
kedua yang disandarkan kepada khotbah al-Bayan dari Ali
bin Abi Thalib. Menurut nukilan pertama yang disandarkan
kepada Imam Ja'far Shadik yang mengatakan "Kami ada
di sisi Allah, tidak ada seorangpun selain kami, tidak ada
94
Munanltya Filsafet Tasozwf dat Alitotnya

malaikat dan tidak ada yang lainnya. Kemudian Allah


memulai menciptakan bumi dan langit maka teriadilah
bumi dan langit, sedang kami besertanya.... Tuhan telah
memilih Muhammad dan keluarganya dan
memperlihatkan kepada mereka bahwasanya hidayah
beserta Muhammad dan Nur baginya, sedang imam-imam
ada pada keluarganya..."12. Nukilan kedua yang terkenal
di kalangan Syi'ah ialah yang disebut dengan Khotbah al-
Bayan yang disandarkan kepada Ali bin Abi Thalib.
Menurut para peneliti nukilan yang pertama yang
disandarkan kepada lmam Ja'far Sadik, ia tidak pemah
mengajarkan seperti itu, Demikian juga Ktrotbah al-Bayan
menumt Balazan tidak pemah ditemukan dalam buku
Nahju al-Balaguh yutrg ditulis oleh Syarif al-Ridha tidak
pemah ditemukan sedang bu-ku Nahju al-Balagah menjadi
sumber pertama dalam aiaran Syi'ah tentang Ali bin Abi
Thalib. Menurut al-Balazari bahwa Khotbah al-Bayan
disebarluaskan oleh empat orang Syfah yaitu Hajar bin ,Adi
Umar Huza'i, Habbah bin Juwaini, dan Ibnu Saba, yang
mengandung ajaran Nur Muhammad itu.13 Ali Sami Nasar
dalam bukunya "Nasy'atu al-tasawuf" mengatakan bahwa
orang Syi'ah percaya tentang Nur Muhammad yang qadim
yang berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang laiq dari
para nabi kepada para imam Syi'ah Demikian juga menurut
Gibb dalam bukunya "Muhammadanisme,, mengatakan
"yang lain yang sama pentingnya dalam perkembangan
pemikiran keagamaan dalam Islam pada masa berikutnya
ialah evolusi teori Nur Muhammad, kami telah meneliti
bahwa pengaruh Syi'ah dalam evolusi teori ini,,.ra

c. Wahdatu al-adyan (Kesatuan Agama)


Kalau al-Hallai telah meletakkan teori wahdatu al-
adyan yang menganggap baiwa semua agama, apakah
Islam, Kristen, Yahudi, Hindu, Budha dan lainnya, berasal

95
Eils af at P mdidikan lsl anr

dari Allah, sekalipun namPaknva Pada setiap agama


berbeda bentuk ritual (ibadah)nya, namun intinya sama
ialah mendekatkan diri kepada Allah. Sebenamya kesatuan
agama bukanlah pemikiran baru, tetaPi sudah ada
dikemukakan seorang filusuf India dalam ajaran Sankara
Acharyanya yang berbunyi: "sembahlah Tuhan di dalam
rumah ibadah apa saja yang engkau kehendaki dan
bersujudlah di muka Tuhan siapa saja".
Menurut Ibnu Arabi "Ibadah dari pelbagai agama
dengan benfuk-bentuk yang khusus menurut agamanya,
tidak diragukan lagi adalah suatu kebodohan karena
dianggap berpaling dari Tuhan yang mereka sembah. Tuhan
yang hakiki tidak memberi benuk tertentu pada sesuatu
karena Dia sendiri adalah 'ain sesuatu itu". Demikian
menurut Ibnu Arabi, Tuhan itu tidak terbatas pada Tuhan
umat Islam, tetapi juga meliputi Tuhannya semua agama'
Sebab hakikat semua yang disembah dan setiap yang
dicintai manusia adalah Tuhan Jua. Ibnu Arabi berkata:
Sesungguhnya wujud berhala itu adalah wuiud Allah jua,
dan sesungguhnya penyembah berhala tidak lain mereka
menyembah Allah jua" . Lebih jauh lagi Ibnu Arabi berkata:
orang yang arif dan orang yang sempuma imannya, adalah
oran; yang b€rpendapat bahwa tiap-tiap yang disembah
itu adalah tempat tampaknya Tuhan di manapun ia
menyembah" "orang arif tahu siapa yang disembah dan
dalam bentuk apa Dia tampal, tidak lain yang disembah
adalah Allah, Allah ada dalam tiap-tiaP aPa yang
disembah". Selaniutsrya katanya "para nabi semuanya
adalah orang-orang yang sesat dan bodoh, sedang Fir'aun
lebih mengerti kebenaran dari Nabi Musa".
Kalau Pertentangan antara ulama syariat dan ulama
shufi sampai puncaknya pada abad ketiga hijriyah,
sehingga dijatuhi hukuman mati atas diri al-Hallaj,

96
Mnrr c u lny a Ei I s.tfot Tns a utf dan Aliraurya

kemudian ketegangan ini dapat diredam oleh al-Gazali


dengan teorinya wahdatu al-syuhud, maka dengan
timbulnya ajaran Ibnu Arabi ini pertentangan lama itu
bangkit kembali dengan hebatnya. Kalau al-Hallaj dengan
teorinya Hulul, amsih ada yang memaafkannya karena
dianggap perkataan itu diucapkarmya dalam keadaan sakar
(mabuk) maka terhadap ajaran Ibnu Arabi para ulama
syariat tidak dapat memaafkannya begitu saja. Beberapa
ulama besar syariat yang besar dan para shufi yang
berdasarkan Surmah telah memukul Ibnu Arabi dengan
fatwa penyesatannya. Di antaranya Ibnu Taimiyah seorang
tokoh dalam mazhab Hanbali telah menulis risalah khusus
yang berjudul "al-Raad ala Ibnu Arabi" (penolakan
terhadap lbnu Arabi). Dan diikuti oleh seorang muridnya
yang terkenal Ibnu Qayim al-Jauzi. Ibnu Khaldun seorang
pakar sosiologi, Ibnu Hajar al-Asqalani seorang pakar hadis
dalam mazhab Syafi'i dan Ibrahim al-Biqa'i yang sangat
menentang aiaran Ibnu Arabi dan di dalam kitab-kitab yang
berbicara tentang nama Ibnu Arabi dicoret dari jajaran
kaum Shufi. Kendatipun sekian banyak yang menentang
ada juga yang membela dan mempertahankan ajaran Ibnu
Arabi yang di antaranya Umar ibnu faridtu Ibnu Sabilin,
Abu Said dan Jalaluddin Rumi.
a. Umar Ibnu Faridh.
Nama lengkapnya Abul Kasim Syarafuddin Umar
Ibnu Faridh yang dilahirkan di Kairo (Mesir) pada tahun
576H/ 1,780 M. Ayahnya berasal dari Syria kemudian ia
berpindah ke Mesir dan memegang jabatan hakim di
Pengadilan Mesir. Setelah ia meletakkan jabatannya
sebagai hakim, ia tekun beribadah di Mesjid al-Azhar
dan menjauhi dari kehidupan kemewahan dan banyak
beribadah. Ibnu Faridh dibesarkan dalam keluarga ini
dan diasuh orang tuanya dan juga oleh ulama lain seperti

97
Filsalat P e ndidikan lsl am

Ibnu Asyakir dan Hafiz al-Munzir, karena itu ia


cenderung memilih jalan hidup sl-rufi. Atas anjuran or-
ang tuanya Ibnu Faridh meninggalkan Mesir dan berada
di Mekah dari tahun 613 H/121.6 M sampai tahun 628
H/1231 M. Setelah lima belas tahun di Mekah ia kembali
ke Mesir dan wafat pada tahun 632 H/ 1'235 M
dikuburkan di Qurafah di Bukit Mukatam, Kairo.
Ibnu Faridh adalah seorang shufi dan pujangga
shufi, yang jarang ada tandingannya, ia telah
menggubah kurang lebih 1850 bait syi'ir yang
dihimpunnya dalam dua buah buku (1) Sultan Asyiqin
(Raja Kaum yang Asyik Mencintai AIah) dan (2) Diwan
Ibnu Faridh yang merupakan syi'ir-syi'imya.
Ibrru Faridh smrang shufi dan puiangga shufi di dalam
syfir-syi'imyaiamenggambarkankecintaannyakepada Al-
lih, karena cinta yang membakar jiwanya ia hendak
berhubungan (ittishal) dengan Allalu belum cukup ia ingin
bersatu (ittihad) dengan yang dicintainya. Bersatu bukan
dihasilkan oleh ilmu dan bukan pula oleh filsafat, Gtapi
sebagai hasil yang terencana ialah dari rasa di atas rasa'
Ada penulis yang mengadakan penelitian dan
mencoba membanding tulisan Ibnu Arabi dan Ibnu
Faridh, yang berkesimpul,an bahwa kedua orang ini sama
menganut paham wahdatu al-wuiud. Alasannya
adanya hubungan antara kedua orang tokoh ini, dan
adanya hubungan tentang teori tasawuf yang dianutnya
ialah tentang cinta, kesatuan, al-Hakikatu al-
Muhammadiyah dan kesatuan agama dan semua itu
bersumber dari satu sumber seperti yang dijelaskan
dalam kumpulan syi'ir Ibnu faridh "Al-Thaiyatu al-
Kubra" dengan buku-buku Ibnu Arabi "Al-Futuhatu al-
Makiyah" dan "Fushusu al-Hikam". Alasan lain
menuiut mereka dengan adanya kuniungan Ibnu Arabi
98
Mrntubry a Filsaf&t Tastzouf dat Alirau4la

