Oleh:
Syukri (19067030)
Dosen Pembimbing :
NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah karena atas
limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul "
Proses dan Teknik Supervisi Pendidikan " Shalawat dan salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan
bagi kita semua, beserta sahabat dan keluarganya serta orang-orang yang senantiasa
istiqomah dijalan-Nya. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan ini selesai. Hanya ucapan
terimakasih yang dapat penulis berikan, penulis berdo’a semoga segala bantuan yang
telah diberikan mendapatkan imbalan yang lebih baik dari Allah. Dengan kerendahan hati
penulis mohon maaf atas segala kesalahan. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan Penulisan.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut)..........
B. Teknik (individu dan kelompok, langsung dan tidak langsung).....
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Personil sekolah yang memadai kemampuannya menjadi perhatian utama bagi setiap
lembaga pendidikan. Diantara personil yang ada, guru merupakan jajaran terdepan dalam
menentukan kualitas pendidikan. Guru setiap hari bertatap muka dengan siswa dalam proses
pembelajaran. Karena itu guru yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh setiap sekolah.
Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah memerlukan pendidikan profesional dan
sistematis dalam mencapai sasarannya. Efektivitas kegiatan kependidikan di suatu sekolah
dipengaruhi banyaknya variabel (baik yang menyangkut aspek personal, operasional,
maupun material) yang perlu mendapatkan pembinaan dan pengembangan secara
berkelanjutan. Proses pembinaan dan pengembangan keseluruhan situasi merupakan kajian
supervisi pendidikan.
Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah memiliki kewajiban membina kemampuan
para guru. Dengan kata lain kepala sekolah hendaknya dapat melaksanakan supervisi secara
efektif. Sementara ini pelaksanaan supervisi di sekolah seringkali masih bersifat umum.
Aspek-aspek yang menjadi perhatian kurang jelas, sehingga pemberian umpan balik terlalu
umum dan kurang mengarah ke aspek yang dibutuhkan guru. Sementara guru sendiripun
kadang kurang memahami manfaat supervisi. Hal ini disebabkan tidak dilibatkannya guru
dalam perencanaan pelaksanaan supervisi. Padahal proses pelaksanaan supervisi yang
melibatkan guru sejak tahap perencanaan memungkinkan guru mengetahui manfaat supervisi
bagi dirinya.
Supervisi merupakan pendekatan yang melibatkan guru sejak tahap perencanaan.
Supervisi merupakan jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangtepatan permasalahan
yang berhubungan dengan guru pada umumnya. Kepala sekolah diharapkan memahami dan
mampu melaksanakan supervisi karena keterlibatan guru sangat besar mulai dari tahap
perencanaan sampai dengan analisis keberhasilannya. Supervisi berfungsi membantu guru
dalam mempersiapkan pelajaran dengan mengkoordinasi teori dengan praktik. Pandangan
guru terhadap supervisi cenderung negatif yang mengasumsikan bahwa supervisi merupakan
model pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru untuk menyampaikan
pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti bersikap otoriter, hanya mencari
kesalahan guru, dan menganggap lebih dari guru karena jabatannya.
Kasus guru senior cenderung menganggap supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu
karena menganggap bahwa telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih. Self
evaluation merupakan salah satu kunci pelayanan supervisi karena dengan self evaluation
supervisor dan guru dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing sehingga
dimungkinkan akan memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kelebihan tersebut secara
terus menerus. Berdasarkan latar belakang di atas maka yang akan dikaji adalah tentang
konsep supervisi, proses pelaksanaan supervisi, tujuan dan fungsi supervisi, dan teknik dan
pendekatan dalam kegiatan supervisi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya:
1. Apa Proses (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut)
2. Apa Teknik (individu dan kelompok, langsung dan tidak langsung)
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa proses (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut)
2. Untuk mengetahui apa teknik (individu dan kelompok, langsung dan tidak langsung)
BAB II
PEMBAHASAN
3. Evaluasi
Pada akhir proses supervisi dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
tujuan yang sudah dicapai, hal-hal yang sudah dilakukan dan hal yang belum
dilaksanakan. Evaluasi supervisi dilakukan untuk semua aspek, meliputi evaluasi hasil,
proses dan pelaksanaan. Teknik evaluasi yang dilakukan : wawancara, angket, observasi
penampilan dan tingkah laku guru, kunjungan kelas, dan memperhatikan reaksi dan
pendapat pihak ketiga seperti sesama guru, pegawai, dan orang tua.
4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah bagian terakhir dari kegiatan pengawasan proses pembelajaran.