ke Mesir Pada tahun 598 H. Diriwayatkan oleh Ibnu


Muqri bahwa Ibnu Faridh pernah meminta kepada Ibnu
Arabi untuk memberikan komentar tentang kumpulan
syi'imya yang bequdul "Al-Thaiyatu al-Kubr1' Ibnu
Arabi menjawab bukunya yang berjudul " Al-Futuhatu
al-Makiyair" adalah komentamya. Namun Muntafa
Hilmi dalam bukunya " Ib'nu Faridh" sangat menentang
adanya hubungan antara kedua tokoh ini katanya "k'ami
tidak menyangkal adanya kuniungan Ibnu Arabi ke
Mesir, Etapi kami m€rryangkal adanya Pertemuan antara
kedua tokoh ini. Alasan Musta{a Hihni yang dikutipnya
dari buku "studies in Islamic Mysticisme" yang ditulis
oleh Nicholson dan juga pendapat primtalis hancis yang
bemama Masignon dalam ceramahnya pada tanggal 5
februari tahun 1937 di Auta Geografi di Kairo. Menurut
Mustafa Hilmi "kendatipun adanya kemiripan
pemahaman yang ada dalam "Al-Thaiyatu al-Kubra"
d"ngu.t "al-futuhatu al-makiyah" dan "Fushusu al-
Hikam", baik dari sisi pemikiran maupun redaksional
bukan berarti kdua tokoh ini mempunyai hubungan'1s
b. Ibnu Sabi'in
Nama lengkapnya Abdu al-Haq Ibnu Sabi'in
seorang shufi yang terkemuka dari Sepanyol' Ia
dilahirkan di Murcia pada tahun 61'4 H/121'7 M'
Semenjak kecil ia mempelajari al-Qur'an, Hadis, Sastra
dan ilmu keislaman lainnya dan ia Eklm membaca sendiri
buku-buku filsa{at Yunani, Persia, dan India. Di samping
itu ia mempelajari pemikiran al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu
Baiah, Ibnu Tufaif Ibnu Rusydi, dan Ikhwanu al-Shafa,
dan ia juga mempelajari ilmu fikih, ilmu kalam, dan ilmu
tasawuf. Karena kecenderungannya dalam tasawuf ia
memperoleh julukan shufi yang berpengetahuan luas
atau shufi yang menguasai filsafat.
99
F i lsafi t Pendi dikan lsl arrt

Karena itu mungkin karena keadaan politik yang


memburuk atau karena sikap negatif sebagian ulama
syariat terhadapnya yang memaksa berhijrah dari
Murcia pada tahun 540 H/12M M ke Afrika Utara. Ia
sampai ke kota Ceuta dan diizinkan mengaiar oleh
penguasa Ibnu Khalad dan ia kawin dengan seorang
wanita yang kaya, dan memberi uang kepadanya untuk
mendirikan zawiy ah untuk mengajar thareqat
Sab'iniyah. Ketika itu ia menerima surat dari raja Sisilia
Federik II (1194-1230 M) y*g menanyakan persoalan
filsafat Aristoteles. Surat itu dibalasnya dengan iawaban
yang diharapkan oleh raja Ibnu Khalad yang bersikap
negatif terhadap filsafat memaksa Ibnu Sabi'in untuk
meninggalkan Ceuta dan ia berhiirah ke Udwah, Bijayah,
Qabis (Tunisia) dan ke Kairo. Karena ajaran tasawufnya
yang dianggap menyimpang ia diusir dari Mesir atau
karena dicurigai mengajar Syi'ah ia diusir dari Mesir
yang pada waktu itu Mesir dikuasai oleh Dinasti
Ayubiyah yang anti Syi'ah. Ia pergi ke Mekah dan
mendapat perlindungan dari Syarif Abu Nami, ia dapat
hidup tenEram, tetapi dua tahun sebelum wafat bangkit
lagi permusuhan dengan para ulama dan ia berniat
berhijrah ke India tetapi sebelum niatsrya terlaksana ia
wafat pada tahun 669 H/ 1272 M. Mengenai
kematiannya ada berbagai versi, ada yang mengatakan
karena bunuh diri, atau karena mati biasa, namun
dugaan besar ia mati biasa.
Ibnu Sabi'in meninggalkan 41 buah karya tulis dan
sebagian kecil karya hrlisnya ditemukan dan diterbitkan
dengan judul"Rasa'il Ibni Sabi'in" (Koleksi Risalah Ibnu
Sabi;in) "Badd al-Arif' (Kezuhudan orang yang Ari$
dan "Jawabu Sahih Siqilyat" (Jawaban Yang Benar
Sisilia), maka dari karya tulisnya yang lain belum

100
Mtttrctlnya Filsafat Tasazouf dan Niranrya

ditemukan. Dari karya tulisnya itu orang dapat


mengetahui paham tasawuf yang dianutnya. Di antara
paham tasawuJ yang dianutnya adalah paham tasawuf
wahdatu al-wujud al-mutlak yang menurut penelidan
orang tidak sama dengan paham al-wahdatu al-wujud
Ibnu Arabi, bahkan lebih tegas dari Ibnu Arabi. Dalam
ajaran tasawufnya menekankan kesatuan wujud dalam
menegaskan (meniadakan) kejamakan (pluralitas) wujud
baginya, hanya satu yaitu wajib Allah. Sedang wujud
yang lain adalah'ain (pemandirian) wujud Allah yang
satu bukan merupakan tambahan bagi-Nya dari segi
apapun wujud Allah menurutrya adalah asal bagi yang
telah ada di masa lalu, apa yang ada sekarang dan yang
dapat ditangkap oleh indera, berasal dari wujud Allah.
Kadangkala digambarkannya wujud Allah sebagai
lingkaran besar yang tak ada batasnya, sedang wujud
alam sebagai wujud yang sempit dan terbatas, yang
berada dalam lingkaran yang luas. Esensi kedua wujud
itu satu, kadangkala diagambarkannya hubun[an antara
wajib al-wujud (Allah) dan mumkinu al-wajud (alam)
seperti hubungan antara materi dan bentuk.
Karena ajaran tasawufnya itu, sebagian ulama
syariat tidak sependapat dan cenderung menilai
tasawufnya menyimpang dari ajaran hsawuf yang
benar, lebih-lebih seElah mendengar ejekannya terhadap
orang yang tawaf mengelilingi baihrll,ah seperti keledai
yang berputar-putar keliling kilang. Muhammad anak
AMullah mempersempit alaur yang luas ini dengan
mengatakan tidak ada nabi sesudahku. Ucapan yang
seperti ini yang memicu permusuhannya dengan para
ulama syariat sehingga ia diusir beberapa kali.

101
Fils$at Pendidikot lslam

c. Abu Sa'id.
Abu Said adalah seorang pujangga shufi yang
pertama yang terkenal dalam taswuf bangsa Farsia. Abu
Said dilahirkan di kota Mahna daerah distrik Khurasan
pada tahun 358 H/827 M dan meninggal pada tahun
481. H/1M9 M. Mula-mula ia belajar bahasa Arab dan
al-Qur'an di kampung halamannya sendiri, kemudian
berpindah ke kota Marwa untuk mempelajari ilmu fikih
dengan seorang ulama yang bemama Abu AMuIlah dan
Abu Bakar al-Qaffal, kemudian berpindah ke kota
Sarkhas untuk memperdalam ilmu-ilmu agama Islam
seperti tafsir, hadis, ushul fikih dengan Abu Ali Zahir
binAhmad.
Selama berada di Sarkhas ia banyak bergaul dengan
orang-orang shufi dan akhimya ia menggabungkan diri
dengan orang-orang shufi. Abu Said banyak terpengaruh
dengan ajaran Abu Fadhal dan semenjak itu pula ia
berhenti meneruskan pelajararmya dalam bidang ilmu
agama yang lain hanya menyediakan hidupnya menjad i
t"otrtg shufi di bawah bimbingan Abu Fadhal
kemudian setelah Abu Fadhal meninggal, Abu Said
kembali ke Mahna dan mulailah mengajar dan
membimbing murid-muridnya dan kemudian ia
berpindah lagi ke Naisabur dan di kota itulah ia
memperluas aktivitasnya dan di samping memberikan
bimbingan kepada murid-muridnya dan iuga
memberikan ceramah. Dalam ceramah Abu Said selalu
mempergunakan dalil at-Qur'an dan hadis, bahkan iuga
sya'ir-sya'ir Arab dan ialah yang pertama kali mendirikan
lingkaran zikir sambil menari-nari' Perbuatan yang
seperti ini kemudian mendapat reaksi dari para ulama
Niis.bur dan menvarnpaikan pengaduan kepada Sul-
tan di Gaznah dan Sultan mengundang para ulama
'to2
Mutr ct lny t F i I s o.fat Ta satouf dat Alirannya

dalam mazhab Hanafi dan Syafi'i untuk menilai ajaran


Abu Said dan praktek zikirnya namun karena
kelihaiannya Abu Said terlepas dari tuduhan. Setelah
beberapa lama Abu Said berada di naisabur ia kembali
ke Mahna dan tetap tinggal di kota itu sampai akhir
hayatnya.
Abu Said dianggap pujangga shufi persia yang
pertama dan ia menganut paham wahdatu al-wujud
dan kemudian diperluas oleh falaluddin Rumi.

d. lalaluddin Rumi
Nama lengkapnya adalah falaluddin Muhammad
bin Muhammad al-Rumi ia adalah pujangga shufi yang
terbesar. Ia dilahirkan di kota Balah Iran Utara padi
tahun 514Hl1207M. Ayahnya Muhammad Bahautdin
Walad adalah seorang ulama besar dalam mazhab
Hanafi karena keluasan ilmu agamanya ia digelar Sul-
tan al-Ulama (Raja para tllama). Karena hubungan or-
ang tuanya dengan penguasa yang menganut mazhab
Syi'ah tidak harmonis, ayahnya meninggalkan kota
Balah pada tahun 6L9 H/ L212 M dan menetap di
Naisabur yang pada waktu itu falaluddin Rumi baru
berusia lima tahun. Kesempatan berada di Naisabur ia
dapat berjumpa dengan seorang shufi yang brkenal
Fariduddin Aflrar. Dari Naisabur mereka berpindah ke
Mekah dan selanjutnya ke Damaskus. Mereka
meneruskan perjalanan ke Asia Kecil, ke Malatya,
Azerbayan menetap selama empat tahun, kemudian ke
lananda selama tujuh tahun dan seterusnya ke Konia
ibu kota negara Kerajaan Bani Saljuk di masa
pemerintahan Alauddin KaikubaL Raja mengangkat
ayahnya menjadi penasehat raja dan memimpinsebuah
perguruan agama di kota itu.

103
Filscfat Petdiiliksn lslsrn

Selanjutnya, Rumi selain dari belajar dengan


ayahnya juga belajar dengan para ulama yang lairu
seperti Syekh Sayyid Burhanuddin dan atas saran
Burhanuddin ia berangkat ke Aleppo dan Damaskus
untuk belajar dengan pa-ra ulama di situ baru kembali
ko Konia pada tahun 634 H/1236 M dan mengajar
kembali di perguruan tersebuL Setelah mengajar belasan
tahun terjadi pemberonbkan besar pada diri Jalaluddin
Rumi dgngan kehadiran seorang shufi besar Syamsuddin
Tabrizi pada tahun 652 H/1254 M. Jalaluddin Rurni
sangat mengaguminya dan meniadi pengikutnya yang
setia, namun pengikut Rumi merasa kurang senang
terhadap Syamsuddin Tabrizi, akhimya Syamsu Tabrizi
meninggalkan kota Konia. |alaluddin Rumi merasa sedih
dan merindukan Puteranya Sultan Walad untuk
membawa surat ke Damaskus agar Syamsu Tabrizi
kembali dan meminta maaf atas sikap sebagian muridnya
yang tidak menyenangr Syamsu Tabrizi. Namun para
pengikut Jalaluddin Rurni sekali lagi merasa diri mereka
diabaikan dan tidak senang atas kehadiran Syamsu
Tabrizi akhirnya Syamsu Tabrizi menghilang lagi dari
Konia. Jalaluddin Rumi telah menjadi shufi berkat
pergaulannya dengan Syamsu Tabrizi. Ia merasa sedih
berpisah dengan Syamsu Tabrizi yang telah berhasil
mengembangkan emosinya sehingga ia menjadi
pujangga yang sulit ditandingi. Ia menyanjung peranan
gurunya yang menghilang, ditulisnya dalam syi'ir-
syi'imya yang kemudian dihimpunnya dalam "diwan
Syamsu Tabrizi" dan weiangan gurunya ditulisnya
dalam " Maqala i-Syasu tabrizi" . Jalaluddin memperoleh
shabat baru yang bernama Syekh Hisyamuddin Hasan
bin Muhammad. Atas dorongannya, selama 15 tahun ia
berhasil menghasilkan himpunan syi'ir yang besar yang

104
Muttctlnya Filsafat Tasotouf dan Alirunnya

sangat mengagumkan yaitu Masnawi yang memuat


sekitar 25.700 baik di dalam dua jilid. Dalam buku inilah
ia mengungkapkan ajaran tasawufnva. Dan karya yang
lain "Rubu'iyat" yang memuat surat-surahlya kepada
beberapa orang temannya dan pengikuhrya. Dalam
pemikiran tasawufnya menguatkan paham wahdatu aI_
wujud namun ada tmri lain yang dikemukakannya yang
berbeda dengan shufi lain bahwa Jalaluddin Rumi
menganut teori evolusi namun perbedaannya dengan
evolusi Darwin bahwa Jalaluddin Rumi mengalui
adanya Tuhan. Dasar teori evolusi ]alaluddin Rumi asal
mula yang terjadi benda, kemudian tumbuh-tumbuhan,
naik lagi menjadi hewan dan naik lagi menjadi manusia,
dan sesudah itu kelak langsung fana dan baqa dalam
Tuhan. Kematian menurutnya hanya semita_mata
perpindahan dari satu tingkat ke tingkat yang lain.
Jalaluddin Rumi mempunyai pandangan yang berbeda
dengan kebanyakan shufi yang lain, menurutJalaluddin
Rumi manusia dilahirkan untuk berjuang dan bekerja
keras untuk mencapai kebahagiaan hidup.

e. Abdul Karim al-|illi.


Nama lengkapnya adatah Abdul Karim bin Iberahim
al-ffi seorang shufi yang terkenal di Bagdad. Riwayat
hidupnya tidak diketahui secara lengkap, hanya
dikatakan bahwa ia dilahirkan di daerah Jili pida tahun
767 H fi%s M deur meninggal di tempatyangsarna pada
tahunall Hrl1409 M. Ia pernah berguru dengan Abdul
IGdil Jailani dan kepada Syamsudin Ismail bin Iberahim
al-Jabarti seorang sufi dari Zabid (yaman). Ia termasul
shufi yang cukup kreatif dan jumlah karya tulisnya
sekitar 20 buah yang di antaranya yang sangat terkenal
"Insan Kamil" (Manusia yang Sempuina) yang
menggemparkan para ularna fikih dan tasawuf.
105
Eilsafat Perulidikat lshm

Kendatipun isinya hanya memPerielas ajaran Ibnu Arabi


dan Jalaluddin Rumi.
Ajaran al-Jilli meliputi pengertian Zat Mutlak,
masalah roh, Nur Muhammad dan insan kamil' Zat
Mutlak menurutnya adalah sesuatu yang dihubungkan
kepadanya nama dan sifat dirrinya bukan pada
*rrlodttyu. Yang artinya setiap nama dan sifat yang
dihubungkan kepada sesuatu maka sesuatu itu
dinamakan zat, bail ia ada atau tiada' Zat Allah itu gaib
dengan sendirinya tidak dapat dijangkau dmgan is-yarat
apaf un, muka ,ntuk mencapai zat yang te*ingg] har,us
dengan lalan kasyaf ilahi, tanpa melalui- k'"y-.{ tukl
puni"kit rr t"rha-dap zat Ilahi tidak mungkin diketahui'
i(asyaf dapat melalui beberapa tal.ap'-(f-) fana dari
airnya settdiri .rntuk mencapai hadirat Tuhan (2) fana
dari iuhan untuk mencapai rahasia Rububiyah dan
(3)

fana dari ketergantungan terhadap sifat-sifat Tuhan


untuk berhubungan dengan zat Tuhan' Roh menurut
yang
al-lilli ialah para malaikat Malaikat adalah makhluk
diciptakan'Tuhan dari cahaya-Nya' K:muqiil Larl
,r,ulrikut inilah Tuhan menciptakan alam' Malaikat
karena
merupakan makhluk yang terdekat dan termulia
dan
itu malaikat ditempatkan dalam ufuk, alam Jabarut
alam Malakut. Sedang ruhu alqudus atau roh al-arwah
merupakan waiah yang kJras dan wajah Tuhandengan
*aluh ito ter.iptuiah yang maujud ini R3h al-qudus
urdnuu .oh vung suci dari semua makhluk Tentang
Nur
Uuframmai m-enurut al-Jilli bahwa nur itulah sumber
dan
tlan segaia sumber yang maujud, tidak ada zaman
keturu"nan. Keiadian alam ini pada mulanya bersumber
dari Nur N{uhammad karena Nur Muhammad
inilah asal
muasal segala keiadian. Dalam aiaran Nur Muhammad
ir,i a4"Utiutt tairwa Nur Muhammad terdiri dari dua

106
Mucttltya Eilsafat Tasazwf drm Afutrnnya

aspek yakni rupa yang qadim dan rupa yang baharu.


Nur Muhammad sudah ada sebelum adanya semua yang
ada. Rupa yang baharu sebagai manusia, sebagai nabi
dan sebagai rasul dan rupa ini akan mengalami mati.
Sedang rupa yang qadim tetap ada meliputi alam dari
rupa inilah diambil segala Nur untuk menciptakan segaLa
nabi dan rasul serta para wali.
krsanKamil menurutal-Jilli adalahNabi Muhammad
karena ia mempunyai sifat-sifat al-Haq (Iuhan) dan al-
Halq (makhluk) sekali gus Insan Kamil adalah roh
Muhanrmad yang diciptakan Tuhan dari sejak nabi Adam
sampai Muhammad Saw, para wali serta orang yang
saleh. Insan Kamil merupakan cermin Tuhan yang
diciptakan atas nama-Nya sebagai refleksi gambaran
nama-nama dan sifat-sifat-Nya. kuan Kamil mempunyai
dua dimensi yaitu karnn dan kiri, yang kanan merupakan
aspek lahir seperti meliha! mendengar, berkehendak,
sedang dimensi kiri bercorak batin dan mutlak seperti
kekal, baqa, awal, dan akhir. Untuk meniadi hsan Kamil
adalah dengan pengamalan ajaran Islam, Lnan, dan Ihsan
dengan menempuh maqamat (enjang) yaitu mubtadi,
mutasawit, dan muntahi yang kemudian sampai ke
maqam yang terakhir.
f. Burhanfuri
Nama lengkapnya Muhammad bin Fadlullah al-
Burhanfuri seorang ularrra Asawrrf dari Gujarat India.
Menurut para peneliti ia wafat pada tahun 1020 H/ 1620
M, sedang tahun kelahirannya tidak diketahui dengan
jelas. Begitu juga pendidikannya/ namun ia banyak
meninggalkan karya tulis yang di antaranya (1) al-
Tuhfatu al-Ir4ursalah ila Ruh an-Nabi (Hadiah yang
dikirim kepada Ruh Nabi) (2) al-Hakikat al-Muwafiqat
li al-Syariat (Hakikat yang sesuai dengan Syariat).
107
Fi lsofat Pmdi dikat lsl am