Tindak lanjut merupakan jastifikasi, rekomendasi, dan eksekusi yang disampaikan oleh
pengawas atau kepala satuan pendidikan tentang pendidik yang menjadi sasaran
kepengawasannya. Ada tiga alternatif tindak lanjut yang diberikan terhadap pendidik.
Ketiga tindak lanjut itu adalah:
a) Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar;
b) Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar;
dan
c) Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.
2. Kelompok
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan
dalam pembinaan guru secara bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru
dalam satu kelompok (Sahertian, 2008). Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara
lain :
a) Pertemuan Orientasi bagi guru baru
Pertemuan orientasi adalah pertemuan antara supervisor dengan supervisee (terutama
guru baru) yang bertujuan menghantar supervisee memasuki suasana kerja yang baru.
Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau
menguraikan kepada supervisee hal – hal sebagai berikut:
• Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.
• Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
• Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi
sekolah.
• Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk
diskusi kelompok dan lokakarya.
b) Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan
untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi
guru. Tujuan teknik supervisi rapat guru adalah sebagai berikut :
• Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah – masalah dalam
mencapai makna dan tujuan pendidikan.
• Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas –
tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara
maksimal.
• Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian
pengajaran yang maksimal.
• Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses
pembelajaran.
c) Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru
yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan
sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah
menjadi ngobrol hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Tujuan
pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut:
• Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan
belajar.
• Memberi kemudahan bagi guru – guru untuk mendapatkan bantuan pemecahan
masalah pada materi pengajaran.
• Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau
bidang – bidang studi yang serumpun.
d) Diskusi
Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor
untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi
berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu
dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk
saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara
bersama – sama akan berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut
e) Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah
pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara
kelompok. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop
antara lain :
• Masalah yang dibahas bersifat “Life centred” dan muncul dari guru tersebut,
• Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan
sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik.
f) Tukar menukar pengalaman
Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” adalah suatu teknik perjumpaan
dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap
topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan
saling belajar satu dengan yang lain. Langkah – langkah melakukang sharing antara
lain:
• Menentukan tujuan yang akan dicapai.
• Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.
• Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat
pendapat mereka
• Merumuskan kesimpulan.
3. Langsung
Adalah seorang supervisi secara pribadi dan langsung berhadapan dengan orang yang
disupervisi, baik secara individual maupun secara kelompok. Contoh: Kunjungan kelas
(classroom visitation), Observasi kelas (classroom observation), Pertemuan atau rapat
(meeting), Diskusi kelompok (group discussion), dan lain-lain. Teknik supervisi langsung
dipergunakan ketika:
a) Ketika guru berada pada tingkat perkembangan yang sangat rendah dalam
melaksanakan tugasnya.
b) Ketika guru tidak memiliki kesadaran, pengetahuan, atau ketika guru cendrung
mematuhi pengawas.
c) Ketika guru tidak memiliki keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan pengawas
dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
d) Ketika supervisor memiliki waktu untuk mengadakan pertemuan dengan guru-guru.
4. Tidak Langsung
Adalah seorang supervisor tidak secara langsung (Indirect Method) menghadapi atau
berhadapan dengan orang-orang yang disupervisi tetapi mempergunakan berbagai alat
atau media komunikasi. Contohnya: melalui radio, televisi, surat, papan pengumuman,
dll.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi merupakan bantuan dalam wujud layanan profesional yang diberikan oleh
orang yang lebih ahli dalam rangka peningkatan kemampuan profesional, terutama dalam
proses belajar mengajar. Adapun tujuan supervisi adalah terbaikinya proses belajar mengajar,
yang didalamnya melibatkan guru dan siswa, melalui serangkaian tindakan, bimbingan, dan
arahan. Proses supervisi merupakan rangkaian yang dilaksanakan ketika supervisi
dilaksanakan. Prosedur supervisi juga dapat dilaksanakan dengan proses yaitu pertemuan
pendahuluan, observasi guru yang sedang mengajar, dan pertemuan balikan. Pelaksanaannya
supervisi pengajaran berkembang melalui pendekatan-pendekatan yang memiliki pijakan
ilmu tertentu. Pendekatan yang dimaksud yaitu ilmiah, artistik, dan klinik serta pendekatan
yang bertitik tolak pada psikologi belajar, yaitu psikologi humanistik, kognitif, dan
behavioral.
DAFTAR PUSTAKA
Glick, C. S.-G. (1995). Supervisionof Instruction : A Developmental Approach. Boston:
Allyn and Bacon.
Pidarta, M. (2009). Supervisi Pendidikan Konstekstual. Jakarta: Rhineka Cipta.
Purwanto, N. (2003). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Rifai, M. M. (1982). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars.
Sagala, S. (2010). Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sahertian. (2008). Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.