Burhanfuri dikenal sebagai perumus yang pertama


tentang ajaran martabat tuiuh yang dianut oleh beberapa
thareqat dan juga tentang qurb (kedekatan) dengan
Tuhan dan penyaksian (musyahadah) dengan hati rohani.
Menurutrya ada dua macam kedekatan dengan
Tuhan; pertama kedekatan melalui upaya penunaian
amal-amal yang sunat (an-nawafil) upaya tersebut akan
menghilangkan sifat kemanusiaan dan pemunculan sifat-
sifat Allah pada diri manusia dan ia menyaksikan bahwa
hidup dan mati berlangsung dengan izin Allah,
mendengar dan melihatbukan hanya dengan telinga dan
mata tetapi ia dapat melihat dan mendengal sesuatu
yang jauh. Lenyapnya sifat kemanusiaan dapat juga
disebut fananya sifat manusia dalam sifat ketuhanan.
Kedua kedekatan melalui upaya penunaian amal yang
wajib (at-faraidh) dan akan membuahkan fananya
seseorang secara menyeluruh sehingga tidak lagi
menyaksikan segala yang mau;'ud (termasuk diri sendiri)
satu-satunya yang ada dalam kesadararmya hanyalah
wujud al-Haq (Tuhan) keadaan yang seperti ini disebut
fananya dalam Tuhan.
Burhanfuri menerangkan tentang penyaksian
Tuhan dengan hati nurani. Menurutnya orang yang
mengakui aiaran kesatuan wujud (wahdatu al-wujud)
ada tiga tingkatan. Tingkatan Pertama mengetahui
dengan pengetahuan yang yakin bahwa al-Haq (Tuhan)
adalah aspek hakiki atau aspek batini dari segala yang
nampak, tapi mereka tidak menyaksikan aspek a1-Haq
itu dalam ciptaan. Tingkat kedua telah mamPu
menyaksikan aspek al-Haq dalam alam ciptaan melalui
hatinya. Tingkat ketiga mampu menyaksikan dengan
batin aspek al-Haq dengan penyaksian bahwa suatu
aspek tidak meniadi penghalang bagi hati untuk

108
Mtnctrlaya Filsafat Tasazu{ dan Atii*anya

menyaksikan aspek lain. Penyaksian vang seperti ini


hanya dimiliki oleh para nabi atau rasul juga dapat dimiliki
oleh para wali atau qutub. Burhanfuri menegaskan bahwa
mustahil untuk mencapai penyaksian tingkat kedua atau
tiga apabila melanggar syarat dan thareqat.
Menurut Burhanfuri bahwa wujud (yang ada)
memiliki tuiuh martabat
Pertama, Martabat Ahadiyah sebagai martabat
wujud yang pertama dan disebut juga dengan Martabat
Mutlak Zat atau la ta'ayun (tidak menampakkan diri)
wajud pada martabat pertama ini sunyi (suci) dari sifat
dan segala bentuk kaitan. Dia adalah Kunhu Zat al-Haq.
Martabat kedua, Wahdah disebut juga dengan
sebutan Iain yaitu al-Haqiqatu al-Muhammadiyah atau
ta'ayyun (penampakan pertama). Ia merupakan
pengetahuan al-Haq tentang zat-Nya dan sifat-Nya
secara iimal (global) dan segenap mauiudat latumya.
Martabat ketiga, Wahidiyah disebut juga dengan
Hakikat Manusia atau Ta'ayyun kedua. [a merupakan
pengetahuan Tuhan secara tafsili (rinci) tentang zat dan
sifat-Nya serta seluruh maujudat lainnya. Tiga martabat
yakni pertama, kedu4 dan ketiga dikatakan qadim (Udak
bermula) dan kumpulan martabat ketuhanan.
Martabat keempa! Alam Arwah adalah alam yang
sederhana yang tidak terdiri dari unsur-unsur dan tidak
bersifat materi.
Martabat kelima, Alam Misal adalah alam yang
sudah tersusun dari unsur-unsur yang halus tetapi akan
mengalami fana.
Martabat keenam, Alam Ajsam (alam jasmani)
merupakan alam yang tersusun dari unsur-unsur yang
kasar dan dapat mengalami perceraiberaian.

109
Filsafat Pmdidikan lslam

Martabat ketuiuh, Alam Manusia meruPakan


martabat yang dikahkan menghimPun semua martabat
sebelumnya (satu sampai enam). Martabat keemPat
sampai dengan ketujuh disebutjuga martabat alam atau
ciptaan.
Menurut Burhanfuri, martabat ketuhanan tidak
dinamakan kepada martabat alam atau ciPtaan,
demikian sebaliknya martabat ciPtaan tidak dapat
dinamakan kepada martabat ketuhanan. Tiga martabat
pertama tidak mmgacu kePada tiga wujud yanq frbega
L,ralitasnya tetaPi mengacu kepada satu wujud yaitu
Allah yang satu itu dipandang oleh manusia dengan tiga
macam pandangan; Pertama sebagai wuiud yang dapat
nr"-u.du.g diri-Nya sebagai wujud mutlak atau zat
semata. Kedua sebagai wujud yang dapat mengetahui
secara ga s hsar zat-Nya, sifat-sifat-Nya, dan segenaP
maujuJat hinnya. Ketiga sebagai wuiud -yang dapat
mengetahui dengan terperinci zat-Nya, sifat-sifat-Nya
dan iegenap maujudat yang lainnya' Berbeda dengan
tiga martabat Pertama, emPat martabat berikutnya
bikanlah mengacu kepada satu diri (wuiud) yang
dipandang dengan emPat Pandangan, tetapi mengacu
kepada segenap ciptaan Tuhan, yang daplt dibagi ke
daiam emfat kelas, yakni kelas immateri (alam arwah)
kelas materi halus yang tidak mengalami kehancuran
(alam misal), kelas materi kasar yang bisa mengalami
kehancuran (alam iasmani) dan kelas manusia'
Wujud al-Haq (Tuhan) bukan saja aktual seperti
tergambar dalam tiga macam pandangandi atas' tetaPi
jug-a "menampakkan dirinya" secara tidak langsung
du'ia- ulum u.*ah, alam misal, alam jasmani' dan alam
manusia. Dari empat tempat Penampakan diri-Nya
secara tidak langsung itu, maka alam manusialah
yang

110
Muttadtrya Filsafal ftrsatuf ilal Alitorrnyll

dipandang sebagai tempat PenamPakan diri-Nya yang


paling sempuma. Dari alam manusia ini hanya para rasul
atau nabi, para wali atau shufi saja yang dipandang
sebagai tempat paling sempuma bagi penampakan diri
(sifat dan asma) Tuhan secara tidak langsung (lnsan
Kamil) yang paling sempuma mencermink.rn segenaP
sifat dan asma Tuhan.
Ajaran martabat tujuh ini tersebar luas di Aceh
pada paruhan pertama abad ke 17 M. Ini dapat
disimpulkan bahwa ajaran tersebut dapat dilihat dalam
karya h:1is Hamzah Fansuri dan Syamsuddin Sumatrani
(1L40 H / L630 M) yang pernah menjadi Kadi di istana
Sultan Iskandar Muda. Ajaran martabat tujuh masuk
ke Nusantara melalui thareqat Syatariyah yang pada
abad ke 17 melalui Syekh-Syekh yang mempunyai
pengaruh besar di Mekah seperti Syekh Qusasi dan Syekh
Iberahim Qurani dan yang menjadi mufti dan pengajar
agama di Aceh dalam paruhan kedua abad ke 17 ikut
menjadi penyebar ajaran martabat tujuh. Murid-
muridnya yang banyak berasal dari pelbagai daerah di
Nusantara ini ikut berperan dalam penyebaran ajaran
itu sehingga dikenal bukan saja di Aceh tetapi juga di
daerah-daerah lain di Sumater4 Jawa, dan Kalimantan
terutama di kalangan kaum thareqat.
g. Penyebar Aliran Wahdatu al-Wujud dan Martabat
Tujuh di Nusantara
Pada abad yang kesebelas Hijriyah atau abad ketuiuh
belas M, di kala kesultanan Aceh sampai puncak
kejayaannya, ditemui ada beberapa ulama yang
menyebarkan agama Islam di Aceh dan melalui mereka
itu juga tersebar paham wahdatu al-wujud dan martabat
tujuh. Ialah Hamzah Fansuri dan Syamsuddin
Sumatrani.
111,
F il s {a t P etdidikan Isl am
Hamzah Fansuri dilahirkan di pantai Barat pulau
Sumatera yang bernama Barus pada bagian kedua abad
keenam belas Masehi, ia sebagai seorang sastrawan
pengarang dan shufi. Dalam beberapa karyanya
diterangkannya bahwa ia pemah berkunjung ke neged
Pahang, Banten, Kudus, Siam, dan Mekah. Dan dalam
syair-syair itu pula disebutkan bahwa ia berasal dari
Barus, karena disebutrrya beberapa kali dalam syair yang
diantaranya pada penutup syair yang berjudul "Syair
Jawi Fashlu fi Bayani al-Tauhid" yang ditulisnya pada
tahun 1259 H.
Da1am tulisan Hamzah Fansuri kelihatan pengaruh
Ibnu Arabi dan tentang teori martabat tuiuh dan tentang
teori emarnsi (tanzil) dan banyak dikutipnya pemikiran
al-Hallaj, Jalaluddin Rumi yang menganut teori evolusi.
Ini dapat dilihat dalam beberapa buah buku syairnya
seperti "Syair Dagang", "Syair Burung Pingai" dan
"Syair Perahu". Dan dalam bentuk prosa seperti dalam
risalahnya "Syarbu al-Asyikin" yang berbicara tentang
Syriat, Thariqat, Hakikat, dan Makrifat. Dan iuga
dibicarakannya tentang yang wuiud dan sifat Allah, dan
tentang rindu (isyq) dan mabuk (sakar). Dalam
tulisanrrya yang berjudul "Asraru al-Arifin fi Bayani al-
Suluk wa al-Tauhid" dan risalah "Muntahi" yang semPat
dicetak "Zinatu a1-Muwahidin".
Setelah Hamzah Fansuri datang lagi seorang
muridnya yang bernama Syamsuddin Sumatrani yang
meneruskan aajaran Hamzah Fansuri. Syamsuddin
Sumatrani (abad ke tujuhbelas bagian pertama) adalah
seorang pengarang dan shufi dan juga termasuk
negarawan di masa pemerintahan Sultan Iskandar
Muda (1606-1639). Dalam paham ketuhanan
pendiriannya yang dinamakan wahdatu al-wujud yang

112
Munanlmla Filsalat Tasatuuf din Aliza rnla

sangat bertentangan dengan aiaran Syekh Nuruddin al-


Raniri yang menganut paham Al u Sunnalu karena itu
kedua orang ini sering berdebat di hadapan Sultan.
Sesudah Sultan Aceh diganti oleh Sultan yang lain buku-
buku karangan Syamsuddin diperintahkan dibakar atas
permintaan Syekh Nuruddin al-Raniri karena dianggap
dapat menyesatkan. Bukunya yang terluPut dari
pembakaran antara lain "Mir'atu al-Mu'min" dan buku
ini dalam bahasa Melayu kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Sunda yang berbicara Enbng sifat Tuhan,
wahyu, dan hari kiamat. Bukunya yang lain yang
berjudul "Mir'atu al-Muhaqqiqin" yang berbicara
tentang ma'rifat dan zilir. Buku "syarhu Ruba'iyat
Hamzah Fansuri", "Jauharu al-Haqaiq", dan "Nur al-
Daqaiq" ditulisnya dalam bahasa Arab. Dan di antara
kitabnya yang disebutkan namanya namun belum
pernah dijumpai ialah "Kitab fi Zikr Dawaib al-
Kausajna", "Kitab Sirri al-Arifiin" , dan "Kitab Mi'raju
al-Qulub". Syamsuddin meninggal sekitar tahun 1039
H/1630 M. Pada ta.hun1047 H/ 1637 M datang seorang
ulama yang berasal dari Ranir (Render) Gujarat India
yang bernama Syekh Nuruddin Raniri, ia banyak
mengarang buku baik dalam bahasa Melayu maupun
dalam bahasa Arab dan banyak juga bukunya yang
sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda. Ia adalah
ulama yang menganut aliran Ahlu Sunnah karena itu
sangat menentang tasawuf wahdatu al-wujud yang
diajarkan oleh Hamzah Fansuri dan Syamsudin
Sumatrani. Ia sering berdebat dengan Syamsudin di
hadapan Sultan Iskandar Muda. Nurudin mengkafirkan
Hamzah Fansuri dan Syamsudin Sumatrani dan
menuduh tasawu{ yang diajarkarurya telah menyimpang
dari ajaran Islam yang benar. Di antara ajaran mereka

113
Filsaf a t P erdi dikat 1s lam

vang sangat bertentangan dengan Nurudin ialah


mengenai roh. Menurut Nurudin roh tidak qadim (eter-
nal) iebagai qadim zat Tuhan tetapi roh diciPtakan
Tuhan karena itulah ia dinamakan maktrluk' Tetapi
ajaran Hamzah Fansuri dan Syamsudin Sumatrani
sebaliknya, karena roh pancaran dari zat Tuhan yang
qadim dengan cara emanasi. Nurudin juga menentang
puhu- "uttu al-Haq" (Aku adalah al-Had, paham ini
iercantum dalam "Syair Perahu" tulisan Hamzah
Faruuri katanya 'hapuskan sekalian perkar4 hamba dan
Tuhan tiada beda".
Nurudin menulis buku-buku yang menolak paham
wahdatu al-wuiud dalam beberapa buah bukunya yang
di antaranya "Tibyanu fi Ma'rifati al-Adyan", "Hujiatu
al-shiddiqila D a'fi al-Zrndiq" dan "shifau alQulub" '
Dalam tempo 80 tahun ialah antara tahun 1466
sampai dengan tahun 1545 M agama Islam telah Ersebar
Iuas di pulau Jawa yang disebalkan oleh para sunan yan-g
dikeni dengan "wali songo"- Tetapi di tengah-tengah
keberhasilan itu terjadi penyelewengan syariat yang
diaiarkan oleh seorang penyebar Islam yang dikenal
dengan SYekh Siti Jenar.
Syekh Siti Jmar yang nama aslinyaAAduUalil lang
berasal dari Iran. AMulJalil ketika masih bearada di Iran
terkenal sebagai pengikut aliran wahdatu al-wujud' Di
antara aiaran Syekh Siti Jenar bahwa shala! puasa, dan
hali tidak perlu yang Penting hanya hakikat' Ia telah
memisahian antara syariat dan hakikat dan
mengajarkan kepada para muridnya "Tuhan adalah
Suvu.-art Saya adalah Tuhan, Tuhan dan Muhammad
udalah satu, Muhammad adalah Nur, sedang Nur
merupakan Pancaran zat Tuhan. Shalat tidak perlu
ruku', suiud tetapi cukup shalat dengan hati mengingat
174
Muralnla Filstft t Ttxrtoaf dtn AlitnrrrYa

Allah". Ketika ditanya kenapa ia tidak Pernah datang


ke mesjid untuk mendirikan shalat]um'at sebagaimana
yang dilakukan oleh umat Islam yang lain. Jawabnya
" tidak ada Jum'at, tidal ada masjid, yang ada hanyalah
Tuhan". Aiarannya kemudian dikenal dengan
"Manunggaling Kawula Gusti", atau "wahdatu al-
wujud".
Syekh Siti |enar mengajarkan kepada murid-
muridnya di daerah Lemah Abang, Jepara. Syekh Siti
Jenar menyiarkan ajarannya dengan secara berhati-hati
namun akhirnya diketahui juga oleh orang lain. Ia
dipanggil ke Demak untuk diperiksa dan dalam
pemeriksaan terbukti ia telah mengajarkan kepada para
muridnya suatu ajaran yang sangatbertentangan dengan
syariat Islam yang benar. Ia berikukuh bahwa apa yang
disampaikannya tidak salah dan ia tidak mau berpaling
dari ajarannya. Karena itu para wali rrenganggap Syekh
Siti ]enar sudah murtad dengan ajaran dan dikenakan
hukuman mati atas usul Sunan Kalijaga kepada Sunan
Giri. Hukuman dijahrhkan dan kuburannya dirahasiakan
agar mencegah pengkultusan dari para pengikutrya dan
murid-muridnya yang fanatik. Beberapa orang pengikut
Syekh Siti Jenar yang setia juga tak luputdari hukuman
mati oleh karena itu para pengikut Syekh Siti Jenar yang
masih hidup merubah siasat dalam penyebaran dan
memperkembangkan ajaran Syekh Siti Jenar yaitu
dengan cara sembunyi-sembunvi yang dalam bahasa
gelanak-gelenik sehingga ajarannya dikenal
Jar,*,a
dengan Ilmu Kelenik. Di samping penyebaran ajaran
dengan cara sembunyi-sembunyi juga menyebarkan isu
yang menyatakan bahwa Syekh Siti Jenar tidak mati, roh
dan jasadnya naik ke langit, yang dibunuh adalah or-
ang yang diserupakan dengan Syekh Siti Jenar. Tetapi

115
Filssfst Petdidikat lslarn

ada lagi yang mengatakan Syekh Siti Jenar memang benar


dibunuh tetapi setelah tiga hari, mereka melihatSyekh
Siti Jenar hidup dan bangkit dari kuburnya dan
seterusnya menghilang. Bermacam-macam isu
disebarkan yang tujuannya adalah untuk menarik or-
ang dan sebagai alasan seolah-olah aiaran Syekh Siti
Jenar tidak salah. Melalui cara ini ajaran Syekh Siti Jenar
lama kelamaan mendapat temPat di kalangan
masyarakat. Setelah kerajaan Demak berpindah ke
Pajang dan Mataram muncullah seorang shufi wahdatu
al-wulud yang meniadi pengikut Syekh Siti Jenar. Or-
ang ini bemama Syekh Among Raga' Syekh Among Raga
yang dahulunya pernah belajar pada sebuah pesanlren
Manamarta di Jawa Timur, di bawah asuhan Ki Bayi
Manurta. Karena kecerdasannya ia termasuk murid
yang disayangi Ki Bayi Manurta yang kemudian
dikawinkan dengan puterinya sendiri yang bernama
" Ken Tambang Laras" . Tetapi setelah beberapa wakti ia
belajar di pesantren ihl Syekh Among Raga mempelaiari
ilmu tasawuf dan mistik Jawa, timbullah kecenderungan
untuk mencari ilmu kebenalan (ma'rifat). Syekh Among
Raga mulai mengembara mmemui para petapa fawa di
tempat-tempat yang dianggap keramat dan suci dan ia
r".diri ukhirnya menjadi seor.rng PetaPa. Untuk itu
Syekh Among Raga mengembara dari desa Karang di
marvr pesantren Wanamarta berangkat ke fawa Tengah
dan fawa Balal
Setelah pengembaraannya dan PertaPaannya,
Syekh Among Raga mengajarkan ajaran yang
dinamakan Pamoring Kawulo Gusti ala )awa, kesatuan
antara hamba dan Tuhan ala Jawa Karern ajaran ini ia
dihukum mati oleh Temenggung Wiraguna atas
perintah Sultan Agung. Namun setelah kerajaan

116
Mtnculaya Filsafat Tasatorf dan Alirunflya

berpindah ke Kartasura dan Surakarta, lambat laun


ajaran Syekh Siti Jenar menjadi legal dan di jaman
Hindia Belanda ajarannya dfuehabilitasi dan sekarang
menjelma dalam bentuk Ilmu Kebatinan.
Di masa Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
91710-1812 M) muncul seorang mistikus yang bemama
H. Abdul Hamid yang mengajarkan tauhid dan tasawuf
di Kalimantan Selatan. Isi ajarannya sangat berbeda
dengan yang diajarkan oleh Syekh Muhammad Arsyad
yang menganut paham AhIu Sunnah. Dalam ajaran
Syekh Muhammad Arsyad mengatalan bahwa tiada
Tuhan yang berhal disembah seliain Allah. Allah adalah
I(halik (pencipta) dan yang lainnya adalah makhluk
(yang dicipakan). Allah ada dengan sendirinya, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Namun, H. Abdul Hamid
mengajarkan bahwa tiada yang wujud melainkan hanya
Allah, tiada wujud yang lairmya. Tiada aku melainkan
Dia, Dia adalah Aku dan Aku adalah Dia. Katanya:
bahwa pelajaran yang diajarkan orang selama ini hanya
kulit (syariat) belum sampai kepada isi (hakikat). Ajaran
yang seperti ini adalah ajaran wahdatu al-wujud.
Dengan berkembangnya aiaran baru ini,
masyaral.at menjadi resah karena timbul polemik saling
menyalahkan. Dan masalah ini sampai juga kepada Sul-
tan Tahmidullah dan Sultan memanggil H. Abdul Hamid
untuk menghadap Sultan Tahmidullah dan ketika
utusan Sultan datang menyampai-kan pesan Sultan ia
menjawab: di sini tidak ada H. Abdul Hamid yang ada
hanya Tuhan". Untuk kedua kali utusan memanggilnya
agar Tuhan datang ke istana, jawabnya: Tuhan tidak
bisa diperintah...:. Sultan meminta kepada Syekh
Muhammad Arsyad selaku mufti kerajaan untuk
menelaah aiaran tauhid dan tasawuf H. Abdul Hamid.

717
Filsafat Pendidikan Islan

Sesudah ditelaah secara mendalam ia berkesimpulan


bahwa ajaran H. Abdul Hamid kepada para muridnya
dapat menyesatkan dan merusak agama. Sedang
kewaiiban umara an ulama adalah memelihara agama,
maka melenyapkan jiwa satu orang lebih utama dan
demi memelihara ketertiban orang banyak. Syekh
Muhammad Arsyad menuangkan pendapat ini dalam
risalahnya yang berjudul "Tuhfatu al-Ragibin fi Bayani
Imani al-Mu'minin wa ma Yufsiduhu min Riddati al-
Murtadin" (Bingkisan bagi Orang-Orang Yang
Berkehendak tentang Keterangan Hakikat Iman Orang
yang Beriman dan Apa yang Merusaknya dari Orang
Yang Murtad) dalam uraiannya mengenai aliran
wujudiyah mulhid katanya: "Golongan wujudiyah
(wahdatu al-wujud) yang mengakui dan mengatakan
dalam menafsirkan "la ilaha illallah" yang artinya tiada
wujudku hanya wujud Allah, yakni bahwa aku adalah
wujud A1lah. Demikianlah tafsir kalimat al-Tauhid
menurut aliran ini dan mereka berkata: Allah tidak
maujud meliainkan di dalam kandrmgan segala makhluk.
Menurut mereka semua makhluk adalah wuiud Allah
dan wujud Allah adalah wujud makhluk. Mereka
menetapkan Allah berada dalam wujud makhluk yang
beraneka ragam. Mereka katakan tidak ada yang maujud
hanya Allah, karena ihrlah dalam menafsirkan kalimat
al-Tauhid la ilaha illallah yakni tidak ada wujudku hanya
wujud Allalu mereka mengatakan: kami dan Allah
mempunyai sifat yang sama dan wujud yang sama,
Seterusnya katanya: bahwa Allah telah diketahui
wujudnya dalam semua benda dan adanya pada setiap
waktu dan pada setiap tempat Maka keyakinan yang
seperti itu adalah kafu dan inilah keyakinan wujudiyah
yang mulhid $ang tidak bertuhan) atau atheis juga

118
Mrttrcthya Filstfat Ttsazotf dtll. Alionnyo

dinamakan zindiq (ahlu bid'ah;."t Pada bagian lain


dalam risalah yang sama, Syekh Muhammad Arsyad aI-
Banjari menyitur upcapan Imam Gazali kahnya: " Imam
Gazali berkata: kalau ada seorang yang disangka atau
diduga wali lalu mengaku drinya wali yang menjadi
pengantara dengan Allah atau menggugurkan
kewajiban shalat menghalalkan minuman keras dan
mengaku shufi tidak diragukan lagi membunuh smrang
(seperti itu) lebih baik dari membmuh seratus kafir asli".17
Maka berdasarkan pendapat di atas Sultan Tahmidullah
meniatuhkan hukuman mati H. Abdul Hamid yang
kemudian dimakamkan di kampung Ambulung Sungai
Batang beberapa kilo meter dari Kampung Dalam Pagar,
di mana Syekh Muhammad Arsyad menetap.
Kendatipun H. Badul Hamid telah meninggal
namun para pengikutnya menyerbarkan isu yang
menyatakan bahwa ajaran H. Abdul Hamid benar. Isu
yang mereka sebarkan di kala H. Abdul Hamid akan
dieksekusi senjata tidak melukainya, dan hanya dengan
senjatanya sendiri baru dapat dibunuh. Dan di kala ia
dibunuh darahnya berhrliskan kalimat al-Tauhid, di kala
hendak dibunuh dalam istana kayu yang sengaja akan
dijatuhkankan ke atas kepalanya tidak terjatuh. Semua
isu ini disebarkan melalui mulut ke mulut, tidak
berdasarkan kitab tertentu. Karena itu unfuk menelaah
ajarannya sangat sulit dan kalaulah juga ajaran itu
diambil dari kitab tertentu ternyata apa yang diajarkan
itu tidak pernah ada dalam kitab yang mereka sebutkan.
Semasa dengan Syekh Muhammad Arsvad al-
Banjari ada seorang ulama yang keturunan Baniar ialah
Syekh Muhammad Nafis bin Ideris al-Banjari menulis
sebuah risalah 1.ang berjudul "Al-Durru al-Nafis"
(Mutiara yang Berharga). Risalah ini ditulisnya di Mekah

119
Fils af at P en di dikan I sl am

pada tahun 1200 H/1786 M yaog untuk pertama kali


dicetak di Bombai, India kemudian cetakan berikutnya
di Mesir dan di lndonesia. Sejarah hidupnya sangat
kabur, karena tidak diketahui kapan ia dilahirkan dan
di mana, dan kapan ia meninggal dan makamnya di
mana. Karena sampai saat ini ada tiga buah kuburan
yang oleh masyarakat setemPat dianggap sebagai
kuburan Syekh Muhammad Nafis, yang pertama di
Bintaro Kabupaten Tabalong yang kedua di Pelaihari
Kabupaten Tanah Lau! dan yang ketiga di Pegatan
Kabupaten tanah Bumbu. Masyarakat setempat
berkeyakinan itulah kuburan Syekh Muhammad Nafis
penulis risalah al-Durm al-Nafis. Di dalam risalah tidak
disebudcan identitas penulisnya hanya disebutkan bahwa
ia dilahirkan dan dibesarkan dan bermukim di Mekah
dan risalah itu ditulis di Mekah. Karena itu dalam risalah
tidak pemah menyebutnama Syekh Muhammad Arsyad
al-Banjari dan juga Syekh Muhanunad Arsyad al-Banjari
tidak pernah menyebut nama Syekh Muhammad Nafis
dan iuga tulisannya. Dan yang jelas kalau dilihat dari
tahr:n penulisan risalah 1200 H di Mekah sedang pada
tahun itu Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari sudah
berada di Kalimantan. Demikjan iuga tidak ditemukan
orang yang mengaku keluaga atau zuriyat Syekh
Muhammad N#is. Karena itu besar kemungkinan ia
meninggal di Mekah bukan di Kalimantan.
Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia ada
dikemulakan bahwa ia pemah belajar dengan beberapa
orang ulama di Mekah yang di antaranya Syekh
Abdullah bin Hijazi al-Syatkawi, Syekh Sidik bin Umar
I(ran, Syekh Abdul Rahmanbin Abdul Aziz al-Magribi,
Syekh Muhammad bin Ahmad fauhari dan Syekh
N{uhammad Abdul Karim Saman al-Madani. Isi risalah

1,20
Muttcrtlrya FilsaJat Tasauuf dat Alirannya

al-Durru al-Nafis memuat uraian tentang Tauhid al-


Af'al, Shifat, Asma, dan Zat, serta uraian tentang teori
Martabat Tujuh yang diajarkan dalam thareqat
Syatariyah yang dianut oleh Syekh Muhammad Nafis.
Melalui risalah inilah masyaralat Kalimantan mengenal
teori Martabat Tujuh. Kendatipun demikian pada akhir
uraian tentang Martabat Tujuh dan Nur Muhammad
katanya: "Ketahuilah bahwasanya semua yang fakir
sebutkan dalam risalah ini yaitu rahasia yang amat halus
dan perkataarurya pun sangat dalam. Tiak ada yang
mengetahuinya kecuali ulama yang rasikhin yakni yang
(ilmu)nya tetap (mantap) yang terdahulu cahayanya dari
perkataannya. Karena itu adalah rahasia anbiya dan
aulia... Dan dilarang oleh syara' (agama) untuk
mengajarkannya kepada orang yang bukan ahlinya".18
Syekh Zainal Abidin salah seoang murid Syekh
Daud al-fatani menulis dalam bukunya "Aqidatu Najin '
berkata: "tidak wajib mempelajari Martabat Tujuh
karena pada masa ini tidal ada lagi orang yang ahli
dalam ilmu ini, pelajaran yang seperti ini seyogyanya
ditinggalkan karena itnu itu sangat dalam, kita tidak
m.rmpu mengetahui maksudnya karena kalau dilihat
dari zahimya menyalahi syariat tetapi batinnya mungkin
tidak menyalahi syariaf rnmun kita tidak mengerti yang
batin itu, kita hanya melihat yang zahir. Karenany kita
bisa binasa. Beberapa buah kitab yang ditulis oleh or-
ang-orang dahulu hendaknya jangan kita baca, karena
tidak ada yang mampu mengajarnya dan
mengartikarmya sekalipun orang yang ada di Mekah
atau Medinah,lebih-lebih di Asia Tenggara, maka seolah-
olah ilmu itu sudah mati".1e E

727
BAB V
PENUTUP

Glari erdahulu diketahui bahwa tasawuf Islam yang


,..,raian
!F-u*i bersumber dari ajaran al-Qur'an, Surmah dan
perilaku para sahabat. Namun dalam perkembangan
berikubrya lahirlah "Filsafat Tasawuf" atau Tasawuf Falsafi
yang merupakan gabungan dari ajaran tasawuf dengan ajaran
filsafat, baik dari filsafat Yunani Neo-Platonisme maupun
filsafat Hindu, Budha, Zoroaster, dan Kristen. Dengan
demikian berarti filsafat tasawuf ada yang bersumber dari Is-
lam dan ada yang bersumber dari luar Islam, sebagaimana
aliran-aliran yang telah dikemukakan.
Sampai di sini sudahi uraian ini, semoga ada manfaatnya
kepada siapa saja yang ingin memperdalam pengethauannya
tentang tasawuf Islam. E

r23
BAHAN KUTIPAN

L. Suhrawardi Syihabuddin al-Flafiz Umar, Auwifu al-Ma'anf,


Daru al-Ihya Kutubi al-Arabiyah, Kairo, tt, hlm. 22.
2. aqad, Mahmud Abbas, Al-Fnlsafntu al-Qur'aniyah, I^ainah
Bayani al-Arabi, IGiro, 1962 hlm. 155.
3. Ibnu Taimiyah, Taqiyuddin Ahmad bin Hakim, Al-
Tashawuf wa al-Faqru, Silsilah Tsaqafiyah alJstamiyah,
Kairo 1650.
4. Browne, A Literary History of Persia, Cambridge, London,
1906, hlm. 205.
5. AlQusyairi, Abu Kasim, A. Risalah alQusyairiyah, Daru
al-Khair, Beirut, tt-, hlm. 280.
6. Al4azal| Abu Hamid, Raudatu al-TalibirL Maktabah al-
fundi, Kairo, l972,hlm. fi.
7. Al-Maududi, Abu al-Ala, Toward Understanding Islam,
IIFSO USA 1970, bdm, L47.
8. Abu Thalib al-Makkl Qud-ru alQulub, Isa al-Halabi, Kairo,
1310, L hlm., 151
9. Aboe Bakar Aceh, Pengantar Sejarah Shufi dan Tasawuf,
Tawi & Sons, fakub,1956, hlm.,220.
l0.Syarakhsyi, Syamsuddin, Al-Mabsuth, Daru Fikr. I. Beiru!
tt., hlm.35.
11. . Al-Maududi, Abu al-Ala, Toward Understanding Islam,
IFSO USA, 7970, hllai..'t-46.
12. . Al-Maududi, Abu al-Ala, Toward Undershnding Islam,

IFSO US& 197l,h1tlr..747.


13. HAMKA, Perkembangan Taswuf dari Abad ke Abad,
Pustaka Islam, fakarta, 1965, hlm. 35.

125
Filsaftt Padidikat lslam

14.Kurdi, Najmuddin Amin, Tanwiru al-Qulub, Daru al-Fikr,


Beirut, tt, htn. 42.
15. Ibnu Ubbad, Syarah Hikam Ibnu Asthaillah, Maktabah
Munawar, I, Semarang tt, hlm.87.
L 6. Al-Gazali, Abu Hamid, Raudatu al-Thalibin, Maktabah
al-
Jundi, Kairo, 1972, hlm. 23.
lT.Michael West, The New Method English Dictionary,
Hineman, London, 1926, htn. 504.
18.Adi Negoro Ensiklopedia Umum, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1956, IlJl:.. 426.
19.Aboe Bakar Aceh, Islam dan Mistil, Tawi & Sons, Jakarta,
1956,11m. A6
20.Rebes, Pictorical History of Philosophy, Little Field, Adam
& Co. 1963, hlm. 137.
21.A1-I(hatib, Abu al-Karim, Nasy'atu al-Tasawuf, Maktabah
Farmi al-Nashr, Kairo, 1960, h1m. 6'
22.Aqad, Mahmud Abbas, Al-Filsafatu al-Quraniyah, Lafnah
al-Bayan al-Arabi, Kairo, 1957,h7m- 1,47 '
23.Ibnu Taimiyah, Taqiyrddin Ahmad bin Hakim, At-Tasawuf
wa al-Fakru, Silsilah Tsaqafah, Katro, 7960, hlm' 29'
24.Muhammad Nafis, Al-Durru al-Nafis, Maktabah
Tsaqafiyah, SurabaYa, tt., hlm. 29.
25.Al-Gazali, Ibnu Hamid, Ihya Ulumiddin, Daru al-Ihyai al-
Kutubiyah, I, Indonesia, tt., hlm. 21'
26.Aboe Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Thareqaf Tawi & Sons'
Jakarta, 1960, hlm. 56.
27.Aboe Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Thareqat, Tawi & Sons'
Jakarta, 1960, hlm. 58.
28.Aboe Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Thareqat, Tawi & Sons'
jakarta, 196o, hlrl:.. 67 -

726
BahE r Ktltipa

29.HAMKA, Perkembangan Taswuf dari Abad ke Abad,


Pustaka Islam, Jakarta, 1966, hlm. 86.
3O.Aboe Bakar Aceh, Pengantar Sejarah Shu{i dan Tasawuf.
Tawi & Sons, Jak arta, 1957 , hlm., 46.
BABIII:
1. Syahrasytani, Abdul Karim, Al-MilaI wa aI-NihaL Mustafa
al-Halabi, I, Kairo, tL, hlm. 52.
2. Mahmud Isa, Al-Washiyah, Daru al-Fikr, Beirut, tt, hlm. 28.
3. Al-Manawi, Al-Kawakibu al-Durriyalu Daru al-Fikr, Beirut,
ft., hlm. 108.
4. Fariduddin Attar, Tazkiyatu al-Auliya, Daru al-Fikr, Beirut,
I, tt, trlm. 62.
5. Ibnu Khaldun, Al-Muqaddimah, Daru al-Fikr, Beirut, tt,
hlm. 126.
BAB IV:
1. Ubaid bin Saad, Shilatu Tarikh al-Thabari, Daru al-Filr,
Beirut, II, tt, htn. 106.
2. Ibnu Miskawaih, Tajaribu al-Umam, Daru al-Fikr, Beirut,
IL ft., hIM.57
3. Alunad bin Flar$al, Masna4 Daru al-Fik, Beirut I, tL, hlm. 16.
4. Syankiti, Abdul Kadir, Tanbihu al-Haziq, Maktabah Riyadh,
Rifdh, 1392F{.,h1n.r22.
5. Hasan Iberahim Hasan, Tarikh al-Islam, al-Nahdhah al-
Misriyah, Kailo, III, 1964, hlllu, 230.
6 . Brown, A Literary History of Persia, Cambridge, Londoru I,

19o6,h1tr:..67
7 .
Al4azali,Ibr:nt Hamid, Ihya lJlumiddirl Daru al-Ihyai al-
Kutubiyah, I, Indonesia, tt , hlm. 32.
3. 4l-Qazali, Ibnu Hamid, Al-Munqiz min al-Dalal, Matba'ah
al-lundi, Kairo, 1972 hlm. 51.

127
Filsafat Pendidika ls|om

9. Suhrawardi, Abu al-Futuh, Hayakilu al-Nur, Maktabah


Tijariyah" Kairo,1957, hlm. 40.
10.Hasan Iberahim Hasan, Tarikh al-Islam, al-Nahdhah al-
Misriyah, Kairo, III, 1964,l1lrr:..,2)) -
11.lsa Anshari, Mujahid Da'wah, Bulan Binhng, Jak Nta,1957,
htm.56-
12. . Abdul Kadir Mahmud, Ffuafat al-Tasawuf, Daru al-Fikr
al-Arabi, 1967, Wll:.. 578.
13. . Abdul Kadir Mahmud, Filsafat al-Tasawuf, Daru al-Fikr
al-Arabi, 1967, ttm. 581'.
14.Ali Sami Nashar, Nasy'atu al-Tasawuf, Maktabah a1-Kubra,
Kailo,1967, hlm. 110.
l5.Mustafa Hilmi Ibnu Faridh, Wizaratu al-Tsaqafah, Kairo,
1963, hlm. 91
16.A1-Banjari, Muhammad Arsyad, Tuhfatu al-Ragibin,
Mustafa al-Halabi, Kairo, tL, hlm. 17.
17.A1-Banjari, Muhammad Arsyad, Tuhfatu al-Ragibin,
Mustafa al-Halabi, Katuo, tt, hlm. 16.
18.AI-Banjari, Muhammad Nafis, Al-Durm al-Nafis, Tsaq#ah,
Surabaya, rL, hlrr:.- 27.
Abldin, Aqidatu an Najiru Tsaqafah, Sur abaya, ft',
19 .Za:uaat
hlm.79.

12E
BAHAN BACAAN

Abdul Kadir Mahmud, Filsafat al-Tasawuf, Daru al-Fikr al-


Atabi,1957.
Aboe Bakar Aceh, Islam dan Mistik, Tawi & Sons, Jakarta,
1956.
Aboe Bakar Ace[ Pengantar IImu Thareqa! Tawi & Sons,
Jakarta', 1960.
Aboe Bakar Aceh, Pengantar Sejarah Shufi dan Tasawuf, Tawi
& Sons, ]akarta, 1955.
Abu Thalib a1-Makki, Quthu al-Qulub, Isa al-Halabi, Kairo,
1310, L
Adi Negoro, Ensiklopedia Umum, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1956.
Ahmad bin Hanbal, Masnad, Daru al-Fikr, Beirut, I, tt.
Al-Banjari, Muhammad Arsyad, Tuhfatu al-Ragibin, Mustafa
al-Halabi, Kairo, tt.
Al-Banjari, Muhammad Nafis, Al-Durm al-Nafis, Tsaqafah,
Surabaya, tt
Al4azali, Abu Hamid, Raudatu al-Talibirr Maktabah al-Jundi,
Kaio,1972.
Al4azali, Ibnu Hamid" Al-Munqiz min al-Dalal, Matba'ah al-
Jundi, Kairo, 1972.
Al-Gazalj, Ibnu Hamid, Ihya Ulumiddi+ Daru al-Ihyai al-
Kutubiyah, I, Indonesia, tt.
Ali Sami Nashar, Nasy'atu al-Tasawuf, Maktabah al-Kubra,
Kairo, 1961.
Al-Manawi, Al-Kawakibu al-Durriyah. Daru al-Fikr, Beirut tL
Al-Maududi, Abu al-Ala, Toward Understanding Islam, IFSO
usA, 1970.

729
Filsafat Pandidikan lslam

AlQusyairi, Abu Kasim, A. Risalah al-Qusyairiyah, Daru al-


Khair, Beirut, tt.
Aqad, Mahmud Abbas, Al-Falsafatu al-Qur'miyah, I-ajnah
Bayani al-Arabi, Kato, 1967.
Browry A Literary History of Persia, Cambridge, Londoru I,
1906.
Fariduddin Auar, Tazkiyatu al-Auliya Daru al-Fikr, BeiruL I, tt
HAMKA, Perkembangan Taswuf dari Abad ke Abad, Pustaka
Islam, fakarta, 1956.
Hasan Iberahim Hasan, Tarikh al-Islam, al-Nahdhah al-
Misriyah, Kairo, lll, 19il.
Ibnu I(haldury Al-Muqaddimatr, Daru al-Fikr, Beirut tt.
Ibnu Miskawaih, Tajaribu al-Umam, Daru al-Fikr, B€irut, II, tt
Ibnu Taimiyah, Taqiy'uddin Ahmad bin Hakim, Al-Tashawuf
wa al-Faqru, Silsilah Tsaqafiyah al-Islamiyah, Kairo
1660.
Ibnu Ubbad, Syarah Hikam Ibnu Asthaillah, Maktabah
Munawar, I, Semarang, tt
Isa Arshari, Mujahid Da'wah, Bulan Bintang, ]akanta,1957.
Kurdi, Najmuddin Amin, Tanwiru alQulub, Daru al-Fikr,
Beirut, ft.
Mahmud Isa, Al-Washiyah, Daru al-Fikr, Beirut, tt
Michael West The New Method English Dictionary, Hinemaru
Iondon, 1926.
Mustafa Hilmi, Ibnu Faridh, Wizaratu al-Tsaqafah, Kairo,
1963.
Rebes, Pictorical History of Philosophy, Little Field, Adam &
Co. 1963.
Suhrawardi, Abu al-Futuh, Hayakilu al-Nur, Maktabah
Tijariyah, Karo, 1957.

130
Bahtt Bacdia

Suhrawardi, Syihabuddin al-Hafiz Umat, Auaifu al-Ma' anf,


Daru al-Ihya Kutubi al-Arabiyah, Kairo, tL
Syahrasytani, Abdul Karim, AI-MiIal wa al-Nihal, Mustafa al-
Halabi, I, Kairo, tt
Syankiti, Abdul Kadir, Tanbihu al-Haziq, Maktabah Riyadh,
Riyadh, 1392 H
Syarakhsyi, Syamsuddirl Al-Mabsuth, Daru Fikr, I. Beiru! tL
Ubaid bin Saad, Shilatu Tarikh al-Thabari, Daru al-Fikr, Beirut,
II, tt
Zainal Abidir; Aqidatu an NajiO Tsaq#ah, Surabaya, tt

131
RIWAYAT HIDUP

Prof.Drs. H.M. Asywadie Syukur, Lc, dilahirkan di Desa


Benau Hulu, Muara Teweh, Kab. Barito Utara, propinsi
Kalimantan Tengah, pada tanggal 8 Agustus 1939. dia;gkat
menjadi PNS pada tahun 1958 sebagai dosen pada IAIru
Antasari Banjarmasin dengan pangkat penata Muda/Asisten
Ahli (IIIla) dan pada rahun 1991 menjadi pembina Utama
Madya/Guru Besar Madya (IV/d) dan pada tahun 1995
meniadi Penata Utama/Guru Besar (IV/e) dalam IImu Fikih.
Jabatan shuktual yang pemah dijabahrya pembanhr Dekan
Itr Fakultas Tarbiyah tahun 1958, Dekan Falultas Dakwah 19ru
ISZS,{ngeotat-embagaResearchdanSurveyl@ Ketr:aLembaga
PengabdjanMasyamkatlgsl, Del€nFakultas Dakwah 19&_1q8,
Dekan Fa.kultas Dakwah 1995.191)8, Rektr IAIN Antasari 1997,_
2ffi1 dan Ketua Kopertis Wilayah Iclimrmtan lg7-Nl.
Jabatan lain diluar LAIN Antasari Anggota DpRD DATI I
KAISEL 1982-1987 dan Anggotas MpR RI 1997-200L.
Pendidikannya dimulai SR di desa Benau HuIu Kec. Iahei,
Barut Kalimantan Tengah 1953, SMIp di Martapura Kalimantan
Selatan 1957, Ma'had Buuts Islamiyah Al Azhar di Kairo 1961,
Fakulas Syariah dan Hukum Universitas Al Azhar di Kairo
1'965, Dirasat Lllya Fakultas Syariah dan Hukum di Universitas
Al Azhar di Kairo 1976 Jurusan Ushul Fikih dan Doktoral
Fakultas Syariah IAIN Antasari
iurusan eadha 19g0.
, -Dalam organisasi sosial dan politik yang pernah
dijabatnya: Ketua Komisi Fatwa MUI DATI I KAISEL 1980_
1990, Ketua Umum MUI propinsi KAISEL 1995-2011, Ketua
Majelis Dakwah Masjid tndonesia DATI I KAtSELTgSS_tggz,
Pengurus GAKARI DATI I KAISEL 198319e1, pengurus ppTI
Dati I Kalsel 1984-1993, Pengrrrus ICMI propinsi KAtSgf fSq-
2001, Ketua BASIZ DATI I KALSEL 1995-1998, Ketua

133
Fitsafat P endi.likon lstait

Koperasi Peternak Ayam Kodya Baniarmasin 1983-L987,


Pengurus Palang Merah Indonesia Propinsi KAISEL 1986-
1993 dan Ketua umum Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB) propinsi Kalimanhn Selatan 2006-2011.
IGrya Ilmiah yang berbentuk buku, baik karangan sendiri
naupunEjemah dan sudah dicetak baik di Indonesia maupurr di
lututuyriu*tuttyut45buahdankaryaiLdahdatamb€ntukT4tt'h
padapelbagaiseurinarsebanyak8buahyangbelumdipublikasi
Dalam kegiatanseminarbaikrnsiorralmauprminEmasional
yang yang bertaraf inEnasional sebagai Peserta The Inlemational
Congress Islam dan Population Policy diJakarta dan Lhoksenawe
t990, ,Asia Pasific Confermce on Islamic Da'wah di fakarta 195,
Asia Pasific Confermce on Islamic Education di iakarta 1995,
Seminar 100 Universary of Saudi Arabiya Kingdom 1995, The
Six Conference of Ministers of Awaqaf and Islamic Affairs di
Jal<ara 19f/7 , dan sebagai penyaji makalah
Seminar on Islamic
Reference in Malay World di Sri Bagwan-Brunei 2001, Seminar
L:rtemasional Pemikiran Syekh Muhamad Aesyad al Banjari di
Baniarmasin 2003, dan Seminar Irrtemasional Hukum Keluarga
dan Muamalat di Banjarmasin 2007.
Melaksanakan tugas negara ke negara-negara sahabat
sebagai ketua Delegasi mangadakan kuniungan muhibah ke
Tunisia, Mesir dan Arab Saudi 1991, Ketua Delegasi
mengadalan kunjungan ke negara Emrat Arab 1994, Ketua
Delegasi mengadakan kuniungan muhibah ke Arab Saudi 1996'
Penghargaan dari pemerintah RI dalam bentuk
Satyalencana Karya Kelas II dari Presiden RI atas pengabdian
sebagai PNS 25 tahun 1993, Styalencana pengabdian sebagai
PNS 30 tahun dari Presiden R[ Kelas I 1997 dan Satyalencana
Manggala Karya Kencana Kelas I-A dari BKKBN 2002'

Banjarmasiru 17 ,uni 2m9

134
I-

YI

I
I I
I
\
I
I
\

ffi il

Anda mungkin juga menyukai